Tugas Makalah Kelompok 3. [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FISIKA ZAT PADAT “IKATAN ANTAR ATOM”



Disusun oleh : Kelompok 3 Qathratun Nada



(200730011)



Nurul Hasanah Putri



(200730012)



Nyi Safitri



(200730014)



Khairul Ulfi



(200730015)



Dina Mariyani



(200730016)



Intan Ananda



(200730017)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MALIKUSSALEH 2020/2021



KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini merupakan tugas mata kuliah “Fisika Zat Padat” yang dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut. Makalah ini mengambil judul “Ikatan Antar Atom”. Dalam menyusun dan penulisan makalah ini kami sadar akan segala kekurangan dan keterbatasannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan, kritik dan saran yang membangun dan konstruktif agar penyusunan makalah ini lebih sempurna dimasa yang akan datang. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.



Aceh Utara, 22 April 2021



Penyusun



i



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1 1.3 Tujuan ............................................................................................ 1 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2 2.1. Ikatan Kimia .................................................................................. 2 2.2. Terbentuknya Ikatan Kimia........................................................... 3 2.3. Jenis-Jenis Ikatan Kimia ............................................................... 5 2.4. Kepolaran Ikatan dan Keelektronegatifan ..................................... 7 2.5. Bentuk Molekul ........................................................................... 13 BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15 3.1. Kesimpulan.................................................................................... 15 3.2. Saran .............................................................................................. 15 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1



Latar Belakang



Dalam ilmu kimia dibahas tentang ikatan kimia.Ikatan kimia merupakan ikatan yang terjadi karena adanya gaya tarik antara partikel-artikel yang berikatan. Dengan adanya ikatankimia tersebut maka baik sifat kimia juga sifat fisika dari senyawa, seperti dapatmenghantarkan listrik, kepolaran, kereaktifan, bentuk mole kul, warna, sifat magnet titik didihyang tinggi dapat benar melalui berbagai teori i katan kimia tersebut. Salah satu teori ikatan kimia adalah Ikatan Molekul dan ikatan antar atom. Pada umumnya unsu-unsur dijumpai tidak dalam keadaan bebas kecuali pada suhkul.Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa secara energi kelompok atom atau molekul merupakan keadaan yang lebih stabil dibandingkan dengan unsurunsur dalam keadaan bebas. Selain gas mulia di alam,unsur-unsur tidak selalu berada sebagai unsur bebas (sebagai atom tunggal),tetapi kebanyakan bergabung dengan apm unsur lainnya. 1.2



Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah terbentuknya ikatan kimia? 2. Apasaja jenis dari ikatan kimia? 3. Bagaimana terjadi penyimpangan oktet?



1.3



Tujuan 1. Dapat lebih memahami tentang ikatan kimia dan pembagiannya. 2. Memahami dan mengerti dari adanya konsep terbentuknya ikatan kimia. 3. Dapat menambah wawasan tentang ikatan kimia.



1



BAB II PEMBAHASAN 2.1 Ikatan Kimia 1. Pengertian Ikatan Kimia



Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi. Adapun gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsure-unsur cenderung membentuk struktur elektron stabil. Struktur elektron stbil yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A),seperti pada tabel dibawah :



Walter Kossel dan Gilbert Lewis pada tahun 1916 menyatakan bahwa terdapat hubungan antara stabilnya gas mulia dengan cara atom berikatan. Mereka mengemukakan bahwa jumlah elektron terluar dari dua atom yang berikatan, akan berubah sedemikian rupa sehingga susunan kedua elektron kedua atom tersebut sama dengan susunan gas mulia. Kecenderungan atom-atom untuk memiliki struktur atau konfigurasi elektron gas mulia atau 8 elektron pada kulit terluar disebut kaidah oktet. Sementara itu,atom-atom yang mempunyai nomor atom kecil dari hydrogen sampai dengan boron cenderung memiliki konvegurasi elektron gas helium atau mengikuti kaidah Duplet. Elektron yang berperan dalam reaksi kimia yaitu elektron pada kulit terluar atau elektron valensi.



2



2.2 Terbentuknya Ikatan Kimia Pada umumnya atom tidak berada dalam keadaan bebas, tetapi bergabung dengan atom lain membentuk senyawa. Dari 90 buah unsur alami ditambah dengan belasan unsur buatan, dapat dibentuk senyawa dalam jumlah tak hingga. Antara dua atom atau lebih dapat saling berinteraksi dan membentuk molekul. Interaksi ini selalu disertai dengan pelepasan energi, sedangkan gaya-gaya yang menahan atom-atom dalam molekul merupakan suatu ikatan yang dinamakan ikatan kimia. Ikatan kimia terbentuk karena unsur-unsur ingin memiliki struktur elektron stabil. Struktur elektron stabil yang dimaksud yaitu struktur elektron gas mulia (Golongan VIII A). Sebuah atom cenderung melepaskan elektron apabila memiliki elektron terluar 1, 2, atau 3 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat. Contoh 1: 11Na : 2 8 1 ; Gas mulia terdekat ialah 10Ne : 2 8 Jika dibandingkan dengan atom Ne, maka atom Na kelebihan satu elektron. Untuk memperoleh kestabilan, dapat dicapai dengan cara melepaskan satu elektron. Na (2 8 1) à Na+ (2 8) + e– Sebuah atom cenderung menerima elektron apabila memiliki elektron terluar 4, 5, 6, atau 7 elektron dibandingkan konfigurasi elektron gas mulia yang terdekat Contoh 2: 9F : 2 7 ; Gas mulia yang terdekat ialah 10Ne : 2 8. Konfigurasi Ne dapat dicapai dengan cara menerima satu elektron. F (2 7) + e– à F- (2 8) Jika masing-masing atom sukar untuk melepaskan elektron (memiliki keelektronegatifan tinggi), maka atom-atom tersebut cenderung menggunakan elektron secara bersama dalam membentuk suatu senyawa.



3



Cara Ini merupakan peristiwa yang terjadi pada pembentukan ikatan kovalen. Misalnya atom fluorin dan fluorin, keduanya sama-sama kekurangan elektron, sehingga lebih cenderung memakai bersama elektron terluarnya. Jika suatu atom melepaskan elektron, berarti atom tersebut memberikan elektron kepada atom lain. Sebaliknya, jika suatu atom menangkap elektron, berarti atom itu menerima elektron dari atom lain. Jadi, susunan elektron yang stabil dapat dicapai dengan berikatan dengan atom lain. .Agar dapat mencapai struktur elektron seperti gas mulia, antarunsur mengadakan hal-hal berikut. 1.



Perpindahan elektron dari satu atom ke atom lain (serah terima elektron). Atom yang melepaskan elektron akan membentuk ion positif, sedangkan atom



yang menerima elektron akan berubah menjadi ion negatif, sehingga terjadilah gaya elektrostatik atau tarik-menarik antara kedua ion yang berbeda muatan. Ikatan ini disebut ikatan ion. 2. Pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom sehingga terbentuk ikatan kovalen.



2.3 Jenis-Jenis Ikatan Kimia Ikatan kimia merupakan sebuah proses fisika yang bertanggungung jawab dalam gaya interaksi tarik menarik antara dua atom atau molekul yang menyebabkan suatu senyawa diatomik atau poliatomik menjadi stabil. Secara umum, ikatan kimia dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu: 1. Ikatan antar atom a. Ikatan ion = heteropolar Ikatan ionik adalah sebuah gaya elektrostatik yang mempersatukan ion-ion dalam suatu senyawa ionik. Ion-ion yang diikat oleh ikatan kimia ini terdiri dari kation dan juga anion. Kation terbentuk dari unsur-unsur yang memiliki energi ionisasi rendah dan biasanya terdiri dari logamlogam alkali dan alkali tanah.



4



Sementara itu, anion cenderung terbentuk dari unsur-unsur yang 5 memiliki afinitas elektron tinggi, dalam hal ini unsur-unsur golongan halogen dan oksigen. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ikatan ion sangat dipengaruhi oleh besarnya beda keelektronegatifan dari atom-atom pembentuk senyawa tersebut.



Semakin besar beda keelektronegatifannya, maka ikatan ionik yang dihasilkan akan semakin kuat. Ikatan ionik tergolong ikatan kuat, dalam hal ini memiliki energi ikatan yang kuat sebagai akibat dari perbedaan keelektronegatifan ion penyusunnya. Pembentukan ikatan ionik dilakukan dengan cara transfer elektron. Dalam hal ini, kation terionisasi dan melepaskan sejumlah elektron hingga mencapai jumlah oktet yang disyaratkan dalam aturan Lewis Sifat-Sifat ikatan ionik adalah: •



Bersifat polar sehingga larut dalam pelarut polar







Memiliki titik leleh yang tinggi







Baik larutan maupun lelehannya bersifat elektrolit



b. Ikatan kovalen = homopolar Ikatan kovalen merupakan ikatan kimia yang terbentuk dari pemakaian elektron bersama oleh atom-atom pembentuk ikatan. Ikatan kovalen biasanya terbentuk dari unsur-unsur non logam. Dalam ikatan kovalen, setiap elektron dalam pasangan tertarik ke dalam nukleus kedua atom. Tarik menarik elektron inilah yang menyebabkan kedua atom terikat bersama. Ikatan kovalen terjadi ketika masing-masing atom dalam ikatan tidak mampu memenuhi aturan oktet, dengan pemakaian elektron bersama dalam ikatan kovalen, masing-masing atom memenuhi jumlah oktetnya. Hal ini mendapat pengecualian untuk atom H yang menyesuaikan diri dengan konfigurasi atom dari yang tidak terlibat dalam ikatan kovalen disebut elektron bebas. Elektron bebas ini berpengaruh dalam menentukan bentuk dan geometri molekul. Ada beberapa jenis ikatan kovalen yang semuanya bergantung pada jumlah pasangan elektron yaitu:



5







Ikatan tunggal merupakan ikatan kovalen yang terbentuk 1 pasangan elektron.







Ikatan rangkap 2 merupakan ikatan kovalen yang terbentuk dari dua pasangan elektron.







Ikatan rangkap 3 yang terdiri dari 3 pasangan elektron.



Senyawa kovalen dapat dibagi mejadi senyawa kovalen polar dan non polar. Pada senyawa kovalen polar, atom-atom pembentuknya mempunyai gaya tarik yang tidak sama terhadap 6 elektron pasangan persekutuannya. Hal ini terjadi karena beda keelektronegatifan antara atomatom penyusunnya. Akibatnya terjadi pemisahan kutub positif dan negatif. Sementara itu pada senyawa kovalen non-polar titik muatan negatif elekton persekutuan berhimpit karena beda keelektronegatifan yang kecil atau tidak ada. c. Ikatan kovalen koordinasi = semipolar Ikatan kovalen koordinat merupakan ikatan kimia yang terjadi apabila pasangan elektron bersama yang dipakai oleh kedua atom disumbangkan oleh sala satu atom saja. Sementara itu atom yang lain hanya berfungsi sebagai penerima elektron berpasangan saja. Syarat-syarat terbentuknya ikatan kovalen koordinat: •



Salah satu atom memiliki pasangan elektron bebas.







Atom yang lainnya memiliki orbital kosong



d. Ikatan Logam Ikatan logam merupakan salah satu ciri khusus dari logam, pada ikatan logam ini elektron tidak hanya menjadi miliki satu atau dua atom saja, melainkan menjadi milik dari semua atom yang ada dalam ikatan logam tersebut. 2. Ikatan Antar Molekul



a. Ikatan Hidrogen Ikatan hidrogen merupakan gaya tarik menarik antara atom H dengan atom lain yang mempunyai keelektronegatifan besar pada satu molekul dari senyawa yang



6



sama. Ikatan hidrogen merupakan ikatan yang paling kuat dibandingkan dengan ikatan antar molekul lain, namun ikatan ini masih lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen maupun ikatan ion. Ikatan hidrogen ini terjadi pada ikatan antara atom H dengan atom N, O, dan F yang memiliki pasangan elektron bebas. Hidrogen dari molekul lain akan bereaksi dengan pasangan elektron bebas ini membentuk suatu ikatan hidrogen dengan besar ikatan bervariasi. Kekuatan ikatan hidrogen ini dipengaruhi oleh beda keelektronegatifan dari atom-atom penyusunnya. Semakin besar perbedaannya semakin besar pula ikatan hidrogen yang dibentuknya. Kekuatan ikatan hidrogen ini akan mempengaruhi titik didih dari senyawa tersebut. Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya maka akan semakin besar titik didih dari senyawa tersebut. b.



Ikatan van der walls Gaya Van Der Walls dahulu dipakai untuk menunjukan semua jenis gaya tarik



menarik antar molekul. Namun kini merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol seketika. Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas. Pada saat tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Dalam keadaa dipol ini, molekul dapat menarik atau menolak elektron lain dan menyebabkan atom lain menjadi dipol. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls. Dengan demikian atom-atom gas lamban dapat memperlihatkan ketidak- kohesian dan tak dapat memadat, tetapi atom-atom itu menginduksi momen dipole atom lainnya sehingga menyebabkan suatu interaksi tarik menarik antara atom-atom



Gambar 1.1. Dua Osilator Harmonik Linear



7



Sebagai model kita pertimbangkan dua osilator harmonik linear yang identik 1 dan 2 yang terpisah pada jarak R. Masingmasing osilator membawa muatan +e dengan jarak x1 dan x2 seperti gambar 1.1. Partikel-partikel berosilasi sepanjang sumbu x. Misalkan p1 dan p2 sebagai momentum dan C sebagai konstanta gaya maka hamiltonian dari sistem ini adalah: U



H= 0



1



p2 + 22m



1



Cx2 +



1



2



1 1



p2 + 2m



2



1



U



(1.1)



Cx2



2



2



Tiap osil Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van der Walls. C m



Dengan demikian atom-atom gas lamban dapat memperlihatkan ketidak- kohesian dan tak dapat memadat, tetapi atom-atom itu menginduksi momen dipole atom lainnya sehingga menyebabkan suatu interaksi tarik menarik antara o sesuai dengan osilator harmonik sederhana. Misalnya, H1 adalah energi interaksi coulomb dari dua osilator dan R merupakan koordinasi antara inti makaasi tak berpasangan mempunyai frekuensi resonansi o = sesuai dengan osilator harmonik sederhana. Misalnya, H1 adalah energi interaksi coulomb dari dua osilator dan R merupakan koordinasi antara inti maka 2 e2 − e+ e2 H1 = e2+ R R+x−x R+x R−x 1



Oleh karena



2



x1, x2  R



1



(1.2) 2



maka kita mengembangkan



8



persamaan (1.2) pada orde yang paling rendah yakni, 2e2 x1x2



(1.3)



R



Total Hamilton H1 dapat didiagonalisasikan dengan transformasi normal. x = 1 s 2



(



);



x +x 1



2



x = 1 a 2



(



)



(1.4)



( xs − xa )



(1.5)



x−x 1



2



atau 1



x1 =



2



( xs + x a ) ;



x2 =



1 2



subskrip s dan a merupakan model simetrik dan antisimetrik gerak. Selanjutnya, momentum ps dan pa dihubungkan dengan dua model tersebut menjadi, 1 p1 =



2



(



ps + pa



)



1 dan p2 =



2 ( ps − pa



)



(1.6)



Total Hamilton HO + H1 setelah transformasi (1.5) dan (1.6) adalah:  1



2



1



2e2  2   1



2



1



2e2  2 







H =



 2m



p s +  C − 3  xs  +  pa +  C + 3 xa 2  R 2  2m R 



Frekuensi osilatornya adalah  1  2e2  1  2e2 2 1  2e2  =



C  m



3



  = 0 1  



R 







3



 



2  CR 











3



8  CR 







(1.7)







+ ... 







9







(1.8)



Ini merupakan suatu interaksi tarik menarik yang bervariasi sebagai minus pangkat enam dari jarak (R) dua osilator. Interaksi ini dinamakan interaksi Van Der Walls yang juga dikenal sebagai interaksi London atau interaksi induksi dipole-dipole. Hal ini merupakan interaksi tarik-menarik yang paling penting dalam kristal gas-gas lamban dan dalam kristal molekul- molekul organik. Interaksi ini merupakan suatu efek kuantum, dalam pengertian bahwa ΔU



o karena h



o . Jadi energi titik nol sistem ditentukan oleh pasangan



dipole-dipole dari persamaan (1.3). Oleh karena dua atom terbawa bersamaan, distribusi muatannya lama- kelamaan menjadi overlap seperti Gambar 1.2 dengan cara merubah energi elektrostatis sistem. Pada jarak yang cukup dekat, energi yang overlap tersebut adalah tolak menolak karena adanya prinsip larangan Pauli, yakni bahwa dua elektron tidak dapat mempunyai bilangan kuantum sama. Ketika distribusi-distribusi muatan dua atom overlap akan ada suatu kecenderungan elektron-elektron dari atom B menempati state atom A yang telah ditempati oleh elektronelektron atom A atau sebaliknya. Prinsip Pauli mencegah adanya penempatan ganda, dan distribusi elektron dari atom dengan kulit-kulit berdekatan dapat overlap hanya jika disertai dengan kenaikan sebagian elektron-elektron ke keadaan energi yang tinggi yang belum terisi dari atom-atom. Jadi elektron-elektron overlap tersebut menambah energi total sistem dan memberikan suatu kontribusi tolak menolak untuk berinteraksi. Data eksperimen pada gas-gas lamban dapat disesuaikan dengan seluruh hasil empiris Konstanta A dan B merupakan parameter empris yang ditentukan dari pengukuran yang independen dalam fase gas. potensial tolak menolak dalam bentuk B/R2, dalam hal ini B merupakan konstanta positip bila digunakan bersama dengan potensial tarik menarik pada persamaan (1.9). Persamaan



(1.10) dinamakan



potensial



sedangkan gaya antara dua atom sama dengan F



Lennard-Jones, dU dR . Nilai



dan



diberikan pada Tabel 1.3 yang diperoleh dari data fase gas sehingga perhitungan sifatsifat zat padat tidak melibatkan satu pun parameter- parameter yang tersedia.



10



A.



KONSTANTA KISI



Jika kita mengabaikan energi kinetik atom gas lamban maka energi kohesinya diberikan oleh potensial Lennard-Jones yang meliputi semua pasangan atom dalam kristal. Jika ada N atom dalam kristal maka energi potensial totalnya adalah: Utotal N



4



⎢ ⎜







⎟ (1.11)



⎟⎥



2



⎢ j ⎝ pij R⎠



j ⎝ pij R ⎠ ⎥ ⎣







dalam hal ini, pij R jarak antara atom acuan i dan atom lain j pada jarak terdekat R. Faktor (1/2) dimaksudkan untuk mencegah penghitungan dua kali pasangan atom-atom. Setelah dihitung dan untuk struktur FCC diperoleh, ij j



ij j



Jika kita mengambil Utotal pada persamaan (1.11) sebagai energi total kristal maka 0



2



[(12)(12,13)



12



13



(6)(14, 45)



6



7]



Utotal /



R



0



(1.13)



Anda dapat menghitung untuk R = Ro, dalam hal ini Ro



1, 09



(1.14)



yang sama untuk semua elemen dengan struktur FCC. Berdasarkan Tabel 1.3, Anda dapat menghitung Kr dan Xe.



B.



Ro /



ENERGI KOHESI



untuk Ne, Ar,



Energi kohesi kristal gas lamban pada suhu mutlak, tekanan nol diperoleh dengan mensubstitusikan persamaan (1.12) dan (1.14) ke persamaan (1.11) yakni, ⎡ Utotal



⎛ R



⎣⎢



⎞12 2N







⎞6 ⎤



⎢(12,13) ⎜ R ⎟











(14, 45) ⎜ R ⎟ ⎥ ⎝



(1.15)



⎠ ⎥⎦



dan untuk R = Ro persamaan 1.15 menjadi, Utotal



R



2,15



4N



(1.16)



Hal yang sama untuk semua gas-gas lamban. Ini merupakan energi kohesif yang diperoleh jika energi kinetik nol.



11



12



2.4 Kepolaran Ikatan dan Keelektronegatifan a. Kepolaran Dalam ikatan kimia adalah suatu keadaan dimana distribusi penyebaran elektron tidak merata atau elektron lebih cenderung terikat pada salah satu atom. Bagaimana kita dapat menyatakan senyawa bersifat kovalen murni (non polar)atau kovalen polar. Kepolaran erat kaitannya dengan keelektronegatifan dan bentuk molekul. .



Dalam hal kepolaran suatu senyawa tergantung dari harga momen dipolnya. Momendipol sendiri adalah selisih harga kelektronegatifan antara atom yang berikatan. Jenis ikatan dapat ditentukan dari selisih keelektronegatifan atom-atom yang berikatan. Jika selisihnya lebih dari 2, maka ikatannya bersifat ionik. Jika selisihnya antara 0,5 dan 2, maka ikatannya bersifat kovalen polar. Jika selisihnya kurang dari 0,5, maka ikatannya bersifat kovalen nonpolar. Sebetulnya tidak ada ikatan yang murni ikatan ion. Umumnya ikatan ion juga memiliki sedikit sifat ikatan kovalen. Begitupun sebaliknya.



2.1 Bentuk Molekul Dalam bentuk molekul dikenal adanya teori ikatan valensi. Teori ini menyatakan bahwa ikatan antar atom terjadi dengan cara saling bertindihan dari orbital-orbital atom. Elektron dalam orbital yang tumpang tindih harus mempunyai bilangan kuantum spin yang berlawanan. Pertindihan antara dua sub kulit s tidak kuat, oleh karena distribusi muatan yang berbentuk bola, oleh sebab itu pada umumnya ikatan s – s relatif lemah. Sub kulit “p” dapat bertindih dengan sub kulit “s” atau sub kulit “p” lainnya, ikatannya relatif lebih kuat, hal ini dikarenakan sub kulit “p” terkonsentrasi pada arah tertentu.



13



14



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan



Ikatan Kimia adalah ikatan yang terjadi antar atom atau antar molekul.Terjadi melalui ikatan ion, iktan kovalen dan ikatan lainnya seperti ikatan hidrogen, logam, dan dll.Dalam bentuk molekul dikenal adnya teori ikatan valensi. Postulat dasar dari teori ini adalah bahwabila 2 atom membentuk ikatan Kovale n, orbital pagar luar shalat satu atom mengadakan tumpangtindih dengan orbital p agar luar atom yang lain, dan pasangan elektron yang dimiliki bersamaberada di d aerah di mana terjadi tumpang tindih tersebut. Dengan adanya ikatan valensi tersebut maka benar jika dikatakan sifat fisika dan kimia dari sutau senyawa atau ion komplek terbentuk dari ikatan valensi tersebut. 3.2.



Saran



Makalah ini masih banyak kekurangannya,baik dari segi penataan, isi dan penggalan kata dalam makalah ini.oleh sebab itu,penulis memerlukan saran atau kritikan yang membangun dari para pembaca agar kedepannya penulis dapat lebih teliti.



15



DAFTAR PUSTAKA 1. http://andellaforester.blogspot.com/2014/04/makalah-ikatankimia.html?m=1 2. https://www.academia.edu/22158221/Makalah_ikatan_kimia?auto=do wnload



16