TUGAS Kekurangan Dan Kelebihan Teknik Wawancara [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama: Siti Azizah Asnaini NIM : 70200112016 PKIP UIN Alauddin Makassar 1. Apa kekurangan dan kelebihan teknik wawancara? a. Kelebihan metode wawancara 1) Flexibility. Pewancara dapat secara luwes mengajukan pertanyaan sesuai dengan situasi yang dihadapi pada waktu itu. Bila menginginkan informasi yang mendalam, maka dapat dilakukan “probing”. Jika ingin memperoleh informasi tambahan, maka dapat mengajukan pertanyaan tambahan. Dan jika sebuah pertanyaan yang ditanyakan pada waktu itu dianggap kurang tepat, maka peneliti dapat menundanya. 2) Response rate. Maknanya, wawancara cenderung ditanggapi secara lebih baik dibandingkan dengan kuesioner. Responden yang tidak mampu menulis atau membaca tetap dapat menjawab pertanyaan, demikian pula dengan mereka yang malas menulis. Banyak responden yang lebih menyukai mengeluarkan pandangannya secara lisan daripada tulisan. 3) Nonverbal behavior. Pewawancara dapat mengobservasi perilaku nonverbal responden, misalnya rasa suka, rasa tidak suka, atau perilaku lainnya pada waktu pertanyaan diajukan dan dijawab oleh responden. 4) Control over environment. Pewawancara dapat mengatur lingkungan dimana wawancara dilakukan, misalnya di ruangan tersendiri, atau tanpa kehadiran orang lain. Hal ini mencegah terjadinya jawaban yang diintervensi pihak lain. 5) Question order. Pertanyaan dapat diajukan secara berurutan sehingga responden dapat memahami maksud penelitian secara lebih baik. Hal ini juga dapat menjamin pertanyaan dapat terjawab semuanya, kecuali jika memang pihak respondennya tidak bersedia menjawabnya. 6) Spontaneity. Pewawancara dapat merekam jawaban-jawaban yang spontan. Dalam beberapa kasus, jawaban spontan dapat lebih jujur dan informatif. 7) Respondent alone can answer. Jawaban tidak dibuat oleh orang lain tetapi responden yang telah kita tetapkan. 8) Completeness. Pewawancara dapat memperoleh jawaban atas seluruh pertanyaan yang diajukan. 9) Time of interview. Pewawancara dapat menyusun jadwal wawancara yang relatif pasti. Kapan, dimana, sehingga data yang diperoleh tidak keluar dari rancangan penelitian. 10) Greater complexity of questionnaire. Kuesioner umumnya berisikan pertanyaan yang mudah dijawab oleh responden. Melalui wawancara, dapat ditanyakan hal-hal yang rumit dan mendetail. b. Kekurangan metode wawancara 1) Time. Waktu wawancara tidak dapat dilakukan kapan saja. Kadang responden hanya punya waktu sedikit, sehingga untuk menjawab seluruh pertanyaan diperlukan beberapa kali wawancara.



2) Interview bias. Walau telah dilakukan tatap muka, namun kesalahan bertanya dan juga kesalahan mentafsirkan jawaban, masih dapat terjadi. Sering terjadi atribut (macam kelamin, etnik, status sosial, jabatan, usia, pakaian, penampilan fisik, dsb) responden dan juga pewawancara mempengaruhi jawaban. 3) Inconvenience. Karena kesibukan atau alasan lainnya, tidak sedikit responden mau diwawancarai. Namjun, karena telah janji, responden tetap mau menjawab pertanyaan walau dalam kondisi tertekan, sakit, atau mengalami gangguan lainnya. Dan hal tersebut berpengaruh pada kualitas jawaban. 4) Less anonymity. Dibanding melalui kuesioner, melalui wawancara, responden sukar menyembunyikan identitas dirinya. Artinya, pewawancara dapat dipandang mempunyai potensi yang dapat mengancam diri responden, sehingga jawaban harus dilakukan secara ekstra hati-hati. Apalagi jika jawabannya direkam melalui pita perekam. 5) Less standardized question wording. Pertanyaan sering kali kurang baku. Responden yang berbeda dapat ditanyakan dengan kalimat yang berbeda bahkan isinya berbeda pula. Fleksibilitas ternyata dapat merupakan kekuatan namun dapat pula merupakan kelemahan tenik wawancara. 2. Berapa teknik wawancara? Ada tiga jenis wawancara, yaitu wawancara terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur. a. Wawancara terstruktur (structured interview) digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu, dalam melakukan wawancara pewawancara telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun telah disiapkan. Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya. Dengan wawancara terstruktur ini pula, peneliti dapat menggunakan beberapa pewawancara sebagai pengumpul data. Tentunya, pengumpul data tersebut harus diberi training agar mempunyai kemampuan yang sama. b. Wawancara semistruktur (semistructure interview) sudah termasuk dalam kategori in-depth interview yang pelaksanaanya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan wawancara jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka dan pihak yang diajak wawancara diminta pendapatnya. Dalam melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh informan. c. Wawancara tidak berstruktur (unstructured interview) merupakan wawancara yang bebas dan peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. 3. Apa yang dimaksud dengan probing?



Probing adalah satu istilah yang digunaan bagi upaya menggali lebih mendalam dari keterangan yang diberikan informan. Ada dua cara untuk melakukan probing, yaitu dengan cara diam (the silent probe) dan dengan cara melakukan pertanyaan lanjutan (theechoprobe). 4. Apa fungsi probing? Ada dua fungsi utama probing, yaitu untuk memotivasi responden dalam mengelaborasi atau mengklarifikasi suatu jawaban ataupun untuk menjelaskan alasan atas jawaban yang diberikan dan dapat membantu fokus percakapan dalam topik khusus dari wawancara. Umumnya, untuk menggali keterangan yang lebih mendalam. Hal ini dilakukan: apabila jawaban tidak relevan dengan pertanyaan, apabila jawaban kurang jelas atau kurang lengkap dan apabila ada dugaan jawaban kurang mendekati kebenaran.