ULASAN BUKU CHANGE Rhenald Kasali, Ph. D. [PDF]

  • Author / Uploaded
  • hiih
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ULASAN BUKU CHANGE Rhenald Kasali, Ph. D. BAGIAN 1 : Filosofi, Sejarah dan Konsep Dasar Perubahan Bagian pertama, menjelaskan makna perubahan yang berarti adalah suatu hal yang pasti akan terjadi di dalam hidup, baik yang terjadi atas kehendak sendiri maupun bukan atas kehendak sendiri. Berubah merupakan siklus yang harusnya mampu dilewati agar dapat bertahan dan terus melanjutkan proses kehidupan selama di dunia ini. Karena dengan beradaptasi atau menyesuaikan diri dan mengikuti perubahan maka kita bisa bersaing dan mampu mengahadapi dunia luar. Perubahan itu seperti mengikuti kurva S yang tertidur yang artinya akan menghadapi pasang surut, tidak hanya makhluk hidup dan perusahaan tapi kehidupan negara dan bangsa juga mengikuti laju gerak kurva S. Perubahan itu justru seharusnya dilakukan ketika kita sedang berada di posisi puncak. Karena ketika pada masa itu kita merasa bahwa sedang dalam posisi terbaik dan lancar sampai lupa mawas diri. Oleh karena itu, menanamkan tradisi perubahan sejak dini memberikan keuntungan agar kita terbiasa dengan perubahan yang akan terjadi. Sejatinya, kita harus mengenali semua bentuk macam perubahan dengan baik agar dapat menerapkan strategi yang tepat dalam menghadapi berbagai macam perubahan yang terjadi. Di dalam perusahaan, khususnya, para manajer atau CEO menerapkan berbagai macam teknik dalam menghadapi perubahan. Salah satunya dengan menerapakan teori-teori dalam manajemen perubahan. BAGIAN 2 : Melihat dan Memercayai Perubahan Dimana ketika akan melakukan sebuah perubahan pemimpin harus mengajak untuk melihatnya. Seorang pemimpin diberikan mata dan hati oleh sang Pencipta untuk melihat apa yang belum dilihat atau diketahui oleh orang lain. Maka setelah pemimpin mengajak atau membantu orang lain untuk melihat , pemimpin harus menciptakan kontras dan melakukan konfrontasi untuk membuktikan pentingnya sebuah perubahan. Lalu mengajak orang untuk bergerak setelah seseorang atau sekelompok orang sudah bergerak, pemimpin juga harus mengajak untuk menyelesaikan perubahan tersebut. Seorang pemimpin yang besar akan memisahkan kelompok yang memerlukan bukti terlebih dahulu dan kelompok yang percaya akan adanya gerakan perubahan. Dimana pemimpin tersebut akan mengajak untuk melihat, membuat percaya dan memiliki komitmen untuk mengadopsi adanya perubahan. Pemimpin harus bisa merubah pandangan old belief menjadi new belief. Maka dari itu perlu adanya kontras agar dapat melihat dengan jelas perubahan. BAGIAN 3 : Memulai Perubahan Turnaround merupakan faktor penentu dari sebuah perubahan dari perusahaan yang mengalami kegagalan atau krisis likuidasi, Apabila turnaround berhasil maka keefektifan dan efisiensi akan tercapai untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan tersebut, Kemudian jangan pernah lupa pula ketika perusahaan ingin melakukan perubahan maka lakukanlah secara cepat dan tepat. lakukan dengan tujuan dan sasaran yang tepat. Menyelesaikan masalahnya secara cepat,



tepat, dan terencana sesuai dengan tindakan yang ia lakukan sejak awal, masalah tersebut akan dapat melatih perusahaan ataupun individu untuk mendapatkan jalan keluar ketika suatu perusahaan dihadapkan dengan permasalahan. Perubahan memang susah, namun bila ia dilakukan secara konsisten, kredibel, komunikasi dalam berbisnis, diikuti dengan pelatihan yang mendorongnya untuk mampu berubah serta mampu berkompetisi terhadap berbagai masalah maka ia akn terbiasa dengan apa yang akan dihadapinya dimasa yang akan datang. Karena perubahan ibaratkan sebuah perang, anda tidak akan pernah menang jika anda berdiam diri menunggu dengan comfort zone yang anda terapkan, namun anda akan menang apabila anda mampu melawan keegoan dan ketakutan anda pada saat melangkah dengan rasa percaya diri dan keberanian yang anda miliki. BAGIAN 4 : Mengubah Budaya Korporat Dalam membentuk budaya yang kaya nilai, penyatuan nilai harus mempresentasikan nilai pada masing-masing subkultur. Masing-masing anggota harus memiliki rasa memiliki dan budaya kaya nilai yang dibentuk harus kaya cerita agar menarik dan berkesan dan juga praktis untuk diaplikasikan ke elemen budaya seperti ritual atau seremoni dan harus orisinil. Kemudian dilakukan pross visioning. Tujuan proses visioning ini adalah menemukan nilai-nilai atau perilaku dari setiap subkultur untuk diterapkan di budaya baru. Kesimpulannya, budaya korporat harus dilakukan secara konseptual, konsisten, sistematis dan bertahap. Setelah terbentuk nilai atau budaya baru, yang harus dilakukan kemudian adalah memperkuatnya. Budaya disiplin diperlukan untuk meperkuat budaya baru tersebut. Ada 3 pilar yang membentuk budaya disiplin, yaitu discipline people, discipline action dan discipline thought. Proses pembentukan budaya baru harus dilandaskan pada kepemimpinan yang kuat, dukungan dari semua bawahan, lalu harus dikomunikasikan secara jelas dan ada komitmen pemimpin untuk terus menerapkan budaya baru yang sudah disepakati. BAGIAN 5 : Membuat Pesta Perubahan dan Mengelola Harapan Untuk merancang sebuah pesta dibutuhkan TOPI PESTA yang merupakan singkatan untuk menciptakan suasana pesta yang kita hendaki. Kedelapan elemen ini sama pentingnya satu sama lain sebab tanpa salah satunya ia tidak layak disebut pesta:tujuan, organizer, peralatan pesta, informasi, penghibur, suasana, tata tertib, artistik. Ada tujuh kunci utama untuk merangsang perubahan menurut Kouzes & Posner yakni terapkan standar yang jelas, standar yang sempurna, memberikan energi & perhatian, personalisasi penghargaan/pengakuan, merayakan keberhasilan bersama, memberikan cerita dan contoh. Kemudian ada hal yang dipersiapkan untuk menciptakan perubahan yakni menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat, menggunakan simbol-simbol perubahan, menggunakan pihak ketiga yang disukai dan hormati, memberikan pelatihan lintas sektoral, mengirim keluar, menemukan kehebatan bawahan, mengganti bagian-bagian tertentu, menumbuhkan kepercayaan, memberikan “ownership” perubahan pada mereka,serta enunjukkan bahwa perubahan menguntungkan semua pihak.



ULASAN BUKU FIRST THINGS FIRST Stephen R.Covey Arloji dan kompas sama-sama memiliki jarum yang menunjukkan sebuah patokan. Dimana ketika kita memegang arloji kita akan disibukkan dengan janji, aktivitas dan seberapa banyak kegiatan yang dapat kita lakukan dengan seefisien mungkin. Namun ketika kita memegang kompas kemana dan dimana pun kita jarum tersebut akan tetap menunjukkan arah utara hal ini bisa digambarkan sebagai panggilan hati dimana bukan lagi janji maupun seberapa banyak kegiatan yang telah dilakukan namun seseorang yang mencari kebahagiaan. Kedua hal tersebut yang akan menjadi pertimbangan dalam hidup seseorang apakah kita hanya melakukan hal-hal yang sebenarnya bersifat mendesak(urgen) atau melakukan sesuatu yang sebenarnya penting(important). Ketika kita telah memilih kompas kita akan mengarahkan hidup kita dengan apa yang selama ini kita cari yang menentukan kualitas hidup kita. Ketika akan berpindah dari arloji menuju kompas tidak semudah yang dibayangkan kita harus melalui proses pengorganisasian. Dimana membutuhkan lembar kerja mingguan yang menjadikan kita yang menguasai keadaan sehingga apa yang kita lakukan akan dikaitkan dengan kehidupan batin, menciptakan pernyataan misi yang berdasar pada prinsip, mengembangkan kemampuan pribadi untuk memahami dan mengarahkan hidup dengan prinsip yang menentukan kualitas hidup kita. Sering kita terlalu focus dengan aktifitas penting dan lupa membagi peranperan yang penting. ketika kita ingin mendapatkan sesuatu pasti tidak lupa juga kita mengorbankan yang lain. Sehingga bagaimana cara kita mencapai tujuan tersebut harus didasarkan pada perumusan tujuan yang kontekstuak dalam artian masuk diakal. Difikirkan melalui hati nurani, imajinasi dan melalui kesadaran diri sehingga apabila kita mencapai sesuatu jangan pernah kita lupakan tujuan utamanya seperti apa, dan fikirikan secara matang. Menyadari semua faktor itu pentng dalam mempengaruhi diri kita, kita perlu ingat bahwa salah satunya pada saat kita menentukan pilihan. Kita diberikan berbagai alternative pilihan namun kita hanya dapat melakukanya satu pilihan dengan cara apa kita mendapatkanya, dengan menggunakan anugerah bawaan manusiawi agar kita sadar keputusan itu tergerak dari hati nurani kita. Dengan berbagai faktor yang berksinambungan dan sosial yang membantu diri anda dengan prinsip-prinsip dengan tujuan yang anda pegang maka akan banyak hal yang anda dapatkan dari pengalaman hidup anda. Ketika ada beberapa hal yang sudah direncanakan, tetapi pada saat pelaksaan ada beberapa hal lagi yang mendesak rencana kegiatan awal, maka yang perlu dilakukan adalah meninjau kembali manakah kegiatan yang paling penting untuk dilakukan hari ini, lalu kegiatan mana yang bisa ditunda, kegiatan mana yang bisa di delegasikan ke orang lain dan juga kegiatan apa yang bisa dilepaskan atau tidak dilakukan hari ini. Masalah-masalah yang muncul pada hari ini perlu untuk ditinjau ulang mengapa itu terjadi dan apakah kegiatan tersebut perlu dilakukan sekarang, juga alasan melakukan kegiatan serta bagaimana tujuan atau sasaran akhirnya. Kedamaian bisa terkait dengan upaya untuk mendahulukan hal-hal yang utama dan ada di tengah-tengah kehidupan. Kedamaian bukan berarti segala sesuatu yang



diharapkan berjalan mulus. Kedamaian bisa tercapai apabila kita dinamis terhadap perubahan dan tidak frustasi menghadapinya. Dua penghalang bagi kedamaian adalah ketakutan dan kebanggaan. Diperlukan keberanian untuk mengalahkan ketakutan dan cara mengembangkannya adalah menetapkan tujuan dan juga menepati janji. Kerendahan hati bisa menjadi penawar kebanggaan, karena memahami bahwa diri sendiri itu terkait dengan orang lain. Titik balik dalam mencapai kedamaian adalah ketika kita memutuskan untuk hidup berdasarkan hati nurani. Pembuatan keputusan ini membuat kita lebih menyukai konsekuensi daripada takut kepadanya. Intinya kita harus bisa menginvestasikan waktu daripada memanfaatkannya. Dalam menginvestasikan waktu kita bisa meningkatkan waktu tersebut dan menjadi berkah bagi orang disekitar kita. Dalam kenyataan bahwasanya kualitas hidup kodratnya bersifat saling tergantung baik dari peran bahkan prestasi diri. Sebagai manusia, kita lebih baik bersama-sama daripada sedirian. Kerendahan hati muncul ketika kita menyadari bahwa “tak seorang pun merupakan pulau tersendiri”, bahwa tak seorang pun memiliki semua bakat, gagasan dan kemampuan untuk melakukan fungsi dari keseluruhan. Dengan bertumpu bahwa “waktu adalah kehidupan” kita cenderung memaksimalkan kepuasan dan menjadi rakus tanpa ada komitmen nyata serta pemahaman akan tujuan yang mendalam akhirnya kepuasan hanya bertahan sementara.Dengan bekerjasama, saling belajar satu sama lain dan saling membantu untuk tumbuh, setiap orang diuntungkan termasuk masyarakat secara keseluruhan.