Tugas Soft Skill Hernita Tayeb [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TUGAS INDIVIDU SOFT SKILL



HARD SKILL & SOFT SKILL PADA KOMPETENSI KEPERAWATAN



OLEH : HERNITA TAYEB 2009200414201006 S1 ILMU KEPERAWATAN



FAKULTAS ILMU – ILMU KESEHATAN INSTITUT TEKNOLOGI & ILMU – ILMU KESEHATAN AVICENNA KENDARI 2021



A. Softskills 1. Pengertian softskills Softskill adalah ketrampilan personal yaitu ketrampilan khusus yang bersifat nonteknis, tidak terwujud dan kepribadian yang menentukan kekuatan seseorang sebagai pemimpin, pendengar yang baik, negosiator dan mediator konflik. Softskill bisa juga dikatakan sebagai ketrampilan interpersonal sebagai kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama dalam sebuah kelompok (Neila, 2009). Softskill merupakan tingkah laku personal dan interpersonal yang dapat mengembangkan dan memaksimalkan kinerja manusia melalui pelatihan, pengembangan kerja sama tim, insiatif, pengambilan keputusan lainnya (Diknas, 2008). Softskills merupakan perilaku personal dan interpersonal yang mengembangkan dan memaksimalkan kinerja humanis. Softskills adalah istilah sosiologis antara lain pada sekumpulan karakteristik kepribadian, daya tarik sosial, kemampuan berbahasa, kebiasaan pribadi, kepekaan atau kepedulian dan serta optimisme. Secara garis besar softskills digolongkan menjadi dua kategori yaitu intrapersonal dan interpersonal skills. Intrapersonal skills antara lain : self awareness (self confident, self assesment, trait and preference, emotional awareness) dan self skill (improvement, self control, trust, worthiness, timelsource management, proactivity, conscience) sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awarenes, developing others,leveraging diversity, service orientation, empathy dan social skill (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation, team work and synerg.(Endang&Elisabeth, 2015). Softskill merupakan bagian dari keterampilan individu yang lebih bersifat pada kehalusan atau sensitifitas perasaan individu terhadap lingkungan di sekitarnya (Endang&Elisabet, 2015). 9 Softskill diartikan sebagai perilaku interpersonal dan intrapersonal yang mampu mengembangkan dan memaksimalkan kinerja yang humanis (Efendi dkk, 2010). Atribut softskill antara lain nilai yang dianut, motivasi, perilaku, kebiasaan, karakter dan sikap. Atribut softskill ini dimiliki oleh orang dalam kadar yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh kebiasaan berfikir,berkata, bertindak dan bersikap.



2. Pengertian Soft Skill Menurut Para Ahli a. Klaus (2007) menyatakan bahwa soft skills encompass personal, social, communication, and self management behaviours, they cover a wide spectrum: self awareness, trustworthiness, conscientiousness, adaptability, critical thinking, organizational awareness, attitude, innitiative, emphathy, confidence, integrity, self-control, leadership, problem solving, risk taking and time management. Pernyataan ini menjelaskan bahwa soft skill meliputi personal, sosial, komunikasi, dan perilaku manajemen diri, yang mencakup spektrum yang luas: kesadaran diri, kepercayaan, kesadaran, kemampuan beradaptasi, berpikir kritis, kesadaran organisasi, sikap, inisiatif, empati, kepercayaan diri, integritas, pengendalian diri, kepemimpinan, pemecahan masalah, pengambilan risiko dan manajemen waktu.  b. Aribowo (dalam Sailah, 2008) membagi soft skills menjadi dua bagian, yaitu intrapersonal skills dan interpersonal skills. Intrapersonal skills adalah keterampilan seseorang dalam mengatur diri sendiri. Adapun interpersonal skills adalah keterampilan seseorang yang diperlukan dalam berhubungan dengan orang lain. Dua jenis keterampilan tersebut dirinci sebagai berikut, intrapersonal skills terdiri dari: transforming character, transforming beliefs, change management, stress management, time management, goal setting & life purpose, accelerated learning techniques. Interpersonal skills terdiri dari: communication skills, relationship building, motivation skills, leadership skills, self-marketing skills, negotiation skills, presentation skills, public speaking skills.  c. Zhang (2012) membuat definisi hard skills dan soft skills sebagai berikut, "hard skills are the technical skills required to perform a certain type of task, and soft skills are interpersonal skills, such as communication, teamwork, and conflict management". Hard skills adalah keterampilan teknis yang diperlukan untuk melakukan jenis tugas tertentu, dan soft skills merupakan keterampilan interpersonal, seperti komunikasi, kerja sama tim, dan manajemen konflik. 



d. Elfindri dkk. (2010:67), mendefinisikan Soft skills sebagai keterampilan dan kecakapan hidup, baik untuk diri sendiri (intrapersonal), maupun berkelompok atau bermasyarakat (interpersonal).  e. Coates (2006) menyebutkan bahwa intrapersonalitas adalah keterampilan yang dimiliki seseorang dalam mengatur dirinya sendiri, seperti manajemen waktu, manajemen stres, manajemen perubahan, karakter transformasi, berpikir kreatif, memiliki acuan tujuan positif, dan teknik belajar cepat. Sedangkan interpersonalitas adalah keterampilan berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungan kelompok masyarakatnya dan lingkungan kerjanya serta interaksi dengan individu manusia sehingga mampu mengembangkan unjuk kerja secara maksimal, kemampuan memotivasi, kemampuan memimpin, kemampuan negosiasi, kemampuan presentasi, kemampuan komunikasi, kemampuan menjalin relasi, dan kemampuan bicara di muka umum.  f.



Yuliani (2012), mendefinisikan soft skills sebagai bentuk kompetensi perilaku sehingga dikenal pula sebagai keterampilan interpersonal atau people skills, yang mencakup keterampilan komunikasi, resolusi konflik dan negosiasi, efektivitas pribadi, pemecahan masalah secara kreatif, pemikiran strategis, membangun tim, keterampilan mempengaruhi dan keterampilan menjual (gagasan atau ide). 



3. Atribut Softskill Beberapa atribut softskill menurut Nursalam (2006) yaitu menunjukkan hubungan interpersonal yang efektif, menunjukkan strategi manajemen diri, bekerja sama dalam tim, penyelesaian permasalahan secara kreatif, pengambilan keputusan, berkooperasi dengan yang lain, interaktif di tempat kerja, bertanggungjawab terhadap perusahaan, terbuka menerima bimbingan, mampu bekerja pada lingkungan yang beragam, mampu meresolusikan konflik.



4. Jenis keterampilan softskill Dua jenis keterampilan tersebut menurut Efendi (2011) adalah sebagai berikut : a. Interpersonal skill o



Ketrampilan Komunikasi



Komunikasi adalah alat atau sarana prasana untuk berkomunikasi atau menjalin hubungan. Teknik komunikasi yang digunakan secara tepat agar dapat menciptakan hubungan terapeutik dan apabila komunikasi tidak tepat akan menimbulkan suatu masalah antara klien dan perawat. Komunikasi dalam dunia keperawatan sangat penting seperti dokumentasi keperawatan yang digunakan untuk menyampaikan suatu informasi kepada pihak lain selain itu juga menjadi bukti bila terjadi perselisihan ( Elfrindi, 2009). o



Membangun Hubungan



Membangun hubungan adalah membangun atau membina hubungan akrab, timbal balik dan hangat atau jaringan kontak dengan orang lain 10 yang akan berguna dalam bekerja di masa depan. Hal ini mencakup kontak di luar lingkup pekerjaan dang mengarah pada pertemuan sosial dan pribadi (Anonim, 2008). o



Keterampilan Kepemimpinan



Kemampuan memberikan inspirasi pada orang lain untuk bekerja kepada orang lain untuk bekerja sama dalam kelompok agar mencapai suatu tujuan umum (Suarli, 2009). Keterampilan kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk memberikan inspirasi, menggerakkan dan mengarahkan orang lain untuk bekerjasama dalam kelompok agar mewujudkan suatu tujuan. o



Kemampuan Negosiasi



Kemampuan kolaborasi dengan pendekatan kompromi yang digunakan sebagai strategi penyelesaian konflik. Negosiator yang efektif tampak tenang dan yakin akan dirinya dan menggunakan pendekatan jujur, mengembangkan keterampilan asertif untuk melakukan negosiasi konflik (Marquis, 2010).



b. Intrapersonal skill o



Manajemen Waktu



Manajemen waktu yaitu kemampuan memprioritaskan, menjadwalkan dan melaksanakan tanggungjawab individu demi kepuasan individu tersebut (Kusnadi, 2009). Dejanasz (2002) dalam Rosita (2008), manajemen waktu adalah keterampilan personal dalam manajerial. Hal ini merupakan proses untuk menyusun dan mencapai tujuan, memperkirakan waktu dan sumbersumber waktu yang dibutuhkan untuk mencapai masing-maisng tujuan dan mendisiplinkan diri sendiri memfokuskan pada tujuan. o



Manajemen Stres



Manajemen stres adalah kemampuan manusia secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu itu agar menjadi lebih baik. o



Transformasi Karakter



Menurut Djamhana dalam Soedarbo (2007) merupakan aktualisasi potensi dari dalam internalisasi nilai-nilai moral dari luar bagian kepribadiannya. Karakter dapat diartikan kumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu sistem daya juang yang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku (Soedarno, 2007). o



Proses Berpikir Kreatif



Berpikir kreatif adalah aktivitas mental yang terkait dengan kepekaan terhadap masalah, mempertimbangkan informasi baru dan ide-ide yang tidak biasanya dengan suatu pikiran terbuka, serta dapat membuat hubungan-hubungan dalam menyelesaikan masalah tersebut (Gunawan, 2013).



o



Manajemen Perubahan



Suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari kondisi sekarang menuju kondisi yang diinginkan, yaitu menuju kerja yang lebih baik dan untuk mengelola individu yang akan terkena dampak dari proses perubahan tersebut (Kementrian PAN dan RB, 2012). 5. Pengukuran softskill Softskill di dominasi oleh komponen kepribadian individu sehingga prosedur pengukurannya sedikit berbeda dengan pengukuran komponen kemampuan hard skill. Berbagai desain instrumen pengukuran dapat di aplikasikan dalam pengukuran softskill, dengan beberapa modifikasi jenis respon maupun jumlah alternatif respon. Pengukuran softskill akan mengarah pada karakteristik yang sifatnya internal diri individu seperti afektif, motivasi, hobi atau sikap. Pengukuran softskill yaitu pelaporan diri (self report), checklist dan penilaian formasi (Widhiarso, 2009). a. Self report Self report adalah sekumpulan stimulus berupa pernyataan atau daftar deskripsi diri yang direspon oleh individu. Pernyataan adalah turunan dari domain ukur yang sifatnya teoritik konseptual setelah melalui proses operasional menjadi indikator-indikator. b. Checklist Checklist adalah jenis alat ukur efektif atau perilaku yang membuat sejumlah indikator, biasanya kata sifat atau perilaku yang diisi oleh seorang penilai. Checklist lebih banyak dipakai untuk mengukur aspek psikologis yang tampak (ovet), misalnya perilaku. c. Pengukuran performasi Beberapa soft skill banyak yang terkait dengan abilitas relatif aktual seperti komunikasi efektif, pemecahan masalah, berfikir kreatif atau berpikir kritis sehingga pengukuran dengan menggunakan self report pada tataran tertentu kurang relevan. Desain yang yang tepat untuk mengukur komponen ini adalah pengukuran performasi. Pengukuran performasi merupakan pengukuran terhadap proses atau hasil kinerja individu terhadap tugas yang diberikan.



B. Soft Skill Perawat 1. Perlunya Pengembangan Softskill Tenaga Kesehatan (perawat) Kompetensi lulusan sarjana keperawatan yang diperlukan oleh dunia kerja adalah perawat yang kompetensi dalam memberikan asuhan keperawatan dan mampu berpikir kritis. Perawat yang profesional adalah perawat yang sesuai dengan standar, perawat yang dapat memuaskan pelayanannya dan menerapkan etika profesional keperawatan. Perawat berkompetensi untuk mampu berkomunikasi secara efektif, menerapkan aspek etik dan legal dalam praktik keperawatan, melaksanakan asuhan keperawatan profesional di klinik dan komunitas, mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan pengelolaan keperawatan, mampu menjalin hubungan bersosialisasi, melakukan penelitian, mampu mengembangkan profesionalisme secara terus menerus atau belajar sepanjang hayat. Lulusan keperawatan harus memiliki kemampuan dan naluri pengembangan secara mandiri maupun bekerjasama, pendidikan pengembangan kepribadian penting untuk menjunjung tinggi etika, memiliki etos kerja yang perlu diteladani, mempunyai sikap yangdapat diteladani dalam kehidupan. Softskill perawat yang dibutuhkan dalam dunia kerja yaitu tanggung jawab dalam bekerja, disiplin dalam bekerja (tepat waktu), kemampuan teknis,kemampuan manajerial (mengelola organisasi & kelompok), inisiatif kerja (mengambil tindakan untuk mencapai tujuan bersama sebelum diminta), beretika (dengan menghargai orang lain yang sedang berbicara), menghindari perilaku tidak jujur, bekerjasama dalam suatu tim dengan cara melakukan suatu tugas bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama, kemampuan mengelola atau memimpin untuk membuat keputusan dengan berpegang pada visi dan misi dalam pekerjaan, planning dan organizing dengan cara merencanakan dan melaksanakan tapi bukan menunda, keuletan untuk tidak mudah menyerah serta berani menaggung resiko dan tantangan, berkomunikasi baik dengan klien serta mau menerima kritikan dari klien dan mampu menghadapi stres. 2. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Softskill Mahasiswa Perawat



Keberhasilan dalam proses pembelajaran tergantung pada dua faktor yaitu faktor yang ada pada diri mahasiswa itu sendiri atau faktor individual dan faktor yang ada diluar mahasiswa atau faktor sosial (Purwanto, 2007). Syah (2008) menyebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian kompetensi mahasiswa, yang salah satu termasuk didalam kompetensi tersebut adalah softskill. Faktor –faktor tersebut yaitufaktor internal, dan faktor eksternal. Adapun faktor internal yang mempengaruhi belajar mahasiswa diantaranya yaitu : a. Kecerdasan atau Intelejensi Kecerdasan atau intelejensi adalah kemampuan individu untuk berpikir atau bertindak secara terarah dan menguasai lingkungan secara efektif (Leoni, 2012).Kecerdasan atau intelejensi mempengaruhi mahasiswauntuk dapat atau tidak dalammempelajari sesuatu. Semakin tinggi tingkat kecerdasan mahasiswa semakin besar peluang mereka untuk meraih prestasi tinggi(Syah, 2008). b. Bakat Bakat yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang sejak lahir, kemampuan itu jika diberi kesempatan untuk berkembang melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata, sementara itu apabila tidak dikembangkan melalui belajar, kemampuan tersebut tidak akan menjadi kecakapan yang nyata (Mulyatiningsih, 2006). Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seorang mahasiswa untuk mencapai keberhasilan sesuai dengan kapasitas masing-masing. Seorang mahasiswa dapat dengan mudah menguasai suatu bidang yang menjadi bakatnya tanpa membutuhkan banyak latihan dan belajar(Syah, 2008). c. Minat Minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang terhadap sesuatu, seseorang akan berusaha lebih keras untuk memperoleh sesuatu yang diminatinya atau dengan kata lain dengan adanya minat dalam diri seseorang, maka seseorang itu akan termotivasi untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkannya (Darmadi, 2017). Minat adalah keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat akan meningkatkan pemusatan perhatian mahasiswa pada suatu bidang sehingga menjadi lebih giat belajar dan akhirnya mencapai prestasi yang memuaskan(Syah, 2008).



d. Motivasi Motivasi merupakan keadaan internal yang mendorong untuk berbuat sesuatu (belajar). Termasukdalam motivasi adalah perasaan menyenangi dan kebutuhan terhadap materi pelajaran untuk masa depan. Kekurangan atau ketiadaan motivasi menyebabkan kurang bersemangatnya mahasiswa dalam melakukan proses belajar sehingga otomatis akan mempengaruhi prestasinya(Syah, 2008).e.Sikap MahasiswaSikap mahasiswa mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat tercapai. Seorang mahasiswa akan mengalami kesulitan belajar jika C. Hard Skill Hard skill merupakan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang terkait dengan bidang ilmunya (islami, 2012). Alison Doyle, seorang pakar di bidang karier dan pencarian kerja, mengatakan, hard skill adalah kemampuan yang bisa dipelajari, dievaluasi, dan diukur. Doyle menyebutkan, hard skill adalah aspek yang dilihat pertama kali oleh perekrut pekerja dalam proses wawancara (interview) untuk membandingkan antara satu pelamar dan pelamar lain.Doyle menggarisbawahi, hard skill adalah senjata utama seorang kandidat untuk menjajaki dunia kerja. Bahkan, untuk mencari yang kandidat dengan hard skill paling mumpuni, korporasi atau perusahaan berani menggelar ujian masuk yang sangat ketat. Contoh hard skill dalam bidang keperawatan adalah sebagai berikut : 1. Pemasangan Infuus Mahasiswa mampu melakukan keterampilan pemasangan infus.Tujuan pemberian terapi intra vena melalui infuse yaitu : o



Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin, protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral.



o



Memperbaiki keseimbangan asam-basa.



o



Memperbaiki volume komponen-komponen darah.



o



Memberikan jalan masuk untuk pemberianobat-obatan ke dalamtubuh.



o



Memonitor tekanan vena sentral (CVP).



o



Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan ketika diistirahatkan.