Uas Filosofi Pendidikan Indonesia - Sugiyanto - 2217563961 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

FM-UAD-PBM-04-16/R1



SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER TA 2022/2023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Filosofi Pendidikan MATA KULIAH (SKS) : PRODI : PPG (2 SKS) Dr. Suyatno, M.Pd.I Dr. Ika Maryani, M.Pd Bidang Fery Setyaningrum M.Pd DOSEN : Studi : PGSD/1 Suyitno, M.Pd /SEM Probosiwi, M.Sn Lisa Retnasari, M.Pd HARI / TANGGAL



: Senin, 30 Januari 2023



JAM MULAI / WAKTU : 15.00 – 17.00 WIB



RUANG



: LMS



SIFAT UJIAN



: Take Home



PETUNJUK : 1. 2. 3. 4. 5.



Berdoalah sebelum dan sesudah mengerjakan soal ujian. Periksa dan bacalah soal-soal sebelum Anda menjawabnya. Jawablah semua soal secara urut dengan lengkap dan jelas. Periksa pekerjaan Anda sebelum diserahkan kepada pengawas ujian. Silahkan unggah hasil ujian pada LMS yang telah disediakan



CPMK: 1. Mahasiswa memiliki pemahaman kritis dan reflektif tentang dasar-dasar Pendidikan Ki Hajar Dewantara (KHD) 2. Mahasiswa memiliki keterampilan mengelola pembelajaran yang berpihak pada peserta didik pada konteks lokal kelas dan sekolah agar terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter 3. Mahasiswa memiliki sikap reflektif-kritis dalam menerapkan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik sesuai dengan Filosofi Pendidikan Nasional dan Pancasila



SOAL Buatlah sebuah projek perubahan (change project) tentang pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21 dengan sekolah mitra mahasiswa. Projek perubahan ini dapat dilakukan berdasarkan case-based atau project-based bermuara pada produk yang merupakan implikasi topik 1 sampai topik 5 pada pembelajaran/budaya sekolah/ aktifitas akademik dan non akademik di sekolah. Jenis produk diserahkan kepada pilihan minat mahasiswa. (CPMK 1-3)(skor 100)



^ - ^) Selamat Mengerjakan (^ - ^) Diverifikasi oleh :



Disusun oleh : Penanggungjawab Keilmuan



Ketua Program Studi



Dr. Sri Hartini, M.Pd.



Dosen Pengampu



Mukti Sintawati, M.Pd



Fery Setyaningrum M.Pd



FM-UAD-PBM-04-16/R1



JAWABAN UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) TA 2022/2023 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Nama : Sugiyanto Nim : 2217563961 PPG Prajab 2022 PGSD Kelas D 1.Membuat projek perubahan (change project) Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik dalam pendidikan abad ke-21pada sekolah PPL. Projek perubahan ini dapat dilakukan berdasarkan case-based atau project-based. Change project pendidikan yang berpihak Strategi Penerapan Merdeka Belajar pada peserta didik pada abad ke 21 - Topik pemahaman gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hadjar Dewantara - Penerapan pembelajaran yang berpihak pada peserta didik dan memerdekakan peserta didik - Memfasilitasi peserta didik agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat zaman.



Project Aksi nyata: Masyarakat di daerahku (Topik Daya Dukung Project: 5 ) Kelas IV.A 1. Elemen sekolah. Kepala sekolah, guru, pesertadidik serta komite sekolah/masyarakat Alasan Pemilihan Project (Case-Based.) : Berdasarakan karakteristik peserta didik dalam 2. Skill atau potensi yang dimiliki peserta didik yang belajar yang menginginkan pembelajaran beragam yang aman, nyaman dan menyenangkan.



Strategi Pembelajaran 1. Mengenali karakteristik peserta didik yang berbeda-beda 2. Mengenali gaya belajar, minat dan kebutuhan peserta didik 3. Membentuk karakter peserta didik yang berkarakter pancasila 4. Pembelajaran yang melibatkan



Tantangan dan Solusi Project Tantangan Terdapat peserta didik yang hiper aktif dalam kegiatan pembelajaran



Faktor pendukung 1. Kepala sekolah 2. Guru 3. Peserta didik 4. Lingkungan belajar 5. Orang tua



Solusi Memberikan pendampingan khusus untuk peserta didik yang hiper aktif



Harapan Project Harapan saya terhadap project yang telah di rekomendasikan pada project ini diantaranya: 1. Dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah proyek 2. Peserta didik memperoleh kemampuan dan keterampilan baru dalam pembelajaran. 3. Dapat membuat peserta didik lebih aktif dalam memecahkan masalah yang kompleks.



Berikut saya lampirkan Modul ajar di Kelas IV. A dengan menggunakan kurikulum merdeka.



MODUL AJAR KURIKULUM MERDEKA KELAS IV SEMESTER II ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN SOSIAL (IPAS) TOPIK C.MASYARAKAT DI DAERAHKU



Disusun oleh: Sugiyanto NIM 2217563961



PENDIDIKAN PROFESI GURU FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA 2022



INFORMASI UMUM Identitas Penulis Nama Guru



: Sugiyanto



Nama Sekolah



: SD Negeri Ngrukeman(Bantul, D.I.Yogyakarta)



Identitas Modul Ajar Mata Pelajaran



: Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS)



Materi/Unit



: C. Masyarakat di Daerahku



Fase B



: Kelas IV



Profil Pelajar Pancasila: Berkebhinekaan Global; Gotong Royong; dan Kreatif Sarana dan Prasarana : 1. Alat Pembelajaran : Laptop, jaringan internet, proyektor, video materi masyarakat di daerahku gambar keragaman mata pencaharian, alat warna,kertas gambar dan alat tulis. 2. Sumber Belajar : Fitri, Amalia, dkk. 2021. Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. SD Kelas IV. Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 3. Media: a. Video materi masyarakat di daerahku b. PPT 4. Lembar kerja peserta didik (LKPD) 5. Kertas untuk membuat poster Target Peserta Didik : 1. Peserta didik reguler/tipikal : umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami materi ajar. 2. Peserta didik dengan pencapaian tinggi : mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan berfikir aras tinggi (HOTS),dan memiliki keterampilan memimpin. Model Pembelajaran : Project Based Learning (PBL) Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, penugasan,dan diskusi Pendekatan



: Saintifik, TPACK, dan HOTS



KOMPONEN INTI Capaian Pembelajaran (CP) : Peserta didik mampu menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggalnya dahulu dan kini. Peserta didik mampu mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian dominan yang ada di daerah tempat tinggal. Tujuan Pembelajaran (IKTP) : 1. Menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daearah tempat tinggalnya dahulu dan kini (C2). 2. Mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian dominan yang ada di daerah tempat tinggal (C4). 3. Membuat poster tentang mata pencaharian yang ada di daerah tempat tinggal (P5). Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (TP) : 1. Melalui kegiatan mengamati gambar di tanyangan PPT, peserta didik mampu Menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggalnya dahulu dan kini dengan tepat (C2). 2. Melalui kegiatan mengamati video,peserta didik mampu mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian dominan yang ada di daerah tempat tinggal dengan tepat (C4). 3. Melalui kegiatan kerja kelompok, peserta didik mampu membuat poster tentang mata pencaharian yang ada di daerah tempat tinggal dengan tepat (P5). Pertanyaan Pemantik: 1. Bagaimana kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggal kalian ? 2. Apa pengaruh kondisi geografis terhadap mata pencaharian penduduknya ? KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1. Guru membuka pembelajaran dengan mengucap salam, mengecek kehadiran, dan mananyakan kabar peserta didik (Berakhlak mulia). 2. Salah satu peserta didik memimpin berdoa sesuai dengan urutan kehadiran paling awal (Integritas). 3. Peserta didik dan guru berdoa bersama (Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia). 4. Peserta didik dan guru menyanyikan lagu "Dari Sabang Sampai Merauke" untuk meningkatkan rasa nasionalisme (Nasionalisme,



Berkebinekaan global). 5. Peserta didik diajak untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya (Mandiri). 6. Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik dari guru : a. Pernahkan kalian melihat petani membajak sawah menggunakan tenaga hewan seperti sapi atau kerbau ? b. Siapa yang pernah melihat kendaraan / mesin pemanen tanaman padi ? c. Pernahkan kalian berkunjung ke daerah pegunungan yang beriklim sejuk ? d. Aktifitas apa saja yang dilakukan masyarakat yang hidup di daerah dataran tinggi ? e. Apakah ada pengaruh kondisi geografis terhadap mata pencaharian penduduk tempat tinggal tersebut ? 7. Peserta didik menyimak penjelasan dari guru mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan ini (Communication). 8. Peserta didik diberikan motivasi oleh guru dengan memberitahukan manfaat pembelajaran yang akan mereka terima hari ini (Integritas). Kegiatan Inti (50 menit) SINTAK 1: Pertanyaan Mendasar 1. Peserta didik mengamati gambar di PPT yang di tayangkan guru tentang masyarakat di daerahku. 2. Peserta didik menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggal dahulu dan kini (C2). 3. Peserta didik bersama guru melakukan kegiatan tanya jawab terkait materi yang baru saja di pelajari (Critical thinking). a. Untuk aktifitas pada petani saat memanen padinya lebih cepat menggunakan tenaga orang untuk memanen apa menggunakan mesin ? b. Pernahkah melihat aktifitas orang memetik tanaman teh ? c. Nelayan budidaya dan nelayan pencari ikan lebih maksimal mana untuk hasil jual nya ? d. Dapatkah kalian membuat poster tentang mata pencaharian yang ada di daerah tempat tinggal kalian ? 4. Peserta didik dipersilakan guru untuk menyampaikan pendapatnya berdasarkan pertanyaanpertanyaan tersebut. 5. Peserta didik diberikan tanggapan oleh guru terkait pendapatnya dan pesrta didik diarahkan guru supaya pendapatnya sesuai materi pembelajaran, yaitu tentang pengaruh kondisi geografi dengan mata pencaharian masyarakat sekitar.



SINTAK 2: Mendesain Perencanaan Proyek 6. Peserta didik dibagi menjadi kelompok yang heterogen oleh guru yang terdiri dari 7 orang. 7. Peserta didik kembali melihat tayangan PPT yang di tayangkan guru 8. Peserta didik dibagikan LKPD oleh guru. 9. Peserta didik mengamati tayangan yang diberikan guru. 10. Peserta didik menyimak petunjuk atau rambu-rambu dalam menyusun proyek, yang meliputi: a. Peserta didik akan berkumpul sesuai dengan kelompoknya. b. Peserta didik menyiapkan peralatan untuk membuat poster. c. Tema dari proyek (poster) yang dibuat adalah mata pencaharian masyarakat yang ada di daerah sekitar (Petani,pedagang,nelayan,pegawai pabrik,pegawai pemerintahan,dll). d. Dalam poster memuat nama mata pencaharian,asal daerah sesuai kondisi geografi,hasil dari atau komoditas dari profesi tersebut,dan tentunya alat atau media pendukung untuk nama mata pencaharian tersebut. e. Peserta didik dapat menambahkan hiasan yang menarik pada poster yang di buat. SINTAK 3: Menyusun Jadwal 11. Peserta didik dan guru membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek yaitu waktu pembuatan poster kurang lebih selama 30 menit. 12. Peserta didik akan dibimbing guru dalam menyelesaikan pembuatan poster sesuai kesepakatan waktu pengerjaan. 13 .Peserta didik sudah di pastikan guru dalam kelompoknya untuk memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan. SINTAK 4: Memonitoring Keaktifan dan Perkembangan Proyek 14. Peserta didik mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian masyarakat di daerah sekitar berdasarkan gambar poster dari setiap kelompok (C4). 15. Peserta didik membuat poster tentang mata pencaharian masyarakat yang ada di daerah sekitar tempat tinggalnya bersama kelompoknya (P5). 16. Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru (Bernalar Kritis dan Kreatif). 17. Peserta didik di pantau guru dalam melaksanakan proyek dan diberikan bimbingan oleh guru jika ada yang kesulitan. SINTAK 5: Menguji Hasil 18. Peserta didik menyelesaikan membuat poster tentang mata pencaharian di daerah lingkungan sekitar tempat tinggal bersama kelompoknya. 19. Peserta didik beserta kelompoknya mengisi LKPD yang telah disediakan.



SINTAK 6: Evaluasi Pengalaman Belajar 20. Peserta didik mempresentasikan hasil proyek kelompoknya di depan kelas (P5). 21. Peserta didik kelompok lain memberikan tanggapan tentang hasil pekerjaan kelompok yang presentasi (P5). 22. Peserta didik dibimbing guru dalam proses memaparkan proyek dan ditanggapi hasil proyek peserta didik oleh guru. 23. Peserta didik dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil proyek yang telah dibuat (C6). 24. Peserta didik mengisi lembar evaluasi mandiri yang telah disediakan. Kegiatan Penutup (10 menit) 1. Peserta didik diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya terkait pembelajaran hari ini. 2. Peserta didik mengemukakan kesimpulan hasil belajaran hari ini (C6). 3. Peserta didik bersama guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran hari ini. 4. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan mengucapkan salam. PENGAYAAN DAN REMEDIAL 1. Kegiatan remedial:Kepada peserta didik yang hasil belajarnya belum mencapai target guru melakukan pengulangan materi dengan pendekatan yang lebih individual dan memberikan tugas individual tambahan untuk memperbaiki hasil belajar peserta didik yang bersangkutan. (materi terlampir) 2. Kegiatan pengayaan:Kepada peserta didik yang daya tangkap dan daya kerjanya lebih dari peserta didik lain,guru memberikan kegiatan pengayaan yang lebih menantang dan memperkuat daya serapnya terhadap materi yang telah dipelajari berupa kesempatan menuliskan pengalaman menerapkan sila Pancasila.



REFLEKSI



Guru 1. 2. 3. 4.



Apakah tujuan pembelajaran telah tercapai? Apakah seluruh peserta didik mengikuti pelajaran dengan antusias? Kesulitan apa yang dialami? Langkah apa yang diperlukan untuk memperbaiki proses belajar?



Peserta Didik 1. Apa yang telah kalian pelajari hari ini? 2. Apakah kalian sudah tahu Dasar Negara Indonesia? 3. Apakah kalian sudah tahu simbol sila pertama, kedua, ketiga, keempat, dan kelima Pancasila? 4. Apakah kalian sudah tahu contoh perilaku sesuai sila-sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari? 5. Bagaimana perasaan kalian saat belajar? 6. Apa yang kalian suka dari pembelajaran hari ini? 7. Apa yang tidak kamu sukai selama kegiatan pembelajaran hari ini?



Media Pembelajaran 1.Power point IPAS – Masyarakat di daerahku Linkhttps://drive.google.com/file/d/12nxaUAmMocdDDkDlW4YjVaRMQ8iLTWoe/view?usp= sharing



2.Video Materi Topik C.Masyarakat di daerahku



https://youtu.be/bNkI0QUCJes 3.Contoh Poster !



Lembar kerja peserta didik (LKPD) Nama



: ..........................................................................



No.Urut



: ..........................................................................



Soal 1. Lengkapilah tabel di bawah ini tentang pengaruh bentang alam/kenampakan alam terhadap hasil mata pencaharian Jenis Mata Hasil Mata Pencaharian Berupa Pencaharian Pertanian Perdagangan Perikanan Peternakan Industri kerajinan Jasa



2. Mata pencaharian apa yang dominan ada di daerah kalian? 3. Apakah bentang alam daerah kalian mempengaruhi mata pencaharian di sana? 4. Mata pencaharian apa yang dominan di kondisi kota ? 5. Kondisi alam pegungungan kebanyakan masyarakat bermata pencaharian sebagai apa ?



P5 Gambar lah sebuah poster tentang mata pencaharian masyarakat di sekitar kalian !



Kisi-kisi soal evaluasi



Materi



Tujuan Pembelajaran



Indikator soal



Level Bentuk soal



No soal



Skor maks



Masyarakat di daerahku



Menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daearah tempat tinggalnya dahulu dan kini (C2).



Disajikan sebuah gambar dan peserta didik dapat menunjukkan perbedaan kehidupan masyarakat di daerah tempat tinggalnya dahulu dan kini Disajikan sebuah soal dan peserta didik dapat mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian dominan yang ada di daerah tempat tinggal Membuat Poster tentang mata pencaharian yang ada di daerah tempat tinggal



C2



Uraian



1-5



100



C4



Uraian



1-5



100



P5



Proyek



-



90



Mengaitkan pengaruh geografis dengan mata pencaharian dominan yang ada di daerah tempat tinggal (C4).



Membuat poster tentang mata pencaharian yang ada di daerah tempat tinggal (P5).



Lembar Evaluasi Peserta didik 1. Apa perbedaan masyarakat di daerah kalian kini dengan dahulu? 2. Apakah bentang alam daerah kalian mempengaruhi mata pencaharian di sana? 3. Mata pencaharian apa yang dominan ada di daerah kalian? 4. Kondisi geografis yang seperti apa yang sesuai dengan mata pencaharian gambar di bawah ini! a.



d.



b.



e.



c.



5. Kondisi geografis yang seperti apa yang cocok untuk usaha perkebunan teh ?



Kunci Jawaban 1. Untuk masyarakat sekarang lebih menggunakan alat bantu yang canggih untuk memperlancar proses dalam kegiatan yang berhubungan dengan mata pencaharian,ketimbang keadaan masyarakat yang dulu. (Skor 5) Sebagai contoh dalam pertanian masyarakat kini sudah menggunakan alat / teknologi yang sudah modern seperi membajak sawah dengan traktor,memanen padi dengan mesin,mengeringan ikan menggunakan oven,dan pemanfatan tambak udang buatan untuk memproduksi udang secara tetap.(Skor 5) 2. Ya,berpengaruh untuk yang berada di daerah pantai mata pencaharian penduduknya seperti nelayan,petambak,dan pembudidaya hasil laut.untuk yang di daerah dataran rendah dapat bermata pencaharian sebagai petani,peternak, pedagang dan bekerja sebagai karyawan pabrik.kemudian untuk yang berada didaerah pegunungan dapat bermata pencaharian sebagai petani sayur atau buah,pekebun,dan juga sebagai pengelola home stay atau rumah sewa (Skor 5) 3. Di daerah saya dominan sebagai petani dan pedagang / pengusaha (Skor 5) 4. a.pantai b.pantai c.dataran rendah d.dataran rendah e.dataran tinggi (Skor 5) 5. Daerah dataran tinggi cocok untuk ditanami teh karena beriklim sejuk/dingin (Skor 5) Nilai = Nilai perolehan X 100 Nilai maksimal



PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL ( KI-1)



1 2 3 4 5



Aspek yang diamati Ketaatan beribadah Perilaku syukur Berdoa sebelum & sesudah kegiatan Toleransi dalam beribadah Mengagumi kebesaran Tuhan



Skala Nilai : 1=Tidak pernah 2=Kadang-kadang 3=Sering Sikap Spiritual



No.



Nama



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31



Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira Navid Fauzian Nuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



1



2



3



4



5



3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3



2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3



3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3



3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2



3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3



2,33



Nilai Ratarata 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80



Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas



PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SPIRITUAL ( KI-1) Skala Nilai: 1 = Tidak Pernah 2 = Kadang-kadang 3 = Sering



No



1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31



Nama



3 Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira NavidFauzian Nuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



ketaatan berperilaku beribadah, syukur, 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3



5 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3



berdoa sbl dan ssd kegiatan,



toleransi dalam beribadah,



mengagumi kekuasaan Tuhan.



Ratarata



Tuntas / Tidak



6 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3



7 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2



8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3



9 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80 2,80



10 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas



Format B PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL ( KI-2)



1 2 3 4 5 6 7



Sikap jujur Sikap disiplin Sikap tanggungjawab Sikap kerja sama Sikap teliti Sikap santun Sikap percaya diri



No.



Nama



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira Navid FauzianNuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



Skala Nilai : 1=Tidak pernah 2=Kadang-kadang 3=Sering Sikap Sosial 3 4 5



1



2



2



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3 3



2,33



6



7



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



2



3



3



3



3



3



3



Nilai Rata-rata 2,83 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86



Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas



PEDOMAN OBSERVASI SIKAP SOSIAL ( KI-2)



Skala Nilai : 1=Tidak pernah 2=Kadang-kadang 3=Sering



No 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Nama 3 Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira Navid Fauzian Nuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



jujur



disiplin



tangggung jawab



kerja sama



teliti



santun



percaya diri



Ratarata



Tuntas / Tidak



4



5



6



7



8



9



10



2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2



3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3



3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3



3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3



3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3



3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3



3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3



11 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,80 2,80 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86 2,86



12 Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas



RUBRIK PENILAIAN PENGETAHUAN 1.Instrumen penilaian evaluasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Nama Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira Navid Fauzian Nuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



Nilai Evaluasi 84 85 76 85 82 81 89 83 78 83 80 87 81 86 84 85 80 69 88 79 79 83 78 84 95 88 80 77



2.Instrumen penilaian Produk



No



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28



Nama Peserta didik Aliza Shafa Aulia Aurel Oktaviana P. Bellvania Kayla k. Delly Deffina Dwi N.A Dian woro utami Faeyza Haninda Aulia Fahrul Bramasto Fatih Risqi Maulana Fayza Kinasih L. Felisha Aviela S Isnaini Fahmil Ilmi H Kayla Chika Afryandra Keysa Aurellia Azahra Mahardika Risqi S Muh.Hasbi Fahlafi Muh.Nafiul Ilmi Muh.Tegar Revandani Muh.Taufiq Yusuf A Nacitra Previa Putri M Nadine Alya Humaira Navid Fauzian Nuriyadi Nizar Fawwaz Nur I Prima Reisna W Rafi Zaki Apriliano Rengganis Selvi A.P Vallenciio Aurellio Zahra Anggita A Zidanuddin Adiguna u.



Hasil Karya



Kriteria Kreativitas dan estetika



Penyelesaian masalah dan kemandirian



Jumlah skor



B B B



B B B



B B B



3 3 3



B



B



B



3



B B B B B B B B B B B B B C B B



B B B B B B B B B C B B B B B B



B B B B B B B B B B B B B B B B



3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3



B



B



B



3



B B B B B B B



B B B B B B C



B B B B B B B



3 3 3 3 3 3 2



Nilai



Ket



Rubrik penilaian produk Kriteria Penilaian



Sangat Baik



Baik



Cukup



Perlu Perbaikan Produk belum berfungsi sesuai tujuan.



Hasil karya



Produk berfungsi Produk cukup sesuai dengan berfungsi sesuai tujuan dengan dengan tujuan. sangat baik.



Produk berfungsi sesuai dengan tujuan namun masih perlu perbaikan.



Kreativitas dan estetika: 1. Peserta didik bisa memanfaatkan penggunaan bahan yang ada; 2. Peserta didik membuat modifikasi atau pengembangan sendiridi luar arahan; 3. Tampilan produk menarik, rapi, dan tersusun dengan baik.



Memenuhi semua Memenuhi 2 kriteria yang kriteria yang diharapkan. diharapkan.



Memenuhi 1 kriteria yang diharapkan.



Seluruh kriteria tidak terpenuhi



Penyelesaian masalah dan kemandirian



Aktif mencari ide atau mencari solusi jika ada hambatan.



Memerlukan bantuan setiap menemukan kesulitan namun ada inisiatif bertanya.



Pasif jika menemukan kesulitan.



Bisa mencari solusi namun dengan arahan sesekali.



BAHAN AJAR : Mupel IPAS Kelas IV Bab 5 Topik c.masyarakat di daerahku Oleh : Sugiyanto



Nim 2217563961



Manusia harus bekerja atau mencari mata pencaharian mereka sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.Mata pencaharian adalah pekerjaan utama yang digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.Mata pencaharian penduduk menyesuaikan dengan kondisi alam. Indonesia memiliki kondisi alam yang sangat beraneka ragam, menyebabkan lapangan pekerjaan beragam pula yang disesuaikan kondisi dan kebutuhan masing-masing.Kenampakan alam/bentang alam Indonesia, ada yang berupa dataran rendah, dataran tinggi, dan pantai. Pengaruh kondisi Geografis Terhadap Mata Pencaharian



Mata Pencaharian Daerah Pantai Daerah pantai berdekatan dengan laut. Pantai yang landai merupakan tempat yang kaya akan ikan,karena lautnya cenderung tenang. Umumnya penduduknya akan bekerja sebagai nelayan. Mereka menangkap ikan,menyelam untuk mengambil mutiara, budi daya rumput laut, dan kerang mutiara.Sedangkan, di daratan pantai, nelayan membudidayakan tambak ikan dengan komoditi unggulan bandeng dan udang. Sebagian penduduk juga memiliki usaha tambak garam dan sawah pasang surut. Ada pula,bagian pantai yang digunakan untuk pelabuhan kapal,kawasan industri, dan perdagangan. Ketika daerah tersebut menjadi perkotaan, banyak penduduk yang bekerja sebagai sopir, karyawan pabrik, dan pedagang.



Gambar kiri : Para nelayan di daerah pantai Gambar kanan : Petani rumput laut di pantai Gambar bawah : Petambak udang di daerah pesisir pantai



Mata Pencaharian Daerah Dataran Rendah Daerah dataran rendah banyak dialiri sungai, tanahnya gembur, dan suhu udaranya panas. Daerah rendah yang landai merupakan lahan yang baik untuk pembudidayaan pertanian, perkebunan, palawija, dan lain-lain. Kondisi yang demikian makin mendukung karena iklim Indonesia yang tropis menyebabkan lamanya penyinaran sinar matahari terhadap bumi,banyak menyebabkan turunnya curah hujan, dan banyaknya proses pelapukan, baik yang terjadi pada tumbuh-tumbuhan maupun yang terjadi pada bebatuan. Pada umumnya, penduduk daerah dataran rendah bagian pedesaan, melakukan kegiatan pertanian dengan cara bersawah, budi daya ikan, dan beternak itik. Sedangkan di bagian perkotaan, sebagian besar melakukan kegiatan perdagangan dan industri.



Gambar kiri : Petani sedang memanen padi di sawah Gamabr kanan : Para karyawan pabrik sedang bekerja



Mata Pencaharian Daerah Dataran Tinggi



Daerah dataran tinggi berupa tanah pegunungan dan berbukit-bukit. Penduduk yang berada di pedesaan bekerja di perkebunan.Mereka menanam tanaman industri, antara lain:teh, kopi, kina dan kakao. Selain itu, ada yang menanam sayuran dan bermacam-macam bunga.Karena udaranya sejuk dan segar, banyak penduduk di wilayah perkotaan mendirikan usaha perhotelan dan tempat peristirahatan.



Gambar kiri : Pekerja pemetik daun teh di daerah dataran tinggi Gambar kanan : Pemandangan dari hotel di daerah Dieng / Wonosobo Jateng



Jenis-jenis Mata pencaharian berdasarkan hasilnya



Jenis Mata Pencaharian Pertanian



Hasil Mata Pencaharian Berupa Jagung,padi,kacang,kedelai,umbi-umbian,sayur-sayuran,buah-buahan,dll.



Perdagangan



Pedagan bahan makanan,pedagang sandang,pedagang perhiasan,pedagang hewan,dll.



Perikanan



Macam-macam jenis ikan,misalnya:kakap,bandeng,lele,nila,gurami,dll.



Peternakan Industri Kerajinan Jasa



Sapi,kerbau,kambing,ayam,kelinci,bebek,dll. Sepatu,tas,jaket,pakaian,dll. Konsultasi hukum atau biro hukum,akuntansi,asuransi,kesehatan,pendidikan,otomotif,pariwisata dan agen perjalanan,dll.



Apa yang sudah aku pelajari ? 



Mata pencaharian dominan masyarakat di suatu daerah,umumnya ditentukan dari kenampakan alam/bentang alam daerah tersebut







Komoditi hasil dari suatu daerah berpengaruh terhadap mata pencaharian masyarakat di daerah tersebut.



Bahan Ajar 2 Perhatikanlah gambar berikut ini !



Coba Simpulkan dari Gambar diatas ?



Apakah ada perbedaan mata pencaharian masyarakat dulu dengan kini ? Perhatikan lagi gambar Berikut ini !



Link Video Praktik terbimbing ke 3 : https://drive.google.com/file/d/1EYLL3fUffjAxJzcB4e5rIdFtil3bYCAM/view?usp=sharing



FM-UAD-PBM-04-16/R1



Berikut hasil dari Pekerjaan siswa tentang poster mata pencaharian.



FM-UAD-PBM-04-16/R1



Penjelasan keterkaitan materi mata kuliah filosofi pendidikan Pendidikan yang Berpihak dan Memerdekakan Peserta Didik Abad 21 Pendidikan yang memerdekakan peserta didik adalah pendidikan yang memberikan kebebasan berpendapat bagi peserta didik dan guru tidak boleh menghakimi apabila terdapat kesalahan apa yang diungkapkan oleh peserta didik guru dibutuhkan sebagai penuntun jalannya pembelajaran sehingga apabila terdapat kesalahan maka dilakukan refleksi dan perbaikan serta evaluasi oleh guru agar tidak terjadi miskonsepsi sehingga dengan begitu peserta didik akan lebih mengingat apa yang ia ungkapkan dan diluruskan oleh gurunya. Berpihak kepada peserta didik adalah pendidikan yang memfasilitasi kebutuhan peserta didik dimana peserta didik terdiri dari berbagai latar belakang karakteristik yang berbeda mulai dari ras suku agama adat budaya minat motivasi gaya belajar dan tingkat kecerdasannya sehingga guru memihak kepada peserta didik agar peserta didik bebas menentukan pembelajaran yang diinginkan namun tetap sejalan dengan tujuan pembelajaran nasional dan capaian pembelajaran yang telah ditentukan hanya caranya saja yang berbeda atau dilakukan pembelajaran berdiferensiasi. pendidikan yang memerdekakan berasal dari pemikiran Ki Hajar Dewantara yang artinya pendidikan yang memerdekakan lahir dan batin. Merdeka lahir dan batin berarti Mandiri bisa berdiri sendiri tidak tergantung pada orang lain sadar juga tentang hak dan kewajibannya sebagai anggota masyaraka, supaya nanti bisa berpartisipasi dan berkontribusi kepada masyarakat. Sekolah tersebut dikatakan sebagai tempat untuk pembelajar sepanjang hayat atau long life learner yang dapat menghadirkan perubahan. Mementingkan motivasi internal berupa kesenangan belajar untuk mengembangkan diri, salah satu bagian penting dalam belajar adalah berkontribusi dan mengembangkan diri serta mandiri, hal ini tercantum dalam visi sekolah. Pendidikan harus berorientasi pada kepentingan terbaik dan memanusiakan anak, hal ini dibutuhkan untuk sikap mandiri dan tidak bergantung orang lain. Bentuk pembelajaran di sekolah dikatakan bahwa anak terlibat aktif dalam proses belajar anak bukan hanya mendengarkan dan menuruti perintah dari guru, anak ikut menentukan tujuan, cara belajar, evaluasi mulai bertanya sampai merefleksi. Cara belajar harus sesuai dan membuat mereka nyaman. Tujuan sebenarnya dari belajar yaitu adalah untuk hidup mandiri dan merdeka dari tekanan agar bisa berkontribusi di masyarakat dimana ia berada sesuai peran kodrat dan jati dirinya. Ujungnya hal ini merupakan bertujuan untuk menjadikan peserta didik menjadi manusia seutuhnya yang bisa beradaptasi dengan perubahan dan menerapkan prinsip ketuhanan kemanusiaan kesetaraan dan keadilan sosial dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. Yang paling penting di sekolah adalah untuk membantu siswa menemukan jati diri kodrat hidup dan menentukan perannya di masyarakat. Sehingga proses nya perlu banyak ruang untuk kontemplasi, ekspresi, eksplorasi dan refleksi, dimana hal ini harus dilakukan di lingkungan yang nyaman. Setiap siswa punya tujuan dan kemerdekaan belajarnya sendiri. tidak hanya membangun iklim kemandirian namun juga lingkungan belajar penting untuk menunjang Inovasi dan kreativitas. Pembelajaran berbasis projek dan riset, dibarengi bukti dokumentasi. Siswa belajar tidak hanya berdasar guru namun juga praktisi di berbagai bidang, sekolah hanya sebagai penghubung dan fasilitator untuk membangun empati dan sensitifitas siswa agar bisa menyelesaikan masalah yang terjadi di kehidupan nyata. penilaian juga bukan hanya dilakukan oleh guru namun juga oleh rekan dan juga oleh Mitra saat melakukan projek, penilaian bukan berdasar hasil namun proses, hasil akhir berbentuk portofolio karya dan kegiatan. Pendidikan yang memerdekakan adalah pendidikan yang membuat pembelajarannya tidak merasa terpaksa atas kurikulum yang berlaku, pembelajarn tidak harus di ruang kelas, pengajarnya pun bisa berasal dari masyarakat di luar yang memiliki wawasan di bidang pengetahuan tertentu. Sekolah harus memenuhi kondisi lingkungan, sarana dan prasarana, digunakan sebagai pembelajaran. Dilibatkan juga masyarakat dan pemilik usaha. Peserta didik belajar di luar, di berbagai lokasi, melihat langsung kondisi pembelajaran. Peserta didik merdeka menentukan kegiatan belajar, mengambil keputusan, kelompok belajar dan ketua kelas. Tujuan merdeka dari yang kedua yaitu bebas dari tekanan untuk mencapai tujuan. Hakikatnya adalah humanisasi, merupakan proses manusia ini anak-anak ini yang sempurna ini terus-menerus menyempurnakan diri. pendidikan itu adalah sebuah ya kata-katanya membutuhkan ruang tempat bersemainya yaitu yang sesuai harus tumbuh dan berkembang Mencoba ini menjadi satu ekosistem di mana anak-anak bisa merasa nyaman aman untuk bisa mengembangkan dirinya yang kedua ya dalam proses kejadian dalam proses belajar untuk mengembangkan diri itu dengan berdialog.



FM-UAD-PBM-04-16/R1



Pancasila sebagai entitas bangsa adalah sebuah keberadaan yang unik dan berbeda namun tidak harus dalam bentuk fisik. Pancasila sebagai identitas bangsa adalah Pancasila menjadi sebuah ciri yang membedakan antara Indonesia dengan bangsa lain. ciri ini dapat dilihat dari kebudayaan keberagaman ras suku adat dan lain-lainnya ada di Indonesia dengan keanekaragaman tersebut maka katakanlah Bhinneka Tunggal Ika berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan itu merupakan semboyan dari negara Indonesia. Salah satu karakter dari negara Indonesia yaitu keanekaragaman pada keanekaragaman ini dapat dilihat dari sisi suku ras agama dan budaya Selain itu Indonesia dikatakan juga sebagai negara yang memiliki multikultural Karena keanekaragaman tersebut bahkan seringkali timbul konflik sosial diantara suku yang ada di dalam negara namun dengan keanekaragaman rsebut maka sepatutnya dijunjung persatuan sehingga sesuai dengan semboyan negara Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu tujuan atau Unity in diversity. Kemajemukan ini dapat ditemukan di seluruh lingkungan di Indonesia tidak terkecuali di sekolah di sekolah yang terdiri dari berbagai macam karakteristik peserta didik mulai dari etnik suku ras agama dan budaya harus bersatu untuk mendapatkan pembelajaran yang sama di sekolah diharapkan antara peserta didik ini hidup dengan harmonis saling menghormati dan saling menghargai tidak lupa dengan nilai-nilai budaya dan religiusitas yang terkandung dalam Pancasila sebagai landasan negara pendidikan keagamaan ditekankan pada peserta didik. Pancasila menjadi perekat dan penyatu hidup bangsa Indonesia di dalamnya memuat sila-sila Yang Harus dipatuhi dan memang merupakan menjadi fondasi bagi pengembangan hidup masyarakat di Indonesia baik pada bidang politik sosial budaya dan pendidikan sesuai dengan bunyi Pancasila yang pertama terkait ketuhanan yang maha esa lalu kemanusiaan adil dan beradab persatuan Indonesia penegakan hak dan kewajiban serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus menjadi pedoman bagi keberlangsungan pendidikan pada pendidikan pelaksanaannya ditekankan. bagi Indonesia kerabat keragaman merupakan salah satu identitas bangsa yang memang merupakan anugerah alami yang sudah ada sebelum dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia artinya keanekaragaman ini menjadi keunikan bagi bangsa. Profil pelajar Pancasila adalah karakter dan kemampuan yang dibangun dalam keseharian dan dihidupkan dalam diri setiap individu peserta didik melalui budaya satuan pendidikan, pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan pro l pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler. Secara umum 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila beserta elemen di dalamnya adalah sebagai berikut: 1 Beriman, Bertakwa kepada Tuhan YME, dan Berakhlak Mulia. Pelajar Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. 2 Berkebinekaan Global, mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya dengan budaya luhur yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen dan kunci kebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan



3 Bergotong Royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi. 4 Mandiri. Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri. 5 Bernalar Kritis, mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemenelemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, refleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan 6. Kreatif, mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.



FM-UAD-PBM-04-16/R1



Sejalan dengan topik 1 terkait perjalanan pendidikan nasional dikatakan bahwa pendidikan itu harus memerdekakan peserta didik artinya peserta didik itu harus pendidikan itu merupakan upaya untuk mengembangkan budi pekerti atau kekuatan batin pikiran atau intelektual dan jasmani agar mencapai kesempurnaan hidup dan kehidupan yang lebih baik yang selaras dengan alam dan masyarakatnya. pendidikan itu harus sesuai dengan kodrat individu dimana dalam kodratnya terdapat adat istiadat yang ada di dalam masing-masing rakyat yang sifatnya tentu berbeda-beda dan hal ini tidak luput dari pengaruh zaman dan alam yang terus berubah. Sehingga dapat diketahui pendidikan nasional sejak zaman dahulu dilakukan untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik untuk mengangkat derajat negeri dan rakyatnya dan mendapatkan kedudukan yang pantas bagi segenap manusia di seluruh Indonesia. Pendidikan harus dilakukan untuk memerdekakan peserta didik, guru harus mendidik secara menyeluruh dalam upaya mencapai keselamatan dan kebahagiaan dari peserta didik. Selanjutnya sejalan dengan topik 2 dikatakan bahwa pendidikan merupakan tempat persemayaman benihbenih kebudayaan di dalam masyarakat disini diciptakan manusia manusia yang beradab dalam rangka mencapai nya dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan serta mengutamakan persatuan. Pendidikan disini bertujuan untuk memerdekakan individu secara lahir dan batin agar tidak bergantung pada orang lain dan bersandar pada kekuatan sendiri hal ini dapat ditunjukkan dengan cara mendirikan ruang bagi peserta didik untuk bisa tumbuh dan berkembang memerdekakan memuliakan dirinya sendiri dan bisa mengatur hidupnya sendiri tanpa diperintah oleh orang lain. Menurut Ki Hajar Dewantara dijelaskan bahwa tujuan pendidikan itu untuk menuntun semua kodrat yang ada pada peserta didik Agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Disini guru sebagai penuntun untuk peserta didik Agar dapat mencapai kebahagiaan tersebut diibaratkan peran guru disini sebagai petani anak-anak didik seperti tumbuhan yang ditanam oleh petani tersebut di lahan yang disediakan peserta didik itu ibaratkan bulir jagung yang ditanam apabila ditempatkan di tanah yang subur dan mendapat matahari dan pengairan yang baik maka akan tumbuh dengan kualitas yang baik namun Sebaliknya apabila mendapatkan kurang cahaya matahari pengairan yang tidak baik, Maka hasilnya akan kurang berkualitas, mungkin tumbuh namun tidak optimal. Pendidikan bertujuan untuk memfasilitasi kodrat peserta didik yang masih samar-samar lalu untuk bisa memperbaiki tingkah lakunya menjadi manusia seutuhnya jadi peserta didik Bukan kertas kosong yang bisa digambar sesuai dengan keinginan orang dewasa Ki Hajar Dewantara juga menjelaskan bahwa pendidikan ini berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Menurut Ki Hajar Dewantara saat ini pendidik harus mampu menuntun peserta didik untuk mencapai kebahagiaan nya disesuaikan dengan kodrat alam dan kodrat zaman apabila melihat kodrat zaman pada saat ini yang dibutuhkan yaitu keterampilan abad 21 diantaranya 4C communication, critical thinking, creative thinking. Hal ini tentu harus disesuaikan dengan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Selain itu untuk memaknai kodrat alam maka sosial budaya yang ada di peserta didik bagian Indonesia Barat tentu berbeda dengan karakteristik peserta didik yang ada di Indonesia timur sehingga harus disesuaikan mengingat pendidikan itu dapat dilakukan dengan perspektif global harus menyesuaikan dengan lingkungan global namun juga harus menyaring pengaruh dari luar agar kearifan lokal sosial budaya tetap terjaga. Sehingga untuk tetap melestarikan sosial budaya yang ada materi atau konten atau muatan pengetahuan yang diadopsi sebaiknya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia sehingga hal ini dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik. Selanjutnya budi pekerti atau Watak atau karakter merupakan paduan antara pikiran perasaan kehendak dan kemauan sehingga menimbulkan tenaga atau aksi hal ini juga diartikan gabungan antara Cipta Karsa dan karya atau kognitif afektif dan psikomotor. pada mulanya keluarga merupakan tempat atau Madrasah utama untuk melatih sosial dan karakter serta kecerdasan budi pekerti watak individual dari peserta didik karena hal ini merupakan sebuah ekosistem kecil yang dapat mempersiapkan hidup peserta didik. Pada keluarga peserta didik ini mendapatkan tauladan tuntunan dan pengajaran dari orang tua sekaligus juga sebagai tempat berinteraksi serta belajar kemandirian dan belajar menyelesaikan permasalahan yang dihadapi sehingga keluarga berperan penting dalam menumbuhkan karakter baik bagi peserta didik selanjutnya untuk di sekolah itu guru yang berperan memupuk karakter baik tersebut. budi pekerti merupakan kesadaran peserta didik terkait kekuatan dirinya untuk mampu melakukan interaksi sosial dan memiliki tanggung jawab dalam memerdekakan dirinya dan orang lain kesadaran diri yang utuh. Sistem Among Ki Hadjar Dewantara merupakan metode yang sesuai untuk pendidikan karena merupakan metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh (care and dedication based on love). Pendidikan sistem Among bersendikan pada dua hal yaitu kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan dengan secepat-cepatnya dan kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidupkan dan menggerakkan kekuatan lahir dan batin anak hingga dapat hidup mandiri. Sistem Among sering dikaitkan dengan asas yang berbunyi:



FM-UAD-PBM-04-16/R1



Ing Ngarso Sung Tuladha yang memiliki arti Di depan guru harus memberikan teladan seluruh aspek kehidupannya. Hal ini, mencerminkan bahwa menjadi seorang guru harus bisa memberikan sebuah keteladanan dan menjadi teladan. Ing Madya Mangun Karsa Seorang guru harus bisa membangun semangat, motivasi, dan gairah hidup untuk menuju masa depan yang lebih baik. Hal ini menjelaskan bahwa menjadi seorang guru harus mampu memberikan dorongan serta motivasi bagi peserta didik untuk dapat mengembangkan kemampuan dan potensi dirinya.



Tut Wuri Handayani seorang harus dapat mengikuti dengan baik terhadap para murid yang telah menunjukkan sikap perilaku yang benar (baik,jujur,cerdas). Asas ini telah banyak dikenal oleh masyarakat daripada Sistem Among sendiri, karena banyak dari anggota masyarakat yang belum memahaminya. Sistem Among berasal dari bahasa Jawa yaitu mong atau momong, yang artinya mengasuh anak. Para guru atau dosen disebut pamong yang bertugas untuk mendidik dan mengajar anak sepanjang waktu dengan kasih sayang. Tujuan dari Sistem Among adalah membangun anak didik untuk menjadi manusia beriman dan bertaqwa, merdeka lahir dan batin, budi pekerti luhur, cerdas dan berketrampilan, serta sehat jasmani dan rokhani agar menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air serta manusia pada umumnya. Dalam pelaksanaan Sistem Among, setelah anak didik menguasai ilmu, mereka didorong untuk mampu memanfaatkannya dalam masyarakat, didorong oleh cipta, rasa, dan karsa. Sejalan dengan topik 3 Manusia Indonesia berarti identitas manusia yang menghayati nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia. Terdapat nilai kemanusiaan khas Indonesia, yakni nilai kebhinekatunggalikaan, nilai-nilai Pancasila dan religiusitas. Kebhinekatunggalikaan menjadi kekuatan bangsa Indonesia memaknai keberagaman sosio-kultural dan nilai-nilai luhur yang ada pada setiap daerah. Akar-akar budaya merajut keberagaman untuk memperkuat nilainilai kemanusiaan khas Indonesia. Dengan menggunakan metode fenomenologi atau eksistensial manusia Indonesia dikatakan sebagai identitas manusia yang memiliki nilai-nilai kemanusiaan khas Indonesia Hal ini terbentuk secara relasional dialogal dan historis terkait masa kini masa lampau dan masa depan kemanusiaan Indonesia ini mencakup nilai jiwa hasrat martabat sosial relasional Jenita dia lokalitas dan tradisi manusia dari waktu dan dari generasi ke generasi sehingga terdapat tiga hal yang menjadi nilai kemanusiaan khas Indonesia yang pertama nilai kebhinekatunggalikaan lalu nilai Pancasila dan nilai religiusitas.



Manusia Indonesia yang lahir hidup dan berkembang dengan penuh kebhinekatunggalikaan ini memiliki pengalaman berelasi berinteraksi dialog beraktivitas dan hidup di antara orang-orang yang penuh dengan keragaman di era global ini bagi orang Indonesia keragaman tersebut merupakan karakter atau ciri khas sejak zaman dahulu belum diakui sebagai negara. Keragaman yang ada di masyarakat Indonesia merupakan nilai khas dan menjadi identitas suatu bangsa Karena keragaman ini merupakan anugerah alami atau tanpa dirancang yang sudah ada dari sejak sebelum terbentuknya negara Indonesia artinya hal ini merupakan kekayaan bagi masyarakat yang kedua masyarakat dengan keberagaman dari berbagai hal ini memuat nilai-nilai dinamika kehidupan bersama dengan corak yang berbeda sehingga di dalamnya terkandung nilai kemanusiaan yang kaya dan layak digali serta dilestarikan dengan kata lain hal ini menjadi identitas bangsa dan budaya. Menurut koentjaraningrat budaya terdiri dari tiga wujud yang pertama merupakan ide gagasan nilai norma yang ada di masyarakat. wujud yang kedua yaitu aktivitas dan Pola tindakan di masyarakat yang ketiga adalah benda yang bernilai oleh aktivitas manusia atau disebut juga artefak wujud pertama ini berbentuk abstrak atau spiritual karena tidak kasat mata ide dan gagasan atau nilai juga mendorong pengaruh kehidupan aktivitas manusia secara kontinu sehingga membentuk kebiasaan tindakan atau aktivitas ini memperjuangkan nilai di masyarakat sehingga membentuk sistem sosial dan pola perilaku sehingga menghasilkan wujud fisik budaya atau artefak yang bernilai Luhur demikian sistem nilai sosial dan Hasil karya manusia yang bernilai Luhur ini merupakan suatu kesatuan yang tiga-tiganya merupakan wujud dari kebudayaan. koentjaraningrat menambahkan penjelasan terkait budaya juga terdapat 7 unsur penting yaitu bahasa kesenian religi teknologi pencaharian organisasi sosial dan sistem ilmu pengetahuan tujuh unsur kebudayaan tersebut ditemukan di setiap masyarakat. Bagi Mondin, budaya merupakan kesatuan dari empat pilar penting, yakni nilai-nilai, bahasa, adat-istiadat atau tradisi, dan teknik pengungkapan dalam perilaku manusia.



FM-UAD-PBM-04-16/R1



keberadaan manusia di Indonesia membutuhkan kondisi filosofi sebagai penegak identitasnya hal ini memuat cita-cita luhur bangsa jiwa bangsa perasaan sebagai bangsa dan nilai hidup berbangsa nah tujuan Pancasila disini untuk menjadi perekat dan menyatukan hidup bangsa di berbagai suku di Nusantara dengan nilai-nilai yang luhur Pancasila sebagai identitas bangsa dan sekaligus manusia Indonesia ini melingkupi masyarakat Indonesia yang berbhineka di kristalisasi dalam Pancasila karena Pancasila berisi jiwa bangsa Indonesia yang merupakan intisari dari nilai-nilai jiwa masyarakat dan semangat masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi nilai gotong royong. Terciptanya hidup harmonis dan damai menjadi tanggungjawab setiap pribadi dalam kebersamaan yang mempertebal rasa aman dan syukur setiap pribadi sebagai warga masyarakat. Sila-sila Pancasila memuat imperative etis untuk hidup bersatu, bertanggungjawab, bekerjasama, hidup adil dan bermusyawarah (bergotong-royong) untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap pribadi dan bersama dalam segala dimensinya. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup, keseimbangan dinamis antara hak dan kewajiban setiap warga perlu mendapatkan tempat untuk mewujudkannya. Lebih dari itu, dalam konteks pendidikan Indonesia, seperti yang ditegaskan oleh Ki Hajar Dewantara, pengenalan terhadap para siswa dan dialog edukatif untuk menumbuhkan karakter lebih dari sekedar mengembangkan kemampuan intelektual dalam semangat kompetisi individualism. Religiusitas juga menjadi ciri dari manusia Indonesia religiusitas merupakan aspek berupa putar hati dan kualitas manusia yang ditunjukkan dengan sikap atau kecenderungan hidup religiusitas ini merupakan hal dasar dan esensial dalam hidup manusia yang bersifat batiniah yang ada di dalam hati merupakan sebuah inti dari agama diumpamakan agama adalah bunga yang indah lalu religiusitas merupakan Sari yang terletak di dalam jantung bunga tersebut. agama merupakan model kehidupan yang ditandai dengan ikatan praktik kehidupan seperti doa ritual komunitas dan tindakan amal dengan demikian religiusitas dan agama merupakan dua model kehidupan yang menyatukan sisi jasmani dan rohani pada manusia ketika agama tidak didasari kualitas batin atau religiusitas maka akan sekedar kegiatan sosial politik tanpa fisik kemanusiaan yang utuh sementara religiusitas tanpa agama akan hanya menjadi gerakan yang tidak bisa dijamin kelestarian dan keberlanjutan nya. Salah satu ciri dari masyarakat Asia adalah kedalaman dan kekayaan religiusitas nya yang berpengaruh pada praktik kehidupannya hidup yang harmonis mementingkan komunitas dibandingkan kepentingan individu memiliki tradisi kepercayaan ritual religiusitas ini berpengaruh besar kepada masyarakat dan pendidikan terutama di daerah yang belum mengalami perkembangan modernisasi religiusitas juga berpengaruh terhadap kesejahteraan. agama-agama Indonesia juga menghayati terkait berziarah Banyak umat muslim yang di arah ke tanah suci Mekah begitupun umat Kristen yang ke tempat sucinya dan umat lain pun mengenal dengan tradisi ziarah berjalan merupakan kegiatan yang didorong gerakan batin dan pilihan dari dalam hati adanya kesadaran diri memperbarui hidup meninggalkan hal negatif menimba semangat baru dan membangun hidup di masa depan yang lebih baik hal ini merupakan lambang dari perjalanan manusia memahami jati dirinya relasinya dengan Tuhan dan keterbukaan mengalami bantuan dan bimbingan untuk lebih baik dan sejahtera. Religiusitas juga tumbuh Berdasarkan pengalaman relasi manusia dengan Allah alam duniawi dan melalui alam duniawi menumbuhkan sikap-sikap religius pemeluk agama apapun merupakan makhluk Tuhan yang hidup dan bertanggungjawab mengembangkan kualitas hidup bersama. agama menempatkan ziarah merupakan salah satu aspek spiritualitas yang penting mencerminkan sikap religius relasional dan dinamis Karena setiap manusia dianggap sebagai sejarah yang berasal dari sang pencipta dan menuju sang pencipta Diharapkan dengan adanya ziarah dari berbagai Penganut Agama ini membangun kehidupan bersama yang harmonis adil dan saling membantu untuk mencapai hidup yang bahagia dalam dialog juga dibangun kesadaran dan tanggung jawab mewujudkan keadilan bagi umat manusia. sikap religius ini menjadi jiwa dalam pengembangan visi kemanusiaan Indonesia Hal ini menjadi titik tolak dan titik temu dialog mencari jalan bersama mengembangkan hidup secara integral secara dinamis dan kontinu dalam keragaman budaya Indonesia Hal ini tentu menjadi dasar penataan bidang politik ekonomi pendidikan dan kebijakan publik. Pendidikan dalam konteks Indonesia terjadi dalam relasi kesalingan, bukan rivalitas. Pendidikan terjadi dalam kerjasama bukan saling mengalahkan dan mengungguli. Pendidikan merupakan ruang untuk menghargai pengalaman(relasional-dialogal subjekobjek), bukan sekedar mentransfer informasi, menolong yang lemah, bukan mengeksploitasi. Pendidikan dalam bingkai keindonesiaan merupakan penegasan kesederajatan martabat manusia Indonesia untuk mengikis dominasi mayoritas pada minoritas dan berbagai bentuk gerakan yang memecah persatuan bangsa. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multi budaya, bahasa, agama, keyakinan, etnis, suku, dan kearifan lokal, pendidikan mempunyai peran penting dalam melestarikan keragaman, menjaga kesatuan, memelihara keharmonisan, dan mengembangkan kualitas keindonesiaan. Pendidikan berperan penting untuk membangun paradigma berpikir, bersikap, dan berperilaku sebagai bangsa Indonesia. Dalam konteks keragaman Indonesia, pendidikan yang bercorak seragam bertentangan dengan konteks. Akan tetapi, Indonesia juga membutuhkan suatu pola umum yang bisa menyatukan. Dengan demikian, paradigma pendidikan itu sendiri yang mestinya menyatukan semuanya. Pendidikan tidak cukup hanya membantu untuk memahami keragaman. Pendidikan adalah proses untuk melestarikan keragaman, menemukan nilai-nilai yang menyatukan keragaman, dan melawan segala bentuk yang



FM-UAD-PBM-04-16/R1



merongrong kesatuan. Karenanya, pendidikan mesti menjadi praksis hidup bersama yang saling peduli, mengasihi, menghargai dan bukan saling mengalahkan dalam semangat kompetisi.



https://www.kompasiana.com/firliandini_ppgprajab1/63ab0d86a196e35bbc25cce3/pendidikan-yang-berpihak-danmemerdekakan-peserta-didik-abad-21?page=4&page_images=1