Tugas LKM Matakuliah Anatomi Dan Fisiologi Manusia [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas LKM Matakuliah Anatomi dan Fisiologi Manusia Nama



: Gracia Filia Mulyono



NIM



: 180341617552



Offering



:C



1.



Mengindra dimulai dari sel-sel reseptor di dalam organ indra. a.



Sel reseptor dibedakan menjadi 2, sebutkan dan beri contoh! Jawaban : Sel reseptor dibagi menjadi dua, yakni: 1) bagian dari sel saraf aferen, misalnya ujung-ujung sel saraf dibawah kulit; dan 2) sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung peripheral sel-sel saraf aferen, misalnya sel-sel pengecap pada lidah.



b.



Jelaskan bagaimana kedua macam sel reseptor tersebut mengubah stimulus menjadi potensial reseptor atau potensial generator dan selanjutnya menjadi potensial aksi! Jawaban: Ketika salah satu atau kedua sel reseptor tersebut menerima stimulus, reseptor tersebut akan mengubah energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Proses pengubahan energi stimulus menjadi energi listrik ini dikenal sebagai transduksi. Proses tersebut melalui proses depolarisasi reseptor yang menghasilkan perubahan potensial membran. Potensial membran ini dikenal sebagai potensial reseptor pada reseptor sel khusus, dan disebut ptensial generator bila reseptor tersebut merupakan ujung saraf aferen. Stimulasi pada suatu reseptor akan mengubah permeabilitas membrannya, biasanya melalui suatu pembukaan nonselektif daru semua saluran-saluran ion kecil. Karena gradien elektrokimia Na+ lebih besar daripada ion ion kecil yang lain, makan Na+ akan berdifusi masuk kedalam sel, mendepolarisasi mebran. Depolarisasi lokal ini akan mengubah potensial membran pada reseptor menjadi potensial reseptor pada reseptor khusus dan menjadi potensial generator pada reseptor yang berupa ujung saraf aferen. Apabila suatu jenis reseptor menerima rangsang yang sesuai maka membran reseptor tersebut akan mengalami serangkaian peristiwa yang menyebabkan timbulnya potensial aksi pada bagian tersebut. • potensial aksi yang terbentuk dinamakan potensial reseptor atau potensial lokal • dalam hal ini, potensial aksi tidak menjalar ke bagian lainnya. Namun, jika rangsang yang diterima reseptor cukup kuat, potensial reseptor yang timbul akan lebih besar • makin besar rangsang yang diterima, makin besar pula potensial lokal yang dihasilkan, sehingga dapat melampaui batas ambang perangsangan pada membran •



apabila hal ini terjadi, potensial aksi akan menyebar ke membran di sebelahnya, hingga ke sel saraf aferen, bahkan ke membran sel berikutnya • dalam keadaan yang demikian, potensial aksi yang terbentuk pada reseptor di namakan potensial generator. 2. a.



Ekspresi sensoris adalah interpretasi otak terhadap impuls yang datang kepadanya dari saraf sensori. Ekspresi sensoris dapat terjadi pada organ sensoris tubuh atau yang biasa dikenal dengan alat indera, antara lain kulit(indera peraba), mata(indera penglihatan), telinga(indera pendengar), rasa(indera pengecap), dan hidung(indera pembau).



b.



tempat terjadinya sensasi adalah di otak. Ekspresi sensori (sensasi) ditentukan oleh pusat sensori dan pusat sensori tersebut bertanggung jawab untuk bagian tertentu dari tubuh secara lengkap. Setiap kita merasakan salah satu panca indra itu, yang kita rasakan itu disebut sensasi. Berarti ada lima macam sensasi, yaitu: 1.



Sensasi pada kulit, yaitu panas, dingin, nyeri, raba, dan tekan.



2.



Sensasi pada mata, yaitu sensasi penglihatan (melihat fenomena)



3.



Sensasi pada telinga, yaitu sensasi pendengaran (mendengarkan suara)



4.



Sensasi pada hidung, yaitu sensasi penciuman (mencium bau busuk, harum atau yang



lain) 5.



Sensasi pada lidah, yaitu sensasi pengecap (dapat merasakan manis, asin, pahit dan



masam) Setiap indra (sensasi) harus ada rangsangan. Rangsangan akan diterima oleh alat penerima rangsangan yang disebut reseptor. Dari alat ini (reseptor), rangsangan akan diteruskan ke pusat sensoris melalui serat syaraf sensoris. Sedangkan pusat sensasinya berfungsi sebagai pengolah (pemroses) rangsangan sensoris tadi. Sebagai reseptor pancaindra alatnya kulit, telinga, mata, lidah dan hidung. c.



Saraf yang menghubungkan reseptor dengan pusat indra adalah saraf sensoris. Saraf reseptor tersebut ada 2 jenis, yaitu : sel saraf aferen dan sel-sel khusus yang berhubungan baik dengan ujung periferal sel-sel saraf aferen. Cara reseptor menyampaikan informasi ke saraf pusat hanya dalam bentuk potensial aksi yang dirambatkan melalui serabut saraf, maka reseptor harus mengubah berbagai bentuk energi stimulus menjadi energi listrik (potensial aksi). Saraf yang menghubungkan reseptor dengan pusat indra adalah saraf motoric



3. a.



Mekanismenya dimulai ketika rangsangan yang berupa mekanik, termal, atau kimia diterima oleh reseptor indera sakit yang merupakan ujung dendrit saraf telanjang terdapat



pada kulit, tulang, persendian serta organ-organ dalam, kemudian rangsangan diubah dalam bentuk impuls lalu dihantarkan ke pusat saraf (otak/sumsum tulang belakang) melalui saraf sensorik, setelah di proses di pusat saraf impuls dikembalikan ke perifer melalui saraf motorik lalu menjadi efektor. Reseptor indra sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang, dan terdapat dalam kulit, tulang, persendian, dan organ-organ dalam (viseral), ada dua tipe sensasi sakit, yaitu sensasi sakit somatik dan sensasi sakit viseral. Sensasi sakit somatik,terjadi bila reseptor rasa sakit dalam kulit, tulang, persendian, otot dan tendon mendapat rangsangan. Reseptor sakit somatik merespon stimulus kimia dan mekanik. Sensasi sakit viseral,terjadi karena stimulus terhadap reseptor rasa sakit pada organ-organ tubuh dalam. Reseptor ini juga merespon stimulus kimia dan mekanik. b.



Sensasi sakit somatik (sakit tubuh) terjadi apabila reseptor rasa sakit dalam kulit, tulang, persendian, otot, dan tendon mendapat rangsangan. Sensasi sakit somatik mudah dikenali karena tempat yang dirangsang rasa sakit sama dengan rasa sakit yang dirasakan. Sensasi sakit visceral (sakit organ dalam) terjadi karena stimulasi terhadap reseptor rasa sakit pada organ-organ dalam. Sensasi sakit visceral sering sulit ditemukan tempatnya karena sensasi sakit yang dirasakan terjadi di permukaan tubuh yang jauh dari asal sakit. Sensasi sakit somatik mudah dikenali dan terjadi pada sakit tubuh, sedangkan Sensasi sakit viseral kabur dan sering sulit ditemukan tempatnya, sering dirasakan pada permukaan tubuh yang jauh dari asal sakit yang merupakan sakit organ dalam.



c.



Nyeri Alih (reffered pain) : a. Nyeri di bagian tubuh yang letaknya jauh dari jaringan yang menyebabkan rasa nyeri. b. Nyeri ini berasal dari suatu organ visera yang kemudian dialihkan kesuatu daerah di permukaan tubuh atau di tempat lainnya yang tidak tepat dengan lokasi nyeri. Rasa sakit yang muncul pada permukaan tubuh yang jauh dari asal sakit, seperti sensasi sakit visceral yang kabur dan sulit ditentukan tempatnya. Contoh: • Rasa sakit angina yang disebabkan kekurangan oksigen pada oto tjantung, rasa sakitnya terasa disepanjang lengan kiri. • Rasa sakit paru-paru dan diafragma terasa pada daerah leher



4. a.



Ketika makan, rangsangan zat-zat kimia dalam makanan diterima oleh kuncup pengecap. Zat-zat kimia tersebut mencapai kuncup pengecap melalui pori pengecap (taste pores). Didalam kuncup pengecap ini terdapa tmikrofili atau rambut pengecap (rambut gustatory) yang merupakan sel-sel reseptor yang berhubungan dengan ujung dendrite saraf



pengecap yang akan meneruskan impuls dari zat-zat kimia tadi ke korteks otak, sehingga rasa makanan dapat diketahui. Pada saat mengunyah makanan yang masuk dalam mulut bercampur bersama air liur Makanan yang sudah larut kemudian merangsang ujung-ujung saraf pengecap yang terletak pada kuncup-kuncup pengecap Zat kemudian masuk dalam pori-pori bersama air liur Zat yang masuk akan menstimulasi ujung-ujung saraf yang memiliki rambut (gustatori hairs) Kemudian akan diteruskan ke otak untuk dikenali b.



Saat keadaan gelap : Pada fotoreseptor, saluran Na+ pada segmen luar akan terbuka pada saat tidak ada stimulus yaitu pada saat gelap. Akibatnya pada keadaan ini, reseptor mengalami depolarisasi yang merambat hingga ujung sinaptik. Depolarisasi ini membuka saluran Ca++ pada ujung sinaptik sehinggga Ca++ masuk ke ujung sinaptik yang merangsang pembukaan neurotransmitter ke celah sinaps yang selanjutnya akan menghambat timbulnya impuls baru pada selm bipolar. Karena tidak adanya impuls yang diteruskan ke pusat penglihatan, maka dalam keadaan gelaptidak terjadi peristiwa melihat. Saat keadaan terang : Saat keadaan terang, cahaya akan mengenai fotoreseptor sehingga saluran Na++ pada segmen luar tertutup, akibatnya fotoreseptor mengalami hiperpolarisasi lalu menutupnya saluran Ca++ pada ujung sinaptik sehingga neurotransmitter tidak dapat masuk ke celah sinaps yang berarti meniadakan hambatan sel bipolar sehingga pada sel bipolar akan terjadi impuls yang akan dirambatkan melalui sel-sel ganglion dan saraf penglihatan. Adanya impuls saraf yang sampai di pusat penglihatan, maka dalam keadaan terang terjadi peristiwa melihat. Pada manusia ada sekitar 7 juta sel kerucut dan lebih kurang 125 juta sel batang untuk setiap mata. Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin yaitu bentuk senyawa antara vitamin A dengan protein tertentu (warna merah atau ungu). Karena hanya ada satu jenis rodopsin, hanya ada satu jenis sel batang. Jika terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin terurai menjadi opsin (suatu protein) dan retinal (retinen, suatu derivate vitamin A). Jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin terbentuk kembali. Di dalam sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin yaitu senyawa retinin dan opsin. Iodopsin terdapat dalam tiga bentuk berbeda, masingmasing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda dan berhubungan dengan warna biru, hijau,



serta merah. Karena ada tiga macam iodopsin, sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna. Berdasarkan jenis iodopsin yang dikandungnya, ada tiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. c.



Getaran bunyi diterima oleh membran timpani, diteruskan ke koklea melalui tulang pendengaran akan menggetarkan jendela lonjong dan getaran ini menimbulkan gelombang cairan perilimfe di dalam saluran vestibular dan saluran timpani. Gelombang getaran dalam saluran vestibular pun melewati saluran vestibular menuju saluran koklea lalu melewati membran basilaris menuju membran timpani. Tekanan gelombang ini akan menggetarkan membran basilaris ke atas ke bawah yang mengakibatkan ujung rambut organ korti bersentuhan dengan membran tektorial. Oleh organ korti segera direspon dalam bentuk pembebasan neurotransmitter ke ujung dendrit saraf pendengaran yang berada pada pangkal organ korti. Impuls saraf yang terjadi di ujung dendrit diteruskan melalui serabut saraf koklea ke pusat pendengaran sehingga terjadi proses pendengaran. Suara ditangkap daun telinga dan diarahkan melalui saluran telinga. Getaran suara ditangkap gendang telinga dan diteruskan ke telinga tengah. Getaran diteruskan oleh tulang – tulang sanggurdi ke jendela rumah siput. Rumah siput menghantarkan getaran melalui cairan yang memenuhi rumah siput sehingga dapat ditangkap oleh sel – sel saraf rambut getar dalam rumah siput. Sel – sel saraf rambut getar di rumah siput menghantarkan sinyal listrik akibat getarannya ke saraf pendengaran. Saraf pendengaran menghantarkan sinyal listrik ke otak. Otak menerjemahkan sinyal listrik sebagai sensasi bunyi.



5. a.



Keseimbangan statis Di dalam sakulus dan utrikulus terdapat alat keseimbangan statis, yaitu diebut makula akustika, berfungsi untuk mengetahui posisi kepala pada saat diam dan gerak lurus ke depan. Kedudukan makula pada sakulus dan utrikulus saling tegak lurus, sehingga kalau salah satu berorientasi vertikal maka yang lain horizontal. Seperti pada kristal ampularis, rambut sel reseptor makula yang berupa silia dan mikrofili dilapisi oleh zat gelatinous. Di atas gelatin terdapat sejumlah kristal kalsium karbonat, yang dikenal sebagai otolit yang menyebabkan lapisan gelatin lebih berat dari cairan di sekitarnya. Bila seseorang dalam posisi tegak, maka rambut reseptor dalam utrikulus akan berorientasi vertikal, sedangkan rambut reseptor dalam sakulus berorientasi horizontal. Apabila pada suatu posisi kepala menyebabkan gelatin melengkung dan lengkungan ini mengakibatkan sel rambut reseptor terdepolarisasi, maka potensial aksi yang dibangkitkan pada ujung sel saraf keseimbangan



akan dirambatkan ke pusat keseimbangan statis di dalam otak, selanjutnya kita sadar akan posisi kepala pada kedudukan tertentu tadi. keseimbangan statis : kemampuan tubuh untuk menjaga kesetimbangan pada posisi tetap (sewaktu berdiri dengan satu kaki, berdiri diatas papan keseimbangan. dinamis adalah kemampuan untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dariintegrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor)dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain)yangdimodifikasi/diatur



dalam



otak



(kontrol



motorik,



sensorik,



basal



ganglia,cerebellum, area asosiasi sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal daneksternal. Keseimbangan dinamis Kanalis semisirkularis merupakan tiga saluran setengah lingkaran berisi cairan endolimfe, dimana pada salah satu pangkal setiap saluran terdapat penggelembungan yang disebut ampula. Di dalam ampula terdapat alat keseimbangan dinamis yang disebut krista ampularis atau kupula. Krista ampularis merupakan jaringan yang melengkung dan mengandung sel-sel reseptor. Peputaran kepala menyebabkan endolimfe di dalam (paling tidak salah satu) saluran semi sirkularis bergerak. Aliran endolimfe tersebut akan mendorong kupula sehingga kupula akan condong ke arah tertentu. Gerakan kupula ini akan menggerakkan pula rambut sel-sel reseptor. Apabila gerakan rambut condong ke arah kinosilium, maka pada sel reseptor akan terjadi depolarisasi, dan bila arah gerakan rambut condong menjauhi kinosilium, maka pada sel reseptor akan terjadi hiperpolarisasi. Depolarisasi pada sel reseptor akan diikuti dengan dilepaskannya neurotransmiter, yang selanjutnya akan membangkitkan impuls pada ujung saraf sensoris. Impuls tersebar selanjutnya disampaikan ke pusat keseimbangan di dalam otak. Posisi krista ampularis saling tegak lurus satu sama lain dan masing-masing berpasangpasangan pada telingan kanan dan kiri. Setiap gerakan kepala akan dideteksi oleh paling tidak dua krista ampularis, dimana sel-sel reseptor yang satunya akan mengalami hiperpolarisasi. Akibat dari mekanisme ini, maka setiap gerakan rotasi kepala dan tubuh akan disadari, sehingga kita sadar akan posisi kepala pada saat bergerak.