Upaya Mengatasi Tawuran Pelajar [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Upaya Mengatasi Tawuran Pelajar A. Latar Belakang Tawuran antar pelajar berbeda dengan perkelahian satu lawan satu. Pada perkelahian satu lawan satu akibat yang ditimbulkan tidak terlalu luas dan bersifat individual. Tawuran antar pelajar merupakan gejala krisis moral karena tindakannya berlawanan dengan norma agama dan norma sosial. Disini terlihat hilangnya rasa persaudaraan sesama pelajar satu bangsa. Seharusnya pelajar sebagai kelompok intelektual merasa sebagai satu kekuatan , memiliki rasa kekompakan yang tinggi seperti pada tahun 1966 adanya berbagai organisasi kepemudaan yang ikut berjuang menegakkan Pancasila di bumi Indonesia tercinta. Tawuran pelajar dipicu oleh hal-hal sepele dan tidak penting yang kemudian menjadi konflik antar sekolah hanya karena rasa solidaritas kelompok.Tawuran merupakan perilaku menyimpang karena bersifat merusak , menyakiti orang lain, menganiaya , mengakibatkan cacat permanen bahkan membunuh. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana dinamika tawuran antar pelajar saat ini? 2. Bagaimana hubungan kondisi moral pelajar pada era globalisasi sehingga tawuran antar pelajar dapat terjadi? 3. Bagaimana cara mengatasi tawuran antar pelajar?



C. PEMBAHASAN MASALAH A. Dinamika Tawuran Antar Pelajar Tawuran antar pelajar adalah kejahatan yangbiasanya terjadi di kotakota besar. Mereka (pelajar) bergerombol atau berkumpul di tempattempat keramaian. Di tempat-tempat keramaian mencari lawanlawannya. Tetapi tak jarang sasaran mereka justru pelajar sekolah yang tidak pernah ada masalah dengan sekolah mereka. Dengan berpura-pura menanyakan nama seseorang yang mereka cari, dengan beraninya merampas atau meminta uang dengan paksa kepada pelajar yang mereka temui. Dengan berbekal senjata tajam, gier, rantai, dan



alat pemukul mereka siap mencari sasaran dan melakukan tindak kekerasan. Para pelajar ini menurunkan kebiasaan buruknya kepada adik-adik kelasnya, sementara mereka sudah naik satu jentang menjadi mahasiswa. Dengan berbekal pengalaman tawuran ini, jadilah mahasiswa yang memiliki bibit-bibit kekerasan. Dengan perkembangan aktifitas kampus, maka mereka kerap mendompleng nama reformasi untuk bisa berbuat tindak kekerasan dan memicu konflik dengan aparat keamanan. Seperti yang terjadi akhir-akhir ini, mahasiswa tawuran bukan saja antar kampus teteapi terjadi di dalam kampus. Ini bisa terjadi karena kebiasaan buruk mereka sebelum menjadi mahasiswa. Bibit-bibit kekerasan sudah tertanam begitu dalam sebelum mereka melangkah ke jenjang mahasiswa. B. Arus Globalisasi Arus globalisasi yang berkembang pesat akhir-akhir ini terutama di Indonesia, telah memberikan banyak perubahan kepada kehidupan masyarakat. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses penyebaran unsure-unsur baru khususnya yang menyangkut informasi secara mendunis melalui media cetak/elektronik. Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang juga menjadi penyebab infiltrasi budaya tidak terbendung. Budaya-budaya sedemikian cepat dan mudaah saling bertukar tempat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Termasuk budaya hidup barat yang yang liberal dan bebas memasuki budaya ketimuran yang lebih teratur dan terpelihara oleh nilai-nilai agama. Dampak negative yang terlihat miris adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan sejumlah permasalahan kompleks yang melanda negeri ini akibat moral. Dapat dicontohkan mulai dari hal kecil seperti anakanak yang membolos pada jam pelajaran. Selain itu terdapat pula tindakan-tindakan kriminal yang setiap hari dapat kita lihat. Hal ini membuktikan bahwa krisis moral telah dan sedang melanda bangsa ini.



Pelajar pada era globalisasi ini seperti kehilangan arah dan tujuan. Mereka terjebak pada lingkaran dampak globalisasi yang lebih mengedepankan corak hedonisme dan apatisme. Generasi muda saat ini juga bersifat anarkisme dalam menyuarakan suara masyarakat yang menganggap generasi muda saat ini disibukkan dengan tawuran dan bentrokan. Krisis moral terjadi karena sekarang ini mulai luntur dan tidak lagi diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat. Merajalelanya tawuran pelajar akhir-akhir ini merupakan akibat dari lemahnya kondisi moral generasi muda. Maraknya tingkah laku agresif dibeberapa daerah akhir-akhir ini telah merambah dikalangan para pelajar. Tawuran pelajar antar sekolah merupakan jenis kenakalan remaja (juvenille deliquency) yang menjadi tradisi siswa di sekolah tersebut. C. Upaya Mengatasi Tawuran Antar Pelajar Hal-hal yang dapatdilakukanuntukmengatasaitawuranantarpelajar yang sudahmengakar, tentudibutuhkanusahakeras.Banyakusulan yang dilontarkanuntukmengurangitawuranantarpelajar.Beberapadiantaranyame mindahkansekolahmemotonggenerasi di sekolahataumemotongmatarantaitradisitawuran. Salah satuupayamengurangitawuran yang jugadilakukanmemindahkanletaksekolahkarenadidugalingkungansekolah yang ramaiditengahkotamengakibatkantekanan mental beratbagisiswa. Cara mengatasitawuran, sekolahjugamelakukandengancara : a. Memberikanpendidikan moral untukparapelajar. b. Menghadirkanseorang figure yang baikuntukdicontoholehparapelajar. Sepertihadirnyaseorangguru ,orangtua , dantemansebaya yang dapatmengarahkanparapelajaruntukselalubersikapbaik. c. Memberikanperhatian yang lebihuntukpararemajauntukbaikdilingkungansekolahuntukmelakukank egiatan-kegiatan yang bermanfaatdiwaktuluangnya. A. KESIMPULAN



Pada setiap tawuran pasti ada seorang profokator yang menghasut para pengikutnya untuk membantunya menyerang sekelompok pelajar dari sekolah lain. Para profokator tawuran ialah seorang siswa yang penuh dendam.Ada beberapa julukan bagi para tawuran seperti pentolong dan gembel. Para pelajar yang umumnya masih berusia remaja memiliki kecenderungan untuk melakukan hal-hal diluar dugaan yang mana kemungkinan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain, maka inilah peran orang tua dituntut untuk dapat mengarahkan dan mengingatkan anaknya jika sang anak tiba-tiba melakukan kesalahan. Keteladanan seorang guru juga tidak dapat dilepaskan. Guru sebagai pendidik bisa dijadikan struktur dalam pendidikan kepribadian para siswa menjadi insan yang lebih baik. Begitupun dalam mencari teman sepermainan, sang anak haruslah diberikan pengarahan dari orang dewasa agar mampu memilih teman yang baik. Masyarakat sekitarpun harus bisa membantu para remaja dalam mengembangkan potensinya dengan cara mengakui keberadaannya. B. SARAN Sebagai penerus bangsa sebaiknya para pelajar mengisi waktunya dengan kegiatan yang bermanfaat, jangan hanya berkelahi/tawuran antar pelajar, sebab Negara Indonesia ini kedepan akan dipimpin oleh generaasi pelajar yang sekarang.