Zahriani ulfa-LIMFADENOPATI [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up

Zahriani ulfa-LIMFADENOPATI [PDF]

LIMFADENOPATI ( Zahriani Ulfa_0907101010041 ) Definisi Limfadenopati atau hyperplasia limpoid adalah pembesaran kelenjar

5 0 131 KB

Report DMCA / Copyright

DOWNLOAD FILE

File loading please wait...
Citation preview

LIMFADENOPATI ( Zahriani Ulfa_0907101010041 ) Definisi Limfadenopati atau hyperplasia limpoid adalah pembesaran kelenjar limfe sebagai respons terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi suatu mikroorganisme (Corwin, 2009). Pembesaran KGB sering ditemukan menyertai infeksi virus yang sembuh sendiri, tetapi bisa juga timbul akibat kondisi serius seperti keganasan atau TB. Penting untuk mempertimbangkan patologi pada daerah yang dialiri oleh KGB yang membesar (Gleadle, 2007). Limfadenopati



regional



merupakan



indikasi



adanya



infeksi



local.



Sedangkan



limfadenopati generalisata biasanya merupakan indikasi adanya infeksi sistemik seperti AIDS, atau gangguan autoimun seperti arthritis rematoid atau lupus eritematosus sistemik. Biasanya limfadenopati dapat mengindikasikan adanya keganasan (Corwin, 2009). Insidensi Insiden limfadenopati belum diketahui dengan pasti. Sekitar 38% sampai 45% pada anak normal memiliki KGB daerah servikal yang teraba. Limfadenopati adalah salah satu masalah klinis pada anak-anak. Pada umumnya limfadenopati pada anak dapat hilang dengan sendirinya apabila disebabkan infeksi virus. Studi yang dilakukan di Amerika Serikat, pada umumnya infeksi virus ataupun bakteri merupakan penyebab utama limfadenopati. Infeksi mononukeosis dan cytomegalovirus (CMV) merupakan etiologi yang penting, tetapi kebanyakan disebabkan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Limfadenitis lokalisata lebih banyak disebabkan infeksi Staphilococcus dan Streptococcus beta-hemoliticus. Dari studi yang dilakukan di Belanda, ditemukan 2.556 kasus limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10% kasus diantaranya dirujuk ke subspesialis, 3,2% kasus membutuhkan biopsi dan 1.1% merupakan suatu keganasan. Penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko keganasan sekitar 4% dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia 2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus, citomegalovirus, hiv, toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana semuanya disesuaikan dengan tanda dan gejala yang ada dan yang paling mengarahkan diagnosis. Komplikasi Pada



beberapa



kasus,



limfadenopati



dapat



menyebabkan



obstruksi,



sehingga



mengakibatkan edema dan nyeri (Tucker et al., 1998). Prognosis Tergantung penyakit yang mendasari. Limfadenopati generalisata cenederung lebih buruk prognosisnya karena terkait adanya penyakit infeksi sistemik.



Reference Britto, J.A dan Dalrymple-Hay, M.J.R. 2005. Kisi-kisi Menembus Masalah Bedah. Jakarta, EGC. Corwin, E.J. 2009. Patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta, EGC. Gleadle, J. 2007. At a Glance Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta, Penerbit Erlangga. Harrison. 1999. Harrison: Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta, EGC. Price, S.A dan Wilson, L.M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi ke-6. Jakarta, EGC. Tambayong, J. 2000. Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta, EGC. Trucker, S.M; Canobbio, M.M; Paquette, E.V dan Wells, M.F. 1998. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis dan Evaluasi. Edisi ke-5. Jakarta, EGC.