Tugas Manajemen Farmasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL DAN BAHAN AJAR



DISUSUN OLEH TIM DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH



NAMA MAHASISWA



: TITI PUSPA DEWI



NIM



: 18.119.AF



KELAS



: REGULER C



HANYA DIGUNAKAN DALAM LINGKUNGAN SENDIRI Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



BAB V PERENCANAAN PENGADAAN PERBEKALAN FARMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ABC DAN VEN



A. PENDAHULUAN Perencanaan kebutuhan merupakan kegiatan untuk menentukan jumlah dan periodepengadaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sesuai dengan hasil kegiatan pemilihan untuk menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu dan efisien. Perencanaan



dilakukan



untuk



menghindari



kekosongan



obat



dengan



menggunakan metode yang dapat dipertanggungjawabkan dan dasar perencanaan yang telah ditentukan antara lain konsumsi, epidemiologi, kombinasi metode konsumsi dan epidemiologi dan disesuaikan dengan anggaran yang tersedia. Pedoman perencanaan harus mempertimbangkan: 1. Anggaran yang tersedia. 2. Penetapan prioritas. 3. Sisa persediaan. 4. Data pemakaian periode yang lalu. 5. Waktu tunggu pemesanan. 6. Rencana pengembangan. Tujuan perencanaan adalah untuk menyusun kebutuhan obat yang tepat dan sesuaikebutuhan untuk mencegah terjadinya kekurangan atau kelebihan persediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan serta meningkatkan penggunaan secara efektif dan efisien. Tujuan perencanaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mencapai tujuan perencanaan tersebut yaitu: a. Mengenal dengan jelas rencana jangka panjang apakah program dapat mencapaitujuan dan sasaran. b. Persyaratan barang meliputi: kualitas barang, fungsi barang, pemakaian satu merk danuntuk jenis obat narkotika harus mengikuti peraturan yang berlaku. Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



c. Kecepatan peredaran barang dan jumlah peredaran barang. d. Pertimbangan anggaran dan prioritas.



B. Tahap Perencanaan 1. Tahap pemilihan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan Tahap ini untuk menentukan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sangatdiperlukan sesuai dengan kebutuhan, dengan prinsip dasar menentukan jenis sediaanfarmasi dan perbekalan kesehatan yang akan digunakan atau dibeli. 2. Tahap perhitungan kebutuhan perbekalan farmasi Tahap ini untuk menghindari masalah kekosongan obat atau kelebihan obat. Dengankoordinasi dari proses perencanaan dan pengadaan sediaan farmasi dan perbekalankesehatan diharapkan perbekalan farmasi yang dapat tepat jenis, tepat jumlah dantepat waktu. Metode yang biasa digunakan dalam perhitungan kebutuhan obat, yaitu: a) Metode konsumsi Secara umum metode konsumsi menggunakan konsumsi sediaan farmasi danperbekalan kesehatan individual dalam memproyeksikan kebutuhan yang akandatang berdasarkan analisa data konsumsi obat tahun sebelumnya.Pendekatan yang dilakukan sebelum merencanakan dengan metode konsumsiadalah: 1) Lakukan evaluasi (a) Evaluasi rasionalitas pola pengobatan periode lalu. (b) Evaluasi suplai perbekalan farmasi periode lalu. (c) Evaluasi data stock, distribusi dan penggunaan perbekalan farmasiperiode lalu. (d) Pengamatan kecelakaan dan kehilangan perbekalan farmasi 2) Estimasi



jumlah



kebutuhan



perbekalan



denganmemperhatikan: (a) Perubahan populasi cakupan pelayanan. (b) Perubahan pola morbiditas. (c) Perubahan fasilitas pelayanan.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



farmasi



periode



mendatang



3) Penerapan perhitungan (a) Penetapan periode konsumsi. (b) Perhitungan



penggunaan



tiap



jenis



sediaan



farmasi



dan



perbekalankesehatan periode lalu. (c) Lakukan koreksi terhadap kecelakaan dan kehilangan. (d) Lakukan koreksi terhadap stock-out. (e) Hitung lead time untuk menentukan safety stock. Keunggulan tidakmemerlukan



metode data



konsumsi:



penyakit



dan



Data



yang



standar



dihasilkan



pengobatan,



akurat,



kekurangan



dankelebihan obat kecil.Kelemahan metode konsumsi: Tidak dapat diandalkan sebagai dasarpenggunaan obat dan perbaikan preskripsi, tidak memberikan gambaranmorbiditas. b) Metode ABC ( Analisis ABC (Always, Better, Control)/Pareto Analysis) Untuk



menentukan



jumlah



item



obat



dari



yang



akan



direncanakanpengadaannya berdasarkan prioritas. Metode tersebut sangat erat kaitannyadengan biaya dan pemakaian perbekalan farmasi dalam setahun, sehingga diperlukan tingkatan prioritas dengan asumsi berapa jumlah pesanan dan kapan dipesan. Analisis ABC mengelompokkan item barang dalam 3 jenis klasifikasi berdasarkan volume tahunan dalam jumlah persediaan uang. Untuk menentukan nilai dari suatu volume item tertentu, maka analisis ABC dilakukan dengan cara mengukur permintaan (Deman) dari setiap butir persediaan dikalikan dengan biaya perunit. Cara pengelompokkannya adalah: 1. Kelompok A: Persediaan yang jumlah unit uang pertahunnya tinggi (6090%),tetapi biasanya volumenya (5-10% 2. Kelompok B : Persediaan yang jumlah nilai uang pertahunnya sedang (2030%),tetapi biasanya volumenya sedang (20-30%) 3. Kelompok C: Persediaan yang jumlah nilai uang pertahunnya rendah (1020%),tetapi biasanya volumenya besar (60-70%).



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Kelompok A B C



Jumlah item 10-20 % item 20-40% item 60% item



Nilai 80 % 15 % 5%



Prosedur Analisis ABC  Pengumpulan kebutuhan perbekalan farmasi  Penjumlahan anggaran total  Pengurutan kembali perbekalan farmasi  Perhitungan persentase kumulatif  Identifikasi perbekalan farmasi yang menyerap ± 70% anggaran perbekalan total.  Perbekalan farmasi katagori A menyerap anggaran 70%  Perbekalan farmasi katagori B menyerap anggaran 20%  Perbekalan farmasi katagori C menyerap anggaran 10% Cara Perhitungan Analisis ABC  Perhitungan jumlah dana  Perangkingan  Perhitungan persentase  Kumulasi persennya  Perbekalan farmasi kategori A termasuk dalam kumulasi 70%.  Perbekalan farmasi kategori B termasuk dalam kumulas 71-90%.  Perbekalan farmasi kategori C termasuk dalam kumulasi 90-100%



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



CONTOH SOAL



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



c) Metode VEN (Vital, Essensial, Non Essensial) Analisis perencenaan menggunakan semua jenis perbekalan farmasi yangtercantum dalam daftar yang dikelompokkan ke dalam 3 bagian sebagai berikut. (1) Kelompok Vital adalah kelompok obat yang sangat utama (pokok/vital)antara lain : obat penyelamat jiwa, obat untuk pelayanan kesehatan pokok,obat untuk mengatasi penyakit penyebab kematian terbesar, dibutuhkansangat cepat, tidak dapat digantikan obat lain. (2) Kelompok Essensial, adalah kelompok obat yang bekerja kausal yaitu obatyang



bekerja



pada



sumber



penyebab



penyakit,



tidak



untuk



mencegahkematian secara langsung/kecacatan. (3) Kelompok Non Essensial, merupakan obat penunjang yaitu obat yangkerjanya ringan dan biasa digunakan untuk menimbulkan kenyamananatau untuk mengatasi keluhan ringan.Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan : Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



penyesuaian rencanakebutuhan obat dengan alokasi dana yang tersedia. Dalam penyusunanrencana kebutuhan obat yang masuk kelompok vital agar diusahakan tidakterjadi kekosongan obat. Untuk menyusun daftar VEN perlu ditentukanterlebih dahulu kriteria penentuan VEN. Dalam penentuan kriteria perlu mempertimbangkan kebutuhan masingmasing spesialisasi. Kriteria yang disusun dapat mencakup berbagai aspek antara lain: Klinis, konsumsi, target kondisi dan biaya. Langkah-langkah menentukan VEN. (1) Menyusun kriteria menentukan VEN. (2) Menyediakan data pola penyakit. (3) Standar pengobatan.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



d) Kombinasi ABC dan VEN Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis ABC) adalah benar-benar yangdiperlukan untuk menanggulangi penyakit terbanyak dan obat tersebut statusnya harus E dan sebagain V (dari analisa VEN). Sebaliknya jenis obat dengan status N harusnyamasuk dalam kategori C Mekanisme Gabungan Obat Obat yang masuk kategori NC menjadi prioritas pertama untuk dikurangi ataudihilangkan dari rencana kebutuhan Pendekatan sama dengan pada saat pengurangan obat pada kriteria NC, NB, NAdimulai dengan pengurangan obat kategori EC, EB dan EA



e) Metode morbiditas (epidemiologi) Memperkirakan kebutuhan obat berdasarkan jumlah kehadiran pasien, waktutunggu pasien (lead time), kejadian penyakit yang umum, dan pola perawatan standar dari penyakit yang ada. Pendekatan yang dilakukan sebelum merencanakan adalah:



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



(1) Menentukan jumlah penduduk yang akan dilayani. (2) Menentukan jumlah kunjungan berdasarkan frekuensi penyakit. (3) Penyiapan standar pengobatan yang diperlukan. (4) Menghitung perkiraan kebutuhan.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



SOAL LATIHAN Aloksi dana untuk penyediaan obat dan perbaikan kesehatan yang tersedia untuk kabupaten I adalah Rp. 125.000.000,- Berdasarkan perencanaan obat dan perbekalan kesehatan yang akan dibeli adalah sebagai berikut :



Soal : Obat atau perbekalan kesehatan mana yang harus dikurangi berdasarkan analisa ABC-VEN ?



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



JAWABAN : a. Penentuan jumlah harga dan nomor urut



Jenis Obat



Kemasan



NO



Harga (Rupiah)



Jumlah



NO Urut



450



24.997.500



2



50



1.738.000



9



1



Metampiron 500 mg



2



Diazepam tablet 150 Botol mg /1000



3



Ibuprofen tablet Botol/1000 7.350 200mg Kloramfenikol salep Tube 5 g 1.560 mata 1%



550



4.042.500



6



1.000



1.560.000



10



5



Pirantel (base)125 mg



tablet Kotak 10.830 30x2 tablet



350



3.790.500



7



6



Paracetamol 500 mg



tablet Botol/1000 49.340



1.250



61.675.000



1



7



Reserpin 0,25mg



tablet Botol/1000 19.400



40



776.000



12



8



Garam oralit 200ml



50



1.522.500



11



9



Amoksilin 125mg/15ml



Sirup Botol/60 ml



4.500



14.895.000



3



10



Klorokuin 150mg



tablet Botol/1000 65.870



50



3.293.500



8



11 12



Kapas pembalut 250 g Bungkus 11.910 Kotrimoksasol Botol 60 2.990 suspense ml



500 2.000



5.955.000 5.980.000



5 4



4



tablet Botol/1000 55.550



Kuantum



34.760



Kotak 100 30.450 sachet 3.310



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



b.



Penyususan obat berdasarkan nomor urut dan jumlah harga



No.



Jenis Obat



Kemasan



1 2 3



Paracetamol tablet 500 mg Metampiron tablet 500 mg Amoksilin Sirup 125mg/15ml Kotrimoksasol suspense Kapas pembalut 250 g Ibuprofen tablet 200mg Pirantel tablet (base)125 mg



Botol/1000 Botol/1000 Botol/60



4 5 6 7



Botol 60 ml Bungkus Botol/1000 Kotak 30x2 tablet Klorokuin tablet 150mg Botol/1000 Diazepam tablet 150 mg Botol /1000 Kloramfenikol salep mata Tube 5 g 1% Garam oralit 200ml Kotak 100 sachet Reserpin tablet 0,25mg Botol/1000



8 9 10 11 12



Harga (Rupiah) 49.340 55.550 3.310



Kuantum



Jumlah



1.250 450 4.500



61.675.000 24.997.500 14.895.000



2.990 11.910 7.350 10.830



2.000 500 550 350



5.980.000 5.955.000 4.042.500 3.790.500



65.870 34.760 1.560



50 50 1.000



3.293.500 1.738.000 1.560.000



30.450



50



1.522.500



19.400



40



776.000



c. Penentuan jumlah harga kumulatif, persentase terhadap total dana, persentase kumulatif dan ABC No.



Jenis Obat



Harga (Rupiah)



Jumlah Harga



1



Paracetamol tablet 500 mg Metampiron tablet 500 mg Amoksilin Sirup 125mg/15ml Kotrimoksasol suspense Kapas pembalut 250 g Ibuprofen tablet 200mg Pirantel tablet (base)125 mg Klorokuin tablet 150mg Diazepam tablet 150 mg Kloramfenikol salep mata 1% Garam oralit 200ml Reserpin tablet 0,25mg



49.340



2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



%terhadap total dana



61.675.000



Jumlah harga Kumulatif 61.675.000



Ket ABC



47,36%



% kumulati f 47,36%



55.550



24.997.500



86.672.500



19,19%



66,55%



A



3.310



14.895.000



101.567.500



11,43%



77,98%



B



2.990



5.980.000



107.547.500



4,59%



82,57%



B



11.910 7.350



5.955.000 4.042.500



113.502.500 117.545.000



4,57% 3,10%



87,14% 90,24%



B B



10.830



3.790.500



121.335.500



2,91%



93,15%



C



65.870



3.293.500



124.629.000



2,52%



95,67%



C



34.760



1.738.000



126.367.000



1,33%



97%



C



1.560



1.560.000



127.927.000



1,19%



98,19%



C



30.450 19.400



1.522.500 776.000



129.449.500 130.225.500



1,16% 0,59%



99,35% 99,94%



C C



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



A



d. Analisis VEN No.



Jenis Obat



1 2 3



Paracetamol tablet 500 mg Metampiron tablet 500 mg Amoksilin Sirup 125mg/15ml Kotrimoksasol suspense Kapas pembalut 250 g Ibuprofen tablet 200mg Pirantel tablet (base)125 mg Klorokuin tablet 150mg Diazepam tablet 150 mg



4 5 6 7 8 9 10 11 12



Kloramfenikol salep mata 1% Garam oralit 200ml Reserpin tablet 0,25mg



e. Gabungan analisis VEN dan ABC No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12



Jenis obat Paracetamol tablet 500mg Metampiron tablet 500mg Amoksilinsirup 125 mg/5ml Kotrimoksazol suspensi Kapas pembalut 250mg Ibuprofen tablet 200mg Pirantel tablet (base) 125 mg Klorokuin tablet 150mg Diazepam tablet 5 mg Kloramfenikol salep mata 1% Garam oralit 200mg Reserpin tablet 0,25 mg



VEN



ABC



E



A



E



A



E



B



E N E



B B B



E



C



V V



C C



E



C



V V



C C



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



VEN



Keterangan



E E E



10 Penyakit terbanyak 10 Penyakit terbanyak Bekerja kasual



E N E E V V E



Bekerja kasual Penunjang 10 Penyakit terbanyak 10 Penyakit terbanyak Program Malaria Obat penenang (psikotropika) Bekerja kasual



V V



Program diare Program hipertensi



Analisis ABC-VEN



V



V A



E



V B



E



E



A N



B N



A



C



C N



B



C



Pirantel tablet (base) 125 mg Klorokuin tablet 150 mg Garam oralit 200 ml Paracetamol tablet 500 mg Metampiron tablet 500 mg



Kotrimoksazol suspensi Kotrimoksazol suspens Ibu profen tablet 200 mg



Diazepam tablet 5 mg Kloramfenikol salep mata 1% Reserpine tablet 0,25 mg



Kapas pembalut 250 g



Berdasarkan urutan pengurangan kombinasi ABC-VEN yang harus dikurangkan adalah kapas pembalut 250 mg. Alokasi dana untuk penyediaan obat dan perbekalan kesehatan yang tersedia untuk kabupaten I = Rp. 125.000.000,-. Sedangkan dana yang diperlukan menyediakan obat dan perbekalan kesehatan =Rp.130.225.500 – Rp. 5.995.000 = Rp. 124.270.500 Dari hasil pengurangan diatas didapatkan dana yang diperlukan Rp. 124.270.500,- sedangkan dana yang disediakan Rp.125.000.000,Sehingga masih ada dana lebih untuk membeli kapas pembalut 250 mg sebesar Rp.729.500,- sebanyak 61 bungkus kapas pembalut.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



BAB VI PERHITUNGAN HARGA RESEP DAN HJA A. PENDAHULUAN Pelayanan obat di Apotek dibagi menjadi 2 bagian 1. PelayananBebas danNon Resep Apotekmelayani penjualanobat bebas,bebasterbatasdan OWA.Obatbebas dan bebas



terbatas



adalahobat-obatyang



resepdokter.Obat



Wajib



boleh



Apotek



diberikankepadapasientanpa (OWA)



PermenkesRINo.347/MenKes/SK/VII/1990adalahobatkeras dalam



jumlah



tertentu



oleh



apoteker



kepada



menurut



yangdapat diberikan pasien



tanpa



resep



dokter,dengandisertaipemberiankonseling,informasi,danedukasiterkait obatyangdiserahkan. 2. Pelayanan obat dengan resep Apotek juga menerima resepdaridokter baik dokter umum,dokterspesialis, dokter gigi, dokter



hewan. Resepyang masuk harus melaluiprosesscreeningdan



mendapat persetujuan dari apotekersebelum resep disiapkan oleh reseptir maupun oleh Apoteker sendiri. Faktor-faktor Penentu Harga Obat 1. Biaya Bahan Baku (bahan baku/zat aktif,  bahan/zat tambahan dan bahan pengemas) 2. Biaya Operasional (operational cost) 3. Biaya Marketing dan Promosi 4. Biaya Distribusi 5. Biaya Lain-lain (Umum, Penyusutan, Pajak, dan lain-lain).



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Berikut adalah gambaran struktur harga obat hingga sampai di tangan pasien : a) Harga Pokok Produksi (HPP) atau yang sering disebut dengan COGM (Cost Of Goods Manufacture)  Terdiri dari Biaya Bahan Baku (bahan aktif, bahan tambahan dan bahan pengemas), biaya tenaga kerja langsung (direct labour), dan biaya over-head cost (Biaya telepon, BBM, listrik, spare part, training dll). Untuk industri farmasi, biaya bahan baku bisa mencapai 70 – 80% ,  direct labour antara 5 – 10% , dan overhead cost antara 15 – 20 % dari HPP. Khusus untuk obat-obat lisensi (under licence) dan obat paten (patented drug) masih dibebani biaya lisensi/paten serta kewajiban untuk membeli bahan baku dari pemberi lisensi/paten. Hal inilah salah satu penyebab mengapa obat-obat yang masuk dalam kategori under licence atau obat-obat paten harganya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan obat generic maupunbranded generic. b) Selanjutnya, HPP + Biaya Marketing + Biaya Lain-lain (General Affairs, termasuk komisi dan bonus komisaris/direksi, baiya CSR, dll) + Bunga & Depresiasi + Laba Operasional (profit) menjadi  HJP (Harga Jual Pabrik) atau yang sering disebut dengan COGS (Cost Of Goods Sales). c) HJP = HPP + Biaya Pemasaran + Biaya Administrasi + Biaya Manajemen + Pajak + Keuntungan + Lisensi HJP + Distribution fee (biaya distribusi) = HNA (Harga Netto Apotek). d) HJA = {(HNA + PPN)} x I + E + T Besarnya HJA kepada pasien tidak boleh lebih tinggi dari HET. I = Indeks (berkisar 1,1-1,25) E = Embalase (harga barang yang tidak termasuk obat, misalnya plastik, salinan resep) T = Tuslah



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



CONTOH 1 Cara Menghitung Harga Jual Apotek, Perhitungan HJA,  Mark Up, Harga Netto Apotek dan PPN 10%



.



HNA adalah Harga Netto Apotek, merupakan harga (modal) awal apotek dalam membeli obat dari distributor (PBF atau PBF Cabang). Mark Up adalah % keuntungan, ada yang menetapkan 25% (1,25) dan ada yang menetapkan 30% (1,3).



PPN 10% (1,1)  adalah Pajak Pertambahan Nilai yang dikenakan untuk setiap pertambahan nilai dari proses transaksi dari produsen sampai ke konsumen. HJA  adalah Harga Jual Apotek, harga yang ditawarkan kepada konsumen setelah diperhitungkan HNA, PPN 10% dan Mark Up. Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



HJA = HNA x PPN 10% x Mark Up



CONTOH 2. CONTOH MENGHITUNG HARGA RESEP



Ketentuan : tuslah 1. Biaya racik 1.500 2. Biaya obat jadi 1000 embalase 1. Kertas puyer 100 2. Capsul 150 3. Po t salep kecil 500 4. Pot salep tengah 1000 5. Pot salep besar 1500 Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



6. Etiket 100 7. Sak plastik 200



Contoh resep R/



Paracetamol



tb ½



Antacida



tb ½



Ambroxol



tb ½



m.fPulvdtdNo XII S 3 dd 1 Pulv Pro: Amar (15Th) Penimbangan Bahan •



Paracetamol



½ x 12 = 6 tab







Antacida



½ x 12= 6 tab







Ambroxol



½ x 12 = 6 tab



Harga Obat (Resep Racikan) •



Paracetamol



6 tab x Rp



550 =



RP



3300







Antacida



6 tab x Rp



89



=



Rp



534







Ambroxol



6 tab x Rp



261 =



Rp



1566







Kertas Puyer 12 x Rp



Rp



1200







Etiket



Rp



1000







Biaya Racik



Rp



1500







Total Harga



100



=



Rp



9.100



CONTOH 3 R/



Cefadroxyl cap



No. XII



S 2 dd Cap I R/



GrantusifKapl



No. X



S 3 ddKapl I R/



Caviplex



No. VI



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



S 1 ddKapl I Pro: Latifa (24 Th) Pennyiapan obat Cefadroxyl Cap



12



Grantusif Kaplet



10



Caviplex



6



Harga Obat Cefadroxyl Cap12 x Rp. 1375 = Rp 16500 GrantusifKapl10 x Rp. 619 Caviplex



= Rp. 6190



6 x Rp. 894= Rp. 5364



Embalase



= Rp. 1000



Tuslah 3 R



= Rp. 4500+



Total Harga



Rp 28190 ~ Rp 28 200



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



TUGAS 1. Hitung HJA dari Resep dibawah ini



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Penyiapan obat : R/ LAMESON (8 mg/Tab ) = 20 x Rp.7.699



= Rp.153.980,-



R/ MOXIC ( 7,5 mg/Tab )



= Rp.150.000,-



= 20 x Rp.7.500



R/ AVITIN ( 6000 IU/Tab ) = 30 x Rp. 440



=Rp.13.200,-



Etiket



= 3 x Rp. 100



= Rp. 300,-



Sak plastic



= 3 x Rp. 200



= Rp. 600,-



Kwitansi



= Rp. 1000,-



Kantong plastic



= Rp.500,-



Jumlah Embalase Tuslah



+



=Rp.2.400,= 3 R/ x Rp. 1500



TOTAL HARGA



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



= Rp. 4.500,= Rp. 324.080,-



+



penyiapan obat :



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



penyiapan obat : Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



penyiapan obat :



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



PERHITUNGAN HJA Harga suatu obat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik itu dari produsen, distributor maupun pemerintah yang dapat menetapkan harga suatu obat dipasaran Alur faktor harga suatu obat Singkatan yang sering digunakan 1.



HJP(Harga jual produsen ) merupakan harga yang dijual produsen ke distributor apakah itu PBF atau apotek



2.



HNA(Harga Netto Apotek) adalah harga obat yang dibeli apotek daru distributor



3.



HET (Harga Eceran Tertinggi) harga yang tertinggi yang ditetapkan pemerintah dalam menjual suatu obat dan apotek tidak boleh HJAnya melebih HET, biasanya adalah obat generik berlogo sementara obat generik bermerk harga terlampau tinggi, Harga Eceran Tertinggi (HET)= HNA + Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% + Margin apotek 25% (Kepmenkes 69/2006 tentang Pencantuman HET pada Label Obat).



4.



HJA( Harga Jual Apotek) adalah harga jual yang



5.



HNA + Laba (apotek dan/atau PBF) + PPN = HJA (Harga Jual Apotek), yang merupakan HET (Harga Eceran Tertinggi) yang dibayarkan oleh konsumen (Kepmenkes 92/2012 tentang HET Obat Generik Tahun 2012).



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



CONTOH PERHITUNGAN FAKTUR EXCLUDE PPN



KETOROLAC 3% INJEKSI 1 box Ketorolac = 10 Ampul harga perbox yang tertera pada faktur



= Rp. 133.650,-



discon 15% = Rp. 133.650 – 15%



= Rp. 113.602,5



harga Per Ampul setelah discon



= Rp. 113.602,5 : 10 Ampul = Rp. 11.360,25 (EXCLUDE PPN)



Harga setelah penambahan PPN 10%



= Rp. 11.360,25 +10% = Rp. 12.496,275



PROVIT APOTEK ( OTC 20 % - 25%, ETHICAL 30 % - 35%) HJA = HNA + PPN + PROVIT



= Rp. 12.496,275 + 35%



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



HJA



= Rp. 16. 870,-



BAB VII PENGENDALIAN APOTEK DAN ANALISA KEUANGAN PENGENDALIAN APOTEK Pengendalian apotek dibagi menjadi tiga bagian : 1. Pengendalian



BARANG



(Barang



REGULAR,



Barang



NARKOTIKA



dan



PSIKOTROPIKA, Barang Macet, Barang KADALUARSA) 2. Pengendalian UANG (Pengendalian Pembatalan Penjualan Tunai , Pemeriksaan RETUR BARANG, Pemeriksaan UANG SETORAN) 3. Pengendalian HARGA (Survey harga di apotek sekitar , Bandingkan HJA apotek dengan HJA apotek Kompetitor, Indeks harga maks HET) MANAGEMEN KEUANGAN Manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan memadukan penggunaan ilmu dan seni untuk mencapai tujuan organisasi. Agar tujuan organisasi dapat tercapai diperlukan unsur atau sarana (The Tool of Management), yang meliputi unsur 5 M, yaitu : •



Men : Sumber Daya Manusia







Money : Uang yang dibutuhkan







Methods : Metode yang digunakan







Materials : Bahan yang digunakan







Machines : Mesin yang digunakan



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Keuangan terdiri dari 3 bidang yang saling terkait, yaitu : •



Pasar uang dan Pasal Modal







Investasi







Manajemen keuangan ANALISIS KEUNGAN Istilah dalam keuangan 1. neraca laba/rugi 2. aktiva dan passive 3. fixed cost dan variable cost 4. BEP dan PBP a. Neraca laba rugi Neraca menunjukkan posisi kekayaan perusahaan, kewajiban keuangan dan modal sendiri perusahaan pada waktu tertentu. Kekayaan disajikan dalam sisi aktiva kewajiban dan modal sendiri pada sisi pasiva. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu dimana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender, sehingga neraca sering disebut Balance sheet. Laporan rugi-laba merupakan suatu laporan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. 1) Aktiva Dan Passiva Aktiva merupakan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Disebut juga harta. Aktiva dibagi dua, yaitu : -



Aktiva Lancar, adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal). Termasuk dalam aktiva lancar antara lain, kas, bank, piutang, persediaan.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



-



Aktiva tetap adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relatif permanen atau jangka panjang (mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran operasi perusahaan). Termasuk dalam aktiva tetap antara lain, inventaris dan bangunan.



Pasiva : kewajiban dan ekuitas (modal) 2) Fixed Cost Dan Variable Cost •



Fixed cost (biaya tetap) adalah jenis biaya yang selama satu periode jumlahnya tetap dan tidak mengalami perubahan. Contoh : gaji, sewa bangunan, bunga bank, biaya listrik, biaya air, pajak, dll. Biaya tetap ini tidak tergantung volume produksi.







Variabel cost (biaya variabel) adalah biaya yang naik danturun bersamaan dengan volume kegiatan. Bila produksi atau penjualan bertambah, maka biaya variabel akan bertambah.Contoh : biaya pokok produksi, HPP (harga pokok penjualan), biaya pengiriman, etiket, label, dll.



3) BEP dan PBP Break even point= titik impas, tak rugi-tak laba (bisa dikatakan balik modal). 



Analisis BEP digunakan untuk mengetahui kelangsungan hidup suatu usaha dengan omzet berapa yang harus dicapai, penentuan harga berapa dengan biaya perusahaan yang ada sehingga tidak menderita kerugian.







PBP = waktu kembalinya modal.



BEP =



Fixed cost 1-( Variable cost / penjualan)



PBP = Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



total investasi laba bersih



ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 1. Test of Overall Performance (Return On Equity, Return On Assets) 2. Test of Profitability (Presentase Laba Kotor , Presentase Laba Bersih) 3. Test of Liquidity (Current Ratio, Quick Ratio, Account Payable Periode) 4. Test of Solvency (Ratio Solvability) 5. Test of Efficiency (Account Receivable Collection Periode, Inventory Turn Over) a. Test of Overall Performance (Tes penampilan menyeluruh) Test of Overall Performance menunjukkan apakah dana yang tersedia bagi apoteker telah digunakan secara efektif. 1) Perolehan atas modal sendiri (Return On Equity/ROE) Rasio ini mengukur apakah dana yang diinvestasikan dalam apotek oleh PSA / APA telah digunakan secara efektif. ROE untuk apotek minimum 18%, ROE ini sebenarnya dasarnya adalah tingkat suku bunga di bank. Bila modal semakin besar sedangkan net income (ni) tetap, maka ROE akan kecil.



ROE =



NET INCOME (PENGHASILAN BERSIH) MODAL PEMILIK



Perolehan atas harta (Return On Assets/ROA



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



X 100%



Rasio ini mengukur apakah semua dana yang tersedia oleh apotek baik hutang ataupun modal telah digunakan secara efektif. ROA disebut juga ROI (Retun on Investment). ROA untuk apotek minimal 12%.



ROI = PLK =



LABA BERSIH penjualan - HPP TOTAL AKTIVA



X 100% X 100%



penjualan



b. Test Daya Laba (Test of Profitability) Menunjukkan kemampuan apotek dalam menutup biaya yang dikeluarkan, yang akhirny akan meningkatkan laba apotek. 1. Presentase Laba Kotor (PLK) Adalah pengukuran daya tata apotek sebelum beban usaha diperhitungan.



PLK seharusnya berkisar antara 20% sampai 33%. PLK yang lebih tinggi dari presentase tersebut menunjukkan harga yang tinggi. PLK yang lebih rendah menunjukkan salah satu dari keadaan berikut : a. Harga rendah b. Pembelian yang tidak tepat; sehingga HPP (harga pokok penjualan) mungkin terlalu tinggi. c. Shrinkage (penyusutan) d. Penjualan tidak tercatat Presentase Laba Bersih (PLB) Pengukuran daya laba setelah memperhitungkan beban usaha. PLB seharusnya berkisar antara 5% sampai dengan 7,5%. Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Laba bersih



PLB =



penjualan



X 100%



c. Test Likuiditas (Test of Liquidity) Mengukur kemampuan apotek dalam membayar hutang lancarnya bila jatuh tempo. 1. Rasio Lancar (Current Ratio/CR) harta lancar



CR =



kewajiban lancar



CR sebaiknya berkisar antara 2 dan 3,8. CR < 2, artinya apotek memiliki masalah dalam membayar hutang lancar tepat waktu. CR > 3,8 artinya proporsi harta lancar terlalu tinggi dari yang dibutuhkan untuk beroperasi secara efektif (ini tidak baik) Rasio Cepat (Quick Ratio/QR)



QR =



harta lancar - persediaan obat kewajiban lancar



Rasio cepat sama dengan rasio lancar tapi QR merupakan tes yang lebih keras terhadap liquiditas apotek. Nilai QR sebaiknya berada diantara 1 dan 2.Rasio ini mengukur apakah apotek mampu membayar hutang lancarnya bila tidak mampu menjualpersediaan obatnya. Masa Perkiraan Utang (Accounts Payable Period) Menunjukkan berapa lama waktu yang dibutuhkan apotek untuk membayar pembelian kreditnya. MPU =



perkiraan hutang pembelian per hari



d. Tes Solvabilitas (Test of Solvency) Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Menunjukkan apakah suatu usaha akan dapat memenuhi pembayaran hutang jangka panjangnya. Nilai rasio solvabilitas sebaiknya sebesar 80%, kecuali untuk apotek yang baru berdiri bisa lebih tinggi (>100%).



RS =



total pinjaman



X 100%



modal pemilik



e. Tes Efisiensi (Test of Efficiency) Rasio ini mengukur seberapa efisienkah apoteker menggunakan hartanya. 1. Masa Penagihan Perkiraan Piutang (MPPP) Accounts Receivable Collection Period = ARCP) Merupakan perkiraan jumlah hari rata-rata yang diperlukan apotek untuk menagih perkiraan piutang. MPPP sebaiknya tidak lebih dari 1,5 kali syarat kredit perusahaan (jangka waktu yang diberikan pada pelanggan untuk membayar rekening mereka setelah rekening dikirimkan). Kebanyakan syarat kredit perusahaan adalah 30 hari. piutang MPPP = penjualan kredit bersih/hari



2. Perputaran Persediaan (PP) (Inventory Turn Over) Mengukur berapa cepat persediaan obat dibeli, dijual, dan digantikan. Persediaan di apotek seharusnya berputar paling sedikit 4 kali pertahun, 12 kali perputaran masih dapat diterima. TOR (Turn Over Ratio) = inventory turn over



TOR =



HPP persediaan rata-rata



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



Contoh Kasus Lakukanlah Analisa Keuangan serta BE dan PBP untuk Apotek Rasendriya berdasarkan Neraca dan Perhitungan Laba Ruginya seperti yang tercantum berikut :



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



LATIHAN 1. Buatlah neraca Analisis dan perhitungan analisis keuangan pada soal cerita dibawah ini. Suatu Apotek Sehat Lancar akhir tahun 2014 ingin mengetahui apakah Apotek yang selama ini dikelola Apoteker , sudah baik dalam pengelolaan keuangannya, maka anda diminta untuk melakukan analisis keuangannya dari indikator keuangan. Diperoleh informasi bahwa modal awal Apotek ini adalah Rp. 110.000.000,- dan selama ini mempunyai nilai persediaan obat sebesar Rp. 130.500.000,-. Namun persediaan obat tersebut sebagian masih hutang dengan PBF sebesar Rp. 45.325.000.000,-. Dari data yang diperoleh Apotek ini mempunyai piutang sebesar Rp. 3.365.000,- ada uang di bank sebesar Rp. 10.500.000,- dan uang cash Rp. 8.625.000,-. Hutang apotek di bank Rp. 30.500.000,- serta biaya lain yang harus dikeluarkan Rp. 4.325.000,-. Inventarisasi alat dan fasilitas yang ada Rp. 30.320.000,- serta adanya kendaraan seharga Rp. 16.500.000,-. Selama tahun 2014 apotek melakukan pengadaan obat dan alat kesehatan sebesar Rp. 525.550.000,-. Hasil stock opname pada akhir tahun 2013 sebesar Rp.115.768.000,-dan akhir tahun 2014 sebesar Rp. 130.500.000,-. Diketahui bahwa selama tahun 2014 penjualan kontan sebesar Rp. 687.986.500,- dan kredit sebesar Rp. 145.547.000,- ada 2 Apoteker yang digaji tiap bulannya masing-masing Rp. 1.250.000,- dan 4 asisten apoteker masing-masing Rp. 500.000,-. Selain itu 2 kasir masing-masing Rp. 400.000,- dan 2 reseptir masing-masing Rp.300.000,-. Biaya telepon Rp. 350.000,-/bulan, listrik Rp. 150.000,-/bulan. Biaya bunga bank 4,5 juta, biaya Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI



maintenance 2 juta, biaya penyusutan 3 juta, biaya sewa kontrak 8 juta, biaya marketing 3 juta, biaya asuransi 2,5 juta serta biaya serbai-serbi 2,5 juta.



Managemen Farmasi Dan Akuntansi AKFAR YAMASI