01a. PANDUAN PENYUSUNAN SOAL USBN 2018 FIX [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PANDUAN WORKSHOP PENYUSUNAN BUTIR SOAL UN/USBN TAHUN 2018 DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA METRO



29 JANUARI – 9 FEBRUARI 2018



HALAMAN PENGESAHAN Judul



:



Penyusun :



PANDUAN WORKSHOP PENYUSUNAN BUTIR SOAL UN/USBN TAHUN 2018 NANANG TRIASMOSARI, M.Pd.



Pada Tanggal : 29 Januari 2018 Telah Diverifikasi Oleh: Koordinator Kegiatan Workshop Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro



________________________



Disahkan Oleh: Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Metro



_________________________



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



1



PRAKATA



Segala Puji dan Puja Syukur penulis haturkan ke hadirat Izzati Robbi; Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan Buku Panduan Workshop yang berjudul “Panduan Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun 2018”. Sholawat dan salam penulis panjatkan pada Ushwatun Hasanah; Nabi Besar Muhammad SAW, semoga keselamatan tetap pada beliau, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Buku panduan workshop ini diperuntukkan khususnya bagi para guru SD dan SMP se-Kota Metro sebagai peserta workshop yang diadakan oleh Dinas Pendidikan Kota Metro dan para pembaca (guru) yang terlibat penyusunan soal UN dan USBN pada umumnya. Adapun tujuan dari penyusunan Buku Panduan ini adalah untuk mempermudah peserta dan para pembaca memahami materi yang begitu banyak disediakan olah narasumber sementara waktu pelatihan dan workshop amatlah singkat. Sehingga perlu diberikan panduan dengan versi singkat, lengkap, dan jelas. Melalui Buku panduan ini diharapkan para peserta workshop maupun para pembaca akan memiliki keterampilan dalam langkah-langkah penyusunan soal UN/ USBN seperti: (1) Analisis Kisi-Kisi USBN, (2) Pengembangan Soal High Order Thinking Skills (HOTS), (3) Penyusunan Soal Pilihan Jamak, (4) Penyusunan Soal Uraian, (5) Penyusunan Kisi-Kisi Paket Soal UN/USBN, (6) Pembuatan Kartu Soal, dan (7) Telaah butir soal melalui kaidah materi, konstruksi dan bahasa. Banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan Buku Panduan ini, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga bermanfaat demi kemajuan pendidikan di Indonesia.



Metro, 29 Januari 2018 Penulis



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



2



DAFTAR ISI



COVER HALAMAN PENGESAHAN PRAKATA DAFTAR ISI



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ............................................................... 1.2 Tujuan ............................................................................. 1.3 Ruang Lingkup ...............................................................



1 2 3



Halaman 4 6 6



BAB II UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7



Pengertian ....................................................................... Landasan Hukum ……………………………............…. Kisi-Kisi USBN ……………........................................... Analisis Kisi-Kisi USBN.................................................. Penyusunan Butir Soal HOTS ......................................... Penyusunan Butir Soal Pilihan Jamak …...........……….. Penyusunan Butir Soal Uraian.........................................



7 8 9 10 13 19 40



BAB III PERAKITAN PAKET SOAL 3.1 Pengertian ....................................................................... 3.2 Langkah-Langkah Perakitan Paket Soal ……….....……



50 50



BAB IV PENGEMBANGAN BANK SOAL 4.1 Pengertian ...................................................................... 4.2 Tujuan Pengembangan Bank Soal ….............................. 4.3 Prosedur Pengembangan Bank Soal ..............................



55 55 56



DAFTAR PUSTAKA PENULIS



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



3



BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian menyebutkan bahwa penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian Nasional (pasal 8 ayat 1) dan instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa dan memiliki bukti validitas empirik (pasal 7 ayat 3). Berkaitan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan perubahan ujian jenjang SD, SMP, SMA dan SMK sederajat dengan judul Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun 2018. Perhatikan petikan perubahan itu sebagai berikut :



Berdasarkan perubahan tersebut di atas, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) jenjang SMP, SMA dan SMK Sederajat meliputi semua mata pelajaran yang diajarkan dan soal ujian dipersiapkan oleh pusat (25%) sebagai anchor (soal inti) dan 75% dipersiapkan oleh guru dan dikonsolidasikan di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



4



(KKG) di bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat Kota/Kabupaten maupun Tingkat Propinsi. Peranan MGMP dan KKG dalam menyusun soal menjadi sangat penting dan hal tersebut perlu dikoordinasikan dengan baik sehingga menghasilkan kualitas soal yang sesuai dengan persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa serta memiliki bukti validitas empirik dan menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antarsekolah, antardaerah, dan antartahun. Berikut ini adalah perubahan dalam alur penyusunan soal USBN :



Namun pada kenyataannya, banyak pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk menyusun tes dan mengembangkan butir soal yang valid dan reliabel. Oleh karena itu, seyogyanya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di daerah dan propinsi melakukan terobosan dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan seperti Workshop Penyusunan Soal UN dan USBN untuk guru. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kami mencoba menyusun bahan workshop tersebut dalam sebuah rangkaian materi yang diberi judul “Panduan Penyusunan Soal Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) Tahun 2018”



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



5



1.2



Tujuan Tujuan penyusunan panduan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan profesioanl guru dalam: 1. Melakukan Analisis Kisi-Kisi Soal USBN, 2. Mengembangkan Soal High Order Thinking Skills (HOTS), 3. Menguasai kaidah Penyusunan Soal Pilihan Jamak, 4. Menguasai kaidah penyusunan Soal Uraian, 5. Menyusun Kisi-Kisi Soal USBN, 6. Menyusun Kartu Soal USBN, 7. Menelaah Butir Soal USBN berdasarkan materi, konstruksi dan bahasa



1.3



Ruang Lingkup Ruang lingkup yang dibahas dalam panduan ini meliputi (1) Analisis kisi-kisi soal USBN, (2) Pengembangan Soal High Order Thinking Skills (HOTS), (3) Penyusunan Soal Pilihan Jamak, (4) Penyusunan Soal Uraian, (5) Penyusunan Kisi Soal USBN 2018, (6) Pembuatan kartu Soal USBN 2018, dan (7) Telaah Butir Soal USBN 2018 berdasarkan materi, konstruksi dan bahasa..



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



6



BAB II UJIAN SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2.1 Pengertian Berdasarkan Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 disebutkan bahwa Ujian Sekolah/Madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan pretasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh satuan pendidikan dan juga pemerintah dengan tujuan untuk menilain pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran, ataupun untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu. Penilaian yang dilakukan harus berdasar pada prinsip-prinsip penilaian yaitu (1) shahih, (2) obyektif, (3) adil, (4) Terpadu, (5) terbuka, (6) menyeluruh dan berkesinambungan, (7) sistematis, (8) beracuan kriteriadan (9) akuntabel. Secara detail prinsip-prinsip tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur; 2. objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai; 3. adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. 4. terpadu, berarti penilaian merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran; 5. terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan; 6. menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



7



sesuai, untuk memantau dan menilai perkembangan kemampuan peserta didik; 7. sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; 8. beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan; dan 9. akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi mekanisme, prosedur, teknik, maupun hasilnya. 2.2



Landasan Hukum 1.



Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;



2.



Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;



3.



Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;



4.



Peraturan



Presiden



Nomor



7



Tahun



2015



tentang



Organisasi



Kementerian Lembaga Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8). 5.



Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15).



6.



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013.



7.



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 11 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.



8.



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.



9.



Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



8



2.3



Kisi-Kisi USBN Kisi-kisi (test blue-print atau table of specification) merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal.



Implementasi Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 tentang 2015



tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) merupakan lembaga yang bertanggungjawab terhadap program pelaksanaannya.



Dalam rangka persiapan pelaksanaan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2017/2018, BSNP menyediakan acuan bagi satuan pendidikan, dan pihak terkait lainnya di daerah melalui Surat Keputusan BSNP Nomor: 0281/SKEP/BSNP/VIII/2017 tanggal 1 Agustus 2017 tentang Kisi-kisi USBN Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah



Tsanawiyah



(MTs),



Sekolah



Menengah



Atas



(SMA)/Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Tahun Pelajaran 2017/2018, beserta Lampiran Kisi-Kisi. Surat Keputusan BSNP Nomor: 0282/SKEP/BSNPVIII/2017 tanggal 1 Agustus 2017 tentang Kisikisi UN untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun Pelajaran 2017/2018, beserta Lampiran Kisi-Kisi.



Selanjutnya



Kisi-kisi



USBN



tersebut



akan



dijadikan



acuan



untuk



mengembangkan dan merakit naskah soal USBN yang disusun berdasarkan kriteria pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), dan kurikulum yang berlaku.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



9



Perhatikan Contoh Kisi-Kisi USBN 2017/2018 terbitan BSNP berikut ini:



2.4



Analisis kisi-kisi soal USBN Hal yang dilakukan oleh guru sebagai penyusun soal USBN adalah menganalisis kisi-kisi soal yang diterbitkan oleh BSNP karena akan dijadikan sebagai



acuan dalam menyusun soal-soal.



Langkah analisis tersebut



dilakukan untuk mengetahui lingkup materi yang akan diujikan dan level kognitif sebagai indikator untuk menentukan „kata tanya‟ pada setiap butir soal. Pada tabel di atas terdapat level kognitif sebagai acuan UN/USBN dimana terdapat 3 level kognitif yaitu (1) Pengetahuan dan Pemahaman, (2) Aplikasi, dan (3) Penalaran. Bagaimana hubungan level kognitif UN/USBN dengan level kognitif pada kompetensi pengetahuan dalam pembelajaran? Dan bagaimana pula kaitannya dengan penalaran tingkat rendah (LOTS), tingkat sedang (MOTS), dan tingkat tinggi (HOTS)?



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



10



Perhatikan tabel level kognitif berikut ini:



Dapat kita baca pada kisi-kisi UN/USBN yang diterbitkan oleh BSNP bahwa soal yang disusun juga mengakomodir pengetahuan dan pemahaman (kognitif level 1) disamping juga aplilaksi (kognitif level 2), tidak melulu penalaran (kognitif level 3), padahal tuntutan penyusunan butir soal dituntut pada penalaran tingkat tinggi. Adapun format analisis kisi-kisi soal tersebut adalah sebagai berikut:



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



11



Contoh hasil pengisian format analisis kisi-kisi UN/USBN sebagai berikut: KISI-KISI SOAL Mata Pelajaran No. 1.



2.



3.



: Matematika SMA



Kompetensi Dasar



Materi



Kelas/ Semester XI MIPA/1



3.2 Mendeskripsikan aturan perkalian dan pembagian polinomial dan menerapkan teorema sisa dan pemfaktoran polinomial dalam menyelesaikan masalah matematika. 3.3 Menyusun sistem persamaan linear tiga variabel dari masalah kontekstual.



Teorema Sisa



Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel (SPLTV)



X Wajib/1



3.9 Menganalisis keberkaitanan turunan pertama fungsi dengan nilai maksimum, nilai minimum, dan selang kemonotonan fungsi, serta kemiringan garis singgung kurva.



Fungsi naik dan fungsi turun



XI Wajib/1



Indikator Soal Disajikan pembagi dan sisa pembagian suku banyak p(x), peserta didik dapat menentukan sisa pembagian suku banyak p(x) oleh pembagi yang lainnya.



Disajikan sebuah masalah kontekstual tentang 3 toko sepatu yang berkaitan dengan SPLTV, siswa dapat membandingkan keuntungan dari ketiga toko sepatu tersebut. Peserta didik dapat menentukan interval fungsi naik atau fungsi turun dari suatu grafik fungsi dengan terlebih dahulu mengolah informasi untuk menggambarkan grafik fungsinya.



Level Kognitif Level 1



Bentuk Soal PG



No. Soal 1



Level 3 (Penalaran/ HOTS)



PG



2



Level 2 (Aplikasi)



Uraian



3



Setelah menganalisis kisi-kisi UN/USBN yang ada, maka kita dapat menentukan jenis dan jumlah soal yang sesuai dengan kisi tersebut dengan tampilan data sebagai berikut:



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



12



Setelah diperoleh hasil analisis seperti tersebut di atas, maka proses selanjutnya adalah mengembangkan soal yang menuntut penalaran tingkat tinggi (High Order Thinking Skills) atau disingkat dengan istilah HOTS. 2.5



Penyusunan Butir Soal HOTS Dalam menulis butir soal, penulis soal memiliki kecenderungan untuk menulis butir-butir soal yang menuntut perilaku “ingatan”. Di samping mudah penulisan soalnya, materi yang hendak ditanyakan juga mudah diperoleh dari buku pelajaran. Untuk menuliskan butir soal yang menuntut penalaran tinggi, penulis soal biasanya merasa agak kesulitan dalam mengkreasinya. Disamping sulit menentukan perilaku yang diukur atau merumuskan masalah yang dijadikan dasar pertanyaan, juga uraian materi yang akan ditanyakan (yang menuntut penalaran tinggi) tidak selalu tersedia di dalam buku pelajaran. Bagaimana peserta didik bisa maju bila pola berpikirnya hanya ingatan? Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat dijadikan pedoman oleh para penulis soal untuk menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi. Petikan berikut ini adalah alasan mengapa model asesmen diarahkan pada HOTS dan kontekstual :



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



13



Posisi literasi dasar anak Indonesia yang masih di bawah kompetensi minimum mengharuskan kita untuk meningkatkan standar asesmen yang sudah ada menjadi lebih menuntut siswa untuk mengunakan nalar yang lebih tinggi (butir soal HOTS). Selanjutnya bagaimana cara menulis butir soal HOTS? Perhatikan langkah berikut ini: 1. Materi yang akan ditanyakan diukur dengan perilaku: pemahaman, penerapan, sintesis, analisis, atau evaluasi (bukan hanya ingatan). Perilaku ingatan juga diperlukan, namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum peserta didik dapat memahami, menerapkan, menyintesiskan, menganalisis, dan mengevaluasi materi yang diperoleh dari guru. 2. Setiap pertanyaan diberikan dasar pertanyaan (stimulus). 3. Mengukur kemampuan berpikir kritis. 4. Mengukur keterampilan pemecahan masalah.



Perhatikan pertanyaan HOTS dengan stimulus yang bersifat kontekstual berikut ini!



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



14



Agar butir soal yang ditulis dapat menuntut penalaran tinggi, maka setiap butir soal selalu diberikan dasar pertanyaan (stimulus) yang berbentuk sumber/bahan bacaan seperti: teks bacaan, paragrap, teks drama, penggalan novel/cerita/dongeng, puisi, kasus, gambar, grafik, foto, rumus, tabel, daftar kata/symbol, contoh, peta, film, atau suara yang direkam. Ada 11 kemampuan berpikir kritis yang dapat dijadikan dasar dalam menulis butir soal yang menuntut penalaran tinggi sebagai berikut : 1. Menfokuskan pada pertanyaan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah masalah/problem, aturan, kartun, atau eksperimen dan hasilnya, peserta didik dapat menentukan masalah utama, kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi kualitas, kebenaran argumen atau kesimpulan. 2. Menganalisis argumen Contoh indikator soal: Disajikan deskripsi sebuah situasi atau satu/dua argumentasi, peserta didik dapat: (1) menyimpulkan argumentasi secara cepat, (2) memberikan alasan yang mendukung argumen yang disajikan, (3) memberikan alasan tidak mendukung argumen yang disajikan. 3. Mempertimbangkan yang dapat dipercaya Contoh indikator soal: Disajikan sebuah teks argumentasi, iklan, atau eksperimen dan interpretasinya, peserta didik menentukan bagian yang dapat dipertimbangan untuk dapat dipercaya (atau tidak dapat dipercaya), serta memberikan alasannya. 4. Mempertimbangkan laporan observasi Contoh indikator observasi,



atau



soalnya: laporan



Disajikan deskripsi konteks, laporan



observer/reporter,



peserta



didik



dapat



mempercayai atau tidak terhadap laporan itu dan memberikan alasannya. 5. Membandingkan kesimpulan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan pilihannya terdiri dari: (1) satu kesimpulan yang benar dan logis, (2) dua atau lebih kesimpulan yang benar dan logis, peserta didik dapat membandingkan kesimpulan yang



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



15



sesuai dengan pernyataan yang disajikan atau kesimpulan yang harus diikuti. 6. Menentukan kesimpulan Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan yang diasumsikan kepada peserta didik adalah benar dan satu kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan kesimpulan yang ada itu benar atau tidak, dan memberikan alasannya. 7. Mempertimbangkan kemampuan induksi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah pernyataan, informasi/data, dan beberapa kemungkinan kesimpulan, peserta didik dapat menentukan sebuah kesimpulan yang tepat dan memberikan alasannya. 8. Menilai Contoh indikatornya:



Disajikan deskripsi sebuah situasi, pernyataan



masalah, dan kemungkinan penyelesaian masalahnya, peserta didik dapat menentukan: (1) solusi yang positif dan negatif, (2) solusi mana yang paling tepat untuk memecahkan masalah yang disajikan, dan dapat memberikan alasannya. 9. Mendefinisikan Konsep Contoh indikator soal: Disajikan pernyataan situasi dan argumentasi/ naskah, peserta didik dapat mendefinisikan konsep yang dinyatakan. 10. Mendefinisikan asumsi Contoh indikator soal: Disajikan sebuah argumentasi, beberapa pilihan yang implisit di dalam asumsi, peserta didik dapat menentukan sebuah pilihan yang tepat sesuai dengan asumsi. 11. Mendeskripsikan Contoh indikator soal:



Disajikan sebuah teks persuasif, percakapan,



iklan, segmen dari video klip, peserta didik dapat mendeskripsikan pernyataan yang dihilangkan. Bahan ujian atau soal yang bermutu dapat membantu pendidik meningkatkan pembelajaran dan memberikan informasi dengan tepat tentang peserta didik mana yang belum atau sudah mencapai kompetensi.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



16



Salah satu ciri soal yang bermutu adalah bahwa soal itu dapat membedakan setiap kemampuan peserta didik. Semakin tinggi kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, semakin tinggi pula peluang menjawab benar soal atau mencapai kompetensi yang ditetapkan. Makin rendah kemampuan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, makin kecil pula peluang menjawab benar soal untuk mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Berikut pengertian High Order Thinking Skills;



Syarat soal yang bermutu adalah bahwa soal harus sahih (valid), dan handal. Sahih maksudnya bahwa setiap alat ukur hanya mengukur satu dimensi/aspek saja. Mistar hanya mengukur panjang, timbangan hanya mengukur berat, bahan ujian atau soal PKn hanya mengukur materi pembelajaran PKn bukan mengukur keterampilan/kemampuan materi yang lain. Handal maksudnya bahwa setiap alat ukur harus dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat, cermat, dan ajeg. Untuk dapat menghasilkan soal yang sahih dan handal, penulis soal harus merumuskan kisi-kisi dan menulis soal berdasarkan kaidah penulisan soal yang baik (kaidah penulisan soal bentuk objektif/pilihan jamak, uraian, atau praktik).



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



17



Linn dan Gronlund (1995: 47) menyatakan bahwa tes yang baik harus memenuhi tiga karakteristik, yaitu: validitas, reliabilitas, dan usabilitas. Validitas artinya ketepatan interpretasi hasil prosedur pengukuran, reliabilitas artinya konsistensi hasil pengukuran, dan usabilitas artinya praktis prosedurnya. Di samping itu, Cohen dkk. (1992: 28) juga menyatakan bahwa tes yang baik adalah tes yang valid artinya mengukur apa yang hendak diukur. Messick (1993: 16) menyatakan bahwa validitas secara tradisional terdiri dari: (1) validitas isi, yaitu ketepatan materi yang diukur dalam tes; (2) validitas criterion-related, yaitu membandingkan tes dengan satu atau lebih variabel atau kriteria, (3) valitidas prediktif, yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan alat lain yang dilakukan kemudian; (4) validitas serentak (concurrent), yaitu ketepatan hasil pengukuran dengan dua alat ukur lainnya yang dilakukan secara serentak; (5) validitas konstruk, yaitu ketepatan konstruksi teoretis yang mendasari disusunnya tes. Linn dan Gronlund (1995:50) menyatakan hahwa valilitas terdiri dari: (1) konten. (2) test-criterion relationship, (3) konstruk, dan (4) consequences, yaitu ketepatan penggunaan hasil pengukuran. Di samping validitas, informasi tentang reliabilitas tes sangat diperlukan. Nitko (1999 : 62) dan Popham (1995 : 21) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan



dengan



konsistensi



hasil



pengukuran.



Faktor



yang



mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan tes adalah: (1) banyak butir, (2) homogenitas materi tes, (3) homogenitas karakteristik butir, dan (4) variabilitas skor. Reliabilitas yang berhubungan dengan peserta didik dipengaruhi oleh faktor: (1) heterogenitas kelompok, (2) pengalaman peserta didik mengikuti tes, dan (3) motivasi peserta didik. Sedangkan faktor yang mempengaruhi reliabilitas yang berhubungan dengan administrasi adalah batas waktu dan kesempatan menyontek (Ebel dan Frisbie, 1991: 88-93). Reliabilitas skor tes dalam teori respon butir adalah penggunaan fungsi informasi tes. Menurut Hambleton dan Swaminathan (1985: 236), pengukuran fungsi informasi tes lebih akurat bila dibandingkan dengan penggunaan reliabilitas karena: (1) bentuknya tergantung hanya pada butir-butir dalam tes, Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



18



(2) mempunyai estimasi kesalahan pengukuran pada setiap level abilitas. Pernyataan ini didukung oleh Gustafson (1981 : 41), yaitu bahwa konsep reliabilitas dalam model Rasch memerankan bagian subordinate sebab model pengukuran ini diorientasikan pada estimasi kemampuan individu. Untuk meningkatkan validitas dan reliabilitas tes perlu dilakukan analisis butir soal. Kegunaan analisis butir soal di antaranya adalah: (1) dapat membantu para pengguna tes dalam evaluasi atas tes yang diterbitkan, (2) sangat relevan bagi penyusunan tes informal dan lokal seperti kuis, ulangan yang disiapkan guru untuk peserta didik di kelas, (3) mendukung penulisan butir soal yang efektif, (4) secara materi dapat memperbaiki tes di kelas, (5) meningkatkan validitas soal dan reliabilitas (Anastasi dan Urbina, 1997: 172). 2.6



Penyusunan Butir Soal Pilihan Jamak (Pilihan Ganda) Soal bentuk pilihan Jamak adalah soal yang jawabannya dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Soal pilihan jamak terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban ialah jawaban yang benar atau paling benar. Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai materi pelajaran dengan baik. Berikut ini adalah keunggulan dan kekurangan soal Pilihan Jamak :



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



19



Sedangkan kekurangannya adalah :



Guru sering salah sering salah pengertian tentang soal HOTS (membutuhkan pemikiran tingkat tinggi)



Soal HOTS tidaklah sama dengan soal sulit. Soal HOTS hanya menuntut siswa untuk berfikir lebih mendalam tentang penyelesaian soal yang dihadapinya.



Oleh karena itu jenis soal tertutup (biasanya menggunakan



stimulus) menjadi pilihan yang tepat karena siswa harus membaca, memahami dan menganalisis lebih mendalam terhadap stimulus yang terdapat pada butir soal untuk dapat menjawabnya dengan tepat. Menulis soal bentuk pilihan jamak sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



20



jamak adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam penulisan soal bentuk pilihan jamak, maka dalam penulisannya perlu mengikuti langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya, langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan pengecohnya. Untuk memudahkan pengelolaan, perbaikan, dan perkembangan soal, maka soal ditulis di dalam format kartu soal. Setiap satu soal ditulis di dalam satu format. Adapun format standar kartu soal pilihan jamak seperti berikut ini.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



21



Soal bentuk pilihan jamak merupakan soal yang telah disediakan pilihan jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh. Kaidah penulisan soal pilihan jamak adalah seperti berikut ini. 1. Materi a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.



Bandingkan dengan penulisan soal berikut ini!



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



22



b. Pengecoh harus bertungsi Perhatikan contoh berikut ini:



Bandingkan dengan yang lebih baik;



c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal hanya mempunyai satu kunci jawaban.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



23



Bandingkan dengan soal berikut ini:



2. Konstruksi a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya, kemampuan/ materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu persoalan/gagasan



Bandingkan dengan soal berikut:



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



24



b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu dihilangkan saja.



Bandingkan!



c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata, atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang benar.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



25



Perhatikan perbedaan soal berikut ini!



d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif jamak. Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk keterampilan bahasa, penggunaan negatif jamak diperbolehkan bila aspek yang akan diukur justru pengertian tentang negatif jamak itu sendiri.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



26



Bandingkan dengan soal berikut!



e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan semua pilihan jawaban harus berfungsi.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



27



Bandingkan dengan soal berikut ini!



f.



Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban. Perhatikan panjang rumusan pilihan jawaban berikut ini!



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



28



Bandingkan!



g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban di atas salah" atau "Semua pilihan jawaban di atas benar". Artinya dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan materi yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



29



Akan lebih baik jika seperti berikut ini:



h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



30



Bandingkan dengan soal berikut ini!



i.



Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik, tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau tabel itu tidak berfungsi.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



31



Bandingkan !



j.



Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.



k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya. Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab benar soal berikutnya.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



32



3. Bahasa/budaya a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3) anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca. Perhatikan contoh soal berikut ini!



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



33



Bandingkan !



b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



34



Bandingkan!



c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok soal.



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



35



Bandingkan!



Proses berikutnya yang perlu dilakukan oleh penyusun soal adalah melakukan telaah butir soal menggunakan instrumen telaah berdasarkan materi, konstruksi dan bahasa. Berikut ini adalah instrumen telaah butir soal pilihan jamak (PG) :



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



36



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



37



Setelah menyusun soal, maka dapat menelaah setiap butir soalnya menggunakan instrumen telaah soal pilihan jamak tersebut di atas. Adapun penghitungan hasil telaah dapat diketahui sebagai berikut : PETUNJUK PENGISIAN INSTRUMEN (MANUAL) 1. Isilah identitas mata pelajaran, jumlah butir soal, nama penulis soal, dan nama pembahas. 2. Pahami dengan cermat aspek yang ditelaah dan kriteria penskorannya. 3. Isikan skor setiap aspek sesuai kriteria pada setiap nomor butir soal yang ditelaah. Skor maksimum setiap aspek ada yang 1 dan ada yang 2. Skor maksimum seluruh aspek = 21. Jika aspek nomor 1 dan/atau aspek nomor 2 mendapat skor 0 (soal tidak sesuai dengan indikator atau soal mengandung



Panduan Workshop Penyusunan Soal UN/USBN Tahun 2018



38



SARAPPPK), maka penelaahan tidak perlu dilakukan pada aspek-aspek selanjutnya, dan soal DITOLAK. 4. Untuk aspek nomor 12 dan 13 jika pada soal tidak terdapat gambar dan/atau angka dipilih 9. 5. Isikan jumlah skor hasil telaah pada setiap nomor butir soal. 6. Nilai 18 aspek jika pemberian skor lengkap meliputi aspek 1 s.d 18. 7. Nilai 17 aspek jika aspek nomor 12 atau nomor 13 tidak ada (skor 9) 8. Nilai 16 aspek jika aspek nomor 12 dan nomor 13 tidak ada (skor 9) 9. Perhitungan nilai hasil telaah menggunakan bilangan bulat 0 - 100 a. Nilai 18 aspek = (jumlah skor x 100) / 21 b. Nilai 17 aspek (tanpa nomor 12) = (jumlah skor x 100) / 20 c. Nilai 16 aspek (tanpa nomor 13) = (jumlah skor x 100) / 19 d. Nilai 14 aspek (tanpa nomor 12 dan nomor 13) = (jumlah skor x 100)/18 10. Rekomendasi hasil telaah butir soal. Rekomendasi hasil telaah dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: a. Soal DITERIMA tanpa perbaikan b. Soal DIPERBAIKI c. Soal DITOLAK/TIDAK DIGUNAKAN 11. Kriteria hasil telaah a. Soal DITERIMA tanpa perbaikan, jika jumlah skor =100. b. Soal DIPERBAIKI, jika aspek nomor 1 dan aspek nomor 2 masingmasing mendapat skor 1 dan jumlah skor = 70 – 99. Perbaikan dilakukan pada aspek-aspek yang belum mencapai skor maksimum. c. Soal DITOLAK/TIDAK DIGUNAKAN, jika aspek nomor 1 dan/atau aspek nomor 2 mendapat skor 0 (soal tidak sesuai dengan indikator dan/atau soal tidak bersifat SARAPPPK), atau Aspek nomor 1 dan aspek nomor 2 masing-masing mendapat skor 1 dan jumlah skor