Zaman Kegelapan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ZAMAN KEGELAPAN



A.



Latar Belakang lahirnya Zaman Kegelapan Sejarah Eropa memiliki bentangan waktu yang panjang dimulai dari zaman paleolithikum ribuan tahun yang lalu. Secara garis besar, sejarah Eropa dibagi menjadi 3 periode, yaitu: Eropa klasik, Eropa pertengahan, dan Eropa modern. Di sini kita akan membahas tentang Eropa abad pertengahan pada masa abad kegelapan. Abad pertengahan adalah periode sejarah yang terjadi di daratan Eropa yang ditandai sejak bersatunya kembali daerah bekas kekuasaan Kekaisaran Romawi Barat pada abad ke-5 hingga munculnya monarkhi-monakhi nasional.Dimulainya penjelajahan samudera, kebangkitan humanisme, serta reformasi Protestan dengan dimulainya renaissance pada tahun 1517. Abad pertengahan sering diwarnai dengan kesan-kesan yang tidak baik.Hal ini mungkin disebabkan oleh banyaknya kalangan yang memberikan stereotipe kepada abad pertengahan sebagai periode buram sejarah Eropa mengingat dominasi



kekuatan



agama



yang



begitu



besar



sehingga



menghambat



perkembangan ilmu pengetahuan, prinsip-prinsip moralitas yang agung membuat kekuasaan agama menjadi begitu luas dan besar di segala bidang. Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa.Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan.Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini



berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa.Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh.Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik.Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat. Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja.Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengataAkibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka



akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi. B.



Zaman Kegelapan (Dark Ages) Abad kegelapan merupakan sebuah zaman antara runtuhnya Kekaisaran Romawi dan Renaisannce atau munculnya kembali peradaban lama. Dari masa sebelum masehi yang kental dengan Filsafat Relativisme (Kebenaran) Sofisme Yunani Kuno, berlanjut ke apa yang kemudian dinamakan Jaman Abad Pertengahan yang berlangsung lama, kurang lebih selama lima belas Abad, dari sekitar Abad I sampai Abad XV M. Masa ini disebut juga sebagai Era atau masa Medieval atau juga Abad Kegelapan atau Dark Ages) dan dimulai setelah masa Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis salam menapakkan kaki di muka Bumi dan berdakwah. Beliau dikenal juga sebagai Isa bin (anak) Maryam, yang dengan sejumlah perkecualian dan catatan perbedaan mendasar adalah hampir dapat dikenal sama juga sebagai Yesus Kristus atau Yesus dari Nazareth dalam khazanah Kristen. Kegemparan akan datangnya ’Yesus dari Nazareth’ yang tak memiliki ayah dan nasabnya ditahbiskan kepada Maryam (Maria), ibunya, dan dalam hidup singkatnya



menampilkan



berbagai



mukjizat



luar-biasa



itu,



mengguncang



peradaban manusia di sekitarnya saat itu, dan banyak orang yang kemudian berspekulasi akan kenyataan ini. Di masa ini, lahir pula agama Kristen, dan ide-idenya mendominasi relung kehidupan masyarakat Eropa dan pengikutnya, termasuk para Pemikirnya.Dan wajah peradaban Barat pada Abad Pertengahan ini, karenanya, didominasi oleh Filsafat Kristen. Filsafat Kristen atau Abad Pertengahan ini, antara lain bertokohkan Filsuf Plotinus, (Santo atau Saint) Augustinus atau Augustine, (Saint) Anselmus, Robert



Grosseteste, Roger Bacon, Albert Agung, Thomas Aquinas, dsb. Yang kesemuanya sepakat mengedepankan iman dogmatis (tak boleh dibantahi) Kristiani, dan telaahnya pun bersifat religius-dogmatis.Akibat pengaruh hebat dan dominan Agama Kristen yang didominasi oknum kaum Gerejawan dan Monarki Baratnya dengan segala ragam tafsir dogmatisnya.Dan tak pelak pemanfaatan Platonisme ala Yunani Kuno (dicetuskan Plato) yang mengajarkan bahwa kebenaran itu sudah ada dengan sendirinya dan berpusat kepada Tuhan namun berjenis dan berbungkus baru, yang disebut sebagai Neo-Platonisme, menjadi gencar dan ditahbiskan sepenuhnya tanpa telaah kristis kepada iman Kristiani. Ini, mau tak mau mendukung pula klaim dogmatis akan kebenaran Kristen. Para ahli Filsuf dan Agamawan mereka di saat itu karenanya teguh bermottokan



”Credo



et



intelligam”



atau



”Keyakinan



(keimanan



agama)



berkedudukan di atas pemikiran (logika), keyakinan mengungguli pemikiran” atau lebih mudahnya, ”Yakini dulu sesuatu, baru carikan alasan untuk menjelaskannya”. Maka, dengan sendirinya, Akal (di Barat) benar-benar kalah pada masa ini (terutama terlihat pada isi Filsafat dari Plotinus, Augustinus, Anselmus).Bahkan potensi pemanfaatan akal diganti mutlak oleh Augustinus dengan Iman dogmatis, sebelum penghargaan terhadap potensi Akal sempat muncul kembali kemudian pada masa Thomas Aquinas di akhir masa Abad Pertengahan itu. Dan karenanya pula, Aquinas kemudian ditentangi hebat dan dibenci sebagian besar masyarakat gereja yang terlanjur menjadi pendukung jalur hati iman Kristiani yang dalam hal ini sebagaimana telah disebutkan di atas adalah iman mutlak dogmatis kristiani yang tidak mengindahkan telaah kritis akal. Ini juga tak pelak menyebabkan masyarakat Barat di masa itu secara luas menjadi percaya dan beriman dogmatis akan ‘rasa hati’ (atau yang adalah agama, Kristen, lebih tepatnya Kristen Katolik, bagi mereka), karena menurut mereka



agama adalah rasa hati dan Filsafat adalah pemikiran. Filsafat dan Agama itu sendiri, satu hal yang di masa sesudahnya terutama masa Thomas Aquinas, dicoba untuk disatu-padukan namun menemui sejumlah kendala sampai masa Modern merebak. Keyakinan Kristiani yang mendominasi di masa Abad Pertengahan ini, menjadikannya tidak boleh atau tidak mudah untuk dapat dikritiki, sekaligus membuat kedudukan mereka yang berada dalam struktur otoritas agamanya menjadi tinggi dan tak dapat disalahkan. Dan karenanya ini juga membuat mereka makmur secara ekonomi juga sebagai pemegang mandat negara dengan mandat Otokrasi dan Teokrasi Kristiani. Dan kenyataan ini bagi sebagian orang lain, misalnya rakyatnya yang mereka pimpin, artinya juga adalah kesemena-menaan yang diorganisasikan. Kekuasaan absolut negara dan pusat-pusat kesejahteraan masyarakat saat itu dipegang mutlak oleh Gereja dan Kerajaan, dengan pajak sistem Feodalisme berdasarkan tafsir mereka terhadap iman Kristiani dan bahwa Gereja adalah wakil Tuhan di Bumi dan bahwa



sistem



pemerintahan



yang



terbenar



adalah



Kerajaan



Kristiani



penyokongnya. Golongan Ksatria, dan Raja adalah pelindung rakyat dan rakyat harus membayar pajak kepada mereka yang penafsirannya seringkali dianggap semena-mena oleh rakyat. Tak pelak juga, maka, perkembangan ilmu-pengetahuan yang biasanya berdasarkan



kepada



gelitikan



pemikiran,



rasa



penasaran,



kebertanya-



tanyaan pemikiran pun menjadi lambat pula. Pendeknya, potensi telaah akal pada masa ini dihambati. Di saat Zaman Kegelapan, segala keputusan pemerintah dan hukum negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman Kekaisaran Romawi.Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.Tidak setiap



individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat keputusan adalah para ahli agama. Gagasan



tentang



Dark



Age



berasal



dari



Petrarch



(seorang



humanis,cendekiawan dan penyair Italia) pada tahun 1330-an. Dia menulis tentang orang-orang yang hidup sebelum dia, ia berkata: "Di tengah kesalahan bersinar seorang genius, mata mereka melihat dengan tajam meskipun mereka dikelilingi oleh kegelapan yang sangat pekat ". Para penulis yang beragama Kristen, termasuk Petrarch sendiri telah lama menggunakan kiasan " terang melawan gelap "untuk menggambarkan" kebaikan melawan kejahatan ". Petrarch adalah orang pertama yang menggunakan kiasan dan memberikan makna sekuler dengan membalikkan penerapannya. Zaman klasik telah lama dianggap sebagai zaman "gelap" karena kurangnya kekristenan yang dilihat oleh Petrarch sebagai zaman "cahaya" karena prestasi dan pencapaian kultural, sedangkan pada zaman Petrarch, diduga kurang prestasi budaya sehingga Petrarch memandangnya sebagai zaman kegelapan (dark age). Abad pertengahan merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram.Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja.Dominasi gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya. Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja.Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).Kehidupan



manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan.Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan.Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology.Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama.Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan. Abad pertengahan merupakan abad kebangkitan religi di Eropa.Pada masa ini agama berkembang dan mempengaruhi hampir seluruh kegiatan manusia, termasuk pemerintahan.Sebagai konsekuensinya, sains yang telah berkembang di zaman klasik dipinggirkan dan dianggap sebagai ilmu sihir yang mengalihkan perhatian manusia dari pemikiran ketuhanan. Eropa dilanda Zaman Kegelapan sebelum tiba Zaman Pembaharuan. Yang dimaksud Zaman Kelam atau Zaman Kegelapan ialah zaman masyarakat Eropa menghadapi kemunduran intelektual dan kemunduran ilmu pengetahuan Menurut Ensikopedia Amerikana, zaman ini berlangsung selama 600 tahun, dan bermula antara zaman kejatuhan Kerajaan Romawi dan berakhir dengan kebangkitan intelektual pada abad ke-15 Masehi. Gelap juga dianggap sebagai tidak adanya prospek yang jelas bagi masyarakat Eropa.Keadaan ini merupakan wujud kekuasaan agama, yaitu gereja Kristiani yang sangat berpengaruh.Gereja serta para pendeta mengawasi pemikiran masyarakat serta juga politik. Mereka berpendapat hanya gereja saja yang pantas untuk menentukan kehidupan, pemikiran, politik dan ilmu pengetahuan.Akibatnya kaum cendekiawan yang terdiri daripada ahli-ahli sains merasa mereka ditekan dan dikawal ketat. Pemikiran mereka pun ditolak dan timbul ancaman dari gereja, yaitu siapa yang mengeluarkan teori yang bertentangan dengan pandangan gereja akan ditangkap dan didera, malah ada yang dibunuh. segala keputusan pemerintah dan hukum



negara tidak diambil berdasarkan demokrasi di parlemen seperti ketika zaman kekasiaran Roma. Keputusan tersebut diambil oleh majelis dewan Gereja.Tidak setiap individu berhak berpendapat, karena pada zaman itu yang berhak mengeluarkan pendapat-keputusan adalah para ahli agama. (lihat perilaku kaum Salafy yang kini justru meniru mereka) Bahkan segala sesuatu yang bertentangan dengan penafsiran dewan gereja merupakan pelanggaran hukum berat. Akibatnya setiap inovasi yang berasal dari kaum ilmuan selalu digagalkan oleh dewan gereja.Ya itu tadi pokoknya bila dewan gereja tidak paham dan tidak memiliki dasar argumen yang kuat di dalam injil maka inovasi tersebut merupakan perkara pelanggaran agama berat. Salah satu yang menjadi korbannya adalah Nicholas Coppernicus yang berakhir tragis akibat teorinya yang mengatakan akibat terlalu banyak intervensi dewan Gereja pada sendi-sendi kehidupan, termasuk juga pelarangan terhadap temuan maupun inovasi baru yang tidak ada pada injil maka akhirnya terjadi stagnasi secara multi dimensi yang lambat laun berimbas pada timbulnya krisis multi dimensi.



C. Faktor-faktor Munculnya Renaissance Middle Age merupakan zaman dimana Eropa sedang mengalami masa suram.Berbagai kreativitas sangat diatur oleh gereja.Dominasai gereja sangat kuat dalam berbagai aspek kehidupan.Agama Kristen sangat mempengaruhi berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.Seolah raja tidak mempunyai kekuasaan, justru malah gereja lah yang mengatur pemerintahan. Berbagai hal diberlakukan demi kepentingan gereja, tetapi hal-hal yang merugikan gereka akan mendapat balasan yang sangat kejam. Contohnya, pembunuhan Copernicus mengenai teori tata surya yang menyebutkan bahwa matahari pusat dari tata surya, tetapi hal ini bertolak belakang dari gereja sehingga Copernicus dibunuhnya.



Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini mendapat doktrinasi dari gereja.Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan akhir (ekstologi).Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh Tuhan.Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan.Pemikiran tentang ilmu pengetahuan banyak diarahkan kepada theology.Pemikiran filsafat berkembang sehingga lahir filsafat scholastik yaitu suatu pemikiran filsafat yang dilandasi pada agama dan untuk alat pembenaran agama.Oleh karena itu disebut Dark Age atau Zaman Kegelapan. Dengan adanya berbagai pembatasan yang dilakukan pihak pemerintah atas saran dari gereja maka timbulah sebuah gerakan kultural, pada awalnya merupakan pembaharuan di bidang kejiwaan, kemasyarakatan, dan kegerejaan di Italia pada pertengahan abad XIV.Sebelum gereja mempunyai peran penting dalam pemerintahan, golongan



ksatria



hidup



dalam



kemewahan,



kemegahan,



keperkasaan



dan



kemasyuran.Namun, ketika dominasi gereja mulai berpengaruh maka hal seperti itu tidak mereka peroleh sehingga timbullah semangat renaissance. Menurut Ernst Gombrich munculnya renaissance sebagai suatu gerak kembali di dalam seni, artinya bahwa renaissance tidak dipengaruhi oleh ide-ide baru. Misalnya, gerakan Pra-Raphaelite atau Fauvist merupakan gerakan kesederhanaan primitif setelah kekayaan gaya Gotik Internasional yang penuh hiasan. Menurut Prancis Michel De Certeau renaissance muncul karena bubarnya jaringan-jaringan sosial lama dan pertumbuhan elite baru yang terspesialisasi sehingga gereja berusaha untuk kembali mendesak kendali dan manyatukan kembali masyarakat lewat pemakaian berbagai teknik visual-dengan cara-cara mengadakan pameran untuk mengilhami kepercayaan, khotbah-khotbah bertarget dengan menggunakan citra-citra dan teladan-teladan dan sebagainya yang diambil dari pemikiran budaya klasik sehingga



dapat mempersatukan kembali gereja yang terpecah-belah akibat skisma (perang agama). Renaissance muncul dari timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis.Hal ini juga menyebabkan dihapuskannya system stratifikasi sosial masyarakat agraris yang feodalistik.Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan menjadi focus kemajuan. Antroposentrisme menjadi pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari.Selain itu adanya dukungan dari keluarga saudagar kaya semakin menggelorakan semangat Renaissance sehingga menyebar ke seluruh Italia dan Eropa.



D. Karakteristik Renaissance Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan manusia bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini.Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini baru setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan, kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Allah melainkan suatu keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi, otonomi dan bakat-baktnya.Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya.Inilah semangat humanis, semangat manusia



baru yang oleh Cicero dikatakan dapat dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum. Dengan semakin kuatnya Renaissance sekularisasi berjalan makin kuat.Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka “religion was not highest expression of human values”.Bahkan salah seorang yang dilukiskan sebagai manusia ideal renaissance Leon Batista Alberti (1404-1472), secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama.Manusia hendaknya menjalani kehidupan secara aktif memikirkan kepentingan umum bukan hidup bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading.Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada takdir.Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau Antoposentrisme. Manusia renaissance harus berani memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan nasibnya kepada sesama.Keinginan manusia untuk menonjolkan diri baik dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektualintelektualnya.Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni music dan lain-lain.Ekspresi daya kemampuan manusia terus berkembang sampai saat ini sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.



E. Tokoh-Tokoh Renaissance Dalam makalah ini tokoh-tokoh renaissance yang diangkat adalah beberapa yang menurut penulis mempunyai peranan yang penting dalam renaissance. Tokoh-tokoh tersebut antara lain. a. Dante Alighiere (1265-1321) Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasala dari keluarga kaya raya.Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan Perancis.Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang atoritas moral Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral.Puncaknya dia tuangkan dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah La Vita Nuova (The New Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia. Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di Revenna.Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria (pembersih jiwa), dan paradiso (surga).



b. Lorenzo Valla (1405-1457) Lahir di Roma pada tahun 1405 dari keluarga ahli hukum.Salah satu ungkapannya yang sangat terkenal adalah “Mengorbankan hidup demi kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kebajikan tertinggi, kehormatan tertinggi dan pahal



tertinggi”. Hasil karyanya antara lain adalah De volupte (kesenangan) yang terbit pada tahun 1440, yang berisi kekagumannya pada etika Stoisisme yang mengajarkan pentingnya manusia itu mati raga (askese) dalam rangka mendapatkan keselamatan jiwa. Buku yang berjudul De Libero erbitrio (keinginan bebas) yang mengatakan individualitas manusia berakar pada kebesaran dan keunikan manusia, khususnya kebebasan sehingga kehendak awal Sang Pencipta tidak membatasi perbuatan bebas manusia dan tidak meniadakan peran kreatif manusia dalam sejarahnya. Judul buku De falso credita et ementita Constantini donation declamation berisi tentang donasi hadiah kepada Sri Paus oleh Kaisar Constantinus sebenarnya palsu sebab dari sudut bahasa donasi itu jelas bukan gaya bahasa abad ke4 melainkan abd ke-8. c. Niccolo Machiavelli (1469-1527) Filosof politik Italia, Niccolo Machiavelli lahir tahun 1469 di Florence, Italia.Ayahnya, seorang ahli hukum. Pada usia 29 tahun Machiavelli memperoleh kedudukan tinggi di pemerintahan sipil Florence. Selama empat belas tahun sesudah itu dia mengabdi kepada Republik Florentine dan terlibat dalam berbagai missi diplomatik atas namanya, melakukan perjalanan ke Perancis, Jerman, dan di dalam negeri Italia. Hasil karyanya yang paling masyhur adalah The Prince, (Sang Pangeran) ditulis tahun 1513, dan The Discourses upon the First Ten Books of Titus Livius (Pembicaraan terhadap sepuluh buku pertama Titus Livius). Diantara karya-karya lainnya adalah The art of war (seni berperang), A History of Florence (sejarah Florence) dan La Mandragola (suatu drama yang bagus, kadang-kadang masih dipanggungkan orang). Tetapi, karya pokoknya yang terkenal adalah The Prince (Sang Pangeran), mungkin yang paling brilian yang pernah ditulisnya dan memang paling mudah dibaca dari semua tulisan filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia tahun 1527 pada umur lima puluh delapan.



d. Boccacio (1313-1375) Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedangang yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra lainnya De genealogis deorum gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun dalam 15 jilid.



e. Francesco Petrarca (1304-1374) Lahir pada 20 Juli 130 di Tuscan.Ia belajar hukum di Montpellier dan melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, ia lebih tertarik pada seni sastra dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang serba naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada alam dituangkan dalam karya lukis yang diberi namaIkaros. f. Desiderius Erasmus (1466-1536) Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda.Ibunya bernama Margaret. Setelah lulus dari Sekolah Atas ia melanjutkan ke biara Agustin di Styn hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil karya Eramus dikelompokan menjadi tiga yaitu: a) Kelompok karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap segala kelemahan penyakit korup, munafik yang melanda warga masyarakat, seperti Praise of Folly (1509). b) Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum Katolik, seperti buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501), The Complaint of peace (1517).



c) Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci Perjanjian Baru berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New Testament (1505), The Prince of the Christian Humanists. F.



RENAISSANCE DI ITALIA A. Florencia Kota Pelopor Florencia menjadi pelopor renaissance di Italia, bukan justru kota Roma, Milano atau Venesia. Menurut John Hele dan Plum Florensia menjadi kota pelopor Renaissance di Italia karena berbagai faktor antara lain adalah a) kota Florencia pada zaman Romawi bernama Florentia itu secara geografis merupakan kota pedalaman Italia Utara yang sangar strategis, subur karena dibelah oleh Sungai Arno dan menjadi kota pertemuan dari berbagai kota di Italia Utara antara lain Genoa, Lucca dan Pisa di sebelah barat, Siena dan Arezzo di sebelah selatan, Urbino, San Marino dan Romagna di sebelah timur serta Bologna, Modena di bagian Utara. Maka tidak mengherankan jika Florencia menjadi kota pertemuan dagang yang kaya raya dan besar pada abad ke-XIII. b) Florencia sebagai kota industry khususnya wol (terbaik di Italia) dan tekstil pada umumnya. Menurut John Hele pada abad keXIV sudah ada 21 gilda utama yang dimiliki oleh para hakim, notaries, importir dan pengusaha dan 44 gilda kecil sebagai pendukungnya yang dimiliki oleh pengrajin, pedagang. c) Florencia sebagai pusat keuangan Italia masa itu. Kota ini mempunyai penduduk yang besemboyan “per non dormire (agar jangan tidur, maksudnya tidur tidak mendatangkan rezeki)” dan “Florentinis ingentis nihil arduit est (tidak ada yang dapat dikerjakan oleh orang Florencia)”. d) Florencia merupakan ibukota Republik Florentia yang pada prinsipnya menganut system pemerintahan demokrasi dan memperhatikan kepentingan rakyat. Maka



kreativitas seni dan inteletual dapat bebas berkembang.Didirikannya pendidikan formal di Accademia Plato yang didirikan oleh keluarga Medici sehingga melahirkan senimanseniman besar, para ilmuan terkenal, sastrawan jenius dan arsitek besar.Maka tidak mengherankan apabila dapat mempertahankan kemasyuran dan berperan penting dalam modernisasi Italia selama dua abad.Florencia telah menjadi awal pembaharuan berbagai bidang kehidupan manusia dari sumber-sumber daya manusia, keuangan, perdangangan, sosial dan budaya, Benih-benih humanism yang melahirkan liberalism, individualism serta rasionalisme mendapat tempat subur untuk berkembang ke seluruh penjuru Eropa. B. Keluarga Medici Keluarga Medici merupakan salah satu keluarga yang terkenal di Italia pada zaman renaissance. Keluarga ini mulai mempunyai nama terhormat dalam masyarat pada abad keXIV ketika Averardo de Medici yang terkenal dengan nama Bicci berhasil dalam usahawan swasta ulat sutera, kain lenen dan akhirnya menjadi bankir. Usaha ini dilanjutkan anaknya yang bernama Giovanni di Bicci meluas ke luar Italia.Keluaga Medici mulai terlibat dalam berbagai bidang terutama politik, ketika Giovani terpilih menjadi hakim agung di Florancia pada 1421. Giovani mempunyai dua anak yang bernama Casimo dan Lorenzo.Casimo berhasil menjadikan keluarga Medici mencapai puncak kejayaan pada bidang politik, ekonomi bahkan agama.Ia juga tokoh utama yang menjadi pelopor dan pelindung bidang budaya, kesenian dan ilmu pengetahuan. Casimo adalah pewaris etos kerja orang Florencia yaitu per non dormire sehingga ia memadukan usaha bidang politik, ekonomi, kebudayaan dan ilmu pengetahuan dengan semboyan tersebut. Jasanya antara lain menjadi pendukung utama untuk mendirikan Accademia Plato di Florencia pada tahun 1642 sehingga ia ikut serta dalam



menentukan arah perkembangan dunia akedemisi. Kemudian mendorong mendirikan Akademia Seni pada 1460 yang dipimpin oleh Michelangelo.Ia juga mendorong seniman untuk bersemboyan I’art pour I’art bukan I’art pour d’argent (seni untuk uang). Lorenzo merupakan penerus Casimo, ia tampil sebagai diplomat ulung, seniman dan akhirnya menjadi penguasa di Florencea. Keturuan lain keluarga Medici ada yang menjadi pemimpin gereja yang tertinggi seperti Paus Leo X (1513-1521), Paus Clemens VII (1523-1534), Paus Pius IV (1559-1565), Paus Leo IX tahun 1605. Sejak Paus Leo X tampil banyak pula paus yang menjadi peminat dan pelindung karya seni serta mengangkat keturunan Keluarga Medici menjadi Duke of Urban. Sementara itu pada masa Paus Clemens VII, keturunan Medici yang bernama Alessandro diangkat menjadi pendiri dinasti Tuscani yang berkuasa hingga abad XVIII. G.



Yunani pada Zaman Kegelapan Setelah sebagian besar istana Mykenai hancur sekitar 1200 SM, tak terjadi pembangunan ulang. Satu dari sedikit istana yang tidak ikut dihancurkan adalah istana di Athena. Meskipun demikian, bahkan rakyat Athena pun mengalami masa-masa sulit selama beberapa ratus tahun berikutnya. Pada masa ini, tidak ada raja, tidak ada penarikan pajak, tidak ada perbaikan jalan, sehingga jalanan menjadi amat rusak dan tidak dapat dilalui gerobak. Kemungkinan banyak orang yang meninggal karena sedikitnya populasi Yunani pada masa ini. Dalam hal ekonomi, masyarakat Yunani menjadi amat miskin. Tampaknya tidak ada tukang tembikar, tukang sepatu, atau perajin lainnya karena tidak ditemukan perhiasan emas di makam-makam dari masa ini. Orang-orang mungkin harus membuat sendiri berbagai perlengkapan, seperti guci, dan hasilnya pun tidak bagus. Tanpa emas, orang juga berhenti berlayar ke negeri-negeri lain.



Saking buruknya kondisi Yunani saat itu, suatu kaum di utara Yunani berhasil menyerbu Yunani dan menguasai banyak kota Yunani. Kaum ini biasanya disebut sebagai bangsa Doria, sedangkan bangsa Yunani Mykenai dari Zaman Perunggu disebut sebagai bangsa Ionia. Banyak orang Ionia yang melarikan diri dari para penyerbu, atau dari masa-masa sulit di Yunani, dan pergi ke tempat lainnya selama Zaman Kegelapan. Banyak di antaranya yang pindah ke pesisir Turki, dan wilayah itu kemudian disebut Ionia karena banyak orang Ionia yang tinggal di sana. Yang lainnya pindah ke pesisir Laut Hitam. Sejumlah orang Yunani, atau orang yang seperti mereka, pindah ke Israel dan kemudian disebut bangsa Filistin. Ada pula hal-hal bagus yang terjadi pada masa ini. Pengetahuan tentang cara membuat perlengkapan dari besi menyebar dari Het ke seluruh Mediterania, sehingga kini bangsa Yunani dapat menempa besi. Besi lebih kuat daripada perunggu. Selain itu besi juga lebih murah karena dapat ditemukan di Yunani. Saking murahnya besi, orang miskin pun mampu memperolehnya. Akibatnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin pada masa ini tidak terlalu kentara. Orang Yunani kuno terbagi menjadi tiga kaum, bangsa Doria, Aiolia, dan Ionia. Sekitar 1100 SM, bangsa Doria yang tinggal di utara, mulai menyerang Mikenai. Seluruh kota Mikenai dihancurkan dan dijarah. Peradaban Mikenai akhirnya runtuh dan Yunani mengalami suatu periode yang disebut Zaman Kegelapan Yunani. Banyak teori mengenai penyebab keruntuhan bangsa Mikenai. Bencana alam mungkin melemahkan ekonomi Mikenai, yang bersandar pada pertanian, sehingga mereka digantikan oleh bangsa Doria. Bangsa Doria mengembangkan perdagangan di penjuru Mediterania untuk menggantikan ekonomi lama. Daerah Attika (termasuk Athena) mulai muncul sebagai daerah yang dominan sebagai pusat perdagangan.



Meskpin begitu, perubahan ini tidak terjadi dengan cepat karena seluruh Yunani butuh pemulihan pasca keruntuhan Mikenai. Namun kontak Yunani dengan bangsa dari luar ini membawa dampak yang sangat drastis bagi masa depan Yunani. Perubahan paling drastis di Yunani pada periode ini adalah menghilangnya tulisan. Tidak ada catatan tertulis dari periode ini, dan tulisan dari peridoe setelah ini amatlah berbeda dibandingkan periode sebelum ini. Bangsa Doria menuturkan dialek yang berbeda dibanding bangsa Mikenai, dan hanya sedikit diketahui mengenai bahasa mereka. Semua dialek Yunani modern berakar dari Yunan Attika (Yunani Klasik), dengan satu pengecualian: dialek Tsakonia, yang berasal dari dialek Doria. Bangsa Doria melakukan kontak dengan bangsa Funikia, bangsa penjelajah laut dari Levant. Bangsa Yunani lalu mengadaptasi konsep alfabet dari bangsa Funikia dan terciptalah alfabet Yunani. Alfabet Yunai tersebar melalui perdagangan ke seluruh Mediterania. Alfabet Yunani ini adalah yang pertama mempergunakan huruf vokal. Setelah sekian lama, akhirnya tulisan kembali ada di Yunani. Bangsa Doria suka berperang. Seiring Yunani memasuki Zaman besi, maka besi pun secara luas dipakai untuk membuat senjata, menggantikan penggunaan perunggu. Dengan besi, senjata menajdi lebih murah, lebih kuat, dan lebih efektif dalam pertempuran. Pada periode ini, pasukan infantri menjadi sangat populer, dan Hoplite adalah nama untuk prajurit infantri Yunani kuno. Bangsa Doria tidak menaklukan setiap wilayah menjadi wilayah mereka, sehingga pada Zaman Kegelapan, polis atau negara kota, mulai berkembang. Daerah Yunani yang berpegunungan menjadikan sulit untuk meunculnya satu kekuasaaan tunggal yang meliputi seluruh Yunani. Akibatnya kota-kota menguasai lanskap di sekelilingnya, dan menjadi unit politik mandiri. Setiap negara kota secara alami dilindungi oleh gunung di dekatnya.



Setelah Invasi Doria, sistem pemerintahan kerajaan muncul hampir di semua negara kota. Walaupun raja memegang posisi keagamaan yang tinggi, namun tidak dalam pemerintahan. Sebagian besar pemerintahan di beberapa polis didominasi oleh aristokrasi. Tiran juga muncul pada peridoe ini. Seorang Tiran adalah aristokrat yang memperoleh cukup kekuasaan untuk mengendalikan polis. Mereka didukung oleh pasukan hoplite pribadi, dan membuat pemerintahan otokrasi Meskipun gunung-gunung menyebabkan Yunani sulit bersatu, namun polis-polis saling berbagi budaya, agama, dan bahasa yang sana. Pada peridoe inilah, orang Yunani mulai mengidentifikasi diri mereka sebagai bangsa Hellen. Meskipun berada pada polis yang berbeda, orang Hellen menuturkan bahasa yang sama, berpakaian dengan gaya yang sama, dan membuat arsitektur dengan gaya yang sama. Hal inilah yang menyatukan mereka sebagai bangsa Hellen.