USTEK Survey Jalan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAB.I – PENDAHULUAN



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



BAB.I – PENDAHULUAN



1.1. LATAR BELAKANG Prasarana jalan nasional mempunyai peran yang sangat penting dalam transportasi nasional,sekitar 92% angkutan penumpang dan 90% angkutan barang di Indonesia menggunakan jalan.Hal ini menyebabkan pengelolaan jalan merupakan aspek yang sangat strategis dan setiap keputusan dalam pengelolaan jalan harus didasarkan pada data yang akurat dan reliable. Data merupakan basis utama dalam menentukan suatu kebijakan, dalam menentukan kebijakan penanganan jalan diperlukan suatu basis data kondisi jalan. Jenis basis data kondisi jalan bergantung pada maksud kebijakan yang akan ditentukan. Tingkatan akurasi dari data yang dikumpulkan bervariasi tergantung pada tingkat hierarki keputusan yang akan dibuat dan sistem yang dipakai untuk membuat keputusan dalam konteks penanganan jalan.



1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Untuk menyediakan data kondisi jalan, jembatan dan lereng untuk program penanganan jalan.



1.3. SASARAN Sasaran dari kegiatan ini adalah : 1) Mempersiapkan sumber daya manusia, alat dan bahan pemeriksaan, termasuk didalamnya K3L dan kalibrasi alat 2) Menyusun rencana kerja pelaksanaan survei, 3) Melakukan Survei Pendahuluan, 4) Melaksanakan Survei Kondisi Jalan, Jembatan dan Lereng. 5) Melaksanakan pengolahan data kondisi jalan, lereng, dan jembatan. 6) Melaksanakan seluruh prosedur yang terdapat dalam manajemen mutu pengumpulan data. 7) Survei yang akan harus diselesaikan antara lain: a. Survei Kapasitas Struktur Perkerasan; b. Survei IRI; c. Survei Jembatan; d. Survei Lalulintas; e. Survey Kondisi Lereng; PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-1



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 8) Pada bulan November - Desember, Konsultan diharapkan mengklarifikasi scenario workplan hasil dari IRMS dan RAMS. 9) Mengunggah data mentah dan data yang telah divalidasi dan diverfikasi. 10) Melaporkan kegiatan pelaksanaan pengumpulan data kondisi jalan, lereng, dan jembatan.



1.4. LINGKUP KEGIATAN Lingkup kegiatan pengumpulan data: 1.4.1. Survei linkdesc, titik referensi dan Survei Ketidakrataan Jalan (IRI) Survei linkdesc dan titik referensi dilaksanakan setidaknya 5 tahun sekali. Akan tetapi,dikarenakan dengan adanya kebijakan survei dilaksanakan sesuai dengan panjang lapangan di tahun 2020, maka perlu dilakukan survei linkdesc dan titik referensi di Tahun 2020. Jumlah ruas yang disurvei sebanyak 95 ruas Sulawesi Tenggara. Survei linkdesc merekam informasi panjang jalan baik panjang datar ataupun miring serta pengenal awal dan akhir ruas juga koordinatnya. Dalam pelaksanaan survei linkdesc, akan dilakukan pemasangan patok penanda setiap 10 Km serta awal dan akhir ruas. Survei DRP adalah merekam koordinat per 100-meter secara aktual/panjang miring dan event pengenal sepanjang ruas tersebut seperti: awal, akhir ruas, persimpangan tidak sebidang, jembatan, patok Km, Tugu dll. Data Panjang dan GPS per 100-meter dari survei ini akan menjadi acuan bagi survei lainnya dalam proses pengolahan data. Atribut Metoda



Acuan. Pelaksanaan



Survey Permen PU 17 Tahun 2017.



Linkdesc Cara Pengujian



Pedoman Pelaksanaan Suevey Data Titik Referensi Jalan.



Interval Data



Per Ruas Jalan.



Arah Pengukuran



2 Arah Lalu Lintas



Satuan



M / Km



Alat



Manual (dibicarakan dengan Pusjatan)



Pengukuran nilai IRI dilakukan untuk setiap ruas jalan sebanyak 1 kali setiap lajur. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam GEODATABASE BINA MARGA pada bulan Nopember 2019. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-2



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Pengukuran nilai IRI dilakukan untuk setiap lajur ruas jalan sebanyak 1 kali panjang lajur jalan yang akan disurvei adalah berdasarkan hasil Survei linkdesc dan titik referensi. Atribut



Acuan.



Metoda Pengolahan IRI



ASTM E 1926 - 08



Metoda Pengolahan IRI



RSNI 03 – 3426 – 2017 : Cara Uji Survey



Cara Pengujian



Ketidakrataan Permukaan Perkerasan Jalan dengan Alat Tipe Respon. untuk Jalan Unpaved menggunakan MDP 2017 pada lampiran Q – 5.



Interval Data



Per 100 lajur



Satuan



M / km



Alat



Profilometer class III tipe responsif dengan menggunakan



accelerometer



dilengkapi



Distance Measuring Instruments (DMI), GPS dan Kamera ber – GPS.



Untuk jalan yang masih dalam tahap konstruksi, selama masih dapat dilalui maka tetap dilakukan survei namun diberikan tanda/event bahwa dilokasi sedang ada perbaikan. Survei linkdesc, titik referensi dan Survei Ketidakrataan Jalan (IRI) dan Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan dilakukan pada seluruh ruas jalan nasional di lingkungan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Sebanyak 95 ruas, dengan rincian seperti pada tabel berikut ini:



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-3



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-4



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-5



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 1.4.2. Survei Survei Inventarisasi dan Kondisi Jalan Pengukuran kondisi jalan dilakukan untuk setiap ruas jalan dan dilakukan 1 kali.Pengukuran dilakukan mulai bulan Septembar - Oktober. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam GEODATABASE BINA MARGA pada awal bulan November. Pengukuran dilakukan untuk setiap lajur ruas jalan sebanyak 1 kali, panjang lajur jalan yang akan disurvei adalah hasil Survei linkdesc dan titik referensi. Dengan Video Imaging Atribut data yang dikumpulkan pada survei ini: a. Retak: Luas area, jenis, dan lebar. b. Lubang: Jumlah, luas area, dan kedalaman. c. Alur: Kedalaman(Menggunakan Laser) d. Drainase: Kondisi (Ada/Tidak). e. Badan Jalan : Tipe(Aspal/Rigid/Un-Paved) f. Bahu: Kondisi (Baik, Sedang, Rusak), Lebar, Tipe (Penutup, Tanpa Penutup), identifikasi Beda tinggi (Visual) Atribut data yang dikumpulkan pada survei ini: INVENTARISASI JALAN  Tipe jalan  Tipe perkerasan  Lebar perkerasan (m)  Lebar bahu (m)  Lebar saluran samping (m)  Tata guna lahan : perkotaan/rural  Alinyemen : Data RAW GPS yang ada KONDISI JALAN :



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-6



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Perkerasan tanpa penutup : Kondisi baik / sedang / rusak ringan / rusak berat (sesuai MDP) Kondisi Bahu : Ada / Tidak ada / Baik / Sedang / Rusak Identifikasi beda tinggi bahu dan perkerasan Kondisi Saluran samping : Ada/Tidak ada



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-7



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 1.4.3. Survei Kapasitas Struktur Perkerasan (lendutan) Pengukuran lendutan hanya dilakukan pada ruas yang telah ditentukan (20% dari total lajur) dan dilaksanakan hanya 1 kali. Periode pengambilan data yaitu antara Bulan September – November 2019 Data yang sudah valid harus masuk ke dalam GEODATABASE BINA MARGA pada bulan Nopember. Pengukuran lendutan harus diambil dengan alat Pengukur Lendutan berdasarkan pedoman yang berlaku. Alat akan disediakan dilaksanakan untuk seluruh ruas jalan Nasional dengan interval 500 m perlajur. Pelaksanaan survei lendutan ini mengacu pada pedoman survei lendutan yang terdapat dalam lampiran KAK ini. Atribut



Acuan.



Metoda Perhitungan Lendutan



ASTM D4695 - 03



Cara Pengujian



Berdasarkan Pedoman yang berlaku



Interval Data



Per 500 m lajur



Arah Pengukuran



2 arah Lalu Lintas



Alat



Pengukuran Lendutan



1.4.4. Survei Pencacahan Lalu Lintas (Traffic Counting) dan Beban Lalu lintas Penghitungan volume lalu lintas dilakukan pada ruas-ruas yang telah ditentukan. Metoda penghitungan volume lalu lintas yang dipakai yaitu secara otomotis dan manual.Penghitungan volume lalu lintas secara manual dilakukan pada pos penghitungan selama 7 hari. Klasifikasi kendaraan yang dihitung menggunakan klasifikasi kendaraan dari BINA MARGA (12 klasifikasi kendaraan)



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-8



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari a) Survei Lalu Lintas Manual Survei ini dilakukan 7 x 24 jam untuk jalan dengan karakteristik lalu lintas pendukung jalan lintas utama. Metode pengukuran yang dilakukan adalah dengan merekam video lalu lintas dan dihitung secara manual oleh pengolah data. Survei lalu lintas 7x24 jam dilakukan pada ruas jalan arteri primer dalam tabel dibawah ini:



b) Survei Lalu Lintas Otomatis Survei perhitungan volume lalu lintas otomatis dilakukan dalam jangka waktu selama masa pelaksanaan kontrak (secara menerus). Perhitungan volume lalu lintas dilakukan menggunakan alat penghitung lalu lintas otomatis, yang ditempatkan pada 1 titik pada ruas Pohara – Bts. Kota Kendari. 1.4.5. Survei Kondisi Lereng Survei kondisi lereng jalan meliputi inventarisasi, inspeksi awal (berkala), penilaian tingkat risiko, mitigasi lereng, pemeliharaan, dan Basis Data Lereng Jalan. Inventarisasi, inspeksi dan penilaian tingkat risiko lereng jalan dilaksanakan untuk mendapatkan data awal, data kondisi, dan tingkat risiko lereng di seluruh ruas jalan. Pemasukan (inputting) data hasil survey yang berbasis GIS akan masuk kedalam sistem aplikasi In-Slope. Survei Kondisi Lereng dilakukan sebanyak 1 kali dalam periode September - Oktober. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam GEODATABASE BINA MARGA pada bulan November. Survei lereng dilakukan terhadap 39 lereng dengan tingkat resiko tinggi yang tersebar di Provinsi Sulawesi Tenggara. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I-9



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 10



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari a. Survei Inspeksi Lereng Jalan  Survei Inventarisasi lereng jalan meliputi lereng alam, lereng buatan yaitu lereng galian atau timbunan serta lereng alam dan butan yang mengalami longsor.  Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng jalan yang belum dilakukan pendataan dan belum direkam dalam basis data lereng.  Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng jalan dengan tinggi lebih dari 5 m, kecuali jika lereng terkait berdasarkan pengamatan secara visual mengalami keruntuhan serta lereng yang telah menunjukan adanya gejala kerunturahn (crown, retak dll) yang berdampak terhadap terganggunya fungsi jalan baik yang telah ditanggulangi maupun belum.  Survei inventarisasi lereng jalan dilakukan dengan Cara pengumpulan data lereng jalan yang meliputi administrasi, geometrik, geologi material penyusun lereng, serta seluruh data visual yang terdapat pada lereng tersebut.  Pelaksanaan inventarisasi menggunakan formulir atau formulir aplikasi Sistem Manajemen Lereng Jalan yang ditunjang oleh beberapa peralatan. b. Survei Inspeksi Lereng Jalan  Survei Inspeksi lereng jalan terdiri dari inspeksi awal/inspeksi berkala dan inspeksi khusus sesuai frekuensi tingkat risiko lereng jalan tersebut.  Survei Inspeksi lereng jalan awal dilakukan segera setelah inventarisasi lereng jalan, yaitu inspeksi berkala lereng jalan.  Survei Inspeksi dilakukan secara visual terhadap daerah lereng untuk deteksi dini kelainan atau gejala-gejala abnormal pada lereng jalan.  Survei Inspeksi lereng jalan dilakukan dengan pengukuran-pengukuran untuk memastikan bahwa lereng tidak mengalami penurunan kondisi kemantapan, mengindentifikasi lereng yang kategori risikonya perlu ditingkatkan, menilai kondisi/kinerja lereng.  Survei Inspeksi khusus dilakukan berdasarkan kriteria yang diatur dalam Pedoman Survei Inspeksi Lereng Pusjatan.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 11



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari c. Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan Melakukan Penilaian tingkat risiko suatu lereng jalan yang diklasifikasikan dalam empat tingkat risiko, yaitu risiko sangat tinggi, risiko tinggi,risiko sedang dan risiko rendah. Penilaian tingkat resiko didasarkan pedoman Penilaian Tingkat Risiko Lereng Jalan, Pusjatan, dari hasil Inslope. d. Rekomedasi Mitigasi Risiko Lereng Jalan Memberikan rekomendasi mitigasi risiko lereng jalan yaitu pemilihan tindakan yang diperlukan berdasarkan penilaian tingkat risiko lereng jalan dari hasil aplikasi In-slope.



1.4.6. Survei Kondisi Jembatan Survei Kondisi Jembatan dilakukan sebanyak 1 kali dalam periode bulan September – Oktober 2019. Data yang sudah valid harus masuk ke dalam GEODATABASE BINA MARGA pada bulan November 2019. Metode survei yang digunakan menggunakan Invi-J dengan mengacu kepada Pedoman No. 005-01/P/BM/2011 tentang Pedoman Pemeriksaan Jembatan PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 12



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Survei Detail dilakukan pada seluruh jembatan, gorong-gorong, lintas atas dan lintas bawah yang sudah ada dalam basis data. Survei Inventarisasi dilakukan pada jembatan baru dan lintasan basah. Survei inventarisasi juga dilakukan untuk jembatan lama dan gorong-gorong lama yang belum masuk kedalam basis data. Survei Detail tidak termasuk jembatan khusus. Tabel : Survei Detail tidak termasuk jembatan khusus



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 13



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



1.5. KELUARAN Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah: 1) Data mentah 2) Data hasil survei lapangan yang telah valid dan terinput dalam GEODATABASE BINA MARGA. 3) Data Dokumentasi (Foto dan Video)



1.6. LAPORAN Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Pengguna Jasa: a. Rencana Mutu Kontrak (RMK) RMK harus dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 7 hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK. b. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan sekurang-kurangnya mencakup:  Peralatan yang akan digunakan;  Sertifikat kalibrasi dan metodologi validasi;  Daftar pendek seksi jalan untuk validasi;  Metodologi survei;  Sumber daya dan jadwal;  Laporan Pendahuluan Akan memperbaiki metodologi yang diusulkan sesuai dengan kondisi lapangan. Laporan Pendahuluan dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan. c. Laporan Bulanan/Progress Laporan ini memuat outline progress yang telah dicapai dan memberikan pemutakhiran program pada tiap akhir bulan. Laporan ini diserahkan selambat-lambatnya tanggal 5 setiap pada bulan berikutnya. Laporan progress sekurang-kurangnya mencakup :  Ruas jalan yang disurvei pada bulan tersebut;  Kerusakan pada peralatan survei atau kendaraan, termasuk prosedur untuk menjamin kualitas data setelah perbaikan;  Rincian pada validasi survei on-going yang selesai pada bulan tersebut;  Quality Control, Quality Assurance dan Quality Management Plan;  Progress secara keseluruhan termasuk bar chart dll. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 14



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari d. Laporan Hasil Survei, terdiri dari:  Laporan Hasil Linkdesc & Titik Referensi; Dan Survai Ketidakrataan Jalan (IRI)  Laporan Hasil Survei Lendutan;  Laporan Hasil Survei Lalu Lintas;  Laporan Hasil Survei Kondisi Jembatan;  Laporan Hasil Survei Lereng Jalan. Laporan ini dan data hasil survei dari laporan tersebut diatas diserahkan selambat – lambatnya pada 31 Desember 2019 e. Laporan Final Laporan Akhir harus memuat ringkasan keseluruhan pekerjaan termasuk :  Rincian pelaksanaan kalibrasi dan validasi;  Survei lapangan dan backup data dan arsip yang diambil;  Statistik survei secara keseluruhan termasuk waktu-waktu terjadi kerusakan;  Permasalahan utama dan isu yang dihadapi dan tindakan yang diambil;  Statistik data seperti panjang survei harian dalam bentuk bar chart;  Pembelajaran yang diambil dan rekomendasi untuk pelaksaaan pengumpulan data ke depan. Laporan ini dibahas dan diserahkan selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2019 sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku laporan. f.



Back Up Data Survey & Laporan Back Up Data Survey & Laporan dalam Eksternal Hardisk selambatlambatnya pada tanggal 31 Desember 2019 sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buah hard disk external;



g. Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Hardisk selambat-lambatnya pada tanggal 31 Desember 2019 sejak ditetapkannya tanggal mulai pelaksanaan pekerjaan yang tercantum dalam SPMK sebanyak 5 (lima) buku Selain laporan-laporan tersebut di atas yang berupa buku (hard copy), Penyedia Jasa juga harus mengunggah laporannya ke dalam e-dokumen PUPR. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



I - 15



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.1. SURVEY KAPASITAS STRUKTUR PERKERASAN



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN



2.1. SURVEY KAPASITAS STRUKTUR PERKERASAN 2.1.1. Penyelidikan Perkerasan Jalan Survey Kerusakan yang dilaksanakan di sepanjang ruas jalan bertujuan untuk mendapatkan informasi- informasi teknik mengenai perlapisan, komposisi dan karakteristik lapisan tanah / batuan yang akan digunakan untuk desain jalan baru dan peningkatan jalan.



2.1.2. Pengukuran Lendutan (Benkelmen Beam Test)



untuk Kondisi Lapis Permukaan Aspal yang mengalami deformasi dengan Rencana Penanganan Peningkatan dengan Rekonstruksi perkerasan (Pavement Strengthening).



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 1



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.1.3. Pengukuran Daya Dukung Tanah (CBR Tanah Dasar) Untuk jalan perkerasan aspal yang sudah rusak atau jalan kerikil/tanah atau pelebaran, Nilai struktural didapat dengan mengukur CBR tanah dasar dengan alat DCP test.



Daya dukung tanah (CBR) yang diperoleh dengan DCP (Dynamic Cone Penetrometer) harus dibandingkan dengan CBR laboratorium berdasarkan pengujian properties (sifat-sifat) tanah untuk menentukan Klasifikasi Tanah sehingga konversi yang diperoleh tidak menyimpang. Sebagai panduan dapat digunakan Tabel 1 untuk memeriksa apakah hasil CBR-DCP memadai.



2.1.4. Survey Kondisi Perkerasan Existing Untuk mendapatkan data kerataan permukaan (roughness) jalan yang ada dapat dilakukan dengan alat roughness (eg NAASRA), atau estimasi visual. Tabel Penentuan Indeks Kondisi Perkerasan sebagaimana berikut



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 2



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Tabel Penentuan Indeks Kondisi Perkerasan



2.1.5. Pengukuran Survey Kerusakan Perkerasan Aspal Jenis dan Type Kerusakan pada Perkerasan Aspal a. Fatigue (Allligator) Cracking Descripsi : serangkaian retak yg saling bersambung, yg disebabkan rusak kelelahan pada permukaan hot mix akibat lalu lintas berulang. Pada perkerasan tipis retak dimulai dari dasar, dimana tensile stress cukup besar lalu menjalar kepermukaan dalam bentuk satu atau lebih retak memanjang. Ini merupakan retak yg umum atau “klasik”atau disebut “bottom –up”.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 3



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Pada perkerasan yg cukup tebal retak biasanya dimulai dari atas pada lokasi tensile tress yg tinggi yg dihasilkan dari interaksi ban dan asphalt binder aging (to-down cracking). Setalah beban berulang retak memanjang akan saling tersambung membentuk bersudut banyak dan terbentuk seperti kulit buaya. Masalah yg timbul : indikasi kerusakan struktural, retak dapat dimasuki air, roughness, dapat berlanjut menjadi rusak berlobang. Penyebab yg mungkin : tidak cukup menanggung struktur, yg dapat disebabkan hal-hal berikut : a) Menurunnya karakteristik menanggung beban, pada base, subbase akibat drainese yg buruk atau kualitas base yg mengandung clay. b) Stripping pada dasar hot mix, bagian yg tripping berkontribusi melemahkan kekuatan perkerasan akibatnya efektif tebal perkerasan berkurang. c) Meningkatnya beban (ump beban berlebih dibanding dgn disain) d) Tidak memadainya disain struktur perkerasan. e) Pelaksanaan yg tidak baik umpamanya pemadatan yg tidak tercapai sesuai ketentuan. Perbaikan: kerusakan harus diteliti untuk menentukan akar penyebab termasuk test pit atau coring untuk mengetahui adanya air dibawah perkerasan, perbaikan umumnya dgn dua kategori, a)rusak setempat menunjukan subgrade yg lemah, ganti dgn pengalian dan perbaiki drainasenya, lalu di tambal dgn material baru b) retak yg luas menunjukan kerusakan struktur secara umum, lakukan overlay yg cukup kuat untuk menanggung beban yg ada. b. Bleeding Deskripsi : suatu film asapal pada permukaan perkerasan, yg biasanya terlihat licin dan seperti kaca yg seterusnya dapat lengket pada roda kendaraan.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 4



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Masalah: hilangnya skid resistance terutama saat hujan. Penyebab yg mungkin: bleeding terjadi bila ruang antar agregat diisi seluruhnya oleh aspal terutama saat cuaca panas yg mengembang kepermukaan perkerasan. Karena saat cuaca dingin asapal tidak bisa masuk lagi pada perkerasan maka aspal akan terakumulasi pada permukaan perkerasan, hal ini terjadi akibat kombinasi ; a) kelebihan asapal pada campuran bisa dari salah mix disain atau saat produksinya b) kelebihan takaran pada penyemprotan chip seal c) rendahnya kadar pori pada campuran. Perbaikan : perbaikan dibawah ini hanya memperkecil aspal dipermukaan tetapi tidak memperbaiki masalah penyebab bleding, a) bleeding terbatas gunakan pasir kasar untuk blot up kelebihan aspal b) bleeding yg luas buang dgn grader atau heater palner, lalu diresurfacing. c. Block Cracking Deskripsi : retak yg saling terhubung yg membagi perkerasan menjadi beberapa bagian persegi, blok berukuran kira-kira 0,1 m2 – 9 m2. Blok yg luas diklasifikasi sebagai retak memanjang dan melintang,. Blok cracking unmumnya terjadi pada bagian perkerasan yg jarang dilalui lalu lintas. Penyebab yg mungkin: HMA shringkage akibat temperatur berulang, umunya disebabkan tidak mampunya aspal mengembang dan mengerut akibat cyles temperatur disebabkan a) aspal binder aging b) pemilihan aspal yg jelek saat mix disain. Perbaikan: tergantung parah tidaknya kerusakan a)kerusakan yg rendah (lebar 1/2 inci dan reveled pada sisi retak) bongkar dan ganti dgn overlay. d. Corugation dan Shoving (Renjul dan Terdorong) Deskripsi : suatu pergerakan plastis biasanya keriting atau terdorong melintang permukaan perkerasan,kerusakan biasanya melintang arah lalu lintas,yg biasa terjadi dipersimpangan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 5



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



Masalah : raoughness Kemungkinan penyebab : biasanya disebabkan gerakan lalu lintas (bergerak dan behenti) dikombinasi dgn low stiffness HMA, disebabkan campuran terkontaminasi, disain campuran yg salah, produksi yg salah atau penguapan penggunaan aspal emulsi yg terhambat, kadar air yg berlebihan di subgrade. Perbaikan: kerusakan yg parah harus dicari akar penyebabnya, trategi perbaiakan antara lain dgn, a) rusak yg terbatas buang yg rusak dan ditambal b) rusak meluas mengindikasikan kerusakan umum campuran, bongkar dan lapisi dgn overlay.



e. Depression (Melendut) Deskripsi; daerah setempat perkerasan yg lebih rendah dari elevasi yg sesungguhnya, lendutan ini umumnya terjadi setelah hujan dan air masuk ke tepi perkerasan.



Masalah yg timbul : roughness, lendutan yg diisi oleh air dapat menyebabkan vehicle hydroplaning. Kemungkinan penyebab: settlement subgrade akibat pemadatan yg tidak cukup, atau ada bagian subgrade yg lemah. Perbaikan: harus diteliti akar masalah penyebabnya apakah akibat subgrade yg turun atau sebab lainnya, daerah yg turun dibongkar dan diganti dgn materail yg baik, lalu tutup dgn tambalan.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 6



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari f.



Joint Reflection Cracking Deskripsi : retak ini terjadi pada overlay diatas perkerasan kaku, retak terjadi tepai ditas sambungan perkerasan kaku,



Masalah yg timbul: memungkinkan air masuk perkerasan, roughness. Kemungkinan Penyebab: pergerakan plat beton dibawah perkerasan hot mix karena thermal atau perubahan kadar air, biasanya tidak disebabkan oleh beban lalu lintas, namun demikian lalu lintas dapat memperparah lerusakan. Perbaikan: strategi tergantung pada keparahan retaknya, untuk retak tidak parah (1/2 inci lebar retak dam retaknya banyak) bongkar retak dan diganti dgn overlay. g. Longitudinal Cracking Deskripsi: retak yg paralel terhadap as jalan atau arah penghamparan, biasanya jenis fatigue cracking. Masalah yg timbul: bisa kemasukan air, roughness, indikasi akan terjadi retak buaya dan kerusakan struktur. Penyebab yg mungkin: pelaksanaan sambungan yg jelek atau salah lokasinya,sambungan merupakan daerah perkerasan yg kurang padat, oleh sebab itu harus dibuat diluar jejak roda sehingga beban berkurang, b) refektif retak dari lapisan dibawahnya c) fatigue hot mix yg dapat berlanjut menjadi retak buaya d) top-down cracking. Perbaikan : strategi tergantung tingkat kerusakan, a)rusak ringan dgn lebar retak 1/2 inci bongkar dan diperbaiki dgn overlay. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 7



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari h. Patching (Tambalan) Deskripsi : Daerah Perkerasan yang telah diganti dengan Material baru untuk memperbaiki Perkerasan Lama. Masalah : roughness Kemungkinan penyebab : kerusakan perkerasan setempat yg dibuang dan ditambal, pemotongan utilitas Perbaikan : tambalan sendiri merupakan tindakan perbaikan, Cuma perbaiakan sendiri harus mengingat ia sebagai struktural atau non struktural



i.



Potholes (Berlubang) Deskripsi : penurunan berbentuk cekungan dari permukaan perkerasan sampai seluruh lapisan hotmix sampai ke base coursenya,umumnya mempunyai sisi yg tajam dan vertikal dekat sisi dari lobang, lobang biasa terjadi pada jalan yg mempunyai hotmix yg tipis 25 sampai 50 mm dan jarang terjadi pada jalan hot mix yg tebal 100 mm. Masalah yg timbul: roughness, infiltrasi air pada perkerasan Penyebab yg mungkin: umumnya ,lobang merupakan hasil dari retak buaya, lalu berlanjut akibat lalu lintas terlepasnya bagian retak menjadi lobang. Perbaikan: dengan penambalan.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 8



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari j.



Raveling (Pelepasan Butir) Deskripsi: kerusakan yg berlanjut pada lapisan hot mix dari permukaan berlanjut ke bawahnya sebagai akibat terlepasnya butiran agregat. Masalah yg timbul :terlepasnya dubu pada perkerasan, roughness, air yg terkumpul pada bagian yg reveling bisa menyebabkan hydroplaning, dan hilangnya skid resistance. Kemungkinan Penyebab: hilangnya ikatan butiran agregate dan aspal sebagai akibat,a) debu menyelimuti butiran agregat sehingga aspal melekat pada debu bukan pada agregat b) segregasi agregat, apabila butiran halus hilang dari matrik agregat, lalu aspal hanya mampu merekat pada agregat kasar yg relatif mempunyai titik kontak yang terbatas c) tidak cukup pemadatan saat pelaksanaan, kepadatan yg tinggi diperlukan untuk membuat kohesi dalam hotmix, Pelepasan mekanis oleh jenis lalu lintas tertentu. Perbaikan: perkerasan yg reveling harus diteliti akar penyebab kerusakan, umumnya dibagi dua kategori rusak yg kecil dibuang dan ditambal ulang, rusak yg besar mengindikasikan kerusakan umum, buang bagian yg rusak dan dioverlay



k. Rutting (Beralur) Deskripsi: depresi permukaan perkerasan pada jejak roda, terjadi jembulan sepanjang sisi yang beralur tersebut, alur akan nampak setelah turun hujan dan terisi air, ada dua jenis rutting yaitu rutting campuran dan rutting subgrade. Ritting campuran terjadi bila subgrade belum rutting, tetapi terjadi deprise permukaan pada jejak roda sebagai akibat masalah pemadatan/ disain campuran. Subgrade rutting terjadi bila menunjukan subgrade depresi akibat beban, dalam hal ini perkerasan settle pada subgrade yg diikuti oleh depresi permukaan pada jejak roda.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 9



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Masalah yg timbul: alur yg terisi air akan menyebabkan vechile hydroplaning, dapat berbahaya karena akan menarik kendaraan tetap berada pada lajur alur. Penyebab yg mungkin: deformasi permanen pada suatu lapisan perkerasan atau subgrade biasanya disebabkan konsolidasi atau pergerakan lateral material akibat beban lalu lintas, penyebab khususnya adalah:  Kurang pemadatan lapisan hot mix saat pelaksanaan, bila kepadatan awalnya belum cukup, perkerasan akan terus memadat dibawah pengaruh beban lalu lintas.  Subgrade rutting akibat tidak memadainya struktur perkerasan,  Tidak memadainya perencanaan campuran umpamanya akibat terlalu tingginya kadar aspal, kebanyakan material filler, tidak memadainya jumlah butiran agregat yang bersudut. Rutting yg diakibatkan studded tire wear menunjukan masalah yang sama seperti rutting yang dibicarakan diatas, tetapi hal ini akibat macanical dislodfing (pengeluaran mekanis) akibat pemakaian bukan deformasi perkerasan. Perbaikan : rutting yg berat harus diteliti akar penyebabnya apakah kurang pemadatan, subgrade rutting, disain campuran salah atau studded tire wear, ratung yg kecil < 1/3 inci (7 mm) dalamnya biasanya dibiarkan saja, sedangkan yg berat harus diratakan dan dioverlay. l.



Slippage Cracking (Retak Bergeser) Deskripsi : retak bentuk bulan sabit atau setengah lingkaran umumnya mempunyai dua titik akhir sesuai arah lalu lintas. Masalah yg timbul :bisa kemasukan air, dan roughness. Penyebab yg mungkin : pengereman atau belokan roda kendaran yg menyebabkan permukaan perkerasan slip dan berubah posisi, terjadinya slip dan deformasi disebabkan rendahnya kekuatan permukaan campuran atau ikatan yg lemah antara permukan hot mix dengan lapisan dibawahnya pad suatu susunan struktur perkerasan. Perbaikan :bongkar dan ganti bagian daerah yg rusak tersebut.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 10



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari m. Stripping Deskripsi :hilangnya ikatan antara agregat dan aspal pengikat yg umunya dimulai pada dasar hotmix dan berlanjut kearah atas, apabila stripping mulai dari permukaan dan berlanjut ke bawah hal ini dinamakan ravelling.



Masalah yg timbul : menurunnya daya dukung struktural, rutting, shoving/corugation, ravelling atau craking alligator atau longitudinal. Penyebab yg mungkin:bottom-up stripping susah dikenali karena merupakan manifestasi pada permukaan perkerasan itu sendiri akibat bentuk distres yg lainnya termasuk rutting, shoving/corugation, ravelling, atau cracking, biasanya perlu dilakukan coring untuk menentukan secara jelas akibat kerusakan tersebut hal ini terjadi akibat a) sifat kimia permukaan agregat yg jelek b) air pada campuran hot mix menyebabkan kerusakan akibat air c) overlay diatas lapisan existing open graded. n. Transverse (Thermal) Cracking Deskripsi : retak pada perkerasan arah melintang sumbu jalan atau arah pengaspalan, biasanya merupakan jenis retak thermal Masalah yg timbul : infiltrasi aiar, roughness



memungkinkan



Kemungkinan penyebab : a) shringkage pada permukaan campuran akibat temperatur rendah atau penuaan aspal b) reflective crack akibat retak dibawah lapisan permukaan c) top-down cracking Perbaikan : strategi tergantung tingkat kerusakan dan berlanjutnya retak, a) retak ringan lebar (1/2 inci dan meluas) bongkar dan ganti perkerasan yg retak dgn overlay.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 11



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



o. Water Bleeding / Pumping Deskripsi : Hal ini terjadi apabila air merembes keluar joint atau retak atau melalui lapisan hotmix yg sangat porus, pumping terjadi apabila air dan materail halus ikut keluar dari bawah lapisan pekerasan melalui retak akibat pengaruh beban lalu lintas Masalah yang timbul : menurunnya skid reistance, suatu indikasi tingginya porositas perkerasan (water bleeding), menurunnya daya dukung struktural (pumping). Penyebab yg mungkin:a) perkerasan yg porus akibat kurang pemadatan sewaktu pelaksanaan atau perencanaan campuran yg salah b) tingginya muka air tanah c) drainase yg jelek Perbaikan :Water bleeding atau pumping harus diteliti akar penyebabnya apabila masalah disebabkan muka air tanah yg tinggi atau drainase yg jelek , drainase subgrade harus diperbaiki, apabila masalah campuran yg jelek lakukan fog seal atau slurry seal.



2.1.6. Survey Kerusakan Perkerasan Beton (Rigid Pavement) a) Shinkage Cracking Asumsi Kerusakan Jalan : 1. Lean concrete  Kesalahan:permukaan terlalu kasar, terjadi menggunakan lapis pemisah  Akibat : proses shrinkage (penyusutan) terganggu  Kerusakan : retak acak 2. Pelat beton  kesalahan : slump terlalu tinggi  akibat : dapat menurunkan mutu beton  kerusakan : kualitas tekstur rendah  kesalahan : pemadatan kurang sempurna  akibat : kepadatan kurang homogen  kerusakan : keropos PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



retak,



tidak



II - 12



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Penanganan : 1. Sambungan (Joint) Fungsi : Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang diakibatkan oleh penyusutan, pengaruh lenting serta beban lalu-lintas. Jenis sambungan antara lain : sambungan memanjang ; sambungan melintang; sambungan isolasi



Gambar : Tipikal sambungan



Gambar : Tipikal Sambungan



Gambar : Sambungan pelaksanaan yang direncanakan 2. Lapis pondasi  Granular material : memenuhi persyaratan gradasi dan mutu pondasi bawah. Derajat kepadatan minimum 100%.  Lean concrete : dinyatakan dengan kuat tekan beton karakteristik pada umur 28 hari (tipikal 50 kg/cm2)  sebelum pengecoran beton permukaan lapis pondasi ditutup dengan menggunakan plastik ( mencegah kadar semen masuk kedalam lapis pondasi dan sebagai lapis pemisah).



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 13



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



Gambar



:



Potongan



melintang



3. Pemasangan Ruji (dowel)  fungsi : sebagai transfer beban, batang muai  batang polos yang ditempatkan ditengah ketebalan pelat  Bagian ruji yang bergerak agar dicat



Gambar : Dowel dipasang diatas dudukan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 14



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.2. SURVEY IRI



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



2.2. SURVEY IRI 2.2.1. Pemeriksaan Surface Distress Index Ketidakrataan jalan (Road Roughness) merupakan parameter kondisi yang paling banyak digunakan dalam mengevaluasi perkerasan jalan karena data ketidakrataan jalan relatif mudah untuk diperoleh, obyektif, dan berkorelasi baik dengan biaya operasional kendaraan, serta merupakan parameter kondisi yang paling relevan dalam pengukuran perilaku fungsional jalan dalam waktu jangka panjang (Robert.J.D, 1999). Ketidakrataan jalan (Road Roughness) merupakan parameter kondisi yang paling banyak digunakan dalam mengevaluasi perkerasan jalan. Survei kondisi permukaan jalan dengan alat Roughmeter NAASRA menghasilkan nilai ketidakrataan jalan (IRI) per segmen dalam satu ruas jalan. Terdapat masalah karena hasil data keluaran adalah akumulasi, maksudnya adalah hasilnya ratarata per segmen, jadi terdapat perbedaan antara data keluaran dari alat dengan kenyataan di lapangan sehingga menimbulkan pemeliharaan jalan yang tidak tepat sasaran. Metode visual (SDI) sering digunakan untuk menghitung kerusakan jalan dengan cara subjektif, terdapat juga kelemahan karena nilai yang didapatkan berupa subjektif dan dapat berbeda- beda karena faktor manusiawi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua metode yaitu menggunakan Surface Distress Index (SDI) dan International Roughness Index (IRI). Nilai SDI didapat berdasarkan survei pengamatan visual kondisi perkerasan di lapangan. Nilai IRI diambil dengan menggunakan alat PARVID (Positioning Accurated Roughness with Video) menggunakan Roughometer NAASRA sebagai alat pengukur ketidakrataan jalan di lapangan. Dari hasil kedua parameter ini didapatkan suatu persamaan korelasi. Hasil penelitian yaitu didapat empat persamaan korelasi dan yang memiliki Nilai R2 paling besar dengan persamaan dari kedua parameter ini adalah IRI = 0.257SDI + 0.790 dengan R2 = 0,825. Nilai R2 menunjukkan bahwa kedua parameter ini berkorelasi paling kuat. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 15



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Metodologi Pemeriksaan Surface Distress Index (SDI) SDI (Surface Distress Index) adalah sistem penilaian kondisi perkerasan jalan berdasarkan dengan pengamatan visual dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Dalam pelaksanaan metode SDI di lapangan maka ruas jalan yang akan disurvei harus dibagi ke dalam segmen-segmen. Penulis mengambil panjang tiap segmen adalah 100 m. Tabel : Klasifikasi Tabel SDI KONDISI JALAN



SDI



BAIK



< 50



SEDANG



50 – 100



RUSAK RINGAN



100 – 150



RUSAK BERAT



> 150



Sumber : Mulyono (2007)



Analisa Data Dengan Metode Surface Distress Index (SDI) Dalam menentukan nilai SDI suatu segmen jalan, harus diketahui faktor – faktor kerusakan yang berpengaruh terhadap nilai SDI tersebut. Adapun faktor kerusakan yang berpengaruh adalah retakretak (cracking) , bleeding, depression, edge cracking, longitudinal and transverse cracking, patching and utility cut patching, polished aggregate, potholes, , rutting, shoving, slippage cracking, swell, weathering and ravelling. Dari hasil pengamatan tersebut, maka di dapat nilai dari tiap jenis kerusakan yang diidentifikasi, sehingga untuk menentukan penilaian kondisi jalan didapat dengan cara menjumlahkan seluruh nilai kerusakan perkerasan yang terjadi dengan bobot yang sudah ditentukan, dan kemudian akan didapat nilai SDI. Contoh menghitung SDI dapat kita lihat pada tabel dibawah.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 16



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Tabel : Contoh menghitung SDI



No.



Tipe Kerusakan



Bobot



Survai



Perhitungan



Jumlah



1



% Luasan retak



1



10 - 30 %



20 x 1



20



2



% Luasan dengan retak lebar



2



< 10 %



5x2



10



3



Jumlah lubang ( no/100m ) Kondisi Permukaan



3



< 10



5x3



15



- Ravelling



50



Ravelling



50



50



- Fatty/normal



0



-



5



5 mm



5x5



25



3



10 - 30 %



20 x 3



60



4



5



Kedalaman Alur



6



% bekas lubang



(mm)



SDI =



Sumber : Hasil Analisis



2.2.2.



180



Pemeriksaan Roughnes & Defleksi Metoda Pemeriksaan kondisi jalan secara visual masih merupakan salah satu bahan pertimbangan atau dasar pengambilan keputusan penanganan pemeliharaan jalan. Di Indonesia biasanya peninjauan kondisi jalan secara visual digabungkan dengan pemeriksaan Roughnes dan Defleksi.



Peninjauan kondisi perkerasan secara visual meliputi pemeriksaan jenis dan besarnya kerusakan yang terjadi pada suatu ruas jalan. Adapun jenis-jenis kerusakan tersebut adalah : 1. Tambalan – tambalan permukaan jalan 2. Alur – alur jalan 3. Keretakan jalan 4. Lubang – lubang jalan 5. Gelombang 6. Ambles PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 17



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 7. 8.



Keausan Pengelupasan



PengelupasanSedangkan besarnya kerusakan adalah besarnya prosentase kerusakan terhadap keseluruhan panjangatau luas ruas jalan yang ditinjau. Sistem penilaian yang dipergunakan adalah sebagai berikut : a. Nilai Jumlah Kerusakan (Nj), diperoleh dari prosentase kerusakan dan nilai bobot kerusakan. b. Nilai Kerusakan Jalan ( Nr ), diperoleh dari total nilai jumlah kerusakan. c. Nilai Kenyamanan (Nn), diperoleh dari hasil penilaian terhadap kenyamanan perjalanan dengan batasan sebagai berikut : 1) Nyaman,Nilai 30 2) Kurang nyaman,Nilai 45 3) Tidak nyaman,Nilai 55 4) Nilai prosentase kerusakan (Np) :  0% - 5%, Sedikit sekali, Nilai 2  5% - 20%,Sedik it,Nilai 3  20% - 40% Sedang,Niali 5  Lebih dari 40% Banyak,Nilai 7 5) Nilai bobot kerusakan :  Tambalan,Nilai 4  Alur,Nilai 6  Retak,Nilai 5  Gelombang,Nilai 6,5  Lepas,Nilai 5,5  Ambles,Nilai 7  Lubang,Nilai 6  Belahan,Nilai 7 2.2.3.



International Roughness Index (IRI), Kinerja perkerasan (pavement performance) harus dapat memberikan pelayanan yang aman dan nyaman selama umur rencana. Secara umum kinerja perkerasan dapat ditentukan dengan dua cara yaitu cara objektif dan cara subjektif. Dengan cara objektif, parameter kinerja perkerasan diperoleh dari suatu pengukuran dengan menggunakan alat seperti Roughometer NAASRA, sedangkan dengan cara subjektif didasarkan kepada hasil pengamatan beberapa orang ahli. Suwardo (2004), salah satu parameter kinerja perkerasan yang dapat ditentukan dengan cara objektif adalah International Roughness Index (IRI), disebut juga dengan ketidakrataan permukaan jalan, sedangkan Road Condition Index (RCI), disebut juga dengan indeks kondisi jalan, dapat dikatagorikan kedalam penentuan parameter kinerja perkerasan secara subjektif. Kedua parameter kinerja perkerasan tersebut dikelompokan kedalam kinerja fungsional.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 18



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Sukirman (1999), kinerja fungsional berhubungan dengan bagaimana jalan tersebut memberikan pelayanan kepada pemakai jalan yaitu berupa kenyamanan mengemudi. Selain kinerja fungsional tedapat juga kinerja struktural yang dipengaruhi oleh beban lalu lintas dan lingkungan yang dapat dinyatakan dengan parameter Present Serviceability Index (PSI).



a) International Roughness Index



International Roughness Index (IRI) atau ketidakrataan permukaan jalan dikembangkan oleh Bank Dunia pada tahun 1980an.. IRI digunakan untuk menggambarkan suatu profil memanjang dari suatu jalan dan digunakan sebagai standar ketidakrataan permukaan jalan. Satuan yang biasa direkomendasikan adalah meter per kilometer (m/km). IRI adalah Parameter Ketidakrataan yang dihitung dari jumlah kumulatif naik turunnya permukaan arah profil memanjang dibagi dengan jarak / panjang permukaan jalan yang diukur. Sayer et al. (1986) telah mengembangkan nilai IRI untuk berbagai umur perkerasan dan kecepatan. Untuk ketidakrataan permukaan jalan baru nilai IRI < 4 m/km yang dapat ditempuh pada kecepatan 100 km/jam dan untuk jalan lama nilai IRI < 6 m/km dengan kecepatan sekitar 80 km/jam. Metode pengukuran yang dikenal pada umumnya adalah metode NAASRA (SNI 033426-1994), Rolling Straight Edge, Slope Profilometer (AASHO Road Test), CHLOE Profilometer, dan Roughometer.



b) Roughometer NAASRA Alat ukur roughometer NAASRA adalah alat pengukur ketidakrataan permukaan jalan yang dibuat oleh NAASRA (SNI 03-3426-1994). Alat ini dipasangkan pada kendaraan jenis station wagon, apabila tidak tersedia jenis kendaraan tersebut maka dapat diganti dengan kendaraan Jeep 4 wheel drive, atau pick up dengan penutup pada baknya.



Gambar : Alat ukur roughometer NAASRA PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 19



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Dalam survai ketidakrataan permukaan jalan dengan alat ukur roughometer NASSRA diperlukan beberapa alat bantu lainnya, yaitu: Dipstick Floor Profiler yang digunakan sebagai alat pengukur perbedaan elevasi, Odometer sebagai alat pengukur jarak tempuh, dua buah beban masingmasing seberat 50 kg dan alat pengukur tekanan ban. Sebelum melakukan survei ketidakrataan permukaan jalan, maka harus ditentukan persamaan korelasi antara Dipstick Floor Profiler dengan alat ukur NAASRA terhadap nilai IRI. Persamaan korelasi ini didapatkan dengan membuat Seksi Percobaan (SP), paling sedikit dilakukan 8 SP yang dipilih dari jalan yang permukaannya sangat rata sampai yang sangat tidak rata, panjang SP adalah 300 meter ditambah masing-masing 50 meter pada kedua ujungnya, kemudian dilakukan pengukuran profil memanjang dengan alat Dipstick Floor Profiler, selanjutnya menjalankan kendaraan survai dengan kecepatan 30 km/jam untuk mencatat ketidakrataan permukaan jalan. Gambar . Dipstick 2000



c) Road Condition Index Road Condition Index (RCI), disebut juga Indeks kondisi jalan, merupakan salah satu kinerja fungsional perkerasan yang dikembangkan oleh American Association of State Highway Officials (AASHO) pada tahun 1960an. Disamping Present Serviceability Index yang digunakan dalam perencanaan tebal perkerasan, indeks kondisi jalan dapat digunakan sebagai indikator tingkat kenyamanan dari suatu ruas jalan yang dapat diestimasi dari parameter kinerja fungsional lainnya seperti ketidakrataan perumkaan jalan. Indeks kondisi jalan dapat juga ditentukan dengan pengamatan langsung secara visual di lapangan oleh beberapa orang ahli. Penilaian kondisi permukaan perkerasan terhadap parameter RCI dapat dilihat pada Tabel berikut ini.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 20



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Tabel . Kondisi Permukaan Jalan secara Visual dan Nilai RCI



Terdapat beberapa korelasi antara RCI dengan IRI yang telah dikembangkan antara lain adalah Sukirman (1999) menyarankan korelasi kedua parameter tersebut seperti dinyatakan pada persamaan 1. 1,220920



RCI = 10*exp(-0,0501*IRI



) ......................... (1)



Analisa persamaan korelasi dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan persamaan yaitu linear, logarithma, kuadratik dan ekponensial. Namun2 hasil yang memberikan nilai R paling besar adalah persamaan korelasi ekponensial. Gambar. Korelasi antara IRI dengan RCI



Gambar diatas memperlihatkan korelasi antara ketidakrataan permukaan jalan dengan indeks kondisi jalan.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 21



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Pada Gambar diatas terlihat bahwa hampir seluruh data, terlewati oleh garis persamaan korelasi. Apabila nilai ketidakrataan permukaan mendekati nilai nol, maka nilai indeks kondisi jalan akan mendekati nilai 10. Hal ini tentunya sesuai dengan batasan dari nilai indeks kondisi jalan, seperti yang diperlihatkan pada Tabel 1 diatas. Untuk nilai ketidakrataan permukaan lebih besar dari 25,0 m/km, maka nilai indeks kondisi jalan akan mendekati nilai nol. Persamaan korelasi antara kedua parameter tersebut adalah : RCI = 10 exp



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 22



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.3. SURVEY KONDISI JEMBATAN



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.3. SURVEY KONDISI JEMBATAN 2.3.1. Maksud dan Tujuan a) Secara khusus Survey Kondisi Jembatan dilakukan untuk :  Mengenali dan Mendata semua Kerusakan Penting pada Komponen dan Elemen Jembatan;  Menilai Kondisi Komponen dan Elemen Jembatan secara Objektif;  Melaporkan apakah tindakan darurat dibutuhkan dan alasannya;  Melaporkan apakah diperlukan suatu Pemeriksaan Khusus dan alasannya;  Melaporkan apakah Pemeliharaan Rutin telah dilaksanakan sesuai ketentuan. b) Tujuan Spesifik Survey Kondisi Jembatan  Memeriksa Keamanan Jembatan saat Layanan  Menjaga Lancarnya Lalu Lintas  Menyediakan Data Kondisi Jembatan  Memeriksa Pengaruh Beban dan Jumlah Kendaraan  Memantau Keadaan Jembatan Jangka Panjang 



Menyediakan Informasi mengenai Kapasitas Jembatan



2.3.2. Urutan Pemeriksaan Kondisi Jembatan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 23



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.3.3. Pemeriksaan Inventarisasi Jembatan a. Data Administrasi Jembatan (No & Lokasi) b. Data Geometri Jembatan c. Jenis / Tipe Jembatan, Tgl / Th Konstruksi d. Kondisi Elemen Jembatan e. Data Lalu Lintas f. Data Kapasitas Jembatan



2.3.4. Kriteria Penentuan Nilai Kondisi Jembatan



Contoh Elemen yang Rusak



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 24



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari Contoh Lokasi Elemen yang Rusak



Contoh Pemberian Nilai Kondisi pada Level 5 dan Level 3 - 4



2.3.5. Perkembangan Kerusakan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 25



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.3.6. Jenis Kerusakan Elemen / Bahan Jembatan a. Kerusakan Elemen Batu Bata



b. Kerusakan Elemen Beton termasuk Tulangan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 26



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 27



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



Data Kerusakan Elemen Jembatan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 28



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 29



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 30



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 31



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 32



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 33



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 34



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 35



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 36



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 37



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 38



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 39



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 40



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.3.7. Petunjuk Pemeriksaan Kondisi Jembatan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 41



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.4. SURVEY LALU LINTAS



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



2.4. SURVEY LALU LINTAS 2.4.1.



Bagan Alir Survey & Analisa Lalu Lintas



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 42



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.4.2.



Persiapan Survey Lalu Lintas a. Persiapan Survey • Melakukan penelaahan terhadap norma, pedoman dan manual yang berhubungan dengan jalan, lalu lintas dan dimensi kendaraan, serta metode perencanaan teknis perkerasan jalan yang berlaku di Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR; • Melakukan pengumpulan data sekunder dari berbagai badan/instansi yang terkait seperti data ruas jalan yang akan disurvey, lokasi pos perhitungan lalu lintas pada ruas jalan yang



• • •







bersangkutan, tipe perkerasan, jumlah lajur, kelas dan fungsi jalan dan sebagainya; Membuat dan menyiapkan formulir-formulir yang diperlukan untuk survey yang relevan dengan lingkup kegiatan ini; Pengumpulan peta-peta jaringan jalan; Mempelajari metode analisa vehicle damage factor (VDF) dari peraturan dan analisa beban sumbu kendaraan, acuan standar dan panduan yang berlaku di Indonesia beserta modifikasinya Penyusunan rencana kerja untuk memantapkan langkah kerja selanjutnya, berdasarkan lingkup pekerjaan yang disepakati beserta kelengkapan alat survey



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 43



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari b. Perlengkapan Survey 1.



Form Survey (Beban sumbu statis)



2.



Form Survey (Volume Lalu Lintas Bina Marga)



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 44



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 3. Form Survey (Volume Lalu Lintas Modifikasi)



4. Form Survey (Kalibrasi Sensor Piezo)



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 45



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 5.



Alat Survey 1) Alat Survey Volume lalu lintas otomatis dengan Golden River M400 / M420



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 46



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2) Survey Volume lalu lintas secara Manual, mengacu ke Pd T-19-2004-B dan SOP Pencacahan lalu lintas tahun 2007



a. Survey Jenis Kendaraan, mengukur dimensi teknis menggunakan pita meter serta menggunakan jaket keselamatan



b. Survey Beban Sumbu Kendaraan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 47



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari c. Survey Beban Sumbu Kendaraan



d. Survey Beban Sumbu Kendaraan



LOGGER CARDINAL 215



TIMBANGAN PLATFORM KIRI DAN KANAN



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 48



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari e. Alat bantu dan perkakas lain serta rambu lalu lintas



PERKAKAS DAN ALAT BANTU PEMASANGAN DI LAPANGAN



RAMBU-RAMBU PENGAMAN SURVAI JALAN



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 49



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.4.3.



Kegiatan Survey Survey ini dilaksanakan dalam rangka menentukan lokasi-lokasi yang paling tepat/memenuhi persyaratan yang ada pada ruas jalan tersebut sebelum melaksanakan survey pengambilan/pengumpulan data lapangan selanjutnya. 1) Survey Jenis Kendaraan a) Survey ini dilakukan untuk mengetahui dan menginventarisir jenisjenis kendaraan yang melewati lokasi survey terutama kendaraan berat yang memiliki daya rusak besar terhadap perkerasan jalan, dan diupayakan untuk memperoleh :  Dimensi kendaraan, seperti: panjang kendaraan, lebar kendaraan, panjang tonjolan depan dan belakang dari sumbu kendaraan, tinggi kendaraan, panjang jarak antar sumbu, dan dimensi teknis lainnya  Konfigurasi sumbu dan jumlah ban yang digunakan  Pengelompokan/klasifikasi kendaraan berdasarkan pada hal tersebut di atas.



 Jenis Kendaraan Operasional Tahun :



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 50



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2) Survey Lalu Lintas 1. Survai lalu lintas menggunakan 2 (dua) metode, yaitu dengan alat Automatic Traffic Counter (Golden River M-400) yang akan mencatat dan menghitung lalu lintas secara otomatis dengan fasilitas Traffic Record Software, dan dengan secara manual menggunakan tenaga manusia (Manual Traffic Counting). 2. Survai lalu lintas dilakukan untuk mendapatkan data volume lalu lintas atau banyaknya kendaraan yang lewat pada pos pengamatan selama waktu pengamatan yaitu 7x24 jam pengamatan secara terus-menerus, dengan interval pencatatan 1 jam, dimulai dari jam 06.00 pagi waktu setempat.



3. Kriteria Lokasi Jalan untuk pemasangan Golden River M400 :  Kondisi jalan baik tidak ada lubang, rutting, bleeding dan hal lainnya yang akan menganggu laju kendaraan  Jalan relatif lurus kurang lebih 500 M sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas  Kemungkinan gangguan samping minim, lokasi harus tidak boleh berdekatan dengan pasar, sekolah, atau fasilitas publik lain yang memungkinkan menimbulkan gangguan sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas 4. Kriteria Lokasi Pos Survey Manual Pencacahan lalu Lintas (Pd T19-2004 B) :  mempunyai jarak pandang yang cukup untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pegamatan atau pengawasan survai dengan mudah serta leluasa dan tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan  Pos ditempatkan di lokasi yang berdekatan dengan lampu penerangan dan tempat berteduh PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 51



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari  Kemungkinan gangguan samping minim, lokasi harus tidak boleh berdekatan dengan pasar, sekolah, atau fasilitas publik lain yang memungkinkan menimbulkan gangguan sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas 5. Olah Data Golden River M400 :  FrontEnd32 1.0  membuat dan mengirim konfigurasi ke logger dan menghasilkan file binner.  GrView  membaca dan memeriksa file binner hasil FrontEnd32 ke file Text.  Target Lite Ver 2.4  membaca file binner hasil FrontEnd32 ke dalam tabel/grafik untuk analisa.



Olah Data Golden River M400



6. Pemasangan Selang Rubber :  Mempersiapkan pemasangan tube, posisi kabel tube melintang jalan, jarak antar tube 1 meter.



• Sebelum melakukan pemasangan harus diperhatikan faktor keselamatan antara lain dengan pemasangan corn dan adanya personil yang bertugas untuk mengawasi dan menjaga keselamatan selama pemasangan berlangsung, untuk hal tersebut personil survey minimum 3 orang.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 52



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 7. Pemasangan Selang Rubber : • Untuk pemasangan tube di permukaan perkerasan jalan dibutuhkan klamp dan paku, dengan bantuan palu atau bor listrik. Pemasangan harus kuat dan disesuaikan dengan tipe perkerasan apakah itu aspal atau beton. Untuk pemasangan minimal dibutuhkan 4 klamp yang berfungsi sebagai penjepit tube, dan 2 paku untuk 1 tube sehingga minimal membutuhkan 8 paku, yang berfungsi untuk menancapkan klamp ke permukaan klamp ke permukaan jalan 8. Pemasangan Selang Rubber :  setelah tube terpasang maka kedua ujung dari tube dihubungkan ke logger agar peralatan dapat dioperasikan



3) Survey Beban Sumbu Kendaraan a) Survai beban Sumbu dilakukan selama 7x24 jam bersamaan dengan survai lalu lintas dan survey jenis kendaraan b) Terdapat dua jenis alat untuk menentukan beban sumbu kendaraan yaitu secara dinamis menggunakan alat WIM-TRS dan secara statis menggunakan Cardinal 215. Alat timbang statis digunakan untuk mendapatkan faktor kalibrasi dari alat WIM-TRS c) Kriteria Lokasi Jalan untuk pemasangan WIM-TRS :  Kondisi jalan baik tidak ada lubang, rutting, bleeding dan hal lainnya yang akan menganggu laju kendaraan  Jalan relatif lurus kurang lebih 500 M sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 53



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 



Kemungkinan gangguan samping minim, lokasi harus tidak boleh berdekatan dengan pasar, sekolah, atau fasilitas publik lain yang memungkinkan menimbulkan gangguan sehingga memungkinkan kendaraan bergerak relatif bebas



1. Instalasi WIM-TRS :



Line 4



2.4mtr 3 mtr 2.4mtr



Line 3



MEDIAN Line 2



2.4mtr 3 mtr 2.4mtr



Line 1 Kabel 3 Kabel 5



Kabel 4 Kabel 6



Kabel 2 Kabel 7



Kabel 1 Kabel 8



Logger



Sensor WIM



2. Instalasi WIM-TRS :



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 54



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 3. Kriteria Lokasi Jalan untuk menimbang truk secara statis menggunakan Cardinal 215 : a. Lokasi yang digunakan survai, harus memiliki lebar bahu jalan yang cukup (Min. ≥ 2,1 m), perkerasannya minimal cukup menopang saat truk berhenti, dan panjang minimal adalah 18 meter, untuk digunakan sebagai jalur tambahan untuk truk berhenti, kemudian dilakukan penimbangan dan wawancara jenis muatan kendaraan b. Untuk jalan dengan tipe 2 lajur 2 arah, sebaiknya memilih lokasi yang memiliki bahu jalan, jika lalu lintas harian rendah dan ganguan samping minim, dapat digunakan teknik buka tutup arus pada ruas jalan dengan bantuan petugas polisi / surveyor ahli lalu lintas 4. Kriteria Lokasi Jalan untuk menimbang truk secara statis menggunakan Cardinal 215 : a. Untuk jalan dengan tipe 4 lajur 2 arah, sebaiknya memilih lokasi yang memiliki bahu jalan, atau jika lalu lintas harian rendah dan gangguan samping minim, dapat menutup satu lajur yang dekat dengan bahu jalan, untuk digunakan sebagai tempat penimbangan dan wawancara jenis muatan kendaraan. b. Kondisi permukaan harus rata, sebagai dasar untuk meletakkan platform timbang c. Kemungkinan gangguan samping minim, lokasi harus tidak boleh berdekatan dengan pasar, sekolah, atau fasilitas publik lain yang memungkinkan menimbulkan gangguan terhadap proses penimbangan beban sumbu kendaraan. 5. Kriteria Lokasi Jalan untuk menimbang truk secara statis menggunakan Cardinal 215 :



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 55



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 6. Instalasi Cardinal 215 :



7. Kalibrasi Sensor Piezo : o Timbang Kendaraan (berat kosong) catat nilai beratnya o



Isi Kendaraan dgn pemberat (batu, pasir, dll) didapat berat total truk, Kemudian catat nilai beratnya beserta dimensi kendaraannya o Jalankan kendaraan truk 5x dgn kecepatan 40-60 km/jam (konstan) o Dari hasil 5x pembacaan diperoleh nilai rata2 o Angka rata2 tsb digunakan sebagai input ke parameter Interface Setup di TRS Software untuk selanjutnya dikirim ke TRS alat Keterangan : o Kalibrasi tdk bisa digunakan disetiap propinsi, kecuali diperkirakan memiliki karakteristik kendaraan yang lewat kira2 sama Perhitungan faktor kalibrasi :



Setelah faktor kalibrasi diperoleh masukan ke logger (Berat dinamis rata-rata - Berat statis) / Berat statis), Apabila diperoleh angka lebih besar dari ±0,15 yang berarti defiasi hasil kalibrasi lebih dari ± 15%, maka disarankan untuk melakukan kalibrasi ulang 8. Kalibrasi Platform Cardinal 215 : o Kalibrasi merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan jika bacaan berat platform tidak berada pada 0 Kg ketika belum diberi beban (beban kosong) atau bacaan tidak sesuai dengan berat aktual. PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 56



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari o



Sebelum setting faktor kalibrasi, yang harus dilakukan terlebih daluhu adalah menekan tombol kalibrasi yang ada pada loger Cardinal 215, berada pada bracket di panel belakang. Tombol ini ditekan dengan menggunakan obeng pada panel belakang yang sudah dibuka sebelumnya.



9. Kalibrasi Platform Cardinal 215 :  Kemudian, untuk menuju menu kalibrasi, tekan tombol setup yang ada di panel belakang logger tersebut menerus, hingga terlihap pada layar logger CAL  



Tekan 3 kali, CAL (Calibration, starts at CAL 1 prompt). Setelah selesai tahap pekerjaan pada logger Cardinal 215, periksa apakah platform telah dapat berfungsi dengan baik atau tidak. Pemeriksaan platform dapat dilakukan dengan cara melihat di layar LCD logger, saat dinaikkan beban kendaraan pada platform, kemudian angka digital platform bergerak, menandakan platform berada pada kondisi baik



10. Kalibrasi Platform Cardinal 215 : 



Untuk membuat timbangan agar berada pada angka 0 Kg pada saat kosong, digunakan kalibrasi Dual-point with zero (First Zero). Sedangkan untuk menyesuaikan bacaan timbangan terhadap beban aktual digunakan metode Dual-Point without Zero (False Zero).



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 57



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 11. Pengoperasian Logger WIM-TRS : Dalam mengoperasikan alat WIM, digunakan perangkat lunak Road Reporter



12. Pengoperasian Logger WIM-TRS : Dalam mengoperasikan alat WIM, digunakan perangkat lunak Road Reporter



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 58



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 4) Evaluasi Data Hasil Survey 1. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Grafik Tren Overloading.  Persentase dan jumlah kendaraan berat di tiap ruas yang disurvei.  Persentase dan jumlah kendaraan berat.  Distribusi beban tiap konfigurasi sumbu setiap jenis kendaraan berat.  Distribusi beban tiap konfigurasi sumbu setiap jenis kendaraan berat.  Rekomendasi nilai Vehicle Damage Factor (VDF) yang mewakili setiap jenis kendaraan berat untuk masing –masing ruas maupun nilai VDf regional. 2. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Perbandingan dimensi kendaraan standar dengan kendaraan yang beroperasi. Grafik kurva percen tersebut dengan mengambil pendekatan besaran pada percen ke 85, maka akan didapat nilai besaran unsur teknis kendaraan. Besaran percentle ke 85 dalam statistik, merupakan besaran sesuatu yang harus diperhatikan. Maka nilai dari setiap besaran unsur teknis kendaraan tersebut ditetapkan sebagai besaran yang mewakili. (Erwin Kusnandar, 2007) 3. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Perbandingan dimensi kendaraan standar dengan kendaraan yang beroperasi 4. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan Akan dilakukan analisa untuk menyederhanakan kelompok kategori muatan serta korelasi jenis muatan terhadap tingkat overloading dengan menggunakan metode Crosstabulation dan ANOVA. Teknik pengambilan sampel yang cocok untuk penimbangan beban statis yaitu stratified random sampling, dimana sampling diambil berdasarkan konfigurasi sumbu kendaraan operasional khususnya kendaraan berat. Sedangkan ukuran / banyak nya sampel berdasarkan statistik (Roscoe, 1975) adalah lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian 5. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan 6. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan 7. Analisa data didasarkan terhadap keluaran dari KAK, antara lain :  Pengaruh jenis muatan terhadap beban kendaraan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 59



BAB.II – METHODOLOGI PENDEKATAN 2.5. SURVEY KONDISI LERENG



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



2.5. SURVEY KONDISI LERENG 2.5.1. Ruang Lingkup  Lereng alam  Lereng buatan : galian/timbunan  Lereng alam dan buatan yang runtuh 2.5.2. Ketentuan Umum  Data awal sistem manajemen lereng jalan  Dilakukan terhadap lereng alam atau lereng buatan yang berada di daerah milik jalan atau hingga lebih dari daerah milik jalan jika 







terindikasi dapat memicu ketidakstabilan terhadap lereng Inventarisasi lereng jalan yang mengalami potensi keruntuhan dilakukan mencakup daerah keruntuhan dan tidak terbatas pada daerah milik jalan. Pengamatan visual Pengamatan visual menggunakan formulir, beberapa alat penunjang dengan berjalan kaki di lereng dan sekitarnya. Menggunakan formulir, beberapa alat penunjang dengan berjalan kaki di lereng dan sekitarnya.



2.5.3. Ketentuan Teknis a) Inventarisasi lereng jalan dilakukan terhadap lereng jalan dengan tinggi lebih dari 5 m, kecuali jika lereng terkait berdasarkan pengamatan secara visual mengalami keruntuhan yang berdampak terhadap terganggunya fungsi jalan baik yang telah ditanggulangi maupun belum. b) Untuk lereng yang menerus sejajar jalan dengan ketinggian yang relatif sama, dilakukan pembagian segmen lereng dengan pilihan sebagai berikut:  Pembagian berdasarkan kondisi geometri lereng jalan;  Pembagian berdasarkan kondisi geologi yang terlihat secara visual;  Pembagian berdasarkan jenis lereng (alam, galian, timbunan atau kombinasi di antaranya).



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 60



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 61



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.5.4. Jenis Keruntuhan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 62



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.5.5. Pemilihan Jenis Keruntuhan Lereng



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 63



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.5.6. Data Sekunder



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 64



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari 2.5.7. Validasi Hasil Inventarisasi Lereng Jalan



2.5.8. Inventarisasi Lereng Jalan



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 65



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai TA.2019 Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



II - 66



BAB.III – STRUKTUR ORGANISASI, JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN DAN JADWAL PENUGASAN PERSONIL



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



BAB.III – STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN, JADWAL PELAKSANAAN DAN JADWAL PENUGASAN PERSONIL 3.1. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANAAN



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



III - 1



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



3.2. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



III - 2



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



TA.2019



III - 3



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



3.3. JADWAL PENUGASAN PERSONIL



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



III - 4



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



3.4. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga / Personil yang ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah:



A. Tenaga Ahli Office 1. Ketua Tim (Ahli Teknik Jalan) Seorang Sarjana Teknik Strata dua (S2) Jurusan Sipil Tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai, serta bertanggung jawab penuh terhadap produk yang dihasilkan. 2. Ahli Geodesi Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geodesi Tugasnya adalah:  Mempersiapkan posisi geografis titik referensi untuk setiap survei jalan dan jembatan;  Mempersiapkan tabel data geografis:  Mempersiapkan platform basis data berbasis Geografis sesuai sistem manajemen data yang dipergunakan pengguna jasa  Mempersiapkan tampilan antar muka untuk menampilkan informasi 3. Ahli Teknik Jalan Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survei khusunya terkait dengan pengumpulan data ketidakrataan (IRI), kondisi dan Lendutan;  Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri yang menghasilkan laporan validasi dan verifikasi data hasil survei lapangan.  Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait survei 



Ketidakrataan dan Lendutan Melakukan pengolahan data dipersyaratakan;



sesuai



spesifikasi



data



yang



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



4. Ahli Teknik Jembatan Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Membantu mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi Jembatan  Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data tim lapangan  Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan 5. Ahli Geoteknik Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil atau jurusan Geologi Tugasnya adalah :     



 



Mengkoordinir kegiatan sistem manajemen lereng; Memberikan pengarahan dan bimbingan teknis personil survei: Melakukan koordinasi dengan P2JN/BBPJN/BPJN; Validasi hasil inventarisasi, inspeksi berkala, analisis risiko dan mitigasi risiko lereng jalan. Melakukan penilaian tingkat risiko lereng jalan berdasarkan pemeringkatan nilai bahaya dan konsekuensi lereng jalan yang telah disurvey; Membuat peta tingkat risiko lereng jalan; Menyusun pelaporan;



6. Ahli Teknik Lalu lintas Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan pengumpulan data volume lalu lintas;  Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri:   



Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait survei volume lalu lintas Melakukan identifikasi lokasi dan penentuan untuk pemasangan alat survei lalu lintas; Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan;



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



7. Ahli Quality Control Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Menyiapkan dan memelihara peralatan pengukuran, pemeriksaaan dan pengujian, serta memastikan bahwa masa kalibrasi peralatan yang digunakan masih berlaku danlayak pakai.  Melaksanakan pemeriksaan atau pengujian bahan/meterial yang akan digunakan dalam pekerjaan  Mempelajari metoda kerja dan standar pelaksanaan yang akan digunakan dalam pekerjaan 



Memberikan data/laporan kepada PPK tentang kesiapan pelaksanaan lapangan sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan rekomendasi.







Melakukan uji coba peralatan untuk penerapan metode kerja, berdasarkan pedoman yang dijadikan acuan. Menertibkan laporan ketidak sesuaian bila terjadi penyimpangan Melakukan validasi data hasil pengukuran/pengujian di lapangan



 



B. Tenaga Ahli Lapangan 1. Ahli Jembatan Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Melakukan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan Inspeksi Jembatan;  Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi Jembatan  Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri;  Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan. 2. Ahli Teknik Lalu lintas Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Sipil Tugasnya adalah:  Melakukan kalibrasi dan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan pengumpulan data volume lalu lintas;  Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri: PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari   



TA.2019



Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait survei volume lalu lintas; Melakukan identifikasi lokasi dan penentuan untuk pemasangan alat survei lalu lintas; Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan;



3. Ahli Geoteknik Sarjana (S-1) jurusan Teknik Sipil atau jurusan Geologi Tugasnya adalah:    



Melakukan ujicoba peralatan survei khususnya terkait dengan Inspeksi Jembatan; Mengkoordinasikan tim pelaksana survei terkait Inspeksi Jembatan; Melaksanakan kompilasi data dan melaksanakan validasi data mandiri; Melakukan pengolahan data sesuai spesifikasi data yang dipersyaratakan.



4. Ahli Geodesi Lapangan Sarjana Teknik Strata satu (S1) Jurusan Geodesi Tugasnya adalah:  Mempersiapkan posisi geografis titik referensi untuk setiap survey jalan dan jembatan;  Mempersiapkan tabel data geografis;  Mempersiapkan platform basis data berbasis Geografis sesuai sistem manajemen data yang dipergunakan pengguna jasa;  Mempersiapkan tampilan antar muka untuk menampilkan informasi.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



Usulan Teknis Survey Kondisi Jalan,Jembatan Dan Lereng di Wilayah Balai Pelaksanaan Jalan Nasional XXI Kendari



TA.2019



C. Asisten Tenaga Ahli Lapangan 1. Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey Lendutan) Dalam hal pelaksanaan survei lapangan dan membantu olah data serta pelaporan. 2. Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey Kondisi Jalan) Dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan. 3. Asisten Tenaga Ahli Teknik Jalan lapangan (Survey PCI dan Survey Kondisi Jalan dan Inventarisasi) Dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan. 4. Asisten Tenaga Ahli Lalulintas lapangan Dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan. 5. Asisten Tenaga Ahli Jembatan lapangan Dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan. 6. Asisten Tenaga Ahli Geoteknik lapangan Dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan. 7. Asistensi Tenaga Ahli Quality Control dalam hal pelaksanaan survei lapangan olah data serta pelaporan.



D. Tenaga Pendukung Selain tenaga-tenaga tersebut di atas, juga diperlukan tenaga-tenaga pendukung/tenaga lainnya seperti surveyor, Teknisi, operator, supir dan lainnya untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan. Jumlahnya menyesuaikan sesuai dengan kebutuhan dan metode pelaksanaan kegiatan survei.



PT.DISIPLAN CONSULT Jo PT.DWIKARSA ENVACOTAMA & PT.HANATA PRC.



BAB.IV – CURICULUM VITAE TENAGA AHLI



BAB.V – PENGALAMAN PERUSAHAAN PENYEDIA JASA