Tugas Ke 2 Btcls Smart Emergency [PDF]

  • Author / Uploaded
  • saif
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS PELATIHAN BT&CLS SMART EMERGENCY NAMA



:



NO.ABSEN



:



INSTANSI



:



Setelah mempelajari materi yang disampaikan pada sesi learning (physical distanching), peserta Pelatihan Basic trauma and cardiac life support diharapkan mampu menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini. Jawablah pertanyaan tersebut sesuai dengan pendapat yang anda pahami setelah mengikuti pembelajaran. Setelah menjawab dan menyelesaikan tugas, peserta wajib mengubah menjadi PDF dan mengunggah melalui link berikut ini: http://www.bit.ly/tugas-pelatihan-btcls pada hari kedua maksimal pukul 21.00 WIB dengan format file “No.absen_nama lengkap peserta”



1. Trauma Capitis Pada kasus Trauma Capitis atau Kepala, ada berapa tingkat kesadaran dan GCS..? Jelaskan masing-masing poin-nya..!! Jawaban : Ada 7 tingkat kesadaran a. Composmentis, yaitu kondisi seseorang yang sadar sepenuhnya, baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat menjawab pertanyaan yang ditanyakan pemeriksa dengan baik. b. Apatis, yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh tak acuh terhadap lingkungannya. c. Delirium, yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan gerakan, siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak gaduh gelisah, kacau, disorientasi serta meronta-ronta. d. Somnolen yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun masih dapat sadar bila dirangsang, tetapi bila rangsang berhenti akan tertidur kembali.



e. Sopor, yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang dalam, namun masih dapat dibangunkan dengan rangsang yang kuat, misalnya rangsang nyeri, tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan baik. f. Semi-coma yaitu penurunan kesadaran yang tidak memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak dapat dibangunkan sama sekali, respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit, tetapi refleks kornea dan pupil masih baik. g. Coma, yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam, memberikan respons terhadap pertanyaan, tidak ada gerakan, dan tidak ada respons terhadap rangsang nyeri. Tingkat kesadaran tertinggi atau bisa dibilang terjaga sepenuhnya, berada di skala 15. Sementara yang terendah atau yang dikatakan koma, berada di skala 3. Untuk mengetahuinya skala GCS, tim medis akan melakukan pengecekan sebagai berikut: Mata Nilai GCS yang dievaluasi melalui pemeriksaan mata: - Jika tim medis meminta membuka mata dan merangsang seseorang dengan nyeri tapi mata orang tersebut tidak bereaksi dan tetap terpejam, maka poin GCS yang didapat yaitu 1. - Jika mata terbuka akibat rangsang nyeri saja, poin GCS yang didapat yaitu 2. - Jika mata seseorang terbuka hanya dengan mendengar suara atau dapat mengikuti perintah untuk membuka mata, poin GCS yang didapat yaitu 3. - Jika mata terbuka secara spontan tanpa perintah atau sentuhan, maka poin yang didapat yaitu 4. Suara Nilai GCS yang dievaluasi dalam pemeriksaan respons suara: - Jika seseorang tidak mengeluarkan suara sedikitpun, meski sudah dipanggil atau dirangsang nyeri, maka orang tersebut mendapat poin 1. - Jika suara yang keluar seperti rintihan tanpa kata-kata, poin yang didapat yaitu 2. - Seseorang dapat berkomunikasi tapi tidak jelas atau hanya mengeluarkan kata-kata tapi bukan kalimat yang jelas, poin GCS yang didapat yaitu 3. - Jika seseorang dapat menjawab pertanyaan dari tim medis tapi pasien seperti kebingungan atau percakapan tidak lancar, maka poin yang didapat adalah 4. - Seseorang dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan dengan benar dan sadar penuh terhadap orientasi lokasi, lawan bicara, tempat, dan waktu, maka poin yang didapat yaitu 5. Gerakan Nilai GCS yang dievaluasi dalam pemeriksaan respons gerakan: - Tidak ada respons gerakan tubuh walau sudah diperintahkan atau diberi rangsangan nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 1. - Seseorang hanya dapat mengepalkan jari tangan dan kaki, atau menekuk kaki dan tangan saat diberi rangsangan nyeri, poin yang didapatkan adalah 2.



- Seseorang hanya menekuk lengan dan memutar bahu saat diberi rangsangan nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 3. - Seseorang dapat menggerakkan tubuh menjauhi sumber nyeri ketika dirangsang nyeri, poin GCS yang diperoleh yaitu 4. Contohnya, seseorang dapat menjauhkan tangan ketika dicubit. - Bagian tubuh yang tersakiti dapat bergerak dan orang yang diperiksa dapat menunjukkan lokasi nyeri, poin GCS yang didapat yaitu 5. Contohnya ketika tangan diberi rangsangan nyeri, tangan akan mengangkat. - Seseorang dapat melakukan gerakan ketika diperintahkan, poin GCS yang didapatkan yaitu 6. Skala GCS didapat dari menjumlahkan tiap poin yang diperoleh dari ketiga aspek pemeriksaan di atas. 



2. Trauma Thorax and Abdoment Pasien Tn. J diketahui umur 45 thn mengalami kecelakaan dan terdapat jejas di dada sebelah kiri, terjadi peningkatan teknan JVP sebelah kiri, dan terjadi deviasi trakea kesebelah kanan, RR 37 x/mnt, HR 125 x/mnt, TD 160/90 MmHg, pasien pucat, akral dingin, CRT 4 dtk, ada jejas di Abdomen akibat trauma tumpul, dari data diatas pasien mengalami kasus trauma dengan...? Jelaskan langkah-langkah yang anda lakukan..!! Jawaban : Pasien mengalami kasus trauma dengan tension pneumothoraks Untuk penangananya sendiri ,dengan cara Needle Thorakosintesis/needle dekompresi.Untuk langkah-langkahnya : Tentukan garis mid-axila anterior,jarum besar di tusukan pada IC 4 atau 5. Sesaat setelah insersi,udara akan mendadak keluar dan tekanan dada akan berkurang. Katup satu arah dapat di pasangkan pada kateter jarum untuk mencegah masuknya udara atau katup dapat di buat dengan mudah dan sederhana dengan menggunakan potongan jari sarung tangan steril lalu lubangi pada ujungya.



3. Trauma Thermal Kasus 1: Pasien laki-laki 40 th (65 Kg) masuk UGD dengan luka bakar 2 jam setelah kejadian LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 15 Tetes/menit..? Jawaban : 4 cc x 65kg BB x 20 % = 5200 cc / 24 jam Resusitasi awal = 5200:2 = 2600 cc = 2600 : 4 x 6 (8-2) = 2600 : 24 = 108 tpm Kasus 2: Pasien anak-anak 15 th (25 Kg) masuk UGD dengan luka bakar sesaat setelah kejadian, LUKA BAKAR Derajat II, luas luka bakar 20 %, Berapa jumlah cairan yang diberikan sebagai resusitasi awal, jika kecepatan 20 Tetes/menit..? Jawaban :



(2cc x 25kg BB x 20 %) + (10kg BB x 100 cc) + (10 kgBB x 50 cc) + (5 kgBB x 10 cc) /24 jam = (1000 + 1000 + 500 + 50) / 24 jam = 2550 cc / 24 jam = resusitasi awal = 2550 : 2 = 1275 cc = 1275 : 3 x 8 = 1275 :24 = 53,125 = 53 tpm



4. Mechanism Of Trauma Dalam Mechanism of Trauma terdapat beberapa klasifikasi trauma, tolong jelaskan yang termasuk Klasifikasi Trauma Tumpul dan kemungkinan cidera yang terjadi..!! Jawaban : Klasifikasi trauma tumpul : trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga peritoneum. Luka pada abdomen bisa di sebabkan oleh jatuh,kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera akibat berolahraga, benturan, ledakan, kompresi/sabuk pengaman . Kemungkinan cedera yang terjadi yaitu : Fase 1 :  Patah tulang paha karena menahan beban yang berlebihan  Disklikasi sendi panggul  Dislokasi lutut Fase 2  Cedera abdomen : perlukaan/ruptur pada organ  Cedera dada : patah tulang rusuk, patah tulang dada,paru-paru,jantung dan aorta Fase 3  Cedera kepala  Patah tulang leher Fase 4  Fraktur servikal – koksigis  Patah tulang leher – tanpa head rest  Multiple trauma 5. Konsep ECG



Jawaban Irama HR Gel. P Interval PR Gel. QRS



: reguler : 150 x/menit : normal : normal : normal



6. Acute Coronary Syndrome (ACS) Pasien Tn. B umur 50 thn mengalami nyeri dada, nafas terasa sesak dan nyeri, diketahui dari hasil ECG pasien tersebut mengalami STEMI, apa yang mendasari bahwa pasien Tn.B mengalami STEMI dan terapy apa yang harus diberikan sesegera mungkin dalam kurun waktu < 3 jam...? Jelaskan Jawaban : Pasien mengalami nyeri dada disertai sesak nafas dan hasil dari EKG kemudian pasien diberikan terapi segera dengan pemberian terapi fibrinolotik (reperfusi farmakologi) atau PPCI/PRIMARY PERCUTANEOUS CORONARY INTERVENTION (reperfusi mekanik) Strategi invansif bukanlah pilihan (contoh:kurangnya akses ke fasilitas PCI atau akses vascular sulit) atau terlambat dari 60 menit.



7. Terapy Elektrik and Management Team Apa itu Synchronize dan Unsyinchronize, dan irama apa saja yang termasuk kedalam golongan Synchronize dan Unsyinchronize, serta Jelaskan cara kerja Team Dynamic..!! Jawaban : Synchronize/Sinkronisasi kardioversi adalah SHOCK ENERGI RENDAH yang menggunakan sensor untuk menyalurkan tenaga listrik yang disinkronkan dengan puncak kompleks QRS (titik tertinggi dari gelombang R ). Unsynchronize cardioversion/ kardioversi tidak sinkron (defibrilasi) adalah SHOCK ENERGY TINGGI yang disampaikan segera setelah tombol shock di tekan pada defibrillator. Ini berarti bahwa shock mungkin jatuh secara acak di mana saja dalam siklus jantung (kompleks QRS). Kardioversi tidak sinkron (defibrilasi) digunakan bila tidak ada aktivitas terkoordinasi intrinsik listrik di jantung (pulseless VT / VF) atau defibrillator gagal untuk menyinkronkan pada pasien yang tidak stabil. Irama : Ventricular Fibrillasi, Ventrikular Takikardia, Supra Ventrikular Takikardia, Atrial Fibrillasi, Atrial Flutter. Cara kerja TEAM DYNAMIC Peran & tanggung jawab yang jelas Memahami keterbatasan masing-masing Intervensi konstruktif Saling berbagi pengetahuan Review & reevaluasi Closed loop communication Informasi yang jelas Saling menghormati Debreafing



8. TRIAGE Pada kondisi bencana ada istilah START, Jelaskan istilah tersebut dan cara pengaplikasian dari Metode START tersebut..!! Jawaban :



SIMPLE, TRIAGE, AND, RAPID, TREATMENT Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori : 1. Prioritas 1 – Merah Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pernapasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental 2. Prioritas 2 – Kuning Merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung.



3. Prioritas 3 – Hijau Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai ‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri. 4. Prioritas 0 – Hitam Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan. Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan sebagai berikut : 1. Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU. 2. Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa : 3. Pernapasan : a. Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH. b. Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri label MERAH, bila tidak beri HITAM. c. Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler. 4. Waktu pengisian kapiler : a. Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan besar bila ada. b. Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.



c. Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi jaringan sudah menurun. 5. Pemeriksaan status mental : a. Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana b. Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri MERAH. c. Bila mampu beri KUNING.



9. Evakuasi dan Rujukan Moving Equipment adalah alat untuk memindahkan pasien, alat apa saja yang di perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal, serta jelaskan protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan..!! Jawaban : Alat yang di perbolehkan untuk memindahkan pasien dengan Suspect Trauma Spinal : - Long spine board - Scoop stretcher - stretcher Protokol rujukan ke Rumah Sakit tujuan: a. sebelum melakukan rujukan harus melakukan komunikasi dengan memeberikan informasi ke RS Rujukan tentang: a) identitas b) hasil anamnesis c) penemuan awal pemeriksaan dengan respon terapi b. sebelum dirujuk stabilkan ABCD c. informasi untuk petugas pendamping: a) pengelolaan jalan napas b) cairan yang akan / telah diberikan c) prosedur khusus yang diperlukan d) GCS, resusitasi, dan perubahan lain d. Pengelolaan selama transport a) Monitor TTV b) Bantu kardio respirasi bila perlu c) Pemberian darah bila perlu e. Dokumentasi



~ Selamat Mengerjakan ~