Tugas Kelompok Modul 11 [PDF]

  • Author / Uploaded
  • rima
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Makalah Kelompok



MODUL 11 HAKIKAT DISIPLIN KELAS Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Startegi Pembelajaran Di SD Dosen : Nursidik M,Pd KELAS : 1.I



Disusun Oleh: 1. Gina Almira



( 856749662)



2. Rima Selviani



( 856746477 )



3. Nopi Prianti



( 856753118 )



4. Dwi Rahma Aulia



( 856750144 )



UNIVERSITAS TERBUKA PALEMBANG TAHUN 2020



KATA PENGANTAR



Puji syukur ke hadirat Allah SWT, yang dengan berkah, rahmat, dan karuniaNya kami dapat membuat makalah moduk 11 tentang Disiplin Kelas. Materi ini merupakan salah satu materi yang ada di mata kuliah Startegi Pembelajaran SD. Dimana materi ini penting untuk dipelajari, dipahami, di laksanakan dalam pemebelajaran Di SD. Karena untuk menjadi guru yang professional kita harus belajar disiplin dalam semua kegiatan mengajar kita. Sehingga ilmu yang kita sampaikan ke anak didik kita bermanfaat dan untuk hasilnya itu mencapai tujuan / kompetensi tercapai Secara garis besar makalah ini membahas tentang pengertian disipli, macam-macam



disiplin,



Tujuan



disipli,



Disiplin



kelas



faktor-faktor



yang



mempengaruhi disiplin kelas, startegi penenaman dan penanganan disiplin kelas, kegiatan belajar ini mengajak kita guru untuk mengkaji materi yang ada dimodul 11. Dengan menguasi materi kegiatan belajar ini kita akan menjadi lebih yakin dalam menangani masalah disiplin di kelas. Oleh karena itu setelah menyelesaikan materi kegiatan belaqjar ini kita dapat menjelaskan apa itu Disiplin, dan bagaimana Menerapkan disiplin didalam kelas serta bagaimana kita sebagai guru yang professional dapat menangani disiplin dalam kelas. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga penulis mengundang saran, kritik, serta masukan dari pembaca sekalian. Palembang, Penulis



Oktober 2020



DAFTAR ISI SAMPUL........................................................................................................i KATA PENGANTAR....................................................................................ii BAB I



: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...................................................



BAB II



: PEMBAHASAN



KB. 1 Hakikat Disiplin A. Pengertian Didiplin …………………………………………. B. Tujuan Disiplin ………………………………………………. C. Jenis-jenis Disiplin ………………………………………….. D. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin ………………. E. Disiplin Kerja ………………………………………………… F. Manfaat Disiplin …………………………………………….. G. Disiplin Kelas ……………………………………………….. H. Faktor-faktor yag mempengaruhi disiplin kelas …………. I. Bentuk-bentuk disiplin kelas ………………………………. J. Tehnik disiplin kelas ………………………………………. K. Upaya menegakkan didiplin kelas………………………... KB 2 : Startegi Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas ................. 1) Pandangan terhadapa penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas 2) Startegi Penanaman Disiplin Kelas ................................... 3) Startegi Penanganan Disiplin Kelas .................................. BAB III



: PENUTUP A. Kesimpulan........................................................................



DAFTAR PUSTAKA......................................................................................



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Pada



masa



sekolah,



kita



sering



sekali



melihat



orang



tua,



guru



mendisiplinkan anak & anak murid mereka. Sebenarnya, mengapa sih kok harus di disiplin kan? Sepenting apa disiplin tersebut dalam kehidupan manusia ?Disiplin sendiri adalah 1 hal yang paling tidak disukai anak muda, remaja zaman sekarang. Keinginan untuk bebas dari anak muda sekarang adalah salah satu alasan. Mereka merasa disiplin itu tidak keren, disiplin itu mengganggu kehidupan mereka. Padahal disiplin tidak sesusah itu.Secara keseluruhan, disiplin dalam kehidupan sehari-hari  adalah sebuah perilaku dimana mengikuti norma kesusilaan, yang dimana kita bisa bertindak dengan kode etik yang dapat diterima oleh orang lain.Disiplin tidak jauh jauh dari yang namanya peraturan. Dalam kehidupan Anak muda zaman sekarang, mereka banyak memberi slogan seperti “Peraturan dibuat untuk dilanggar.” Jelas ini bukan lah sesuatu hal yang patut dibenarkan. Tidak disiplin sendiri berkaitan dengan pelanggaran yang di lakukan dan tidak menaati aturan yang ada. 1. Keselamatan Ini merupakan salah satu hal penting dalam ke disiplinan. Orang yang tidak disiplin akan mengancam nyawanya sendiri. Kedisiplinan yang menyangkut tentang keselamatan sendiri adalah kedisiplinan dalam berkendara. Jika kita merupakan seorang yang tidak terbiasa untuk disiplin, maka dalam hal satu ini kemungkinan besar kita juga tidak disiplin, Contoh dari tidak disiplin dalam berkendara; Ketika lampu merah menyala di sebuah perempatan, pasti karena satu alasan yaitu lampu hijau sedang menyala di salah satu jalur lainnya. Ketika kita tidak disiplin dengan menerobos lampu merah, maka nyawa kita sendiri taruhannya, pasti terjadi sebuah kecelakaan bisa jadi ada korban jiwa.



2. Mudah Mencari Pekerjaan Ketika kita menjadi seorang yang disiplin, orang lain akan melihat perilaku kita. Perusahaan akan mencari pekerja tidak hanya pekerjaan yang baik dan sempurna, mereka mencari pekerja yang disiplin. Dalam setiap perusahaan pasti memiliki peraturan yang harus di taat’i. Untuk kalian orang yang tidak terbiasa untuk disiplin, hal ini akan menjadi seakan susah. Tetapi sebaliknya untuk kalian yang menjadi seorang yang disiplin, maka hal ini akan mudah.1 hal  yang perlu diketahui, perusahaan tidak hanya mencari pekerja yang pintar, namun memiliki karakter yang baik, salah satunya dalam kedisiplinan. Salah satu contohnya adalah ketika anda menjadi karyawan dan staff suatu perusahaan, anda memiliki IQ yang sangat tinggi, namun anda sering terlambat. Maka, atasan anda akan meragukan anda.Contoh lainnya, ketika ada peraturan deadline pada pekerjaan anda, karena anda tidak terbiasa untuk disiplin, maka anda akan mengerjakan pekerjaan anda molor dan tidak sesuai deadline tersebut. Walaupun hasil pekerjaannya lebih bagus dari pada karyawan lain, namun hal ini akan menjadi salah satu pertimbangan kepala perusahaan anda untuk tetap mempekerjakan anda. 3. Kepercayaan Kepercayaan dari orang terdekat, komunitas, guru, teman, keluarga adalah suatu hal yang sangat penting dan susah membangunnya. Disiplin adalah salah satu cara membangun kepercayaan tersebut.Jika kita terbiasa untuk disiplin pada diri sendiri maka kita secara tidak langsung akan melakukannya dalam lingkungan masyarakat. Kepercayaan ini berarti seseorang tidak akan khawatir anda tidak melakukannya. Contoh nyata disiplin yang menunjang kepercayaan adalah integritas.Ketika anda merupakan seseorang yang berintegritas, maka atasan anda atau orang tua anda tidak akan berpikiran buruk terhadap anda. Namun jika pada kenyataannya anda adalah



, maka atasan anda akan terus



mengawasi anda agar tetap bekerja (ini di karenakan atasan anda mengerti anda suka menunda waktu), selain itu jika ada pekerjaan yang mendadak dan harus cepat selesai, atasan anda tidak akan memilih anda untuk mengerjakannya.



4. Belajar Dewasa dan Bertumbuh Jika anda menjadi seorang yang tidak disiplin, maka hidup anda tidak akan berubah. Anda tidak akan menjadi seseorang yang dewasa. Salah satu dari ciri dewasa adalah bertanggung jawab. Pribadi yang tidak disiplin pasti seseorang yang tidak bertanggung jawab.Seperti yang dikatakan di awal, disiplin berkaitan dengan peraturan. Tanggung jawab sendiri juga berkaitan erat dengan peraturan, jika peraturan tersebut dilanggar, maka ada harga yang harus dibayarkan.Anda akan tetap menjadi seseorang yang tidak bertanggung jawab, mengapa? Karena tidak akan ada orang yang mau memberikan kepercayaan kepada orang-orang yang tidak disiplin. Disiplin pada diri sendiri saja tidak bisa, apalagi dengan hal lain. 5. Pencapaian Cita-cita, Tujuan, Visi Jika anda adalah seorang yang tidak disiplin, maka anda tidak akan rajin berlatih, makan makanan yang sehat, olahraga berlari/ Jogging dengan teratur. Maka cita-cita anda sebagai seorang atlit bulu tangkis tidak akan terealisasikan. Hanya akan menjadi angan-angan. Kata disiplin sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Disiplin merupakan salah satu kebiasaan yang baik dalam pola hidup masyarakat secara umum. Tidak hanya itu, bahkan sebagian orang percaya bahwa disiplin dapat menjadi salah satu kunci sukses keberhasilan seseorang dalam menuntut ilmu dan dalam hal-hal yang lain. Karena pentingnya hal ini, setiap orang wajib mengetahui segala informasi tentang disiplin agar dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, salah satu pengertian disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Dalam pengertian disiplin tersebut, ada 2 kata kunci utama yakni taat (patuh) dan aturan (tata tertib). Hal ini dapat dimaknai bahwa disiplin tumbuh dari sikap patuh dalam diri seseorang untuk mengikuti aturan yang telah dibuat untuk diri maupun lingkungan sekitarnya.



BAB II PEMBAHASAN



A. HAKIKAT DISIPLIN KELAS KB. 1. DISIPLIN DAN DISIPLIN KELAS 1. DISIPLIN Disiplin adalah ketaatan terhadap peraturan. Jika definisi tersebut dapat kita sepakati , mari kita terapkan definisi tersebut pada contoh, berkaitan dengan disiplin. Pemerintah telah mencanangkan Gerakan Disiplin Nasional (GDN). Apa artinya ini? Pemerintah berupaya meningkatkan ketaatan masyarakat kepada aturan yang ada dengan segala bidang. Disiplin dalam berlalu lintas, menunggu giliran, membayar pajak, membuang sampah, bekerja dan sebagainya coba anda renungkan sejenak apakah anda sudah ikut berperan dalam menyukseskan Disiplin GDN. Jika iya, tetntu pengertian disiplin semakin mantap bagi anda. Anda tidak dapat menyebutkan arti disiplin, tetapi sekaligus sudah menerapkan bahkan mungkin sudah terbiasa disipli. a) Tujuan disiplin Penerapan disiplin mempunyai tujuan yang beragam. Salah satunya adalah mengembangkan pribadi yang dapat mengendalikan diri dengan baik. Saat sesorang terikat dengan peraturan dan berusaha mematuhinya, hal ini dapat menghindarkannya dalam berlaku secara semena-mena dan diluar kendali. Hal ini juga dapat mengurangi resiko gesekan sosial yang mungkin terjadi dalam anggota masyarakat. Maka dari itu, disiplin juga bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang tertib dan damai. b) Jenis-jenis disiplin Terdapat berbagai macam jenis disiplin, diantaranya disiplin belajar dan disiplin bekerja.



1) Disiplin belajar Disiplin belajar sebenarnya suatu bentuk kesadaran diri untuk mengendalikan dirinya. Dalam hal ini, disiplin belajar berfungsi sebagai pengendali diri yang berada pada diri orang tersebut sehingga belajar akan penuh kesadaran, tanpa paksaan dan penuh sukacita/bersyukur. Karena untuk mampu disiplin dalam belajar memerlukan suatu perenungan untuk terus bertanya pada diri mengapa saya harus belajar hingga orang tersebut memperoleh suatu alasan yang mendalam dan memuat spiritualitas, emosi dan kognitif mengapa harus belajar. Faktor yang mempengaruhi disiplin belajar, diantaranya : Tujuan dan kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan peserta kursus. Tujuan yang  akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan peserta kursus. Hal ini berarti bahwa tujuan (pelajaran) yang dibebankan kepada peserta kursus harus sesuai dengan kemampuan peserta kursus bersangkutan, agar belajar sungguh-sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. Akan tetapi, jika pelajaran itu di luar kemampuannya atau jauh di bawah kemampuannya, maka kesungguhan dan kedisiplinan peserta kursus akan rendah. a) Teladan instruktur Instruktur harus memberi contoh yang baik, jujur, adil, serta sesuai kata dengan perbuatan. Dengan teladan instruktur yang baik, kedisiplinan peserta kursus pun akan ikut baik. Jika teladan instruktur kurang baik (kurang berdisiplin), para peserta kursus pun akan kurang disiplin. Instruktur tidak dapat mengharapkan kedisiplinan peserta kursus baik jika dirinya sendiri kurang



disiplin. Instruktur harus menyadari bahwa perilakunya akan dicontoh dan diteladani peserta kursus, Hal inilah yang mengharuskan instruktur mempunyai kedisiplinan yang baik agar para peserta kursuspun mempunyai disiplin yang baik pula. b) Balas jasa Balas jasa ikut mempengaruhi kedisiplinan peserta kursus karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan peserta kursus terhadap lembaga/pelajarannya. Jika kecintaan peserta kursus semakin baik terhadap pelajaran, kedisiplinan mereka akan semakin baik pula. Untuk mewujudkan kedisiplinan peserta kursus yang baik, lembaga harus memberikan balas jasa yang sesuai. c) Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan peserta kursus, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan peserta kursus yang baik. Instruktur yang cakap dalam mengajar selalu berusaha bersikap adil terhadap semua peserta kursusnya. Dengan keadilan yang baik akan menciptakan kedisiplinan yang baik pula. d) Pengawasan melekat (waskat) Pengawasan melekat (waskat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan peserta kursus lembaga. Dengan waskat berarti Instruktur harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah belajar, dan prestasi belajar peserta kursusnya. Hal ini berarti Instruktur harus



selalu ada/hadir di lembaga agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada peserta kursus yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan pelajarannya. e) Sangsi atau Hukuman Sangsi hukuman berperan penting dalam memelihara kedisiplinan peserta kursus. Dengan sangsi hukuman yang semakin berat, peserta kursus akan semakin takut  melanggar peraturan-peraturan lembaga, sikap dan perilaku indispliner peserta kursus akan berkurang. Berat/ringannya sangsi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik/buruknya kedisiplinan peserta kursus. Sangsi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal dan diinformasikan secara jelas kepada semua peserta kursus. Sangsi hukuman seharusnya tidak terlalu ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik peserta kursus untuk mengubah perilakunya. f) Ketegasan Ketegasan Instruktur dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan peserta kursus lembaga. Instruktur harus berani dan tegas, bertindak untuk menghukum setiap peserta kursus yang indisipliner sesuai dengan sangsi hukuman yang telah ditetapkan. Instruktur yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi peserta kursus yang indisipliner akan disegani dan diakui kedisiplinannya oleh peserta kursus. Dengan demikian, Instruktur akan dapat memelihara kedisiplinan peserta kursus lembaga. Sebaliknya apabila seorang Instruktur kurang tegas atau tidak menghukum peserta kursus yang indisipliner, sulit baginya untuk memelihara kedisiplinan peserta kursusnya, bahkan sikap indisipliner peserta kursus semakin banyak karena mereka beranggapan bahwa peraturan dan sangsi hukumannya tidak berlaku lagi. Instruktur yang tidak tegas menindak atau menghukum peserta kursus yang



melanggar peraturan, sebaiknya tidak usah membuat peraturan atau tata tertib pada lembaga tersebut.



g) Hubungan yang harmonis Hubungan kemanusiaan yang harmonis di antara sesama peserta kursus ikut menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu lembaga. Hubungan-hubungan baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terdiri dari direct single



relationship, direct group arelationship dan cross relationship hendaknya harmonis.



Instruktur



harus



berusaha



menciptakan



suasana



hubungan



kemanusiaan yang serasi serta mengikat, vertikal maupun horizontal diantara semua peserta kursusnya. Terciptanya human relationship yang serasi akan mewujudkan lingkungan dan suasana belajar yang nyaman. Hal ini akan memotivasi kedisiplinan yang baik pada lembaga. Jadi, kedisiplinan peserta kursus akan tercipta apabila hubungan kemanusiaan dalam lembaga tersebut baik. Implikasi disiplin dalam pembelajaran Upaya–upaya pengembangan disiplin dan kemungkinannya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan (implementasi) disiplin belajar dilapangan diantaranya adalah : 1. Melalui kegiatan ekstrakulikuler, dengan pemberian tugas dilakukan tiga kali selama mengikuti kursus. Melalui kegiatan inilah fasilitator dapat mengajarkan disiplin pada peserta kursus. 2. Mengembangkan



pendidikan



penyadaran.



Peserta



kursus



disadarkan



tentang peranan, tugas, serta tanggungjawabnya sebagai pribadi yang harus menjalani kehidupannya. Dengan disiplin hidup akan jauh lebih teratur dan terarah.



3. Mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan manfaat disiplin bagi kehidupan pribadi serta manfaatnya untuk orang lain. 4. Latihan pembiasaan. Tidak perlu menggunakan kekerasan namun tetap tegas. Karena dengan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. 5. Mengembangkan modeling atau contoh tokoh (orang yang dapat dijadikan panutan), sehingga lebih memacu minat peserta kursus/masyarakat untuk melaksanakan disiplin. 6. Fasilitator memahami dan menghargai pribadi peserta kursus (masyarakat) dan tidak perlu memaksakan kehendak kepada mereka. 7. Sosialisasi tentang pentingnya disiplin serta manfaatnya bagi diri pribadi peserta kursus dan orang yang disekitar mereka 8. Melalui kegiatan pelatihan kepemimpinan. Dengan terbiasa bertindak sebagai pemimpin maka seseorang itu akan selalu melaksanakan disiplin dan menerapkannya pada orang lain. 9. Melalui



kegiatan



Membangun



yang



dapat



karakter/kepribadian



membangun dalam



hal



karakter/kepribadian. ini



adalah



dengan



membangkitkan sikap percaya diri dalam diri seseorang agar lebih paham tentang dirinya sendiri. Ia diberikan penjelasan ataupun si fasilitator menggali dan mengungkap kelebihan ataupun semua potensi yang terdapat dalam diri peserta kursus/warga belajar tersebut. 2. Penerapan disiplin belajar untuk peserta kursus Berikut adalah beberapa cara untuk menerapkan disiplin belajar peserta kursus dalam proses pembelajaran di lembaga kurusus. 1) Disiplin dalam menentukan strategi belajar Peserta



kursus



yang



memiliki



cara



belajar



yang



efektif



memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari



pada peserta kursus  yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif. Untuk belajar secara efektif dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap peserta kursus. Belajar secara efektif dan efisien dapat dilakukan oleh peserta kursus yang berdisiplin. Langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektif dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain. 2) Disiplin terhadap pemanfaatan waktu Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh peserta kursus adalah banyak peserta kursus yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka



sebenarnya



kurang



memiliki



keteraturan



dan



disiplin



untuk



mempergunakan waktu secara efisien. Keterampilan mengatur waktu merupakan suatu keterampilan yang sangat penting, bahkan The Liang Gie dalam Rahmawati (2016: 2) yang juga seorang ahli masa studi maupun seluruh kehidupan seorang individu yang dalam peserta kursus adalah keterampilan mengelola waktu dan menggunakannya secara efisien. 3) Disiplin terhadap tugas Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa ”mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan Instruktur, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soalsoal buatan sendiri”(Slameto, 2003: 88.) Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.



Mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, tidak akan terlalu kesulitan dalam belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh instruktur. 4) Disiplin terhadap tata tertib Dalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karena apabila di suatu lembaga tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa ”peraturan tata tertib merupakan sesuatu untuk mengatur prilaku yang diharapkan terjadi pada diri peserta kursus” (Arikunto, 1993: 122.). Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin peserta kursus dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas. Untuk



melakukan



disiplin



Instruktur



mempunyai



tanggung



jawab



untuk



menyampaikan dan mengontrol berlakunya peraturan dan tata tertib tersebut. 3. Disiplin kerja Selain disiplin belajar, terdapat disiplin kerja yang juga tidak kalah penting untuk mempersiapkan peserta kursus dalam menyongsong kehidupan masa depan. Tentu saja, disiplin kerja dan disiplin belajar jauh berbeda. Untuk itu, sangat penting untuk mengetahui informasi terkait disiplin kerja. a) Pengertian disiplin kerja dalam kamus bahasa Indonesia susunan W.J.S. Poerwadarminta adalah(a) latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perbuatannya selalu



mentaati tata tertib; (b) ketaatan pada aturan dan tata tertib. Sedangkan menurut Smith dalam Panji Anaroga (2001:12), tujuan bekerja adalah untuk hidup, atau bekerja diperlukan karena adanya tujuan menopang kesejahteraan, yang tampaknya orang tidak bisa menikmati hidup. Oleh karenanya, kini kerja juga melibatkan masalah kebutuhan ekonomi, hanya kegiatan yang termotivasi oleh kebutuhan ekonomi saja yang dapat dikategorikan sebagai kerja, sedangkan orang yang tidak mendapatkan imbalan tidak dapat dikatakan bekerja. Suatu organisasi yang baik selalu mempunyai aturan internal dalam rangka meningkatkan



kinerja



dan



profesionalisme,



budaya



organisasi



maupun



kebersamaan, kehormatan, dan kredebilitas organisasi serta untuk menjamin tetap terpeliharanya tata tertib dalam pelaksanaaan tugas sesuai tujuan, peran, fungsi, wewenang dan tanggung jawab institusi tersebut. Organisasi yang berjalan optimal tidak dapat dikaitkan sepenuhnya hanya pada kebutuhan ekonomi saja, karena pada kenyataannya faktor disiplin kerja mempunyai peranan yang tidak kalah penting untuk membentuk seseorang mempunyai tanggung jawab dalam bekerja.Tujuan organisasi yang hendak dicapai peranan variabel-variabel tersebut saling mendukung dan berkaitan satu sama lain. Peranan individu dalam hal ini pegawai sangat penting karena suatu sistem, struktur, dan proses tidak akan berjalan dengan baik tanpa peranan individu dalam menjalankan variabel-variabel tersebut. Salah satu peranan individu atau pegawai adalah dengan melaksanakan disiplin kerja yang berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki pegawai tersebut.Dengan memiliki pengetahuan dan keterampilan itu pegawai diharapkan mengetahui, memahami, melaksanakan dan mematuhi segala aturan dan normanorma dalam lingkungan kerja sebagai sistem organisasi pegawai serta metodemetode tertentu dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan atau tugas-tugasnya



sehari-hari dengan baik yang akhirnya dapat memenuhi tujuan organisasi yang diharapkan. Disiplin kerja merupakan suatu proses perkembangan konstruktif bagi pegawai yang berkepentingan karena disiplin kerja ditunjukan pada tindakan bukan orangnya. Disiplin juga sebagai proses latihan pada pegawai agar para pegawai dapat mengembangkan kontrol diri dan agar dapat menjadi lebih efektif dalam



bekerja. Dengan demikian



tindakan



pendisiplinan



juga



hendaknya



mempunyai sasaran yang positif, bersifatnya mendidik dan mengoreksi, bukan tindakan negatif yang menjatuhkan pegawai atau bawahan yang indisipliner dengan maksud tindakan pendisiplinan untuk memperbaiki efektifitas dalam tugas dan pergaulan sehari-hari di masa yang akan datang bukan menghukum kegiatan masa lalu. Pengertian disiplin kerja menurut Husin (2000:95) adalah pegawai patuh dan taat melaksanakan peraturan kerja yang berupa lisan maupun tulisan dari kelompok maupun organisasi. Sedangkan menurut Mangkunegara (2001:129), disiplin kerja dapat diartikan pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Pendapat lain menyatakan bahwa disiplin kerja sebagai sikap menghormati, menghargai, dan taat pada peraturan yang berlaku baik tertulis maupun tidak tertulis serta sanggup menjalankannya, tidak mengelak dangan sangsi-sangsi apabila melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya. Kurangnya kesadaran dan kesediaan untuk bertindak atau berperilaku sesuai norma dan peraturan atau undang-undang menyebabkan individu atau pegawai berbuat indisipliner. Lebih lanjut lagi menurut Hasibuan (2001:193), dalam suatu organisasi umumnya individu-individu yang berada di dalamnya sadar akan adanya norma atau aturan organisasi dan mereka pun sadar akan tuntutan



kepatuhan tehadap norma atau aturan tersebut. Norma itu sendiri merupakan standar atau aturan main yang diikuti oleh banyak orang. Perilaku yang ditunjukan oleh masing-masing individu pegawai mencerminkan sampai seberapa jauh pegawai tersebut konsekuen dan konsisten mengikuti dan mematuhi atau melanggar norma dan aturan yang berlaku di organisasii pemerintahan. Disiplin kerja pegawai mutlak harus dijalankan dan ditegakkan demi tumbuh berkembangnya suatu aparatur pemerintah dalam mengamalkan tugas dan tangung jawab yang telah dipercayakan bangsa dan Negara kepada pegawai negeri oleh karena itu sudah menjadi kewajiban setiap pegawai untuk menegakkan disiplin. Adapun dalam Undang-undang nomor 43 Tahun 1949 tentang perubahan atas Undang-undang nomor 8 Tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian bahwa “peraturan disiplin adalah suatu peraturan yang membuat keharusan, larangan dan sangsi, apabila keharusan tidak dituruti atau larangan dilanggar. Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas maka dengan tidak mengurangi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana diadakan disiplin pegawai negeri sipil”. Disiplin belum dapat dinyatakan efektif bekerja bilamana penampilan kedisiplinan itu hanya berdasarkan ketakutan. Disiplin dalam arti sejati adalah hasil dari interaksi norma-norma yang harus dipatuhi. Norma-norma itu tidak lain hanya bersangkutan dengan ukuran legalistik melainkan berkaitan dengan etika dan tata krama. Hasibuan (2005:120) berpendapat disiplin adalah kesadaran dan kesediaan seseorang untuk mematuhi semua peraturan organisasi dan normanorma sosial yang berlaku.



Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja adalah suatu yang kemampuan yang akan berkembang dalam kehidupan keseharian seseorang atau kelompok (organisasi) dalam bertaat azas, peraturan, norma-norma, dan perundang-undangan untuk melakukan nilai-nilai kaidah tertentu dan tujuan hidup yang ingin dicapai oleh mereka dalam bekerja. b) Macam-Macam Disiplin Kerja Disiplin dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu internal dan eksternal. Disiplin eksternal disebut sebagai disiplin negatif, sedangkan disiplin internal disebut sebagai disiplin yang positif. Hal senada juga dikemukakan oleh Hurlock (1978: 82), ada dua konsep mengenai disiplin, yaitu disiplin positif dan disiplin negatif. Disiplin positif sama artinya dengan pendidikan dan bimbingan karena menekankan pertumbuhan di dalam diri yang mencakup disiplin diri ( self



discipline) yang mengarah dari motivasi diri sendiri, dimana dalam melakukan sesuatu (mentaati aturan dan norma) harus datang dari kesadaran diri sendiri. Disiplin negatif berarti pengendalian dengan kekuasaan luar yang biasanya dilakukan secara terpaksa dan dengan cara yang kurang menyenangkan atau dilakukan karena takut hukuman (punishment). Mangkunegara (2001:129) mengutarakan macam-macam displin kerja dalam organisasi, yaitu yang bersifat preventif dan bersifat korektif: 1) Disiplin Preventif Pendekatan yang bersifat preventif adalah tindakan yang mendorong para pegawai untuk taat kepada berbagai ketentuan yang berlaku dan memenuhi standar yang ditetapkan. Artinya melalui kejelasan dan penjelasan tentang pola sikap, tindakan dan perilaku yang diinginkan dari setiap anggota organisasi diusahakan pencegahan jangan sampai para pegawai berperilaku negatif.



Keberhasilan penerapan pendisiplinan preventif terletak pada disiplin pribadi para pegawai organisasi. Akan tetapi agar disiplin pribadi tersebut semakin kokoh, paling sedikit ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu : 



Para anggota organisasi perlu didorong agar mempunyai rasa memiliki organisasi, karena secara logika seseorang tidak akan merusak sesuatu yang merupakan miliknya.







Para pegawai perlu diberikan penjelasan tentang berbagai ketentuan yang wajib ditaati dan standar yang harus dipenuhi. Penjelasan dimaksud seyogyanya disertai informasi lengkap mengenai latar belakang berbagai ketentuan yang bersifat normatif tersebut.







Para pegawai didorong menentukan sendiri cara-cara pendisplinan diri dalam kerangka ketentuan yang berlaku umum bagi seluruh anggota organisasi.



2) Disiplin Korektif Disiplin korektif adalah suatu



upaya



menggerakan



pegawai



dalam



menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada organisasi. Pada disiplin korektif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sangsi yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sangsi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran bagi pelanggar. Berat atau ringannya suatu sangsi tentunya pada bobot pelanggaran yang telah terjadi. Pengenaan sangsi biasanya mengikuti prosedur yang sifatnya hierarki. Artinya pengenaan sangsi diprakasai oleh atasan langsung pegawai yang



bersangkutan, diteruskan kepada pimpinan yang lebih tinggi dan keputusan akhir diambil oleh pejabat pimpinan yang berwenang. Pendisiplinan dilakukan secara bertahap, dengan mengambill berbagai langkah yang bersifat pendisiplinan dimulai dari yang paling ringan hingga yang paling terberat. 4. Prinsip-Prinsip Disiplin kerja Husein



(2000:39)



berpendapat



bahwa



seorang



pegawai



yang



dianggap



melaksanakan prinsip-prinsip disiplin kerja apabila ia melaksanakan hal-hal sebagai berikut : 1. Hadir di tempat kerja sebelum waktu mulai bekerja. 2. Bekerja sesuai dengan prosedur maupun aturan kerja dan peraturan organisasi. 3. Patuh dan taat kepada saran maupun perintah atasan. 4. Ruang kerja dan perlengkapan selalu dijaga dengan bersih dan rapih. 5. Menggunakan peralatan kerja dengan efektif dan efisien. 6. Menggunakan jam istirahat tepat waktu dan meninggalkan tempat setelah lewat jam kerja. 7. Tidak pernah menunjukkan sikap malas kerja. 8. Selama kerja tidak pernah absen/tidak masuk kerja dengan alasan yang tidak tepat, dan hampir tidak pernah absen karena sakit 5. Manfaat disiplin Menurut Adhvara (2010), beberapa manfaat disiplin adalah: 1) Menumbuhkan kepekaan



Anak tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan percaya pada orang lain. Sikap ini memudahkan dirinya mengungkapkan perasaannya kepada orang lain, termasuk orang tuanya (empati).



2) Menumbuhkan kepedulian Peserta kursus jadi peduli pada kebutuhan dan kepentingan orang lain. Disiplin membuat anak memiliki integritas, selain dapat memikul tanggung jawab, mampu memecahkan masalah dengan baik,cepat dan mudah. 3). Mengajarkan keteraturan Peserta kursus jadi mempunyai pola hidup yang teratur dan mampu mengelola waktunya dengan baik 4). Menumbuhkan percaya diri Sikap



ini



tumbuh



berkembang



pada



saat



peserta



kursus



diberi



kepercayaan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang mampu ia kerjakan dengan sendiri. 5). Menumbuhkan kemandirian Dengan kemandirian peserta kursus dapat diandalkan untuk bisa memenuhi kebutuhan sendiri. Peserta kursus juga dapat mengeksplorasi lingkungan dengan baik.Disiplin merupakan bimbingan yang tepat pada peserta kursus untuk sanggup menentukan pilihan yang bijak.



6). Menumbuhkan keakraban Peserta kursus menjadi cepat akrab dan ramah terhadap peserta kursusyang lain karena kemampuannya beradaptasi lebih terasah  dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan sikap yang positif. Membantu peserta kursus yang “sulit” Kadang-kadang kita lupa pada peserta kursus yang berkebutuhan khusus yang memerlukan penanganan khusus, melalui disiplin yang menekankan keteraturan anak berkebutuhan khusus bisa hidup lebih baik. 7). Menumbuhkan kepatuhan Hasilnya peserta kursus akan menuruti aturan yang ditetapkan orangtua atas kemauan sendiri. 6. Teknik menegakkan disiplin Berikut adalah beberapa langkah yang dapat



diterapkan



dalam rangka



menegakkan disiplin peserta kursus dan pelatihan. 1. Pastikan semua peserta kursus dan instruktur kursus mengetahui dan menyetujui peraturan yang diterapkan dalam pembelajaran. 2. Sebagai instruktur kursus, anda wajib mengawasi jalannya peraturan dan memberikan contoh yang baik dan konseling bilamana ada peserta kursus yang melanggar. 3. Kenali penyebab pelanggaran (jika ada) dengan cara berdiskusi dengan peserta kursus. 4. Berikanlah solusi yang bijak dengan cara memberikan saran terhadap pelanggaran yang dilakukan peserta kursus.



5. Jika peserta tersebut masih melanggar, berikanlah surat peringatan. 6. Jika



peserta



kursus



tersebut



masih



melanggar



lagi



anda



dapat



memberihukuman yang mendidik agar dia tidak mengulangi perbuatannya 2. DISIPLIN KELAS Jika kita sudah sepakat bahwa secara umum disiplin berarti ketaatan terhadap aturan, baik aturan untuk umum maupun kelompok tertentu dan bahkan aturan yang telah kita buat untuk diri kita sendiri, kini tiba saatnya kita membahas arti disiplin Kelas, sebagai guru anda tentu tidak asing lagi dengan istilah bini karena hamper setiap hari berurusan dengan disiplin kelas. Pengertian disiplin kelas telah banyak diungkapkan oleh para pakar Turney and Cairns mengkaji ulang definisi disiplin kelas yang berasal dari para pakar. Dalam kajian tersebut antara lain diungkap definisi yang bervariasi sebagai berikut : 1) Disiplin di artikan tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok 2) Disiplin kelas diartikan sebagai tehnik yang digunakan oleh guru untuk membanngun atau memelihara keteraturan didalam kelas 3) Ada pakar yang mennyamakan kata disiplin dengan hukuman. Dengan makna ini, anda dapat menggunakan kata disiplin dalam kalimat “ Disiplinkan anak itu”! artinya hukumlah anak itu. Anda tentu tidak suka mengucapkan kalimat itu karena sebagai guru. Anda pasti berusaha menghindari pemberian hukuman Dari ketiga pengertian diatas dapat disimak bahwa disiplin kelas dilandasi oleh adanya hubungan guru dan siswa didalam kelas hal ini tercermin dalam pengertian didiplin yang disepakati oleh beberapa pakar yang mendefinisikan disiplin sebagai bagian pengelolaan kelas yang terutama berurusan dengan penanganan prilaku yang menyimpang. Sebagai kata benda disiplin dapat berarti tingkat keteraturan yang terdapat pada satu kelompok yaitu dalam kelas atau tehnik yang digunakan guru untuk membangun atau memelihara keteraturan dalam kelas sebagai kata sifat disipli diartikan ketaatan pada peraturan. Dan akhirnya sebagai kata kerja disiplin dapat berarti hukuman sehingga mendisiplinkan berarti menghukum.



B. DISIPLIN KELAS 1) Disiplin perlu diajarkan dan perlu dipelajari serta dihayati oleh siswa, agar siswa mampu mendisiplinkan dirinya sendiri. Siswa mampu menngendalikan dirinya sendiri, tanpa perlu dikontrol oleh guru. (Winzer 1992). Sebagai guru anda tentu pernah menngalami satu situasi yang membuat anda terharu. Misalnya : tanpa diminta, siswa langsung membersihkan papan tulis, berbaris dikelas dengan rapi meskipun anda tidak mengontrolnya. Hal-hal seperti ini merupakan pertanda mulai tumbuhnya kemampuan untuk mendidiplinkan diri sendiri. 2) Disiplin, sebagaimana diakui oleh pakar sejak dulu merupakan titik pusat berputarnya kehidupan disekolah. Keberhasilan dan kegagalan sekolah tergantung dari tingkat ketercapaina dalam menerapkan disiplin yang sempurna. 3) Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadapa aturan kelas, lebih-lebih jika ketaatan tersebut tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksakan, akan memungkinkan terciptanya iklim belajar yang kondusif yaitu iklim belajar yang menyenangkan sehingga siswa terpacu untuk belajar 4) Tingkat ketaatan yang rendah terhadap aturan kelas akan membuat iklim belajar yang tidak kondusif, tidak menyenangkan. Guru akan lebih banyak berurusan dengan prilaku siswa yang menyimpang sehinngga pelajaran yang terbengkalai situasi yang seperti ini membuat siswa jadi frustasi. Yaitu kesal karena keinginanya untuk belajar bterhalang oleh situasi yang tidak menyenangkan. Contoh : banyak siswa yang terlambat masuk kelas atau melupakan tugas yang harus dikerjakan atau main-main ketika pelajaran sedang berlangsung tentu suasana belajar tidak menyenangkan. 5) Jumlah siswa dalam kelas, lebih-lebih dinegeri kita cukup banyak. Dikota besar jumlah siswa terdiri dari 40-50 orang siswa. Kelas yang besar ini jika tidak diikat oleh aturan yang ditaati bersama akan dapat menimbulkan kekacauan. Lebi-lebih jika jumlah siswa yang banyak diimbangi lagi oleh peraboitan / alat-alat yang banyak pula sepert, meja, kursi, gambar atau alat peraga sehingga kelas terkesan penuh sesak. 6) Kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak yang lebih luas bagi kehidupan siswa didalam masyarakat. Siswa yang terbiasa mentaati aturan didalam kelas, akan terdorong pula mentaati aturan yang ada dalam masyarakat.



C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DISIPLIN KELAS 1) Faktor Fisik Disiplin kelas dilandasi oleh adanya interaksi guru dan siswa dalam konteks (hubungan) kelas makan faktor fisik yang mempengaruhi disiplin kelas juga mencakup guru, siswa, dan ruangan kelas. Kondisi fisik guru, antara lain tampak dalam penampilanya, akan mempengaruhi ketaatan siswa kepada aturan. Guru yang penampilanya rapi, sehat dan tampak bersemangat akan lebih mudah mengatur siswanya dari pada guru yang tampak lusuh dan lesu. Kondisi fisik siswa yang prima, seperti tampak pada penampilanya serta panca indra yang sehat akan mempengaruhi ketaatan siswa pada aturan, siswa yang sakit atau lapar atau yang indranya tidak berfungsi dengan sempurna akan sulit memusatkan perhatian dan pelajaran. Kondiri fisik ruang kelas, yang menvcakup kemanan dan susunan peralatan serta penggunaan alat-alat pelajaran juga mempengaruhi tingkat disiplinya siswa , kelas yang beranntakan atau kondisinya rusak sehingga dapat membahayakan siswa akan dapat menngurangi ketaatan siswa pada aturan. Demikian pula pengguanaan alat yang tidak tepat misalnya : menghalangi pandangan siswa akan medorong siswa melanggar aturan. 2) Faktor Sosial Hubungan antara guru dan siswa dan tentunya siswa dengan siswa terjadi dialam kelas. Kualitas interaksi sosial ini yaitu kualitas hubungan gurusiswa-siswa juga dapat mempengaruhi disiplin kelas. Hubungan yang akrab dan sehat saling mempercayai akan kemampuan akan mampu meningkatkan disiplin kelas, sebaliknya hubungan yang tidak akrab dan sehat ( misalnya : munculnya



rasa



iri



dan



cemburu)



serta



saling



mencurigai



akan



mempengaruhi / mengurai ketaatan siswa pada aturan kelas Latar belakang sosial sisw ajuga kan mempengaruhi yaitu lingkungan dan orang-orang yang berada disekitar siswa juga mempengaruhi tingkat kedisiplinan siswa. Contoh : siswa yang berasal dari desa mungkin akan lebih patu dibandingka n siswa berasal dari kota, atau siswa yang berasal dari keluarga yang patuh atau hidup secara teratur akan lebih mudah mengikuti aturan dikelas dari pada siswa yang berasal dari keluarga yang berantakan. 3) Faktor Psikologis Faktor psikologis atau kejiawaan juga diangngap sangat berpengaruh pada tingnkat kedisiplinan siswa. Faktor psikologisn mencakup antara lain



perasaan, ( seperti : sedih, senang, marah bosan benci dan sebagainya), dan kebutuhan ( seperti kenginann dihargai, diakui, dan disayangi). D. Bentuk- Bentuk  Disiplin Belajar Siswa 



Disiplin siswa dalam menentukan dan menggunakan cara atau strategi belajarKeberhasilan



siswa



dalam



studinya



dipengaruhi



oleh



cara



belajarnya. Siswayang memiliki cara belajar yang efektif memungkinkan untuk mencapai hasil atau prestasi yang lebih tinggi dari pada siswa yang tidak mempunyai cara belajar yang efektif. Untuk belajar secara efektip dan efisien diperlukan kesadaran dan disiplin tinggi setiap siswa. Belajar secara efektip dan efisien dapat dilakukan oleh siswa yang berdisiplin. Siswa yang memiliki disiplin dalam belajarnya akan berusaha mengatur dan menggunakan strategi dan cara belajar yang tepat baginya. Jadi langkah pertama yang perlu dimiliki agar dapat belajar secara efektip dan efisien adalah kesadaran atas tanggung jawab pribadi dan keyakinan bahwa belajar adalah untuk kepentingan diri sendiri, dilakukan sendiri dan tidak menggantungkan nasib pada orang lain.Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan belajar akan lebih berhasil apabila kita memiliki : 1. Kesadaran atas tanggung jawab belajar, 2. Cara belajar yang efisien, 3. Syarat-syarat yang diperlukan ( Oemar Hamalik, Metoda Belajar Dan



Kesulitan-Kesulitan Belajar(Bandung: Tarsito,2005) Selain memiliki strategi belajar siswa yang tepat, siswa juga perlu memperhatikan metode atau cara yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan dalam belajarnya. Seperti yang kita ketahui belajar bertujuan untuk mendapat pengetahuan, sikap, kecakapan dan keterampilan. Cara yang demikian itu jika dilakukan dengan penuh kesadaran dan disiplin tinggi maka akan menjadi suatu kebiasaan, dan kebiasaan dalam belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Demikianlah cara-cara belajar yang perlu diperhatikan oleh setiap siswa, karena dengan memiliki cara belajar yang baik akan membantu siswa dalam mencapai prestasi yang tinggi, dan cara tersebut dapat dilaksanakan dengan baik



secara teratur setiap hari, apabila siswa memiliki sikap disiplin. Jadi siswa yang pada dirinya tertanam sikap disiplin akan selalu mencari dan menentukan cara belajar yang tepat baginya. 



Disiplin terhadap pemanfaatan waktu 1) Cara mengatur waktu belajar. Salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pelajar atau siswa adalah banyak pelajar atau siswa yang mengeluh kekuragan waktu untuk belajarnya, tetapi mereka sebenarnya kurang memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan waktu secara efisien. Banyak waktu yang terbuang-buang disebabkan karna mengobrol omongan-omongan yang tidak habis-habisnnya. Sikap yang demikian itu harus ditinggalkan oleh siswa karena yang demikian itu tidak bermanfaat baginya. Tidak dapat dipungkiri bahwa orang-orang yang berhasil mencapai kesuksesan dalam hidupnya adalah orang-orang yang hidup teratur dan berdisiplin memanfaatkan waktunya. Dalam ajaran islam disiplin dalam pemanfaatan waktu sangat dianjurkan, disiplin bukan hanya dalam pemanfaatan waktu belajar saja, tetapi disiplin perlu juga dilakukan oleh setiap orang dalam setiap waktu dan kesempatan. Dalam belajar pemanfaatan waktu secara baik dan dikerjakan dengan baik dan tepat waktu adalah merupakan hal yang terpuji. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa penggunaan atau pamanfaatan waktu dangan baik menumbuhkan disiplin dalam mempergunakan waktu secara efisien.



2) Pengelompokan waktu. Banyak siswa yang belajarnya kurang dapat memanfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya karena tidak membagi-bagi waktunya untuk macammacam keperluan, oleh karna itu, berbagai segi dan teknik untuk mengatur pemakaian waktu perlu dipahami sebagai langkah untuk mengembangkan keterampilan mengelola waktu studi.



3) Penjatahan waktu belajar. Setiap siswa perlu mengadakan prinsip belajar secara taratur.dan untuk belajar secara teratur setiap hari harus mempunyai rencana kerja. Agar siswa tidak bayak membuang waktu untuk memikirkan mata pelajaran yang akan dipekajari suatu saat dan apa yang harus dikerjakannya. Oleh karna itu agar siswa tidak dihinggapi keraguan-keraguan terhadap apa yang hendak dipelajarinya maka ia harus punya rencana kerja atau daftar waktu dalam belajar. Adapun cara untuk membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut 



Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperlua-keperluan tidur, belajar, makan, mandi, olah raga dan lain-lain.







Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari.







Merencanakan peggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajaran dan urutan-urutan yang harus dipelajari.







Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk belajar dengan hasil terbaik.







Berhematlah dengan waktu, setiap siwa janganlah ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar.



1. Disiplin terhadap tugas. 



Mengerjakan tugas rumah Salah satu prinsip belajar adalah ulangan dan latihan. Sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa : ”Mengerjakan tugas dapat berupa pengerjaan tes atau ulangan atau ujian yang diberikan guru, tetapi juga termasuk membuat atau mengerjakan latihan-latihan yang ada dalam buku ataupun soal-soal buatan sendiri”(Slameto, Belajar Dan Faktor-Fakto yang Mempengaruhinya(Jakarta: Rineka Cipta,2003) Berdasarkan pendapat tersebut di atas maka, tugas itu dapat berupa tes atau ulangan dan juga dapat berupa latihan-latihan soal atau pekerjaan rumah.jika siswa mempunyai kebiasaan untuk melatih diri mengerjakan soal-soal latihan serta mengerjakan pekerjaan rumah dengan disiplin, maka siswa tersebut tidak akan terlalu kesulitan dalam



belajarnya, serta dapat dengan mudah mengerjakan setiap pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.  Mengerjakan tugas di sekolah Adapun tugas di sekolah mencakup mengerjakan latihan-latihan tes atau ulangan harian, ulangan umum ataupun ujian, baik yang tertulis maupun lisan. Dalam menghadapi tugas-tugas di atas perlu dilaksanakan langkahlangkah persiapan sebagai berikut : 1. Hindarilah belajar terlalu banyak pada saat-saat terahir mengerjakan tes (semua bahan hendaknya sudah siap jauh-jauh sebelumnya). 2. Pelajarilah kembali bahan yang sudah pernah didapat secara teratur sehari atau dua hari sebelumnya. 3. Buatlah suatu ringkasan atau garis besar tentang bahan yang sedang dipelajari kembali itu. 4. Pelajarilah juga latihan soal dan hasil tugas yang sudah pernah dikerjakan. 5. Peliharalah kondisi kesehatan. 6. Konsentrasikan seluruh perhatian terhadap tugas yang akan ditempuh. 7. Siapkanlah segala alat atau perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan dan jika diperlukan syarat-syarat tertentu, bereskanlah seawal mungkin. 



Disiplin terhadap tata tertib. Didalam proses balajar mengajar, disiplin terhadap tata tertib sangat penting untuk diterapkan, karna dalam suatu sekolah tidak memiliki tata tertib maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana,Antara peraturan dan tata tertib merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sebagai pembentukan disiplin siswa dalam mentaati peraturan di dalam kelas maupun diluar kelas. Untuk melakukan disiplin terhadap tata tertib dengan baik, maka guru



bertanggung



jawab



menyampaikan



dan



mengontrol



berlakunya



peraturan dan tata tertib tersebut. Dalam hal ini staf sekolah atau guru perlu terjalinnya kerja sama sehingga tercipta disiplin kelas dan tata tertip kelas yang baik tampa adanya kerja sama tersebut dalam pembinaan disiplin sekolah maka akan terjadi pelanggaran terhadap peraturan dan tata tertip sekolah serta terciptanya suasana balajar yang tidak diinginkan.



Dengan demikian untuk terciptanya disiplin yang harmonis dan terciptanya disiplin dari siswa dalam rangka pelaksanaan peraturan dan tata tertib dengan baik, maka di dalam suatu lambaga atau lingkungan sekolah perlu menetapkan sikap disiplin terhadapsiswa, agar tercipta proses belajar mengajar yang baik. E. Teknik-Teknik Membina Disiplin Kelas Terdapat beberapa teknik membina disiplin kelas, antara lain: 1. Teknik keteladanan guru, yaitu guru hendaknya memberi contoh teladan sikap dan perilaku yang baik kepada siswanya. 2. Teknik bimbingan guru, yaitu diharapkan guru senantiasa memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk meningkatkan kedisiplinan para siswanya. 3. Teknik pengawasan bersama, yaitu dalam disiplin kelas yang baik mengandung pula kesadaran akan tujuan bersama, guru dan siswa menerimanya sebagai pengendali, sehingga situasi kelas menjadi tertib. Dalam mewujudkan tujuan bersama tersebut, beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam pembinaan disiplin kelas adalah: 



Mengadakan perencanaan bersama antara guru dengan siswa.







Mengembangkan kepemimpinan dan tanggung jawab pada siswa.







Membina organisasi kelas secara demokratis.







Membiasakan agar siswa dapat berdiri sendiri atau mandiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.







Membiasakan siswa untuk berpartisipasi sesuai dengan kemampuannya.







 Memberikan dorongan kepada siswa untuk mengembangkan pengettahuan dan keterampilan.



F. Upaya Menegakan Disiplin Upaya menegakan disiplin didalam kelas dapat dilakukan dengan meminta dukungan berbagai pihak terkait, misalnya dari pihak guru, siswa dan orang tua. Pihak-pihak tersebut selayaknya diajak bekerja sama dengan baik dan harmonis serta ikut bertanggung jawab untuk menciptakan disiplin siswa. Upaya yang dapat dilakukan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:



1. Pihak guru Disiplin banyak bergantung pada pribadi guru. Ada guru yang mempunyai kewibawaan sehingga disegani oleh siswanya. Ia tidak akan mengalami kesulitan dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelasnya walaupun tanpa menggunakan tindakan atau hukuman yang ketat. Adapula guru yang tampaknya tidak mempunyai kepribadian, ia tidak berwibawa sehingga tidak disegani siswanya sekalipun ia menggunakan hukuman dan tindakan yang keras. Akhirnya hukuman dan



tindakan



tidak



efektif.



Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: 



Guru hendaknya jangan ingin berkuasa dan otoriter, memaksa siswa untuk patuh terhadap segala sesuatu yang diperintahkan, karena sikap guru yang otoroter membuat suasan kelas menjadi tegang dan sering diliputi rasa takut.







Guru harus percaya diri bahwa ia mampu menegakan disiplin bagi dirinya dan siswanya. Jangan tunjukan kelemahan dan kekurangannya pada siswa sebab pada dasarnya siswa perlu perlindungan dan rasa aman dari gurunya.







Guru jangan memberikan janji-janji yang tidak mungkin dapat ditepati. Juga tidak memaksa siswa bebrjanji untuk memperbaiki perilakunya seketika sebab mengubah perilaku tidak mudah, memerlukan waktu dan bimbingan.







Guru hendaknya pandai bergaul dengan siswanya, akan tetapi jangan terlampau



bersahabat



erat



sehingga



hilang



rasa



hormat



siswa



terhadapnya. Akibatnya siswa menanggap guru sebagai teman dekat, sehingga cenderung akan hilang kewibawaanya. 1. Pihak siswa Peranan siswa dalam menciptakan suasana disiplin dalam kelas tak kalah pentingnya, karena factor utama adalah siswa sendiri dan siswa merupakan subyek dalam pembelajaran. Oleh karena itu siswa harus mempunyai rasa tanggung



jawab



untuk



turut



serta



mewujudkan



disiplin



di



kelasnya.



Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh siswa dalam mewujudkan disipilin dalam kealas, anatara lain:







 Siswa hendaknya memiliki rasa tanggung jawab sosial untuk turut serta menciptakan suasana disiplin didalam kelas.







Siswa hendaknya memiliki keasadaran untuk mentaati aturan dan tata tertib sekolah bukan karena rasa takut atau karena merasa terpaksa.







Siswa hendaknya bertindak sebagai pengontrol atau pengawas dirinya sendiri tanpa harus diawasi oleh orang lain.







Apabila suatu saat melakukan pelanggaran, maka siswa harus berjanji pada dirinya sndiri untuk tidak mengulanginya.







 Pihak siswa Peranan orang tua dalam mewujudkan disiplin putra-putrinya dirumah, akan



sangat membantu penegakan disiplin kelas. Karena itu ada bbebrapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam rangka turut menegakan disiplin, antara lain: 



Orang tua hendaknya mengetahui tentang tata tertib sekolah yang harus dilaksanakan putra putrinya ketika disekolah.







Orang tua hendaknya ikut bertanggung jawab terhadap putra putrinya dengan cara turut serta mengawasinya.







Orang tua hendaknya turut berbicara dan turut membina putra putrinya apabila ia melanggar tata tertib atau aturan sekolah.



KB. 2. STARTEGI PENANAMAN DAN PENANGANAN DISIPLIN KELAS A. Pandangan Terhadap Penanaman dan Penanganan Disiplin Kelas 1) Pandangan yang menyatakan bahwa guru harus berusaha agar siswa mengerjakan apa yang diinginkan oleh guru siswa tidak perlu mengapa dia harus mengerjakan hal tersebut atau siswa juga tidak perlu tahu apakah yang dikerjakan tersebut sesuai dnegan kebutuhanya pandangan secara kritik oleh Kohn (1996), yang menginginkan adanya perubahan dalam cara memandang disiplin kelas. 2) Pandangan menurut Kohn (1996), menegaskan bahwa guru seharusnya mulai dengan pertanyaan “apa yang diperlukan anak-anak dan bagaimana cara saya untuk memenuhi kebutuhan tersebut”. Cara pandangan ini jelas-jelas berfokus pada kepentingan siswa bukan kepentingan guru. 3) Pandangan yang berfokus pada kepentingan siswa tanpaknya senada dengan yang dikemukakan oleh Winzer yang menyatakan bahwa pendekatan yang



berhasil membangun disiplin adlah pendekatan menghormati hak individu mendorong meningkatkan konsep diri siswa , serta memupuk kerjasama dengan membaca pandangan ini diharapkan berfikir kembali tentang apa yang telah anda lakukan dalam usaha menanamkan disiplin kelas 4) Pandangan humanistic adalah pandangan yang menekankan kemanusiaan pandangan ini mengemukakan perlu komunikasi yang terbuka dan jujur antara orang tua dan anak-anak atau guru dan siswa. Pelanggaran disiplin terjadi sebagai akibat tidak inginya anak mengerjakan tugas yang harus dikerjakan karena ada hal lain secara pribadi lebih memuaskan. Oleh karena itu komunikasi yang jujur dan terbuka sangat perlu sehingga guru tau apa yang disukai dan tidak disukai anak. 5) Pandangan kaum behaviorism yang berpendapat bahwa prilaku dapat dipelajari dan dikontrol hukuman dan penguatan merupakan dua hal yang dianjurkan untuk digunakan dalam menegakan disiplin. Dengan memberi pengutan, prilaku yang diharapkan dpat ditingnkatkan sedangkan dengan memberi hukuman prilaku yang kurang baik dpat dihilangkan. B. STARTEGI PENANAMAN DISIPLIN KELAS Modelkan tata tertib yang sudah ditetapkan oleh sekolah. Contohnya yaitu a.



Jika ingin anak-anak tidak terlambat, kita harus mencontohkanya dengan cara dating sebelum waktunya atau tepat waktu



b. Jika ingin anak-anak berpakaian rapi, kitapun harus mencontohkanya dengan berpakaian rapi. c.



Jika aturan menyatakan bahwa anak-anak harus meminta izin kalau mau keluar kelas atau tidak masuk, guru pun harus mencontohkanya



d. Kalau kita menginkan anak-anak selalu menepati janji, mislanya mengumpulkan PR atau sesuatu sesuatu pada wkatu yang disepakati kita pun harus mencontohkanya pula. a. Adakan pertemuan kelas secara berkala, terutama jika ada aturan yang perlu ditinjau kembali pertemuan kelas dianggap oleh beberapa pakar sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas. 1) Tempat berbagi pengalaman anatara siswa dan guru 2) Tempat untuk mengambil keputusan 3) Tempat untuk membuat rencana, misalnya pada akhir semester kelas ingin berkreasi, rencana tempat yang akan dikunjungi, cara pergi



keasan



dan



biaya



yang



diperlukan



dapat



diraencanakan



dalam



pertemuan kelas 4) Tempat melakukan refleksi, yaitu merenungkan dan mengungkapkan perasaan tentang disiplin kelas yang sudah berlangsung. Misalnya guru dapat beratnya kepada anak-anak aturan mana yang dianggap berat, yang mana sering mereka langgar dan mengapa mereka melanggarnya c.. Terapkan aturan secara fleksibel (Luwes)sehingga siswa tidak merasa tertekan. Hal ini berkaitan dengan jadwal pelajaran yang biasnya sangat ketat. d. sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak. Misalnya siswa kelas rendah mungkin perlu diperiksa kebersihan kuku dan pakaianya. e. Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas. C. STARTEGI PENANGANAN DISIPLIN KELAS 1. MENANGANI GANGGUAN RINGAN Untuk menangani gangguan ringan berbagai strategi dapat anda terapkan, strategi tersebut sebagai berikut : a.



Mengabaikan Gangguan kecil dan ringan yang anda anggap tidak akan mempengaruhi yang lain dapat diabaikan saja. Misalnya :ketika anda sedang menjelaskan, anda melihat Sita masih sibuk melihat buku catatan; Anda dapat mengabaikan saja peristiwa tersebut karena anda yakin, Sita akan segera mengikuti penjelesan Anda dan siswa lain tidak akan terganggu.



b. Menatap agak lama Car lain yang dapat digunakan dalam mengatasi gangguan ringan adalah cara dengan menatap siswa yang membuat gangguan. Misalkan, Ketika anda sedang menjelaskan, dua orang anak bertengkar secara berbisik c. Menggunakan tanda Nonverbal Tanda Nonvebal adalah tanda-tanda berupa gerakan tubuh, seperti mengangkat tangan, menggeleng atau menaruh tangan (Telunjuk) diatas bibir. Seandainya , ketika anda menulis soal dipapan tulis ada siswa yang rebut, Anda dapat berbalik menatap siswa sambil menaruh jari diatas bibir sebagi tanda meminta mereka diam.



d. Mendekati Gerak yang mendekati yang dilakukan guru akan menyebabkan siswa yang melakukan pelanggaran sadar bahwa perbuatannya sudah diketahui guru, misalnya Ketika tanya jawab sedang berlangsung, anda melihat Siti dan Ana asyik melakukan sesuatu. e. Memanggil Nama Memanggil nama siswa yang sedang melakukan pelanggaran kecil akan dapat membantu memulihkan disiplin kelas asal dilakukan secara bijaksana., Misalkan Ketika anda sedang asyik menjelaskan, Anda melihat Andi melemparkan kertas kepada Tina dan kertas itu ternyata jatuh dilantai. f. Mengabaikan secara sengaja Anda mungkin pernah mempunyai siswa yang suka mencari perhatian. Misalkan,Ketika siswa lain sibuk bekerja, ia sengaja mengeluarkan mainannya atau ia berlagak pintar dan menggurui temannya. 2. Menangani gangguan berat Untuk menangani gangguan berat berbagai strategi dapat anda terapkan, strategi tersebut sebagai berikut: a. Memberi Hukuman Hukuman merupakan alat pendidikan yang masih sering diperdebatkan. Banya yang menggangap memberikan hukuman lebih banyak segi negatifnya dari pada segi positif, Misalnya, Kohn (1996) megemnukakan bahwa hukuman dapat memperparah masalah, merusak hubungan guru-siswa, dan menghambat



proses



perkembangan



etika.



Mengingat



agar



dalam



menggunakan hokum guru hendaknya memperhatikan hal-hal berikut : 1) Gunakan hukuman hanya jika anda menganggap itu sangat perlu. 2) Mulailah dengan hukuman yang ringan. Misalnya : teguran yang halus 3) Hukuman harus diberikan secara adil dan sesuai dengan tingkat pelanggaran 4) Ketika memberikan hukuman ajarkan dan contohkan apa yang semestinya dilakukan siswa 5) Berhati-hatilah



dlam



dampaknya bagi siswa



memberikan



hukuman



pertimbangkan



b. Melibatkan Orang Tua Pendidikan anak merupakan tanggung jawab bersama anatara orang tua, masyarakat dan sekolah. Oleh karena itu wajarjika guru melibatkan orang tua dalam menangani masalah pelanggaran disiplin. 3.



Menangani Prilaku Yang Agresif Prilaku yang agresif adalah prilaku yang menyerang ditunjukan oleh siswa



didalam kelas. Misalnya ada siswa yang berteriak atau menyerang / menyakiti teman atau bahkan menyerang guru. Atau mungkin ada siswa yang berkata kasar dan tidak senonoh sambil memukul-mukul meja. Berikut adalah beberapa cara untuk menangani siswa yang agresif yaitu : a. Mengubah teman duduk Anda dapat mencoba mengubah / memindahkan tempat duduk anak tersebut. Anak yang cenderung menggangu dipasangkan dengan anak yang patuh atau tempat duduknya dipindahkan sehingga dapat lebih memusatkan perhatian pada pembelajaran. b. Jangan terjebak dengan konfronstasi atau perselisihan yang tidak perlu Kita harus menyadari, terutama kita mengajari dikelas tinggi karena perkembanganya .anak-anak ingin bebas dari kekuasaan melalui tindakan agresif atau konfrontasi verbal yang kasar c. Jangan melayani siswa yang agresif ketika hati sedang panas Jika terjadi konfronstasi usahkan mendinginkan / menenangkan hati sebelum secara langsunng berhadapan dengan anak-anak. d. Hindarkan diri dari mengucapkan kata-kata yang kasar atau bersifat menghina Penggunaan kata-kata yang kasar atau menghina. Lebi-lebih yang diucapakn dengan nada marah tidak akan menyelesaikan masalah bahkan akan memperburuk hubungan guru dengan siswa. Penggunaan kata-kata yang kasar akan menurunkan martabat kita sebagai guru e. Konsultasi dengan pihak lain Jika guru berhadapan pad prilaku yang agresif yang membahayakan siswa lain atau guru sendiri, sebaiknya guru berkonsultasi dengan pihak lain seprti : teman sejawat, kepala sekolah, orang tua siswa atau orang lain yang dianggap tepat.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Disiplin kelas adalah rasa tanggung jawab dari pihak siswa berdasarkan kematangan rasa sosial untuk mematuhi segala aturan dan tata tertib di sekolah sehingga dapat belajar dengan baik dan sebagai upaya untuk mengatur perilaku anak dalam mencapai tujuan pendidikan. Dalam membina disiplin kelas diperlukan beberapa teknik sperti, teknik keteladanan guru, teknik bimbingan guru dan teknik pengawasan bersama. Dalam upaya menegakan disiplin kelas, akan lebih mudah jika kita meminta dukungan dari pihak-pihak terkait yaitu, pihak guru, pihak siswa dan orang tua. Disiplin kelas lebih cenderung agar siswa dapat membina disiplin diri (self discipline). Self discipline biasanya terdapat pada kelas yang gurunya bersikap demokratis bukan pada kelas yang memiliki sikap guru yang otokratis.



DAFTAR PUSTAKA Bolla, J.I (1984).keterampilan mengelolah kelas . Jakarta: proyek pengembangan Pendidikan Guru, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Danielson, CH. (1996). Enhancing Profesional Pratice: A Framework For Teaching. Alexandria Virginia: Associantion For Supervision an Curiculum Development Elias, et al (1997). Promoting Social and Emotional Learning Guideliens For Educator. Alexandria, Virginia : Assocoation for Supervision and curriculum Development. Kohn, A. (1996). Beyond Discipline From Complince to community, Alexandria, Virginia : Association For Supervision And curriculum Development