Uveitis [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

UVEITIS



Nabila Viera Yovita



Definisi



Peradangan traktus uvealis atau struktur yang berdekatan  dapat mengancam penglihatan secara signifikan Etiologi  seringkali autoimun Diketahui  agen infeksius



Anatomi



Iris



Badan siliar



Koroid



Klasifikasi: International Uveitis Study Group (IUSG) Secara anatomis berdasarkan letak inflamasi



Penyakit



primer Anterior



Camera oculi anterior



Iritis, iridocyclitis, dan anterior cyclitis



Intermediate



Vitreous



Pars planitis, posterior cyclitis, dan hyalitis



Posterior



Retina atau koroid



Fokal, multifokal atau choroiditis difus, chorioretinitis, retinitis, dan neuroretinitis



Panuveitis



Camera oculi anterior, vitreous, retina atau koroid



 



Secara klinis Infeksius Non-infeksius



Bacterial, viral, fungal, parasitic, lain-lain Hubungan sistemik yang diketahui Hubungan sistemik yang tidak



Masquerade



diketahui Neoplastic & non-neoplastik



Berdasarkan waktu Akut



3 bulan, onset tidak jelas, asimptomatik, tidak sembuh sempurna



Usia & Gender



• JIA, toxocariasis (anak) • MS, Behcet’s (dewasa muda) • Reiter’s, spondylitis ankilosa (dws paruh baya)



Ras, Riw. Keluarga & kebiasaa n



Pajanan okupasio nal



• HLA-B27 arthritis kulit putih • Kebanyakan predileksi gender maupun ras (-) • Makanan mentah, kontak dg feses Toxo (+), binatang blm divaksin • STD



• Pajanan air terkontaminasi binatang domestic bakteri



Uveitis Anterior Granulomato sa Iris



Iritis



Nongranulomato sa



Inflamasi



Iris + c. ciliaris



Iridosiklit is



 



Non-



Granulomatosa



Onset



Granulomatosa Akut



Tersembunyi



Nyeri



Nyata



Tidak ada atau



Fotofobia



Nyata



ringan



Penglihatan



Sedang



Ringan



Kabur



Nyata



Nyata



Merah



Putih halus



Ringan



sirkumkorneal



Kecil dan tak teratur



Kelabu besar



Keratic



Kadang-kadang



Bervariasi



precipitates



Tidak ada



Kadang-kadang



Pupil



Uvea anterior



Kadang-kadang



Sinekia posterior  



Uvea anterior,



Noduli iris



Akut



posterior



Lokasi



Sering



Kronik



  Perjalanan penyakit



Kadang-kadang



Etiologi HLA-B27: antigen



pada (MHC) pada kromosom , merepresentasikan peptide antigenic (didapat dari antigen maupun non-self antigen) terhadap sel T 



spondiloarthropati



Spondilitis ankilosa, Reiter’s syndrome, arthritis psoriasis, arthritis enteropati



Kram abdomen, penurunan BB, diare



Nyeri pada mata Fotofobia Mata merah



• + / -, terasa benda asing • Tumpul, tiba-tiba • Okular/periorbital • Terutama sinar matahari • Sekret (-)



Penglihata n bdsrkn komplikasi



TIO



• Normal/menurun • Floaters (+)



• >> e.c etiologi / komplikasi • 50 sel



Iris • Sinekia anterior perifer & sinekia posterior. Nodul inflamasi (Koeppe dan Busacca)  kuning-kecoklatan = akumulasi sel inflamasi. • Koeppe: border pupil. Busacca: permukaan iris, hampir selalu proses granulomatosa. Lensa & vitreous • Presipitat lenticular pada kaps lensa posterior. Sel inflamasi pd vitreus = sindrom uveitis yang lebih ekstensif. Segmen posterior • Edema n. opticus, vasculitis, lesi fokal retina/ koroid. Iritis granulomatosa cenderung ekstensif.



UA granulomatosa dg keratic presipitat mutton-fat, Koeppe dan Busacca



Fuchs heterochromic iridosiklitis dg katarak & iris heterokrom



UA akut dg akuos plasmoid & hipopion pd pasien kolitis ulseratif



Atrofi iris pd pasien dg UA HSV



Patofisiologi Unilateral  suatu infeksi piogenik e.c trauma tembus okuli/ reaksi terhadap zat toksik atau fenomena alergi  hipersensitivitas e.c antigen eksogen (mikroba infeksius) atau endogen



Radang iris &badan siliar rusaknya blood aqueous barrier  protein, fibrin, dan sel-sel radang dalam humor akuos flare



Akut: hipopion (sel radang berupa pus) atau hifema (migrasi eritrosit ke dalam COA) Kronis: KP (sel radang melekat pada endotel kornea)



Jenis keratic precipitate: Mutton fat KP: besar, kelabu, tdd makrofag &pigmen-pigmen yang difagositirnya granulomatosa. Punctate KP: kecil, putih, tdd sel limfosit dan sel plasma non granulomatosa.  



Terapi tidak adekuat: peradangan>>  komplikasi  sinekia anterior/posterior, seklusio pupil, oklusio pupil



Sinekia + trabekular tertutup  akuos humor terhambat  iris bombe  glaukoma sekunder Gg. Metabolisme lensa  keruh  katarak komplikata  peradangan meluas  endoftalmitis/panoftalmitis



Uveitis Intermediate Letak inflamasi primer: vitreus & retina perifer



MS atau sarcoidosis; UI = eskpresi pertama autoimunitas (+)



Pars planitis  eksudat putih (snowbanks) diatas p. plana & ora serrata/ dg sel inflamasi pada vitreous (snowballs), etiologi noninfeksius (penyakit Lyme)/ penyakit sistemik (sarcoidosis).



Patofisiologi Kemungkinan predisposisi imunogenetik dilihat dari riwayat keluarga. Adanya bukti dapat mensugestikan mekanisme autoimun, namun stimulus antigen masih sulit dipahami. Usia Secara primer mengenai anak-anak dan dewasa muda. Pada anak-anak berhubungan dengan penurunan visus. Outcome lebih buruk pada diagnosis tertunda, imunodefisiensi, atau penyakit yang lebih agresif



Riwayat penyakit Pandangan kabur & floaters (+) Nyeri dan fotofobia (-) . 1/3 kasus unilateral akan menjadi bilateral . Visus data menurun sampai 20/40 (penurunan penglihatan sedang) karena vitritis ringan



 Pada segmen anterior, penemuan terlambat dapat ditemukan adanya sinekia anterior dan posterior, keratopati band, katarak, dan glaucoma.



Tujuan pengobatan: menekan inflamasi intraocular yang biasanya dicapai dengan kortikosteroid sistemik. Pada beberapa kasus, terapi ini inadekuat dan agen immunomodulating atau imunosupresan dibutuhkan untuk mengontrol penyakit. agen ini dapat digunakan dengan atau tanpa steroid.



Uveitis Posterior Chorioretini tis



Inflamasi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau protozoa secara kongenital pada neonatus.



Toxoplasma dan CMV kongenital: paling sering



CMV kongenital stabil dan membaik saat masa kanak-kanak, toxoplasmosis kongenital  berkembang setelah kelahiran, lebih signifikan setelah beberapa tahun. Sebab pada individu dg Imunodefisiensi: virus Epstein-Barr, CMV, varicella-zoster, jamur seperti Candida, Aspergillus, Fusarium.



Choroiditis/chorioretinitis Toxoplasma



Luasnya keterlibatan mata Eksudat ekstensif ditentukan oleh chorioretinitis organisme atau panuveitis penyebab.



Toxocara & CMV Lesi choroid luas dengan inflamasi ekstensif atau endoftalmitis pada Toxocara Keratitis interstitial/ iritis pada CMV



Inflamasi unilateral Anak seringkali menyipit penglihatan kabur/ tidak dapat lihat suatu objek. Anak yang lebih tuafotofobia, terdapat kecerobohan dengan keseimbangan berjalan yang buruk.



Eksudat cotton ball = atrofi fokal dan sikatriks berpigmen dari retina. Inflamasi vitreus dapat bermanifestasi sebagai transient floating opacities  pada semua chorioretinitis tanpa lihat etiologi



Pemeriksaan fisik abnormal lainnya e.g intrauterine growth retardation, mikrosefali, microftalmia, katarak, uveitis, penurunan pendengaran, osteomyelitis, hepatosplenomegali, limfadenopati, dermal erythropoiesis, carditis, dan penyakit jantung kongenital.



Eksudat cotton wool



Chorioretinitis pada pasien dengan AIDS.



Tatalaksana Kortikosteroid Prednisolone asetat 1% 1-2 tetes tiap ½ jam saat terjaga u/ infl anterior



Medikamentosa



Non-medikamentosa



Kacamata hitam kurangi fotofobia, terutama e.c midriatikum. Kompres hangat Kurangi rasa nyeri & >> aliran darah shg resorbsi sel-sel radang dapat lebih cepat



Triamcinolone acetonide subTenon 1 ml (40 mg) pada daerah superotemporal Triamcinolone acetonide intraocular 0.1 ml (4 mg) atau prednisone oral 0.5-1.5 mg/kg/hari u/ infl non-infeksi Sikloplegik/midriatik Homatropin 2-5% 2-4 kali/hari Corticosteroid-sparing agent e.g methotrexate, azathioprine u/ non-infeksi bentuk berat



Komplikasi Glau kom a



Seklusio pupil



Panoft almitis



Katar ak



Oklu sio pupil



Sinekia anterior & posterior



Endoft almitis



Retin itis prolif eran s



Ablasio retina



Prognosis



Ablasio retina memberika n prognosis yang sangat buruk



Peradangan hebat atrofi c.ciliar  AH