04 Modul I Kehilangan Tinggi Tekan Pada Aliran Melalui Pipa [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL I KEHILANGAN TINGGI TEKAN Pernahkah Anda membuka kran air dan mendapat air yang keluar sangat kecil? Padahal Anda yakin bak penampung air terisi penuh dan ketika Anda mencoba membuka kran lain dari penampungan air yang sama, air yang keluar cukup deras. Mengapa hal ini dapat terjadi?



Dalam modul ini akan dipelajari hilangnya kemampuan kerja (kehilangan tinggi tekan) aliran fluida karena gesekan serta sebab-sebab lainnya saat melalui suatu jaringan tata pipa.



1.1 Pendahuluan 1.1.1



Latar Belakang Kehilangan tinggi tekan suatu fluida dalam pipa dapat terjadi karena faktor gesekan (major losses) atau akibat faktor perubahan bentuk geometri pipa (minor losses). Kehilangan tinggi tekan yang akan dipelajari pada modul I ini adalah kehilangan tinggi tekan akbat : a. Faktor gesekan pipa lurus b. Kontraksi tiba-tiba c. Ekspansi tiba-tiba d. Tikungan pada pipa katup (valve)



Dalam analisis perhitungan percobaan aliran pada pipa ini, digunakan berbagai acuan dasar rumus yang diambil dari : 1. Persamaan Kontinuitas (continuity equation) 2. Persamaan Bernoulli 3. Persamaan Darcy-Weisbach 4. Persamaan Blassius 5. Bilangan Reynolds (Reynolds series )



1



1.1.2



Tujuan Tujuan percobaan ini adalah 1. Mempelajari pengaruh koefisien gesekan pada pipa. 2. Menghitung besarnya kehilangan tinggi tekan akibat : a. Gesekan pada pipa lurus, b. Ekspansi tiba-tiba, c. Kontraksi tiba-tiba, d. Tikungan.



1.2 Landasan Teori 1.2.1



Kehilangan Tinggi Tekan pada Pipa Lurus Suatu pipa lurus dengan diameter (D) yang tetap, akan mempunyai kehilangan tinggi tekan akibat gesekan sepanjang pipa (L) sebesar : 𝑕𝐿 = 𝑓



𝐿 𝑣2 2𝐷𝑔



(1.1)



dimana : ο‚·



hL = kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (m)



ο‚·



f



= koefisien gesek (tidak berdimensi)



ο‚·



L



= panjang pipa (m)



ο‚·



D



= diameter pipa (m)



ο‚·



v



= kecepatan aliran (m/detik)



ο‚·



g



= percepatan gravitasi (m/detik2 )



Persamaan di atas dikenal sebagai persamaan Darcy-Weisbach dengan f sebagai konstanta tidak berdimensi yang merupakan fungsi dari bilangan Reynolds dari aliran dan kekasaran permukaan pipa.



2



1.2.2



Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Ekspansi Tiba-tiba



a. Tanpa kehilangan tinggi tekan



𝑉22 2𝑔



𝑉12 2𝑔



𝑃2 𝛾



𝑃1 𝛾



𝐷1



𝐷2 𝑍2



𝑍1 datum Gambar 1.1 Ekspansi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan



Persamaannya adalah 𝑃2 βˆ’π‘ƒ1 𝛾



=



𝑉12 2𝑔



1βˆ’



𝐷1 4



(1.2)



𝐷2



b. Dengan Kehilangan Tinggi Tekan



𝑉12 2𝑔



𝑕𝐿



𝑃1 𝛾



𝑃2 𝛾



𝑉22 2𝑔



𝐷1



𝐷2



𝑍2



𝑍1 datum Gambar 1.2 Ekspansi dengan Kehilangan Tinggi Tekan



Persamaannya adalah 𝑃1 βˆ’π‘ƒ2 𝛾



=



𝑉12



𝐷1 2



𝑔



𝐷2



βˆ’



𝐷1 4 𝐷2



(1.3)



3



1.2.3



Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Kontraksi Tiba-tiba



a. Tanpa kehilangan tinggi tekan



𝑉12 2𝑔



𝑉22 2𝑔



𝑃1 𝛾



𝑃2 𝛾



𝐷2



𝐷1 𝑍1



𝑍2 datum Gambar 1.3 Kontraksi tanpa Kehilangan Tinggi Tekan



Persamaannya adalah 𝑃1 βˆ’π‘ƒ2 𝛾



𝑉2



= 2𝑔2 1 βˆ’



𝐷2 4



(1.4)



𝐷1



b. Dengan kehilangan tinggi tekan



𝑉12 2𝑔



𝑕𝐿 𝑉22 2𝑔



𝑃1 𝛾



𝑃2 𝛾



𝐷2



𝐷1 𝑍1



𝑍2 datum Gambar 1.4 Kontraksi dengan Kehilangan Tinggi Tekan



Persamaannya adalah 𝑃1 βˆ’π‘ƒ2 𝛾



𝑉2



= 2𝑔2 1 βˆ’



𝐷24 𝐷14



βˆ’



1 𝐢𝑐



βˆ’1



2



(1.5)



4



Keterangan :



1.2.4



ο‚·



P1



: Tekanan pada titik tinjau 1



ο‚·



P2



: Tekanan pada titik tinjau 2



ο‚·



V1



: Kecepatan fluida pada titik tinjau 1



ο‚·



V2



: Kecepatan fluida pada titik tinjau 2



ο‚·



Z1



: Ketinggian titik tinjau 1 dari datum



ο‚·



Z2



: Ketinggian titik tinjau 2 dari datum



ο‚·







: g



ο‚·







: Massa jenis fluida



ο‚·



g



: Percepatan grafitasi



Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Adanya Katup



Kehilangan Tinggi Tekan Akibat katup (hL) adalah 𝑕𝐿 =



𝑃1 βˆ’ 𝑃2 πœŒπ‘”



𝑕𝐿 π‘˜π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘ π‘– = 12,6𝑕𝐿 Koefisien kehilangan energi K dan Kkoreksi adalah 𝐾 = 𝑕𝐿



2𝑔 𝑉2



πΎπ‘˜π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘ π‘– = 𝑕𝐿 π‘˜π‘œπ‘Ÿπ‘’π‘˜π‘ π‘–



1.2.5



2𝑔 𝑉2



Kehilangan Tinggi Tekan Akibat Tikungan Pada Pipa



Keterangan = Panjang lintasan = Panjang yang diketahui Total panjang yang diketahui = 914,4 cm



Gambar 1.5 Kehilangan Tinggi Tekan akibat Tikungan pada Pipa



Rumus umum kehilangan tinggi tekan pada pipa: 𝑕𝐿 = 𝐾



𝑉2 2𝑔



5



di mana: ο‚·



hL



= kehilangan energi akibat tikungan



ο‚·



K



= koefisien kehilangan tinggi tekan



Kehilangan tinggi tekan di dalam pipa di tikungan dan sepanjang yang diamati (hT) 𝑕𝐿 = 𝑕𝐿𝐡 + 𝑕𝑓 Kehilangan tinggi tekan pada tikungan dibedakan atas dua macam: 1. Akibat perubahan geometri (hLB) dengan koefisien tinggi tekan KB 2. Akibat geometri dan gesekan pada tikungan ΒΌ lingkaran (hLL) dengan koefisien kehilangan tinggi tekan KL a. Akibat Perubahan Geometri Pipa 𝐾𝐡 =



𝑕 𝑇 βˆ’π‘• 𝑓 2𝑔



(1.6)



𝑣2



b. Akibat Gesekan Pipa 𝐾𝐿 =



2𝑔 𝑣2



πœ‹π‘…



𝑕 𝑇 βˆ’ 1 βˆ’ 2𝐿 𝑕𝑓



(1.7)



di mana : ο‚·



g



ο‚·



R = jari-jari tikungan



ο‚·



L = panjang lintasan



ο‚·



hT = kehilangan tinggi tekan pada tikungan



ο‚·



hT = kehilangan tinggi tekan pada pipa lurus



= percepatan gravitasi



6



1.3 Alat-Alat Percobaan Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah a. Suatu jaringan/sirkuit pipa, yang terdiri dari dua buah sirkuit yang terpisah, masing-masing terdiri dari komponen pipa yang dilengkapi selang piezometer. Dua sirkuit pipa itu adalah sirkuit biru dan sirkuit abuabu.



Gambar 1.6 Jaringan/Sirkuit Pipa



b. Bangku hidraulik, c. Termometer, d. Pompa udara, untuk mengkalibrasi alat serta untuk menghilangkan gelembung udara yang masuk kedalam jaringan pipa.



7



1.4 Prosedur Kerja Prosedur kerja percobaan ini adalah 1. Memeriksa tabung-tabung piezometer sehingga tidak ada udara yang terjebak di dalamnya. Prosedur ini dilakukan dengan jalan memompakan udara ke dalam tabung piezometer untuk menurunkan permukaan air di dalam tabung hingga didapat suatu ketinggian yang sama hingga memudahkan pengamatan. 2. Sirkuit biru dalam keadaan tertutup, sirkuit abu-abu dibuka semaksimal mungkin guna mendapatkan aliran yang maksimum di sepanjang pipa. 3. Membaca dan mencatat angka pada piezometer pipa 3 dan 4 untuk gesekan pipa lurus, piezometer pipa 7 dan 8 untuk ekspansi, pipa 9 dan 10 untuk kontraksi. 4. Catat debit yang dihasilkan dengan prinsip kerja bangku hidrolik. 5. Mengubah besar debit air dengan jalan mengatur kran pengatur masuk air pada sistem pipa dan catat ketinggian tabung dan debit. Lakukan untuk beberapa pengamatan. 6. Setelah selesai pada sirkuit abu-abu ganti ke sirkuit biru dengan jalan menutup kran pada sirkuit abu-abu dan buka kran pada sirkuit biru. Ikuti prosedur 2 sampai 4 untuk beberapa pengamatan.



Secara umum, prosedur kerja tersebut dapat terangkum dalam diagram alir sebagai berikut:



8



Mulai



Pastikan tidak ada udara yang terjebak



Pastikan ketinggian permukaan air sama



Pastikan permukaan air berada pada ketinggian yang mudah diamati



Hidupkan pompa dan atur debit sesuai dengan yang diinginkan



Sirkuit biru tertutup, sirkuit abu-abu dibuka semaksimal mungkin.



Sirkuit abu-abu tertutup, sirkuit biru dibuka semaksimal mungkin.



Baca dan catat angka pada piezometer: ο‚· Pipa 3 dan 4 untuk gesekan pipa lurus, ο‚· Pipa 7 dan 8 untuk ekspansi, ο‚· Pipa 9 dan 10 untuk kontraksi.



Baca dan catat angka pada piezometer : ο‚· Pipa 1 dan 2 untuk tikungan standar, ο‚· Pipa 5 dan 6 untuk siku tajam, ο‚· Pipa 11 dan 12 untuk R=100 mm ο‚· Pipa 13 dan 14 untuk R=150 mm ο‚· Pipa 15 dan 16 untuk R=50 mm



!



Jangan buka sirkuit saat pompa mati



!



Sirkuit biru dan abuabu dibuka secara bergantian



Ukur debit air berdasarkan prinsip bangku hidraulis



Tidak



Sudah dilakukan 8 kali pengambilan data? Ya Selesai



Gambar 1.7 Diagram alir prosedur kerja praktikum kehilangan tinggi tekan pada aliran melalui pipa



9



1.5 Pengambilan Data Data yang diperlukan dalam percobaan ini adalah debit yang dihasilkan dengan prinsip kerja bangku hidrolik dan bacaan pada piezometer. Untuk lebih jelasnya dalam pengambilan data, gunakan formulir pengamatan yang terdapat pada bagian akhir modul dan gunakan panduan tabel di bawah ini:



Tabel 1. 1 Spesifikasi Data yang Diambil Selama Percobaan



No. Lembar Data



1



2



3



Tabel debit (Modul I dan Modul II)



Tabel Bacaan Piezometer Modul I : KTT Pada Aliran Melalui Belokan



Tabel Bacaan Piezometer Modul II : KTT Pada Aliran Melalui Pipa Lurus, Pelebaran, dan Penyempitan



Data yang Diambil



Simbol



Sat.



Jumlah Data Total



Temperatur



T



Β°C



1



Waktu pengisian air



t



detik



1 x perubahan debit = 8



Berat beban



W



kg



1



Tinggi air pada pipa tikungan standar



1



mm



2 5 6 11



mm mm mm mm



12



mm



13



mm



14



mm



15 16 3 4 8 9 7



mm mm mm mm mm mm mm



8



mm



9



mm



10



mm



Tinggi air pada tikungan siku tajam Tinggi air pada tikungan, R = 100 mm Tinggi air pada tikungan, R = 150 mm Tinggi air pada tikungan, R = 50 mm Tinggi air pada pipa lurus sirkuit biru Tinggi air pada pipa lurus sirkuit abu-abu Tinggi air pada ekspansi sirkuit abuabu Tinggi air pada kontraksi sirkuit abu-abu



Keterangan Temperatur pada saat praktikum berlangsung digunakan pada seluruh perhitungan yang membutuhkan data temperatur Baca peringatan pada flowchart Beban untuk bangku hidrolik disamakan untuk seluruh pengukuran debit



1 x perubahan debit = 8



1 x perubahan debit = 8



10



1.6 Pengolahan Data Tabel 1.2 Langkah-langkah Pengolahan Data



No. 1 2



3



4



5



Langkah



Formulir Keterangan Pengamatan Acuan Menghitung besar Debit (Q) Tabel data pada lihat lampiran dengan prinsip bangku lembar 1 dan 2 prinsip bangku hidrolis. hidraulik. Menghitung kehilangan ο‚· Lembar 2 Data a. Gunakan tinggi tekan akibat gesekan rumus 1.1. Untuk ke pada pipa lurus : empat grafik a. Hitung hL. b. Hitung besarnya bilangan Reynolds (Re) c. Hitung besarnya koefisien gesekan menurut Blassius d. Hitung besarnya koefisien gesekan menurut Darcy-Weisbach Menghitung kehilangan Lembar 2 Data a. Gunakan tinggi tekan akibat ekspansi Untuk Membuat Persamaan tiba-tiba: Grafik Hperhitungan Kontinuitas a. Hitung kecepatan pada vs Hpengukuran dengan titik tinjau 1 (V1). akibat ekspansi memasukkan b. Hitung perbedaan tinggi nilai Q dan D tekan hasil pengukuran. yang telah c. Hitung perbedaan tinggi diketahui. tekan hasil perhitungan b. Berdasarkan dengan adanya kehilngan Hasil tinggi tekan ( he β‰  0 ). Pengamatan. d. Hitung perbedaan tinggi c. Gunakan tekan hasil perhitungan rumus 1.3. tanpa adanya kehilangan d. Gunakan tinggi tekan ( he = 0 ). rumus 1.2. Menghitung kehilangan Lembar 2 Data a. Gunakan tinggi tekan akibat konstraksi Untuk Membuat Persamaan tiba-tiba: Grafik Hperhitungan Kontinuitas a. Hitung kecepatan pada vs Hpengukuran dengan titik tinjau 2 (V2) akibat kontraksi memasukkan b. Hitung perbedaan tinggi nilai Q dan D tekan hasil pengukuran. yang telah c. Cari harga koefisien diketahui. kontraksi Cc. b. Berdasarkan d. Hitung perbedaan Hasil tinggitekan hasil Pengamatan. perhitungan dengan c. – adanya kehilangan tinggi d. Gunakan tekan ( he β‰  0 ). rumus 1.5. e. Hitung perbedaan tinggi e. Gunakan tekan hasil perhitungan rumus 1.4. tanpa adanya kehilangan tinggi tekan ( he = 0 ). Menghitung kehilangan Lembar 1 Data a. – tinggi tekan akibat tikungan : Untuk Membuat b. – a. Hitung kecepatan aliran Grafik K vs R/D c. –



Nama Gambar/Grafik



ο‚· Grafik 1.1 log hf vs log Q pipa biru ο‚· Grafik 1.2 f vs Re pipa biru ο‚· Grafik 1.3 log hf vs log Q pipa abu-abu ο‚· Grafik 1.4 log f vs Re pipa abuabu Grafik 1.5 Hperhitungan vs Hpengukuran akibat ekspansi



Grafik 1.6 Hperhitungan vs Hpengukuran akibat kontraksi



Grafik 1.7 K vs R/D



11



No.



Langkah



Formulir Pengamatan Acuan



(V) pada tikungan b. Hitung besarnya bilangan Reynolds (Re) c. Hitung koefisien gesekan (f) menurut Blassius d. Hitung kehilangan tinggi tekan total hT (dari selisih piezometer untuk tikungan), menghitung kehilangan tinggitekan akibat gesekan (hf). e. Hitung kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri (tikungan), yaitu hLB., menghitung besarnya KB. f. Hitung besarnya KL.



Keterangan



Nama Gambar/Grafik



d. – e. Gunakan rumus 1.6. f. Gunakan rumus 1.7.



1.7 Analisis Data Dari hasil perhitungan sebelumnya, lihatlah kembali grafik-grafik yang telah dibuat dan lakukanlah analisis sebagai berikut: Tabel 1.3 Grafik dan Analisis



No. Grafik 1 Grafik 1.1 log hf Vs Log Q untuk ο‚· pipa lurus ο‚· 2 Grafik 1.2 fblasisus dan fdarcy-weisbach ο‚· vs Re untuk pipa lurus ο‚·



Hal-hal yang Perlu Dianalisis Tujuan pembuatan grafik tersebut. Hubungan log hf dan log Q Tujuan pembuatan grafik tersebut.



Hubungan f dengan Re ο‚· Hubungan/perbedaan nilai fblasisus dan fdarcy-weisbach



3 4 5



Grafik 1.3 Hperhitungan vs Hpengukuran ο‚· Tujuan pembuatan grafik tersebut. untuk ekspansi tiba-tiba ο‚· Hubungan/perbedaan Hperhitungan dan Hpengukuran Grafik 1.4 Hperhitungan vs Hpengukuran ο‚· Tujuan pembuatan grafik tersebut. untuk kontraksi tiba-tiba ο‚· Hubungan/perbedaan nilai Hperhitungan dan Hpengukuran Grafik 1.5 K vs R/D pada tikungan ο‚· Tujuan pembuatan grafik tersebut. ο‚· Hubungan/perbedaan nilai KB dan KL



1.8 Kesimpulan Buatlah kesimpulan yang mengacu pada tujuan praktikum dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. 1.9 Daftar Pustaka Streeter, Victor L., and Wylie, Benjamin E. 1975. Fluid Mechanics. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.



12



FORMULIR PENGAMATAN Modul I : KEHILANGAN TEKAN PADA ALIRAN MELALUI BELOKAN DALAM SALURAN TERTUTUP Praktikan : Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil – ITB No. Kelompok : …………………….. No 1 2 3 4 5



Lembar –1/2



Nama



NIM



Paraf



TANGGAL PRAKTIKUM Asisten :



(……………………………)



TANGGAL TERAKHIR PEMASUKAN LAPORAN :



Data alat ο‚· Diameter pipa sirkuit biru = 13.6 mm ο‚· Diameter pipa sirkuit abu-abu = 26.2 mm



No. Percobaan



Pengukuran Debit dan Temperatur



Jam



Waktu t (detik)



Berat W (kg)



1 2 3 4



Debit Q (l/dt)



Suhu T (o)



No. Percobaan



Pengukuran Debit dan Temperatur



Jam



Waktu T (detik)



Berat W (kg)



Debit Q (l/dt)



Suhu T (o)



5 6 7 8



No. Percobaan 1



2



Jam



Bacaan Piezometer



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



5



R : 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



R : 150 mm, (l) = …………… mm 13 14 Ξ”h



R : 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



R ……. Mm, (l) = ……………mm Ξ”h



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R : 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



5



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h



13



R : 150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R : 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



3



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R : 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h R 15



50 mm, (l) = ……………mm 16 Ξ”h



R …….mm, (l) = ……………mm Ξ”h



5



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h



13



R : 150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h R



mm, (l) = ……………mm Ξ”h



13



No. Perco baan 4



Jam



Bacaan Piezometer



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



5



R 13



R 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



5



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



5



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h



R



1



Standar, (l) = ……………mm 2 Ξ”h



R 100 mm, (l) = ……………mm 11 12 Ξ”h R 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R ……. mm, (l) = ……………mm Ξ”h



5



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h R



13



150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R ……. mm, (l) = ……………mm Ξ”h



5



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h R



13



R 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



8



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h



13



R 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



7



150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R ……. mm, (l) = ……………mm Ξ”h



R 50 mm, (l) = ……………mm 15 16 Ξ”h



6



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h



150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R ……. mm, (l) = ……………mm Ξ”h



5



Siku tajam, (l) = ……………mm 6 Ξ”h R



13



150 mm, (l) = ……………mm 14 Ξ”h



R ……. mm, (l) = ……………mm Ξ”h



14



FORMULIR PENGAMATAN Modul I : KEHILANGAN TEKAN PADA ALIRAN MELALUI PIPA LURUS, PELEBARAN DAN PENYEMPITAN Praktikan : Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil – ITB No. Kelompok : ………………………………….. No 1 2 3 4 5



Nama



Lembar – 2/2 NIM



Paraf



TANGGAL PRAKTIKUM Asisten :



(………………………)



TANGGAL TERAKHIR PEMASUKAN LAPORAN :



ο‚· ο‚· ο‚· ο‚·



Data alat Diameter pipa sirkuit biru = 13.6 mm Jarak antara titik 3 dan titik 4 = 914.4 mm Diameter pipa sirkuit abu-abu = 26.2 mm Jarak antara titik 8 dan titik 9 = 914.4 mm



Pengukuran Debit & Temperatur No. Percoba an



Jam Waktu t (detik)



Berat W (kg)



1 2 3 4



Debit Q (l/dt)



Suhu T (o)



Pengukuran Debit & Temperatur No. Percobaan



Jam Waktu t (detik)



Berat W (kg)



Debit Q (l/dt)



Suhu T (o)



5 6 7 8



No. Percobaan 1



2



3



Jam



Bacaan Piezometer Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



3



3



3



15



No. Perco Baan 4



5



6



7



8



Jam



Bacaan Piezometer Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 3 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit biru 4 Ξ”h



Pipa lurus sirkuit abu-abu 8 9 Ξ”h



Pelebaran sirkuit abu-abu 7 8 Ξ”h



Penyempitan sirkuit abu-abu 9 10 Ξ”h



3



3



3



3



16