Tugas Kuliah Pak Siswo Part 2 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS MATA KULIAH



SOSIO-PSIKO SASTRA



Dosen pengampu:



Drs. SISWO HARSONO, M. Hum



Disusun oleh:



Elsie Juliana Hutabarat A2B309012



JURUSAN S1 SASTRA INGGRIS REGULER II FAKULTAS SASTRA ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2010



BAB I



PENDAHULUAN The stronger sebenarnya, merupakan sebuah drama karangan Johan August Strindberg kelahiran Swedia 22 Januari 1849, yang kemudian dibuat film dramanya. Cerita ini menggambarkan cuplikan kehidupan pada masa itu di kota Stockholm, sekitar tahun 1880an. Dimana kehidupan yang pada masa itu moralitas menjadi suatu hal yang sangat penting, disamping itu juga terciptanya drama ini oleh karena pandangan Strindberg yang terlihat seperti tidak menghargai kaum wanita, beliau diketahui memiliki banyak masalah terhadap beberapa wanita, bahkan ibunya sendiri dijulukinya sebagai seorang perempuan pelayan karena dulu ibunya seorang pelayan. Film drama ini berdurasi singkat, dimana didalamnya berkisah tentang



ketegaran



hati



seorang



wanita



bernama



Amelia,



yang



berselingkuh dengan pria yang sudah beristri. Lalu kemudian si istri dari pria itu bertemu dengannya dengan maksud ingin menyindir dan juga ingin memperingatkan pada Amelia tentang perbuatannya itu. Dari awal drama ini dimainkan, maka akan terlihat siapa yang dijuluki the stronger itu. Dan untuk melengkapi analisis film drama ini, maka pada film ini, penulis akan membahas unsur intrinsik dan ekstrinsik drama, serta juga akan menggunakan beberapa landasan teori yang berkaitan dengan pembuatan film serta segala sesuatu yang mendukung terciptanya suatu produksi film yang tentunya terkandung dalam film yang akan dibahas ini. Dan akhirnya, jika ada yang salah dalam penulisan dan analisis dari film drama ini, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, dan berharap semoga analisis dari film drama ini bermanfaat bagi semua pihak, baik bagi penulis dan juga bagi yang membacanya.



BAB II



SEQUENCE CERITA



1. Awal cerita dari film drama The stronger



Gambar 1



Gambar 2



Gambar 3



Gambar 4



Film drama ini diawali dengan seorang wanita (berperan sebagai Amelia) sedang duduk di café sendiri, lalu didatangi oleh seorang pelayan. Kemudian, muncul lagi seorang wanita yang terlihat lebih tua dari padanya memasuki café itu, bertepatan dengan perginya si pelayan tadi. Wanita yang terlihat lebih tua itu terkejut melihat wanita yang sedang duduk itu karena ternyata ia mengenali wanita yang sedang duduk sendiri itu. 2. Pertengahan cerita dari film drama The stronger



Pada bagian ini diceritakan bahwa Nyonya X semula bertingkah halus dan act 1



act 2



act 3



act 4



act 5



act 6



act 7



act 8



act 9



act 10



act 11



bersahabat terhadap Amelia. Ny. X menunjukkan beberapa barang yang dibawanya dalam keranjang, ia memamerkan pada Amelia boneka serta pistol mainan yang nantinya akan diberikan pada anaknya yang bernama Liza dan Eskil. Tidak hanya itu, Ny. X juga menunjukkan sandal yang nantinya akan dipakai oleh suaminya, bahkan membuat lelucon dengan sandal itu sehingga mereka berdua tertawa. Namun, setelah itu Ny. X



mulai menunjukkan emosi yang dipendamnya terhadap Amelia. Ia marah dan mengomeli Amelia habis-habisan, hal ini dapat kita lihat pada urutan gambar



diatas,



sementara



Amelia



hanya



bisa



berdiam



tanpa



mengeluarkan sepatah kata pun. 3. Pada bagian akhir cerita dari film drama The stronger gambar 1



gambar 2



gambar 4



gambar 5



gambar 3



Bagian akhir dari cerita film drama ini, Ny. X yang tadinya marah dan mengomeli Amelia, akhirnya mulai mereda emosinya, dan berpamitan ingin pulang ke rumahnya. Sebelum pulang, ia mengucapkan terima kasih pada Amelia atas sikapnya selama ini sehingga membangkitkan semangat dalam dirinya untuk mencari tahu bagaimana cara mencintai suaminya. Amelia tidak melihat ke wajah Ny. X lalu Ny. X pergi dan melihat Amelia dari balik tirai. Amelia terlihat sedih namun tidak dapat berbuat apa-apa lagi.



BAB III



LANDASAN TEORI Dalam mengapresiasi karya sebuah film ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk dapat mengkaji atau menganalisis film tersebut secara lebih rinci, yaitu dengan menganalisis unsur instrinsik serta unsur ekstrinsiknya. Unsur instrinsik meliputi naratologi dan sinematografi,



sedangkan



unsur



ekstrinsiknya, penulis



hanya



akan



menggunakan



metode dari teori psikologi sastra. Dimulai



dari



unsur



instrinsik,



naratologi



adalah



ilmu



yang



mempelajari sifat cerita sebagai konsep sekaligus sebagai praktek budaya. Yang termasuk dalam unsur naratologi yakni antara lain berupa tema, alur, tokoh, setting, atmosphere cerita, audio effects serta genre cerita. Sedangkan sinematografi adalah ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabungkan gambar sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan ide; sementara itu, menurut Peter Jarvis, sinematografi adalah kegiatan menulis yang menggunakan gambar bergerak sebagai bahannya. Yang termasuk dalam unsur sinematografi yakni antara lain berupa sudut pengambilan gambar, posisi atau letak kamera, gerak kamera, serta pencahayaan dalam film tersebut. Kemudian untuk _unsur ekstrinsiknya, teori psikologi merupakan cabang ilmu yang mendekati karya sastra dari sudut pandang psikologi. Dimana pada perkembangannya, teori psikologi ini terbagi lagi menjadi teori



psikoanalisis,



eksistensialisme,



psikologi



dan



analitik,



psikologi



psikologi



humanistik.



individual,



Namun,



psikologi



penulis



hanya



menggunakan beberapa metode saja dari teori psikologi yang sudah disebutkan. Karena hanya sedikit metode saja yang digunakan oleh penulis, maka unsur yang akan dibahas nanti hanya terbatas pada hal atau unsur yang sudah dilampirkan diatas.



BAB IV



PEMBAHASAN Penulis akan memulai pembahasan dari film drama The stronger dengan membahas unsur instrinsik terlebih dahulu, yakni sebagai berikut: 1. Naratologi a. Tema: seorang istri yang mendamprat perempuan selingkuhan suaminya. b. Alur: maju



klimaks konflik



leraian



eksposisi Eksposisi



solusi



Konflik



Klimaks



Leraian



Solusi



Eksposisi Seorang wanita (Amelia) sedang duduk sendiri di sebuah café dengan sebotol bir. Seperti sedang berada dalam masalah yang sulit. Sender (menyendiri) Helper (tidak ada)



Object



Receiver



(sebotol bir)



(Amelia)



subject



Opponent



(Amelia)



(tidak ada)



Konflik Kemudian muncul wanita yang lain, yang terlihat lebih tua dari wanita yang sedang duduk sendiri itu. Wanita yang baru datang itu ternyata mengenali wanita yang duduk sendiri itu. Sender (terkejut) Helper (tidak ada)



Object (Amelia)



Receiver (Ny. X)



subject



Opponent



(Ny. X)



(tidak ada)



Klimaks Ternyata wanita yang duduk sendiri itu adalah simpanan suaminya. Ia marah sekali terhadap wanita itu dan memarahinya habis-habisan, sampai-sampai si wanita jalang itu tidak dapat berkata apa-apa. Sender (kemarahan)



Object (Amelia)



Receiver (Amelia)



Helper (tidak ada)



subject



Opponent



(Ny. X)



(tidak ada)



Leraian Namun akhirnya ia berterimakasih pada wanita selingkuhan suaminya itu karena telah membangkitkan semangat dalam dirinya untuk lebih lagi dapat



mencintai



suaminya



lebih



dari



wanita



yang



telah



menjadi



selingkuhan suaminya itu. Sender (emosi mereda) Helper (tidak ada)



Object (Amelia)



Receiver (Amelia)



subject



Opponent



(Ny. X)



(tidak ada)



Solusi Dan Amelia menerima semua ucapan Ny. X tanpa berusaha membela dirinya. Sender (tenangkan diri) Helper (tidak ada)



Object (tidak ada)



Receiver (Amelia)



subject



Opponent



(Amelia)



(tidak ada)



c. Tokoh wanita 1 adalah si Amelia, yang menjadi akar permasalahan. Wanita 2 adalah Ny. X yang sangat bermasalah dengan wanita 1 karena wanita 1 berselingkuh dengan suaminya. Wanita 3 adalah pelayan, yang menjadi kameo dalam film drama ini dengan intensitas kemunculan yang sangat sedikit. d. Latar Film drama ini mengambil tempat di sebuah panggung atau studio. Hal ini terbukti dari terlihatnya para penonton yang ada dalam film drama itu. Interior: meliputi: dua buah meja berbahan kayu, empat buah kursi berwarna merah yang masing-masing dua buah diletakkan di setiap meja.



Lalu teko, gelas, cangkir, dua taplak meja. Kemudian tirai besar dan panjang yang menutupi belakang panggung atau studio. Waktu: tidak bisa dipastikan dengan jelas karena tidak ada bukti yang mendukung. Namun kemungkinan film ini diceritakan terjadi pada siang atau sore hari. e. Atmosphere cerita Meskipun ada adegan konyol namun itu semua hanya seperti kamuflase untuk menyindir si Amelia secara halus. Namun mayoritasnya bersuasana cukup panas dan serius. f. Visual Audio Ada beberapa audio effects yang didapat dalam film drama ini, yaitu antara lain, bunyi langkah kaki, suara tembakan pistol mainan, suara tawa pemain, kemudian terdengar suara desahan karena lelah, terkejut, kesal, atau emosi dari para pemain. Disamping itu, pada pembukaan dan akhir cerita diisi dengan musik klasik yang sangat kental. Dan juga bahasa yang digunakan oleh para pemain cenderung santai namun masih terkesan sopan. Sedangkan untuk visualnya, para pemain memakai kostum bergaya klasik dengan dandanan yang memang menjadi trend pada masa itu. g. Genre: drama fiksi klasik era 1880an. 2. Sinematografi a. Sudut gambar Long shot



Medium close up



Full shot



00:00:28-



00:00:36-



00:00:55-



00:00:30



00:00:38



00:00:57



Medium long shot



Medium shot



Beside close up



Close up



00:01:10-00:01:07



Medium shot



00:02:43-00:02:45



00:03:52-00:04:12



00:07:01-00:07:10



00:05:15-00:05:18



b. Letak kamera High angle



Normal angle



00:04:47-



00:04:49-



00:04:49



00:04:50



Low angle



Normal angle



00:09:19-00:09:21



00:04:59-00:05:18



Normal angle, kamera diarahkan apa adanya sesuai dengan posisi subjeknya dan objek gambar yang diambil, tanpa memberi kesan dramatis atau spesifik dari objek yang diambilnya. Low angle, kamera diarahkan ke atas untuk memberi kesan beda dan spesifik dari subjek. High angle, kamera diarahkan ke bawah untuk menampilkan suasana berbeda atau pun untuk menunjukkan lebih jelas tentang lokasi dari suatu adegan film. c. Gerak kamera -Crab, kamera bergerak dari kiri ke kanan atau sebaliknya sesuai dengan gerak pemain.



Urutan 1 00:07:2200:07:23 Catatan:



Urutan 2 00:07:2300:07:24



Urutan 3 00:07:2400:07:25



Urutan 4 00:07:25-00:07:26



Urutan 5 00:07:26-00:07:27



Diambil dari bagian II film drama The Stronger



-Tilt, kamera bergerak dari atas ke bawah atau sebaliknya sesuai dengan gerak pemain.



Urutan 1 00:04:46-00:04:47 Catatan:



Urutan 2 00:04:47-00:04:48



Urutan 3 00:04:48-00:04:49



diambil dari bagian II film drama The stronger



d. Pencahayaan Up lighting



Frontal lighting



Under lighting



00:04:49 Bagian I film



00:04:56 Bagian II film



00:09:19 Bagian I film



Up lighting, pencahayaan dari atas untuk menjelaskan keadaan dalam suatu adegan film. Frontal lighting, pencahayaan dari depan untuk memperjelas objek film. Under lighting, pencahayaan dari bawah untuk mempertegas subjek pemain film. Untuk unsur ekstrinsiknya, penulis akan membahas keadaan psikis masing-masing pemain. Yang menjadi pokok permasalahan adalah nyonya X sendiri, karena ia tidak tahu bagaimana membuat suaminya bahagia dan tetap mencintai dirinya, sehingga suaminya mencari hal tersebut dari wanita lain. Namun nyonya X tidak sadar akan kekurangannya itu. Psikis ny. X sangat terguncang karena mengetahui suaminya berselingkuh, ia tidak berusaha untuk mencari tahu kekurangannya, selalu berpikir semua tindakannya benar. Bahkan, untuk melampiaskan semua emosi serta kekesalannya itu ia mendamprat Amelia, selingkuhan suaminya itu. Tanpa menanyakan mengapa dan apa penyebab suaminya itu selingkuh dengan Amelia.



Begitu banyak sindiran yang diucapkan ny. X terhadap Amelia namun Amelia tidak pernah menyangkal atau berusaha untuk membela dirinya. Dari sini dapat dikatakan bahwa Amelia adalah wanita kuat yang memiliki ketegaran seperti pria, dibalik penampilannya yang sangat feminin. Semua ucapan ny. X ditanggapi Amelia dengan santai seolah-olah tidak perduli akan apa yang dikatakan ny. X. Dari sedikit penjabaran keadaan psikis setiap pemain diatas, dapat dikatakan bahwa sesungguhnya yang kuat itu adalah Amelia, bukan ny. X. Namun perlu diketahui bahwa Amelia kuat dari segi kondisi psikis bukan fisik sehingga ia dapat mengendalikan emosi dan amarahnya meskipun kesal dan sangat tersiksa, sementara ny. X kuat secara fisik bukan psikis, penulis mengatakan demikian karena ny. X tidak dapat mengendalikan emosinya, ia mengandalkan fisiknya yang dalam hal ini bukan berarti bertengkar namun menggunakan segala kelebihan yang dimilikinya untuk dipamerkan pada Amelia.



BAB V



KESIMPULAN Demikianlah analisis ini dibuat, dalam film ini penulis menyimpulkan bahwa para pemain di film ini memiliki dua kepribadian yang sangat kontra. Ny. X yang sangat emosi dan tidak dapat mengendalikan diri dan Amelia yang sabar dalam menghadapi sikap Ny. X yang tidak bersahabat. Dari film ini dapat dikatakan bahwa setiap orang itu tidak ada yang diciptakan sempurna, selalu ada kekurangan dan juga kelebihan. Dalam menghadapi setiap masalah, kita jangan gegabah dalam bertindak, harus terlebih dahulu menelusuri akar dari setiap permasalahan lalu kemudian memutuskan bagaimana caranya untuk menghadapi atau memecahkan masalah tersebut. Harus dapat mengendalikan emosi dan amarah, bagi yang susah untuk berbuat seperti itu, maka haruslah belajar untuk mengendalikan kedua hal tersebut. Karena jika tidak, maka kehidupan kita akan sangat tidak baik sebab orang-orang yang emosi dan amarahnya tidak dapat dikendalikan akan sangat mudah terserang sakit dan juga akan sedikit memiliki teman. Setiap tindakan akan sangat



dijadikan patokan oleh orang sekitar tentang bagaimana sifat seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.



DAFTAR PUSTAKA Ardi, Galang Kurnia. http://galangkurniaardi.wordpress.com/2009/11/19/analisis-unsur intrinsik-naskah-drama/ 19 nov 2009 pojokspy. http://pojokspy.blogspot.com/2008/08/sinematografi.html/ 20 agustus 2008



http://www.pdfound.com/pdf/unsur-ekstrinsik-dan-intrinsik-film.html



Inolita. http://www.scribd.com/doc/28205245/Sinematografi/ 11 maret 2010



Vaynatic. http://vaynatic.wordpress.com/category/sinematografi/ 2 Desember 2009



Ardana, Sutirman Eka. http://1b4nk.wordpress.com/2009/10/30/unsurunsur-dalam-film/ 30 0ktober 2009 http://mediasastra.com/book/export/html/76



Jawaban pertanyaan 1. Psikologi adalah ilmu yang membahas tentang keadaan atau kondisi kejiwaan seseorang. Psikologi sastra adalah cabang ilmu sastra yang mendekati karya sastra dari sudut psikologi, karena jiwa manusia merupakan kandungan dari semua ilmu pengetahuan dan kesenian. 2. Orientasi teori psikologi sastra a. Psikologi penulis, psikologi sastra yang mengkaji kehidupan kejiwaan si penulis, meliputi bidang kajian kondisi kejiwaan penulis dalam kreasi sastra, biografi penulis serta proses kreatif sastra. b. Psikologi proses kreatif, psikologi sastra yang mengkaji aspek-aspek psikologi dalam moment kreatif. Dalam proses ini terdapat keterkaitan langsung atau tidak langsung antara kondisi kejiwaan penulis dengan proses penciptaan karya sastra. c. Psikologi pembaca, psikologi sastra yang mengkaji proses kejiwaan pembaca dalam mengkaji karya sastra. Kajian tersebut ada yang bersifat pragmatic maupun reseptif. d. Psikologi karya, psikologi sastra yang mengkaji persoalan kejiwaan yang ditelaah terbatas dalam karya sastra secara intrinsic. Bidang kajian psikologi karya sastra meliputi struktur dan materi kejiwaan dalam karya sastra serta makna psikologis yang terkandung didalamnya. 3. Teori psikologi individual oleh Alfred Adler. Psikologi individual adalah sebuah cabang ilmu psikologi yang khusus meneliti



perbedaan



antarindividu.



Tujuannya



untuk



memahami,



mencegah, dan mengobati penyakit mental. Pemikiran Adler, yaitu: tentang superioritas dan inferioritas, yang merasa dirinya paling hebat dan berkuasa disebut superior sedangkan yang merasa dirinya selalu tidak lebih baik dari orang disekitarnya disebut



inferior. Adler terkenal dengan slogan will to power, dimana manusia digerakkan oleh karena kekuasaan. Tahapan will to power, dibagi Adler menjadi tiga, yaitu: a. Muscle (otot), berlangsung pada era agraris, dimana pada masa itu otot atau tenaga manusia menjadi modal utama dalam kehidupan pertanian. b. Money (uang), berlangsung pada era industrialis, dimana pada masa itu uang menjadi modal utama dalam kehidupan, apabila seseorang memiliki uang lebih banyak maka dialah yang berkuasa akan sebagian besar roda kehidupan masyarakat. C. Mind (pikiran), berlangsung pada era informasi , dimana semakin pintar seseorang, maka akan semakin besar kesempatannya menguasai dunia informatika canggih. 4. Metode penelitian psikologi sastra, adalah sebagai berikut: a. Menganalisis keseluruhan karya sastra baik secara intrinsik maupun secara ekstrinsik. b. Secara intrinsik menekankan analisis terutama pada penokohan meliputi



nalar,



motif,



niat,



dan



mencari



data



yang



mendukung



perilakunya. c. Menganalisis konflik yang berkaitan dengan penokohan dan alur cerita sebagai konflik dalam diri tokoh, konflik dengan tokoh lain, konflik dengan lingkungan, dan konflik dengan Tuhan. d. Menganalisis fenomena psikologis tokoh, meliputi gejala neurosis, psikosis, halusinasi, sizofreni, dan yang lainnya. e. Menganalisis tema utama karya sastra. f. Secara ekstrinsik membahas diri, kejiwaan, cita-cita, aspirasi, keinginan, falsafah hidup, obsesi, dan unsur yang lain tentang penulis. g. menganalisis proses kreatif penulis meliputi cara dan kebiasaan penulisan, pencarian inspirasi dan penggunaan stimulus dalam proses penulisan.