1 Perawatan WSD CEKLIST [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PERAWATAN SELANG DADA (WSD) KONSEP DASAR Water Seal Drainase (WSD) WSD adalah suatu unit yang bekerja sebagai drain untuk mengeluarkan udara dan cairan melalui selang dada. Selang Dada Selang dada didikategorikan sebagai pleural atau mediastinal tergantung pada lokasi ujung selang. Pasien dapat dipasang lebih dari satu selang pada lokasi yang berbeda tergantung tujuan selang. Selang yang lebih besar (20-36 French) digunakan untuk mengalirkan darah atau drainase pleural yang kental. Tujuan 1. Mengeluarkan udara, cairan atau darah dari area pleural 2. Mengembalikan tekanan negatif pada area pleural 3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps atau kolaps sebagian 4. Mencegah refluks drainase kembali ke dalam dada Indikasi 1. Pneumotoraks, disebabkan oleh : -



Spontan > 20% karena ruptur bleb



-



Luka tusuk tembus



-



Klem dada yang terlalu lama



-



Kerusakan selang dada pada sistem drainase



2. Hemotoraks, disebabkan oleh : -



Robekan pleura



-



Kelebihan anti koagulan



-



Pasca bedah torak



3. Torakotomi pada : -



Lobektomi



-



Pneumektomi



4. Efusi pleural akibat :



-



Post operasi jantung



5. Empiema disebabkan oleh : -



Penyakit paru serius



-



Kondisi inflamasi



Tempat Pemasangan : 1. Apikal 



Letak selang pada intercostal III mid klavikula







Dimasukkan secara anterolateral







Fungsi: untuk mengeluarkan udara dari rongga pleura



2. Basal 



Letak selang pada intercostals V-VI atau intercostals VIII-IX mid aksiller







Fungsi: untuk mengeluarkan cairan dari rongga pleura



Sistem Drainase Selang dada bekerja sebagai drain untuk udara dan cairan. Untuk membuat tekanan negatif intrapleural, sebuah segel diperlukan pada selang dada untuk mencegah udara luar masuk ke sistem. Cara yang paling mudah yaitu dengan menggunakan sistem drainase dalam air. Jenis WSD 1. Sistem Drainase Satu-Botol Sistem drainase ini paling sederhana dan sering digunakan pada pasien dengan simple pneumotoraks. Sistem ini terdiri botol dengan penutup segel yang mempunyai dua lubang selang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk sampai dasar botol. Air steril dimasukkan ke dalam botol sampai ujung selang yang kaku terendam 2 cm. Ini membuat segel air dengan penutup sistem bagian luar terhadap udara.ventilasi dalam botol dibiarkan terbuka untuk memungkinkan udara dari area pleural keluar.



Keuntungan : Penyusunan sederhana, mudah untuk pasien yang dapat berjalan Kerugian : -



Saat drainase dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan diperlukan untuk memungkinkan udara dan cairan pleural untuk keluar dari dada masuk ke botol.



-



Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase.



-



Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol.



2. Sistem Drainase Dua-Botol Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai wadah penampung, dan yang kedua bekerja sebagi water seal. Penghisapan dapat dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi udara.



Keuntungan : - Mempertahankan water seal pada tingkat konstan - Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik



Kerugian : - Menambah area mati pada sistem drainase yang mempunyai potensial untuk masuk ke dalam area pleural. - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol - Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran pleural. 3. Sistem Drainase Tiga-Botol Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambah ke sistem dua botol. Ini cara yang paling aman untuk mengatur jumlah penghisapan. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air.



Keuntungan : Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan. Kerugian : Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan.



FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN KEPERAWATAN MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES PALEMBANG NAMA NIM TANGGAL UJIAN KETERAMPILAN



NO. 1.



: : : : PERAWATAN WSD



ASPEK YANG DINILAI Persiapan alat : 1. Stetoskop 2. Kassa 3. Plester 4. Gunting verband 5. bengkok 6. 1 set botol WSD - System 1 botol - System 2 botol - System 3 botol



2. 3.



Mencuci tangan, pakai handsscoon Kaji fungsi respirasi, catat naik turunnya pergerakan dada, dispnoe, kaji kebutuhan oksigen, sianosis dan perubahan tanda vital.



4. 5.



Auskultasi bunyi pernapasan Pertahankan posisi yg nyaman (semi fowler) atau posisi miring dengan arah yg sesuai dengan posisi cairan/udara yg ada dalam rongga thorax. Bantu untuk mobilisasi sesuai kemampuan secara bertahap dan beri penguatan setiap kali pasien mampu melakukannya. Pemantauan WSD : - Cek ruang kontrol suction untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar dengan tepat. - Cek batas cairan dari botol WSD, pertahankan dan tentukan pada batas yg telah ditetapkan pastikan ujung pipa berada 2 cm di bawah air. - Observasi gelembung udara pada botol WSD. Untuk mengetahui jumlah udara yg keluar, dan beri tanda sebagi berikut : ++++ = Jumlah sangat banyak dan bisa ada gelembung udara setiap waktu +++ = Jumlah sedang dan gelembung udara bening ++ = Jumlah minimal dan ada gelembung udara + = Jumlah sangat minimal dan gelembung timbul bila batuk = Tidak ada udara - Evaluasi gelembung udara yg terjadi pada suction yg terpasang dapat mengindikasikan adanya kebocoran udara yg menetap seperti pneumothoraks, luka tusukan atau kebocoran selang WSD.



6.



7.



8.



Catat jumlah cairan yg keluar dari botol WSD tiap jam.  Untuk mengetahui jumlah cairan yg keluar - Tiap ¼ jam pada 2 jam pertama - Tiap 1 jam untuk 4 jam kedua - Tiap 2 jam untuk 4 jam selanjutnya  Bila darah yg keluar > 200 cc dalam 1-2 jam pertama dipikirkan adanya perdarahan. Observasi selang dada  Pastikan aliran lancar. Bila terjadi sumbatan akibat darah, pus dapat



0



1



2



KET



9.



10. 11. 12. 13.



melakukan milking (pengurutan).  Tekan selang hati-hati pada setiap kali melakukannya jangan sampai mempengaruhi tekanan yang ada.  Hal-hal yg harus diperhatikan selama pengurutan selang : 3. Tekanan yg ditimbulkan oleh pengurutan lebih tinggi dari tekanan suction yg biasanya 15-20 cmH2O pada system WSD. 4. Tekanan secara langsung berhubungan dengan panjang selang yang di urut. 5. Walaupun pengurutan hanya beberapa sentimeter dapat menimbulkan tekanan ± 100 cmH2O yg dapat berakibat pneumothorax persisten dan infark jaringan local. Atur posisi system agar berfungsi seoptimal mungkin misalnya sisakan panjang selang ± 90 cm pada tempat tidur. Yakinkan bahwa selang tidak kaku dan menggantung di atas WSD. Keluarkan akumulasi cairan bila perlu. Fiksasi selang pada dinding dada dan lapisi dengan kassa. Pastikan bahwa sambungan selang dengan botol WSD aman. Letakkan botol WSD lebih rendah dari tempat tidurpasien (di lantai atau troli). Mencuci tangan Evaluasi klien dan dokumentasi Total Nilai



Keterangan : 0 = Tidak dilakukan 1 = Dilakukan tidak sempurna 2 = Dilakukan dengan sempurna



Total Nilai Nilai =



x 100 26



Palembang, Penguji,



--------------------------------------NIP.