9 0 171 KB
TUTORIAL STEP 7 LEARNING OBJECTIVE (LO)
MATA KULIAH: Maternitas DOSEN PENGAMPU: Ns. Nikmatul Khayati., M.Kep DISUSUN OLEH: Nama
: Moch Ridwan Pujiar P
NIM
: G2A021190
Kels
: 3D
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2022
LEARNING OBJECTIVE Nama : Moch Ridwan Pujiar Pamungkas Nim
: G2A021190
Kelas : 3D Skenario Ny. R (27 tahun) suku Jawa, pendidikan SMU , sudah 2 tahun menikah , G2P0A1 hamil 12 minggu. Saat ini pasien dirawat di Ruang Ayub 1 karena mengalami kontraksi. Pasien mengeluh mules tidak ada perdarahan bercak (spoting). Pasien bertanya tentang dampak berhubungan seksual saat hamil. A. Tujuan umum Mahasiswa mampu memahami dampak berhubungan seksual pada saat hamil beserta asuhan keperawatan/proses keperawatan pada pasien sesuai scenario B. Tujuan khusus 1. Mampu menjelaskan dampak dari berhubungan seksual pada saat hamil 2. Mampu Menjelaskan waktu yang aman untuk berhubungan seks saat hamil 3. Mampu Menjelaskan posisi yang aman bagi ibu hamil untuk hubungan seks 4. Mampu menjelaskan data pengkajian yang harus dilengkapi 5. Mampu mengelompokkan data subjektif dan objektif 6. Mampu menganalisis data dari pengkajian 7. Mampu membuat patways keperawatan sesuai skenario 8. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan dan memprioritaskan diagnose 9. Mampu membuat tujuan atau luaran dan kriteria hasil 10. Mampu merumuskan intervensi keperawatan
1. DAMPAK BERHUBUNGAN SEKS SAAT HAMIL Hubungan seksual sebenarnya tidak membahayakan janin yang ada di dalam kandungan. Saat melakukan hubungan seks janin di dalam rahim ibu aman, karena dilindungi oleh kantung ketuban yang berfungsi untuk melindungi bayi dari infeksi dan. goncangan sehingga bayi tidak mungkin mengalami infeksi atau tertekan akibat hubungan seks. Jika hasil konsepsi berada dan menempel pada tempat yang seharusnya di dalam rahim, maka kemungkinan resiko terjadi keguguran atau persalinan sangat kecil. Jika terjadi keguguran atau persalinan premature (persalinan sebelum umur kehamilan 37 25 minggu), hal tersebut berarti ada penyebab lain karena hubungan. seksual tidak begitu saja menyebabkan persalinan. (Hannida Nurul Muhrimmah, 2020) 2. WAKTU AMAN BERHUBUNGAN SEKS SAAT HAMIL Hubungan seks aman dilakukan atau diperbolehkan biasanya pada saat tidak terjadi kondisi yang membahayakan kesehatan ibu dan kandungannya, yaitu seperti: a. Jika ibu tidak nyaman dan. tidak siap secara psikologis b. Jika ibu. mengalami plasenta previa c. Jika ibu mengalami perdarahan. pervaginam d. Jika ibu pernah. mengalami keguguran e. Jika terjadi pengeluaran cairan. disertai darah atau pecah air ketuban (Hannida Nurul Muhrimmah, 2020) Ada beberapa kehamilan yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual, yaitu: a. Kehamilan dengan plasenta previa .terutama jika ibu mengalami perdarahan. b. Kehamilan ektopik, berhubungan seksual secara aman seperti menggunakan kondom. akan mengurangi resiko kehamilan ektopik dalam arti berhubungan seks secara aman akan melindungi ibu hamil dari penyakit radang panggul. Penyakit radang panggul akan menyebabkan jaringan parut pada saluran tuba yang akan meningkatkan resiko. terjadinya kehamilan ektopik. c. Kehamilan ganda, setelah kehamilan 30 minggu perjalanan jauh dan koitus sebaiknya tidak dilakukan karena dapat menyebabkan factor presdiposisi partus prematurus. (Zerlina, 2013)
3. POSISI AMAN BERHUBUNGAN SEKS SAAT HAMIL a. Posisi misionaris Pria menindih wanita dari atas dan saling berhadapan. Posisi ini masih bisa digunakan pada trimester pertama dan kedua. Tetapi si pria harus menahan berat badannya agar tidak menekan perut si istri. b. Saling berhadapan (istri di atas) Suami berbaring telentang, sedangkan istri setengah jongkok diatasnya dan membantu memasukkan kemaluan dengan lengan, atau duduk diatas pangkal paha suami. Suami berbaring mengangkat tubuh dengan lengan, atau melingkarkan tangan disekeliling pinggang istri. Posisi ini yang paling nyaman untuk ibu hamil, karena perut istri terhindar dari tekanan badan suami dan istri dapat mengontrol seberapa dalam penis berpenetrasi ke dalam vagina, sehingga mengurangi iritasi pada servik. c. Posisi penetrasi dari belakang Wanita menahan berat badannya dengan kedua tangan, tapi tangan dan payudaranya diletakkan di pinggir tempat tidur dan lututnya dialasi dengan bantal. Pria berlutut di lantai yang memungkinkannya mengontrol dalamnya penetrasi dengan dengan baik. Posisi ini akan lebih nyaman pada bulan-bulan terakhir kehamilan. d. Posisi suami duduk Duduk di kursi atau tepi tempat tidur, memangku istri dan saling berhadapan, kemaluan suami di dalam vagina istri, lengan saling memangkul. Posisi ini bisaanya pada kehamilan pertengahan atau lanjut dimana tidak memerlukan banyak gerakan dan wanita dapat mengontrol kedalaman penetrasi. e. Posisi berlutut atau berdiri Dengan agak melipat lutut, suami dapat memasukkan penis dari belakang istri melingkarkan lengannya pada leher suami dan melingkarkan kaki suami antara kedua pahanya. Posisi ini juga sesuai untuk dilakukan pada saat perut anda sudah besar, atau anda tidak dapat berperan aktif lagi selama bercinta.(Akbar Novan 2019)
4. DATA PENGKAJIAN YANG HARUS DILENGKAPI a. Pengkajian Riwayat Kesehatan Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamnesis untuk menegakkan mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR : 1) Riwayat hari pertama haid terakhir 2) Riwayat seksual 3) Aktivitas 4) Penyakit yang diderita selama hamil 5) Obat-obatan yang diminum selama hamil 6) Kapan mulai terjadinya kontraksi b. status psikologis,dan spiritual, status psikologis : Persepsi klien menyadari keadaannya di RS untuk memperoleh kesembuhan status spiritual : Kaji keyakinan klien terhadap kesehatan dan persepsi klien terhadap penyakitnya dan keyakinan akan kesembuhan dari penyakitnya di hubungkan dengan keyakinan yang dianut klien. c. Data pemeriksaan fisik, meliputi : kepala muka leher, mulut, dada dan payudara, abdomen, pemeriksaan punggung dibagian ginjal, genetalia, panggul dan lutut
d. Data pemeriksaan tanda tanda vital (TTV) Meliputi pemriksaan tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu badan e. Data pemeriksaan penunjang, meliputi: pemeriksaan urine, darah, feses, dan USG (Mufdlilah 2017)
5. PENGELOMPOKAN DATA DS
DO
Pasien mengeluh mules tidak ada
G2P0A1 (Kehamilan ke dua, belum
perdarahan bercak (spoting).
melahirkan,keguguran 1),umur
Pasien bertanya tentang dampak
kehamilan 12 minggu
berhubungan seksual saat hamil.
6. ANALISA DATA NO 1
ANALISIS DATA
ETIOLOGI
DS
Pasien mengeluh mules tidak
PROBLEM
Gangguan adaptasi
Gangguan Rasa
Kehamilan
Nyaman D.0074
ada perdarahan bercak (spoting). DO
2.
G2P0A1 (Kehamilan ke dua, belum melahirkan,keguguran 1),umur kehamilan 12 minggu Kurang terpapar
DS
Pasien
bertanya
tentang Informasi
dampak berhubungan seksual saat hamil. DO -
Defisit Pengetahuan D.0111
7. PATWAYS SESUAI SKENARIO Kurang terpapar informasi tentang dampak berhubungan seks saat hamil
Defisit Pengetahuan
Penurunan kadar Progesteron, Peningkatan kadar exytocin, ketegangan otot Rahim, pengaruh janin
Kontraksi Uterus
Nyeri perut bagian bawah, mules pada perut
Gangguan Rasa Nyaman
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan rasa nyaman b.d gangguan adaptasi kehamilan d.d Pasien mengeluh mules tidak ada perdarahan bercak (spoting). 2. Defisit Pengetahuan b.d Kurang terpapar informasi d.d Pasien bertanya tentang dampak berhubungan seksual saat hamil. (PPNI, Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1, 2018)
9. TUJUAN, KRITERIA HASIL DAN INTERVENSI No
Tujuan dan
dx
kriteria hasil
1
Intervensi
Rasional
Setelah
Tindakan
dilakukan
Terapi Relaksasi (I. 09326)
tindakan
Observesi
keperawatan
Untuk tingkat
mengetahui energi
dan
Identifikasi penurunan tingkat
kemampuan
selama 3x24
energi
pasien
jam, Status
berkonsentrasi , atau gejala
Kenyamanan
lain
meningkat
kemampuan kognitif
frekuensi
Periksa ketegangan otot ,
tekanan darah , dan
hasil sebagai
frekuensi
suhu pasien
berikut:
darah , dan suhu sebelum dan
dengan kriteria
Edukasi
Keluhan mules
berkuran g (L.08064)
,
ketidakmampuan
yang
mengganggu
nadi
,
Untuk
mengetahui
ketegangan
tekanan
Untuk
otot nadi
, ,
mengetahu
sesudah latihan latihan
respon terapi relaksasi
Monitor
yang diberikan
respons
terhadap
terapi relaksasi
Terapeutik
Terapeutik
kognitif
Berikan
informasi
tertulis
tentang
persiapan
prosedur
teknik
diberikan
Gunakan pakaian longgar
Gunakan nada suara lembut
prosedur
Teknik relaksasi yang
relaksasi
pasien
mengetahui
dan
Berikan
Agar
Agar pasien merasa lebih nyaman
Agar pasien merasa
dengan irama lambat dan
tidak tegang dan tidak
berirama Gunakan relaksasi
ada
sebagai
melakukan
dengan
strategi
penunjang
analgetik
atau
paksaan
relaksasi
tindakan medis lain , jika Edukasi
dalam terapi
sesuai
Agar
pasien
Edukasi
mengetahui tujuan ,
Jelaskan tujuan , manfaat ,
manfaat , batasan , dan
batasan , dan jenis relaksasi
jenis relaksasi yang
yang tersedia ( mis . musik ,
akan diberikan
meditasi , napas dalam ,
relaksasi otot progresif )
Agar pasien merasa lebih rileks
Anjurkan mengambil posisi
Agar pasien terbiasa
nyaman
dengan terapi relaksasi
Anjurkan sering mengulangi
yang diberikan
atau
melatih
teknik
yang
dipilih 2
Setelah
Tindakan
dilakukan
Edukasi Kesehatan (I. 12383)
tindakan
Observesi
keperawatan
Edukasi
Identifikasi kemampuan
jam, Tingkat
informasi
meningkat dengan kriteria hasil sebagai
berikut:
Pertanyaa
yang
dan
mengetahui dan
kemampuan
menerima
dalam
pasien menerima
informasi Terapeutik
Sediakan materi dan media
Agar
mempermudah
pendidikan kesehatan
penjelaskan
Jadwalkan
saat pemberian penkes
pendidikan
Berikan
kesempatan
untuk
materi
ke pasien
kesehatan sesuai kesepakatan
n tentang masalah
kesiapan
Terapeutik
Untuk kesiapan
selama 3x24 Pengetahuan
Agar jadwal penkes lebih teratur
bertanya
Edukasi
Agar mengetahui apa
Jelaskan faktor risiko yang
yang
dihadapi
dapat
ketahui sebelumnya
menurun
kesehatan
(L.12111)
mempengaruhi
Ajarkan perilaku hidup bersih
belum
pasien
Edukasi
Untuk
mengetahui
dan sehat
faktor
Ajarkan strategi yang dapat
dapat
Luaran
digunakan
kesehatan pasien
Keperawatan
meningkatkan perliaku hidup
Indonesia: Definisi
bersih dan sehat
(PPNI, Standar
untuk
(PPNI, Standar Intervensi Keperawatan
Keperawatan,
Indonesia
Edisi 1, 2018)
Keperawatan, Edisi 1, 2018)
Definisi
dan
Tindakan
yang
mempengaruhi
Agar pasien terbiasa hidup
dan Kriteria Hasil
:
risiko
bersihh
dan
sehat
Agar
pasien
mengetahui
strategi
yang dapat digunakan untuk
meningkatkan
perliaku hidup bersih dan sehat
DAFTAR PUSTAKA PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI. PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Akbar Novan. 2019. “RSUP Dr. Sardjito | Hubungan Seks Saat Kehamilan.” https://sardjito.co.id/2019/09/30/hubungan-seks-saat-kehamilan/ (November 7, 2022). Hannida Nurul Muhrimmah. 2020. “LITERATURE REVIEW: PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG BERHUBUNGAN SEKS SELAMA KEHAMILAN KARYA TULIS ILMIAH.” Mufdlilah. 2017. PANDUAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL. ed. Ari Stiawan. Yogyakarta: NUHA MEDIKA.