Tugas Makalah Asuhan Menopause [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Makalah ASUHAN KEBIDANAN PADA MASA MENOPAUSE



OLEH: NUR AINUN BASRY 70400117032 KEBIDANAN A



PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2019



KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah Subhanahuwata’ala, yang dengan segala karunia dan kemudahan-Nya telah memungkinkan penulis Makalah Asuhan Kebidanan Pada Masa Menopause menyelesaikan tulisan untuk dapat dimanfaatkan oleh pembaca yang membutuhkan. Hanya dengan kekuatan dan kesabaran yang telah Allah Subhanahuwata’ala titipkan kepada penulis, Makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun dengan materi yang rinci dengan harapan dapat menambah dan memperluas wawasan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan judul Makalah ini. Penulis meyakini bahwa dalam penulisan Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan karya-karya penulis di masa yang akan datang. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dr. Hamidah Tanri, M. Kes selaku dosen yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian Makalah Asuhan Kebidanan Pada Masa Kebidanan ini.



Makassar, 3 Mei 2019



Nur Ainun Basry



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3 A.



Latar Belakang ...................................................................................... 3



B.



Rumusan Masalah ................................................................................. 3



C.



Tujuan ................................................................................................... 3



BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 4 A.



Definisi, Macam-macam, Tahap, dan Gejala dari Menopause ............... 4 1.



Definisi Menopause ............................................................................... 4



2.



Macam-macam Menopause .................................................................. 4



3.



Fase-fase Menopause ........................................................................... 7



4.



Gejala Menopause ................................................................................ 8



B.



Pencegahan Masalah Menopause....................................................... 10



C.



Pengobatan Dan Pola Makan Sehat Menuju Menopause .................... 11



1.



Pengobatan ......................................................................................... 11



2.



Pola Makan Sehat ............................................................................... 12



D.



Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menopause ............................................ 13



BAB III PENUTUP ............................................................................................. 15 A.



Kesimpulan .......................................................................................... 15



B.



Saran ................................................................................................... 15



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 16



ii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan tahap yang normal dalah kehidupan. Diperkirakan bahwa wanita yang hidup dinegara maju akan hidup setidaknya sepertiga dari seluruh kehidupan mereka setelah menopause. Dalam perjalanan hidupnya seorang wanita yang mencapai umur sekitar 45 tahun, mengalami penuaan indung telur, sehingga tidak sanggup memenuhi hormon estrogen. Sistem hormonal seluruh tubuh mengalami kemunduran dalam mengeluarkan hormonnya. Kemunduran pada kelenjar tiroid dengan hormon tiroksin untuk metabolisme umum dan kemunduran kelenjar



paratiroid



yang



mengatur



metabolisme



kalsium.



Terdapat



peningkatan hormon FSH dan LH. Perubahan hormon menyebabkan berbagai perubahan pada fisik dan psikis pada wanita menopause. B. Rumusan Masalah Setelah



mengetahui



permasalahan



tersebut



maka



penulis



mengemukakan beberapa rumusan masalah yang akan dibahas dalam pembahasan yakni sebagai berikut: 1.



Apa definisi, macam-macam, tahap, dan gejala dari menopause?



2.



Bagaimana cara pencegahan masalah menopause?



3.



Bagaimana



cara



pengobatan



dan



pola



makan



sehat



menuju



menopause? 4.



Bagaimana cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause?



C. Tujuan Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1.



Untuk mengetahui dan memahami definisi, macam-macam, tahap, dan gejala dari menopause.



2.



Untuk mengetahui dan memahami cara pengobatan dan pola makan sehat menuju menopause.



3.



Untuk



mengetahui



dan



memahami



cara



pencegahan



masalah



menopause. 4.



Untuk mengetahui dan memahami cara mengimplementasikan asuhan kebidanan pada ibu menopause.



3



BAB II PEMBAHASAN A. Definisi, Macam-macam, Tahap, dan Gejala dari Menopause 1. Definisi Menopause Kasdu mendefinisikan menopause sebagai sebuah kata yang mempunyai banyak arti, men dan pauseis adalah kata Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid. Takesihaeng menyatakan masa menopause adalah keadaan di mana seseorang berhenti dari masa haidnya selamanya. Menopause berarti berakhir dari kesuburan dan peralihan menjadi seorang perempuan tua, pada suatu masa menopause berarti akhir daya tarik seksual dan dalam beberapa masyarakat primitif masih diartikan sebagai penurunan pada perempuan tua yang dianggap netral secara seksual. (Anggia Kargenti Evanurul Marettih. 2012. Kualitas Hidup Perempuan Menopause. Jurnal Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Hal.3) Menopause



adalah



keadaan



pada



seorang



wanita



yang



mengalami penurunan fungsi indung telur, yang berakibat menurunnya fungsi hormon estrogen. Keadaan ini antara lain mengakibatkan terhentinya menstruasi untuk selamanya. Diagnosis dibuat setelah terdapat



amenorea



sekurang-kurangnya



satu



tahun.



Berhentinya



menstruasi dapat didahului oleh siklus menstruasi yang lebih panjang dengan perdarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya menopause dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan. (Lestari, Tri Wiji dkk. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC. Hal 32) 2. Macam-macam Menopause Menopause dibedakan menjadi lima macam, yaitu: a. Menopause Premature (Dini) Usia rata-rata wanita untuk mencapai menopause alami atau berhentinya haid adalah 50 tahun. Meskipun demikian, sebagian wanita telah mengalaminya dalam usia 40 tahun, sebagian lagi bahkan dalam usia masih sangat mudah, yaitu 20 hingga 30 tahun. Bagi sebagian besar wanita diagnosa menopause dini yang juga



4



dikenal dengan istilah Premature Ovarian Failure (POF). Pada menopause dini 75% wanita telah mengalami keluhan vosomotorik dan pada hampir 50% wanita telah terjadi osteoporosis. Banyak penyebab yang memungkinkan terjadinya menopause dini yaitu penggunaan obat-obat diet yang bekerja sentral dapat meningkatkan kadar hormon prolaktin. Kadar prolaktin tinggi dapat menekan sekresi FSH dan LH, sehingga folikel tidak dapat tumbuh dan dengan sendirinya akan terjadi menopause. Penyinaran terhadap kedua ovarium



atau



pengaruh



pemberian



kemoterapi



dapat



juda



menyebabkan menopause dini. Penyakit autoimun seperti miastenia, lupus eritematosus, trombositopenia idiopatik, glomerulonefritis, arthritis rheumatoid dan penyakit srohn dapat menyebabkan terjadinya menopause dini. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 12) b. Menopause Normal Menopause yang dialami dan umumnya terjadi pada usia di akhir 40 tahun atau di awal 50 tahun. (Andrews. G, 2010). Menopause normal ini yang paling banyak terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan jumlah folikel yang mengalami atresia terus meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen berkurang dan tidak terjadi haid lagi, yang berakhir dengan terjadinya menopause. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 13) c. Menopause Terlambat Menopause yang terjadi apabila seorang wanita masih mendapat haid di atas 52 tahun (Prawirohardjo,2006). Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya menopause terlambat, diantaranya faktor tersebut adalah konstitusional, fibromioma uteri dan tumor ovarium yang menghasilkan estrogen. Salah satu faktor yang memungkinkan seorang wanita akan mengalami keterlambatan menopause adalah apabila memiliki kelebihan berat badan. Sebagian besar estrogen dibuat di dalam endometrium, akan tetapi sejumlah kecil estrogen juga dibuat di bagian tubuh yang lain, termasuk di sel-



5



sel lemak. Apabila seorang wanita mengalami obesitas maka wanita tersebut akan memiliki kadar estorgen yang lebih tinggi dalam seluruh masa hidupnya. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 13-14) d. Menopause Karena Operasi Menopause



ini



terjadi



akibat



dilakukannya



perasi



atau



pembedahan, misalnya operasi rahim (histerektomi) atau yang seringkali disebut dengan istilah Total Abdominal Hysterectomy (TAHA) maupun karena kedua indung telur diangkat yang seringkli disebut Bilateral Salpingo Oophorectomy (BSO). Bila



uterus



diangkat



karena



operasi



tetapi



indung



telur



dipertahankan, maka masa haid berhenti namun gejala menopause lainnya biasa tetap berlangsung ketika wanita tersebut mencaoai usia menopause alami. Mseki demikian, ada sejumlah wanita yang menjalani operasi uterus dan mengalami gejala-gejala menopause dalam usia yang lebih muda. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 14) e. Menopause Medis Menopause ini terjadi akibat campur tangan medis yang menyebabkan berkurangnya atau berhentinya pelepasam hormon oleh ovarium. Campur tangan ini bisa berupa pembedahan untuk mengangkat ovarium atau untuk mengurangi aliran darah ke ovarium serta kemoterapi atau terapi penyinaran pada panggul untuk mengobati kanker. Histerektomi menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi, tetapi selama ovarium tetap ada hal tersebut tidak akan memengaruhi kadar hormon dan tidak menyebabkan menopause. Wanita yang harus menjalani kemoterapi karena menderita kanker, seringkali mengalami meopause sementara atau permanen. Obat-obatan anti kanker dapat merusak indung telur dan mengurangi jumlah hormon yang diproduksi. Akibatnya selama menjalani kemoterapi, masa haid menjadi tidak teratur, bahkan berhenti



6



sepenuhnya. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 14-15) 3. Fase-fase Menopause a. Fase Klimakterium (Pramenopause) Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 15) b. Fase Menopause Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi. Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orangorang yang berbeda. Umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30 tahun, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50 tahun. Ini disebabkan tubuh sudah kehabisan sel telur dan penurunan hormon estrogen. Proses semakin berkurangnya produksi estrogen berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama. Tanggal dari haid terakhir disebut sebagai menopause. Karena haid tidak lagi teratur, maka wanita tersebut baru benar-benar yakin bahwa haidnya berhenti setidaknya selama satu tahun setelah itu. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal. 15) c. Fase Senium (Pascamenopause) Masa senium adalah masa sesudah menopause atau bisa disebut dengan istilah pasca menopause. Kondisi ini dapat diidentifikasi bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium dan umumnya terjadi pada usia 50 tahun. Pada periode pasca menopause, wanita telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016.



7



Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. Hal 15) 4. Gejala Menopause a. Gangguan Pola Haid Termasuk



anovulasi



dan



penurunan



fertilitas,



penurunan



keluarnya darah atau justru hipermenore, frekuensi haid yang tidak teratur dan kemudian diakhiri dengan amenore. (Anwar Mochamad, Ali Baziat & R. Prajitno Prabowo. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 107) b. Hot Flushes Hot flushes beberapa derajat dan berkeringat dipandang sebagai ciri khas klimakterium yang dialami oleh sebagian besar perempuan pascamenopause, berupa dimulainya kulit kepala, leher, dan dada kemerahan secara mendadak disertai perasaan panas yang hebat dan kadang-kadang diakhiri dengan berkeringat banyak. Lamanya bervariasi dari beberapa detik hingga beberapa menit bahkan satu jam walaupun jarang. Frekuensiya dapat jarang, sehingga berulang setiap beberapa menit. Lebih sering dan berat di malam hari yang menyebkan sering terbangun dari tidur atau saat stress. Di cuaca dingin lebih jarang, lebih ringan dan lamanya pendek dibandingkan di lingkungan yang lebih hangat. (Anwar Mochamad, Ali Baziat & R. Prajitno Prabowo. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 107) c. Atrofi Genitourinaria Atrofi



genitourinaria



menyebabkan



berbagai



gejala



yang



mempengaruhi kualitas hidup. Uretritis dengan disuria, inkontinensia urgensi, dan meningkatnya frekuensi berkemih merupakan gejala lanjutan dari penipisan mukosa uretra dan kandung kemih. Karena kehabisan estrogen, vagina kehilangan kolagen, jaringan adepose, dan kemampuan untuk mempertahankan air. Ketika dinding vagina mengerut, rugae akan mendatar dan lenyap. Relaksasi vagina dengan sistokel, rektokel, prolapsus uteri, dan distrofi vulva bukan konsekuensi dari penurunan estrogen. Penurunan pada kandungan kolagen kulit, elastisitas, dan ketebalan kulit yang terjadi oleh karena



8



penuaan adalah akibat kekurangan estrogen. (Anwar Mochamad, Ali Baziat & R. Prajitno Prabowo. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 107-108) d. Gangguan Psikiatrik Pada awal pasca menopause sering dijumpai kelelahan, gugup, nyeri kepala, insomnia, depresi, iritabilitas, nyeri sendi dan otot, pusing berputar, dan berdebar-debar. (Anwar Mochamad, Ali Baziat & R. Prajitno Prabowo. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal 108) e. Perubahan Hipoestrogenik MenurutNorwitz, Schorge (2006) Defisiensi estrogen menyebabkan sejumlah gejala, tanda, dan sekuele setelah menopause antara lain: 1) Instabilitas vasomotor a) Aliran panas tiba-tiba (hot flushes) dialami oleh 70% wanita perimenopause. b) Ditandai oleh sensasi hangat terus menerus pada tubuh bagian atas, umumnya berlangsung 1-5 menit. Aliran panas ke arah atas dan keringat dalam jumlah banyak dapat pula terjadi. c) Dihasilkan dari kekurangan estrogen akut dan bukan hanya dari hipoestrogenisme saja. Oleh karena itu, aliran panas akan berkurang



frekuensi



bertambahnya



usia.



dan



intensitasnya



Wanita



dengan



sejalan



dengan



obesitas



kurang



memperlihatkan gejala. d) Osteoporosis Osteoporosis yang disebabkan oleh defisiensi estrogen yang berkepanjangan meliputi penurunan kuantitas tulang tanpa perubahan pada komposisi kimianya. Pembentukan tulang oleh osteoklas normal pada wanita yang mengalami defisiensi estrogen, namun kecepatan resorpsi tulang oleh osteoklas meningkat. Estrogen tampaknya bekerja berlawanan dengan efek hormon paratiroid (PTH) pada mobilisasi tulang karena reseptor estrogen ditemukan pada sel-sel tulang yang dikultur. (Wulandari, Catur Leny. 2015. Terapi Sulih Hormon Alami



9



Untuk Menopause. Jurnal Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang vol 5, no 10. Hal 27) 2) Gangguan mood a) Menopause tidak memiliki pengaruh yang dapat diukur terhadap kesehatan mental. b) Kelelahan, rasa gugup, sakit kepala, insomnia, depresi, dan iritabilitas lebih sering terlihat selama perimenopause, namun hubungan sebab akibatnya dengan kekurangan estrogen tidak dapat dipastikan. (Wulandari, Catur Leny. 2015. Terapi Sulih Hormon Alami Untuk Menopause. Jurnal Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang vol 5, no 10. Hal 57-58) B. Pencegahan Masalah Menopause 1. Hindari makanan instan Makanan cepat saji tidak mengandung gizi seimbang. Kandungan kolesterol



tinggi



dalam



makanan



tersebut



akan



menurunkan



kebugaran 2. Perbanyak makanan mengandung fitoestrogen Fitoestrogen bisa ditemukan pada buah-buahan seperti pepaya, bengkoang, teh hijau, kacang kedelai. Bisa juga didapat dari biji-bijian gaandum, wijen, biji bunga matahari dan kacang tunggak. 3. Terapkan pola hidup sehat Terapkan pola hidup sehat, yakni mengonsumsi makanan bergizi seimbang, tidak merokok, minum-minuman beralkohol dan cukup istirahat. 4. Olahraga teratur Selain membuat tubuh segar, olahraga teratur juga melancarkan peredaran darah, menguatkan tulang dan membantu produksi hormon. Pilihlah olahraga sesuai minat anda, seperti senam, joging atau lari pagi. 5. Perbanyak konsumsi buah dan sayur



10



Buah dan sayur mengandung banyak serat yang baik bagi kesehatan. (Ices, Margareth. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medica. Hal 372-373) C. Pengobatan Dan Pola Makan Sehat Menuju Menopause 1. Pengobatan a. Penatalaksanaan Umum Merupakan pendapat umum yang salah bahwa semua masalah klimakterik dan menopause dapat dihilangkan dengan hanya pemberian estrogen saja. Tujuan pengobatan dengan estrogen bukan



memperlambat



terjadinya



menopause,



melainkan



memudahkan wanita memasuki masa klimakterium. Hubungan pribadi yang baik, saling percaya antara suami istri, maupun antara dokter-penderita akan memberikan harapan yang besar akan kesembuhan.



Pemberian



obat-obatan



penenang



bukan



cara



pengobatan uang terbaik. Psikoterapi superfisiak oleh dokter keluarga sering sekali menolong. (Purwoastuti, Th. Endang & Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal 167) b. Pengobatan Hormonal Menopause merupakan suatu peristiwa fisiologis dari keadaan defisiensi estrogen. Sindrom klimakterik pada umumnya terjadi akibat kekuarangan estrogen, sehingga dengan sendirinya pengobatan yang tepat adalah pemberian estrogen meski bukan tanpa risiko. (Purwoastuti, Th. Endang & Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Hal 167) c. Terapi Sulih Hormon Terapi sulih hormon merupakan pilihan untuk mengurangi keluhan pada wanita dengan keluhan sindroma menopause. Terapi sulih hormon juga dapat mencegah berbagai keluhan yang muncul akibat menopause, vagina kering, dan gangguan pada saluran kandung kemih. Penggunaan terapi sulih hormon juga dapat mencegah perkembangan penyakit akibat dari penurunan hormon estrogen seperti



osteoporosis



dan



11



jantung



koroner.



Dengan



demikian



pemberian terapi sulih hormon, kualitas hidup dapat ditingkatkan sehingga memberikan kesempatan untuk hidup nyaman secara fisiologis maupun psikologis. (Wulandari, Catur Leny. 2015. Terapi Sulih Hormon Alami Untuk Menopause. Jurnal Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang vol 5, no 10. Hal 55) Terapi kombinasi sulih hormon dapat menurunkan gejala-gejala pada wanita post menopause sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Terapi sulih hormon yang hanya menggunakan estrogen dapat menimbulkan dampak yang kurang baik yaitu kanker endometrium dan kanker payudara. Dampak yang kurang baik ini dapat diatasi dengan pemberian tambahan hormon progesteron untuk memberikan efek yang berlawanan terhadap kerja estrogen. Kerugian dari terapi sulih hormon berbeda antara wanita yang satu dengan yang lainnya karena setiap wanita mempunyai dosis yang tidak sama dan meskipun telah menggunakan terapi sulih hormon untuk mengatasi gejala klimakterium namun tetap harus waspada terhadap proses keganasan pada payudara dan rahim, risiko terjadi penyakit jantung koroner, thromboemboli vena, dan stroke. (Wulandari, Catur Leny. 2015. Terapi Sulih Hormon Alami Untuk Menopause. Jurnal Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang vol 5, no 10. Hal 60) 2. Pola Makan Sehat Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, perlu mengatur menu makanan yang tepat. Makanan yang perlu dikomsumsi yaitu: a. Ekstra estrogen yang banyak tergandung pada sejumlah pangan, tidak mengkomsumsi lemak berlebih dan tidak mengkomsumsi minuman beralkohol juga minuman yang berkafein. b. Mengkomsumsi tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur alamiahnya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efekseperti kerja estrogen yang disebut dengan senyawa fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan



12



fitoestrogen adalah kacang kedelai, sayuran, pepaya. Dianjurkan juga untuk mengkomsumsi bengkuang dan agar-agar rumput laut. (Ices,



Margareth.



2013.



Kehamilan



Persalinan



dan



Nifas.



Yogyakarta: Nuha Medica. Hal 374-375) D. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Menopause Bidan yang terampil dan memiliki pengetahuan yang baik tentang menopause akan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan ibu menopause dan dapat mengefektifkan proses konseling. Dalam proses konseling, ibu menopause diberikan informasi tentang pengertian masa menopause, perubahan yang terjadi dan cara menangani gejala yang timbul pada



masa



menopause



sesuai



dengan



kebutuhannya



sehingga



pengetahuan ibu menopause akan meningkat. Pengetahuan tentang menopause berperan penting dalam meningkatkan kemampuan mengelola menopause dengan memberikan informasi, dukungan, dan dorongan melalui proses



konseling



dapat



membantu



wanita



menopause



memahami



perubahan yang terjadi pada dirinya, memberdayakan dan mengontrol dirinya (Kemenkes, 2007; Elnaggar, 2013). (Suci Nurfajriah. 2017. Pengaruh Konseling Menopause oleh Bidan Konselor Terhadap Pengetahuan Tentang Menopause. IMJ: Indonesian Midwifery Journal Hal.5) Asuhan yang diberikan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dengan manajemen kebidanan. Pengambilan keputusan klinis yang yang diambil oleh bidan berdasarkan hasil pengkajian sosial budaya dan spiritual. Kemudian diagnosa dirumuskan berdasarkan permasalahan yang muncul



selama



perimenopause,



dan



permasalahan



tersebut



dapat



diintervensi oleh bidan sesuai dengan kewenangannya. (Nining Istighosah. 2018.



Kajian



Asuhan



Pada



Menopause;



Sebuah



Atrategi



untuk



Meningkatkan Kualitas Hidup Menopause. Jurnal Akademi kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur Hal.6) Bidan sebagai tenaga kesehatan yang memiliki tanggung jawab untuk memberikan asuhan pada masa menopause harus dapat melakukan peran secara maksimal sehingga wanita menopause dapat melalui masa menopause dengan menyenangkan. Adapun peran yang dapat dilakukan bidan adalah:



13



1. Memberikan asuhan kebidanan kepada wanita menopause yang sesuai dengan kebutuhan wanita menopause. 2. Secara berkala memberikan penyuluhan ataupun Komunikasi Edukasi dan Informasi (KIE) sesuai dengan kebutuhan wanita menopause. 3. Membentuk forum bagi wanita menopause yang memiliki kegiatan fisik maupun spiritual. (Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya.Yogyakarta: Deepublish Hal.22)



14



BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Menopause adalah suatu peristiwa normal dan alami, di mana seorang perempuan mengalami penurunan fungsi indung telur yang berakibat menurunnya fungsi hormon estrogen sehingga menstruasi berhenti untuk selamanya. Menopause terjadi di kisaran usia 50 tahun, namun ada juga yang mengalami menopause pada usia muda bahkan melibihi usia 52 tahun. Adapun beberapa tahap atau fase-fase menopause, yaitu fase pramenopause (klimakterium) yang merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium di mana pada fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, fase menopause yang berarti haid terakhir, dan fase pascamenopause dimana telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium dan umumnya terjadi pada usia 50 tahun di mana ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali. Pada beberapa kasus menopause juga



terdapat gejala-gejala



yang sering terjadi, seperti gangguan pola haid, hot flushes, atrofi genitourinaria, gangguan psikiatrik, perubahan hipoestrogenik. Sebagai bidan yan g terampil dan memiliki pengetahuan yang baik tentang menopause akan memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan ibu menopause dan dapat mengefektifkan proses konseling. Oleh karena itu bidan dapat mengambil langkah: Melakukan KIEM sehingga wanita dengan keluhan menopause dapat memeriksakan diri ke dokter puskesmas, Bidan berkonsultasi



dengan



dokter



puskesmas atau



dokter



ahli,



Setelah



pengobatan, bidan dapat meneruskan pengawasan dan, Bidan dapat merujuk penderita ke rumah sakit. B. Saran Inilah hasil Makalah penulis, yang diharapkan dari pembaca agar dapat memahami isi dari Makalah. Pembaca dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari baik kepada masyarakat sekitar ataupun yang



15



berminat untuk membaca Makalah ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca agar Makalah yang dibuat selanjutnya bisa lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Anggia Kargenti Evanurul Marettih. 2012. Kualitas Hidup Perempuan Menopause. Jurnal Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. 2. Lestari, Tri Wiji dkk. 2013. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC. 3. Eko Suparni, Ita & Reni Yuli Astutik. 2016. Menopause Masalah dan Penanganannya. Yogyakarta: Deepublish. 4. Anwar Mochamad, Ali Baziat & R. Prajitno Prabowo. 2014. Ilmu Kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 5. Ices, Margareth. 2013. Kehamilan Persalinan dan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medica. 6. Purwoastuti, Th. Endang & Elisabeth Siwi Walyani. 2015. Panduan Materi Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka Baru Press 7. Wulandari, Catur Leny. 2015. Terapi Sulih Hormon Alami Untuk Menopause. Jurnal Prodi D3 Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang vol 5, no 10. 8. Suci Nurfajriah. 2017. Pengaruh Konseling Menopause oleh Bidan Konselor Terhadap Pengetahuan Tentang Menopause. IMJ: Indonesian Midwifery Journal. 9. Nining Istighosah. 2018. Kajian Asuhan Pada Menopause; Sebuah Atrategi untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Menopause. Jurnal Akademi kebidanan Dharma Husada Kediri Jawa Timur



16