Tugas Neraca Sda Peternakan Unggas [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

NERACA SUMBER DAYA ALAM PETERNAKAN UNGGAS KABUPATEN DEMAK



Fany Arienjy Widia Simanungkalit 17/410111/TK/45468



DAFTAR ISI DAFTAR ISI ................................................................................................................... i BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1



Latar Belakang .................................................................................................. 1



1.2



Aturan Perundang-Undangan ........................................................................... 2



1.3



Maksud dan Tujuan ......................................................................................... 2



1.4



Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................. 3



BAB II METODOLOGI.................................................................................................... 4 2.1



Metode Analisis NSDA Peternakan Unggas Kabupaten Demak ......................... 4



2.2



Metode Analisis Ekonomi Makro Kabupaten Demak......................................... 5



2.3



Analisis Keterkaitan NSDA Peternakan dengan Ekonomi Wilayah ..................... 5



2.4



Kerangka Berpikir ............................................................................................. 6



BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH ......................................................................... 8 3.1



Letak Geografis ................................................................................................. 8



3.2



Kondisi Fisik ...................................................................................................... 8



3.3



Kondisi Sosial Ekonomi ..................................................................................... 10



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 12 4.1



4.2



4.3



Analisis Kesesuaian Lahan ................................................................................. 12 4.1.1



Kesesuaian Lahan untuk Budidaya ........................................................ 12



4.1.2



Kesesuaian Lahan Ternak Unggas .......................................................... 14



Analisis Neraca Sumber Daya Alam Peternakan ................................................ 16 4.2.1



Neraca Sumber Daya Alam Ternak Jenis Unggas ................................... 16



4.2.2



Neraca Sumber Daya Alam Lahan Pakan Ternak Unggas ....................... 23



Keterkaitan Analisis NSDA dengan Analisis Ekonomi Wilayah ........................... 27



BAB V PENUTUP .......................................................................................................... 30 5.1



Kesimpulan ....................................................................................................... 30



5.2



Saran ................................................................................................................ 31



DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 32



2i



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam adalah unsur lingkungan hidup yang terdiri atas sumber daya hayati dan nonhayati yang secara keseluruhan membentuk ekosistem (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009). Ragam sumber daya alam bervariasi dan setiap daerah memiliki sumber daya alam yang beragam pula. Sumber daya alam merupakan bagian yang harus dimanfaatkan dan dioptimalkan seefien mungkin untuk menciptakan pembangan daerah maupun pembangunan nasional demi terwujudnya kesejahteraan bangsa. Perkembangan wilayah yang meningkat harus sejalan dengan perkembangan ekonomi di semua sektor. Sektor-sektor perekonomian wilayah dimanifestasikan dalam bentuk Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) yang merupakan penjumlahan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan seluruh kegiatan perekonomian pada suatu wilayah dan waktu tertentu yang berpotensi meningkatkan pendapatan dan memicu perkembangan wilayah. Pemanfaatan dan pengoptimalan sumber daya alam harus memperhatikan aspek konservasi agar sumber daya alam tetap bertahan dan berkelanjutan untuk dapat digunakan oleh generasi di masa mendatang. Sehingga perlu dilakukan analisis ketersediaan cadangan sumber daya alam pada sebuah wilayah dengan menggunakan Neraca Sumber Daya Alam. Neraca sumber daya alam digunakan untuk mengkaji lebih jauh bagiamana ketersediaan setiap jenis sumber daya alam, volume yang ada, tingkat penggunaan dan pengambilannya, serta cadangan yang dapat dioptimalkan tanpa melebihi kapasaitas daya dukung lingkungan yang dimiliki sebagai salah satu upaya analisis dampak lingkungan dan kekayaan alam secara ekonomi untuk mencapai PDRB Hijau. Perkembangan sektor peternakan unggas yang ada di Kabupaten Demak juga memiliki potensi untuk dikembangkan, namun pengembangan potensi ini harus memperhatikan kemampuan wilayah dan lahan yang tersedia untuk mendukung kegiatan peternakan unggas. Maka dari itu, perhitungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan sektor peternakan unggas sekaligus peran sektor peternakan unggas dalam mendukung perekonomian Kabupaten Demak.



31



1.2 Landasan Perundang-Undangan Landasan hukum yang dipakai sebagai acuan dalam penyusunana neraca sumber daya alam peternakan unggas di Kabupaten Demak, sebagai berikut. 1. 2. 3. 4. 5.



Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kawasan Peruntukkan Pertanian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pember- dayaan Peternakan. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2011-2031. Pedoman Kriteria Teknik Kawasan Budi Daya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum



1.3 Maksud dan Tujuan • • • • •



Maksud dari perhitungan dan penyusunan neraca sumber daya alam ini adalah: Mengetahui potensi penyediaan sumber daya pakan peternakan, khususnya ternak jenis unggas di Kabupaten Demak. Mengetahui potensi daya tamping untuk kegiatan peternakan khususnya ternak je- nis unggas di Kabupaten Demak. Mengetahui keadaan eksisting atau tingkat penggunaan sumber daya ternak unggas di Kabupaten Demak. Mengetahui besaran cadangan peternakan unggas di Kabupaten Demak, baik cadangan fisik maupun moneter. Mengetahui bagaimana kontribusi sektor peternakan unggas pada pertumbuhan ekonomi Kabupaten Demak.



Tujuan dari perhitungandan penyusunan neraca sumber daya alam peternakan unggas ialah sebagai acuan untuk merencanakan pembangu-



42



1.4 Ruang Lingkup Penelitian



Ruang lingkup penelitian dibagi menjadi 3, yaitu substansial, areal, dan temporal.



a. • • • • • •



Substansial Merupakan objek dari analisis dan perhitungan NSDA yang terdiri dari ayam kampong, ayam ras, itik, angsa, kalkun, dan burung puyuh. Luas lahan keseluruhan yang dapat dimanfaatkan sebagai lahan pakan ternak unggas. Luas lahan yang sudah termanfaatkan sebagai lahan pakan ternak unggas. Luas cadangan lahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas baik dalam bentuk cadangan fisik maupun cadangan moneter. Besar potensi populasi keseluruhan ternak unggas yang dapat ditampung di Kabupaten Demak. Besar populasi ternak unggas yang sudah dikembangkan di Kabupaten Demak. Besar cadangan populasi ternak unggas yang masih dapat ditampung di Kabupaten Demak, baik cadangan fisik maupun cadangan moneter.



b.



Areal Ruang lingkup areal dalam perhitungan dan penyusunan NSDA ternak unggas adalah seluruh wilayah di Kabupaten Demak, Jawa Tengah.



c.



Temporal Ruang lingkup temporal dalam perhitungan dan penyusunan NSDA ternak unggas adalah kondisi Kabupaten Demak pada tahun 2014-2018.



53



BAB II METODOLOGI 2.1 Metode Analisis NSDA Peternakan Unggas Kabupaten Demak Analisis neraca sumber daya alam digunakan untuk mengetahui informasi mengenai besarnya sumber daya yang telah dimanfaatkan serta besarnya nilai cadangan yang dimiliki, baik dalam satuan fisik ( ton atau Ha ) maupun dalam satuan moneter ( Rupiah) yang didapat dari hasil pengurangan jumlah potensi alam dengan besarnya jumlah penggunaan. Data besaran cadangan per sektor diklasifikasikan dalam 2 bentuk neraca: 1. Neraca fisik, yang memberi gambaran arus barang lingkungan ke dalam penggunaan ekonomi serta merekam perubahan yang terjadi selama periode perhitungan. 2. Neraca moneter, yang menyajikan nilai moneter sumber daya alam setelah melalui perhitungan dan cara-cara penilaian yang disepakati.



Analisis neraca sumber daya alam peternakan unggas, ditujukan untuk mengetahui besaran cadangan sektor peternakan unggas yang terdapat di Kabupaten Demak. Perhitungan dalam analisis neraca sumber daya alam pakan ternak dilakukan terhadap jumlah hewan ternak unggas di Kabupaten Demak yang dikaitkan dengan ketersediaan pakan untuk ternak unggas baik dari satuan fisik maupun moneter.



64



2.2 Metode Analisis Ekonomi Makro Kabupaten Demak 1. 2.



Analisis Ekonomi Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui perkembangan dan kontribusi sek tor-sektor dalam proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui struktur ekonomi, pola keruanagn, laju pertumbuhan ekonomi, PDRB per wilayah dalam menyerap tenaga kerja. Analisis Sektor Unggulan Wilayah Analisis sektor keunggulan wilayah ditujukan untuk mengetahui potensi-potensi yang dimiliki sebuah wilayah. Metode yang dapat digunakan untuk analisis ini, yakni metode Tipologi Klasse, metode Shift-Share, serta metode Location Quotion.



2.3 Analisis Keterkaitan NSDA Peternakan dengan Ekonomi Wilayah Analisis perhitungan neraca sumber daya alam bertujuan untuk mengetahui besaran jumlah cadangan sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu wilayah melalui analisis potensi (aktiva) dan besaran penggunaan (passiva). Besaran cadangan lahan yang dapat digunakan merupakan selisih antara luasan lahan yang tersedia dan yang telah dimanfaatkan. Data hasil analisis NSDA wilayah diolah lebih lanjut untuk mengetahui peranan sektor peternakan unggas pada PDRB Kabupaten Demak, komoditas unggulan dan permasalahan disparitas pada tiap kecamatan. Hasil analisis NSDA berperan sebagai analisis pendukung untuk memperkuat penjelasana analisis perekonomian makro dan sebagai pertimbangan dalam mengambil rekomendasi solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang ditemukan.



75



2.4 Kerangka Berpikir Skema Kerangka Berpikir Neraca Sumber Daya Ternak



86



Skema Kerangka Berpikir Neraca Sumber Daya Lahan Ternak



97



BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH 3.1 Letak Geografis Kabupaten Demak memiliki luas wilayah sebesar 89.743 Ha yang secara astronomis terletak pada koordinat 6°43’26’’ - 6°09’43’’ Lintang Selatan 110°27’58’’ - 110° 48’47’’ Bujur Timur.



Peta Administrasi Kabupaten Demak



Secara administrastif, Kabupaten Demak memiliki batas-batas wilayah sebagi berikut. Utara Timur Selatan Barat



: Kabupaten Jepara dan Laut Jawa : Kabupaten Kudus dan Kabupaten Grobogan : Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Semarang : Kota Semarang



3.2 Kondisi Fisik Topografi Kabupaten Demak berada pada ketinggian mulai dari 0 m sampai dengan 100 m dari permukaan laut, yang dibatasi atas tiga region: - Region A: Elevasi 0 – 3 m, meliputi sebagian besar Kecamanatan Bonang, Demak, Karangtengah, Mijen, Sayung, dan Wedung. - Region B: Elevasi 3 – 10 m, meliputi sebagian besar dari tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Demak. Elevasi 10 – 25 m, meliputi sebagian dari Kecamatan Dempet, Karangawen, dan Mranggen. Elevasi 25 – 100 m, meliputi sebagian kecil dari Kecamatan Mranggen dan Kecamatan Karangawen. - Region C: Elevasi lebih dari 100 m, meliputi sebagian kecil dari Kecamatan Karangawen dan Mranggen.



108



Jenis Tanah Kondisi struktur tanah di Kabupaten Demak terdiri atas 4 jenis struktur tanah yang meliputi jenis tanah alluvial hidromorf, regosol, glomosol kelabu tua, dan mediteran.



Iklim Kabupaten Demak mengalami dua perubahan iklim setiap tahunnya, yakni musim kemarau dan penghujan. Musim kemarau terjadi pada bulan Juni – September yang anginnya berasal Australia sedangkan musim penghujan terjadi pada bulan Desember – Maret anginnya berasal dari Asia dan Samudera Pasifik. Pada tahun2018, telah terjadi 40 hingga 128 hari hujan dengan curah hujan antara 346 mm hingga 2.944 mm. Kejadian hujan terbanyak terjadi di daerah Mijen sedangkan intensitas hujan tertinggi terjadi di daerah Jatirogo dengan rata-rata hari hujan sepanjang tahun 2018 adalah 89,90 hari.



119



3.3 Kondisi Sosial Ekonomi Sosial Kabupaten Demak merupakan Kabupaten yang menjadi salah satu tujuan perantauan bagi masyarakat dari daerah sekitarnya. Maka dari itu pertumbuhan penduduk di Kabupaten Demak terbilang pesat. Berdasarkan tahun 2018, Kabupaten Demak memiliki penduduk dengan jumlah sebanyak 1,140,675 jiwa dengan komposisi penduduk perempuan (575,573 jiwa) lebih besar dari pada penduduk laki-laki (565,102 jiwa).Dominasi penduduk di Kabupaten Demak pada saat ini berada pada usia produktif yaitu 16 tahun sampai 64 tahun.



Dengan luas wilayah sebesar 897,463 Km2 dengan jumlah penduduk tersebut diatas, maka Kabupaten Demak memiliki tingkat kepadatan penduduk mencapai 1,271 jiwa/



Ekonomi



1210



Dapat dilihat pada grafik, bahwa peranan terbesar dalam pembentukan PDRB Kab. Demak tahun 2018 dihasilkan oleh sektor : • Industri Pengolahan (30.33%) • Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (22.65%) • Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (15.83%) • Konstruksi (8.47%)



Berdasarkan diagram struktur perekonomian PDRB ADH Konstan Kabupaten Demak Tahun 2014 – 2018, dapat dilihat bahwa sektor yang paling dominan adalah sektor industri pengolahan dari 17 jenis sektor yang ada. Dari tahun 2014- 2018 sektor industri pengolahan mengalami peningkatan. Selain industri pengolahan, sektor yang dominan yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; serta konstruksi. Sektor – sektor ini memiliki peran besar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Demak selama 5 tahun terakhir.



1311



BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kesesuaian Lahan Dalam mengoptimalkan potensi sumber daya alam, ruang yang tersedia memiliki limitasi dan spesifikasi pemanfaat berupa lahan budidaya, lahan penyangga, dan lahan lindung. Lahan budidaya merupakan lahan yang dapat dimanfaatkan untuk peternakan unggas. Analisis kesesuaian lahan digunakan untuk mengetahui potensi kegiatan peternakan unggas di Kabupaten Demak.



4.1.1 Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Analisis kesesuaian lahan untuk budidaya merupakan dasar kegiatan pembangunan. Dalam mengidentifikasi kesesuaian lahan digunakan tiga kriteria, yaitu curah hujan, jenis tanah, dan kelerengan (SK Menteri Pertanian No. 839 Tahun 1980). Tiap kriteria memiliki kelas berbeda dengan skor yang telah ditetapkan. Berikut ketentuan skoring analisis kesesuaian lahan:



Setelah dilakukan pembobotan pada setiap petanya, dilakukan overlay terhadap tiga peta tersebut yang nantinya menggambarkan klasifikasi pemanfaatan lahan.



1412



Peta Curah Hujan



Peta Kelerengan



Peta Jenis Tanah



1513



Peta Peruntukkan Guna Lahan



4.1.2 Kesesuaian Lahan Ternak Unggas Kesesuaian lahan pakan ternak unggas dapat menggambarkan potensi produksi pakan bagi unggas yang terdiri dari pakan limbah dan pakan hijau alami. Pakan limbah didapatkan dari pertanian lahan basah dan pakan alami didapatkan dari pertanian lahan kering. Peta kesesuaian lahan pakan ternak unggas didapat melalui overlay dengan menggunakan kriteria sebagai berikut.



1614



Kriteria Lahan Peternakan Unggas 1. Kawasan budidaya di luar permukiman. 2. Dapat diintegrasikan dengan kawasan budidaya lain. 3. Memiliki kelerengan < 40%. 4. Curah hujan < 3000 mm/tahun. 5. Tidak berada di kawasan rawan bencana longsor dan abrasi.



Peta Kesesuaian Lahan Peternakan Unggas Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat dilihat bahkan Kabupaten Demak memiliki luas lahan potensi yang cukup besar untuk memproduksi pakan ternak unggas sehingga dapat mendukung peternakan unggas itu sendiri. Sehingga potensi lahannya sudah tergambar dalam peta. Namun, kesesuaian lahan untuk kegiatan peternakan unggas akan dianalisis melalui perhitungan NSDA.



1715



4.2 Analisis Neraca Sumber Daya Alam Peternakan Analisis NSDA ternak unggas menghasilkan output berupa penambahan ternak sebagai cadangan dan cadangan luas pakan ternak unggas dalam bentuk fisik maupun moneter. Proses perhitungan ialah sebagai berikut.



4.2.1 Neraca Sumber Daya Alam Ternak Jenis Unggas Perhitungan cadangan ternak unggas dilakukan dengan mengidentifikasi potensi persediaan pakan baik pakan dari limbah maupun pakan alami. Potensi ini didapatkan dari kondisi eksisting dari tutupan lahan di Kabupaten Demak. a. Pakan dari Limbah Pakan dari limbah bersumber dari limbah pertanian dan perkebunan yaitu : padi sawah, padi ladang, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang panjang, ubi kayu, dan ubi jalar. Data dalam ton dikonversi ke dalam satuan BKC ton/tahun dengan mengalikan jumlah produksi per komoditas dengan standar masing-masing. (BKC = Bahan Kering Cerna).



1816



Konversi tiap 1 ton per komoditas (Berdasarkan jurnal Atmiyati, 2006): • 1 ton padi sawah = 0.4 BKC ton/tahun padi sawah • 1 ton padi ladang = 1.2 BKC ton/tahun padi ladang • 1 ton jagung = 1.2 BKC ton/tahun jagung • 1 ton kedelai = 0.6 BKC ton/tahun kedelai • 1 ton kacang hijau = 1.1 BKC ton/tahun kacang hijau • 1 ton kacang panjang = 1.65 BKC ton/tahun kacang panjang • 1 ton ubi kayu = 0.025 BKC ton/tahun ubi kayu • 1 ton ubi jalar = 0.0166 BKC ton/tahun ubi jalar Hasil konversi pakan dari limbah berdasarkan standar diatas.



Berdasarkan hasil konversi diatas, persediaan pakan dari limbah untuk ternak unggas di Kabupaten Demak sebesar 552668.0917 BKC ton/tahun.



1917



b. Pakan Hijauan Alami Pakan hijauan alami dengan satuan hektar dikonversi kedalam satuan BKC ton/tahun. Sumber dari pakan hijauan alami ialah tutupan lahan rumput, belukar/semak, dan pekarangan dengan koefisien konversi sebagai berikut. • 1 ha rumput = 0.75 BKC ton/tahun rumput. • 1 ha belukar/ semak = 0.75 BKC ton/tahun semak. • 1 ha pekarangan = 1.06 BKC ton/tahun pekarangan. Hasil konversi pakan hijauan alami berdasarkan standar diatas.



Hasil konversi 19363.33333 Ha lahan hijauan alami berpotensi menghasilkan sebesar 14522.5 BKC ton/tahun.



2018



c. Total Potensi Persediaan Pakan Ternak Unggas Potensi pakan dari limbah dan potensi pakan dari hijauan alami akan menghasilkan total potensi pakan tenak unggas di Kabupaten Demak yang dapat dimanfaatkan.



Dari perhitungan di atas, total potensi persediaan pakan ternak unggas sebesar 567191 BKC ton/tahun.



2119



d. Populasi Ternak Unggas Eksisting Jenis ternak unggas yang diperhitungkan dalam perhitungan analisis NSDA Ternak Unggas di Kabupaten Demak meliputi ayam ras, ayam kampong, itik, angka, kalkun, dan burung puyuh.



e. Perhitungan Daya Dukung Wilayah dan Kapasitas Penambahan Ternak Unggas Kapasitas wilayah dalam menampung kegiatan peternakan unggas (dalam satuan ekor) didapat melalui perhitungan kebutuhan pakan minimum satu ekor uggas dalam satu tahun (Murtidjo, 1987). K



= 0.114 x 0.925 x 365 x 1.5kg = 57kg = 0.057 BKC ton/tahun



Keterangan: K : Kebutuhan pakan minimum satu ekor unggas dalam ton bahan kering tercerna (BKC) pertahun 0.114 : Kebutuhan minimum jumlah ransum hijauan pakan (bahan kering) terhadap berat badan. 0.925 : Nilai rata-rata daya cerna berbagai jenis sumber makanan. 365 : Jumlah hari dalam setahun. 1.5 kg : asumsi berat unggas



2220



Dalam perhitungan ini, total potensi kebutuhan pakan dibagi dengan kebutuhan pakan minimum seekor unggas dalam setahun sehingga didapatkan potensi kemampuan wilayah dalam menampung unggas. Populasi unggas eksisting dikalikan dengan kebutuhan pakan minimum untuk mendapatkan total kebutuhan pakan unggas. Dari kedua perhitungan ini, akan diketahui wilayah-wilayah yang statusnya rawan dan kritis. DImana status wilayah yang kritis sudah tidak mampu melakukan penambahan ternak lagi, sedangkan wilayah yang rawan masih mampu namun sangat terbatas. Perhitungan ini merupakan Indeks Daya Dukung (IDD), dengan kelas sebagai berikut: IDD < 1 IDD 1-2 IDD >2



= Kritis, sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak, baik eksisting maupun potensi penambahan. = Rawan, wilayah mampu memenuhi kebutuhan pakan, namun terbatas. = Aman, wilayah mampu memenuhi kebutuhan pakan untuk ternak dengan berbagai pilihan.



Kecamatan-kecamatan dengan indeks kritis dieliminasi dari wilayah potensi ternak unggas dan kemungkinan penambahan jumlah ternak unggas (ekor) karena sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak. Namun untuk kecamatan-kecamatan dengan indeks rawan masih masuk kedalam perhiungan karena masih mampu memenuhi kebutuhan pakan walaupun terbatas dengan asumsi bahwa pakan ternak yang tidak mencukupi dapat diimpor apabila ketersediaan lahan pakan ternak unggas sudah tidak mencukupi dan mendekati kritis. Berikut merupakan hasil perhitungan daya dukung wilayah:



Dari hasil perhitungan indeks daya dukung wilayah, kecamatan yang masih memiliki potensi penambahan ternak jenis unggas berdasarkan ketersediaan lahan kebutuhan pakan adalah Kecamatan Mranggen, Kecamatan Karangawen, dan Kecamatan Wedung.



2321



f. Cadangan Moneter Populasi Unggas Setelah diketahui kemungkinan penambahan kapasitas ternak unggas, cadangan fisik dikonversi kedalam cadangan moneter dengan mengasumsikan produk-produk hasil ternak akan menghasilkan 1.5kg sesuai dengan beratnya.



Hasil diatas menunjukkan bahwa apabila dilakukan penambahan unggas







sebanyak 662462 ekor akan setara dengan 37959.0726 milyar rupiah.



2422



4.2.2 Neraca Sumber Daya Alam Lahan Pakan Ternak Unggas Perhitungan cadangan ternak unggas dilakukan dengan menghitung luas lahan yang berpotensi dalam penyediaan pakan baik pakan limbah maupun pakan hijauan alami dalam satuan hektar. Kemudia luasan yang telah termanfaatkan diidentifikasi menggunakan standar minimum kebutuhan pakan ternak per satu ekor selama setahun dan rerata produktivitas lahnnya. Sesudah itu, maka luasan lahan yang masih berpotensi untuk dimanfaatkan akan diketahui. a. Luasan Lahan Potensial untuk Persediaan Pakan Ternak Jenis Unggas Luasan lahan ini merupakan total dari pakan hijauan alami dan pakan dari limbah. Berikut merupakan hasil luasan lahan potensial untuk pakan ternak unggas.



b. Produktivitas Lahan Produktivitas lahan digunakan untuk mengetahui kemampuan lahan dalam memproduksi setiap tahunnya untuk dijadikan bahan perhitungan luas lahan yang termanfaatkan, baik lahan pakan limbah (luasnya merupakan hasil dari luas panen kotor – luas panen bersih, karena hanya mengambil limbah/sisa dari perkebunan dan pertanian) maupun lahan pakan hijauan alami.



2523



Produktivitas lahan pakan limbah (produktivitas luasan lahan panen kotor –







lahan panen bersih) adalah 68.9 sedangkan untuk produktivitas lahan komoditas pakan ternak unggas(keseluruhan luas lahan untuk komoditas pakan limbah) adalah sebesar 1.7.



c. Luas Lahan Termanfaatkan Setelah didapatkan data produktivitas lahan, dilakukan perhitungan terkait dengan populasi ternak, kebutuhan pakan minimum, dan produktivitas lahan, sehingga akan didapatkan jumlah lahan yang telah digunakan.



Luasan lahan yang termanfaatkan untuk ternak unggas : 16677.27812 Ha.



2624



d. Cadangan Lahan Pakan Ternak Unggas Setelah didapatkan data produktivitas lahan, dilakukan perhitungan terkait dengan populasi ternak, kebutuhan pakan minimum, dan produktivitas lahan, sehingga akan didapatkan jumlah lahan yang telah digunakan.



Luasan cadangan lahan pakan ternak unggas adalah sebesar 6446.618589







dari aktivanya yaitu 23556.001 Ha dan persentase cadangan lahan pakan ternak unggas adalah sebesar 48.263949% yang belum dimanfaatkan.







Pendetailan Cadangan



Batas aman merupakan perhitungan luasan cadangan dengan asumsi







penggunaan hanya sebagian dari persentase cadangan lahan pakan ternak unggas yaitu 12%, dengan tujuan untuk memanfaatkan sumber daya alam tidak sampai pada batas optimalnya. Namun untuk batas minimum, menggunakan seluruh potensi cadangan hingga sampai memenuhi batas optimal.



2725



e.



Cadangan Moneter Lahan Pakan Unggas



Perhitungan diatas merupakan hasil cadangan moneter lahan pakan unggas







yang berasal dari pakan hijauan alami dan pakan limbah pertanian serta diberikan pembanding dengan hasil cadangan moneter pakan unggas dari pakan hijauan alami dan produksi total komoditas pakan ternak unggas. Namun secara garis besar, Kabupaten Demak masih dapat memanfaatkan lahan untuk kegiatan peternakan unggas walaupun terbatas dengan mengikuti batas aman (hanya memanfaatkan 12% dari total cadangan lahan) seluas 2340.12 Ha yang setara dengan 806,185285 milyar rupiah atau mengikuti batas minimum (keseluruhan 48% cadangan lahan) dengan luas 6446.63 Ha yang setara dengan Rp 2,220,896,120,000,-.



f. Aktiva dan Passiva Peternakan Unggas Perhitungan potensi penambahan populasi unggas dan potensi lahan yang masih dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak menghasilkan cadangan total dari kegiatan peternakan unggas. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan perhitungan aktiva, pasiva, dan cadangan fisik maupun moneter dari kegiatan peternakan unggas di Kabupaten Demak.



2826



Cadangan Moneter dari Populasi Unggas Cadangan dan Pemanfaatan Lahan Dengan mengasumsikan bahwa semua ternak unggas (ekor) dapat diternakkan di Kabupaten Demak, lalu dihubungkan dengan minimum kebutuhan pakan dan produktivitas lahan pertahunnya, akan didapakan cadangan moneter tahunan yang nantinya akan digunakan untuk proyeksi PDRB wilayah.



4.3 Keterkaitan Analisis NSDA dengan Analisis Ekonomi Wilayah Untuk menganalisis keterkaitan hasil perhitungan NSDA dengan ekonomi wilayah Kabupaten Demak menggunakan analisis sektor unggulan.



Analisis Sektor Unggulan



2927



Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan merupakan sektor dengan kontribusi besar dalam PDRB Kabupaten Pacitan walaupun saat inilaju pertumbuhannya masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada tabel LQ dan Tipologi Klassen di atas. Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap PDRB berdasarkan harga konstan mencapai 21.23% terhadap perekonomian wilayah. Sementara itu, sub-sektor peternakan unggas berkontribusi sebesar 0.037% pada PDRB sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Kontribusi dari sektor peternakan unggas ini memang sangat kecil namun kontribusinya mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.



Dengan cadangan moneter Rp 3,445,055,087,000 dan diasumsikan potensi digunakan seluruhnya dalam kurun satu tahun, maka dengan tahun dasar 2018, dapat diproyeksikan perkiraan peningkatan PDRB wilayah khususnya pada sub-sektor peternakan, yaitu sebagai berikut:







Setelah dilakukan pemanfaatan potensi seluruhnya.



Setelah sub-sektor peternakan, khususnya peternakan unggas dioptimalkan, hasil proyeksi menunjukkan bahwa kontribusi sub-sektor ini terhadap sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan meningkat dari 0.037% menjadi 0.27% (peningkatan sebanyak 0.233%). Selain itu, pengoptimalan sub-sektor peternakan unggas juga menunjukkan peningkatan kontribusi sub-sektor peternakan terhadap PDRB Wilayah dari 0.008% menjadi 0.057% (terjadi peningkatan sebesar 0.049%).



3028



Metode Location Quotient (LQ) Metode ini digunakan untuk mengetahui spesialisasi kegiatan ekonomi dengan perbandingan dengan wilayah yang lebih luas.



Berdasarkan analisis LQ diatas, untuk komoditas ternak unggas, ayam ras merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Demak, sehingga kedepannya produksi ayam ras dapat ditingkatkan agar kontribusi sub-sektor peternakan di Kabupaten Demak dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Jawa Tengah.



3129



BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Kabupaten Demak memiliki potensi pengembangan sumber daya alam ternak jenis unggas yang masih dapat dikembangan namun terbatas oleh persediaan lahan oleh pakan unggas. Persentase luasan yang masih dapat dimanfaatkan adalah sebesar 48.3% untuk produksi pakan ungas. Dari segi daya tamping, Kabupaten Demak masih dapa menampung sebanyak 9,386,705 ekor unggas atau setara Rp 37,959,072,600,000. Sedangkan untuk cadangan lahan pakannya, Kanupaten Demak memiliki batas minimum 23376.33 Ha yang setara dengan Rp 2,220,896,120,000. Penambahan cadangan untuk peternakan unggas di Kabupaten Demak hanya dapat dilakukan oleh beberrapa kecamatan yang masih dapat dimafaatkan walau terbatas. Kecamatan yang berstatus kritis tidak ikut dalam perhitungan kapasitas penambahan ternak karena sudah tidak dapat menampung penambahan kapasitas. Kecamatan-kecamatan yang masih dapat dikembangkan potensi unggasnya adalah Kecamata Mranggen, Kecamatan Karangawen, dan Kecamatan Wedung. Status sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di Kabupaten Demak memiliki kontribusi yang besar namun pertumbuhannya cenderung lambat. Untuk mendukung peningkatan laju, maka dilakukan perhitungan cadangan tahunan sub-sektor peternakan yang menyebabkan perubahan cadangan moneter menjadi Rp 9,944,000,000,000 pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Kontribusi sub-sektor peternakan juga meningkat sebesar 0.233% dari 0.037% menjadi 0.27%. Kontribusinya masih cukup kecil dalam meningkatkan laju pertumbuhan sektor Pertanian, Kehutanan dan Peternakan namun dengan penambahan cadangan moneter, kontribusinya dapat meningkat dan meningkatkan sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Dengan pengoptimalan pemanfaatan cadangan dari sub-sektor peternakan ini, dapat memberikan kontribusi untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi daerah.



3230



5.2 Saran Untuk mengoptimalkan pengembanagn sub-sektor peternakan di Kabupaten Demak, maka berikut rekomendasi yang dapat diterapkan: 1. 2. 3.



Melakukan analisis best use terkait dengan pemanfaatan sumberdaya alam lain. Mengembangkan sektor-sektor yang juga berkaitan dengan sub-sektor peternakan dan melakukan kolaborasi. Meningkatkan sarana prasarana baik dalam segi infrastruktur maupun teknologi, untuk mengembangkan sub-sektor peternakan.



3331



DAFTAR PUSTAKA Zulhijjian, Rizkika. 2018. Neraca Sumber Daya Alam Peternakan Unggas Kabupaten Pacitan. Yogyakarta. Tubangsa, Ian. 2018. Analisis Potensi Hijauan dan Daya Dung Wilayah dalam Pengembangan Ternak Ruminansia Kecil di Kota Pare-Pare. Makassar. Syahrir, Edy Abdurrahman. 2016. Neraca Sumber Daya Alam Peternakan Kabupaten Brebes. Yogyakarta. ___.Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2019. Neraca Sumber Daya Alam, Perlukah ?. Jakarta. Diakses dari https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/artikel-dan-opini/ neraca-sumber-daya-alam-perlukah. Badan Pusat StatistikProvinsi Jawa Tengah. 2019. Provinsi Jawa Tengah dalam Angka 2019. BPS Provinsi Jawa Tengah. Badan Pusat Statistik Kabupaten Demak. 2019. Kabupaten Demak dalam Angka 2019. BPS Kabupaten Demak. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 tentang Kawasan Peruntukkan Pertanian. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pemberdayaan Peternakan. Peraturan Daerah Kabupaten Demak Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Demak Tahun 2011-2031. Pedoman Kriteria Teknik Kawasan Budi Daya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 41/PRT/M/2007.



3432