Ulumul Qur'an Sejarah Dan Perkembanganya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ULUMUL QUR’AN SEJARAH DAN PERKEMBANGANNYA Makalah ini disusun guna memenuhi tugas kelompok Mata kuliah



: Ulumul Qur’an



Dosen Pengampu



: Abdul Basit,S.Th.I.,M.H.I



Disusun oleh: Kelompok 1 1. Sinta Olivia



NIM 1917301055



2. Adita Nur Fitrayani



NIM 1917301073



3. Wiwit Naelun Naza



NIM 1917301062



4. Nafi’udin Faiz Ashari NIM 1917301084



PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2019



KATA PENGANTAR Segala Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT karena atas Rahmat dan HidayahNya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul "Ulumul Qur’an,Sejarah dan Perkembangannya " dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ulumul Qur'an.



Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan maupun isinya oleh karena itu kritik dan saran sangat kami butuhkan untuk membangun demi kesempurnaan tugas yang akan datang.



Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah banyak memberi bantuan secara moral dan spiritual baik langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembacannya.



Purwokerto, 12 Februari 2020



Penulis



ii



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................ii DAFTAR ISI...........................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.............................................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ulumul Qur’an...........................................................................2 B. Ruang Lingkup Pembahasan dan Cabang Ulumul Qur’an..........................8 C. Signifikasi Ulumul Qur’an...........................................................................9 D. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Ulumul Qur’an..........................9 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan dan Saran................................................................................12 B. Daftar Pustaka............................................................................................13



iii



BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Betapa pun awamnya seorang muslim/muslimat, niscaya is tahu dan memang memang harus tahu bahwa sumber utama dan pertama ajaran agama yang dianutnya (Islam) ialah al-Qur’an al-Karim. Baru kemudian didikuti dengan al-Hadsits/al-Sunnah sebagai sumber penting kedua agama Islam. Beberapa hari menjelang wafatnya, Nabi Muhammad SAW berwasiat kepada umatnya supaya berpegang teguh dengan kedua sumber ajaran Islam tersebut (al-Qur’an dan al-Sunnah). Mempelajari buku-buku keagamaan yang lain semisal kalam, fiqih, dan khususnya hadits juga penting, tetapi betapa pun banyaknya bukubuku keagamaan dan keislaman yang tumbuh dan berkembang dewasa ini, semangat untuk mempelajari ilmu-ilmu al-Qur’an janganlah diabaikan. Inilah beberapa pokok pikiran yang menjadi dasar utama bagi penulis. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian Ulumul Qur’an 2. Bagaimana Ruang lingkup pembahasan dan cabang Ulumul Quran 3. Bagaimana Signifikansi Ulumul Quran 4. Bagaimana Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Quran C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui bagaimana pengertian Ulumul Qur’an 2. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup pembahasan dan cabang Ulumul Qur’an 3. Untuk mengetahui bagaimana Signifikansi Ulumul Qur’an 4. Untuk Mengetahui bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Ulumul Qur’an



1



BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Ulumul Quran Ulumul  Al Quran merupakan kata majemuk yang terdiri atas 2 kata 'ulum dan Alquran.Secara etimologis, kata ulumul jamak dari kata ilmu yang sinonim dengan kata Al fahmu (faham) dan kata makrifah (informasi atau pengetahuan). kata ilmu, menurut suatu pendapat, juga sinonim dengan kata Al jazzm(ketepatan). Kata ini kemudian berkembang dan merujuk pada aneka ragam istilah.1 Atau Ulum dan al-Qur'an. kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu yang merupakan bentuk masdar dari kata alima, ya'lamu yang berarti : mengetahui (Mahmud Yunus: 1990). Dalam kamus al-Muhit kata alima disinonimkan dengan kata arafa (mengetahui, mengenal). Dengan demikian, kata ilmu semakna dengan ma'rifah yang berarti "pengetahuan". Sedangkan ulum berarti sejumlah pengetahuan Adapun kata Qur'an, dari segi isytiqaqnya, terdapat beberapa perbedaan pandangan dari para ulama. Antara lain, sebagaimana yang diungkapkan oleh muhammad bin Muhammad Abu Syaibah (1992) dalam kitab Al-Madkhal Li Dirasah al-Qur'an al-Karim, sebagai berikut: 1. Qur'an adalah bentuk masdar dari qara'a, dengan demikian, kata Qur'an berarti "bacaan". Kemudian kata ini selanjutnya, sebagaimana bagi kitab suci yang diturunkan oleh Allh swt. Kepada nabi Muhammad saw, pendapat inididasarkan pada firman Allah: Artinya "apabila kami telah seesai membacanya maka ikutilah bacaannya. (QS. Al Qiyamah : 18). Antara lain yang berpendapatdemikian adalah al-Lihyan (w.215 H). 1



Muhammad 'Abd al-'Azhīm Ajal-'Irfān fi 'Ulum



al-Qur'an, Beirut: Dar al-Fikr, Tahqiq Maktab al-Buhus wa al-Dirāsāt, 1988M./1408H., I, 12. Lihat juga dalam Mannā' al-Qaffan. Mabākš fi 'Ulum al-Qur'an., t.tpt.1.15



2



2. Qur'an adalah kata sifat dari al-far'u yang bermakna al-jam'u (kumpulan). Selanjutnya digunakan sebagai nama bagi kitab suci yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw, alas an yang dikemukakan adalah karena Al Qur'anterdiri dari sekumpulans suruh dan ayat, memuat kisah-kisah, perintah dan larangan, dan juga karena Al-Qur'an Mengumpulkan intisari dari kitab kitab yang diturunkan sebelumnya. Pendapat ini, antara lain dikemukakan oleh al-Zujaj (w.311 H). 3. Kata al-Qur'an adalah ism alam, bahkan kata bentukkan dan sejak awal digunakan sebagai nama bagi kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad saw, pendapat ini diriwayatkan dari Imam Syafi'y (w.204 H). Menurut Abu Syahbah, dari ketiga pendapat di atas, yang paling tepat adalah pendapat yang pertama, yakni bahwa Al-Qur'an dari segi isytiqaqnya, adalah bentuk masdar dari kata qara'a. Sedangkan Al-Qur'an menurut istilah, antara lain, adalah: Firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah al-Nas. (Muhammad mendefinisikan



Abu



Syahbah:



Al-Qur'an



1992)



sebagai



M. :



Quraish



Shihab



"firman-firman



Allah



(1997) yang



disampaikan oleh malaikat jibril sesuai redaksinya kepada Nabi Muhammad saw, dan diterima oleh umat Islam secara tawatur. Maka dapat didefinisikan bahwa: Al-Qur'an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril a.s sesuai dengan redaksinya, yang memiliki kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fatihah sampai pada surah al-Nas, dan disampaikan secara mutawatir kepada umat Islam, dimana membacanya dinilai sebagai ibadah. Sementara itu, secara terminology ulum al-Quran didefinisikan oleh para pakar dibidang ini, dengan sangat beragam. Namun demikian, semua pengertian yang dimaksud tidak akan dikemukakan



3



dalam tulisan ini. Berikut ini dikemukakan dua pengertian ulum al-Qur'an, masing-masing dikemukakan oleh Manna al Qattan dan Muhammad Abd al-Azim al-Zarqani. Ulum al-Qur'an, menurut Manna' al-Qattan (1973) adalah:



"Ilmu



yang



mencakup



pembahasan-pembahasan



yang



berhubungan dengan Al-Qur'an, dari segi sebab turunnya, pengumpulan dan urutan-urutannya, pengetahuan tentang ayat-ayat makkiyyah dan madaniyyah, nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur'an.2 Sedangkan Al-Qur'an menurut istilah, antara lain, adalah: Firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, yang memiliki kemukjizatan lafal, membacanya bernilai ibadah, diriwayatkan secara mutawatir, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah al-Nas. (Muhammad Abu Syahbah: 1992) M. Quraish Shihab (1997) mendefinisikan Al-Qur'an sebagai : "firman-firman Allah yang disampaikan oleh malaikat jibril sesuai redaksinya kepada Nabi muhammad saw, dan diterima oleh umat Islam secara tawatur. Maka dapat didefinisikan bahwa: Al-Qur'an adalah firman Allah swt yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw melalui perantara malaikat Jibril a.s sesuai dengan redaksinya, yang memiliki kemukjizatan lafal, yang tertulis dalam mushaf, dimulai dari surah al-Fatihah sampai pada surah al-Nas, dan disampaikan secara mutawatir kepada umat Islam, dimana membacanya dinilai sebagai ibadah.3secara terminologis, ilmu, menurut az-Zarqāni, adalah hal-hal yang sudah diketahui ma'lumāt) yang dirumuskan dalam suatu disiplin, baik ma'lūmāt tersebut meliputi satu topik atau satu kesatuan tujuan (ghāych) yakni kelompok topik maupun



2



Wahyuddin dan M.Saifulloh,



Ulum Al Qur”an Sejarah dan Perkembangannya Jurnal Ulumul



Qur’an, 2002, Vol. III, No. 4: 20-35. Az-Zarqānī, Manāhil al-'Irfan fi 'Ulum al-Qur'an, I, 13-14



3



4



 Manna al-Qattan (1973) adalah: "Ilmu yang mencakup pembahasanpembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur'an, dari segi sebab turunnya, pengumpulan



dan



urutan-urutannya,



pengetahuan



tentang



ayat-ayat



makkiyyah dan madaniyyah, nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan Al-Qur'an.  al-Zarqaniy (tanpa tahu) memberikan definisi yang tidak jauh berbeda dengan al-Qattan, bahwa ulum al-Qur'an adalah: "Beberapa pembahasan yang berhubungan dengan Al-Qur'an dari segi turunnya, susunannya, pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, tafsirnya, kemukjizatan, naskh dan mansukhnya, penolakan dari hal-hal yang bisa menimbulkan keraguan terhadapnya, dan sebagainya"  az-zujaj (wafat 311 H) menerapkan bahwa Alquran merupakan isim sifat, yang se-wazan  dengan Fu 'lanun, diambil dari kata Qar'un, yang berarti Al jam'u4 dan adhammu . dinamai demikian karena di dalam Alquran terkumpul ayat-ayat, surah-surah, hukum-hukum, dan kisah-kisah, atau karena terhimpun inti kitab-kitab Allah yang terdahulu, atau karena terdapat aneka ragam ilmu.  Abu Musa Al Asy'ari (wafat 324H) berpendapat bahwa lafaz Alquran diambil dari kata Qarana yang berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain.



 Al farra' (wafat 207 H) memaparkan bahwa Alquran diambil dari kata qarain jamak dari kata qarinah karena ayat-ayatnya saling membenarkan antara satu dan yang lain.   Asy Syafi'i (wafat 204 H) mengemukakan bahwa kata Alquran bukan isim musytaq, tidak diambil dari kata apa pun, tetapi sebagai isim murtajal, yang 4



Az-Zarqānī, Manāhil al- Irfan fi 'Ulūm al-Qur'an, I, 14.



5



digunakan sebagai nama diri khusus bagi kala kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagaimana taurat dan Injil.5 Dengan demikian, yang dimaksud ulumul-Qur'an adalah sejumlah ilmu pengetahuan yang secara khusus membahas tentang Al-Qur'an dari berbagai aspeknya. Sehingga sangat sulit untuk menentukan berapa banyak cabang dari ilmu. Adapun cabang dari ulum al-Qur'an menurut T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy (1990), ada 17 diantaranya yg paling utama, antara lain: 1. Ilmu Mawathin al-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat turunnya ayat. 2. Ilmu Tawarikh al-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan masa turunnya ayat dan tertib turunnya. 3. Ilmu Asbab al-Nuzul, yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab yang melatar belakangi turunya ayat. 4. Ilmu Qiraat, yaitu yang menerangkan tentang macam-macam bacaan AlQur'an, mana yang sahih dan mana yang tidak sahih. 5. Ilmu al-Tajwid, yaitu ilmu tentang cara membaca Al-Qur'an, tempat memulai dan pemberhentiannya, dan lain-lain. 6. Ilmu Gharib al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang makna katakata (lafal) yang ganjil, yang tidak lazim digunakan dalam bahasa seharihari. 7. Ilmu i'rab al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang kedudukan suatu lafal dalam kalimat (ayat), begitu pula tentang harakatnya. 8. Ilmu Wujud wa al-Nazarir, yaitu ilmu yang menjelaskan tentang lafal-lafal dalam Al-Qur'an yang meiliki banyak arti, dan menerangkan makna yang dimaksud pada suatu tempat.



5



Baca dalam Mannā' al-Oattān. Mabahis fi 'Ulūm al-Qur'ān, 20 dan



Abdul Djalal H.A., Ulumul-Qur'an, Surabaya: Dunia Ilmu, Cet. 1120056



6



9. Ilmu Ma'rifah al-Muhkam wa al-Mutasyabih, yaitu ilmu yang membahas tentang ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-ayat yang dianggap mutasyibah. 10. Ilm Nasikh wa al-Mansukh, yaitu ilmu yang menerangkan tentang ayatayat yang dianggap mansukh oleh sebagian ulama 11. Ilmu Bada'i al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang keindahan susunan ayat-ayat Al-Qur'an, menerangkan aspek-aspek kesusasteraan AlQur'an, serta ketinggi balagahnya 12. Ilmu i'jaz al-Qur'an, yaitu ilmu yang secara khusu membahas tentang segisegi kemukjizatan Al-Qur'an 13. Ilmu Tanasub Ayat al-Quran, yaitu ilmu yang membahas tentang kesesuaian suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya. 14. Ilm Aqsam al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang arti dan tujuan sumpah Tuhan dalam Al-Qur'an. 15. Ilmu Amsal al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang perumpamaan perumpamaan yang terdapat dalam Al-Qur'an. 16. Ilmu Jidal al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk debatan yang dikemukakan dalam Al-Qur'an, yang ditujukan kepada segenap kaum musyrikin, dan lain-lain 17. Ilmu Adab Tilawah al-Qur'an, yaitu ilmu yang membahas segala aturan yang harus dipakai dan dilaksanakan dalam membaca Al-Qur'an. Adapun tokoh-tokoh yang berjasa dalam menyebarkan ulum al-Qur'an melalui periwayatan, adalah : 1. Khulafa al-Rasyidin, Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud, Zaid bin Tsabit, Ubai bin Ka'ab, Abu Musa al-Asya'ariy, dan Abdullah bin Zubair. Mereka itu dari golongan sahabatMujahid, Ata, Tkrimah, Qatadah, Hasan Basri, 2. Said bin Jubair, dan Zaid bin Aslam. Mereka golongan tabi'in di Madinah.



7



3. Malik bin Anas, dari golongan tabi'l tabi'in, beliau memperoleh ilmunya dari Zaid bin Aslam. Mereka inilah yang dianggap orang-orang yang meletakkan apa yang sekarng ini dikenal dengan ilmu tafsir, ilmu asbab al-Nuzul, ilmu nasikh dan mansukh, ilmu gharib al-Qur'an, dan lain-lain. (Al Zarqani: 30-31) B. Ruang lingkup pembahasan dan cabang ulumul Quran Para ulama berbeda pendapat mengenai ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur'an. Menurut Jumhur ulama,obyek pembahasan berkisar antara ilmu-ilmu bahasa arab dan ilmu ilmu pengetahuan agama islam 6,yakni ilmu yang membicarakan al-Qur'an sebagai kitab hidayah (pedoman hidup) dan I'jaz (mukizat)-nya. Sedangkan ilmu ilmu kauniyyah (ilmu kealaman) sebagaimana



diketengahkan



oleh



as-suyuti



yang



menyertakan



ilmu



pengetahuan umum ke dalam Ulumul Qur'an7. Menurut as-suyuti ada 80 macam ilmu.sementara Imam al-Bulqini menyebut 50 (lima puluh) macam ilmu ilmu al-Qur'an,kemudian menurut az-Zarkasyi ada 160 cabang, Bahkan Abu Bakar Ibnu Arabi menyatakan ada 77.450 macam8. Walaupun ulama pada umumnnya memasukkan ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab dan keagamaan (al-ulum ad-diniyyah) ke dalam ruang lingkup Ulumul Qur'an,tampakya perlu dipertimbangkan kembali ide asSuyuti yang menyertakan ilmu pengetahuan umum. Dengan demikian, apabila ulumul Qur'an dipahami sebagai ilmu ilmu yang dapat membantu untuk membaca Al-Qur'an dengan benar dapat menjelaskan maksud Al-Qur'an dan dapat mengungkap kebenaran al-Qur'an,maka cabang ilmu ini mencakup aneka ragam ilmu bahasa arab,ilmu ilmu agama, dan ilmu



6



10 Az-Zarqānī,Manāhil al-'Irfān fi 'Ulūm al-Qur'ān, I, 28.



7



Az-Zarqān,Manāhil al-Irfān fi 'Ulüm al-Qur'ān, I, 24.



8



18 Abdul Djalal H.A., Ulumul-Qur'an, 17-18.



8



ilmu umum sesuai dengan focus kajiannya atau ayat yang sedang ditafsirkan yang kemudian dapat membantu untuk mengungkapkan kebenaran Al-Qur'an. C. Signifikansi ulumul Quran Ada beberapa faedah dalam mempelajari ulumul Quran diantaranya adalah sebagai berikut : 1.



Untuk mengetahui hal ihwal Alquran sejak turunnya hingga



sekaran. 2.



untuk



dapat



membaca



al-quran



secara



benar



dan



dapat



dipertanggungjawabkan, misalnya dengan ilmu tajwid dan ilmu qira'ah  3.



untuk memahami kandungan Alquran dan mengungkapkan hikmah



yang terkandung didalamnya. 4.



untuk dijadikan senjata dalam menghadapi kalangan yang salah



paham dan atau tidak simpatik terhadap Alquran. D. Sejarah perkembangan ulumul Quran  1)



Abad ke-1 dan ke-2 Hijriyah



Khalifah Umar memperluas daerah kekuasaan Islam keluar Arab banyak orang non Arab yang tentunya tidak bisa berbahasa Arab, masuk Islam pada titik inilah,Awal terjadinya percampuran bangsa dan akulturasi budaya. Kemudian pada masa Khalifah Usman bin Affan terjadi perselisihan antara kaum muslimin tentang bacaan Alquran. Hal ini mendorong sang khalifah untukmengkodifikasikan ayat-ayat yang telah dikumpulkan pada masa Abu bakar untuk dijadikan satu mushaf, yang kemudian populer dengan nama mushaf  Utsmani. 2)



Abad ke-3 dan ke-4 hijriah



pada abad ketiga ini selain menyusun tafsir dan Ilmu tafsir pada ulama juga mulai menulis beberapa Ilmu Alquran lain. Diantaranya contohnya adalah: a.



Ali bin Al madini (wafat 224 H) menyusun mengenai asbab an



Nuzul



9



b.



Abu ubaid al-qasim bin Salam (wafat 224 H) menulis tentang



nasikh wa al mansukh yang mengenai qira'at. 1.



Abad ke-5 dan ke-6 Hijriyah



di mana ulama yang berjasa dalam pengembangan dan ulumul Quran pada abad ini adalah : a.



Ali bin Ibrahim bin Said Al khufi (wafat 430 H) selain menyusun



ilmu i'rab Alquran, dia juga menyusun kitab Al Burhan Fi ulum Al Quran9. b.



Abu Amr Ad - Dani (wafat 444 H) menyusun kitab at Taisir fi



qira'ah dan kitab Al muhkam an Nuqat. 3)



Abad ke-7 dan ke-8 Hijriyah



Pada abad ini mulai ditulis Ilmu Majāz al-Qur'ān dan Ilmu Qirā'at. Di antara ulama yang menaruh perhatian besar terhadap ulumul Qur'an adalah: a.



Ibnu 'Abd as-Salam yang terkenal dengan nama al-'Izz (wafat 660



H.) sebagai pelopor penulisan Majāz al-Qur'an dalam satu kitab. b.



'Alam ad-Din as-Sakhāwi (wafat 643H.) menghasilkan Ilmu



Qirā'at dalam kitabnya Jamāl al-Qurrā Wa-Kamāl al-Iqrā. c.



Abu Syāmah (wafat 655 H.) menyusun kitab al-Mursyid al Wajiz



fimā Yata'allaqu bi al-Qur'ān. 4)



Abad Kesembilan dan Kesepuluh Hijriah



Pada masa ini perkembangan Ulumul Qur'an dapat dikatakanmencapai kesempurnaannya. Di antara ulama yang konsern terhadap Ulumul Qur'an pada masa ini ialah:



9



Kitab ini selain menafsirkan al-Qur'an seluruhnya, juga menerangkan



Ilmu-ilmu al-Qur'an yang ada hubungannya dengan ayat-ayat al-Qur'an yang ditafsirkan. Ilmu-ilmu al-Qur'ān dalam tulisan ini tidak tersusun secara sistematis, melainkan diuraikan secara terpencar-pencar, tidak terkumpul dalam bab-bab, sesuai dengan ayat yang sedang dibahas. Kitab ini merupakan karya ilmiah yang besar dari seorang ulama yang telah merintis penulisan kitab Ulumul Quran yang agak lengkap.



10



a.



Jalal ad-Dīn al-Bulqinī (wafat 824 H.) menyusun kitab Mawāqi'



al-'Ulum minan-Nujūm yang memuat 50macam ilmu-ilmu al-Qur'an sehingga disebut oleh as-Suyūtīsebagai pelopor penyusunan Ulumul Qur'an yang lengkap. b.



Muhammad bin Sulaimān al-Kafiyaji (wafat 879 H.) menuliskitab,



at-Taysir fi Qawa'id at-Tafsir. c.



As-Suyūtī (wafat 911 H.) dengan karyanya at-Tahbir fi 'Ulumat-



Tafsir (w.872 H.) yang memuat 102 macam ilmu-ilmu al Qur'an. Setelah itu, as-Suyūtī menulis karya lainnya, yakni al-Itqan fi Ulum al-Qur'ān (dalam 2 juz) yang membahas 80 macam ilmu al-Qur'an secara sisternatis dan padat. 5)



Abad Ketiga Belas dan Keempat Belas Hijriah



Ketika memasuki abad ini, perhatian ulama untuk membahas al-Qur'an dari aneka sisinya bangkit kembali. Di antaranya adalah sebagai berikut: a.



Tāhir al-Jazāiri dengan kitabnya at-Tibyān fi'Ulum al-Qur'an (1335



H.). b.



Muhammad Jamāl ad-Dīn al-Qāsimi (wafat 1332 H.) dengan



tulisannya Mahāsin at-Ta wil. c.



Muhammad 'Abd al-Azhīm al-Zarqāni mengarang Manāhil



al-'Irfan ſi 'Ulum al-Qur'an (2 jilid). Adapun dari kalangan intelektual Indonesia yang turut sertamenulis tentang Ulumul Qur'an di antaranya adalah sebagai berikut: a.



T. M. Hasbi Ash Shiddieqy dengan karyanya Ilmu-Ilmu al-Qur 'an



dan Pengantar Ilmu Tafsir. b.



Abu Bakar Aceh dengan bukunya Sejarah al-Qur'an/Tafsir.



c.



Qurais Shihab dengan tulisannya Membumikan Al-Quran.



d.



Rif'at Syauqi Nawawi dan Ali Hasan menulis Pengantar Ilmu



Tafsir. e.



Masjfuk Zuhdi dengan karyanya Pengantar Ulum al-Qur'an



Demikianlah sekilas tentang sejarah perkembangan Ulumul Qur'an mulai abad pertama sampai dengan keempat belas Hijriah dan saat sekarang.



11



Perkembangan Ulumul Quran dimulai menjadi beberapa fase di mana tiaptiap fase menjadi dasar bagi perkembangan menuju fase selanjutnya, hingga Ulumul Quran menjadi sebuah ilmu khusus yang dipelajari dan  dibahas secara khusus pula.



BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan Ulumul-Qur'an adalah sejumlah ilmu pengetahuan yang secara khusus membahas tentang Al-Qur'an dari berbagai aspeknya. Sehingga sangat sulit untuk menentukan berapa banyak cabang dari ilmu. Para ulama berbeda pendapat mengenai ruang lingkup pembahasan Ulumul Qur'an. Menurut Jumhur ulama,obyek pembahasan berkisar antara ilmu-ilmu bahasa arab dan ilmu ilmu pengetahuan agama islam10,yakni ilmu yang membicarakan alQur'an sebagai kitab hidayah (pedoman hidup) dan I'jaz (mukizat)-nya. 2. Saran Makalah yang kami susun semoga dapat membantu pembaca memahami tentang sejarah pancasila yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari semuanya jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekliruan baik bahasa maupun pemahaman. Karena tiada sesuatu yang sempurna yang bias manusia ciptakan



10



10 Az-Zarqānī,Manāhil al-'Irfān fi 'Ulūm al-Qur'ān, I, 28.



12



Daftar Pustaka Abdul Wahid, Ramli, 1974‘Ulum al-Qur’an, Cet II; Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Abu Syahbah, Muhammad ibn Muhammad, 1992/1412 H. al-Madkhal li Dirasah al-Qur’an al-Karim, Beirut: Dar al-Jil. Amin, Ahmad, 1975, Fajar al-Islam, Cet.XI; Beirut: Dara al-Kutub. Berbagai Pembacaan Al-Qur’an, (Seri INIS: no. 29;Jakarta:INIS). Ibnu Khaldon, Muqaddinmah Ibnu Khaldun, Jilid I, t.tp: Dar al-Bayan t.th. Al-Qattan, Manna’1973, Mabahis fiy Ulum al-Qur’an, Beirut: alMuttahidah li al-Tawzi. Al-Saboniy, Muhammad Ali, 1987, al-Tibyan Fiy Ulum al-Qur’an, diterjemahkan oleh Moch. Chudlori Umar dan Moh. Matsna, Pengantar Studi Al-Qur’an, Bandung: al-Ma’arif. Ash-Shiddieqy, 1980, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al-Qur’anTafsir, Cet. VIII: Jakarta : Bulan Bintang, Shibab, Quraish, 1996, Wawasan Al-Qur’an: tafsir Maudhu’I atas berbagai Persoalan Umat, Bandung: Mizan. Al-Zarqaniy, Muhammad Abd al-Azim, t.th, Manahil Irfan fiy Ulum alQur’an, Juz I, Mesir Isra al-Babiy al-Halaby.



13