5 0 247 KB
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH ACARA VI UJI KETELITIAN HASIL INTERPRETASI
Dosen Pengampu : Aditya Saputra, S.Si, M.Sc, PhD Vidya Nahdhiyatul Fikriyah, S.Si., M.Sc Asisten : Abel Garibaldi Ismail Al Fauzi Novianto Farah Salsabila Muhammad Natsir Rahmat Dwi Waluyo
Rizky Putri Pramesty Rhojian Noor Siti Nur Aisah Yunan Akhmad Isnanto Yuni Fitriani
Disusun Oleh : Hammam Muhammad Amrullah E100200085 Senin 11-12
LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020
LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH ACARA VI UJI KETELITIAN HASIL INTERPRETASI I.
TUJUAN 1. Praktikan mampu melaksanakan kegiatan lapangan yang meliputi tahap persiapan, pelaksanaan lapangan, pasca lapangan. 2. Mampu melakukan interpretasi secara visual terhadap citra.
II.
ALAT DAN BAHAN 1. Laptop. 2. Citra SAS Planet. 3. Kertas Kalkir/Mika. 4. Spidol OHP. 5. Tabel Interpretasi Citra dan Tabel Ketelitian.
III.
DASAR TEORI Uji interpretasi merupakan salah satu metodologi yang terdapat pada penginderaan jauh yang ditujukan untuk mebandingkan hasil interpretasi pra lapangan dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, selain sebagai pembanding situasi antara dua kondisi yang berbeda, uji interpretasi digunakan untuk mengetahui adanya perubahan pada citra, dan untuk kegiata lapangan
terdapat
pembuktian
hasil
interpretasi
(check
field)
dan
pemutakhiran data (data updating). 1. Pembuktian Hasil Interpretasi (Check Field). Untuk membuktikan hasil interpretasi atau check field bisa dilakukan dengan membanding hasil interpretasi pra lapangan dengan hasil interpretasi lapangan. Pembuktian obyek biasanya tidak dilakukan terhadap semua obyek, namun hanya sebagian obyek yang mewakili. Seperti contoh obyek lahan pertanian.
2. Pemutakhiran Data (Data Up Dating). Pemutakhiran data merupakan penyesuaian terhadap obyek-obyek yang terekam oleh citra dengan obyek yang terdapat dilapangan. Salah satu contoh seperti peralihan lahan vegetasi menjadi lahan terbangun. 3. Analisis Digital Menggunakan SAS Planet. SAS planet merupakan salah satu alat bantu untuk memperoleh citra planet, dalam penggunaan SAS planet praktikan dimudahkan dengan adanya citra dengan segala kelengkapan yang ada, melakukan analisis menggunakan SAS planet sendiri memberikan kemudahan bagi praktikan dalam menganalisa obyek permukaan bumi.
IV.
LANGKAH KERJA 1. Pra Lapangan Virtual. A. Deliniasi setiap obyek pada citra sesuai kelompok dan diberi nomor urut untuk obyek yang sama. B. Membuat dan mengisi tabel interpretasi hasil deliniasi. 2. Survei Lapangan Virtual. A. Mengetahui lokasi yang diamati. B. Menentukan obyek-obyek yang diamati. C. Obyek-obyek yang terekam pada citra disesuaikan dengan keadaan lapangan atau melalui street view. D. Screenshot obyek yang disurvei pada street view secara keseluruhan yang mewakili citra. 3. Pasca Survei Lapangan Virtual. A. Menghitung akurasi data dari deliniasi dan validasi survey lapangan virtual. B. Menganalisa secara keseluruhan dari survei lapangan virtual.
V.
HASIL PRAKTIKUM 1. Citra SAS planet (TERLAMPIR). 2. Deliniasi pada kertas kalkir atau mika (TERLAMPIR). 3. Tabel interpretasi (TERLAMPIR). 4. Tabel akurasi obyek (TERLAMPIR). 5. Screenshot obyek pada street view (TERLAMPIR).
VI.
ANALISIS Deliniasi citra disini praktikan mendapati banyak sekali obyek pada citra Kelurahan Pedungan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Obyek citra meliputi rumah, kios, gudang, sawah (padi), sawah (kosong), kebun, tempat ibadah, kantor pemerintahan, sekolahan, dan industri, berdasarkan obyek yang ditemukan praktikan mencoba untuk mengambil sampel jumlah berdasarkan identifikasi menggunakan foto udara. Berikut adalah jumlah yang didapat oleh praktikan berdasarkan identifikasi menggunakan foto udara. Obyek rumah 43 buah, kios 11 buah, gudang 7 buah, sawah (padi) 64 buah, sawah (kosong) 18 buah, kebun 1 buah, tempat ibadah 1 buah. Tabel interpretasi citra, disini praktikan mendapati sifat-sifat obyek pada citra meliputi rona atau warna, tekstur, bentuk, ukuran, pola, bayangan, tinggi, situs, asosiasi, dan jumlah. Sifat interpretasi yang didapati pada tiap-tiap obyek pasti memiliki kesamaan dan perbedaan, berikut adalah interpretasi yang dimiliki pada tiap-tiap obyek pada citra. 1. Rona atau Warna
Rumah
: Jingga, Cokelat, dan Abu-abu.
Kios
: Jingga.
Gudang
: Abu-abu terang dan gelap.
Sawah (padi)
: Hijau.
Sawah (Kosong)
: Kuning.
Kebun
: Hijau.
Tempat Ibadah
: Jingga.
Kantor Pemerintahan
: Jingga.
Sekolah
: Jingga.
Industri
: Abu-abu gelap dan terang.
2. Tekstur
Rumah
: Kasar
Kios
: Kasar
Gudang
: Kasar
Sawah (Padi)
: Halus
Sawah (Kosong)
: Kasar
Kebun
: Halus
Tempat Ibadah
: Kasar
Kantor Pemerintahan
: Kasar
Sekolah
: Kasar
Industri
: Kasar
3. Bentuk
Rumah
: Persegi dan persegi panjang
Kios
: Persegi
Gudang
: Persegi panjang
Sawah (Padi)
: Petak persegi dan persegi panjang
Sawah (Kosong)
: Persegi panjang
Kebun
: Tidak beraturan
Tempat ibadah
: Persegi panjang
Kantor Pemerintahan
: Persegi
Sekolah
: Persegi panjang
Industri
: Persegi panjang
4. Ukuran
Rumah
: Kecil-kecil seperti rumah pada umumnya.
Kios
: Kecil seperti kios pada umumnya
Gudang
: Besar dan luas
Sawah (Padi)
: Luas
Sawah (kosong)
: Luas
Kebun
: Luas
Tempat Ibadah
: Ukuran relatif seperti tempat ibadah pada
umumnya
Kantor Pemerintahan
: Memanjang
Sekolahan
: Luas
Industri
: Luas
5. Pola
Rumah
: Teratur memanjang mengikuti alur jalan.
Kios
: Teratus mengikuti alur permukiman.
Gudang
: Teratur mengikuti alur jalan.
Sawah (Padi)
: Tidak beraturan
Sawah (Kosong)
: Tidak Beraturan
Kebun
: Meluas mengikuti pola permukiman
Tempat Ibadah
: Teratur mengikuti pola permukiman
Kantor Pemerintahan
: Teratur
Sekolah
: Teratur
Industri
: Teratur
6. Bayangan Pada unsur interpretasi bayangan praktikan melihat berdasarkan citra SAS planet, bayangan pada obyek seluruh terdapat di sisi utara dikarenakan adanya pancaran sinar matahari dari sisi bagian selatan yang membuat bayangan tersebut terlihat. 7. Situs
Rumah
: Situs memanjang di sepanjang tepi jalan
atau gang-gang yang terdapat di dalam area obyek.
Kios
: Situs mengikuti alur permukiman yang ada
pada area tersebut
Gudang
: Situs mengikuti alur permukiman, vegetasi,
dan jalan
Sawah (Padi)
: Situs meluas sesuai dengan area vegetasi
Sawah (Kosong)
: Adanya semak belukar
Kebun
: Terdapat tanaman perkebunan
Tempat Ibadah
: Mengikuti alur permukiman.
Kantor Pemerintah
: Mengikuti alur permukiman
Sekolahan
: Mengikuti Alur permukiman
Industri
: Mengikuti alur permukiman, vegetasi,dan
jalan raya 8. Asosiasi
Rumah
: Obyek pada citra berasosiasi dengan
obyek-obek disekitarnya yang memiliki jarak berdekatan.
Kios
: Obyek berasosiasi dengan permukiman,
tempat industri, dan vegetasi.
Gudang
: Obyek berasosiasi dengan permukiman dan
areal vegetasi.
Sawah (Padi)
: Obyek berasosiasi dengan permukiman dan
area industri
Sawah (Kosong)
: Obyek berasosiasi dengan area industri dan
permukiman.
Kebun
: Obyek berasosiasi dengan jalan raya dan
permukiman
Tempat Ibadah
: Obyek beasosiasi dengan jalan raya dan
permukiman
Kantor Pemerintah
: Obyek berasosiasi dengan permukiman dan
jalan raya
Sekolah
: Obyek berasosiasi dengan permukiman,
jalan raya, dan area vegetasi
Industri
: Obyek berasosiasi dengan
9. Jumlah
Rumah
: 143
Kios
: 11
Gudang
:7
Sawah (Padi)
: 64
Sawah (Kosong)
: 18
Kebun
:1
Tempat Ibadah
:1
Kantor Pemerintah
:1
Sekolah
:2
Industri
:7
Tabel akurasi obyek, disini praktikan mendapati adanya perbedaan jumlah obyek yang terdapat pada citra, setelah melihat obyek seluruh citra menggunakan menggunakan google earth dengan mode street view disini praktikan mendapati obyek yang justru berbeda dengan metode deliniasi, hal ini dikarenakan pengujian jumlah yang bersifat langsung membuat keakuratan daripada street view lebih baik daripada kita mengidentifikasi obyek melalui deliniasi, pada metode ini praktikan dimudahkan secara visual, penyajian citra dengan mode jalan membuat praktikan lebih mudah untuk mengetahui obyek yang sebenarnya ada pada citra. Validasi data interpretasi citra, praktikan mendapati jumlah obyek berdasarkan identifikasi menggunakan street view, pada obyek rumah didapati jumlah sebanyak 134 buah, kios 38, gudang 5, sawah (padi) 3, sawah (kosong) 5, kebun 1, tempat ibadah 3, kantor pemerintahan 1, sekolah 2, dan industri 2. Dan akurasi yang didapat oleh praktikan sebesar 76,07% yang bisa dikatakan bahwa akurasi yang didapat cukup baik. Berdasarkan metode yang sudah digunakan, kita dapat melihat bahwa ketelitian sangatlah penting dalam interpretasi, terlepas dari alat dan metode yang digunakan, ketelitian memiliki peran yang cukup penting, setelahnya baru alat dan metode yang menjadi jembatan bagi praktikan untuk melakukan interpretasi.
VII.
KESIMPULAN 1. Dalam interpretasi ketelitian merupakan salah satu ability yang wajib dimiliki oleh setiap praktikan. 2. Keakurasian yang didapat menunjukan angka yang cukup baik. 3. Faktor ketelitian menjadi masalah, pada adanya kesalahan interpretasi. 4. Dengan check field praktikan merasakan ke-efektifitas dalam interpretasi dikarenakan, metode ini menyajikan visual secara langsung, serta dapat mengetahui obyek yang sebenarnya ada dilapangan. 5. Dengan interpretasi praktikan dapat melihat data updating yang terjadi pada daerah yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA Awaluddin Zaenuri. 2011. Uji Interpretasi Citra Penginderaan Jauh. Diakses Sabtu, 12 Desember 2020. Diakses dari http://awaluddinzaenuri.blogspot.com/2011/04/uji-intepretasi-citraenginderaan-jauh.html