Tugas Kelompok Teori Pembangunan Samir Amin [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI DEPENDENSI SAMIR AMIN



Oleh : 1. Indah Wiana Rambe



(170903037)



2. Regyta Firtama Arumdani



(170903043)



3. Alfisa Rizky Zatira



(170903045)



4. Bethesda Simanjuntak



(170903055)



5. Nita Sera Sihombing



(170903103)



6. Natalia Sihombing



(170903131)



7. Eikin Dobaldo Ginting



(170903147)



DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018



BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Teori Dependensi pertama kali muncul di Amerika Latin. Pada awal kelahirannya, teori ini lebih merupakan jawaban atas kegagalan program yang dijalankan oleh ECLA (United Nation Economic Commission for Latin Amerika) pada masa awal tahun 1960-an. Lembaga tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mampu menggerakkan perekonomian di negara-negara Amerika Latin dengan membawa percontohan teori modernisasi yang telah terbukti berhasil di Eropa. Teori Dependensi juga lahir atas respon ilmiah terhadap pendapat kaum Marxis Klasik tentang pembangunan yang dijalankan di negara maju dan berkembang. Aliran neo-marxisme yang kemudian menopang keberadaan teori dependensi ini. Teori ketergantungan (dependency theory) adalah teori yang sering dikaitkan dengan Marxisme, menyatakan bahwa sejumlah negara inti mengeksploitasi beberapa negara yang lebih lemah demi kemakmuran mereka. Berbagai versi teori ini menyatakan bahwa hal ini bisa bersifat tidak terhindarkan (teori ketergantungan standar) atau memakai teori tersebut untuk menekankan perlunya perubahan (Neo-Marxis) Teori ketergantungan merupakan kelompok yang mengkhususkan penelitiannya pada hubungan antara negara Dunia Pertama dan Dunia Ketiga. Teori Ketergantungan yang pada awalnya memusatkan perhatian pada negara-negara Amerika Selatan adalah pandangan mereka yang membuka mata terhadap akibat dominasi ekonomi. Ini bisa dilihat dari membumbungnya utang kesenjangan sosial-ekonomi dari pembangunan di banyak negara Dunia Ketiga. Teori ini lebih berpengaruh kepada negara ketiga atau negara kurang maju dalam kerugiannya, dan negara maju justru berpengaruh dalam keuntungannya. Ada dua hal yang dalam keberpengaruhan tersebut. Pertama Negara bekas jajahan (negara ketiga) dapat menyediakan sumber daya manusia dan sumber daya alam, semua hal itu menjadi investasi yang menguntungkan bagi negara pertama (penjajah atau negara maju). Kedua, negara kurang maju (negara ketiga) dapat menjadi pasar untuk hasil produksi negara maju dan hal ini adalah kegiatan



eksploitasi yang menyebabkan negara-negara kurang maju mengalami kemiskinan terusmenerus. Buku buku ciptaan dari samir amin : 1957, Les effets structurels de l’intégration internationale des économies précapitalistes. Une étude théorique du mécanisme qui a engendré les éonomies dites sous-développées (thesis) 1965, Trois expériences africaines de développement: le Mali, la Guinée et le Ghana 1966, L’économie du Maghreb, 2 vols. 1967, Le développement du capitalisme en Côte d'Ivoire 1969, The Class struggle in Africa 1970, Le Maghreb moderne (translation: The Magrheb in the Modern World) 1970, L’accumulation à l’échelle mondiale (translation: Accumulation on a world scale) 1971, L’Afrique de l’Ouest bloquée 1973, Le développement inégal (translation: Unequal development) 1973, Neocolonialism in West Africa [2]. 1973, L’échange inégal et la loi de la valeur 1974, with K. Vergopoulos): La question paysanne et le capitalisme 1975, with A. Faire, M. Hussein and G. Massiah): La crise de l‘impérialisme 1976, L’impérialisme et le développement inégal (translation: Imperialism and unequal development)



1977, La loi de la valeur et le matérialisme historique (translation: The law of value and historical materialism) 1979, Classe et nation dans l’histoire et la crise contemporaine (translation: Class and nation, historically and in the current crisis) 1980, L’économie arabe contemporaine (translation: The Arab economy today) 1981, L’avenir du Maoïsme (translation: The Future of Maoism) 1988, Impérialisme et sous-développement en Afrique (expanded edition of 1976) 1989, La faillite du développement en Afrique et dans le tiers monde 1990, Transforming the revolution: social movements and the world system 1991, with G. Arrighi, A. G. Frank et I. Wallerstein): Le grand tumulte 1992, 'Empire of Chaos' New York: Monthly Review Press. [3] 1994, L’Ethnie à l’assaut des nations 1995, La gestion capitaliste de la crise 1996, Les défis de la mondialisation 1997, ‘Die Zukunft des Weltsystems. Herausforderungen der Globalisierung. Herausgegeben und aus dem Franzoesischen uebersetzt von Joachim Wilke’ Hamburg: VSA. 1997, Critique de l’air du temps 1999, Spectres of capitalism: a critique of current intellectual fashions 2000, L’hégémonisme des États-Unis et l’effacement du projet européen 2002, Mondialisation, comprehendre pour agir



2003, Obsolescent Capitalism 2004, The Liberal Virus: Permanent War and the Americanization of the World 2005, with Ali El Kenz, Europe and the Arab world; patterns and prospects for the new relationship 2006, Beyond US Hegemony: Assessing the Prospects for a Multipolar World 2008, with James Membrez, The World We Wish to See: Revolutionary Objectives in the Twenty-First Century 2009, 'Aid for Development' in 'Aid to Africa: Redeemer or Coloniser?' Oxford: Pambazuka Press [4] 2010, 'Eurocentrism - Modernity, Religion and Democracy: A Critique of Eurocentrism and Culturalism' 2nd edition, Oxford: Pambazuka Press [5] 2010, 'Ending the Crisis of Capitalism or Ending Capitalism?' Oxford: Pambazuka Press [6] 2010, 'Global History - a View from the South' Oxford: Pambazuka Press [7] 2011, 'Maldevelopment - Anatomy of a Global Failure' 2nd edition, Oxford: Pambazuka Press [8] 2013, 'The Implosion of Contemporary Capitalism' : Monthly Review Press



BAB II PEMBAHASAN 1.1. Asumsi –Asumsi mengenai pembangunan Asumsi dasar teori modernisasi: 1. Modernisasi merupakan proses bertahap 2. Modernisasi juga merupakan proses homogenisasi. 3. Dalam wujudnya, modernisasi terkadang dianggap sebagai proses Eropanisasi atau Amereikanisasi, atau yang lebih populer werternisasi (modernisasi sama dengan dunia Barat). 4. Modernisasi dilihat sebagai proses yang tidak bergerak mundur. 5. Modernisasi merupakan perubahan progresif. 6. Modernisasi memerlukan waktu panjang. Ada lima asumsi dasar sebagai esensi dari teori dependensi, yaitu: 1. Keadaaan ketergantungan dilihat sebagai suatu gejala yang sangat umum, berlaku bagi seluruh negara dunia ketiga. Teori dependensi berusaha menggambarkan watak-watak umum keadaan ketergantungan di dunia ketiga sepanjang sejarah perkembangan kapitalisme dari abad ke 16 sampai sekarang. 2. Ketergantungan dilihat sebagai sebagai kondisi yang diakibatkan oleh faktor luar. Sebab terpenting yang menghambat pembangunan karenanya tidak terletak pada personal kekurangan modal atau kekurangan tenaga dan semangat berwiraswasta, melainkan terletak pada diluar jangkauan politik ekonomi dalam negeri suatu negara. Warisan sejarah kolonial dan pembagian kerja internasional yang timpang bertanggung jawab terhadap pembangunan di Negara dunia ketiga. 3. Permasalahan ketergantungan lebih dilihatnya sebagai masalah ekonomi, yang terjadi akibat mengalirnya surplus ekonomi daru negara dunia ketiga ke negara maju. Ini diperburuk lagi karena negara dunia ketiga mengalami kemerosotan nilai tukar perdagangan relatifnya.



4. Situasi ketergantungan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses polarisasi regional ekonomi global. Di satu pihak, mengalirnya surplus ekonomi dari dunia ketiga menyebabkan keterbelakangannya, sementara hal yang sama merupakan salah satu faktor yang mendorong lajunya pembangunan di negara maju. 5. Keadaan ketergantungan dilihatnya sebagai suatu hal yang mutlak bertolak belakang dengan pembangunan. Bagi teori dependensi, pembangunan di negara pinggiran mustahil terlaksana. Sekalipun sedikit proses perkembangan dapat saja terjadi di negara pinggiran ketika misalnya sedang terhadi depresi ekonomi dunia atau perang dunia. Dalam pandangan teori dependensi, pembangunan yang otonom dan berkelanjutan hampir dapat dikatakan tidak mungkin dalam situasi yang terus menerus terjadi perpindahan surplus ekonomi ke negara maju. 1.2 Indikator – indikator 1. Bahwa akibat oleh adanya rintangan-rintangan dalam proses pertukaran yang tidak adil diantara negara-negara terbelakang dengan negara-negara maju; 2. Bahwa akibat masuknya modal asing dengan mendirikan industri-industri baru, maka mereka sangat berorientasi keluar negeri (Extravert Orientation). Sehingga negera-negara terbelakang, khususnya yang menyangkut ekonomi rakyat, kerajinan rakyat dan industri-industri kecil rakyat lainnya menjadi gulung tikar dan hancur; 3. Walaupun ada pengembangan industri-industri pengganti import dan timbulnya spesialisasi baru di negara-negara terbelakang sebagai akibat beroperasinya perusahaan-perusahaan asing (mancanegara) di negara-negara terbelakang, namun negara terbelakang ini pada hakekatnya berada di atas landasan yang sama seperti yang sudah dan masih dialaminya sebagai produsen dan pengekspor bahan-bahan mentah primer dalam keadaan ketergantungan dan mengekspor barang-barang industripun juga dalam keadaan ketergantungan; 4. Distorsi keadaan tersebut, menimbulkan peningkatan yang menyolok dalam jumlah yang bukan merupakan hasil evolusi dan struktur permintaan efektif didalam negeri maupun hasil evolusi dan kenaikan produktivitas;



5. Proses spesialisasi internasional yang tidak adil, juga menimbulkan distorsi di negara-negara terbelakang dalam bentuk penggunaan teknik-teknik produksi modern yang padat modal untuk kegiatan-kegiatan yang ringan. Hal demikian disebabkan oleh karena adanya penentuan yang datang dari pihak luar yaitu pemilik-pemilik modal asing yang datang menginvestasikan modal mereka dalam membina industri-industi ringan ini. Umumnya pemilik-pemilik modal ini datang membawa mesin-mesin sebagai penyertaan mereka dalam perusahaan-perusahaan yang mereka dirikan di negara-negara terbelakang. Disamping adanya pemikiran bahwa penggunaan tenaga kerja yang relatif lebih banyak dalam proses produksi akan tidak menjurus kepada pemupukan surplus yang tinggi dalam waktu singkat untuk digunakan dalam proses reinvestasi; 6. Dalam konteks hubungan ekonomi dengan negara-negara maju dan dengan modal asing yang banyak beroperasi di negara-negara terbelakang, maka kebocoran (leakage) yang berbentuk import dan hoarding (simpanan yang tidak produktif) bukanlah merupakan faktor-faktor yang menentukan kecilnya pengganda (multiplier) di negara-negara terbelakang ini; 7. Manifestasi dan keterbelakangan negara-negara terbelakang tidaklah diukur dari rendahnya produksi per kepala, melainkan dicerminkan oleh adanya ciri-ciri struktural di negara-negara ini. Ciri-ciri struktural tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: a. Adanya ketidakmerataan yang parah dalam distribusi industri dan produksi serta adanya suatu sistem harga yang dipaksakan dari luar yang menimbulkan distorsi dan kepincangan distribusi pendapatan dalam negeri; b. Adanya situasi yang tidak saling terkait antar sektor sebagai akibat penyesuaian produksi terhadap kebutuhan negara-negara maju sehingga manfaat pertumbuhan ekonomi tidak menyebar keseluruh sistem ekonomi. sehingga pertumbuhan ekonomi mengarah pada autocentric growth dan autodynamic growth; 8. Bahwa perkembangan sistem kapitalis di negara-negara terbelakang (kapitalisme pinggiran/peripheral capitalism) sama sekali berbeda dengan perkembangan sistem kapitalis di negara maju. Hal ini disebabkan oleh karena perkembangan sistem kapitalis di negara-negara terbelakang ditentukan oleh sistem prakapitalis yang ada sebelum sistem kapitalis (baru) masuk



dalam jaringan sistem kapitalis dunia yang kemudian menimbulkan sistem kapitalis yang terbatas dan penuh ketergantungan keluar, dimana sangat ditentukan oleh hubungan-hubungan politik dengan pihak luar atau hubungan antar kelas di dalam negeri. 1.3 Kritik terhadap teori modernisasi SAMIR AMIN Samir Amin adalah seorang pemikir Marxisme berkebangsaan Arab, yang mengkritik kapitalisme, dan seorang aktivis anti-globalisasi. Pemikiran-pemikiran Samir Amin tercetus melalui pengamatannya terhadap kondisi dunia saat Perang Dingin, dimana kemerdekaan negara-negara dunia ketiga dari kolonialisme bukanlah kemerdekaan sejati, karena kemudian neokolonialisme hadir sebagai transformasi kolonialisme. Amin membantah teori perkembangan kapitalis yang hanya memperhatikan keterbelakangan di negara dunia ketiga dari permukaannya saja. Menurutnya, keadaan “underdevelopment” disebabkan sebagai bentuk kumulatif dari sejarah ekspansi kapitalisme yang akhirnya menkonstrusi system dunia menjadi “centre”, dan “periphery”. Teori ini disebut sebagai teori formasi sosial kapitalis yang menjabarkan karakterisitik dari keterbelakangan. Seiring berjalannya waktu, keterbelakangan adalah hasil kumulatif dari ketidakseimbangan pertukaran, perkembangan, dan imperialisme. Amin menjelaskan bahwa keterbelkangan merupakan hasil dari tiga faktor, yaitu (1) ketidakmerataan produktivitas diantara “centre” dan “periphery”. (2) Lambatnya kemajuan perekonomian nasional beserta factor-faktor produksinya diakrenakan untuk memenuhi keinginan eksternal, yaitu dari negara-negara “centre”. (3) negara-Negara “centre” mendominasi negara “periphery” dari segi perekonomian, social, dan politik. 1.4 Proses dalam pencapaian teori dependensi Samir amin berpendapat adanya rintangan rintangan ( yang antara lain muncul dalam proses pertukaran yang tidak adil antara negara negara terbelakang dengan negara negara maju dengan segala akibatnya) maka proses transisi dari situasi ekonomi pra-kapitalis ke situasi ekonomi



kapitalis dinegara negara terbelakang ini mengambil bentuk yang sangat berlainan dari yang pernah dialami oleh negara negara maju pada waktu negara negara ini mengalami proses transisi sehingga negara - negara terbelakang tetap terus berkembang. 1.5 Strategi yang digunakan dalam teori modernisasi



Strategi yang digunakan dalam teori modernisasi : 1. Menurunkan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk, agar pertumbuhan ekonomi meningkat. 2. Mengembangkan industrI subtitudi impor untuk mengurangi ketergantungan kepada impor barang konsumsi (defensif). 3. Membangun industri berorientasi ekspor untuk memperoleh devisa (ofensif). 4. Membangun infrastruktur ekonomi. 5. Industrialisasi melalui PMA (penanaman modal asing).



BAB III PENUTUP



KESIMPULAN



Teori dependensi baru adalah teori yang muncul akibat adanya kritik terhadap teori dependensi. Beberapa tokoh yang termasuk dalam teori dependensi baru diantaranya; Fernando Henrique Cardoso, Thomas B Gold, Hagen Koo, dan Mohtar mas’oed.



Teori ketergantungan memakai pendekatan struktural karena itu teori ketergantungan dapat digolongkan kelompok teori struktural. Struktural sendiri memang berpangkal pada filsafat materialisme yang dikembangkan oleh Karl Marx, tetapi teori ketergantungan membantah Marx yang menyatakan bahwa kapitalisme akan menjadi cara produksi tunggal dan menciptakan proses maupun struktural masyarakat yang sama disemua negara yang ada di dunia.



Pendekatan teori ketergantungan berlawanan dengan teori evolusi dan modernisasi. Depedency theory menekankan hubungan yang ada di dalam masyrakat seperti struktur sosial, kultur, ekonomi, dan politik. Asumsi yang mendasari teori ini adalah keterbelakangan dan pembangunan merupakan konsep yang saling terkait. Istilah ketergantungan digunakan untuk memberi tekanan bahwa kemajuan di masyarakat pusat (negara maju) merupakan keterbelakangan di daerah peripheral (negara dunia ketiga) diakibatkan oleh proses sejarah yang disengaja, seperti kerangka teori dari pemikiran Marx tentang eksploitasi. Bahwa penyebab negara-negara tertinggal adalah karena negara-negara maju. Teori ini melihat ketidakseimbangan dalam hubungan antara Negara Dunia Ketiga dengan Negara Dunia Pertama karena mereka akan selalu berusaha menjaga aliran surplus ekonomi dari negara pinggiran ke negara sentral. Sebagai hasilnya, Negara Dunia Ketiga menjadi miskin, terbelakang, dan kondisi politik ekonominya tidak stabil.



DAFTAR PUSTAKA



https://prezi.com/3qtn9rfoa1g_/teori-pembangunan-modernisasi/ https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_modernisasi