16 0 357 KB
Kelompok 15 : Farah Nur Lailatun Nikmah /175020300111045 Yovi Gabriella Silitonga /175020300111053 CE – Akuntansi Manajemen Strategis
CHAPTER 7
VALUE CHAIN ANALYSIS AND ACCOUNTING Key learning objectives :
Menjelaskan konsep “value-chain analysis”
Mendeskripsikan perbedaan antara value-added analysis dan value-chain analysis
Menunjukkan pemahaman tentang bagaimana kerangka kerja value-chain Poter dapat diterapkan pada bisnis agar unggul
Mendeskripsikan perbedaan antara value-chain perusahaan dan value-chain sebuah produk individu
Menunjukkan pemahaman tentang bagaimana sistem akuntansi manajemen memainkan peran penting dalam value-chain framework
KONSEP VALUE-CHAIN ANALYSIS Rantai Nilai (value chain) menggambarkan keseluruhan aktivitas yang dibutuhkan untuk menghasilkan barang atau jasa, mulai dari proses perancangan, input bahan mentah, proses produksi sampai dengan distribusi ke konsumen akhir serta pelayanan setelah pemasaran. Porter menjelaskan, analisis value chain merupakan alat analisis strategik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap keunggulan perusahaan, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain. Analisis value chain memandang perusahaan sebagai salah satu bagian dari rantai nilai produk. Rantai nilai produk merupakan aktivitas yang berawal dari bahan mentah sampai dengan pcnanganan purna jual. Rantai nilai ini mencakup aktivitas yang terjadi karena hubungan dengan
pemasok (supplier linkages), dan hubungan dengan konsumen {consumer linkages). Aktivitas ini merupakan kegiatan yang terpisah tetapi sangat tergantung satu dengan yang lainnya (Porter, 2001) Value Chain Analysis yang banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan, yaitu Porter’s Value Chain Model yang diperkenalkan oleh Michael Porter pada tahun 1985. Berikut adalah gambaran model dari Porter’s Value Chain :
PERBEDAAN
ANTARA
VALUE-ADDED
ANALYSIS
DAN
VALUE-CHAIN
ANALYSIS •
Value added analysis: Analisis ini hanya mengklasifikasikan aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dan tidak bernilai tambah. Konsep value added merupakan analisis nilai tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan baku sampai dengan produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk selama proses didalam perusahaan. Tujuannya mengidentifikasi aktivitas yang dilanjutkan atau aktivitas yang dieliminasi.
•
Value chain analysis: analisis lebih menekankan pada pemahaman tentang nilai total dari seluruh operasi lintas bisnis maupun industri, dan berfokus pada aktivitas – aktivitas yang memberikan nilai mulai dari penerimaan bahan baku sampai pelayanan purnajual ke
pelanggan. Tujuan dari analisis value-chain adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap value chain di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif.
PENERAPAN POTER’S VALUE CHAIN FRAMEWORK Poter mengusulkan untuk memperluas analisi rantai nilai di luar rantai nilai bisnis untuk mempertimbangkan keterkaitan dengan pemasok dan pelanggan, serta rantai nilai pesaing, Value Chain Porter adalah model yang digunakan untuk membantu menganalisis aktivitas-aktivitas spesifik yang dapat menciptakan nilai dan keuntungan kompetitif bagi organisasi. Aktivitas-aktivitas tersebut dibagi dalam 2 jenis, yaitu: 1. Primary activities
Inbound logistics aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material sebelum digunakan.
Operations akivitas yang berhubungan dengan pengolahan input menjadi output.
Outbound logistics aktivitas yang dilakukan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen.
Marketing and sales aktivitas yang berhubungan dengan pengarahan konsumen agar tertarik untuk membeli produk.
Service aktivitas yang mempertahankan atau meningkatkan nilai dari produk.
2. Supported activities
Procurement kegiatan organisasi untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan untuk beroperasi.
Human Resources Management Pengaturan SDM mulai dari perekrutan, kompensasi, sampai pemberhentian.
Technological Development pengembangan peralatan, software, hardware, prosedur, didalam transformasi produk dari input menjadi output.
Infrastructure sistem dukungan perusahaan, dan fungsi – fungsi yang memungkinkan untuk mempertahnkan operasi sehari – hari seperti akuntansi, hukum, administrasi, dan manajemen.
PERBEDAAN ANTARA VALUE-CHAIN PERUSAHAAN DAN VALUE-CHAIN SEBUAH PRODUK INDIVIDUAL Pemeriksaan sistematis dari aktivitas nilai individu dapat mengarah pada pemahaman yang lebih baik tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. Porter(1985, p.36) menunjukkan bahwa perbedaan di antara rantai nilai pesaing adalah sumber utama keunggulan kompetitif. Wheelen dan Hunger (1998) mengusulkan langkah-langkah berikut dalam analisis rantai nilai perusahaan :
memeriksa rantai nilai setiap lini produk dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahannya
memeriksa "keterkaitan" dalam rantai nilai setiap lini produk.
memeriksa sinergi yang potensial di antara rantai nilai berbagai lini produk atau unit bisnis Jadi, intinya perbedaan antara value-chain perusahaan dan value-chain sebuah produk
individual, yaitu :
Value-chain perusahaan merupakan rantai nilai dari seluruh rantai nilai dalam seluruh lini produk atau unit bisnis yang ada di perusahaan dan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahannya. Selain itu juga, memeriksa hubungan rantai nilai setiap produk. Serta memeriksa sinergi potensial dari rantai nilai lini produk dan lini bisnis yang berbeda.
Value-chain sebuah produk individual hanya terfokus pada suatu produk saja. Analisis value-chain sebuah produk individual dapat membantu memahami lebih dalam tentang kekuatan dan kelemahan produk mulai dari pembelian hingga pelayanan purna jual.
SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN MEMAINKAN PERAN PENTING DALAM VALUE-CHAIN FRAMEWORK
Strategy and Administration
Research & Development
Design
Production
Marketing
Distribution
Strategic Management Accounting (ABC ; Strategic Cost Analysis ; Balanced Scorecard ; Benchmarking)
The value chain framework and strategic management accounting. Akuntansi manajemen tradisional tidak memberikan informasi yang memadai mengenai informasi non financial dan faktor eksternal krusial untuk kelangusngan perusahaan dalam jangka panjang. Oleh karena itu, tantangannya melibatkan perubahan akuntansi manajemen dari tradisional “analisis biaya manajemen” dilanjutkan :analalisis biaya stratgi” atau “akuntansi manajemen strategi”. Dalam kerangka rantai nilai, biaya diklasifikasikan menjadi structural dan executional.
Cost driver struktural berasal dari pilihan perusahaan tentang struktur ekonomi yang mendasarinya. Ada 5 strategi pilhan yang harus dibuat perusahaan tentang struktur ekonomi yang mendasarinya:
Scale Besarnya investasi pada bagian produksi, RnD, dan marketing.
Scope Tingkat integrasi vertikal
Experience Berapa banyak item yang pernah dibuat
technology complexity proses teknologi yang digunakan untuk setiap tahap rantai nilai
Complexity Besarnya lini produksi atau layanan yang ditawarkan kepada pelanggan
Cost driver executional adalah penentu posisi biaya perusahaan yang bergantung pada kemampuannya untuk menjalankan kesuksesan. Cost driver, meliputi :
manajemen kualitas total
workorce involvement
kapasitas utilisasi
efisiensi layout pabrik
konfigurasi produk
hubungan dengan pemasok dan pelanggan
Akuntansi dalam rantai nilai menutup lebih dari konsep konvensional nilai tambah yang mana konsep tersebut mengabaikan linkages penting dengan pemasok dan pelanggan dengan hanya berfokus pada nilai tambah dalam perusahaan. Semua aktivitas manajerial diarahkan untuk pengambilan keputusan yang bermanfaat (nilai tambah) bagi perusahaan. Untuk mendeteksi ada tidaknya nilai tambah pada suatu kegiatan bagi perusahaan dapat digunakan analisis rantai nilai. Rantai nilai mendeskripsikan seperangkat kegiatan yang mengubah bahan baku dan sumber daya lain menjadi barang jadi dan jasa dimana akan dijual ke pelanggan.