1) Adbi4410 - tmk1 - Psikologi Industri [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

ADBI4410



NASKAH TUGAS MATA KULIAH UNIVERSITAS TERBUKA SEMESTER: 2020/21.2 (2021.1) Fakultas Kode/Nama MK Tugas No.



: FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik : ADBI4410/Psikologi Industri 1 Soal



1.



Ilmu yang mempelajari manusia dalam dunia kerja tidak hanya Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), tetapi juga Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan Perilaku Organisasi (PO). Jelaskan apa perbedaan PIO, MSDM, dan PO ?



2.



Dari berbagai metode evaluasi jabatan, menurut Anda, metode mana yang dirasa paling objektif dalam menentukan nilai suatu jabatan?. Jelaskan alasan anda memilih metode tersebut ! dan jelaskan metode tersebut !



3.



Sebelum suatu organisasi melaksanakan pengukuran kompetensi karyawannya melalui asesmen center, tentunya organisasi harus memiliki model dan kamus kompetensi perilaku terlebih dahulu. a. Apa yang dimaksud dengan model kompetensi ? b. Apa yang dimaksud dengan kamus kompetensi ? Jelaskan dengan menggunakan contoh kompetensi teamwork !



JAWABAN 1. Ilmu yang mempelajari manusia dalam dunia kerja tidak hanya Psikologi Industri dan Organisasi (PIO), tetapi juga Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dan Perilaku Organisasi (PO). Jelaskan apa perbedaan PIO, MSDM, dan PO ? PERBEDAAN PIO, MSDM DAN PO Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam situasi kerja. Ada dua sisi PIO yaitu sebagai ilmu pengetahuan yang berupaya melakukan penelititian dengan menggunakan metode ilmiah dan sebagai ilmu terapan yang berupaya menerapkan pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah dalam dunia kerja. Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) dapat didefinisikan sebagai proses pengembangan, penerapan dan penilaian kebijakan, prosedur dan metode dan program yang berkaitan dengan manusia dalam organisasi. Dalam hal ini organisasi dapat diartikan sebagai lingkungan kerja. Sedangkan, PIO sebagaimana telah disebutkan berhubungan dengan perilaku manusia dalam situasi kerja. Jelas dari kedua pengertian tersebut, PIO memiliki kaitan erat dengan MSDM. Objek studi keduanya sama, yaitu manusia dalam dunia kerja atau manusia sebagai tenaga kerja. Banyak topik sama yang dibahas oleh kedua bidang ilmu tersebut, seperti analisis dan evaluasi jabatan, rekrutmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, dan penilaian kerja. MSDM membahas topik-topik tersebut dengan penekanan pada prinsip efisien dan efektif, artinta bagaimana tenaga kerja dapat ditingkatkan kontribusi produtifnya, seperti yang dikatakan oleh William B. Werther Jr dan Keith Davis (1996) bahwa the purpose of human resource management is to improve the productive contribution of people to the organization in an



ecthical and socially responsible. Sedangkan menurut Munandar (2001), pada PIO penemukenalan manusia sebagai tenaga kerja lebih dipusatkan pada cara yang absah untuk memperoleh tenaga kerja yang memiliki ciri-ciri yang dipersyaratkan untuk pekerjaan tertentu. Melihat kaitan antara ke dua ilmu tersebut, maka jelas bahwa penguasaan di bidang PIO akan sangat membantu dalam menjalankan fungsi dan tujuan MSDM. Oleh karena itu, cukup banyak perusahaan yang mensyaratkan latar belakang pendidikan psikologi, khususnya PIO untuk posisi manajer SDM. PIO juga memiliki kaitan yang erat dengan Perilaku Organisasi (PO). Kedua bidang ilmu ini sama-sama mempelajari manusia sebagai tenaga khususnya dalam hal interaksinya dengan lingkungan sosial di organisasi tempatnya bekerja. Menurut Robbins (1998), PO adalah suatu bidang studi yang mempelajari dampak indivudum kelompok dan struktur terhadap perilaku individu dalam kerja dengan tujuan menerapkan pengetahuan tersebut bagi peningkatan efektivitas organisasi. Sedangkan PIO mempelajari kemampuan, sikap dan ciri-ciri kepribadian individu dalam interaksinya dengan lingkungan sosialnya. Melihat kedekatan kedua bidang ilmu ini, maka banyak orang yang tidak dapat membedakan PIO dan PO. 2. Dari berbagai metode evaluasi jabatan, menurut Anda, metode mana yang dirasa paling objektif dalam menentukan nilai suatu jabatan?. Jelaskan alasan anda memilih metode tersebut ! dan jelaskan metode tersebut ! METODE YANG PALING OBJEKTIF DALAM MENENTUKAN NILAI SUATU JABATAN Metode Poin (Point Method) ALASAN MEMILIH METODE POIN Karena metode ini dipandang lebih teliti dan objektif dalam menentukan nilai suatu jabatan. METODE POIN Metode poin merupakan metode yang paling sering digunakan untuk melakukan evaluasi jabaran. Untuk dapat menggunakan metide ini organisasi sudah harus memiliki uraian jabatan yang lengkap disertai dengan spesifikasi/persyaratan jabatan. Pada awalnya, organisasi menetapkan faktor-faktor jabatan yang akan dijadikan landasan untuk melakukan evaluasi, kemudian untuk setiap faktor ditentukan tingkatannya dan kemudian setiap faktor atau gabugan beberapa faktor dibuat bobotnya sehingga pada akhirnya dapat diperoleh nilai (poin) untuk setiap jabatan atau pekerjaan. Setelah semua jabatan mempunyai nilai, yang biasanya dilakukan melalui forum khusus antara komite dengan perwakilan setiap divisi atau departemen, akhirnya dapat ditetapkan golongan jabatan. Berikut secara ringkas akan diuraikan proses evaluasi jabatan yang pernah dilakukan di salah satu perusahaan multinasional di Indonesia. Pada perusahaan tersebut, jabatan-jabatan yang ada dievaluasi berdasarkan 2 faktor utama, yaitu tanggung jawab dan keterampilan. Tanggung jawab terdiri dari faktor jumlah bawahan (personalia) dan peralatan yang digunakan untuk menjalankan pekerjaan (peralatan), aspek administrasi (administrasi) dan faktor dampak kesalahan (dampak). Sedangkan keterampilan terdiri dari tiga dimensi, yaitu keahlian yang diperlukan (keahlian), tingkat pemecahan masalah (pemecahan masalah) dan kewenangan menetapkan keputusan (otonomi). Setiap dimensi memiliki definisi khusus yang terdiri dari 5 tingkatan, semakun tinggi tingkatan



menunjukan semakin tinggi pula tingkat kesulitan pekerjaan/jabatan tersebut. Sebagai contoh dimensi tingkat pemecahan masalah terdiri dari: a. Tingkatan 1 : hubungan antara fakta dan konsep dalam memecahkan masalah sangat jelas, hampir tidak diperlukan kemampuan analisa dan pemikiran strategis. b. Tingkatan 2 : hubungan antara fakta dan konsep dalam pemecahan masalah cukup mudah dilihat dan dapat dipelajari melalui pengalaman atau pengetahuan sehari-hari. c. Tingkatan 3 : masalah yang dihadapi cukup kompleks dan berhubungan satu sama lain. Pemegang jabatan harus mampu menemukan hubungan antara setiap elemen permasalahan. d. Tingkatan 4 : masalah terdiri dari berbagai elemen yang hubungannya satu sama lain tidak terlalu jelas. Kemampuan menetapkan pendekatan yang disertai alasan logis diperlukan untuk memecahkan masalah. e. Tingkatan 5 : masalah sangat tidak jelas dan berubah dengan cepat. Elemen yang diketahui sangat terbatas dan pemangku jabatan harus mampu menangkap elemen-elemen baru untuk memecahkan masalah. Sering kali masalah merupakan hal yang baru dan belum pernah dialami sama sekali oleh organisasi. Komite harus menentukan tingkatan dimensi untuk setiap jabatan, yang biasanya dilakukan melalui wawancara langsung dengan pemegang jabatan dan atasannya ataupun jika dipandang perlu dengan rekan-rekan kerjanya. Setela didapatkan semua tingkatan dimensi, nilai tersebut dikonversikan menurut tabel yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga didapatkan nilai untuk keterampilan dan tanggung jawab setiap jabatan. 3. Sebelum suatu organisasi melaksanakan pengukuran kompetensi karyawannya melalui assessment center, tentunya organisasi harus memiliki model dan kamus kompetensi perilaku terlebih dahulu. a. Apa yang dimaksud dengan model kompetensi ? MODEL KOMPETENSI Model kompetensi adalah suatu rangkaian kompetensi yang penting bagi kinerja yang superior dari sebuah pekerjaan atau sekelompok pekerjaan. Model kompetensi memberikan sebuah peta yang membantu seseorang dalam memahami cara terbaik untuk mendapatkan keberhasilan dalam pekerjaan atau memahami cara mengatasi suatu situasi tertentu (LOMA Competency Dictionary, 1998). Model kompetensi merupakan kombinasi beberapa kompetensi yang akan menjadi tolak ukur persyaratan suatu jabatan. Model kompetensi mengorganisir kompetensi yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas dalam konteks  tertentu  dengan berhasil, seperti  tugas-tugas dalam pekerjaan, tugas dalam jabatan, atau tugas dalam industri tertentu.  Model kompetensi dapat digunakan sebagai sumber untuk mengembangkan kurikulum dan memilih bahan ajar pelatihan, mengidentifikasi lisensi (hak untuk melakukan sesuatu)  dan persyaratan sertifikasi,  menulis uraian jabatan, merekrut dan menempatkan karyawan, serta menilai kinerja karyawan.   Model kompetensi merupakan suatu gabungan kompetensi yang secara bersama-sama menentukan keberhasilan kinerja dalam suatu suasana tugas tertentu (work setting).  Model kompetensi merupakan fondasi fungsi HR seperti rekrutmen, penempatan, pelatihan dan pengembangan, dan manajemen kinerja.  Karena itu, model kompetensi dapat dikembangkan untuk jabatan tertentu, kelompok jabatan, organisasi, kedudukan atau industri.



b. Apa yang dimaksud dengan kamus kompetensi ? Jelaskan dengan menggunakan contoh kompetensi teamwork ! Kamus kompetensi merupakan kumpulan dari beberapa kompetensi yang diperlukan dalam sebuah organisasi. Kamus kompetensi memberikan informasi yang dapat digunakan oleh HR dan user lainnya (line managers, supervisor). Sebagai tambahan, kamus kompetensi dapat digunakan ketika melakukan interview dan merancang pelatihan. Kamus kompetensi merupakan dokumen yang sifatnya dinamis, sehingga sebaiknya dilakukan update sesuai kondisi yang dialami. Kerjasama (Team Work) adalah keinginan untuk bekerja sama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok. Bukan bekerja secara terpisah atau saling berkompetisi. Kompetensi kerjasama menekankan peran sebagai anggota kelompok, bukan sebagai pemimpin. Kelompok disini dalam arti yang luas, yaitu sekelompok individu yang menyelesaikan suatu tugas atau proses. Adnan, Irma. 2014. Psikologi Industri dan Organisasi. Tangerang Selatan : Universitas Terbuka.