1070 - Laporan RSUD Sragen IKM [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

LAPORAN RSUD SRAGEN



LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT (IKM) RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN



Disusun oleh: Kelompok 559 M. Raditia Septian Irsyad Hapsoro R Ajeng Oktavia G Deonika Ariescieka P Mutiyas Nadia U Nurul Azmi Ina Agustin P Lastry Wardani Rizka Rahma D



G99162106 G99172093 G99162110 G99162116 G99172120 G99162114 G99172089 G99172101 G99172012



Made Ari S Ichsan Maulana Aditia Nurmalita M. Hafizhan Marcelina Elizabeth Edwina Ayu Dwita Fauzi Novia I.T Farha Naily F Yohanes Baptista



G99162119 G99162113 G99172023 G99172117 G99172019 G99162111 G99172075 G99162105 G99181068



KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEDOKTERAN PENCEGAHAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2018



LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN KEGIATAN KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT RSUD DR SOEHADI PRIJONEGORO



Disusun Oleh: M. Raditia Septian Irsyad Hapsoro R Ajeng Oktavia G Deonika Ariescieka P Mutiyas Nadia U Nurul Azmi Ina Agustin P Lastry Wardani Rizka Rahma D



G99162106 G99172093 G99162110 G99162116 G99172120 G99162114 G99172089 G99172101 G99172012



Made Ari S Ichsan Maulana Aditia Nurmalita M. Hafizhan Marcelina Elizabeth Edwina Ayu Dwita Fauzi Novia I.T Farha Naily F Yohanes Baptista



G99162119 G99162113 G99172023 G99172117 G99172019 G99162111 G99172075 G99162105 G99181068



Telah diteliti, disetujui, dan disahkan pada Hari : Tanggal :



Pembimbing I



Pembimbing II



dr. Agus Supriyanta, Sp. PD



dr. Kinik Darsono, M.Pd.Ked



NIP 196508292005011002



NIP 197104152009031001



Kepala Bagian IKM FKUNS



PLT. Direktur RSUD Dr Soehadi Prijonegoro Sragen



Dr. dr. Eti Poncorini Pamungkasari, M.Pd



dr. Didik Haryanto



NIP 19750311 200212 2 002



NIP 19650510 200012 1 002



2



DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ... LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ 2 DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3 BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 4 A. Latar Belakang ................................................................................................ 4 B. Tujuan ............................................................................................................. 4 C. Manfaat ........................................................................................................... 5 D. Sumber Data ................................................................................................... 5 BAB II. PROFIL RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO ............................................... 6 A. Sejarah Singkat ............................................................................................... 6 B. Tujuan, Filosofi, Visi, Misi, Moto, Budaya Kerja .......................................... 7 C. Produk Pelayanan ............................................................................................ 9 Tabel 2.1 Daftar Kunjungan Pasien Rawat Jalan dan Jenis Pembayaran ……...10 Tabel 2.2 Daftar Tempat Tidur Rawat Inap ...................................................... 12 Tabel 2.3 Sumber Daya Manusia ...................................................................... 12 D. Sarana Pelayanan ............................................................................................ 15 BAB III. ANALISIS DAN REFLEKSI PELAYANAN ................................................... 16 1. Instalasi Gawat Darurat dan Penanggulangan Bencana .................................. 16 2. Instalasi Rawat Jalan ........................................................................................ 18 3. Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU) ........................................................ 20 4. Instalasi Bedah Sentral .................................................................................... 23 5. Instalasi Farmasi ............................................................................................... 24 6. Instalasi Radiologi ........................................................................................... 25 7. Instalasi Laboratorium ..................................................................................... 26 8. Instalasi Rekam Medik .................................................................................... 27 9. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS) ..................................................... 28 10. Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) ................................................................. 29 11. Sistem Sanitasi Rumah Sakit ......................................................................... 30 12. Instalasi Gizi ................................................................................................... 31 13. Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif............................... 32 14. Pemulasaraan Jenazah ................................................................................... 33 12. Instalasi Rawat Inap ....................................................................................... 34 BAB IV. PENUTUP .......................................................................................................... 35 A. Simpulan ......................................................................................................... 35 B. Saran ................................................................................................................ 35



3



BAB I PENDAHULUAN



A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 tahun 2014 tentang klasifikasi dan perizinan rumah sakit dalam Bab 1 pasal 1, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit pada sistem kesehatan nasional saat ini adalah sangat penting dalam sistem rujukan, dengan klinik dan praktek sebgai pusat layanan primer. Tanpa adanya rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang mencukupi maka sistem rujukan dan manajemen pasien sesuai dengan fasilitas akan sangat rumit. Kegiatan dalam kepaniteraan klinik ini dilaksanakan di Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soehadi Prijonegoro, serta di Puskesmas Sragen sebagai pusat kesehatan primer (Primary Health Care) dan kedokteran keluarga (Family Medicine). Di RSUD penulis akan mempelajari manajemen, memahami tentang sistem kesehatan nasional serta bagian terpenting dalam sistem kesehatan nasional, yaitu Rumah sakit bserta sistem rujukan kesehatan, juga kendala yang ada dalam pelaksanaannya. B. Tujuan 1. Mengamati proses manajemen dan administrasi rumah sakit dan kondisi aktual organisasi pelayanan kesehatan 2. Mengetahui dan memahami tentang sistem rujukan dan koordinasi antar sistem kesehatan 3. Mengetahui sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang diterapakan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 4. Mengetahui sistem penanggulangan bencana dan audit medik.



4



5. Mengetahui sistem rekam medis yang diterapkan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. C. Manfaat 1. Mengetahui manajemen dan administrasi rumah sakit serta mengidentifikasi dan menganalisis masalah aktual organisasi pelayanan kesehatan yang sedang dihadapi. 2. Mengetahui dan memahami tentang sistem rujukan dan koordinasi antar sistem kesehatan serta mengidentifikasi masalah yang ada berkaitan dengan sistem tersebut. 3. Mengetahui sistem pembiayaan pelayanan kesehatan yang diterapkan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. 4. Mengetahui sistem penanggulangan bencana dan audit medik. 5. Mengetahui sistem rekam medis yang diterapkan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. D. Sumber Data Data primer diperoleh dengan observasi pada tanggal 29 sampai 31 Agustus 2018. Sedangkan data sekunder diperoleh dari salinan data kepegawaian dan rekam medis tahun 2018.



5



BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN A. Sejarah Singkat



Gambar 2.1 RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen



Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soehadi Prijonegoro Sragen didirikanpada tahun 1956 dan diresmikan pada tahun 1958, berlokasi di Jalan RayaSukowati No. 534 Sragen, menempati lahan seluas 38.730 m2 dengan luasbangunan 6.487,25 m2. Dalam rangka peningkatan kelas Rumah Sakit Umum Daerah Sragen dari Rumah Sakit Kelas C menjadi Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan telah dilaksanakan Penilaian Akreditasi oleh Tim KARS Kementrian Kesehatan RI. Hasil Penilaian dituangkan dalam Keputusan menteri KeputusanMenteri Kesehatan Nomor : HK.03.05/I/288/2011 Tanggal 20 Januari 2011 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Sragen, bahwa Rumah Sakit Umum Daerah Sragen ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas B. Pada tanggal 20 sampai dengan 23 Juni 2011 telah dilaksanakan penilaian Akreditasi 16 Pelayanan RSUD Sragen oleh Tim KARS Kementrian Kesehatan. Dan berhasil mendapatkan Sertifikat dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit dengan



6



Nomor : KARS-SERT/16/VII/2011 tanggal 06 Juli 2011 dengan hasil penilaian belum ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan. Status Akreditasi Lulus Tingkat Lengkap. Sebagaidasar penyelenggaraan Rumah Sakit dituangkan dalam Peraturan BupatiSragen Nomor 61 Tahun 2015 tentang Peraturan Internal (Hospital By Laws)Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soehadi Prijonegoro. Pada tanggal 8 sampaidengan 11 Nopember 2016 telah dilaksanakan penilaian Akreditasi RumahSakit oleh KARS dan berhasil mendapatkan sertifikat dari Komisi AkreditasiRuah Sakit dengan Nomor : KARS-SERT/468/VII/2016 dengan PenilaianLulus tingkat PARIPURNA. Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah Sragen juga sudah melaksanakan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sesuai dengan Keputusan Bupati Sragen Nomor : 900/141.a/002/2009 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum Daerah Sragen sebagai Rumah Sakit yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah secara penuh. Berdasarkan Keputusan Bupati Sragen no 38 Tahun 2012, pada tanggal 16 Agustus 2012, RSUD Sragen resmi berganti nama menjadi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Gedung baru meliputi gedung 3 lantai dan gedung 4 lantai. Gedung 3 lantai terdiri dari lantai 1 untuk IGD, lantai 2 untuk bagian management dan perkantoran, lantai 3 untuk diklat dan ruang pertemuan. Gedung 4 lantai terdiri dari lantai 1 sebagai basement, lantai 2 untuk pelayanan rawat jalan dan penunjang, lantai 3 untuk unit ibu dan anak kelas 3, dan yang terakhir lantai 4 untuk pelayanan rawat inap kelas 3 dan asrama residen B. Tujuan, Filosofi, Visi, Misi, Motto, Budaya Kerja, Paradigma Pelanggan, Nilai Dasar dan Keyakinan Dasar 1. Tujuan Menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang diselenggarakan dengan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai



7



kemanusiaan, etika dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan pasien, serta mempunyai fungsi sosial. 2. Visi Menjadi pilihan utama masyarakat dalam pelayanan dan Pendidikan kesehatan. 3. Misi a. Menyelenggarakan



pelayanan



yang



bermutu



dan



mengutamakan



dengan



perkembangan



keselamatan pelanggan. b. Menerapkan



pelayanan



kesehatan



sesuai



ilmupengetahuan dan teknologi, didukung Sumber Daya Manusia yang profesional serta ramah lingkungan. c. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta penelitian yang berkualitas, didukung Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana yang memadai. d. Meningkatkan kemitraan dengan institusi pendidikan dan pihak terkait. 4. Motto ”BAKTIKU UNTUKMU” 5. Budaya Kerja Budaya kerja yang dianut oleh RSUD dr. Soehadi Prijonegoro adalah “TRAMPIL” T = tulus, memberikan pelayanan yang sungguh-sungguh dari hati yangsuci dalam pengabdian; R = ramah, bertutur bahasa dan berperilaku santun dalam pelayanan; A = akurat, memberikan pelayanan dengan teliti, seksama, cermat dantepat; M = memuaskan, memberikan pelayanan sesuai harapan pelangganinternal dan eksternal; P = profesional, memberikan pelayanan sesuai kompetensi, standarddan kode etik profesi;



8



I = indah dan bersih, senantiasa menjaga keindahan dan kebersihanlingkungan kerja; L = lancar dan tertib, dalam administrasi dan prosedur pelayanan.



C. Produk Pelayanan Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr.Soehadi Prijonegoro meliputi: 1. Penyakit Dalam 2. Penyakit Anak 3. Pelayanan Bedah Umum 4. Pelayanan Obstetri dan Ginekologi 5. Radiologi 6. Patologi Klinik 7. Patologi Anatomi 8. Penyakit THT 9. Bedah Orthopedi 10. Penyakit Jiwa 11. Penyakit Mata 12. Penyakit Jantung 13. Penyakit Paru 14. Gigi Spesialis 15. Penyakit Syaraf 16. Penyakit Mata 17. Penyakit Kulit dan Kelamin 18. Bedah Urologi 19. Bedah Onklogi



9



Tabel 2.1. Daftar Kunjungan pasien rawat jalan dan jenis pembayaran pada bulan Juli Tahun 2018 JENIS PASIEN RataUmum/Biaya Non PBI Non PBI Non PBI Non PBI PBI / BPJS Total Saraswati Saraswati Dinsos Jamkesda Swasta/MOU JUMLAH rata per Umum Karanganyar Perusahaan Sendiri ASKES Polri TNI Jamkesmas Menur Melati hari PNS 242 296 43 5 6 240 590 86 40 0 0 0 POLI ANAK 958 6 502 971 619 5 31 1280 2906 115 80 0 1 0 POLI BEDAH 3604 21 824 5349 5462 89 225 4903 16028 486 155 0 0 6 POLI DALAM 17499 103 242 213 256 2 9 132 612 9 3 0 0 3 POLI GIGI 869 5 433 2418 4314 30 176 2510 9448 185 55 0 0 0 POLI JANTUNG 10121 60 351 674 289 5 21 924 1913 336 47 0 0 0 POLI JIWA 2647 16 369 895 129 3 13 1244 2284 138 84 1 0 3 POLI KANDUNGAN 2879 17 507 646 489 9 16 552 1712 53 27 2 0 0 POLI KULIT & KELAMIN 2301 14 1235 1542 1516 25 75 1007 4165 75 59 1 0 6 POLI MATA 5541 33 280 2384 647 3 19 1799 4852 83 25 0 1 0 POLI ONCOLOGI 5241 31 492 1588 843 10 40 1559 4040 193 86 0 0 8 POLI ORTOPEDI 4819 28 420 3113 1670 39 100 4182 9104 550 183 0 0 0 POLI PARU 10257 60 518 3263 2544 24 141 2577 8549 390 106 2 0 13 POLI SYARAF 9578 56 433 821 95 0 19 1083 2018 74 10 0 0 0 POLI TB-DOTS 2535 15 637 657 474 13 30 583 1757 64 22 0 0 2 POLI THT 2482 15 2899 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 POLI UMUM 2900 17 377 981 523 14 24 663 2205 40 18 0 0 0 POLI UROLOGI 2640 16 428 235 50 14 5 551 855 227 9 0 0 0 POLI VCT 1519 9 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 LABORATORIUM 22 0 65 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 RADIOLOGI 65 0 336 4399 3938 123 86 1830 10376 354 48 1 0 0 REHABILITASI MEDIK 11115 65 1 709 383 58 2 460 1612 13 10 0 0 0 HEMODIALISA 1636 10 JUMLAH 11613 31154 24285 471 1038 28079 85027 3471 1067 7 2 41 101228 595 Rata-rata per hari 68 183 143 3 6 165 500 20 6 0 0 0 595 Sumber: Laporan SIM RS TPPRJ POLIKLINIK



10



Instalasi 1. Instalasi Rawat Jalan



Pelayanan



2. Instalasi Rawat Inap



menyelenggarakan



3. Instalasi Gawat Darurat



yaitu:Spesialis



4. Instalasi



Rawat



Intensif



(



rawat



jalan pelayanan,



Jantung



dan



Obstetri



dan



Pembuluh Darah



ICU/ICCU, NICU, PICU )



1. Spesialis



5. Instalasi Radiologi



Ginekologi



6. Instalasi Bedah Sentral



2. Spesialis Anak



7. Instalasi Rehabilitasi Medik



3. Spesialis Mata



8. Instalasi Farmasi



4. Spesialis Bedah



9. Instalasi Gizi



5. Spesialis Kulit dan Kelamin



10. Instalasi Laboratorium



6. Spesialis THT



11. Instalasi Perekam Medik dan



7. Spesialis Paru



Informasi Kesehatan



8. Spesialis Saraf



12. Instalasi Sanitasi



9.



13. Instalasi Sterilisasi Sentral



10. Spesialis Bedah Tulang



14. Instalasi Pemeliharaan Sarana



11. Spesialis Kesehatan Jiwa



RS 15. Instalasi



Spesialis Penyakit Dalam



12. Spesialis Bedah Urologi Pemulasaraan



13. Spesialis Gigi Prosthodonti



Jenazah



14. Spesialis Bedah Onkologi 15. Spesialis Rehabilitasi Medis 16. Klinik VCT 17. Klinik Umum 18. Spesialis Radiologi 19. Spesialis Patologi Anatomi 20. Spesialis



11



Patologi



Klinik



Tabel 2.2. Daftar Tempat Tidur Rawat Inap RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Tahun 2018 KELAS NO



RUANG



1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14



Wijaya Kusuma Teratai Mawar ICU ICCU Tulip Aster Sakura Anggrek Melati Barat Melati Timur Cempaka Perinatologi Rosella JUMLAH



SVIP



VIP



I



9 6



12



II



III



6



0



15



29



8



27 16



4



6



2



6



28 10 30 36 17



6 32



6 67



24 174



JUMLAH 9 18 35 8 5 35 16 28 20 30 36 25 20 36 321



HCU/ OBSERVASI



ISOLASI



2



TOTAL



5 1



2



2 2



2 3 4



6 2



3



16



18



Tabel 2.3. Sumber Daya Manusia RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Menurut JenisTenaga Keadaan s.d Agustus 2017



No



JENIS TENAGA PNS



I 1 2 3



STATUS KEPEGAWAIAN CPNS KONTRAK KONTRAK (APBD) (BLUD)



TENAGA MEDIS FUNGSIONAL Dokter Umum 10 Dokter Gigi Dokter Spesialis a. Kandungan 4 b. Anak 3 c. Mata 1 d. Kulit&kelamin e. THT 1 f. Paru 2 g. Jantung 1 h. Penyakit dalam 4 i. Saraf 1 j. Bedah 3 k. Anestesi 2 l. Orthopaedi 1



6 1



1 1



1 1



12



JML



16 1 35 4 3 1 1 2 2 1 4 2 3 3 1



9 18 42 9 5 37 16 30 25 36 36 34 22 36 355



4 5 II 1 2



4



III



m. Radiologi 2 n. Kesehatan Jiwa 2 o. Patologi Klinik 1 p. Urologi 1 q. Patologi Anatomik 1 r. Onkologi 1 Dokter Gigi Spesialis 2 - Prostodonsia Magister Pendidikan 1 Kedokteran TENAGA NON MEDIS/ FUNGSIONAL Apoteker 6 Paramedis Keperawatan 169 - Perawat 2 - Perawat Gigi Paramedis non keperawatan 16 - Asisten apoteker 20 - Analis Kesehatan 7 - Fisioterapi 5 - Ahli Gizi 7 - Radiografer 5 - Teknisi Elektromedis 6 - Sanitarian 12 - Perekam medis 1 - Refraksi optisi 1 - Okupasi terapi 1 - Ortotik prostetik 1 - Terapi wicara - Administrator kesehatan 1 TENAGA TEKNIS/ADMINISTRASI Direktur 1 Wakil Dikrektur 1 Ka. Bag/ Ka. Bid 6 Kasubag / Kasubid 15 Staf 89 426 Jumlah



2 2 1 1 1 1 2 1



2



1



1



7



47



218 2



5 2 2 2 2 1 1 6



1



5 6



13



79 177



23 22 9 7 9 6 7 18 1 1 1 2 1



1 6 15 173 609



1. Kepala Instalasi Rawat Inap



: dr. Efin Miradiningrum



2. Kepala Instalasi Rehab. Medis



: dr. Dwi Budi W, Sp. KFR



3. Kepala Instalasi Gizi



:Lituhayu Gutomo, S.Gz



4. Kepala Instalasi Laboratorium



: dr. Edy PurwantoM.Si.Med.Sp.PK



5. Kepala Instalasi Gawat darurat



: dr. R. Djoyo M. B., Sp.B



6. Kepala Instalasi Farmasi



: Marik, S.Farm, Apt



7. Kepala Instalasi Bedah Sentral



: dr. Agus Dwi S, Sp. OT



8. Kepala Instalasi Rawat Intensif



: dr. Hanifa Agung K.,Sp.An., M.Sc



9. Kepala Instalasi Bank Darah



: dr. Titie Isnarti, SH



10. Kepala Instalasi Rawat Jalan



: dr. Leni Yusanti, Sp.THTKL



11. Kepala Instalasi CSSD



: Supinah, A.Md



12. Kepala Instalasi Radiologi



: dr. R. Prasetyo Budi D.M.Sc. Sp.Rad



13. Kepala Instalasi Pemulasaran Jenazah



: dr. Joko Daryanto



14. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana RS: Sartono, BE 15. Kepala Instalasi Sanitasi dan Linen Kamer: Agus Wiyono ST



14



D. Sarana Pelayanan Sarana Peralatan Kedokteran Kesehatan telah dimiliki oleh RSUD dr. SoehadiPrijonegoro Sragen, antara lain : 1. USG color Doppler 2. Echocardiography 3. Bronchoscopy 4. Infant Warmer 5. C-Arm 6. Radiodiagnostik 7. Imuno Analyzer 8. Blood Gas Analyzer 9. Treadmill Test 10. CSSD 11. EEG (Rekam Otak) 12. USG 4 Dimensi 13. Ventilator Neonatus 14. Peralatan penunjang PatologiAnatomi 15. Peralatan Bedah Urologi(TUR) 16. MRI 17. TMS (Transcacanial MicroSystem) 18. CT-scan 19. Pemulasaran Jenazah 20. Hemodialisa 21. Audiometri



15



BAB III ANALISIS DAN REFLEKSI PELAYANAN RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN 1.



Instalasi Gawat Darurat dan Penanggulangan Bencana (Irsyad Hapsoro R G99172093) (Muhammad Raditia Septian G99162106) A. Kondisi Instalasi Gawat Darurat (IGD) menyelenggarakan pelayanan medis gawat darurat, pembedahan darurat (minor), tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan juga tempat untuk melaksanakan rujukan, baik intern maupun dengan instalasi lainnya dan juga unit pelayanan kesehatan di luar Rumah Sakit. Tim Penanggulangan Bencana juga dibentuk sebagai satu kesatuan dari tim IGD. Pelayanan IGD 24 jam diampu oleh 13 dokter jaga umum on site, 31 spesialis on call (di luar jam kerja), 19 perawat, dokter internship, dan mahasiswa pelatihan. IGD menyediakan 14 bed, 10 bed di ruang rawat umum, 2 bed di ruang isolasi dan 2 bed di ruang rawat tindakan serta 9 brankar untuk transportasi atau transfer pasien ke bangsal. B. Permasalahan 1.



Pasien berada di IGD terlalu lama karena bangsal penuh.



2.



Ketika bed IGD terisi penuh, pasien baru ditempatkan tengah jalan IGD, sehingga mengganggu mobilitas, pasien merasa kurang nyaman dan fasilitas bed standar tidak didapatkan pasien tersebut



3.



Masih ada rujukan yang belum sesuai prosedur, seperti puskesmas merujuk tanpa menelepon, surat-surat rujukan tidak lengkap ataupun tanpa pendampingan.



4.



Letak ruang isolasi yang kurang strategis, pasien yang curiga untuk diisolasi ketika diarahkan ke ruang isolasi akan melewati pasien yang non isolasi



C. Solusi 1. Sistem rujukan dan transfer internal pasien ke bangsal dapat berjalan efektif jika terdapat sistem informasi kamar online yang dapat diakses



16



oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), sehingga pasien baru yang masuk dapat dikendalikan. Untuk pasien yang keluar, misal sudah



diperbolehkan



pulang



maka



penyelesaian



administrasi



kepulangan harus dilakukan secara cepat. 2. Apabila penambahan bed IGD belum memungkinkan, maka dapat disiasati dengan penambahan ruang/space yang diberi tirai. Untuk pasien yang berada dibrankar maka harus dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap seperti tabung oksigen 3. Penyuluhan mengenai tata cara sistem rujukan lebih digencarkan lagi, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan yang dapat menghambat penanganan pasien. 4. Apabila curiga pasien yang membutuhkan isolasi perlu dilengkapi dengan masker sebelum transport menuju ruang isolasi. D. Refleksi Penulis belajar bahwa dalam melaksanakan manajemen rumah sakit, sangat penting untuk memikirkan kenyamanan pasien. Berdasarkan hasil wawancara dan juga pengamatan langsung didapatkan beberapa masalah yang dapat dibenahi bersama-sama dengan berbagai pihak.



17



2.



Instalasi Rawat Jalan (Nurul Azmi G99162114) (Deonika Ariescieka Putri G99162116) a. Kondisi Pelayanan yang dilakukan di instalasi rawat jalan RSUD dr Soehadi Prijonegoro antara lain adalah menyelenggarakan pelayanan asuhan medis dan keperawatan bagi pasien rawat jalan, serta tempat untuk pendidikan, pelatihan, dan penelitian, dan melaksanakan rujukan baik internal maupun eksternal dengan instalasi lainnya dan juga dengan unit pelayanan kesehatan. b. Permasalahan 1) Pasien harus datang pagi untuk melakukan pendaftaran dikarenakan masih banyak pasien yang belum mengerti cara mendaftar online. 2) Pendaftaran online memiliki kuota



yaitu sebanyak 100 pasien,



sehingga pasien selanjutnya harus mendaftar secara langsung ke rumah sakit. 3) Ketidaklengkapan persyaratan administrasi pasien. 4) Kurangnya SDM di bagian informasi, verifikator dan filling, hanya terdapat satpam 1 orang. 5) Sistem administrasi online BPJS yang belum terhubung dengan ssstem administrasi online rumah sakit, sehingga memperlama pelayanan. 6) Pendistribusian rekam medis pasien ke poliklinik tujuan masih lama, dikarenakan pendistribusian secara akumulatif oleh petugas. 7) Pasien menunggu lama untuk beberapa poliklinik karena adanya keterlambatan memulai pelayanan. c. Solusi 1) Dilakukan sosialisasi pendaftaran online, melalui sosialisasi secara langsung berupa simulasi pendaftaran online yang dilakukan di ruang tunggu poli dan pemutaran video cara mendaftar online di TV ruang tunggu setiap 30 menit. 2) Pendaftaran online dibuat tanpa kuota atau tanpa Batasan.



18



3) Penambahan petugas verifikasi yang menyaring berkas/administrasi pasien sebelum sampai ke pendaftaran. 4) Alokasi SDM humas ke bagian informasi rawat jalan. 5) Melakukan advokasi proses bridging ke bidang IT rumah sakit dan BPJS. 6) Diberlakukannya Electronic Medical Record (EMR). 7) Rumah Sakit harus menekankan disiplin dalam jam pelayanan.



d. Refleksi Setelah penulis mengamati dan melakukan wawancara dengan petugas pendaftaran dan beberapa pasien rawat jalan, penulis belajar bahwa manajemen rumah sakit di bagian rawat jalan memerlukan banyak aspek yang harus saling tergorganisir dan penyesuaian yang cepat terhadap modernisasi agar tercapai tujuan pelayanan, pasien dan pegawai rumah sakit juga merasa nyaman.



19



3.



Instalasi Perawatan Intensif (ICU/ICCU) (Ajeng Oktavia – G99162110) dan (Rizka Rahma Diani – G99172012) a. Kondisi Ruangan ICU mempunyai kapasitas 8 bed, satu ruang isolasi dan satu ruang untuk gudang. Sedangkan ruangan ICCU mempunyai kapasitas 5 bed serta satu ruangan untuk penyimpanan alat dan obat medis. b. Permasalahan 1) Keterbatasan alat kesehatan dan obat-obatan pada keadaan darurat 2) Belum adanya gudang penyimpanan alat yang terpisah membuat kapasitas ruangan berkurang karena ada ruangan yang dipakai untuk penyimpanan alat. 3) Terdapat satu dokter penanggung jawab di ICU atau ICCU, namun belum adanya dokter yang berjaga 24 jam di ruangan, terutama dokter jaga anestesi dan jantung di ruangan intensif. 4) Jumlah bed di ruangan intensif terbatas. 5) Beberapa tenaga kesehatan belum memiliki sertifikasi pelatihan instalasi rawat instensif c. Solusi 1) Perlu adanya penggantian sarana dan prasarana yang telah rusak. 2) Bekerjasama



dengan



beberapa



Fakultas



Kedokteran



untuk



menempatkan beberapa PPDS Jantung atau Anestesiologi di ICCU dan ICU agar selalu ada dokter yang berjaga. 3) Mengirimkan dan mengakomodasi seluruh tenaga kesehatan di ICU dan ICCU untuk mengikuti pelatihan secara bergantian agar tenaga kesehatan lebih kompeten. d. Refleksi Setelah penulis mengamati sistem instalasi rawat intensif, pada awalnya penulis merasa kesulitan untuk menilai kekurangan yang terdapat di ICCU dan ICU RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro karena penulis belum mengerti bagaimana instalasi rawat intensif yang baik. Setelah mendapat arahan dari Bapak Agus, SST sebagai salah satu perawat di ruang ICU, penulis



20



menyadari bahwa terdapat banyak komponen yang dapat dipelajari dari ICU dan ICCU di rumah sakit ini, seperti perlunya dokter anestesi yang berjaga 24 jam di ruangan intensif, perlunya tenaga kesehatan yang bersertifikasi, dan sarana serta prasarana yang lengkap di ruang intensif. Penulis berharap bahwa untuk kedepannya tenaga kesehatan dapat diberi pelatihan supaya pelayanan dapat berjalan dengan maksimal.



21



4.



Instalasi Bedah Sentral (Lastry Wardani – G99172101) a. Kondisi Instalasi Bedah Sentral RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen memiliki 5 ruangan operasi dan 1 ruangan recovery. Sifat pelayanan operasi yang dilakukan di RSSP yaitu elektif dan emergency. Tenaga kerja pada IBS RSSP terdiri dari dokter spesialis (bedah umum, THT, obsgyn, bedah urologi, bedah orthopedi, bedah onkologi, mata), perawat (asisten bedah dan anestesi), admin, farmasi, dan teknik elektromedik. b. Permasalahan Permasalahan yang terjadi adalah: 1) Operasi emergency masih dilakukan di ruang IBS sehingga dapat mengganggu jadwal IBS yang sebelumnya sudah ditentukan. 2) OK IGD belum dapat dijalankan dikarenakan kekurangan tenaga kerja. 3) Lokasi IBS yang terletak di sisi paling timur, mengakibatkan waktu pemindahan pasien dari bangsal ke IBS semakin lama. c. Solusi 1) Membangun ruangan OK IGD untuk melayani operasi emergency. 2) Penambahan perawat bedah dan anestesi untuk dapat mengaktifkan OK IGD. 3) Proses pemindahan pasien diatur lebih awal dari jadwal operasi. d. Refleksi Setelah melakukan observasi di Instalasi Bedah Sentral, penulis belajar bahwa di suatu rumah sakit dibutuhkan pelayanan yang tertib jadwal yang didukung dengan sarana prasarana yang memadai, contohnya dengan pengaktifan OK IGD.



22



5.



Instalasi Farmasi (Aditia Nurmalita S. – G99172023) a. Kondisi Instalasi Farmasi terdiri dari pelayanan farmasi rawat jalan, pelayanan farmasi rawat inap, pelayanan farmasi IGD, pelayanan farmasi IBS, pelayanan farmasi sitostatiska dan gudang farmasi. Sistem peresepan obat masih menggunakan resep tertulis yang didasarkan pada ketentuan Formularium Nasional. b. Permasalahan 1) Peresepan masih menggunakan resep tertulis sehingga memungkinkan terjadinya risiko kesalahan dalam pemberian obat. 2) Sering terjadi penumpukan resep di waktu-waktu tertentu karena keterlambatan masuknya resep ke instalasi farmasi atau karena keterlambatan mulainya pelayanan poli. c. Solusi 1) Selalu mengingatkan dokter untuk menulis resep dengan jelas dan lengkap, terutama untuk obat-obatan LASA (look alike sound alike). 2) Selalu mengingatkan petugas farmasi untuk melakukan konfirmasi ulang resep obat yang sulit dibaca, tidak lengkap, dan resep obatobatan LASA. 3) Meningkatkan efisiensi waktu di pelayanan rawat jalan untuk menghindari penumpukan resep. 4) Membatasi dan menetapkan waktu pengambilan resep obat yang ditinggal. d. Refleksi Penulis belajar mengenai disiplin waktu dibutuhkan dalam setiap pelayanan di rumah sakit, karena adanya ketidaksiplininan waktu di suatu bidang dapat berimbas ke bidang lainnya dan memberi dampak terhadap kenyamanan baik petugas maupun pasien.



23



6.



Instalasi Radiologi (Muhammad Hafizhan – G99172117) a. Kondisi Instalasi Radiologi RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen dapat melayani foto polos, CT Scan 16 slice, foto panoramic, dan MRI. Terdapat satu orang dokter spesialis radiologi, 1 petugas adminisitrasi, dan 9 radiografer yang melayani 30-50 pemeriksaan setiap harinya. b. Permasalahan 1) Hanya ada satu orang dokter spesialis radiologi, sehingga pembacaan hasil pemeriksaan radiologi hanya dapat dilakukan pada jam kerja. 2) Belum adanya Picture Archiving and Communication System (PACS) sehingga ekspertise tidak dapat dibaca di luar RSUD Soehadi Prijonegoro. 3) Rusaknya alat pemeriksaan panoramic, MRI, dan satu buah alat pemeriksaan foto polos. 4) Belum ada ruang tunggu pasien pemeriksaan radiologi, Ruang tunggu keluarga pasien semi-outdoor sehingga terasa panas di siang hari dan banjir saat hujan, dan ada kebocoran di langit –langit instalasi radiologi. c. Solusi 1) Penambahan dokter spesialis radiologi dengan pengajuan formasi PNS dokter spesialis radiologi ke Pemerintah Kabupaten Sragen. 2) Pengadaan Picture Archiving and Communication System (PACS). 3) Perbaikan alat pemeriksaan panoramic, MRI dan foto polos, serta penyediaan CT-scan minimal 64 slice. 4) Perbaikan sarana dan prasarana yang tersedia pada Instalasi Radiologi d. Refleksi Penulis belajar bahwa pelayanan yang baik harus ditunjang oleh adanya sarana dan prasarana yang baik dan ditunjang dengan sumber daya manusia yang mendukung.



24



7.



Instalasi Laboratorium (Marcelina Elizabeth – G99172019) a. Kondisi Instalasi Laboratorium merupakan instalasi yang melakukan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik.Bagian instalasi ini melayani patologi klinik, patologi anatomi dan bank darah. Instalasi ini terbagi menjadi laboratorium Rawat Jalan dan Rawat Inap dengan total tenaga kerja sebanyak 22 orang yang terdiri dari 20 orang analis kesehatan serta 2 orang petugas administrasi. b. Permasalahan 1. SDM yang masih kurang dan regenerasi tenaga kerja 2. Jam buka laboratorium Patologi Anatomi dan Bank Darah yang tidak buka sampai 24 jam 3. Pengambilan



sampel



pemeriksaan



dilakukan



oleh



petugas



laboratorium yang menyebabkan petugas laboratorum harus keliling bangsal setiap jam 8 dan jam 2 siang. c.



Solusi 1. Merekrut SDM di laboratorium dan regenerasi tenaga kerja sehingga beban kerja di laboratorium berkurang. 2. Bila SDM sudah mencapai target , mengupayakan laboratorium Patologi Anatomi dan Bank Darah untuk melayani pelayanan sampai 24 jam. 3. Pengambilan sampel dilakukan oleh petugas bangsal (perawat) dan diantarkan ke laboratorium



d. Refleksi Penulis beranggapan bahwa untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, diperlukan budaya saling mengingatkan antar petugas agar sikap profesional dapat terjaga dan terus ditingkatkan dan untuk menurunkan beban kerja di laboratorium dengan merekrut SDM yang baru serta regenerasi tenaga kerja.



25



8.



Instalasi Rekam Medik (Mutiyas Nadia Ulfa— G99172120) a. Kondisi Instalasi Rekam Medis terletak di lantai satu (bagian filling) dan lantai dua (administrasi, pengolahan dan tempat pendaftaran pasien). Alur perjalanan rekam medis dimulai dari tempat pendaftaran pasien kemudian bagian filling (pencarian berkas), kemudian distribusi berkas, setelah lengkap diserahkan ke bagian administrasi rekam medis untuk dilakukan assembly (coding, index, pelaporan), lalu berkas dikembalikan ke bagian filling. b. Permasalahan 1) Pengisian berkas rekam medis seringkali tidak lengkap sehingga berkas tersebut kerap dikembalikan ke tempat pelayanan untuk segera dilengkapi perawat atau dokter penanggung jawab hal tersebut berimbas pada penumpukan dokumen diluar gudang dan berisiko hilangnya dokumen rekam medis. 2) Electronic Medical Record (EMR) belum dapat dilaksanakan karena masih dalam proses penyusunan dari pihak teknologi informasi c. Solusi 1) Peraturan RS mengenai pengisian dokumen rekam medis perlu diperketat dalam pelaksanaannya, jika perlu diberikan reward dan punishment. 2) Penyusunan EMR segera dikordinasikan dan diselesaikan untuk memaksimalkan proses pencarian berkas pada rawat jalan sehingga pelayanan dari bagian rekam medis lebih cepat, serta RS dapat menerapkan sistem paperless medical record. d. Refleksi Setelah mengobservasi keadaan di Instalasi Rekam Medis RSSP, kami mengerti mengenai alur distribusi dokumen rekam medis dan mengetahui tanggung jawab pekerjaan per bagian. Kami menemukan sistem antrian yang kurang efektif pada pendaftaran yang seharusnya segera diselesaikan melalui EMR



26



9.



Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit ( IPSRS) - Elektromedik (Yohannes Baptista – G99181068) a. Kondisi Tim IPSRS berjumlah 14 orang yang terbagi kedalam bagian-bagian yaitu elektromedik, non-elektromedik, sarana, prasarana, dan administrasi. Setiap petugas IPSRS mendapatkan tanggung jawab atas ruangan atau bagian tertentu di RS setiap bulannya, dan bertugas untuk mengecek kondisi peralatan dan sarana prasarana di ruangan tersebut minimal seminggu sekali. Setiap harinya pelaksanaan IPSRS di bagi menjadi 3 shift yaitu pagi, siang dan malam. b. Permasalahan Pada IPSRS di RSUD Sragen ini mengalami kesulitan pembagian tugas dan job description yang masih tercampur satu sama lain, belum ada pembagian tugas yang jelas karena kurangnya sumber daya manusia. Tidak tersedianya ruangan kusus untuk menyimpan alat-alat sarana dan prasarana yang rusak juga menjadi permasalahan di RSUD Sragen. c. Solusi Memberikan jam lembur pada setiap job description dan selalu standby apabila ada alat yang harus di perbaiki saat itu juga. Dengan begitu diharapkan pelayanan terhadap sarana dan prasarana bisa berjalan dengan lebih optimal. Apabila ada alat yang rusak akan di simpan terlebih dahulu di ruangan IPSRS dengan mengkoordinir anggota untuk bertanggung jawab menjaga alat tersebut dan mengunci ruangan. d. Refleksi Penulis



belajar bahwa IPSRS merupakan bagian yang sangat penting



dalam sistem operasional sebuah rumah sakit. Ketika kinerja IPSRS berjalan dengan baik, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana di RS akan berjalan dengan lancer.



27



10. Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) (Made Ari Siswadi — G99162119) a. Kondisi Instalasi pusat sterilisasi atau Central Sterile Supply Department (CSSD) di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro, Sragen menyediakan fasilitas sterilisasi instrumen, linen, sarung tangan, kasa dan pembalut. Instalasi pusat sterilisasi memiliki total tenaga kerja sebesar 5 orang termasuk tenaga laundry. Peralatan sterilisasi yang tersedia di CSSD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro meliputi mesin steam 600lt 1 buah; mesin autoclaft suhu tinggi 2 buah. Permasalahan 1. Jumlah tenaga kerja atau sumber daya manusia (SDM) yang terbatas mengakibatkan pelayanan instalasi pusat sterilisasi kurang maksimal. 2. Tidak terdpatanya alat sterilisasi suhu rendah, sehingga hanya menggunakan DTT saja.. b. Solusi 1. Perlu mempertimbangkan penambahan jumlah tenaga kerja di CSSD yang dipilih berdasarkan kompetensi yang dibutuhkan. 2. Perlu dipertimbangkan pengadaan alat sterilisasi suhu rendah atau dengan menambah ketersediaan DTT. c. Refleksi 1. Penulis mendapatkan bahwa dalam melaksanakan manajemen rumah sakit, fungsi CSSD memiliki peran penting dalam sterilisasi seluruh peralatan rumah sakit maupun fungsi perawatan dan kalibrasi alat sterilisasi 2. Penulis menemukan pelayanan di instalasi pusat sterilisasi secara umum sudah dilakukan berdasarkan SPO dan pedoman yang dikeluarkan oleh RSUD. 3. Penulis belajar dalam menjalankan fungsi CSSD dengan baik dan maksimal diperlukan kerja sama antara pihak RSUD dengan BPFK maupun pihak swasta.



28



11. Sistem Sanitasi Rumah Sakit (Ina Agustin – G99172089) a. Kondisi Sanitasi rumah sakit bertanggung jawab pada penyediaan air bersih, penanganan limbah, pengendalian vektor, pemeliharaan gedung bangunan, penanganan radiasi, pengelolaan laundry dan pengelolaan sanitasi makanan dan lingkungan. b. Permasalahan 1) Meningkatnya kerusakan fasilitas kebersihan rumah sakit akibat cara penggunaan oleh pasien maupun pengunjung yang tidak tepat. 2) Sering rusaknya alat pengolahan air bersih (MCP) yang menyebabkan pompa distribusi air bersih di rumah sakit terganggu 3) Alur penurunan dana untuk kebutuhan yang darurat apabila terdapat kerusakan mendadak, masih membutuhkan proses yang lama dan rumit. Tidak tersedianya dana “cash” yang bisa segera digunakan. c. Solusi 1) Pada fasilitas kebersihan seperti kloset duduk, kran air dingin dan air panas dipasang tata cara penggunaan yang benar dan peringatan halhal yang dilarang. Bisa dengan cara menayangkan video edukasi di TV ruang penunggu mengenai tata cara penggunaan yang benar fasilitas kebersihan di rumah sakit. 2) Diadakan kontrol atau pengecekan alat pengolahan air bersih secara berkala dan rutin untuk mencegah seringnya terjadi kerusakan yang mendadak. 3) Rumah sakit mengalokasikan dana khusus untuk perbaikan alat-alat atau fasilitas yang mengalami kerusakan. d. Refleksi Menurut penulis pengecekan dan kontrol yang rutin dan berkala sangat diperlukan dalam pemeliharaan fasilitas rumah sakit untuk mencegah kerusakan.



29



12. Instalasi Gizi ( Ichsan Maulana – G99162113 ) a. Kondisi Instalansi gizi RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen terdiri dari 4 bidang yaitu pelayanan asuhan gizi rawat jalan, pelayanan asuhan gizi ranap inap, penyelenggaraan makanan, dan penelitian dan pengembangan gizi terapan. Tim penyelenggaraan makanan berjumlah 5 orang yang terdiri dari 3 orang sebagai pengolah makanan (juru masak), 1 orang sebagai penyaji makanan dan 1 orang sebagai pencuci yang bekerja dalam 4 shift. Jumlah ahli gizi 9 orang yang bertanggung jawab dalam management gizi pasien, konsumsi rumah sakit dan juga administrasi instansi. b. Permasalahan 1) Sumber daya manusia baik ahli gizi maupun pegawai yang kurang memadai 2) Kurangnya koordinasi dengan poli lain terkait konsultasi masalah gizi bagi pasien rawat jalan yang membutuhkan konsultasi gizi. c.



Solusi 1) Penambahan jumlah tenaga ahli gizi maupun pegawai sehingga seluruh pasien yang memerlukan diet khusus mendapatkan asuhan gizi yang diperlukan serta dapat mengevaluasi dan monitoring asupan gizi pasien dengan baik serta para pegawai dapat bekerja sesuai dengan kewajibannya. 2) Melakukan koordinasi antara klinik gizi dengan poli lain terkait konsultasi gizi sehingga pasien yang membutuhkan konsultasi gizi dapat dikonsultasikan dengan ahli gizi.



d. Refleksi Penulis medapat pelajaran bahwa perlunya komunikasi dan kerjasama tim dapat menunjang keberlangsungan suatu bidang pelayanan di suatu rumah sakit.



30



13. Pelayanan Obstetrik Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) (Edwina Ayu Dwita – G99162111) a. Kondisi RSUD Soehadi Prijonegoro merupakan RS PONEK yang melayanai persalinan, kasus gawat darurat, perawatan intensif ibu dan bayi, dan pelayanan asuhan antenatal risiko tinggi. PONEK memiliki 13 bidan. 11 dokter umum yang juga bertugas di IGD dan Dokter spesialis anak serta spesialis kandungan yang bertugas on call. b. Permasalahan 1) Dokter umumum yang bertugas di IGD juga mempunyai tanggung jawab untuk bertugas di PONEK 2) Sudah tersedia O2 namun dalam bentuk tabung besar dan belum semua tersedia O2 dinding di setiap bed pasien 3) Masih kurangnya ketersediaan alat penunjang seperti USG, CTG, Fetal Doppler, EKG, CPAP dan infant warmer c. Solusi 1) Memisahkan dokter umum yang berjaga di IGD dengan dokter umum khusus PONEK, sehingga masing-masing dokter jaga dapat fokus ke bagian masing-masing. 2) Mengganti O2 tabung besar dengan O2 dinding agar tidak terlalu menghabiskan tempat serta lebih mudah dalam pengunaannya. 3) Pengajuan pengadaan alat USG, CTG, Fetal Doppler, EKG, CPAP dan infant warmer. d. Refleksi Penulis mengamati bahwa PONEK tetap berusaha memberikan pelayanan yang sebaik dan seoptimal mungkin walaupun masih terdapat keterbatasan tenaga kesehatan dan alat.



31



14. Instalasi Pemulasaraan Jenazah (Fauzi Novia Isnaening Tyas — G99172075) a. Kondisi Instalasi pemulasaraan jenazah bertanggung jawab terhadap hal yang berkaitan dengan pengurusan jenazah yang berasal dari RSSP atau yang dikirim ke RSSP. Instalasi ini juga melayani dilakukannya visum luar. Sedangkan, jika ada visum dalam akan dirujuk ke RSDM Moewardi. Pegawai instalasi terdiri dari 1 dokter sebagai kepala instalasi, 1 orang kepala ruang yang juga merangkap sebagai bagian rohani Kristen, 2 orang di bagian rohani islam, dan 2 orang tim Pangruktiloyo. b. Permasalahan 1) Kurangnya jumlah orang dalam tim Pangruktiloyo yaitu hanya terdiri dari dua orang dan keduanya adalah laki-laki. 2) Tidak terdapat dokter spesialis forensik, sehingga untuk visum dalam masih harus bekerja sama dengan RSDM Moewardi. 3) Peralatan masih kurang lengkap sehingga pelaksanaan tugas kurang maksimal terutama dalam menangani kasus-kasus tertentu. c. Solusi 1) Penambahan tenaga harian lepas terutama perempuan dan penerapan metode swim worker. 2) Perekrutan dokter spesialis forensik di RSPP dan menjalin kerjasama dengan Fakultas Kedokteran yang memiliki program PPDS forensik. 3) Penyesuaian dan penggunaan sarana dan prasarana yang ada secara optimal, pengusulan sarana dan prasarana yang dirasakan kurang. d. Refleksi Penulis belajar bahwa dalam dunia bekerja akan dituntut untuk professional walaupun terdapat keterbatasan seperti kurangnya jumlah pekerja dalam tim. Selain itu, bekerja juga tidak hanya tentang finansial, tetapi juga tentang pengabdian atas profesinya dan kerjasama tim yang merupakan hal penting dalam berjalannya suatu pekerjaan agar output pekerjaan menjadi lebih baik.



32



15. Instalasi Rawat Inap (Farha Naily Fawzia-G99162105) a. Kondisi RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro memiliki rawat inap yang terdiri dari bangsal Sakura, Aster, Teratai, Mawar, Tulip, Rosela, Melati, Anggrek, Cempaka, dan Wijayakusuma. b. Permasalahan 1) Sarana, berupa tempat tidur pasien yang banyak rusak dan tempat tidur yang tidak mobile. 2) Beberapa dokter visite diluar jadwal, mengakibatkan beberapa pasien komplain karena menunggu visite dokter. 3) Lembar asessment medis pasien terkadang terlewat hingga pasien pulang pada administrasi rekam medis. 4) Kurangnya tenaga kesehatan. 5) Pasien pulang tidak membawa resume medis. c. Solusi 1) Peningkatan perawatan dan perbaikan sarana-prasarana. 2) Pemberian penjelasan pada dokter untuk visite pada waktu yang dijadwalkan, atau jika tidak bisa sesuai jadwal, petugas kesehatan lain diharapkan dapat memberikan edukasi ke pasien. 3) Penegasan tertib administrasi, baik untuk dokter, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya. 4) Diperlukan upaya efisiensi waktu dan petugas. 5) Saat pasien pulang, disertakan resume medis. d. Refleksi Memasuki area atau lingkungan yang baru merupakan tantangan tersendiri. Menyenangkan jika orang lain bisa menerima kehadiran kita. Oleh karena itu, saat menghadapi orang lain sebisa mungkin kita juga berusaha untuk menerima mereka dengan penerimaan yang baik.



33



BAB IV PENUTUP A.



Simpulan 1. Manajemen dan administrasi RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen cukup baik dengan memiliki struktur, pembagian fungsi, tugas, kewenangan, tanggung jawab yang terperinci dengan baik. 2. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen telah memberlakukan sistem rujukan yang terbaru, yakni rujukan berjenjang. 3. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen menerapkan sistem pembayaran INA-CBGs BPJS, Saraswati, dan pembayaran umum, dengan sebagian besar pasien menggunakan asuransi BPJS. 4. Sistem penanggulangan bencana sudah terbangun baik dengan adanya tim tanggap bencana yang terbukti memiliki respon terhadap bencana baik di wilayah Sragen ataupun Indonesia. Sistem audit medik di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen berfungsi untuk mengevaluasi pelayanan rumah sakit. 5. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen masih menerapkan rekam medis berbasis data dalam tulisan di kertas. Rekam medis elektronik belum diterapkan.



B.



Saran 1. RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen meningkatkan sistem manajemen terutama pada sumber daya agar tenaga kesehatan yang ada dapat diberdayakan dengan maksimal. Dalam hal administrasi, terutama rekam medis, tenaga kesehatan diharapkan dapat tertib administrasi. 2. Membentuk sistem rekam medis berbasis data elektronik untuk meningkatkan mutu pelayanan. Selain itu, untuk menunjang perbaikan pelayanan, perlu dilakukan sosialisasi lebih lanjut terhadap pendaftaran online untuk pasien rawat jalan.



34