Uas Ppae - Diana Permata Sari [PDF]

  • Author / Uploaded
  • diana
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Nama



: Diana Permata Sari



NPM



: 22130611812



Mata Kuliah



: Prinsip Pengajaran dan Assesmen yang Efektif II UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) PRINSIP PENGAJARAN DAN ASSESMEN YANG EFEKTIF II



1. Jelaskan yang dimaksud dengan Culturally Responsive Teaching! (Skor 15) Jawab: Pendekatan Culturally Responsive Teaching atau yang biasa disingkat CRT merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menghendaki adanya persamaan hak setiap peserta didik untuk mendapatkan pengajaran tanpa membedakan latar belakang budaya peserta didik (Robo, Taher, & Asmin, 2021). Pendekatan Culturally Responsive Teaching ini menjadi suatu cara komprehensif untuk membekali guru dalam mengajar peserta didik di lingkungan yang berlatar belakang budaya yang berbeda-beda serta meningkatkan pemahaman dan keterampilan tanggap budaya seorang guru dalam setiap muatan pembelajaran mengupayakan terhadap lingkungan pembelajarannya. Pendekatan Culturally Responsive Teaching menempatkan peserta didik yang merasa dirinya berasal dari budaya minoritas punya kesamaan hak memperoleh kesempatan mengembangkan kemampuan diri. Melalui pendekatan pembelajaran CRT ini, peserta didik juga menjadi lebih memahami budayanya sendiri serta menghargai budaya orang lain. Pendekatan Culturally Responsive Teaching dapat terjadi apabila peserta didik memiliki rasa saling menghormati terhadap latar belakang dan keadaan tanpa memandang status individu dan kekuasaan. 2. Jelaskan yang dimaksud dengan Etnopedagogi! (Skor 15) Jawab: Etnopedagogi merupakan aktualisasi pembelajaran yang berorientasi pada penanaman nilai-nilai kearifan local. Berdasarkan analisis terhadap dimensi budaya dan pendidikan, Alwasilah et al. (2009) memandang Etnopedagogi sebagai praktik pendidikan berbasis kearifan lokal dalam berbagai ranah serta menekankan pengetahuan atau kearifan lokal sebagai sumber inovasi dan keterampilan yang dapat diberdayakan demi kesejahteraan masyarakat dimana kearifan lokal tersebut terkait dengan bagaimana pengetahuan dihasilkan, disimpan, diterapkan, dikelola dan diwariskan. Dalam hal ini, kearifan lokal memiliki ciri: 1) berdasarkan pengalaman; 2) teruji setelah digunakan berabad-abad; 3) dapat diadaptasikan dengan kultur kini; 4) padu dengan praktik keseharian masyarakat dan lembaga;



5) lazim dilakukan oleh individu maupun masyarakat; 6) bersifat dinamis; dan 7) sangat terkait dengan sistem kepercayaan (Oktaviani & Ratnasari, 2018) Panen & Sardiyo (2005) menegaskan bahwa pendidikan yang berbasis pada budaya lokal dapat menjadikan lingkungan serta suasana belajar yang lebih menarik serta menyenangkan, baik untuk guru maupun siswa, sehingga memungkinkan siswa dapat terlibat aktif dalam pembelajaran. Perubahan sosial budaya yang terjadi di seluruh lini kehidupan telah membawa dampak hilangnya nilai-nilai dan standard moral masyarakat sehingga memerlukan upaya yang lebih kongkrit untuk mereduksi sebelum terjadi alienasi nilai dan moralitas masyarakat Indonesia. Melalui etnopedagogi, harapannya hal tersebut dapat dicegah. Pembelajaran yang bermakna, bukan hanya menuntut pada penguasaan teori saja, namun perlu adanya pengimplementasiannya kedalam kehidupan. Agar mampu memberikan suatu pemahaman bagi siswa, maka perlu adanya dukungan berupa sumber pembelajaran yang tepat, selektif dan juga efektif (Suratno, 2018). 3. Jelaskan hubungan antara karakteristik materi dan konteks budaya peserta didik! (Skor 20) Jawab: Pembelajaran yang menggunakan pendekatan aspek budaya menjadi suatu pembelajaran yang bermakna dan konstektual, karena erat kaitannya dengan komunitas budaya dimana materi akan mudah dipelajari dan diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Didalam dunia pendidikan, karakteristik materi dapat diajarkan kepada peserta didik melalui konteks budaya yang lebih mudah dipahami secara eksistensi oleh peserta didik. Pembelajaran berbasis budaya dapat memicu terjadinya proses imajinatif, metaforik, berpikir kreatif, serta sadar akan pentingnya nilai-nilai budaya yang harus dilestarikan (Asri Budiningsi, 2005). Fungsi konteks budaya dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan formal memiliki tujuan untuk membentuk manusia yang dapat menunjukkan eksistensinya sebagai makhluk berbudaya yang mampu bersosialisasi dalam bermasyarakat dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, baik secara pribadi, kelompok, maupun masyarakat secara keseluruhan. Sebagai contoh: Dalam pengaplikasian materi perubahan lingkungan, guru dapat memudahkan pemahaman materi tersebut melalui budaya repong damar sebagai salah satu upaya untuk melestarikan hutan dan melindungi hutan agar tercipta keseimbangan lingkungan. Selain itu, guru dapat menggunakan tradisi ngumbai lawok untuk memberikan permasalahan lingkungan sebagai salah satu bentuk pencemaran yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan. Dengan menelisik menggunakan pendekatan budaya lokal terkait tradisi budaya lampung yang menyebabkan pencemaran dan tradisi budaya lampung dalam melakukan upaya keseimbangan lingkungan. Metode tersebut dapat memicu minat siswa



dalam belajar biologi dengan menggali potensi mengenai pemahaman awal yang sudah mereka dapatkan melalui lingkungan sekitar mereka 4. Buatlah Alur matriks salah satu budaya dengan konsep pelajaran tertentu! (Skor 25) Jawab: Berikut disajikan Alur matriks salah satu budaya dengan konsep pelajaran biologi materi perubahan lingkungan:



5. Buatlah perencanaan pembelajaran dengan Culturally Responsive Teaching! (Skor 25) Jawab: Disajikan pada file berbeda



DAFTAR RUJUKAN Oktaviani, I., & Ratnasari, Y. (2018). ETNOPEDAGOGI DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR MELALUI MEDIA BERBASIS KEARIFAN LOKAL. JURNAL REFLEKSI EDUKATIKA, 8(2). https://doi.org/10.33369/joall.v3i1.6538 Robo, R., Taher, T., & Asmin, L. (2021). Analisis Keterampilan Abad 21 Siswa dengan Pendekatan Culturally Responsive Teaching Terintegrasi Etnokimia. Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan, 7(8), 225–231. https://doi.org/10.5281/zenodo.5758767 Suratno, T. (2018). Memaknai Etnopedagogi Sebagai Landasan Pendidikan Guru. Proceedings of The 4th International Conference on Teacher Education; Join Conference UPI & UPSI Bandung Indonesia, (November), 515–530. https://naikpangkat.com/pendekatan-culturally-responsive-teaching-cara-mudah-kenali-latarbelakang-budaya-peserta-didik-yang-beragam/ https://naikpangkat.com/etnopedagogi-pengertian-dan-penerapannya-dalam-pembelajaran/2/