WAHAM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM CURIGA DI RUANG MAWAR RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG



Disusun Oleh: Kelompok 4 1. 2. 3. 4. 5.



ARTIKA HIKMATUL IMRO’AH ASEP WAHYU RIAWAN BINTI MUNAWAROH NUR ROHMAT MUSTOFA RIZKY MEI ADI SAPUTRA



PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN “HUTAMA ABDI HUSADA” TULUNGAGUNG 2018 LEMBAR PENGESAHAN



Lembar pengesahan di buat sebagai bukti bahwa STIKes “HUTAMA ABDI HUSADA” TULUNGAGUNG. Kelompok 4 yang beranggota: Artika Hikmatul Imro’ah, Asep Wahyu Riawan, Binti Munawaroh, Nur Rohmat Mustofa, Rizky Mei Adi Saputra. Telah melakukan Presentasi Askep Ruang IPCU “MAWAR” RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Malangdengan judul Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga.



Malang, Januari 2018 Mengetahui, Pembimbing



Pembimbing Klinik Ruang Mawar



(Sri Agustiana, S.Kep, Ners, M.Kes, M.Kep) NIDN. 07-1408-6505



(



Tut Wuri Handayani ) NIP. 19600420 1979 10 2001



Kepala Ruangan Mawar



( Tut Wuri Handayani ) NIP. 19600420 1979 10 2001



KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat karunia-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah keperawatan jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Pasien Dengan Diagnosa Keperawatan“Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga” di Ruang Mawar RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang” Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas praktek Keperawatan Jiwa serta memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu keperawatan khususnya keperawatan jiwa. Proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terimakasih kepada : 1. Bapak H. Sukanto, S.Pd, S.Kep, Ners, M.Kes selaku Ketua STIKes “Hutama Abdi Husada” Tulungagung. 2. Bapak dr. Laurentius Panggabean, Sp. KJ, MKK selaku Direktur Utama Perawatan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. 3. Ibu Susianti, SST selaku Kepala Bidang Keperawatan RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang Beserta Staf 4. Para Dosen dan Pembimbing Praktek Klinik Keperawatan Jiwa Stikes Hutama Abdi Husada Tulungagung 5. Ibu Tut Wuri Handayani selaku Kepala Ruang Mawar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang beserta Seluruh Perawat Ruangan. 6. Kepada kedua orang tua tercinta yang telah memberi dukungan dan dorongan baik material maupun moril selama penyusunan makalah ini. 7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini khususnya kelompok 4, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat peneliti harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis, khususnya para pembaca pada umumnya. Amin. Malang, Januari 2018 Penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang



Gangguan jiwa adalah penyakit non fisik, seyogyanya kedudukannya setara dengan penyakit fisik lainnya. Meskipun gangguan jiwa tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidakmampuan serta invalisasi baik secara individu maupun kelompok akan menghambat pembangunan, karena tidak produktif dan tidak efesien (Kusumanto Setjionegoro, 1981). Menurut faham kesehatan jiwa seseorang dikatakan sakit apabila ia tidak lagi mampu berfungsi secara wajar di lingkungan sosialnya. Salah satu faktor yang menyebabkan seseorang mengalami ganguan jiwa adalah stressor psikososial adalah setiap keadaan atau peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang, sehingga orang tersebut terpaksa mengadakan adaptasi secara konstruktif (adaptif) tetapi jarang seseorang tidak mampu beradapatasi dengan baik (mal adaptif) sehingga timbullah keluhan-keluhan di bidang kejiwaan berupa gangguan jiwa ringan hingga yang berat. Salah satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di seluruh dunia adalah schizofrenia. Schizofrenia berasal dari bahasa yunani yang terdiri atas dua kata yaitu shizos yang artinya retak atau pecah dan phren yang artinya jiwa. Dengan demikian seseorang yang mengalami gangguan jiwa schizofrenia adalah orang yang mengalami keretakan jiwa / kepribadian (splitting of personality). (Eugen Bleuter dalam Ilmu Kedokteran Jiwa, Marasmis, 1994). Di Indonesia angka penderita skizofrenia 25 penduduk yang proyeksi 25 tahun mendatang mencapai 3 / 1000 penduduk (Hawari, 1993). Angka pevalansi adalah jumlah kasus (penderita) secara keseluruhan dalam kurun waktu tertentu, dan didaerah tertentu, dibagi dengan jumlah penduduk yang diperiksa, sedangkan angka insiden adalah kasusu (penderita baru) dalam kurun waktu tertentu dan didaerah ditentu. Di Indonesia angka yang tercatat di Departemen Kesehatan berdasarkan survei di Rumah Sakit (1983) adalah antara 0,05% sampai 0,15%. Penelitian mengenai mekanisme terjadinya skizofrenia. Maju dengan pesat, demikian pula kemajuan dibidang obat-obatan anti kematian skizofrenia (psikofarmaka). Telah menjadikan penderita skizofrenia dapat dipulihkan sehingga dapat berfungsi kembali secara optimal.



Untuk mengatasi hal itu maka perawat melakukan intervensi antara klien lain, bina hubungan saling percaya antara perawat, klien dan keluarga, mengadakan kontak sering dan singkat secara bertahap dengan klien, observasi tingkah laku klien terkait dengan halusinasinya karena dampak dari skizofrenia karena dapat timbul perilaku kekerasan dan adanya gangguan proses pikir (waham). 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami Gangguan Gangguan Proses Pikir: Waham Curiga di Ruang Mawar RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang. 1.3



Tujuan Tujuan Umum Dapat melaksanakan asuhan keperawatan jiwa pada klien dengan Gangguan Proses Pikir : Waham Tujuan Khusus 1.



Mengidentifikasi karakteristik klien yang mengalami Gangguan Proses Pikir : Waham.



2.



Mengidentifikasi intervensi yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami masalah Gangguan Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada klien dengan masalah Gangguan Proses Pikir : Waham.



BAB II LAPORAN PENDAHULUAN 2.1.



Masalah utama Perubahan Proses Pikir : Waham Curiga



2.2



Pengertian Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal(Stuart dan Sundeen,1998). Wahan adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan ,tetapi dipertahankan dan tidak dapat diubah secara logis oleh orang lain .keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol(Depkes RI,2000). Waham adalah suatu keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian yang salah ,keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual dan latar belakang budaya ,ketidak mampuan merespons stimulus internal dan eksternal melalui proses interaksi atau informasi secara akurat(Keliat,1999).



2.3. Tanda dan gejala Tanda dan gejala pada klien dengan perubahan proses pikir : waham adalah sebagai berikut :  Menolak makan.  Tidak ada perhatian pada perawatan diri.  Ekspresi wajah sedih/gembira/ketakutan.  Gerakan tidak terkontrol.  Mudah tersinggung.  Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.  Tidak bias membedakan antara kenyataan dan bukan kenyataan.  Menghindar dari orang lain.  Mendominasi pembicaraan.  Berbicara kasar.  Menjalankan kegiatan keagamaan secara berlebihan. 2.4.



Rentang respons Respons adaptif   



1.



Pikiran logis Persepsi akurat Emosi konsisten dengan pengalan  Perilaku sesuai hubungan sosial Faktor predisposisi harmonis.







Faktor perkembangan



Respons maladaptif 



  







Kadang proses pikir terganggu Ilusi Emosi berlebihan Berperilaku yang tidak biasa Menarik diri







  



Gangguan isi pikir halusinasi Perubahan proses emosi Perilaku tidak terorganisasi Isolasi sosial



Hambatan perkembangan akanmenggangu hubungan interpersonal seseorang.hal ini dapat meningkatkan sters dan ansietas yang berakhir dengan gangguan persepsi,klien menekan perasaannya 



sehingga pematangan fungsi intelektual dan emosi tidak efektif. Faktor sosial budaya Seseorang yang merasa diasingkan dan kesepian dapat







menyababkan timbulnya waham. Faktor psikologis Hubungan yang tidak harmonis,peran ganda/bertentangan ,dapat menimbulkan ansietasdan berakhir dengan pengingkaran terhadap











kenyataan. Faktor biologis Waham diyakini terjadi tkarena adanya atrofi otak,pembesaran ventrikel di otak,atau perubahan pada sel kortikal dan limbik. Faktor genetic



2. Faktor presipitasi  Faktor sosial budaya Waham dapat dipicu karena adanya perpisahan dengan orang yang 



berarti atau diasingkan dari kelompok. Faktor biokimia Dopamine,norepineprin,dan zat halusinogen lainya diduga dapat







menjadi penyebab waham pada seseorang. Faktor psikologis Kecemasan yang memanjang dan terbatasnya kemampuan untuk mengatasi masalah sehingga klien mengembangkan koping untuk menghindari kenyataan yang menyenangkan.



2.5



Macam-macam waham  Waham agama Keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “kalau saya mau masak surga saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari,”atau klien mengatakan bahwa dirinya adalah tuhan yang dapat mengendalikan makhluknya.  Waham kebesaran Keyakinan secara berlebihan bahwa dirinya memiliki kekuatan khusus atau kelebiahan yang berbeda dengan orang lain ,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.



Contoh: “saya ini penjabat di Departemen kesehatan lho…” “saya punya tambang emas!”  Waham curiga Keyakinan bahwa seseorang atau sekelompok orang berusaha merugikan atau mencederaidirinya,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan . Contoh: “saya tahu…semua saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka semua iri denagn kesuksesan yang dialami saya.”  Waham somatic Keyakinan seseorang bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: Klien selalu mengatakan bahwa dirinya sakit kanker.namun setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya sel kanker pada tubuhnya.  Waham nihilistic Keyakinan seseorang bahwa dirinya sudah meninggal dunia,diucapkan berulang-ulang tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. Contoh: “ini kana lam kubur ya,semua yang ada di sini adalah roh-roh.” 2.6.



Status Mental Berdandan dengan baik dan berpakaian rapi,tetapi mungkin terlihat eksentrik dan aneh .tidak jarang bersikap curiga atau bermusuhan terhadap orang lain.klien biasanya cerdik ketika dilakukan pemeriksaan sehingga dapat memanipulasi data.Selain itu perasaan hatinya konsisten denagan isi waham.



2.7.



Sensori dan kognisi Tidak memiliki kelainan dalam orientasi klien waham spesifik terhadap orang,tempat,dan



waktu.Daya



ingat



atau



kognisi



lainnya



biasanya



akurat.pengendalian impuls pada klien waham perlu diperhatikan bila terlihat adanya rencana untuk bunuh diri,membunuh,atau melakukan kekerasan pada orang lain. Gangguan proses pikir:waham biasanya diawali dengan adanya riwayat penyakit berupa kerusakan pada bagian kortek dan limbik otak.Bisa dikarenakan terjatuh atau didapat ketika lahir.hal ini mendukung terjadinya perubahan



emosional seseorang yang tidak stabil.Bila berkepanjangan akan menimbulkan perasaan rendah diri,kemudian mengisolasi diri dari orang lain dan lingkungan.Waham kebesaran akan timbul sebagai manifestasi ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya.bila respons lingkungan kurang mendukung terhadap perilakunya dimungkinkan akan timbul risiko perilaku kekerasan pada orang lain. 2.8.



Pohon Masalah effect



resiko tinggi perilaku kekerasan



core problem



Causa



perubahan proses pikir:waham



isolasi sosial



Harga diri rendah kronis Gambar 2.1.



2.9.



Pohon masalah perubahan proses pikir:Waham



Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul 1.Resiko tinggi perilaku kekerasan . 2.Perubahan proses pikir:waham . 3.Isolasi sosial. 4.Harga diri rendah kronis.



2.10. Data yang Perlu Dikaji Masalah keperawatan Perubahan proses pikir:waham curiga



Data yang perlu dikaji Subjektif:  Klien mengatakan bahwa dirinya adalah selalu curiga dengan orang lain  Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus. Objektif:  Klien terus berbicara tentang keburukan orang lain  Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang.  Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.



2. 11. Diagnosis Keperawatan Perubahan proses pikir:waham curiga 2.12. Rencana Tindakan Keperawatan 1.Tindakan keperawatan pada klien  Tujuan a. Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap. b. Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan. c. Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar.  Tindakan a. Bina hubungan saling percaya. Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham,Saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi.Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut. 1) Mengucapkan salam terapeutik . 2) Berjabat tangan. 3) Menjelaskan tujuan interaksi. 4) Membuat kontrak topic,waktu,dan tempat setiap kali bertemu klien. 5) Tidak mendukung atau membantah waham klien. 6) Yakinkan klien berada dalam keadaan aman . 7) Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari.



8) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan,rasa takut,dan marah. 9) Jika klien terus menerus membicarakan wahamnya,dengarkan tanpa memberikan dukungan atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakanya. 10) Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas. 11) Diskusikan dengan



klien



kemampuan



realistis



yang



dimilikinya pada saat yang lalu dan saat ini. 12) Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilkinya. 13) Diskusikan kebutuhan psikologis atau emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan ,rasa takut ,marah. 14) Tingkatkan aktifitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien. 15) Berbicara dalam korteks realitas. 16) Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya. 17) Berikan pujian yang sesuai. 18) Jelaskan pada klien tentang program pengobatanya (manfaat,dosis obat,jenis,dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar). 19) Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti minum obat tanpa konsultasi. 2. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga Klien  Tujuan: a. Keluarga mampu mengidentitasi waham klien. b. Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum dipenuhi oleh wahamnya . c. Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal .  Tindakan Keperawatan: a. Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang di alami klien. b. Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham dirumah,follow up dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien. c. Diskusi dengan keluarga tentang klien(nama obat,dosis,frekuensi,efek samping,dan akibat penghentian obat). d. Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan.



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN  Masalah : Perubahan Proses Pikir:Waham Curiga  Pertemuan : Ke-1(Pertama). A. Proses keperawatan 1. Kondisi Klien mengatakan suaminya menjadikan dia sebagai percobaan praktek dan anaknya dilecehkan. Ny A mengatakan bahwa saya tidak gila, ini hanya rekayasa. 2. Diagnosa Keperawatan 3.



4.



Perubahan proses piker : waham curiga Tujuan khusus/SP1  Klien dapat membina hubungan saling percaya ,dengan criteria sebagai berikut . a. Ekspresi wajah bersahabat . b. Menunjukan rasa senang . c. Bersedia berjabat tangan . d. Bersedia menyebut nama. e. Ada kontak mata. f. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat. g. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.  Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap. Tindakan keperawatan  Bina hubungan saling saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal. b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai



   



klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menempati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien. Identifikasi kebutuhan klien Bicara pada konteks realita ((tidak mendukung atau membantah waham klien) Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya. Masukkan dalam jadwal harian klien.



B . Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan



1. Orientasi  Salam terapeutik “Selamat pagi bu? Perkenalkan saya asep dari stikes tulungagung, nama ibu siapa?, senang dipanggil siapa?”  Evaluasi/validasi “bagaimana perasaan ibu hari ini? tidurnya semalam nyenyak tidak? sekarang ibu ada keluhan tidak?”  Kontrak “baiklah… bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit? Enaknya dimana ya bu..? bagaimana kalau di ruangan ini saja bu?”  Kerja “Saya mengerti bahwa ibu merasa suami ibu mau memperkosa anak ibu, tapi sulit bagi saya untuk mempercayai, karena setahu saya suami ibu sangat sayang dengan ibu.” “Ibu bisa ceritakan apa yang ibu rasakan?” “oh..jadi ibu merasa ibu jadi bahan percobaan suami ibu!” “Menurut ibu siapa yang mengatur diri ibu?” “Jadi suami ibu yang selalu mengatur ibu?” “Kalau ibu sendiri inginnya seperti apa?” “Baiklah kalauibu inginnya seperti itu bagaimana kita masukkan ke jadwal kegiatan harian ibu?” 2. Terminasi  Evaluasi subjektif “bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?”  Evaluasi objektif “jadi apa saja yang telah kita bincangkan tadi?”  Rencana tindak lanjut “setelah kita tahu masalah yang ibu alami ,bagaimana kalau besok ngobrol tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki ?”  Kontak yang akan datang a. Topik:”bagaiman kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki.selanjutnya kita pilih mana yang bisa b.



kita lakukan disini,ibu setuju?” Waktu:”kira-kira kita bsok bertemu jam berapa?bagaimana kalau jam



c.



10 saja?sampai ketemu besok ya.” Tempat:”bagaimana kalau ditempat biasa biasa kita ngobrolnya?” BAB III PENGKAJIAN KEPERAWATAN JIWA



KESEHATAN JIWA Tanggal MRS



: 2/01/2017



Tanggal dirawat di ruangan



: 2/01/2017



Tanggal pengkajian



: 3/01/2017



Ruang rawat



: Ruang Mawar



I.



II.



IDENTITAS KLIEN Nama



: Ny. A



Umur



: 45 Tahun



Alamat



: Sudimoro Lawang-Malang



Pendidikan



: SMP



Agama



: Islam



Status



: Menikah



Pekerjaan



: Penjahit



Jenis kelamin



: Perempuan



No. CM



: 11XXXX



ALASAN MASUK a. Data primer Klien mengatakan suaminya menjadikan dia sebagai percobaan praktek dan anaknya dilecehkan. Ny A mengatakan bahwa saya tidak gila, ini hanya rekayasa.



b. Data sekunder



- klien gelisah - klien khawatir dengan anaknya - klien kooperatif - ada kontak mata c. Keluhan utama saat pengkajian Klien mengatakan merasa tidak gila ini hanya rekayasa. III.



RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Ny.A mengatakan



sebulan



kemarin



dicerai



dengan



suaminya



dikarenakan Ny.A tidak kuat menerima keadaan suaminya yang menjadikan dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh suaminya. Lalu tanggal 2 januari 2018 jam 07.30 wib saat sedang memasak didapur dan anaknya sedang bermain tiba-tiba dimasukkan ke dalam mobil dan anaknya juga dimasukkan ke dalam obil yang berbeda. Ny.A tidak tau kalau mau dibawa ke RSJ Lawang. IV.



RIWAYAT PENYAKIT DAHULU 1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? □ Ya  Tidak Jika Ya, jelaskan kapan, tanda / keluahan : Klien tidak mengalami gangguan jiwa sebelumnya



2. Faktor penyebab/pendukung : a. Riwayat Trauma



Usia



Pelaku



Korban



Saksi



1. Aniaya fisik 2. Aniaya seksual 3. Penolakan Kekerasan dalam 4. keluarga 5. Tindakan kriminal Jelaskan:



-



-



-



-



15 th 36



suami Suami



anak √



Ny.A -



-



-



-



-



-



-



-



-



Ny,A tidak pernah mendapatkan aniaya fisik tetapi pernah mempergoki suaminya melakukan melakukan pelecehan kepada anaknya yang berumur 15 tahun dan mendapatkan penolakan seperti pada suaminya yang pergi tidak ada kabar dan tiba-tiba telah menikah lagi. Oleh karena itu Ny.A meminta cerai. Ny A takut terlibat kriminalisasi Diagnosa Keperawatan : Riwayat pasca trauma. b. Pernah Melakukan Upaya/Percobaan/Bunuh Diri Jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah berkeinginan melakukan untuk bunuh diri Diagnosa Keperawatan : c. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan (Peristiwa Kegagalan, Kematian, Perpisahan) Jika ada, jelaskan : Klien mengalami pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan. Suaminya menjadikan dirinya sebagai malapraktek dan mengetahui sendiri bahwa anaknya dilecehkan suaminya. Diagnosa Keperawatan : Waham curiga



d. Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)



 Ya ■ Tidak Jika Ya, jelaskan : Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit fisik yang sampai menyebabkan ia dirawat inap (opname) selama ini. Diagnosa Keperawatan : e. Riwayat Penggunaan NAPZA Menurut data dari perawat ruangan, klien tidak pernah mengonsumsi obat narkotik, Psikotropika, atau zat adiktif lain. Diagnosa Keperawatan : 3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya : Jelaskan: Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya Diagnosa Keperawatan : 4.



Riwayat penyakit keluarga Anggota keluarga yang gangguan jiwa?  Ada ■ Tidak Diagnosa Keperawatan : -



V.



PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit) 1. Genogram :



Keterangan :



: Perempuan



: Perkawinan



: Laki-laki



: Klien



: Meninggal



: Orang terdekat



:Tinggal serumah Jelaskan: Pola asuh : klien mengatakan bahwa orang tuanya mengasuh dengan sabar tidak pernah memukul klien tetapi pada umur 45 ibu klien menjauhinya karena klien dikira gila. Pengambilan keputusan : klien mengatakan bila ada masalah yang menyelesaikan adalah orang tua karena klien tidak bisa menyelesaikan sendiri dan takut salah. Komunikasi : klien mengatakan sulit memulai pembicaraan sehingga klien takut untuk berinteraksi klien cenderung diam. Keluarga acuh dan membiarkan untuk komunikasi dengan orang di lingkungan sekitar. Diagnosa Keperawatan : Koping Keluarga Inefektif 2. Konsep Diri a. Citra Tubuh Klien adalah seorang perempuan dewasa yang mempunyai keluarga , dan klien menyukai organ tubuhnya. b. Identitas Klien mengatakan puas sebagai perempuan karena merasa dirinya bisa melahirkan dan bisa membesarkan anak-anaknya c. Peran



Saat di rumah: saya sebagai ibu rumah tanga dan mempunyai empat anak ke dua anak saya sudah berumah tangga dan kedua nya lagi hidup serumah dengan saya.dan saya sudah bercerai dengan suami saya. Selain sebagai ibu rumah tangga saya juga punya usaha penjahit. d. Ideal Diri Klien menginginkan semoga cepat sembuh dan cepet pulang supaya bisa capat kumpul dengan anaknya. e. Harga diri Klien mudah bergaul dengan temannya klien mengenal semua nama temennya yang ada di kamarnya .klien menganggap dirinya tidak gila ini hanya rekayasa. Diagnosa Keperawatan: 3. Hubungan sosial a. Orang yang berarti/terdekat Klien mengatakan bahwa orang yang paling berarti/terdekat saat di rumah adalah anak anaknya yg ke tiga dan keempat, b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial Klien mengatakan bahwa



dirinya kurang mengikuti kegiatan



kelompok dan hubungan sosial. Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan



Klien mengatakan dirinya seorang muslim. b. Kegiatan ibadah Px mengatakan melakukan ibadah selama di rsjrw lawang walaupun gak sering Diagnosa Keperawatan: -



VI.



PEMERIKSAAN FISIK 1. Keadaan umum Keadaan umum pasien baik, kesadaran compos mentis, tidak ada tanda-tanda anemis, tidak ada bekas luka. 2. Kesadaran (kuantitas) GCS 456, compos mentis 3. Tanda vital: TD : 120/70 mmHg, N : 86 x/menit, S : 36 OC, P = 20 x/menit 4. Antopometri BB = 50 Kg, TB = 155 Cm 5. Keluhan fisik: Jelaskan: Klien mengatakan bahwa dia tidak memiliki keluhan fisik apapun Diagnosa Keperawatan: -



VII.



STATUS MENTAL 1. Penampilan (penampilan usia, cara berpakaian, kebersihan)



Jelaskan: Penampilan klien sesuai. Px tampak berpakaian rapi, menggunakan alas kaki, kuku pendek bersih, gigi bersih. Cara berpakaian: baju tidak terbalik, memakai seragam RS, tidak terbalik, mandi 2x sehari menggunakan sabun, sikat gigi. Diagnosa Keperawatan: 2. Pembicaraan (frekuensi, volume, jumlah, karakter) Jelaskan: Frekwensi: sedang. Volume: Lembut/pelan, jelas. Banyak kosa kata: banyak. Karakteristik: Kata-kata bersambung Diagnosa Keperawatan : 3. Aktifitas motorik/psikomotor Kelambatan:  Hipokinesia, hipoaktifitas  Katalepsi  Sub stupor katatonik ■ Fleksibilitas serea Jelaskan: Klien terlihat rajin tidak malas. Peningkatan : 



Hiperkinesia,







Hiperaktifitas







Stereitipi



Gaduh Gelisah







Katatonik



■ Negativisme







Katapleksi







Reaksi konversi







Tik







Tremor







Ekhopraxia







Command automatism







Berjalan kaku/rigid







Grimace







Kompulsif : sebutkan...







Otomatisma



■ Verbigerasi



Jelaskan: Klien mengatakan iulang-ulang dan bersambung dan curiga dengan suaminya. Diagnosa Keperawatan : Waham curig 4. Mood dan Afek a. Mood 



Depresi



■ Khawatir







Ketakutan







Anhedonia







Euforia







Kesepian







Lain – lain



Jelaskan: Klien mengatakan ingin cepat pulang, selama di RSJ dia merasa kepikiran anaknya terus. b. Afek ■ Sesuai







Tumpul /dangkal /datar







Tidak sesuai







Labil



Jelaskan: Klien mampu mengekspresikan perasaan,misal dia mampu tertawa saat diberi kata – kata yang lucu dan terlihat sedih ketika klien menceritakan alasan dia masuk rsj. Diagnosa Keperawatan : 5. Interaksi selama wawancara 



Bermusuhan







Kontak mata kurang







Tidak kooperatif







Defensi curiga







Mudah tersinggung



Jelaskan: Selama wawancara klien tidak mau menatap lawan bicara dan selalu curiga dengan suaminya Diagnosa Keperawatan : Isolasi Sosial 6. Persepsi sensorik a. Halusinasi  Pendengaran



 Pengecapan



 Penglihatan



 Peciuman



 Perabaan b. Ilusi  Ada



■ Tidak Jelaskan: Diagnosa Keperawatan: 7. Proses pikir a. Arus pikir  Inkoheren



■ Koheren 



Sirkumtansial







Tangensial







Blocking







Flight of idea







Longorhoe







Perseverasi







Clang







Neologisme



Association







Main kata-kata



Afasia







Lain - lain











Asosiasi longgar



Jelaskan: Klien menyambung di ajak bicara. b. Isi pikir 



Obsesif



 Pikiran







Ekstasi



sosial







Fantasi







Ide yang terkait







Alienasi







Pikiran







Pikiran



bunuh



diri



diri 



Preokupasi



 



Pikiran magis



■ Pikiran curiga



Pesimisme



isolasi



rendah







Fobia, sebutkan..........



o



Nihilistik







Waham :



o



Dosa



o



Agama



o



Sisip pikir



o



Somatik/hipokondria



o



Siar pikir



o



Kebesaran



o



Kontrol pikir



o



Kejar/curiga







Lain – lain: ...



Jelaskan: Klien mengatakan suaminya menjadikan ny.A sebagai percobaan praktek dan anaknya di lecehkan Ny.A mengatakan saya tidak gila ini hanya rekayasa c. Bentuk pikir  Realistik ■ Non Realistik  Dereistik  Otistik Jelaskan: Klien mengatakan suaminya menjadikan malapraktek dan anaknya di jadikan pelecehan seksual. 8. Kesadaran  Orientasi (Waktu, tempat, orang) Jelaskan: Waktu Tempat



: klien mampu menyebut pagi hari :klien mengatakan saat ini sedang berada di RSJ dr. Radjiman Wediodiningrat



Orang



:



klien



bisa



menyebutkan



kembali



nama



perawat



diruangan..  Meninggi  Menurun: ■ Kesadaran Berubah 



Hipnosa







Confusion







Sedasi







Stupor



Jelaskan: Kliien mengatakan lebih suka menyendiri tidak bertanya kalau tidak di tanya Diagnosa Keperawatan: Perubahan Proses Pikir 9. Memori  Gangguan daya ingat jangka panjang (>1 bulan) Gangguan daya ingat jangka menengah (24 jam - ≤ 1 bulan) Gangguan daya ingat jangka pendek (10 detik – 15 menit) Jelaskan: Jangka Panjang



: Klien mengatakan dulu bercerai dengan suaminya karna ada masalah.



Jangka Menengah



: Klien mengatakan bahwa kesinidi anter petugas puskesmas dan di masukkan mobil



Jangka Pendek



: Klien mengatakan mampu menyebutkan nama mahasiswa yg bertanya tadi.



Diagnosa Keperawatan: 9. Tingkat konsentrasi dan berhitung a. Konsentrasi  Mudah beralih □ Tidak mampu berkonsentrasi Jelaskan Klien berkonsentrasi dengan baik di suruh berhitung mundur seperti 100-80 kliien berkonsentrasi dengan baik dan jawaban nya betul. b. Berhitung Jelaskan: Klien mampu berhitung dengan baik di buktikan dengan perawat bertanya 9X9 klien menjawab 81 dan jawabanya benar. Diagnosa Keperawatan : 10. Kemampuan penilaian □ Gangguan ringan  Gangguan bermakna Jelaskan: Klien dapat mengambil keputusan secara sederhana seperti”memilih mandi dulu sebelum makan”pasien memilih mandi kemudian makan. Diagnosa Keperawatan : 11. Daya tilik diri ■ Mengingkari penyakit yang diderita  Menyalahkan hal-hal yang di luar dirinya



Jelaskan: Klien mengatakan saya tidak gila kok di bawa kesini . VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PASIEN PULANG 1. Kemampuan klien memenuhi kebutuhan ■ Perawatan kesehatan  Transportasi ■ Tempat tinggal  Keuangan dan kebutuhan lainnya Jelaskan: Klien



memahami bahwa obat



memahami



periksa



ke



penting untuk



puskesmas,pulang



ketenangannya,



menunggu



jemputan



keluarga,tinggal bersama anaknya.. 2. Kegiatan hidup sehari-hari a. Perawatan diri 1) Mandi Jelaskan: Klien mandi 2x sehari secara mandiri gosok gigi dan memakai sabun, sebelum mandi melepas baju dan sesudah mandi memakai handuk supaya kering dan memakai baju 2) Berpakaian, berhias dan berdandan Jelaskan: Klien berpakain secara mandiri dan bisa memakai baju dan celana secara tepat. 3) Makan



Jelaskan: Klien makan 3x sehari, secara mandiri 4) Toileting (BAK,BAB) Jelaskan: Klien BAK dan BAB di kamar mandi secara mandiri pada tempatnya dan dibersihkan sendiri Diagnosa Keperawatan: b. Nutrisi 



Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari? Frekuensi makan 3x sehari habis, satu porsi di lakukan secara mandiri.







Bagaimana nafsu makannya? Nafsu makan baik,1 porsi makan habis.







Bagaimana berat badannya? Klien mengatakan cukup tidak terlalu kurus kurang lebih 50kg.



Diagnosa Keperawatan: c. Tidur 1) Istirahat dan tidur Tidur siang, lama: 12.00 s/d 15.00 Tidur malam, lama:19.00 s/d 05.00 Aktifitas sebelum/sesudah tidur: tidak ada,kekamar mandi Jelaskan:



Klien mengatakan teringat anaknya yang ada di rumah bagaimana. 2) Gangguan tidur  Insomnia  Hipersomnia  Parasomnia  Lain-lain Jelaskan: Klien mengatakan tidak ada gangguan tidur.pasien cenderung mengantuk. Diagnosa Keperawatan: 3. Kemampuan lain-lain  Mengantisipasi kebutuhan hidup Klien mengatakan ingin cepat pulang supaya bisa bekerja sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhannya.  Membuat keputusan berdasarkan keinginannya Keputusan yang di buat klien cukup rasional seperti memilih mandi dulu sebelum makan. 



Mengatur



penggunaan



obat



dan



melakukan



pemeriksaan



kesehatannya sendiri Kliien belum begitu memahami penggunaan obat dan pemeriksaan kesehatan. Diagnosa Keperawatan: kurang pengetahuan



4. Sistem pendudukung Keluarga Terapis Teman sejawat



Ya ■ ■ ■ 



Tidak    



Jelaskan: Klien mengatakan keluarga belum menjenguk, sering dan menerima kehadiran terapis, kliien belum bisa memanfaatkan teman sejawat untuk interaksi sosial. Diagnosa Keperawatan:-



IX.



MEKANISME KOPING Jelaskan Bila klien ada masalah kliien jarang cerita dan tidak mampu menjelaskan karena kliien mengganggap tidak ada lagi yang peduli dengan masalah yang di hadapi klien Diagnosa Keperawatan : waham curiga



X.



MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan di dalam kelompoknya klien merupakan orang baru sehingga belum begitu mengenal teman dan berinteraksi dengan kelompok.  Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya Jelaskan:



Klien mengatakan jauh terpisah dengan kelurga, merasa kesepian dan rindu keluarga.  Masalah dengan pendidikan, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan merasa puas menuntaskan pendidikan sampai SMA  Masalah dengan Pekerjaannya, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan saya tidak bekerja, dulu pernah bekerja di rumah sebagai penjahit, tapi sekarang sudah tidak bekerja.  Masalah dengan perumahan, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan kondisi rumah tangga tyidak baik, kliien bercerai dengan suaminya.  Masalah dengan ekonomi, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan bekerja sebagai penjahit dan punya penghasilan sendiri untuk menghidupi kelurganya.  Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya Jelaskan: Klien mengatakan saya tidak ada masalah,klien mengikuti bpjs kesehatan.  Masalah lainnya, spesifiknya Jelaskan: saya ada masalah sama suami saya yang sangat tidak baik itu Diagnosa Keperawatan : -



XI.



ASPEK PENGETAHUAN Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang kurang tentang suatun hal Bagaimana pengetahuan klien/keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah (presipitas), obat – obatan lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan pengetahuan yang berkaitan dengan spesifiknya masalah tsb. 







Penyakit / gangguan







Faktor presipitasi



jiwa







Penatalaksanaan



Sistem pendukung







Lain-lain, jelaskan......



Jelaskan: Klien mengatakan kopinng yang efektif saat ada setresor,kemudian di jelaskan bahwa pengobatan dan control itu penting,”klien mengatakan tidak tau apa apa yang memperberat keluhannya dan juga tidak tau cara melakukan pengobatannya. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan



XII.



ASPEK MEDIS 1. Diagnosis medis: Skizofrenia Hebrefenik 2. Diagnosis multi axis Axis I



: Skizofrenia Hebrefenik



Axis II



: CK Pendiam tertutup



Axis III



: Belum ada diagnosa muncul



Axis IV



: Masalah Psikonasi



Axis V



: GAF 30-21



3. Terapi medis Diazepam 5gram



001



Clozapin 25 mg



101



TFP 5 gram



101



XIV. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Riwayat pasca trauma 2. Waham curiga 3. Koping keluarga inefektif 4. Isolasi sosial 5. Defisit pengetahuan



XV. POHON MASALAH Resiko perilaku kekerasan



Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga



Isolasi sosial



Defisit perawatan diri



Harga diri rendah



Koping keluarga individu inefektif



koping individu inefektif



XVI. ANALISA DATA No. 1.



3



Data Masalah/Diagnosa Keperawatan Ds: Ny.A mengatakan sebulan kemarin Gangguan proses pikir : waham dicerai dengan suaminya dikarenakan curiga Ny.A tidak kuat menerima keadaan suaminya yang menjadikan dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh suaminya. Do : - Klien sering menyendiri. - Klien jarang berinteraksi dengan orang lain - sering melamun - Kontak mata: klien mau menatap saat berinteraksi - Klien berkooperatif Ds: Klien mengatakan malas berinteraksi Isolasi sosial dengan orang lain karena klien mersa tidak minat sehingga lebih suka berdiam diri dikamar dari pada bergaul dengan orang lain. Do: Menyendiri, melamun, Klien mau berinteraksi dengan orang lain maupun temannya Ds : Koping individu inefektif klien bila ada masalah klien jarang bercerita dan tidak mampu menyelesaikannya, lebih sering menyendiri dan merenung. Do : klien tidak dapat berinteraksi dan tidak mau menceritakan masalahnya sering melamun, sering menyendiri ditempat tidur dan pandang kosong.



XVII. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Gangguan proses piker : waham curiga



RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA Nama



: Ny.A



Jenis kelamin : perempuan Tgl



Diagnosa Keperawatan Gangguan Proses Pikir : Waham Curiga



No. Reg : ............ Ruang : Ruang Mawar Perencanaan Rencana Tindakan Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi TUM: Klien Setelah 1x 1.1 Bina hubungan saling dapat pertemuan klien percaya dengan mengontrol dapat membina menggunakan prinsip wahamnya hubungan saling komunikasi terapeutik TUK 1: percaya dengan a. Sapa klien dengan ramah - Klien dapat perawat dengan baik verbal maupun non membina kriteria evaluasi: verbal hubungan ekspresi bersahabat, b.Perkenalkan nama, nama saling menunjukkan rasa panggilan, dan tujuan percaya senang, ada kontak perawat berkenalan mata, mau berjabat c. Tanyakan nama lengkap tangan, mau dan nama panggilan yang menyebutkan nama, disukai klien mau membalas d.Buat kontrak yang jelas salam, mau e. Tunjukkan sikap yang berdampingan jujur dan menepati janji dengan perawat, dan setiap kali interaksi mau mengutarakan f. Tunjukkan sikap empati masalahnya. menerima apa adanya. g.Beri perhatian pada klien



Rasional Hubungan saling percaya merupakan langkah awal menentukan keberhasilan rencana selanjutnya



Untuk mengurangi kontak klien dengan



dan perhatikan kebutuhan dasar klien 1.2 Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya



halusinasinya dengan mengenal waham akan membantu mengurangi dan menghilangkan wahamnya Mengetahui ekspresi klien



1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien. h. TUK 2: Setelah 1x interaksi 2.1. Bantu klien untuk  Mengetahui perasaan - Klien dapat klien : mengungkapkan perasaan dan masalah yang mengidentifik - Klien dan pikirannya dialami klen. asi perasaan menceritakan ide- Diskusikan dengan klien yang muncul ide dan perasaan pengalaman yang dialami secara yang berulang selama ini termasuk berulang dalam pikirannya. hubungan dengan orang dalam pikiran yang berarti, lingkungan klien. kerja, sekolah, dsb. - Dengarkan pertanyaan klien dengan empati mendukung/ menentang



pernyataan pasien. - Katakan perawat dapat memahami apa yang dikatakan klien. TUK 3: 1. Setelah 1x - Klien dapat interaksi klien mengidentifika klien : si stressor/ - Dapat pencetus menyebutkan wahamnya kejadian(Triggers kejadian sesuai factors) dengan urutan waktu serta harapan/ kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi, seperti : harga diri rendah, rasa aman. - Dapat menyebutkan hubungan antara kejadian traumatis/ kebutuhan tidak terpenuhi



3.1. Bantu klien untuk mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi serta kejadian yang menjadi faktor pencetus wahamnya. - diskusikan dengan klien kejadian traumatic yang menimbulkan takut, ansietas, maupun perasaan tidak dihargai. - diskusikan kebutuhan/harapan yang belum terpenuhi. - diskusikan dengan klien apakah ada halusinasi yang meningkatkan pikiran/ perasaan yang terkait dengan waham. - diskusikan dengan klien caracara mengatasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan kejadian yang traumatis. - diskusikan dengan klien antara kejadian tsb dengan wahamnya.



 Menentukan tindakan yang sesuai bagi klien untuk mengetahui pencetus waham



dengan wahamnya.



TUK 4: 1. - Klien dapat mengidentifik asi wahamnya



Setelah 1x interaksi : menyediakan perbedaan pengalaman nyata dengan pengalaman wahamnya



4.1. Bantu klien  Membantu klien mengidentifikasi mengenal wahamnya keyakinannya yang salah tentang situasi yang nyata (bila klien sudah siap) Diskusikan dengan klien pengalaman waham tanpa beragumentasi - Katakan kepada klien akan keraguan perawat terhadap peryataan



-



TUK 5: - Klien dapat memanfaat kan obat dengan baik



1. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan: a. Manfaat minum obat b. Kerugian tidak minum obat c. Nama, warna, dosis, efek terapi, dan efek samping obat 2. Setelah 1x



klien Diskusikan dengan klien respon perasaan terhadap wahamnya Diskusikan frekuensi, intensitas, dan durasi terjadi waham Bantu klien membedakan situasi nyata dengan situasi yang dipersepsikan salah oleh klien



5.1. Diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek terapi, dan efek samping penggunaan obat 5.2. Pantau klien saat penggunaan obat 5.3. Anjurkan klien minta sendiri obat pada perawat agar dapat merasakan manfaatnya 5.4. Beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar



Membantu klien untuk beradaptasi dengan cara alternatif yang ada.



Memberi motivasi agar caranya diulang



interaksi klien mendemonstrasi kan penggunaan obat dengan benar 3. Setelah 1x interaksi klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dokter



5.5. Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi dengan dokter 5.6. Anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter atau perawat jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan



CATATAN PERKEMBANGAN DAN TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny.A DENGAN GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM CURIGA DI RUANG MAWAR RSJ Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT LAWANG Nama pasien



: Ny.A



Jenis Kelamin



: perempuan



Ruang



: Mawar



Tgl & jam Dx.Keperawatan 02/01/2018 Gangguan proses pikir : waham curiga



Implementasi tindakan keperawatan SP 1: 1. Membina hubungan saling percaya 2. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan 3. Mempraktikan pemenuhan kebutuhan yang tidak terpenuhi



Evaluasi keperawatan S: Selamat pagi… Saya Ny A, rumah saya malang . Ny.A mengatakan sebulan kemarin dicerai dengan suaminya dikarenakan Ny.A tidak kuat menerima keadaan suaminya yang menjadikan dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh suaminya O: - Klien sering menyendiri - Klien jarang berinteraksi dengan orang lain - Pandangn klien sering kosong - Terkandang senyum-senyum sendiri - Kontak mata klien pada saat bengkajian mau menatap mata lawan bicaranya. - Klien berkooperatif, klien mau mendengar - Klien dapat mempraktekkan kembali cara menghardik yang baru saja diajarkan. - Klien mau diajak berkomunikasi - Klien mau diajak berjabat tangan - Klien mau menjawab saat disampaikan.



A: Klien mampu membina hubungan yang baik dengan perawat, mampu mengidentifikasi halusinasi dan mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik. P: Mengajak klien bertemu kembali untuk berkrja dan melatih mengendalikan halusinasi dengan cara yang sp 2 yaitu mengajak bercakap-cakap besok jam 8 setelah mandi 30menit diruang tengah.



Gangguan proses pikir : waham



Lanjutkan SP 2 ( mengidentifikasi kemampuan



curiga



positif dan membantu mempraktikannya) S:



klien mengatakan “ saya dirumah selalu menjahit, dan menerima pesanan.”



O: - Klien kooperatif



SP 2 :



-



Klien jarang berinteraksi dengan orang lain Klien mampu mengenali kemampuannya Kontak mata klien memandang lawan bicara. Klien memperhatikan penjelasan perawat. Klien enggan memulai pembicaraan,



03/01/2018



1. mengidentifikasi kemampuan positif dan membantu mempraktikannya



A : klien mampu membina hubungan saling percaya . klien mampu mengidentifikasi kemampuan positif dan membantu mempraktikannya



SP 2:



P : Bagaimana nanti sore kita bertemu lagi untuk



Mempertahankan hubungan saling percaya dengan klien 2. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap. 3. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian.



ANALISA PROSES INTERAKSI (API) Inisial klien : Ny.A Status interaksi Perawat - Klien : 1 (fase perkenalan) Tempat : Kamar Kx Lingkungan : Di ruang Mawar berhadapan dengan klien, suasana gaduh Deskripsi klien : Penampilan rapi, kontak mata baik.



melatih cara minum obat yang t ( mengulangi sp 3)



Tujuan komunikasi



Komunikasi verbal



: membina hubungan saling percaya, dan mampu mengungkapkan masalahnya. Komunikasi non



verbal P : Selamat siang bu? P : memandang klien K: siang mas



dengan tersenyum K: ekspresi wajah



Analisa berpusat pada perawat P: ingin membuka



Analisa berpusat pada klien K: merasa masih belum



Rasional Kalimat pembuka dalam



percakapan dengan



mengerti tentang



memulai suatu percakapan



klien dan berrharap



kedatangan perawat



adalah salah satu cara



datar, klien mau



dengan sapaan yang



membina hubungan saling



memandang



diberikan perawat,



percaya



perawat



bisa diterima oleh klien



P: memandang klien P : Perkenalan nama saya asep wahyu, biasa dipanggil



P: perawat ingin tahu



K: klien bisa menerima



dan menjulurkan



nama klien dan



tangan kepada klien



merasa klien memulai



perawat maka akan



bisa lebih dekat



memudahkan proses interaksi



K: klien mau berjabat



asep, saya



tangan dan



dengan perawat dan



mahasiswa stikes



menyebut nama



butuh lagi waktu



Tulungagung.



untuk lebih mengenal



Nama mas siapa ?



P: Menunjukkan



tinggal dimana ?



kseriusan



dan dekat dengan perawat



kedatangan perawat



Dengan mengenal nama klien dan pasien sudah mengenal



K: Iya, saya alikah dari malang



K: Mengayunkan tangan seolah-olah memeragakan memukul.



P: bu alikah kok dibawa ke sini kenapa ? K: Saya dikira orang



P : mencoba menggali



K: klien menjawab



Mengetahui kedatangan pasien



kondisi klien dan



pertanyaan dengan



ke RSJ sehingga memudahkan



P: memandang klien



merasa pertanyaan



singkat



dalam merumuskan masalah



K: memandang



dijawab dengan benar



keperawatan



perawat, menunjuk telinga



gila mas P : ingin melanjutkan P: Kenapa gitu ? K: saya itu tidak gila , P: menggerakkan yang gila itu suami



tangan memberi



saya, mau



dua pilihan



melecehkan anak saya.



K : klien menjawab



komunikasi dan



pertanyaan dengan



interaksi serta



singkat



Keluhan utama merupakan dasar pasien dirawat di RSJ



mengkaji lebih dalam



K: ekspresi wajah mengernyitkan dahi P : mencoba menggali isi K : seolah mengingat P: menggerakkan



dari halusinasi



suara yang sering di



Dapat mengetahui isi halusinasi



P : trus apa yang ibu



tangan



dengarkan



lakukan ? K : mengamankan



K: ekspresi wajah datar



anak saya mas P : ingin membantu klien K : mampu menjawab P: memandang klien



Mengetahui waktu dan situasi



mengenal, waktu dan



pertanyaan yang



munculnya halusinasi yang



dan memegang



situasi munculnya



diberikan perawat



dialami klien



P : apakah suami ibu



bahu klien



halusinasi.



mengatur ibu



K : ekspresi wajah



K : iya mas



Dapat mengetahui waktu halusinasi datang



datar dan menatap perawat dan



P : apa rencana ibu sekarang,



menganggukkan kepala



K :ingin pulang mas P : ibu sekarang di RSJ P : memperhatikan disini ibu berobat,,



respon klien



ibu harus menurut



K : menganggukkan



dengan petugas



kepala



P : Menjejelaskan kondisi yang dialami klien



K : klien mengetahui kondisinya



Menjelaskan kondisi klien saat ini



supaya cepat pulang



P : menutup telinga



K : iy mas K : berbicara ke P : biasanya kalau di



perawat



rumah ibu



P : perawat ingin tahu upaya apa yang bisa



K : menjawab dengan singkat.



dilakukan klien



melakukan



P : Memandang klien



kegiatan apa ?



K : menatap perawat



Mencari tahu kemampuan klien untuk mengidentifikasi wahamnya



K : menjahit mas,, kadang-kadang menerima pesanan P : mengidentifikasi



K : klien mengerti



Melatih kemampuan klien



P : baiklah sekarang



kemampuan positif



bertujuan mengurangi rasa



kita mencoba



klien dan membantu



curiga ke orang lain



untuk mengobrol



mempraktikannya



kemampuan yang ibu sukai disini,, setuju bu K : iya mas



\



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 1



Masalah



: Waham Curiga



SP



:1



Hari/Tgl



: 02/01/2018



Ruang



: Mawar



A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien mengatakan suaminya menjadikan dia sebagai percobaan praktek dan anaknya dilecehkan. Ny A mengatakan bahwa saya tidak gila, ini hanya rekayasa. 2. 3.



Diagnosa Keperawatan Perubahan proses piker : waham curiga Tujuan khusus/SP1  Klien dapat membina hubungan saling percaya ,dengan criteria sebagai berikut . h. Ekspresi wajah bersahabat . i. Menunjukan rasa senang . j. Bersedia berjabat tangan . k. Bersedia menyebut nama. l. Ada kontak mata. m. Klien bersedia duduk berdampingan dengan perawat. n. Klien bersedia mengutarakan masalah yang dihadapinya.  Klien mampu berorientasi kepada realitas secara bertahap. 4. Tindakan keperawatan  Bina hubungan saling saling percaya dengan prinsip komunikasi terapeutik. h. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal. i. Perkenalkan diri dengan sopan j. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien k. Jelaskan tujuan pertemuan l. Jujur dan menempati janji m. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya n. Beri perhatian kepada klien khususnya pada kebutuhan dasar klien.  Identifikasi kebutuhan klien  Bicara pada konteks realita ((tidak mendukung atau membantah



waham klien)  Latih klien untuk memenuhi kebutuhannya.  Masukkan dalam jadwal harian klien. B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN 1. Orientasi  Salam terapeutik “Selamat pagi bu? Perkenalkan saya asep dari stikes tulungagung, nama ibu siapa?, senang dipanggil siapa?”  Evaluasi/validasi “bagaimana perasaan ibu hari ini? tidurnya semalam nyenyak tidak? sekarang ibu ada keluhan tidak?”  Kontrak “baiklah… bagaimana kalau kita berbincang-bincang selama 20 menit? Enaknya dimana ya bu..? bagaimana kalau di ruangan ini saja bu?”  Kerja “Saya mengerti bahwa ibu merasa suami ibu mau memperkosa anak ibu, tapi sulit bagi saya untuk mempercayai, karena setahu saya suami ibu sangat sayang dengan ibu.” “Ibu bisa ceritakan apa yang ibu rasakan?” “oh..jadi ibu merasa ibu jadi bahan percobaan suami ibu!” “Menurut ibu siapa yang mengatur diri ibu?” “Jadi suami ibu yang selalu mengatur ibu?” “Kalau ibu sendiri inginnya seperti apa?” “Baiklah kalauibu inginnya seperti itu bagaimana kita masukkan ke jadwal kegiatan harian ibu?” 3. Terminasi  Evaluasi subjektif “bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap?”  Evaluasi objektif “jadi apa saja yang telah kita bincangkan tadi?”  Rencana tindak lanjut “setelah kita tahu masalah yang ibu alami ,bagaimana kalau besok ngobrol tentang potensi atau kemampuan lain yang ibu miliki ?”  Kontak yang akan datang d. Topik:”bagaiman kalau besok kita ngobrol tentang potensi atau kemampuan yang bapak miliki.selanjutnya kita pilih mana yang bisa e.



kita lakukan disini,ibu setuju?” Waktu:”kira-kira kita bsok bertemu jam berapa?bagaimana kalau jam



f.



10 saja?sampai ketemu besok ya.” Tempat:”bagaimana kalau ditempat biasa biasa kita ngobrolnya?”



STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN PERTEMUAN 2



Masalah



: Waham Curiga



SP



: 2 dan 3



Hari/Tgl



: 03/ 01/ 2018



Ruang



:Mawar



A. PROSES KEPERAWATAN 1. Kondisi Klien Ds: Ny.A mengatakan sebulan kemarin dicerai dengan suaminya dikarenakan Ny.A tidak kuat menerima keadaan suaminya yang menjadikan dirinya sebagai mala praktek dan anaknya dilecehkan oleh suaminya. Do : - Klien sering menyendiri. - Klien jarang berinteraksi dengan orang lain - sering melamun - Kontak mata: klien mau menatap saat berinteraksi - Klien berkooperatif 2. Diagnosa Keperawatan Gangguan proses piker : waham curiga 3. Tujuan Tujuan khusus :



a. b. c. d.



Klien dapat dapat berorientasi pada realitas secara bertahap Klien dapat memenuhi kebutuhan dasar Klien mampu berinteraksi dengan orang lain Klien dapat menggunakan obat sesuai prinsip 5 benar



4. Tindakan Keperawatan a. Membina hubungan saling percaya b. Mengidentifikasi kemampuan positif klien dan membantu mempraktikannya B. STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN  Orientasi Salam terapiutik “Selamat pagi bu? “ Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah ibu masih sedih disini?” “Masih ingatkan dengan saya?”  Kontrak : - Topik: sesuai janji kita meningkatkan kemampuan positif ibu.” - Waktu : kita akan latihan selama 30menit - Tempat: gimana kalau diruangan ini saja bu?”  Fase kerja “apakah kesukaan ibu?saya catat ya bu? Trus apa lagi?” “wah rupanya ibu sangat suka menjahit ya? Tidak semua pandai menjahit lo bu!!” “bisakah ibu ceritakan kapan pertama kali ibu menjahit?” Siapa yang mengajari bu?” “sselama ibu menjahit apakah ibu merasa keberatan?” “wah berarti saya bisa menjahit ke ibu ? “selain menjahit ibu suka apa lagi?”  Fase terminasi 1). Evaluasi subyektif “ Bagaimana perasaan ibu setelah berbincang tadi?” 2). Evaluasi obyektif Caba kita masukkan kebiasaan ibu ke jadwal latihan setiap hari 3). Rencana tindak lanjut “ besok kita lanjutkan ya bu.. cara minum obat dengan baik” 4). Kontrak yang akan datang - Topik : cara minum obat dengan baik - Waktu : mau jam berapa mas ? Jam 08.00 ya mas? Setelah mas mandi - Tempat : bagaimana jika di ruang tengah



BAB V



PENUTUP



5.1 Kesimpulan Setelah membandingkan teori dan pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Ny.A dengan gangguan proses piker : waham curiga. Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.



Terdapat persamaan antara teori dasar gangguan proses piker waham dengan pasien kelolaan gangguan persepsi sensori halusinasi baik secara definisi, tanda dan gejala, factor predisposes, sumber koping, mekanisme



koping. 2. Membina hubungan saling percaya dengan klien gangguan proses piker : waham curiga merupakan tindakan utama yang harus dilakukan oleh perawat dalam melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan proses piker : waham curiga 3. Terapi aktifitas kelompok: gerak yang terprogram dapat membantu memberikan kegiatan pada klien gangguan proses piker : waham curiga selama di rumah sakit 4. Melatih klien berkenalan dan berinteraksi dengan orang lain secara terus menerus penting dilakukan untuk mengatasi gangguan proses piker : waham curiga. 5.2 Saran Dari kesimpulan diatas kami menyarankan sebagai berikut: 1. Dalam memberikan asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi hendaknya hubungan salin percaya dilakukan secara bertahap, 2. 3. 4.



mulai dari perawat kemudian perawat lain serta pada klien lainnya Kontrak yang dibuat bersama klien hendaknya dilakukan secara konsisten Terapi aktivitas kelompok stimulus hendaknya dilakukan secara teratur Memberikan reinforcement positif setiap melakukan kegiatan



DAFTAR PUSTAKA



Keliat, Budi Anna, dkk. 2011. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (Basic Course). Jakarta : EGC



Keliat, Budi Anna, dkk. 2009. Model Praktek Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta : EGC Keliat, Budi Anna, dkk. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Stuart, Gail W & Laraian. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta EGC Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC