Tugas Individu [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU M5 TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN



Disusun Oleh: Nama



: Erie Jeremi Frianto Pratama Siahaan



NIM



: 195040201111139



Kelas



:J



Dosen Pengampu



: Kurniawan Sigit W



PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PETANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2021



BAB I LATAR BELAKANG Lahan adalah suatu tempat yang digunakan sebagai usaha pertanian. Pekerjaan untuk menilai suatu lahan disebut dengan kemampuan lahan. Kemampuan lahan adalah kemampuan suatu lahan untuk digunakan sebagai usaha pertanian yang paling intensif, termasuk penentuan tindakan pengelolaannya, tanpa menyebabkan lahan menjadi rusak. Tanah yang baik adalah tanah yang memiliki produktivitas tinggi akan mampu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Menurut Agustian dan Bistok (2018), kesuburan tanah merupakan penunjang dalam kegiatan budidaya dimana penilaian kesuburan tanah dapat dilihat dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta komposisi keberadaan unsur hara yang ada sehingga semakin tinggi nilai kesuburan tanah maka kegiatan usahataninya akan semakin baik. Akan tetapi, kesuburan tanah bukanlah patokan dalam sektor pertanian karena terdapat batasan-batasan dalam sebuah lahan yang akan menjadi penghambat kegiatan budidaya. Salah satu faktor yang dapat menghambat produktivitas lahan yaitu erosi. Erosi merupakan salah satu dari sekian banyak permasalalahan yang dapat mengganggu produktivitas lahan. Erosi merupakan proses penghanyutan tanah oleh desakan-desakan atau kekuatan air dan angin, baik yang berlangsung secara ilmiah atau pun sebagai akibat tindakan atau perbuatan manusia. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan erosi yaitu erosivitas hujan, erodibilitas tanah, panjang dan kemiringan lereng, vegetasi dan manusia. Erosivitas hujan merupakan kemampuan potensial hujan untuk menyebabkan degradasi tanah akibat erosi dimana curah hujan merupakan faktor iklim yang paling besar menyebabkan erosi, karena air hujan memiliki berat sekitar 800 kali lebih berat dibanding udara, setengah hingga sepertiga berat batuan dan sama berat dengan lapisan atas tanah yang terlepas (Osok et al., 2018). Sedangkan erodibilitas tanah merupakan faktor yang menentukan kehilangan tanah yang sangat bergantung terhadap bahan organik, sifat fisik, permeabilitas, struktur, tekstur dan konsistensi tanah (Siswanda et al., 2020). Menurut Pahlevi et al. (2018), semakin besar nilai erodibilitas suatu tanah maka menandakan bahwa tanah tersebut sangat rentan akan terjadi erosi yang disebabkan oleh hujan. Oleh karena itu, adanya kondisi tersebut maka perlu dilakukan pendugaan erosivitas hujan dan erodibilitas tanah untuk mengetahui potensi erosi dengan memerhatikan faktor-faktor yang menyebabkan erosi. Faktor-faktor tersebut yaitu pengelolaan lahan, vegetasi, kemiringan dan panjang lereng, serta iklim yang berupa curah hujan dimana hasil pendugaan tersebut maka akan dapat menentukan tingkat erosi dan tindakan konservasi yang dapat dilakukan agar erosi dapat ditekan dan produktivitas lahan kembali meningkat (Alie, 2015)



BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN PENDUGAAN EROSIVITAS HUJAN



Berikut merupakan hasil perhitungan erosivitas hujan dan data hujan tahun 2016 (absen 13) Tanggal Pengamatan



Jan



Feb



Mar



Apr



Mei



Jun



Jul



Agst



Sep



Okt



Nov



Des



1



0



0



41



0



0



0



0



0



0



0



0



80



2



0



13



4



0



8



0



0



0



0



0



0



10



3



4



31



79



0



3



0



0



0



0



0



0



14



4



0



225



0



0



20



0



0



0



0



0



0



0



5



0



0



113



45



0



0



0



0



0



0



0



19



6



41



0



4



0



5



0



0



0



0



0



0



0



7



76



0



51



0



0



0



0



0



0



0



0



10



8



35



0



4



0



0



0



0



0



0



0



0



0



9



0



0



104



0



7



16



0



0



0



0



0



26



10



0



0



0



0



0



5



0



0



0



0



0



16



11



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



5



12



93



0



0



22



0



0



33



0



0



0



0



0



13



5



0



13



0



0



0



0



0



0



0



0



0



14



13



0



34



12



0



0



0



0



0



0



0



39



15



0



0



28



0



0



0



0



0



0



0



0



0



16



8



29



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



17



10



7



0



0



3



0



0



0



0



0



0



0



18



0



42



31



0



0



0



0



0



0



0



0



0



19



3



0



59



0



8



0



0



0



0



0



0



28



20



0



15



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



21



0



24



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



22



4



0



22



0



0



0



0



0



0



0



0



0



23



0



23



56



0



0



0



0



0



0



0



30



0



24



6



16



0



0



3



0



7



0



0



0



0



15



25



15



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



0



26



20



8



0



0



0



0



0



0



0



0



41



0



27



59



57



0



0



0



0



0



0



0



0



46



49



28



0



0



0



12



3



0



0



0



0



0



39



25



29



0



9



26



13



0



0



0



0



0



0



0



0



30



0



0



27



0



24



0



0



0



0



0



35



0



31



0



0



9



0



0



0



0



0



0



0



0



0



Total



392



499



705



104



84



21



40



0



0



0



191



336



Hari Hujan



15



13



18



5



10



2



2



0



0



0



5



13



Hujan Max



93



225



113



45



24



16



33



0



0



0



46



80



Setahun =



2372



 Hasil dan pembahasan pendugaan erosivitas hujan adalah pada bulan Agustus hingga Oktober tidak ada hari hujan sehingga tidak ada CH



 Perhitungan erosivitas hujan harian menurut Bols (1978), Mj*mm/(ha*jam) = Megajoule mm / ha jam



Tanggal



Jan 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Feb Mar Apr Mei Jun Juli 0 0 49,55775 0 0 0 0 5,482575 0,536371 0 2,114149 0 0,536371 29,28572 163,7176 0 0,302831 0 0 933,0211 0 0 12,65875 0 0 0 304,9034 58,93107 0 0 49,55775 0 0,536371 0 0,834986 0 152,8491 0 74,26036 0 0 0 36,83458 0 0,536371 0 0 0 0 0 264,5534 0 1,624577 8,216572 0 0 0 0 0 0 25,80265 1,624577 51,83576 0 7,247309 17,97705



0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0



Des 167,4032 3,279408 6,33577 0 11,46463 0 3,279408 0 20,95348



0 0 0 0,834986 0 0 0 0 0 0 0 15,21066 0 0 32,96433 5,482575 0 0 0 0 34,87574 4,688356 0 0 0 24,13569 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0,302831 0 0 29,28572 0 0 0 0 96,93752 0 2,114149 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0



8,216572 0,834986 0 0 45,13494 0 0 0 0 24,13569 0 0



10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



0 0 218,0344 0,834986 5,482575 0 2,114149 3,279408 0 0,302831 0 0



22 23 24 25 26



0,536371 0 15,21066 0 16,56733 88,14408 1,197957 8,216572 0 7,247309 0 0 12,65875 2,114149 0



0 0 0 0 0 0,302831 0 0 0 0



0 0 0 0 0 0 27,51949 0 0 1,624577 0 7,247309 0 0 0 0 0 0 49,55775 0



27 96,93752 91,03735 0 0 0 0 28 0 0 0 4,688356 0,302831 0 29 0 2,665984 20,95348 5,482575 0 0 30 0 0 22,51913 0 17,97705 0 31 0 0 2,665984 0 0 0 588,4041 1192,878 1198,812 89,00102 38,53498 9,051558



Total Hari Hujan Setahun



15 3758,41



13



18



5



10



Nov



2



0 0 0 0 0 34,5889 2



61,38187 68,98565 45,13494 19,43928 0 0 36,83458 0 0 0 220,4286 386,7103 5



13



 Perhitungan erosivitas hujan harian menurut Utomo (1989) Rh = -4.41 + 10.26 * CHh (Mj*mm/(ha*jam)) Tanggal 1 2 3 4 5 6 7 8 9



Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli Nov Des -4,41 -4,41 37,656 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 77,67 -4,41 8,928 -0,306 -4,41 3,798 -4,41 -4,41 -4,41 5,85 -0,306 27,39 76,644 -4,41 -1.322 -4,41 -4,41 -4,41 9,954 -4,41 226,44 -4,41 -4,41 16,11 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 111,53 41,76 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 15,08 37,656 -4,41 -0,306 -4,41 0,72 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 73,566 -4,41 47,916 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 5,85 31,5 -4,41 -0,306 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 102,29 -4,41 2,772 12,006 -4,41 -4,41 22,266



10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21



-4,41 -4,41 91,008 0,72 8,9 -4,41 3,798 5,85 -4,41 -1,332 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 25,344 2,772 38,682 -4,41 10,98 20,214



-4,41 -4,41 -4,41 8,928 30,474 24,318 -4,41 -4,41 27,396 56,124 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 18,162 -4,41 7,9 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -1,332 -4,41 3,798 -4,41 -4,41



0,7 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 29,448 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



12 0,72 -4,41 -4,41 35,604 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 24,318 -4,41 -4,41



22 23 24 25 26



-0,306 -4,41 1,746 10,98 16,11



-4,41 19,188 12 -4,41 3,798



18,162 53,046 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -1,332 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 2,77 -4,41 -4,41



-4,41 26,37 -4,41 -4,41 37,656



-4,41 -4,41 10,98 -4,41 -4,41



27 28 29 30 31



56,124 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



54,07 -4,41 4,8 -4,41 -4,41



-4,41 -4,41 22,266 23,292 4,8



-4,41 7,9 8,9 -4,41 -4,41



42,786 35,604 -4,41 31,5 -4,41



45,86 21,24 -4,41 -4,41 -4,41



375,226



586,594



-30,038



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41 115,184



-4,41 -4,41 -4,41 -4,41 -4,41



265,454 117,546



-4,41 -1,332 -4,41 20,214 -4,41 1371,19



-95,672



59,256



208,012



Total Setahun



 Perhitungan erosivitas hujan bulanan menurut Bols (1978)



R = 6.119 (CHb)1.21(HHb) -0.47 (MaxCHb) 0.53 BULAN CHB HHb Hujan Max RB



JAN 39,2 1,5



FEB 49,9 1,3



MARET 70,5 1,8



APRIL 10,4 0,5



MEI 8,4 1



JUNI 2,1 0,2



JULI 4 0,2



NOV 19,1 0,5



DEC 33,6 1,3



9,3



22,5



11,3



4,5



2,4



1,6



3,3



4,6



8



2891,63



319,873



1396,657 3195,107 9923,316



TOTAL



127,8116 41,04548 131,3716 675,2686 1144,551



 Perhitungan erosivitas hujan bulanan menurut Utomo dan Mahmud (1984)



R = 10.80 + 4.15 CHb BULAN CHB RB



JAN 39,2 173,48 1113,98



TOTAL



FEB 49,9 217,885



MARET 70,5 303,375



APRIL 10,4 53,96



MEI 8,4 45,66



JUNI 2,1 19,515



JULI 4 27,4



NOV 19,1 90,065



DEC 33,6 150,24



 Rb = 2.21 (CHb)1.36 BULAN CHB RB TOTAL



JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI JULI NOV DEC 39,2 49,9 70,5 10,4 8,4 2,1 4 19,1 33,6 324,5348 450,6185 720,9904 53,40201 39,94037 6,061924 14,56109 122,0668 263,1563 1995,332



 Rb = -8.79 + (17.01*CHb) (Utomo, 1989) BULAN CHB RB TOTAL



JAN 39,2 256,002 1437,292



FEB 49,9 331,009



MARET 70,5 475,415



APRIL 10,4 54,114



MEI 8,4 40,094



JUNI 2,1 -4,069



JULI 4 9,25



NOV 19,1 115,101



Rb = Erosivitas Hujan Bulanan (Mj*mm / Ha*jam) CHb = Curah hujan selama sebulan (cm) HHb = Jumlah Hari Hujan selama sebulan Max CHb = Curah hujan maksimum yang terjadi dalam bulan tersebut (cm)



 Perhitungan erosivitas hujan tahunan menurut Bols (1978)



Rt



=



DEC 33,6 216,746



= = 366,277098018354 Mj*mm / Ha*jam Perlu diketahui bahwa nilai CHt pada Bols dihitung dalam mm CHt = Curah Hujan selama setahun (mm) 



Rt



= 2.34 * (CHt)1.98 = 2.34 * (237,2)1.98 = 50434,4252165479 Mj*mm / Ha*jam



CHt = Curah Hujan selama setahun (cm)







Rt



= 38.5



+ 0.35 (CHt)



= 38.5 + 0.35 (237,2) = 83,02 *mm / Ha*jam CHt = Curah Hujan selama setahun (mm)



Rumus Bols adalah rumus yang memiliki persamaan yang lebih akurat karena menggunakan rumus yang lebih kompleks dibandingkan rumus Utomo. Rumus Bols memanfaatkan fungsi kuadrat dan fungsi-fungsi lainnya sehingga bisa menentukan pukulan air hujan yang lebih sesuai dibandingkan rumus Utomo. Menurut Mohamadi dan Kavian (2015) air hujan berkaitan dengan erosi melalui hubungan linear pada jumlah yang sedikit, tetapi pada jumlah besar, hubungannya cenderung menjadi non-linear (kuadrat), maka dari itu, semakin tingginya perbedaan volume, jumlah tanah yang terangkut serta volume air yang tumpah menjadi tidak sebanding. Air hujan sangat berpengaruh dalam memecah agregat dan partikel tanah sehingga kecepatan yang tinggi tentunya akan menghasilkan pemecahan partikel tanah yang kemudian ikut terangkut oleh air melalui run-off atau limpasan permukaan. Jumlah erosi yang diperbolehkan penting dalam penentuan teknik konservasi yang dilakukan. Erosivitas hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan banyaknya run-off dan juga tercerai berainya partikel tanah sehinggat resiko tanah untuk terangkut air menjadi tinggi. Hasil perhitungan erosivitas tertinggi terdapat pada rumus erosivitas Bolls dengan total hasil 50434,4252165479 Mj mm / ha jam. Nilai tersebut menunjukkan angka yang besar dan memiliki resiko menyebabkan erosi yang cukup besar. Namun untuk perhitungannya perlu menganalisa menggunakan rumus lain yang ada seperti EDP atau erosi yang diperbolehkan dimana penentuannya melibatkan faktor-faktor terjadinya erosi.



BAB 3 PERHITUNGAN FAKTOR K (Soil Erodibility Factor)



Data Erodibilitas Tanah No absen Mhs



Kode



13



M. S1



Pasir



Pasir kasar



Pasir Halus



Debu



Liat



C-Organik



Permeabilitas



%



%



%



%



%



%



cm / jam



61



36



25



27



12



1,76



15



Struktur Tanah granuler sangat halus



100K = 1.292 * (2.1* M1.14 *(10-4) *(12-a) + 3.25*(b-2)+ 2.5* (c-3)) 100K = 1.292* (2.1* M1.14 *(10-4) *(12-a) + 3.25*(b-2)+ 2.5* 100K = 1.292 (2.1*((19+22)*(100-22))1.14*(10-4)*(12-(2.82*1.724)) + (3.25*(2-2)) + 2.5*(2-3)) K = 42 / 100 K = 0,42 Ket: K = Erodibilitas tanah M = Persentase pasir sangat halus dan debu | (%pasir halus + %debu) (100-%liat) | a = Persentase bahan organik (%C organik * 1.724) b = Kode struktur tanah c = Kode kelas permeabilitas tanah



Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa tekstur tanah yang didapat adlah sandy loam atau lempung berpasir dengan terkstur pasir yang paling dominan yakni 61%, liat 12% dan debu 27%. Tekstur tanah dengan kategori tersebut menunjukkan bahwa tanah memiliki karakteristik tanah pasir, tetapi juga mampu mempertahankan agregat karena sifat dari tanah liat. Hasil perhitungan nomograf diketahui tidak berbeda jauh dengan perhitungan menggunakan rumus. Hal tersebut dikarenakan jenis data (karakteristik tanah) yang digunakan keseluruhan hampir sama sehingga pada saat pengolahan data hasilnya tidak jauh berbeda. Tekstur lempung berpasir juga berpengaruh terhadap kandungan bahan organik yang ada di lahan. Umumnya pada tanah pasir memiliki kandungan bahan organik yang rendah karena mudah tercuci. Namun, karena terdapat partikel tanah maka tanah di lahan menjadi cukup subur, salah satunya kandungan bahan organiknya.



BAB 4 PERHITUNGAN FAKTOR LS (Slope Length and Steepness Factor) Data Observasi



F



F



E



E B



E A



B



A



D C



A



A F



Distribusi Satuan Peta Lahan Tabel Hasil Survey



A B C D E F



L panjang lereng (m) 500 300 250 150 100 100



(√ )



Perhitungan LS pada SPL A



S kemiringan lahan% 2 10 25 40 55 105



kedalaman tanah (cm) 120 120 120 65 120 90



(ton / Ha)



LS



(√ )



LS



(√



)



LS LS = 4.767 * (1.202 / 6.574) LS = 4.767 * 0.1828 = 0.872 ton / Ha Hasil Perhitungan



A Kecuraman FAKTOR LS (ton / ha)



Rendah 0.871663



B



Satuan Peta Lahan (SPL) C D E



Berombak



Berbukit



Curam



Curam



4.342093 17.84722 32.26421 47.67504



F Ekstrim Curam 164.102



FAKTOR CP (Crop Management and Tillage Practice Factor) Indeks C Tanaman Jagung = 0.64 Indeks P SPL (A + B + C + D + E + F) / 6 = (0.4 + 0.6 + 0.8 + 0.9 + 0.9 + 0.6) / 6= 0.7 Nilai faktor LS adalah rasio banyaknya tanah yang hilang atau tererosi dari suatu petak dengan panjang dan kelerengan tertentu dan dalam perhitungan nilai LS dapat diketahui nilai paling rendah pada SPL A pada tingkat kelerengan 2%, dan paling tinggi pada SPL F dengan kelerengan 105%. Kelerengan diketahui merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap erosivitas faktor LS pada SPL. Semakin tinggi kelerengan dan juga semakin rendah panjang lereng akan menyebabkan tingkat erosi semakin besar. Sesuai dengan pendapat Bergsma (2000) Kelerengan yang sangat curam dan panjang lereng yang rendah akan membuat tanah cepat terangkut keluar dari lahan, sehingga perlu dilakukan teknik konservasi untuk memotong lereng salah satunya dengan pembuatan teras bangku. Teras bangku dan budidaya tanaman penutup tanah penting dalam teknologi konservasi karena mampu mengurangi resiko akibat faktor LS melalui perbaikan faktor C dan P. Faktor C merupakan kemampuan tanaman penutup tanah dalam menahan erosi, begitupun faktor P merupakan faktor penerapan pengolahan lahan terhadap erosi yang dihasilkan. Analisa perhitungan faktor R, K, LS, C dan P selanjutnya perlu dilakukan perhitungan erosi aktual yang ada di lahan (A). perhitungan tersebut dapat dilakukan dengan mengalikan keseluruhan faktor erosi. Setelah perhitungan rumus erosi actual selesai maka hasilnya dapat dibandingkan terhadap erosi yang diperbolehkan (Edp), dimana apabila erosi aktual lebih rendah dibandingkan Edp, maka



pengelolaan yang dilakukan tidak akan menurunkan produktivitas lahan akibat erosi. Namun, apabila erosi aktual lebih tinggi dibandingkan Edp, maka perlu dilakukan teknik konservasi sesuai faktor erosi yang tinggi.



DAFTAR PUSTAKA Agustian, I. dan Bistok H. S. 2018. Penilaian Status Kesuburan Tanah dan Pengelolaannya di Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Jawa Tengah. Prosiding Konser Karya Ilmiah Nasional. Halaman 255-264. Alie, M. E. R. 2015. Kajian Erosi Lahan pada DAS Dawas Kabupaten Musi Banyuasin – Sumatera Selatan. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 3 (1): 749 -754. Osok, R. M., Silwanus M.T. dan Ellisa J. G. 2018. Analisis Faktor –Faktor Erosi Tanah dan Tingkat Bahaya Erosi dengan Metode Rusle di DAS Wai Batu Merah Kota Ambon Provinsi Maluku. Jurnal Budidaya Pertanian, 14(2): 8996. Pahlevi, R. S., Harjuni H. dan Shalaho D. D. 2018. Studi Tingkat Erodibilitas Tanah pada PIT 3000 Blok 3 PT. Bharinto Ekatama Kabupaten Kutai Barat Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Teknologi Mineral, 6(1): 17-20. Siswanda, Muhammad I. L. P., Hary F. dan Maijem S. 2020. Tingkat Erodibilitas Tanah di Daerah Aliran Sungai Bayang Sari. Jambura Geoscience Review, 2(1): 50-57.



LAMPIRAN