Tugas Tutorial 2-EKSI4203 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

RANCANGAN TUGAS TUTORIAL II Nama Mata Kuliah



:



Teori Portofolio dan Analisis Investasi



Pokok Bahasan



:



Pengembang Soal



:



1. Penilaian Saham 2. Obligasi 3. Efisiensi pasar Dr. Bachtiar Jusuf Helmy, SE., MM.



Masa Tutorial



:



2022.2



Jumlah Soal



:



4 (empat)



Skor Maksimal



:



100



Jenis Tugas



:



Penguasaan Konsep



Waktu



:



60 menit



Sumber Materi : BMP EKSI 4203 Modul 4, 5, dan 6



Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu: 1. menghitung harga saham dengan model pertumbuhan tidak konstan 2. menjelaskan karakteristik obligasi 3. menjelaskan efisiensi pasar



Tugas 1. Saham PT Bima sebagai berikut: deviden pada akhir tahun pertumbuhan Rp 2.000 dengan jumlah tahun selama periode pembayaran deviden yaitu 4 tahun. Pertumbuhan deviden konstan 12% dan pertumbuhan deviden super normal 20% sedangkan tingkat return yang disyaratkan adalah 15%. Hitunglah nilai intrinsik saham tersebut! 2. Jelaskan karakteristik obligasi! 3. Jelaskan apa gunanya dilakukan peratingan obligasi? 4. Jelaskan yang dimaksud efisiensi pasar dari sudut keputusan dan efisiensi pasar dari sudut informasi!



Tutor, Dr. Bachtiar Jusuf Helmy, SE., MM



NAMA



: CHOIRUN IMAULID FARIDA



NIM



: 042020576



Jawaban:



1. Diketahui



D4= 2.000



:



g𝑐= 12% g1 = 20% k = 15% Ditanya



:



Jawaban



Po……?



:



= D 0 (1 + g 1 )4



D4



2.000 = D0(1 + 20% )4 D0



=



2.000 2,0736



= 964,5



D1 = D0(1 + g𝑐)



= 964,5 (1 + 12%)



= 1.080,24



D2 = D0(1 + g𝑐)2 = 964,5 (1 + 12%)2



= 1.209,87



D3 = D0(1 + g𝑐)3 = 964,5 (1 + 12%)3



= 1.355,05



P = 0



𝐷1



𝐷2



+



1+K



(1 + K)2



1.080,24 1 + 15%



𝐷3



+



(1 + K)3



1.209,87 +



(1 + 15%)2



𝐷4



+



(1 + K)4



1.355,05 +



(1 + 15%)3



= 939,34 + 914,83 + 890,97 + 1.143,5 = 3.884,64



2.000 +



(1 + 15%)4



2. Karakteristik obligasi adalah sebagai berikut : •



Obligasi Memiliki Klaim Terhadap Aset dan Pendapatan Perusahaan Artinya, jika perusahaan penerbit obligasi bangkrut, maka pemegang obligasi mendapat hak pertama untuk didahulukan saat terjadi penjualan aset. Untuk klaim pendapatan, pemegang obligasi juga punya hak terlebih dahulu daripada pemegang sahamumum maupun saham preference.







Obligasi Memiliki Nilai Nominal yang Tertera Karakteristik obligasi memiliki nilai nominal yang tertera dalam lembar obligasi.



Karakteristik obligasi ini menjadi ciri khas yang sangat mudah dikenali. •



Penerbitan Obligasi Selalu Disertai Kupon Setiap penerbitan obligasi selalu disertai dengan kupon dengan tingkat suku bunga tertentu. Bunga ini bisa dibayar setiap bulan, tiga bulan, empat bulan, atau enam bulan.







Obligasi Memiliki Masa Jatuh Tempo Karakteristik obligasi keempat adalah obligasi memiliki masa jatuh tempo. Ada yang jatuh temponya 5, 10, 15 bahkan 30 tahun. Nah, untuk obligasi yang dikeluarkan oleh negara, jatuh temponya rata-rata 2 tahun.







Obligasi Memiliki Indenture Obligasi memiliki indenture yaitu kontrak antara pihak penerbit obligasi dengan wakil pemegang obligasi. Kontrak ini berisi hak dan kewajiban penerbit dan pemegang obligasi termasuk nilai nominal, kupon, masa jatuh tempo dan sebagainya.







Obligasi Memiliki Peringkat Karakteristik obligasi yang terakhir adalah, instrumen investasi ini punya peringkat, misalnya AAA, AA+, AA-, BBB+, dan sebagainya. Peringkat ini mencerminkan risiko yang terkandung dari obligasi tersebut. Peringkat AAA merupakan peringkat yang tertinggi. Peringkat AA+, AA-, BBB+, dan seterusnya menunjukkan peringkat yang semakin rendah. Semakin tinggi peringkat obligasi, biasanya semakin rendah tingkat bunga yang ditawarkan. Demikian pula sebaliknya.



3. Fungsi dilakukannya peratingan pada obligasi adalah untuk mengidentifikasi obligasi berdasarkan risiko tidak terbayar atau defaultnya. Adapun Tujuannya yang lain adalah agar dapat memudahkan akses ke pasar modal internasional. Dengan kemudahan akses inilah, membuat investor bisa membeli produk obligasi yang dijual. Perusahaan atau negara yang menerbitkan obligasi bisa meraup dana segar untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan ataupun suatu negara. Peringkat obligasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori peringkat obligasi sebagai berikut. •



Investment grade securities, dengan peringkat Aaa, Aa, A, Baa (untuk Moody) atau AAA, AA, A, BBB (untuk S&P dan Fitch) yang berarti kemampuan membayar bunga dan prinsipal kuat..







Non-investment grade securities, dengan peringkat Ba, B, Caa, Ca, C (untuk Moody) atau BB, B, CCC, CC, C, D (untuk S&P) atau BB, B, CCC, DDD, DD, D (untuk Fitch) yang spekulatif dalam kemampuan pembayaran bunga dan prinsipalnya. Obligasi dalam peringkat-peringkat ini disebut juga obligasi sampah (junk bond). Obligasi sampah ini merupakan obligasi yang risiko defaulmya tinggi sehingga menawarkan bunga obligasi yang tinggi pula sebagai kompensasinya.



4. Efisiensi pasar secara informasi (informationally efficient market) ialah Pasar efisien yang ditinjau dari sudut informasi saja. Fama (1970) dalam Hartono (2009), menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang dipublikasikan, dan informasi privat. Ketiga bentuk pasar efisien ini berhubungan secara kumulatif Tingkatan kumulatif ini memiliki implikasi bahwa pasar efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah. Pasar efisien bentuk kuat juga adalah pasar efisien bentuk setengah kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku sebaliknya. Efisiensi pasar dari sudut keputusan (decisionally efficient market) ialah pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan pelaku pasar dalam mengambil keputusan berdasarkan informasi yang tersedia. Efisiensi pasar ditentukan dari bagaimana para pelaku pasar bereaksi setelah menginterpretasi informasi yang ada. Untuk informasi yang tidak perlu diolah lebih lanjut, seperti pengumuman laba, pelaku pasar dapat dengan mudah menginterpretasikan berita tersebut sebagai kabar baik atau kabar buruk. Jika laba meningkat dari laba periode sebelumnya, maka dapat diartikan sebagai kabar baik, dan jika laba menurun dapat diartikan sebagai kabar buruk. Di samping itu, terdapat informasi yang masih perlu diolah lebih lanjut, sebagai contoh informasi tentang pengumuman merjer oleh suatu perusahaan emiten. Dampak pengumuman ini tidak langsung terlihat pada waktu pengumuman karena dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk menginterpretasi apakah kabar ini merupakan kabar baik atau buruk. Oleh karenanya, untuk mengolah informasi ini dengan benar diperlukan pelaku pasar yang canggih(sophisticated). Jika hanya sebagian pelaku pasar yang canggih, maka kelompok ini dapat menikmati keuntungan tidak normal karena mereka dapat menginterpretasi dengan lebih benar dibandingkan pelaku pasar yang tidak canggih(naïve). Hartono(2009) menyebut efisiensi pasar secara keputusan terjadi jika semua informasi tersedia dan semua pelaku pasar dapat mengambil keputusan dengan canggih.