15 0 919 KB
LAPORAN PRAKTIKUM PERAKITAN DAN PELEPASAN TRANSMISI SABUK V
Diajukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Teknik Perawatan Mekanik Dosen Pembimbing : Parno Raharjo, Ph.D
Disusun Oleh : Fikri Milsa Ananda
171211046
Gilang Gery Garnida 171211048 Jihan Farhain
171211051
2 MB
D-III TEKNIK MESIN JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena nikmat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum “Perakitan dan Pelepasan transmisi sabuk V” sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Praktikum ini dilaksanakan sebagai upaya untuk mengetahui dan menyelaraskan antara pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan kenyataannya. Selain itu, praktikum ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat akademik kelulusan mata kuliah Teknik Perawatan yang mana sesuai dengan Program di Program Studi Teknik Mesin Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan kepada Bapak Parno Raharjo, Ph.D selaku dosen terkait yang telah membantu kami dalam mempelajari topik ini. Penulisan laporan ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah teknik perawatan. Dan harapan kami akan laporan ini semoga laporan ini dapat menjadi hal baik dalam studi kami, dan dapat memberikan manfaat bagi yang membacanya. Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai kritik dan saran yang membangun dari para pembaca agar laporan praktikum ini dapat lebih baik lagi.
Bandung, 1 April 2019
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................ i BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1
Latar belakang .......................................................................................... 1
1.2
Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 2 2.1 Transmisi ...................................................................................................... 2 2.1.1 Pengertian Transmisi .............................................................................. 2 2.1.2 Macam-macam Transmisi....................................................................... 2 2.1.3 Sabuk-V .................................................................................................. 3 2.2 Puli................................................................................................................. 6 2.2.1 Pengertian Puli ........................................................................................ 6 2.2.2 Fungsi Puli .............................................................................................. 6 2.2.3 Macam-Macam Puli ................................................................................ 6 2.2.4 Material Puli ........................................................................................... 8 2.2.5 Aplikasi Puli ........................................................................................... 8 BAB III PRAKTIKUM ........................................................................................ 9 3.1 Alat yang Digunakan ..................................................................................... 9 3.2 Pelepasan Transmisi Sabuk V ....................................................................... 9 3.2.1 Pulley ...................................................................................................... 9 3.2.2 Sabuk V................................................................................................. 10 3.2.3 Bearing .................................................................................................. 10 3.3 Perakitan Transmisi Sabuk V ...................................................................... 10 3.2.1 Pulley .................................................................................................... 10 3.2.2 Sabuk V................................................................................................. 11 3.2.3 Bearing .................................................................................................. 11 BAB IV HASIL PENGAMATAN ..................................................................... 12 4.1 Hasil Pengamatan ........................................................................................ 12 4.1.1 Komponen pada Poros 1 ....................................................................... 12 4.1.2 Komponen pada Poros 2 ....................................................................... 15 ii
4.1.3 Transmisi V Belt ................................................................................... 18 4.1.4 Instalasi ................................................................................................. 19 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 20 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 20 5.2 Saran ............................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar belakang Dalam dunia industri, kita akan sering menjumpai berbagai macam
Transmisi gerakan, baik menggunakan roda gigi, rantai, ataupun belt, yang menghubungkan 2 buah poros dengan fungsi meneruskan gaya/gerakan ataupun mengubah arah dan juga besar daya dan kecepatan. Jarak yang jauh antara 2 buah poros sering tidak memungkinkan transmisi langsung dengan menggunakan roda gigi. Untuk kondisi seperti ini, cara transmisi yang dapat diterapkan adalah dengan menggunakan Belt atau Chain yang dibelitkan sekeliling puli atau sprocket pada poros. Dalam praktikum ini mahasiswa akan melakukan perakitan dan pelepasan transmisi V Belt. Ini ditujukkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami fungsi secara keseluruhan sistem transmisi, baik untuk pengalaman kerja/praktek maupun dalam melakukan perancangan. 1.2
Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah : 1. Dapat menjelaskan pengertian V Belt, fungsi V Belt 2. Dapat mengerti kode-kode/ standar pada V Belt 3. Dapat mengetahui dan melakukan perakitan dan pelepaasan transmisi V Belt 4. Dapat mengidentifikasi komponen pada sistem transmisi V Belt
1
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi 2.1.1 Pengertian Transmisi Transmisi daya adalah upaya untuk menyalurkan/memindahkan daya dari sumber daya (motor diesel,bensin,turbin gas, motor listrik dll) ke mesin yang membutuhkan daya ( mesin bubut, pumpa, kompresor, mesin produksi dll) atau suatu alat atau penghubung dua buah poros atau lebih untuk memindahkan daya dari poros yang satu keporos yang lainya. Transmisi dapat dibedakan menjadi dua yaitu transmisi tidak langsung dan transmisi langsung. 2.1.2 Macam-macam Transmisi 1.
Transmisi Langsung Sistem ini sering disebut dengan transmisi roda gigi, karena cara kerjanya kontak secara langsung antara elemen poros penggerak dengan yang digerakan. Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat serta jarak yang relatif pendek. Roda gigi dapat berbentuk silinder atau kerucut. Adapun kelebihan dan kelemahan pada transmisi ini di antaranya: A. Kelebihan
Tidak terjadi slip
Dapat memindahkan daya yang besar
Dapat digunakan untuk putaran tinggi dan tepat
Ringkas tidak memerlukan tempat yang luas
Dapat memindahkan daya dengan putaran stabil
B. Kelemahan
Perlu ketelitian tinggi dalam perencanaannya, sampai perawatannya. 2
2.
Biaya pembuatan yang cukup mahal.
Transmisi Tak Langsung Pada transmisi ini tidak terjadi kontak elemen poros dengan poros yang digerakkan
melainkan
melalui
elemen
suatu
transmisi
yang
menghubungkan kedua poros. Penggunaan transmisi tak langsung dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : A. Kelompok yang pertama : Sabuk dengan gigi yang digerakkan dengan sproket pada jarak pusat sampai mencapai 2 (m), dan meneruskan putaran secara tepat dengan perbandingan antara 1/1 sampai 6/1. B. Kelompok yang kedua : Sabuk rata dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 10 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 6/1. C. Kelompok yang ketiga : Sabuk dengan penampang trapesium dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen antara dua poros yang jaraknya dapat sampai 5 (m) dengan perbandingan putaran antara 1/1 sampai 7/1 . 2.1.3
Sabuk-V Sabuk V terbuat dari karet dan mempunyai penampang trapezium. Tenunan
tetoran atau semacamnya dipergunakan sebagai inti sabuk untuk membawa tarikan yang besar. Sabuk-V dibelitkan di keliling alur puli yang berbentuk V. bagian sabuk yang sedang membelit pada puli ini mengalami lengkungan sehingga lebar bagian dalamnya akan bertambah besar. Gaya gesekan juga akan bertambah karena pengaruh bentuk baji, yang akan menghasilkan tranmisi daya yang besar pada tegangan yang relative rendah. Hal ini merupakan salah satu keunggulan sabuk-V dibandingkan dengan sabuk rata. 3
A.
Keunggulan Sabuk-V Sabuk-V mempunyai keuntungan dibandingkan sabuk lainya diantaranya
adalah: 1. Berlapis tunggal dan banyak 2. Tahan, panas, tahan minyak, dan listrik statis 3. Kekuatnyany lebih tinggi 4. Untuk tugas berat dengan jumlah sabuk sedikit 5. Batas temperature sampai dengan 90 B. Ukuran dan Pemilihan Sabuk-V Ukuran sabuk yang dibuat dan diperdagangkan memiliki ukuran sabuk sebagaimana yang tercantum pada sabuk tersebut dalam bentuk code atau symbolsymbol, namun untuk profil dari sabuk yang berhubungan dengan lebar sabuk dan diagram pemilihan sabuk-v.
4
Standar penampang sabuk
C. Tanda-tanda kerusakan pada sabuk V •
Penyetelan telah habis dan sabuk masih kendor
•
Lenturan telah melebihi batas yang diizinkan
•
Terdapat keausan pada salah satu sisi sabuk yang mungkin disebabkan karena misalignment puli
•
Keausan pada ke dua sisi sabuk yang disebabkan oleh ketidaksesuaian sudut alur
•
Keretakan pada sabuk
•
Sabuk putus
•
Sabuk sobek
5
2.2 Puli 2.2.1 Pengertian Puli Puli merupakan salah satu dari berbagai macam transmisi. Puli dalam bahasa Inggris yaitu pulley(mungkin kata puli berasal dari kata pulley). Puli berbentuk seperti roda. Pada penggunaannya puli selalu berpasangan dan dihubungkan dengan sabuk (belt). Puli terdiri dari roda pada sebuah poros atau batang yang memiliki alur diantara dua pinggiran di sekelilingnya. Sebuah tali, kabel, atau sabuk biasanya digunakan pada alur puli untuk memindahkan daya. Puli digunakan untuk mengubah arah gaya yang digunakan, meneruskan gerak rotasi, atau memindahkan beban yang berat. Puli merupakan salah satu dari enam mesin sederhana. Sistem puli dengan sabuk terdiri dua atau lebih puli yang dihubungkan dengan menggunakan sabuk. Sistem ini memungkinkan untuk memindahkan daya, torsi, dan kecepatan, bahkan jika puli memiliki diameter yang berbeda dapat meringankan pekerjaan untuk memindahkan beban yang berat. 2.2.2 Fungsi Puli Puli memiliki fungsi antara lain:
Mentransmisikan daya dari penggerak menuju komponen yang digerakkan,
Mereduksi putaran,
Mempercepat putaran,
Memperbesar torsi,
Memperkecil torsi.
2.2.3 Macam-Macam Puli Saat ini ada berbagai macam puli yang telah dikembangkan. Berikut beberapa macam puli yang ada di pasaran:
6
Puli rata (flat pulley)
Puli V (V-pulley)
Puli poly-V
7
Puli synchronous
2.2.4 Material Puli Selain jenisnya yang beragam, material yang digunakan pada puli juga beragam. Berikut beberapa material yang digunakan untuk membuat puli:
Baja (steels),
Besi tuang (cast irons),
Aluminium (aluminum),
Plastik, dll.
2.2.5 Aplikasi Puli Aplikasi puli antara lain terdapat pada:
Mesin bubut besar
Compressor
Mesin penggiling padi, dll
8
BAB III PRAKTIKUM 3.1 Alat yang Digunakan No.
Nama Alat
Spesifikasi/Ukuran
1
Jangka Sorong Besar
600mm, kecermatan 0,02 mm
2
Jangka Sorong Kecil
150mm, kecermatan 0,05 mm
3
Dudukan Poros
2 Buah
4
Kunci Pas Ring
17-17 dan 24-24
5
Pemukul Adaptor Sleeve
1 Buah
6
Palu Besi
½ LB
7
Kunci Ring-Ring
17-19
8
Pitch Gauge
9
Kunci L
10
Tensioner
11
Feeler Gauge
12
Ragum
13
Hook Spaner
14
Mal Derajat untuk Pulley
1 Set
15
Penggaris
30 cm
16
Meteran
50 m
17
Palu Plastik
½ LB
60 Metrisch 4 mm, 5 mm. 6 mm. 8 mm 20 Kg 0,05 – 1 mm 1 Buah di Meja 2 Buah
3.2 Pelepasan Transmisi Sabuk V 3.2.1 Pulley
Longgarkan dan lepaskan semua baut yang menempel pada pulley menggunakan kunci L
9
Pasang dan kencangkan baut untuk melepas pulley menggunakan kunci L hingga pulley lepas dari bush
Lepaskan pulley dan bush dari porosnya
3.2.2 Sabuk V
Kendurkan tensioner sabuk v menggunakan kunci ring 17
Kendurkan baut untuk mengatur jarak antara poros menggunakan kunci 17 dan kunci L
Lepas sabuk v dengan cara memutar pulley secara perlahan sekaligus di arahkan ke samping
3.2.3 Bearing
Kendurkan dan lepaskan baut pada bearing housing menggunakan kunci ring 17
Cekam poros pada ragum menggunakan plat yang sudah di sediakan
Ukur jarak antara bearing dan ujung poros sebelum bearing di lepas
Kendurkan dan lepaskan locknut menggunakan kunci spanner
Lepaskan bearing dan adaptor sleeve menggunakan alat khusus dan
palu
3.3 Perakitan Transmisi Sabuk V 3.2.1 Pulley
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Pasang pulley dan bush ke poros dan atur jarak antara ujung poros sesuai data yang sudah di sediakan
Pasang dan kencangkan baut menggunakan kunci L pada bush
10
3.2.2 Sabuk V
Bersihkan permukaan pulley dari debu dan oli yang masih menempel menggunakan lap yang telah di sediakan
Pasang sabuk v pada pulley
Kencangkan tensioner sabuk v menggunakan kunci ring 17
Ukur kekencangan sabuk v menggunakan belt tensioner indicator
Atur kekencangan sesuai dengan data yang telah di tentukan sebelumnya
3.2.3 Bearing
Bersihkan permukaan komponen yang akan di pasang dari debu dan oli yang masih menempel menggunakan lap yang sudah di sediakan
Posisikan adaptor sleeve pada poros dengan ulir mengarah ke luar dan atur jarak antara ujung poros sesuai data yang sudah diperoleh
Pasang bearing, looking washer, dan locknut
Kencangkan locknut menggunakan kunci spanner
11
BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Hasil Pengamatan Bearing Housing 1.1 Bearing Housing 2.1 Shaft 1
Shaft 2 Bearing Housing 1.2 Bearing Housing 2.2
710 mm
105 mm
457.45 mm 110 mm
37.55 mm
4.1.1 Komponen pada Poros 1 No
Nama Komponen
Kode/Ukuran
Shaft 1.
Shaft diameter (mm)
50
Shaft length (mm)
710 12
Bearing Housing 1.1 Bearing housing code
SN 511
Bearing house high (Bottom to centre)
70
(mm)
2.
Hole diameter (mm)
52
Bearing housing thickness (mm)
95
Diameter baut pada bearing housing (mm)
9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm)
1.5
Kode bahan pada baut bearing housing
TMS 4.6
Kekuatan Tarik maksimum pada baut
460
bearing housing (N/mm²) Standard kekecangan baut pada bearing
16.7
housing (Nm) Bearing 1.1 Bearing code
2211 K
Bearing type
Double row self aligning ball bearing
3.
Bearing outer diameter (mm)
99.92
Bearing hole diameter (mm)
56.1
Bearing thickness (mm)
25
Standard radial clearance (µm)
17-32
Actual radial clearace (µm)
30
Adaptor Sleeve 1.1 Adaptor sleeve code 4.
MB 11
Adaptor sleeve outer diameter (mm)
57
Adaptor sleeve length (mm)
45
Lock Nut 1.1 5.
Lock nut code
KM 11
Lock nut outer diameter (mm)
75
Lock nut hole diameter (mm)
53 13
Lock nut thickness (mm)
11
Thread type (metric or withworth)
Metric
Thread pitch (mm or gpi)
2 mm
Locking Washer 1.1 Locking washer code 6.
MB 11
Locking washer outer diameter (mm)
80
Locking washer hole diameter (mm)
55.5
Locking washer thickness (mm)
1.2
Bearing Housing 1.2 Bearing housing code
SN 511
Bearing house high (Bottom to centre)
70
(mm)
7.
Hole diameter (mm)
50
Bearing housing thickness (mm)
95
Diameter baut pada bearing housing (mm)
9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm)
1.5
Kode bahan pada baut bearing housing
TMS 4.6
Kekuatan Tarik maksimum pada baut
460
bearing housing (N/mm²) Standard kekecangan baut pada bearing
16.7
housing (Nm) Bearing 1.2 Bearing code
22211 K
Bearing type
Double row spherical roller bearing
8.
Bearing outer diameter (mm)
100
Bearing hole diameter (mm)
56
Bearing thickness (mm)
25
Standard radial clearance (µm)
55-75
Actual radial clearace (µm)
70 14
Adaptor Sleeve 1.2 9.
Adaptor sleeve code
MB 11
Adaptor sleeve outer diameter (mm)
57
Adaptor sleeve length (mm)
37
Lock Nut 1.2 Lock nut code
10.
KM 11
Lock nut outer diameter (mm)
75
Lock nut hole diameter (mm)
53
Lock nut thickness (mm)
10.8
Thread type (metric or withworth)
Metric
Thread pitch (mm or gpi)
2 mm
Locking Washer 1.2 Locking washer code 11.
MB 11
Locking washer outer diameter (mm)
80
Locking washer hole diameter (mm)
55.5
Locking washer thickness (mm)
1.2
4.1.2 Komponen pada Poros 2 No
Nama Komponen
Kode/Ukuran
Shaft 1.
Shaft diameter (mm)
50
Shaft length (mm)
720
Bearing Housing 2.1 Bearing housing code
SN 511
Bearing house high (Bottom to centre) 2.
70
(mm) Hole diameter (mm)
52.48
Bearing housing thickness (mm)
95
Diameter baut pada bearing housing (mm)
9.8
15
Pitch ulir baut pada bearing house (mm)
1.5
Kode bahan pada baut bearing housing
JH 8.8/LOBO 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut
880
bearing housing (N/mm²) Standard kekecangan baut pada bearing
50
housing (Nm) Bearing 2.1 Bearing code
AS E3 1211 K
Bearing type
Double row self aligning ball bearing
3.
Bearing outer diameter (mm)
100
Bearing hole diameter (mm)
55
Bearing thickness (mm)
21
Standard radial clearance (µm)
17-32
Actual radial clearace (µm)
30
Adaptor Sleeve 2.1 4.
Adaptor sleeve code
MB 11
Adaptor sleeve outer diameter (mm) Adaptor sleeve length (mm)
56.5 37
Lock Nut 2.1 Lock nut code
5.
KM 11
Lock nut outer diameter (mm)
75
Lock nut hole diameter (mm)
53
Lock nut thickness (mm)
10.9
Thread type (metric or withworth)
Metric
Thread pitch (mm or gpi)
2 mm
Locking Washer 2.1 6.
Locking washer code
MB 11
Locking washer outer diameter (mm)
79.42
Locking washer hole diameter (mm)
55.5
16
Locking washer thickness (mm)
1.2
Bearing Housing 2.2 Bearing housing code
SN 511
Bearing house high (Bottom to centre)
70
(mm)
7.
Hole diameter (mm)
52.5
Bearing housing thickness (mm)
93.5
Diameter baut pada bearing housing (mm)
9.8
Pitch ulir baut pada bearing house (mm)
1.5
Kode bahan pada baut bearing housing
SN 8.8
Kekuatan Tarik maksimum pada baut
880
bearing housing (N/mm²) Standard kekecangan baut pada bearing
50
housing (Nm) Bearing 2.2 Bearing code
1211 EK TN9
Bearing type
Double row self aligning ball bearing
8.
Bearing outer diameter (mm)
100
Bearing hole diameter (mm)
55.5
Bearing thickness (mm)
21
Standard radial clearance (µm)
17-32
Actual radial clearace (µm)
30
Adaptor Sleeve 2.2 9.
Adaptor sleeve code
MB 11
Adaptor sleeve outer diameter (mm)
54
Adaptor sleeve length (mm)
37
Lock Nut 2.2 10.
Lock nut code
KM 11
Lock nut outer diameter (mm)
75 17
Lock nut hole diameter (mm)
53
Lock nut thickness (mm)
10.8
Thread type (metric or withworth)
Metric
Thread pitch (mm or gpi)
2 mm
Locking Washer 2.2 Locking washer code 11.
MB 11
Locking washer outer diameter (mm)
81
Locking washer hole diameter (mm)
55.5
Locking washer thickness (mm)
1.18
4.1.3 Transmisi V Belt No
Nama Komponen
1.
Kode sabuk
2.
Panjang sabuk (mm)
3.
Jumlah sabuk
4.
Jarak sumbu puli antara shaft 1 dan shaft 2
Kode/Ukuran SPA 1600 LW 1496.5 2 452.5
(mm) 5.
Sudut penampang sabuk (º)
38
6.
Kode puli pada shaft 1
SPA 280-2
7.
Kode taper lock puli pada shaft 1
Bush. 25/7
8.
Tipe/jenis puli pada shaft 1
SPA
9.
Diameter pitch puli pada shaft 1
280
10.
Jumlah groove puli pada shaft 1
2
11.
Sudut groove puli pada shaft 1 (º)
38
12.
Kode puli pada shaft 2
SPA 140-2
13.
Kode taper lock puli pada shaft 2
Bush. 2012
14.
Tipe/jenis puli pada shaft 2
SPA
15.
Diameter pitch puli pada shaft 2
140
16.
Jumlah groove puli pada shaft 2
2
18
17.
Sudut groove puli pada shaft 2 (º)
38
4.1.4 Instalasi No
Nama Komponen
Standard
Aktual
1.
Levelling poros 1
0.06 mm/m (Center)
Center
2.
Levelling poros 2
0.06 mm/m (Center)
Center
3.
Ketidaksejajaran poros
0.50 mm
0.30 mm
4.
Kekencangan sabuk
50 N/9.25 mm
50 N/9.5 mm
19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengamatan diatas, kami dapat menyimpulkan bahwa, 1. V Belt merupakan salah satu media transmisi daya pada suatu mesin yang membentuk sebuah sabuk yang tersusun dari material karet dan memilik penampang trapesium maupun persegi sesuai dengan tipe, jenis dan kegunaannya. V Belt digerakkan oleh gaya gesek penggerak, kemampuan V Belt untuk memindahkan tenaga tergantung pada (Kecepatan V Belt, gesekan antara V Belt dan pulley, tegangan belt terhadap pulley, Sudut kontak antara belt dan pulley). Fungsi dari V Belt yaitu digunakan sebagai transmisi daya dari suatu poros ke poros yang lainnya melalui sebuah pulley yang berputar karena adanya sumber daya tertentu, dengan kecepatan putar yang sama ataupun berbeda bergantung pada rasio perbandingan kedua buah pulley. 2. V Belt memiliki kode/kode tertentu yang menjadi standard dalam ukuran V Belt itu sendiri, baik lebar, panjang, dll 3. Dalam pelepasan dan perakitan V Belt sendiri, harus dilakukan secara hatihati dan perlu menggunakan alat-alat yang sesuai dengan fungsinya karena komponen pendukung pada V Belt yang rentan, seperti bearing, dll 4. Komponen pada system transmisi V belt yaitu shaft, bearing housing, bearing, adaptor sleeve, lock nut, locking washer, puli, dan V Belt. 5.2 Saran 1. Sebelum melakukan praktikan, pastikan alat-alat yang akan digunakan dalam kondisi yang baik 2. Utamakan keselamatan dan kesehatan kerja. 3. Perlu adanya penggantian bearing, karena clearance bearing itu sendiri sudah tidak memenuhi standardnya 20
DAFTAR PUSTAKA Engineering craftsmen. Mechanical maintenance and Installation1, VolumeI. Teknik Perakitan Mekanik, Modul B. P5D Fontys University. 1998 https://otomotif-er.blogspot.com/2014/11/macam-macam-transmisi-elemenmesin.html (Diakskes pada 4 April 2019)
21