Tugas Kimia (Ikatan Kimia) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS KIMIA



OLEH NAMA : VIONA MARIANA DEWI SANAM NIM : 1909010031



FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2019



TUGAS 1



a. Pelaruan Senyawa Ionik



Dalam kimia, senyawa ionik adalah senyawa kimia yang tersusun dari ion-ion yang disatukan oleh gaya elektrostatik yang disebut ikatan ionik. Senyawa ini netral secara keseluruhan, tetapi terdiri dari ion bermuatan positif yang disebut kation dan ion bermuatan negatif yang disebut anion. Ini bisa berupa ion sederhana seperti natrium (Na+) dan klorida (Cl−) dalam natrium klorida, atau spesies poliatomik seperti ion amonium (NH+4) dan karbonat (CO2−3) dalam amonium karbonat. Masing-masing ion dalam senyawa ionik biasanya memiliki beberapa tetangga terdekat, jadi tidak dianggap sebagai bagian dari molekul, tetapi merupakan bagian dari jaringan tiga dimensi kontinu; ini biasanya dalam struktur kristal. Senyawa ionik yang mengandung ion hidrogen (H+) diklasifikasikan sebagai asam, sedangkan yang mengandung ion basa hidroksida (OH−) atau oksida (O2−) diklasifikasikan sebagai basa. Senyawa ionik tanpa ion-ion di atas juga dikenal sebagai garam dan dapat terbentuk melalui reaksi asam basa. Senyawa ionik juga dapat dihasilkan dari ion konstituennya melalui penguapan pelarutnya, presipitasi, pembekuan, reaksi zat padat, atau reaksi transfer elektron logam reaktif dengan nonlogam reaktif, seperti gas halogen. Senyawa ionik biasanya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi, dan keras dan rapuh. Sebagai padatan mereka hampir selalu menyekatlistrik, tapi saat meleleh atau larut mereka menjadi sangat konduktif, karena mobilisasi ion-ionnya. Senyawa ionik dapat dibuat dari ion konstituennya dengan penguapan, presipitasi, atau pembekuan. Logam reaktif seperti logam alkali dapat bereaksi langsung dengan gas halogen yang sangat elektronegatif membentuk produk ionik.[8] Mereka juga dapat disintesis sebagai produk dari reaksi antar padatan pada suhu tinggi. Jika senyawa ionik larut dalam pelarut, senyawa ini dapat diperoleh sebagai senyawa padat dengan menguapkan pelarutnya dari larutanelektrolit ini. Ketika pelarut diuapkan, ion tidak ikut menguap, tetapi tetap berada di larutan yang tertinggal, dan bila sudah cukup pekat, terjadilah nukleasi, dan mengkristal menjadi senyawa ionik. Proses ini terjadi secara luas di alam, dan merupakan cara pembentukan mineral evaporit. Metode lain untuk mendapatkan kembali senyawa dari larutannya melibatkan penjenuhan larutan pada suhu tinggi dan kemudian mengurangi kelarutannya dengan menurunkan suhu sampai larutan tersebut superjenuh dan senyawa padat ternukleasi.



Senyawa ion yang tidak larut dapat diendapkan dengan mencampur dua larutan, satu dengan kation dan satu lagi dengan anion di dalamnya. Oleh karena semua larutan bersifat netral secara kelistrikan, kedua larutan yang dicampur juga harus mengandung ion lawan dari muatan yang berlawanan. Untuk memastikan bahwa ion lawan ini tidak mencemari senyawa ionik yang diendapkan, penting untuk dipastikan agar ion lawan tidak ikut mengendap. Jika kedua larutan tersebut menggunakan ion hidrogen dan ion hidroksida sebagai ion lawan, mereka akan bereaksi satu sama lain dalam reaksi asam– basa atau reaksi netralisasi membentuk air. Sebagai alternatif, ion lawan dapat dipilih untuk memastikan bahwa bahkan jika digabungkan dalam satu larutan tunggal, mereka akan tetap larut sebagai ion tribun. Jika pelarutnya adalah air baik dalam metode penguapan atau pembentukan endapan, dalam banyak kasus kristal ionik yang terbentuk juga mencakup air kristal, sehingga produk tersebut dikenal sebagai hidrat, dan dapat memiliki sifat kimia yang sangat berbeda. Lelehan garam cair akan memadat pada pendinginan sampai di bawah titik bekunya. Ini kadang-kadang digunakan untuk sintesis benda padat senyawa ion kompleks dari reaktan padat, yang sebelumnya telah dicairkan bersamaan. Dalam kasus lain, reaktan padat tidak perlu dicairkan, tetapi bisa bereaksi melalui jalur reaksi benda padat . Dalam metode ini, reaktan digiling berulang-ulang sampai halus dan menjadi pasta, kemudian dipanaskan sampai suhu dimana ion-ion reaktan tetangga dapat berdifusi bersamaan selama campuran reaktan tetap berada dalam oven. Jalur sintetis lainnya menggunakan prekursor padat ion non-volatil dengan rasio stoikiometri yang tepat, yang dipanaskan untuk menghilangkan spesies lainnya. Dalam beberapa reaksi antara logam yang sangat reaktif (biasanya dari Golongan 1 atau Golongan 2) dan gas halogen yang sangat elektronegatif, atau air, atom-atom dapat diionisasi melalui transfer elektron, sebuah proses yang secara termodinamika dapat dipahami dengan menggunakan siklus Born–Haber.



b. Permukaan Jarum Tidak Tenggelam



Jarum tidak tenggelam dalam air karena, adanya tegangan permukaan yang menunjukkan adanya gaya kohesi lebih besar dibandingkan gaya adhesi jarum dengan permukaan air



Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis. Partikel A dalam zat cair ditarik oleh gaya sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel di dekatnya. Partikel B di permukaan zat cair hanya ditarik oleh partikel-partikel disamping dan dibawahnya, hingga pada permukaan zat cair terjadi tarikan ke bawah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan: Jenis cairan, suhu, adanya zat terlarut, surfaktan dan konsentrasi zat terlarut. Surfaktan, zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Kohesi adalah gaya tarik menarik antara partikel partikel yang sejenis. Kohesi dipengaruhi oleh kerapatan dan jarak antarpartikel dalam zat. Dengan demikian, gaya kohesi zat padat lebih besar dibandingkan dengan zat cair dan gas. Gaya kohesi mengakibatkan dua zat bila dicampurkan tidak akan saling melekat. Contoh peristiwa kohesi adalah : Tidak bercampurnya air dengan minyak, tidak melekatnya air raksa pada dinding pipa kapiler, dan air pada daun talas. Adhesi adalah gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang tidak sejenis. Contoh: Tinta dapat menempel di kertas, Kapur / tinta dapat menempel di papan tulis, Semen dapat melekatkan batu dengan pasir, dan Cat dapat menempel pada tembok Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi: 1). Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat 2). Penetrasi molekul melalui membrane biologis 3). Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi.



c. Permukaan Air Cekung



Pengertian Meniskus Definisi meniscus. Meniscus adalah melengkungnnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler. Meniscus zat cair bergantung pada gaya adhesi dan kohesi serta sudut kontaknya. Misalnya meniscus air cekung sebab adhesi lebih kuat dari pada kohesi, dan sudut



kontaknya 90°. Pengertian Meniskus ialah sifat yang dimiliki zat cair berupa penampakan kelengkungan yang terjadi dan ada pada permukaan zat cair ketika zat berada dalam tabung atau celah yang sempit. Dan miniskus ini punya dua macam jenis yang berbeda,yaitu: 1. meniskus cekung, yaitu suatu keadaan di mana permukaan zat cair berada dalam tabung/bejana sempit yang tampak melengkung ke bawah. hal Ini disebabkan karena gaya adhesi antara molekul zat cair dan molekul wadahnya atau volumenya lebih besar daripada gaya kohesi antarmolekul zat cair. Contohnya tuh kayak bentuk permukaan air yang cekung di dalam tabung reaksi. 2. Sedangkan meniskus cembung, yaitu suatu keadaan di mana permukaan zat cair berada dalam tabung/bejana sempit yang tampak melengkung ke atas. hal Ini disebabkan karena gaya kohesi zat cair lebih besar daripada gaya adhesi antara zat cair dan wadah atau volume tabung/bejana. Contohnya itu kayak bentuk permukaan raksa yang cembung di dalam tabung reaksi. Kalpilaritas Gejala naik turunnya permukaan zat cair dalam pipa kapiler disebut dengan kalpilaritas. Kalpilaritas bergantung pada kohesi dan adhesi. Gejala kalpilaritas dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti naiknya minyak tanah pada sumbu kompor, naiknya air dan garam mineral melalui pembuluh kayu pada tumbuhan, merembesnya air hujan pada tumbuhan, merembesnya air hujan pada dinding rumah atau meresapnya air pada tisu. Kalpilaritas juga dipengaruhi besarnya lubang pipa kapiler. Apabila sebuah bejana berhubungan berupa pipa kapiler diisi dengan zat cair, maka tinggi permukaan pada setiap pipa tidak sama. Tetapi, jika bejana berhubungan yang dipakai bukan berupa pipa kapiler, maka akan berlaku hukum bejana berhubungan, yang berbunyi : “Apabila sebuah bejana yang saling berhubungan didisi dnegan zat cair sejenis, maka permukaan zat cair berbentuk mendatar dengan ketinggian sama”. Asas bejana berhubungan ini tidak berlaku dikarenakan beberapa faktor, seperti bejana diisi dengan zat cair yang berbeda, salah satu bejana ditiup, bejana digoyang-goyangkan, dan terdapat pipa kapiler. Contoh pemanfaatan bejana berhubungan adalah pada menara air, teko, dan system pengaliran air ledeng/keran. Sebelumnya, telah kita ketahui bahwa raksa mempunai meniscus cembung dan air mempunyai meniscus cekung. Hal ini disebabkan oleh kohesi moekul-molekul zat cair tersebut. Pada molekul-molekul air dipermukaaan, gaya kohesinya selalu berusaha untuk memperkecil luas permukaan air. Air yang berada pada keadaan seperti ini, dikatakan memiliki tagangan permukaan. Besarnya tegangan permukaan sangatlah kecil, tetapi pada batas tertentu dapat menahan berat pisau atau silet yang terapung. Peristiwa sehari-hari yang terkait dengan tegangan permukaan air misalnya nyamuk dan beberapa serangga dapat hinggap dan berjalan bebas dipermukaan air, jarum dapat terapung di air, dan gelembung air sabun dalam keseimbangan dapat mempertahankan diri untuk tidak pecah.



d. Air dan Minyak



Hal ini berkaitan dengan struktur kimia yang ada pada air dan minyak. Air terdiri dari satu atom oksigen dan dua atom hidrogen yang tidak simetris, sehingga strukturnya bersifat polar alias ada distribusi muatan yang tidak merata padanya. Satu sisi molekul air cenderung bermuatan positif, sedangkan sisi lainnya cenderung negatif. Karena sifat polar itu, kebanyakan zat cair akan larut ke dalam air. Tapi tidak dengan minyak. Minyak memiliki struktur kimia nonpolar. Atom-atomnya tersusun sedemikian sehingga muatannya tersebar merata. Karena itu, polaritas muatan dari molekul air tidak bisa berikatan dengan minyak, karena tidak ada yang bisa diikat oleh molekul air. Jadi jika ada molekul minyak di dalam molekul-molekul air, tarik-menarik antara molekul air akan menekan minyak untuk bergeser dari tempat itu. Sampai akhirnya minyak mengapung ke permukaan air. Sabun dapat digunaka untuk mencampur air dan minyak yaitu, Molekul sabun terdiri dari ikatan panjang rantai hidrokarbon C-H dan asetat. Rantai C-H ini bersifat hidrophobic, sama seperti minyak. Sementara bagian asetat ini bersifat polar, sama seperti air. Hal inilah yang kemudian menjadi kunci dalam mencampurkan air dengan minyak. Ketika sabun dimasukkan ke dalam campuran air dan minyak, salah satu ekornya berikatan dengan air dan ekor lainnya berikatan dengan minyak. Dengan begitu, air dan minyak dapat saling berikatan dan pada akhirnya dapat bercampur. Pada akhirnya air dan minyak dapat tercampur.



e. Es Mengambang di Air



Air tersusun atas molekul H2O yang memiliki struktur berbentuk huruf V. Dalam bentuk cairan, molekul – molekul ini dapat bergerak bebas ke segala arah sehingga bentuknya menjadi tidak teratur. Mereka juga akan saling berdesakan dan bertumbukan satu dengan



yanglain Akibatnya, jarak antara molekul menjadi lebih dekat dan kerapatannya meningkat. Bayangkan saja ketika ada pembagian sembako di kantor kelurahan. Orang – orang yang datang akan saling berdesakan satu dengan yang lain agar mendapatkan jatah sembako. Kerapatan kerumunan orang saat membagi sembako itu kira – kira sama seperti kerapatan molekul H2O dalam air yang berwujud cair. Air memiliki massa jenis sebesar 1g/ml yang artinya 1 mL air memiliki massa 1 g atau 1L air memiliki massa 1Kg (1.00 g). Ketika air didinginkan sampai titik bekunya yaitu 0 degC, maka molekul – molekul H2O yang tidak teratur tadi akan akan membeku sehingga membentuk struktur yang rapi. Mereka tidak bisa bergerak bebas lagi ke segala arah. Struktur molekul air ketika membeku juga meninggalkan ruang – ruang kosong sehingga akan terjadi peningkatan volume. Air dalam wujud padat memiliki volume yang lebih besar dibandingkan dalam air yang berwujud cair. Peningkatan volume dapat kita buktikan dengan cara membekukan air dalam sebuah kantong plastik. Setelah membeku, kantong plastik yang bersisi es akan membengkak dan ukurannya akan lebih besar dibandingkan kantong palstik yang berisi air. Hal ini disebabkan oleh terjadinya pertambahan volume air ketika membeku. Dengan struktur seperti penjelasan diatas, es memiliki kerapatan molekul yang lebih kecil dibandingkan air yang berwujud cair. Es memiliki massa jenis 0,92 gr/mL yang artinya 1 mL es hanya memiliki berat 0,92 gram atau 1 L es memiliki massa 920 gram (0,92 Kg). Karena massa jenis air lebih besar dibandingkan es, makanya es itu mengapung di atas permukaan air. jadi benda – benda yang bisa mengapung di atas permukaan air juga memiliki massa jenis yang lebih kecil dibandingkan air. Batu atau benda padat lain yang tenggelam dalam air adalah benda – benda yang memiliki massa jenis jauh lebih besar dibandingkan air. Dalam pembuatan kapal orang – orang juga menggunakan prinsip ini agar kapal yang dibuat bisa mengapung dan tidak tenggelah didalam air. Mereka biasanya membuat lambung kapal yang diisi udara agar massa jenis kapal menjadi lebih ringan sehingga dapat mengapung di permukaan air. satupun manusia yang bisa menandingiNya.



f. Anggang-Anggang Bisa Berjalan di Air



Kenyataan bahwa paperclip dapat terapung di permukaan air menujukkan bahwa permukaan air juga dapat menahan benda, asalkan benda itu tidak terlampau berat karena ketahanan permukaan air juga tidak besar. Hal ini serupa dengan permukaan meja. Permukaan meja memiliki ketahanan yang lebih besar daripada ketahanan permukaan air, namun tetap saja ketahanan meja itu memiliki batas tertentu. Dari sini dapat dipahami ketahanan permukaan air, yang terjadi pada skala yang lebih kecil daripada ketahanan meja. Air terdiri dari molekul-molekul air (H2O). Molekul-molekul tersebut saling tarikmenarik. Fenomena tarik-menarik antar molekul-molekul sejenis seperti ini disebut KOHESI. Jadi, akibat adanya gaya kohesi, molekul-molekul air berkumpul dan merapat (tidak bercerai-berai). Rapatnya molekul-molekul air ini mengakibatkan permukaan terluarnya membentuk suatu ketahanan terhadap gangguan luar. Molekul-molekul air selalu tarik-menarik, saling merapat satu sama lain. Hal ini memberikan permukaan air kekuatan (tegangan) untuk menahan gangguan luar. Dalam hal ini, terjadi apa yang dinamakan dengan tegangan permukaan air. Jika gangguannya tidak terlampau besar, tegangan permukaan air dapat menahannya. Tegangan permukaan air inilah yang menahan kaki serangga anggang-anggang tidak tercelup ke dalam air. Tubuh anggang-anggang tidak terlampau berat, sehingga permukaan air masih mampu untuk menjadi pijakannya. Dalam kasus ini, konstruksi kaki anggang-anggang juga berperan besar. Telapak kaki anggang-anggang tersusun dari rambut-rambut halus yang memerangkap udara di sela-selanya. seperti ditunjukkan pada gambar di atas, bahwa desain seperti ini memperkecil “ketajaman” kaki anggang-anggang sehingga ia dapat lebih mudah berjalan di permukaan air.



TUGAS TAMBAHAN 1. Mengapa interaksi gaya vanderwaals dan ikatan hidrogen di dalam sel sangat penting ? Gaya antarmolekul adalah gaya elektromagnetik yang terjadi antara molekul atau antara bagian yang terpisah jauh dari suatu makromolekul. Gaya-gaya ini dapat berupa kohesi antara molekul serupa, seperti contohnya pada tegangan permukaan, atau adhesi antara molekul tak serupa, contohnya pada kapilaritas. Gaya-gaya ini dimulai dari yang paling kuat, terdiri dari interaksi ionik, ikatan hidrogen, interaksi dwikutub (dipole), dan gaya Van der Waals. a. Ikatan Hidrogen Dalam kimia, ikatan hidrogen adalah sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikata hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Dalam makromolekul seperti protein dan asam nukleat, ikatan ini dapat terjadi antara dua bagian dari molekul yang sama, dan berperan sebagai penentu bentuk molekul keseluruhan yang penting. Ikatan hidrogen mempengaruhi titik didih suatu senyawa. Semakin besar ikatan hidrogennya, semakin tinggi titik didihnya. Namun, khusus pada air (H2O), terjadi dua ikatan hidrogen pada tiap molekulnya. Akibatnya jumlah total ikatan hidrogennya lebih besar daripada asam florida (HF) yang seharusnya memiliki ikatan hidrogen terbesar ( karena paling tinggi perbedaan elektronogatifitasnya) sehingga titik didih air lebih tinggi daripada asam florida. b. Ikatan Van der Waals Gaya Van der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut. Tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap ( gaya keesom), dipol rotasi atau bebas ( gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron ( gaya London). Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda Johannes Van der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini. Potensial Lennard-Joners sering digunakan sebagai model hampiran untuk gaya Van der Waals sebagai fungsi dari waktu. Interaksi Van der Waals teramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia ( makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan.



2. Alotrop karbon termasuk jenis ikatan apa? Jelaskan dan berikan contohnya! Senyawaan yang terbentuk dari atom unsur karbon dengan struktur yang berbeda disebut alotrop karbon. Grafit, intan, fullerene dan karbon amorf merupakan contoh dari alotrop karbon yang sejauh ini diketahui. Alotrop adalah bentuk yang berbeda dari unsur yang sama. Pengaturan ikatan berbeda antara atom menghasilkan struktur yang berbeda dengan bahan kimia yang berbeda dan sifat fisik. Sebuah unsur kimia dikatakan menunjukkan alotropi ketika terjadi dalam dua atau lebih bentuk dalam keadaan fisik yang sama; bentuk yang disebut alotrop. Alotrop umumnya berbeda dalam sifat fisik seperti warna dan kekerasan; mereka juga mungkin berbeda dalam struktur molekul atau aktivitas kimia, tapi biasanya sama dalam sifat umum kimia. Jenis Alotrop 1. Jenis enantiotropik Merupakan jenis yang dapat mengalami perubahan reversibel dalam alotrop lain dalam kondisi tertentu, seperti suhu atau tekanan yang berbeda. Misalnya, ada bentuk unsur timah yang stabil di bawah 55.4 ° F (13 ° C), dan lain yang stabil diatas suhu ini – adalah mungkin untuk mengkonversi salah satu ke yang lain, dan kembali lagi dengan menaikkan atau menurunkan suhu. 2. Jenis Monotropik. Yang berarti bahwa satu bentuk yang paling stabil, dan tidak dapat dengan mudah dikonversi ke dan dari bentuk lain; beberapa contoh adalah bentuk grafit karbon, dan bentuk yang paling umum dari oksigen (O2), yang bertentangan dengan ozon yang kurang stabil (O3). Contoh: 







Intan. Intan adalah zat padat yang bening dan zat yang paling keras, mempunyai indeks bias tinggi, bukan konduktor listrik tetapi tahan asam dan alkali. Intan terbentuk secara alamiah. Susunan molekul intan lebih rapat dibandingkan grafit, dengan kerapatan intan 3,51 g/cm3, sedangkan grafit 2,22 g/cm3. Untuk membuat intan dari grafit diperlukan tekanan dan suhu yang tinggi, yaitu 3.000 °C dan 125 bar dengan katalis logam transisi, seperti Cr, Fe, atau Pt, yang akan menghasilkan intan 0,1 karat. Kegunaan intan alam sebagian besar untuk perhiasan. Intan alam yang tidak cukup baik digunakan untuk pemotong kaca, gerinda, dan mata bor serta digunakan untuk membuat ampelas untuk memoles benda yang sangat keras, seperti baja tahan karat. Grafit. Grafit adalah zat bukan logam berwarna hitam yang mampu menghantarkan panas dengan baik, buram, licin, tahan panas, dan dapat dihancurkan menjadi serbuk yang lebih kecil. Sifat fisika grafit ditentukan oleh sifat dan luas permukaannya. Grafit yang halus berarti mempunyai permukaan yang relatif lebih luas. Grafit dapat dibuat dengan mensintesis berbagai bahan yang mengandung karbon. Grafit mempunyai struktur yang berbentuk lapisan. Jarak antarlapisan hampir 2,5 kali lebih besar dari jarak antaratom dalam satu lapisan. Hal ini menyebabkan grafit bersifat licin karena satu lapisan dapat meluncur di atas lapisan lainnya.Hubungan antar lapisan dalam



grafit dapat diibaratkan dengan tumpukan lembaran kaca yang basah. Grafit juga mempunyai titik leleh yang tinggi. Elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan antarlapisan terikat relatif lemah, sehingga dapat mengalir dari satu atom ke atom lain, sehingga grafit dapat menghantarkan listrik. Kegunaan grafit, antara lain adalah sebagai elektrode pada baterai, proses elektrolisis, atau untuk pensil. Selain itu, jika karbon aktif dipanaskan pada suhu 1.500 °C dengan paladium, platina sebagai katalis, akan menghasilkan serat polimer, seperti poliakrilonitril atau selulosa, yang bila digabungkan dengan plastik akan membentuk foam dan foil.



3. Identifikasi ikatan kimia ( antar molekul dan intra molekul) di dalam tubuh hewan, kemudian jelaskan peran dari ikatan kimia tersebut! Ikatan kimia adalah sebuah proses fisika yang bertanggung jawab dalam interaksi gaya tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Penjelasan mengenai gaya tarik menarik ini sangatlah rumit dan dijelaskan oleh eletrodinamika kuantum. Dalam praktiknya, para kimiawan biasanya bergantung pada teori kuantum atau penjelasan kualitatif yang kurang kaku ( namun lebih mudah untuk dijelaskan) dalam menjelaskan ikatan kimia. Secara umu, ikatan kimia yang kuat diasosiakan dengan transfer elektron antara dua atom yang berpartisipasi. Ikatan kimia menjaga molekul-molekul, kristal, dan gas-gas diatomik untuk tetap bersama. Selain itu ikatan kimia juga menentukan struktur suatu zat. Kekuatan ikatan-ikatan kimia sangatlah bervariasi. Pada umumnya, ikatan kovalen dan ikatan ion dianggap sebagai ikatan “kuat”, sedangkan ikatan hidrogen dan ikatan Van der Waals dianggap sebagai ikatan “lemah”. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa ikatan “lemah” yang paling kuat dapat lebih kuat daripada ikatan “kuat” yang paling lemah. Contoh model titik Lewis yang menggambarkan ikatan kimia antara karbon C, hidrogen H, dan oksigen O. Titik lewis adalah salah satu dari usaha awal kimiawan dalam menjelaskan ikatan kimia dan masih digunakan secara luas sampai sekarang.



4. Tulis perbedaan gaya antar molekul ( Van der Waals, ikatan hidrogen) dan intra molekul ( ion kovalen, logam ) dilihat dari sifat fisik dan kimia nya. Gaya antarmolekul dan intramolekul adalah dua jenis gaya yang menyatukan molekul dan atom secara bersamaan. Gaya ini mengendalikan pergerakan molekul dan atom. Kedua jenis Gaya menentukan karakteristik kimia dan fisika dari suatu zat. Perbedaan utama antara gaya antarmolekul dan intramolekul adalah bahwa gaya antarmolekul ada di antara molekul itu sendiri, sedangkan gaya intramolekul ada di antara atom-atom dalam molekul. Selain itu, ada lebih banyak perbedaan di antara gaya ini.



Pengertian Gaya Antarmolekul Gaya antarmolekul adalah kekuatan yang mengikat molekul individu dalam suatu zat karena muatan positif dan negatifnya. Gaya antarmolekul adalah gaya yang menarik, tetapi bukan ikatan kimia. Dengan demikian, gaya antarmolekul jauh lebih lemah daripada gaya intramolekul. Gaya ini menentukan karakteristik fisik suatu zat. Salah satu karakteristik fisik terpentingnya adalah kemampuan untuk menentukan keadaan suatu zat – apakah benda itu padat, cair atau gas.



Pengertian Gaya Intramolekul Gaya yang menahan atom dalam molekul disebut gaya intramolekul. Gaya ini bertanggung jawab atas pembentukan ikatan kimia. Dengan demikian, gaya intramolekul jauh lebih kuat daripada gaya antarmolekul. Interaksi intramolekul terjadi ketika dua atom berbagi elektron atau mendonasikan/mendapatkan elektron ke/dari atom lain.



( GAYA ANTARMOLEKUL) :



 Gaya Vanderwaals Gaya Van der Waals merupakan salah satu jenis gaya tarik-menarik di antara molekulmolekul. Gaya ini timbul dari gaya London dan gaya antardipol-dipol. Jadi, gaya Van der Waals dapat terjadi pada molekul nonpolar maupun molekul polar. Gaya ini diusulkan pertama kalinya oleh Johannes Van der Waals (1837–1923). Konsep gaya tarik antarmolekul ini digunakan untuk menurunkan persamaanpersamaannya tentang zat-zat yang berada dalam fase gas. Kejadian ini disebabkan adanya gaya tarik-menarik antara inti atom dengan elektron atom lain yang disebut gaya tarik-menarik elektrostatis (gaya coulumb). Umumnya terdapat pada senyawa polar. Untuk molekul nonpolar, gaya Van der Waals timbul karena adanya dipoldipol sesaat atau gaya London.



 Ikatan Hidrogen Ikatan Hidrogen merupakan ikatan antar molekul yang memiliki atom H yang terikat pada atom yang memiliki keelektronegatifitas yang tinggi. Ikatan Hidrogen juga dapat didefenisikan sebagai sejenis gaya tarik antarmolekul yang terjadi antara dua muatan listrik parsial dengan polaritas yang berlawanan. Walaupun lebih kuat dari kebanyakan gaya antarmolekul, ikatan hidrogen jauh lebih lemah dari ikatan kovalen dan ikatan ion. Ikatan hidrogen seperti interaksi dipol-dipol dari Van der Waals. Perbedaannya adalah muatan parsial positifnya berasal dari sebuah atom hidrogen dalam sebuah molekul. Sedangkan muatan parsial negatifnya berasal dari sebuah molekul yang dibangun oleh atom yang memiliki elektronegatifitas yang besar, seperti atom Flor (F), Oksigen (O), Nitrogen (N). Muatan parsial negatif tersebut berasal dari pasangan elektron bebas yang dimilikinya.