Tugas Orthodonti [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Tugas Orthodonti BIONATOR



KELOMPOK 3: 1. Felita Ardelia 2. Mentari Dwi Anjani 3. Rudi Harto 4. Tiara Aranika 5. Yustica Ummi Salamah



PENGERTIAN BIONATOR Bionator merupakan salah satu alat fungsional lepasan yang dikembangkan oleh Wilhelm Balters (1950-an). Bionator adalah sebuah alat orthodontic lepasan yang didesain untuk mengkoreksi fungsi dan perbedaan skeletal anteroposterior antara maksila dan mandibula. Menurut Graber &Neuman (1984). Terdapat dua konsep dasar Balters tentang bionator, yaitu 1. Bionator, tidak setebal activator. Tidak ada bagian yang menutupi palatum anterior, dan tidak menutupi lidah sehingga pasien dapat bicara normal, walaupun alat ada di dalam mulut. Bionator dipakai siang dan malam hari kecuali waktu makan, sehingga dapat digunakan selama beraktivitas. 2. Bagian yang penting dari konsep Balter’s adalah lidah. Keseimbangan antara lidah dan pipi, serta antara lidah dan bibir harus memberikan ruang yang cukup bagi lidah untuk berfungsi, sehingga lidah dapat menjaga keseimbangan alami lengkung pipi dan hubungan satu sama lain. Perawatan dengan bionator bertujuan untuk memperbaiki hubungan bibir dan gigi gigi., membawa lidah berkontak dengan palatum, membawa gigi insisif ke dalam hubungan yang normal, memperbesar rongga mulut dan memperbaiki posisi lidah dengan mengubah posisi mandibula, serta memperbaiki hubungan rahang (Graber, dkk,1997) Selain itu juga, tujuan penggunaan bionator dapat digunakan untuk membentuk koordinasi otot yang baik dan menghilangkan potensi yang dapat merusak bentuk pembatasan pertumbuhan, sementara pembongkaran kondilus melalui posisi mandibula protusive. Gigi seri atas dan bawah biasanya berada dalam kontak selama pakai.



KEUNTUNGAN PENGGUNAAN BIONATOR 1. 2. 3. 4. 5.



Pesawat fungsional yg mudah digunakan Pesawat fungsional yg mudah digunakan Lebih nyaman digunakan Lebih nyaman digunakan Bisa digunakan siang dan malam (kecuali waktu makan, sikat gigi dan olah raga) Lebih mudah diterima oleh pasien Lebih mudah diterima oleh pasien Prosedur pembuatan relatif sederhana.



INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI PENGGUNAAN BIONATOR Indikasi penggunaan bionator adalah pada penderita maloklusi kelas II dengan tinggi muka bagian bawah sangat pendek. Pada kasus dengan tinggi muka yang besar, bionator ini dapat juga digunakan untuk mencegah bertumbuhnya erupsi gigi posterior dengan menggunakan akrilik interoklusal. (GRraber&Neuman, 1984)



Menurut Rakosi dkk (1993), maloklusi kelas II divisi I pada periode gigi bercampur merupakan indikasi yang tepatuntuk menggunakan bionator dengan beberapa kondisi, yaitu lengkung gigi baik, tidak ada crowding, mandibula retruded, kelainan skeletal tidak terlalu parah dan gigi gigi insisif atas tiping ke labial. Kontraindikasi penggunaan bionator Hubungan kelas II yang disebabkan maksila protruded, ada pola pertumbuhan vertical dan insisif bawah tiping ke labial. Perawatan akan berhasil baik apabila ada deepbite yang disebabkan oleh infraoklusi gigi gigi molar dan premolar, terutama karena posisi lidah ke lateral, sebaliknya tidak akan berhasil apabila deepbitr disebabkan supraklusi gigi gigi insisif. (Graber&Neuman, 1984). Selain itu menurut Graber&Neuman kontraindikasi penggunaan bionator ialah pada kasus gigi berjejal. Maloklusi dengan gigi berjejal dan pergeseran midline maka posisi gigi yang demikian merupakan kontraindikasi penggunaan bionator karna memerlukan pencabutan dan pergeseran gigi geligi.



PRINSIP KERJA BIONATOR 1.



Untuk maloklusi klass II -gigi incisivus maksila akan diretraksi, maka labial bow harus dalam kedaan aktif. Pada beberapa kasus dengan modifikasi labial bow bawah dimana gigi incisivus mandibula akan diprotraksi, maka labial bow harus dalam keadaan pasif. -gigi posterior maksila akan digeser ke distal dan dicegah agar tidak bergerak ke mesial yaitu dengan mengasah lempeng pesawat akrilik secara benar, sehingaa jalur erupsi gigi posterior kea rah distal. Pengasahan dilakukan pada daerah distal gigi, sedangkan pada bagian mesial tetap menyentuh gigi. Sebaiknya gigi geligi mandibula jalur erupsinya kea rah mesial maka lempeng akrilik menyentuh bagian distal dan bebas di daerah mesial.



2.



Untuk maloklusi klass III Bagian akrilik dari alat kelas III adalah sama dengan jenis standar sebuah plat mandibula dan dua bagian rahang lateral yang membentang dari premolar pertama ke premolar pertama yang bergabung Bersama sama, membuka gigitan hanya cukup untuk memungkinkan gigi seri atas untuk bergerak kearah labial dari gigi seri bawah. Pembukaan gigitan ini harus memberikan ruang kurang dari 2 mm antara tepigigi seri rahang atas dan mandibular. Dengan ruang tertutup, menuju lidah, dengan pemanjangan plat dari bagian rahang bawah dari kaninus ke kaninus. Tepi gigi seri atas melampaui batas akrilik sekitar 2mm. dengan caraini, gigi seri rahang atas diposisikan langsung di depan penghalang akrilik, agar tidak mengerahkan segala bentuk tekanan, dengan jarak sekitar 1mm dari ketebalan akrilik yang akan dihilangkan dari belakang gigi seri rahang bawah. Hambatan ini menghalangi setiap Gerakan maju dari lidah menuju ruang depan. Tujuannya adalah untuk mengajarkan lidah agar mendapat rangsangan proprioseptif untuk tetap ditarik dan tepat di ruang fungsionalnya. Serta menghubungkan bagian anterior yang tidak tercakup langit langit mulut, untuk merangsang komponen pertumbuhan ke sekitar di daerah depan.



3.



Untuk maloklusi dengan open bite Open bite appliance diakui dalam sebagian besar kasus baik di lidah biasanya menyebabkan atau membuat infraocclusion pada gigi insisivus maksila dan mandibula, yang memungkinkan terjadinya over eruption di bagian bukal. Dalam kasus biasanya ditandai dengan adanya interocclusal sedikit atau tidak ada yang disebabkan karena fungsi lidah yang abnormal. Ini penting untuk mencegah lidah masukke aperture. Untuk tujuan penggunaan alat dalam kasus ini, maka bagian



rahang atas dari akrilik interior , yang berlawanan dengan jenis hanya menjelaskan dimana akrilik dibatasi untuk kontak dengan gigi bukal saja. Dimana bagian anterior tidak bersentuhan dengan gigi atau tulang alveolar, karena tidak boleh mengganggu perubahan pertumbuhan yang diharapkan. Sebagaimana dengan tampilan vestibular,diharapkan bahwa respon dari perawatan tidak hanya akan meningkatkan oklusi pada gigi tetapi juga akan mengubah bagian alveolar yang berdekatan. Bagian akrilik di mandibula dan maksila bergabung dengan slight bite block. Dengan open bite appliance, bite block oklusal kecil digunakan untuk stabilisasi dan memiliki lekukan pada gigi di permukaan. Tujuan dari lateral bite block adalah untuk mencegah gigi posterior erupsi, saat dimana gigi anterior yang ditujukan untuk erupsi dengan bebas. Ini harus membentuk kembali pembukaan interocclusal dan dimensi vertical postural yang berhubungan dengan dimensi vertical oklusal. Block jangan terlalu tebal untuk mencegah lip seal.



JENIS JENIS BIONATOR 1. Open bite (bionator untuk membuka gigitan) Memudahkan terjadinya pergerakan secara vertical gigi gigi--geligi posterior dan tetap mempertahankan posisi gigi posisi gigi--geligi anterior 2. Close bite (bionator untuk menutup gigitan) Posterior bite block 3. Maintain bite (bionator untuk mempertahankan gigitan) Mereposisi mandibula kedepan dengan tetap mempertahankan dimensi vertikal yang telah ada 4. Latihan otot atau biasa disebut juga sebagai orofacial myofunctional therapy merupakan salah satu perawatan yang termasuk dalam kategori ortodonti interseptif dimana pada tahap ini maloklusi baru terjadi atau sedang dalam proses terjadi. Latihan otot juga merupakan



pilihan perawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah myofungsional. Tujuan dari prosedur m y o f u n g s i o n a l t h e r a p y a t a u l a t i h a n o t o t t e r s e b u t a n t a r a l a i n b e r u s a h a u n t u k m e n c a p a i interocclusal rest position (dental freeway space) yang normal dengan cara membentuk kembali kompetensi bibir, mengembalikan posisi normal lidah saat istirahat, melatih kembali posisi lidah saat menelan, dan mengeliminasi kebiasaan menghisap atau menggigit jari (Hanson &Mason,2003).



PROSEDUR PEMBUATAN BIONATOR 1. Model kerja dengan catatan gigitan yang sudah dibuat oleh dokter gigi ditanam di articulator 2. Buat busur labial di rahang atas dari kawat stainless steel berdiameter 0,8-0,9 mm dan pegas coffin dengan kawat ukuran diameter 1,25mm 3. Pembuatan pola malam: a. Ambil selembar base plate wax, dilunakkan dan tekan pada basis rahang atas dan rahang bawah, lalu diperluas sampai ke permukaan oklusal dan insisal rahang bawah b. Ambil base plate wax dan tekan pada basis palatum. Buat gulungan malam dan satukan pada permukaan oklusal rahang atas. Demikian juga pada rahang bawah. c. Satukan rahang atas dan rahang bawah lalu rapikan d. Busur labial dan pegas coffin dipanaskan pada kaki retensinya lalu dipasangkan pada posisi yang diinginkan 4. Flasking seperti pada pembuatan activator 5. Packing seperti pada pembuatan activator 6. Finishing



REFERENSI 1. T.M. Graber, Bedrich Neumann. 1984. Removable Orthodontic Appliances. Philadelphia: W.B Saunders Company. 2. Zan Marsiano, Yuniar. 2005. Perawatan Ortodontik dengan alat Myofungsional Menggunakan Bionator, Jakarta: Temu Ilmiah Tahunan Dentistry 2005 PDGI. 3. Thomas M. Graber, Robert L. Vanarsdall. 2000. Orthodontics Current Principles and technique. Philadelphia: W.B Saunders Company 4. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7925/1/980600050.pdf. 5. Buku Ajar Orthodonti Teknik Gigi Poltekkes Jakarta II