Wawancara Tokoh Agama Kristen [PDF]

  • Author / Uploaded
  • zyma
  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WAWANCARA TOKOH AGAMA KRISTEN 1. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu mengenai keagamaan di Indonesia? Menurut saya keagamaan di Indonesia cukup beragam. Bisa dibilang Indonesia adalah negara yang paling banyak agamanya dibanding dengan negara lain. 2. Bagaimana dengan toleransi antar agama di sekitar lingkungan Bapak/Ibu? Toleransi di lingkungan sekitar menurut pandangan saya secara Agama Kristen, ya harus ada dan harus di kedepankan. Apabila mau hidup damai dengan keanekaragaman agama dan aliran kepercayaan kita harus mengedepankan yang namanya toleransi. Alasan harus adanya toleransi karena memang dalam konteks Kekristenan berdasarkan kitab suci yang disebut Alkitab, kita menyebut toleransi itu wajib dilakukan karna itu teladan dari yang kami percayai yaitu Yesus Kristus sebagai Tuhan yang sudah memberikan contoh dan teladan selama Yesus Kristus itu ada dalam dunia. Bagaimana Dia mempunyai sikap toleransi terhadap agama-agama lain, yang pada waktu itu Yesus Kristus ada di dalam dunia dan hidup pada zamannya. Jadi toleransi itu wajib karena sudah ada teladan. 3. Apa yang menjadi penyebab dari kerukunan atau tidak kerukunan yang terjadi di Indonesia? Salah satu faktor yang menyebabkan tidak terjadinya toleransi terhadap agama lain adalah adanya agama tertentu yang memaksakan kehendaknya, bahwa kita harus percaya dengan kepercayaannya. Lalu yang kedua, tidak menerima cara berpikir kepercayaan orang lain terhadap agama yang dianutnya dengan menganggap mereka sesat, kafir, serta menyembah setan. Seolah-olah agamanya yang paling benar dan menganggap agama lain sesat. Itu yang menyebabkan terjadinya perpecahan. Tidak apa-apa agamamu agamamu, agamaku agamaku, tetapi dalam kehidupan beragama kita tidak boleh memaksakan orang lain untuk ikut agama kita, atau juga melarang orang lain melakukan sesuatu hal karna hal tersebut bertentangan dengan ajaran agama kita. Hal-hal seperti inilah yang membuat ketidakrukunan di dalam umat menjalankan ibadah dan agamanya masing-masing. 4. Apa yang harus kita lakukan sebagai umat beragama supaya kita bisa rukun dengan umat beragama yang lain ? Yang harus kita lakukan yaitu mengedepankan toleransi itu. Artinya kita harus bisa menerima perbedaan keberagaman agama yang ada di Indonesia. Dengan cara menghargai orang yang berbeda kepercayaan dengan kita dan juga menghormati orang yang berbeda kepercayaan dengan kita. 5. Menurut Bapak/Ibu, tindakan nyata apa yang harus kita lakukan sebagai mahasiswa untuk memajukan Persatuan Indonesia? Bagaimana dengan toleransi antar agama di sekitar lingkungan Bapak/Ibu? Tindakan nyata yang harus dilakukan sebagai mahasiswa untuk memajukan Persatuan Indonesia yaitu salah satunya dengan toleransi antar umat beragama. Sebagai contoh, pada saat bulan Ramadhan Umat Muslim menjalankan puasanya, dan sebagai Umat Non-muslim kita harus menghormati dengan tidak makan atau minum di depan Umat Muslim. Begitu juga pada saat Umat Kristiani merayakan natal. 6. Menurut Bapak/Ibu, apakah peraturan-peraturan yang ada pada kitab agama Bapak/Ibu masih relevan di zaman sekarang?



Masih, justru alkitab mengajarkan bagaimana kita bisa hidup supaya rukun dan damai. Di dalam Yakobus 4:17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. Begitu juga Galatia 6:9-10 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Jangan kita menjadi lelah berbuat baik. Jika musimnya tiba, kita akan menuai asalkan kita tidak menyerah. 7. Apabila jawaban Bapak/Ibu tidak, adakah penyesuaian yang dilakukan dalam pengartian perintah-perintah dalam kitab tersebut? – 8. Darimana dasar atau basis ajaran dari sebuah agama? Apakah dari kitab? Atau pengajaran lisan dari guru-guru sebelumnya? Untuk umat Kristiani, dari Kitab Suci yang disebut Alkitab. 9. Bagaimana cara Bapak/Ibu menjelaskan agama Bapak/Ibu kepada pengikut Bapak/Ibu? Dan bagaimana juga Bapak/Ibu menjelaskan agama lain kepada pengikut Bapak/Ibu? Dengan secara hati-hati dan tidak memaksa. Karena seperti yang saya katakan sebelumnya bahwa keyakinan masing-masing orang tidak bisa dipaksakan, melainkan sesuai dengan keinginan pribadi masing-masing orang tersebut. Sehingga untuk dalam konteks mengajarkan, tidak boleh menjurus ke satu agama saja. 10. Menurut Bapak/Ibu, apakah pengajaran agama lain kepada pengikut Bapak/Ibu penting? Apa alasannya? Lebih baik di perdalam dulu pemahaman terhadap agamanya masing-masing. Baru setelah itu mempelajari agama lain sebagai konteks perbandingan dan pengetahuan saja. Akan tetapi pengertian dari pengajaran yang ada tidak bisa dicampur satu dengan yang lainnya. 11. Apakah Bapak/Ibu pernah terlibat dalam konflik berunsur agama? Bagaimana cara Bapak/Ibu mengatasinya? Sejauh ini saya tidak pernah terlibat dalam konflik berunsur agama. Tetapi melihat orang yang konflik sering. Biasanya karena mereka memaksakan kehendak, bahwa orang lain harus percaya dengan keyakinan yang dia miliki. Cara mengatasinya adalah kita harus memberikan nasehat, bahwa tidak baik memaksakan kehendak orang lain dalam beribadah dan menganut agama yang diyakini orang tersebut. 12. Mengapa agama dianggap sebagai sumber dari banyaknya konflik yang terjadi di dunia? Apakah memang semua konflik tersebut murni disebabkan oleh agama, atau karena ada kepentingan lain dibaliknya? Sebenarnya agama itu bukan sumber konflik. Agama itu dari asal kata “A” yaitu tidak dan “Gama” yaitu kacau. Maka dengan adanya agama itu supaya tidak kacau. Orang yang tidak mengerti aturan, supaya mengerti aturanya,. Orang yang tidak percaya kepada Tuhan, supaya percaya kepada Tuhan. Tuhan tidak pernah mengajarkan yang jahat. Justru Tuhan mengajarkan untuk saling mengasihi, saling megampuni, saling memperhatikan, saling membangun dalam kasih, saling mendoakan, saling menolong satu dengan lainnya. Tetapi mengapa orang yang mengaku “beragama” malah menyimpang bertentangan dengan ajaran Tuhan? Karena dia penafsirannya berbeda, pengertiannya dia tafsirkan menurut logika.



13. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu terhadap doktrinisasi agama yang radikal? Doktrinisasi agama yang radikal sebenarnya muncul dari orang yang menganggap agamanya paling benar dan agama lain itu sesat. Ini juga yang sebenarnya menimbulkan perpecahan. Memang kita memiliki keyakinan kita masing-masing tapi tidak baik juga memaksakan kehendak kita terhadap orang lain. Selain bertentangan dengan ajaran yang diajarkan oleh kitab suci yang kita anut, bertentangan juga dengan Undang-Undang Pasal 29 ayat 1 dan 2. (1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. Di pasal 29 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara memiliki agama dan kepercayaanya sendiri tanpa ada paksaan dari siapapun. Dan tidak ada yang bisa melarang orang untuk memilih agama yang diyakininya. Karena setiap agama memiliki cara dan proses ibadah yang bermacam-macam, maka setiap warga negara tidak boleh melarang orang beribadah. Agar tidak banyak terjadi konflik di Indonesia. 14. Bagaimana pandangan Bapak/Ibu cara agar kita tidak ikut terseret dalam doktrin radikalisme? Mendalami ajaran sesuai dengan kitab suci atau kalau dalam konteks kekristenan yaitu alkitab, dan tidak menafsirkan ayat dengan logikanya sendiri. Sehingga tidak akan ikut terseret doktrin-doktrin radikalisme. Karena kita juga sebagai masyarakat di negara yang sangat beragam ini, kita harus mengedepankan toleransi antar masyarakat, khususnya umat beragama. 15. Apakah saran dari Bapak/Ibu untuk kita dalam berinteraksi dengan sesama agama lain sehingga tidak menimbulkan rasa persinggungan? Mengedepankan sikap-sikap toleransi terhadap orang yang berkeyakinan lain. Dengan cara menerima perbedaan yang ada dan juga menghormati satu sama lain. Jangan memaksakan kehendak atau melarang orang lain melakukan sesuatu hal karna tidak sesuai dengan keyakinan yang kita miliki.