WOC ASMA - Yuspia Lestari - Minggu Ke 5 [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

WEB OF CAUSATION ASMA DI RUANG NS3 UTAMA RSDH



DI SUSUN OLEH : YUSPIA LESTARI 18210100132



PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS UNIVERSITAS INDONESIA MAJU 2022



Faktor Pencetus Serangan



Faktor Ekstrinsik



Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk dan bulu binatang)



Faktor Intrinsik



Campuran



Polusi udara: CO, asap rokok parfume Emosional: takut, cemas, stres Fisik: cuaca dingin perubahan temperature Infeksi: parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal Iritan: kimia Aktifitas yang berlebihan



Reaksi antigen & antibodi



Antigen merangsang IgE di sel mast, makaterjadi reaksi antigen-antibody



Proses pelepasan produk-produk selmast (mediator kimiawi): Histamin,Bradikinin, prostaglandin, anafilaksis Mempengaruhi otot polos dan kelenjar pada jalan nafas



Edema dinding bronkiolus



Obstruksi saluran nafas



MK: Pola nafas tidak efektif



Kontraksi otot polos



Spasme otot bronkus (Bronkospasme)



Dispnea



Kelelahan otot intercostae



Asma



Tubuh lemah



Muncul pada malam hari



MK: Intoleransi aktivitas



MK: Gangguan pola tidur



Pe↑ produksi mukus



Pe↑ sekresi mukus



Rangsangan batuk



MK: Bersihan jalan nafas tidak efektif Kurang pajanan informasi



MK: Defisit pengetahuan



Definisi Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran napasyang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga apabilaterangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi tersumbat dan tersumbataliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan mukus, danmeningkatnya proses radang (Almazini, 2012) Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yan g menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma dapatterjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi umumnya asmalebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan (Saheb, 2011).



Manisfestasi Klinis Gejala awal : 1. 2. 3. 4. 5. 6.



Batuk Dispnea Mengi (whezzing) Gangguan kesadaran, hyperinflasi dada Tachicardi Pernafasan cepat dangkal



Gejala lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.



8. 9.



Takipnea Gelisah Diaphorosis Nyeri di abdomen karena terlihat otot abdomen dalam pernafasan Fatigue (kelelahan) Tidak toleran terhadap aktivitas: makan, berjalan, bahkan berbicara Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dadadisertai pernafasan lambat Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi Gerak-gerak retensi karbondioksida seperti : berkeringat, takikardia, dan pelebaran tekanan nadi



Etiologi 1. Alergi 2. Perubahan cuaca 3. Stres 4. Lingkungan kerja 5. Olah raga/aktivitas jasmani yang berat



Pemeriksaan Penunjang -



Pemeriksaan dahak Pemeriksaan darah Foto rontgen Pemeriksaan faal paru Elektrokardiografi



Gejala Asma -



Sulit bernapas Batuk Dada terasa sesak, nyeri, dan seperti tertekan Mengi atau bengek



Penyebab Asma -



Udara dingin Asap rokok Polusi udara Aktivitas fisik Stres dan emosi



Komplikasi Asma -



-



-



-



-



-



Gagal napas, akibat saluran pernapasan melebar dan penuh lendir Henti jantung, yang terjadi akibat kekurangan oksigen Hipoksemia, yaitu kerusakan atau kematian otak akibat darah tidak mengandung cukup oksigen dalam waktu yang lama Alkalosis respiratorik, yang terjadi ketika tubuh kekurangan karbondioksida akibat bernapas terlalu cepat Hiperkarbia, terutama pada pengguna ventilator, akibat ketidakmampuan paru-paru dalam membuang karbondioksia sehingga menumpuk di dalam tubuh Pneumotoraks, yaitu ketika paru-paru kolaps atau rusak sehingga udara bocor ke ruang di antara paru-paru dan dinding dada Pneumonediastinum, yang terjadi ketika udara bocor dari paru-paru ke rongga dada



Fatofisiologi Asma ditandai dengan kontraksi spastik dari otot polos bronkus yangmenyebabkan sukar bernafas.Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap bendabenda asing di udara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga terjadi dengan cara sebagai berikut : seorang yangalergi mempunyai kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibody IgEabnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bilareaksi dengan antigen spesifikasinya. Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan denganalergen menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut,histamin dilepaskan. Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus.Apabila respon histamin berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik.Karena histamin juga merangsang pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan terjadi kongesti dan pembengkakan ruan g iterstisium paru. Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yangsensitif berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalumudah mengalami degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil akhirnya ada lah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran udara.



A. Diagnosa Keperawatan 1. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas 2. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan B. Rencana Asuhan Keperawatan Diagnosa



Tujuan Dan Kriteria Hasil



Intervensi



Keperawatan



(SLKI)



(SIKI)



(SDKI) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Manajemen Jalan Napas jam, diharapkan pasien menunjukkan napas efektif  Observasi: Pola napas tidak dengan kriteria hasil: - Monitor pola napas efektif b.d Pola Napas (L.01004) (frekuensi, kedalaman, upaya napas) hambatan upaya - Monitor bunyi napas No Indikator Skala Target napas tambahan (mis. gurgling, dikaji mengi, wheezing, ronkhi kering) 1. Dispnea 2 5  Terapeutik: 2. Kedalaman napas 3 5 - Posisikan semi fowler atau 3. Frekuensi napas 2 5 fowler - Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik - Berikan oksigen  Edukasi: - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi - Ajarkan teknik batuk efektif  Kolaborasi - Kolaborasi pemberian (D.0005)



bronkodilator, espektoran, mukolitik, jika perlu



Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 Latihan Batuk Efektif (D.0001) Bersihan jalan jam, diharapkan pasien menunjukkan jalan napas efektif  Observasi: napas tidak efektif dengan kriteria hasil: - Identifikasi kemampuan b.d sekresi yang Bersihan Jalan Napas (L.01001) batuk tertahan - Monitor adanya retensi No Indikator Skala Target sputum dikaji  Terapeutik 1. Batuk efektif 2 5 - Pasang perlak dan bengkok di pangkuan pasien 2. Produksi sputum 3 5 - Buang sekret pada tempat 3. Wheezing 2 5 sputum 4. Pola napas 2 5  Edukasi: - Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif - Anjurkan Tarik napas dalam hingga 3 kali - Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik napas dalam yang ke 3  Kolaborasi: - Kolaborasi pemberian mukolitik dan ekspektoran, jika perlu