13 Mei Makalah Sistem Akuntansi Biaya [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Sistem Akuntansi Biaya Produksi Dosen Pengampu : Drs. R. Hery Koeshardjono, M.M., Ak., CA.



Disusun Oleh : 1. Novita Dewi Zahratul Qolbi



(186420007)



2. Erika Aurelia Eldisyah



(186420012)



3. Abdul Ghoni



(186420014)



4. Zico Awalatul Badar



(196420031)



Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Panca Marga Probolinggo Tahun 2020 KATA PENGANTAR



Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Sistem Akuntansi 2, dengan judul “Sistem Akuntansi Biaya Produksi”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah ini baik berupa do’a, dukungan, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi bagi pembaca.



Probolinggo, 17 April 2020



Penyusun



2|Page



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.............................................................................................1 DAFTAR ISI............................................................................................................2 BAB 1.PENDAHULUAN.......................................................................................3 1.1. Latar Belakang..............................................................................................3 1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................3 1.3. Tujuan Penulisan..........................................................................................3 BAB 2.PEMBAHASAN..........................................................................................5 2.1. Sistem Pengawasan Produksi.......................................................................5 2.2. Sistem Akuntansi Biaya Produksi .............................................................13 2.3. Penerapan Sistem Akuntansi Biaya Produksi ............................................42 BAB 3. PENUTUP.................................................................................................47 3.1. Kesimpulan.................................................................................................47 3.2. Saran...........................................................................................................47 DAFTAR PUSTAKA............................................................................................48



3|Page



BAB I PENDAHULUAN 1.1.



Latar Belakang Sistem akuntansi merupakan salah satu subsistem dalam sistem informasi akuntansi. Sistem akuntansi mengorganisasikan formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk menjalankan perusahaan. Salah satu sistem akuntansi yang penting adalah sistem akuntansi biaya. Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur erat hubungannya dengan sistem pengawasan produksi, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan manufaktur berada di dalam fungsi produksi. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini diuraikan dua sistem yaitu sistem pengawasan produksi yang terdri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order tersebut. Dan yang kedua sistem akuntansi biaya yang terdiri dari jaringan prosedur untuk mengumpulkan, mengklafikasikan data biaya produksi dan biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen.



1.2.



Rumusan Masalah 1. Apa pengertian sistem pengawasan produksi ? 2. Apa saja dokumen yang digunakan dan fungsi yang terkait sistem pengawasan produksi ? 3. Apa saja jaringan prosedur membentuk sistem pengawasan produksi ? 4. Apa pengertian sistem akuntansi biaya ? 5. Apa saja dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan didalam sistem akuntansi biaya ? 6. Apa saja fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi biaya ? 7. Bagaimana unsur pengendalian intern terhadap sistem akuntansi biaya ?



4|Page



8. Bagaimana bagan alir dokumen sistem akuntansi biaya ? 1.3.



Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem pengawasan produksi. 2. Untuk mengetahui apa saja dokumen yang digunakan dan fungsi yang terkait dengan sistem pengawasan produksi. 3. Untuk mengetahui jaringan prosedur apa saja yang membentuk



sistem



pengawasan produksi. 4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem akuntansi biaya. 5. Untuk mengetahui dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan didalam sistem akuntansi biaya. 6. Untuk mengetahui fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi biaya. 7. Untuk mengetahui unsur pengendalian intern terhadap sistem akuntansi biaya. 8. Untuk mengetahui bagan alir dokumen sistem akuntansi biaya.



5|Page



BAB II PEMBAHASAN Perusahaan manufaktur atau perusahaan industri adalah perusahaan yang kegiatan pokoknya mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, dalam proses mengolah bahan baku menjadi bahan jadi tersebut tentulah sebuah perusahaan manufaktur tentunya memiliki SOP (Standart Operasional Prosedur) yang memang sudah ditetapkan oleh perusahaan agar seluruh kegiatan perusahaan utamanya kegiatan produksi berjalan efektif dan efisien sehingga produk yang dihasilkan sesuai standart baik mutu, kualitas, dan kuantitas dan eksitensi perusahaanpun tetap terjaga dengan baik di mata konsumen. Standart Operasional Prosedur dalam perusaaan manufaktur salah satunya terdapat pada sistem akuntansi biaya. Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur erat hubungannya dengan sistem pengawasan produksi, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan manufaktur berada di dalam fungsi produksi. Oleh karena itu, dalam pembahasan ini diuraikan dua sistem yaitu sistem pengawasan produksi yang terdri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order tersebut. Dan yang kedua sistem akuntansi biaya yang terdiri dari jaringan prosedur untuk mengumpulkan, mengklafikasikan data biaya produksi dan biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen. 2.1. Sistem Pengawasan Produksi A. Deskripsi Kegiatan Sistem pengawasan produksi ditunjukkan untuk mengawasi pelaksanaan order produksi yang dikeluarkan oleh fungsi produksi. Dalam perusahaan yang produksinya



berdasarkan pesanan dari pembeli,



order produksi erat



hubungannya dengan order yang diterima oleh fungsi penjualan dari pembeli.



6|Page



B. Dokumen yang Digunakan  Surat Order Produksi. Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh Departemen Produksi yang ditujukan kepada bagian bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut



 Daftar Kebutuhan Bahan. Dokumen ini merupakan daftar jenis dan kuantitas bahan baku yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.



7|Page



 Daftar Kegiatan Produksi. Dokumen ini merupakan daftar urutan jenis kegiatan dan fasilitas mesin yang diperlukan untuk memproduksi produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi.



 Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang. Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dan bahan penolong untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi. Dokumen ini juga berfungsi sebagai bukti pengeluaran barang dari gudang.



 Bukti Pengembalian Barang Gudang. Dokumen ini merupakan formulir yang digunakan oleh fungsi produksi untuk mengembalikan bahan baku dan bahan 8|Page



penolong ke fungsi gudang. Pengembalian bahan ini umumnya disebabkan karena adanya sisa bahan baku dan bahan penolong yang tidak dipakai dalam proses produksi.



 Kartu Jam Kerja Dokumen ini digunakan untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.



 Laporan produk selesai. Dokemen ini dibuat oleh fungsi produksi untuk memberitahukan selesainya produk pesanan tertentu kepada fungsi perencanaan dan pengawasan produksi, fungsi gudang, fungsi penjualan, fungsi akuntansi persediaan dan fungsi akuntansi biaya.



9|Page



C. Fungsi yang Terkait  Fungsi penjualan Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan order dari pelanggan dan meneruskan order tersebut ke fungsi produksi. Jika order pelanggan ditulis dalam formulir yang disediakan oleh perusahaan, order pelanggan ini langsung dapat diserahkan oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses.



Jika order dari pelanggan belum berisi informasi yang lengkap,



fungsi penjualan berkewajiban untuk menambah informasi yang kurang atau menuliskan kembali ke dalam surat order produksi yang berisi informasi lengkap bagi kepentingan fungsi produksi. Dalam perusahaan yang berproduksi secara masal, order produksi umumnya ditentukan bersama dalam rapat bulanan antara fungsi pemasaran dan fungsi produksi. Fungsi penjualan melayani order dari pelanggan berdasarkan persediaan produk jadi yang ada di gudang.



 Fungsi Produksi Fungsi ini bertanggung jawab atas pembuatan perintah produksi bagi fungsifungsi yang ada di bawahnya yang terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi permintaan produksi dari fungsi penjualan. Dalam perusahaan besar, fungsi produksi biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan 10 | P a g e



pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis dalam dokumen yang disebut surat order produksi. Surat order produksi ini dilampiri dengan surat kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produski.



Fungsi ini betanggung jawab atas



pelaksanaan produksi sesuai dengan surat order produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan



produksi yang melampiri surat order produksi



tersebut.  Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi Fungsi ini merupakan fungsi staf yang membantu



fungsi produksi dalam



merencanakan dan mengawali kegiatan produksi. Perencanaan produksi diwujudkan dalam perhitungan rencana kebutuhan bahan dan peralatan yang akan digunakan untuk memproduksi pesanan yang diterima dari fungsi penjulan. Rencana produksi dituangkan oleh fungsi ini dalam dokumen daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi.  Fungsi Gudang Dalam pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi gudang bertanggung jawab atas pelayanan permintaan bahan baku, bahan penolong, dan barang yang lain yang digudangkan. Fungsi ini juga bertanggung jawab untuk menerima produksi jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.  Fungsi Akuntansi Biaya. Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya ini, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat konsumsi berbagai sumber daya yang digunakan untuk memproduksi pesanan. Pencatatan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik untuk pesanan tertentu dilakukan oleh fungsi ini dalam kartu harga pokok produk. Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat oleh fungsi ini dalam kartu biaya. D. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Jaringan prosedur yang membentuk system pengawasan produksi adalah : 11 | P a g e



 Prosedur Order Produksi. Dalam prosedur ini surat order produksi dikeluarkan untuk mengkoordinasi pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Surat order produksi ini dikeluarkan oleh departemen produksi berdasarkan order dari pembeli yang diterima dari fungsi penjualan , atau berdasarkan permintaan dari fungsi gudang. Dalam perusahaan yang besar,departemen produksi umumnya memiliki staf yang berfungsi untuk membantu perencanaan dan pengawasan produksi. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi membantu departemen produksi dalam membuat surat order produksi. Menurut karakteristik produksinya prosedur order produksi dalam perudsahaan manufaktur dibagi menjadi 2 tipe : (1) Prosedur order produksi khusus Prosedur order produksi khusus umumnya digunakan dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, yang merupakan prosedur pemberian pemerintah kepada fungsi produksi untuk memproduksi sejumlah produk tertentu guna memenuhi pesanan tertentu. Contoh perusahaan yang menggunakan prosedur order produksi khusus dan adalah perusahaan percetakan dan perusahaan Dok Kapal (2) Prosedur produksi berulang kali. Prosedur order produksi berulang kali umumnya digunakan dalam perusahaan yang berproduksi masal, yang merupakan prosedur pemberian pemerintah produksi kepada fungsi produksi untuk memproduksi sejumlah produk tertentu dalam periode waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan persediaan, contoh : perusahaan yang menggunakan prosedur order produksi berulang kali adalah perusahaan semen dan perusahaan pupuk.  Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Prosedur ini digunakan oleh fungsi produksi untuk meminta bahan baku dari fungsi gudang. Jika perusahaan menyediakan persediaan bahan baku digudang untuk memenuhi kebutuhan bahan baku bagi suatu order produksi, diperlukan prosedur untuk meminta dan mengeluarkan barang dari gudang. Jika



12 | P a g e



perusahaan tidak menyelenggarakan persediaan bahan baku tertentu di gudang, maka diperlukan prosedur permintaan pembeliaan untuk memenuhi order produksi. Biasanya permintaan bahan baku untuk memenuhi order produksi didasarkan pada daftar kebutuhan bahan baku yang dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produski .  Prosedur Pencatatan Jam Tenaga Kerja Langsung Surat order produksi yang dikeluarkan oleh departemen produksi biasanya dilampiri dengan daftar kebutuhan bahan baku dan daftar kegiatan produksi daftar kegiatan produski ini berisi kegiatan yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah produk seperti yang tercantum dalam surat order produksi, yang meliputi urutan proses pengolahan mesin yang digunakan, dan taksiran kerja karyawan dan mesin. Pelaksanaan kegiatan seperti yang tercantum dalam daftar kegiatan produksi tersebut memerlukan prosedur pencatatan jam tenaga kerja langsung yang dikonsumsi dalam pengolahan order produksi yang bersangkutan.  Prosedur Produk Selesai Order produksi yang telah selesai dikerjakan perlu diserahkan dari fungsi produksi ke fungsi gudang prosedur produk selesai merupakan prosedur penyerahan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang. E. Bagan Alir Sistem Pengawasaan Produksi Karena eratnya hubungan antara sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya, maka bagan alir dokumen sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya tidak dapat dipisahkan yang satu dengan lainnya oleh karena itu bagan alir dokumen sistem pengawasan produksi disajikan dalam satu gambar dengan sistem akuntansi biaya.



2.2. Sistem Akuntansi Biaya



13 | P a g e



A. Deskripsi Kegiatan pengumpulan biaya Sistem akuntansi biaya adalah jaringan prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan dan menyajikan laporan biaya. Dalam perusahaan manufaktur, sistem akuntansi biaya merupakan jaringan prosedur untuk mengumpulkan dan menyajikan biaya produksi, beban pemasaran dan beban administrasi dan umum. Faktor yang memengaruhi perancangan sistem akuntansi biaya dalam suatu perusahaan adalah : a) Metode costing yang digunakan : full costing dan variable costing. b) Sistem akuntansi biaya standart atau sistem akuntansi biaya historis. c) Proses produksi: produksi berdasarkan pesanan atau produski berdasarkan proses. Untuk memperjelas pemahaman berbagai prosedur yang membentuk sistem akuntansi biaya pada gambar berikut disajikan skema aliran biaya melalui berbagai akun buku besar. Dengan memahami aliran biaya ini, berbagai alir dokumen yang melukiskan prosedur yang membentuk sistem akutansi biaya akan mudah dipahami.



Nomor yang tercantum pada gambar diatas menunjukkan informasi berikut ini :



14 | P a g e



1. Pencatatan pemakaian barang gudang. Pemakain bahan baku dibebankan ke akun barang dalam proses dan pemakaian barang selain bahan baku digolongkan sebagai biaya overhead pabrik dan dibebankan ke dalam akun biaya overhead pabrik sesungguhnya 2. Pencatatan biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan ke dalam akun Barang Dalam Proses dan biaya tenaga kerja tidak langsung digolongkan sebagai biaya overhead pabrik dan dibebankan ke dalam akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. 3. Pencatatan harga pokok produk jadi dan produk dalam proses. Pencatatan harga pokok produk jadi dibebankan ke dalam akun Persediaan Produk Jadi dan harga pokok dalam proses ke dalam akun Persediaan Produk dalam Proses 4. Pencatatan biaya Overhead pabrik yang dibebankan ke dalam produksi berdasarkan tarif yang ditentukan di muka 5. Pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya selain yang berasal dari pemakaian barang gudang dan biaya tenaga kerja tidak langsung 6. Pencatatan penutupan akun Biaya Overhead Pabrik yang Dibebankan ke dalam akun Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Pencatatan ini digunakan untuk menghitung pembebanan lebih atau pembebanan kurang sebagai akibat selisih antara biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. 7. Pencatatan beban administrasi dan umum. Beban Administrasi dan umum terdiri dari pemakaian barang gudang, beban tenaga, dan beban selain dari pemakaian barang gudang dan beban tenaga kerja (misalnya beban penyusutan, beban asuransi, dan beban perlengkapan kantor). 8. Pencatatan beban pemasaran. Beban pemasaran terdiri dari pemakaian barang gudang, beban tenaga kerja, dan beban selain dari pemakaian barang gudang dan beban tenaga kerja (misalnya beban iklan, beban asuransi, dan beban angkutan barang).



15 | P a g e



B. Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen Informasi yang diperlukan oleh manajemen dari sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut: 1. Order produksi yang belum selesai 2. Order produksi yang telah selesai 3. Harga pokok produk jadi 4. Harga pokok produk yang masih dalam proses pada saat tertentu 5. Biaya menurut pusat biaya C. Dokumen yang Digunakan Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya sebagian besar terdiri dari dokumen yang digunakan dalam sistem pengawasan produksi. Dokumen tersebut adalah sebagai berikut : 1. Surat order produksi 2. Daftar kebutuhan bahan 3. Daftar kegiatan produksi 4. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang 5. Bukti pengembalian barang gudang 6. Kartu jam kerja 7. Laporan produksi selesai 8. Bukti memorial 9. Bukti kas keluar Penjelasan fungsi dokumen butir 1 sampai dengan 7 telah disajikan di atas. Penjelasan fungsi dokumen butir 8 dan 9 disajikan berikut ini.  Bukti Memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dasar pencatatan penyusutan aset tetap berwujud, amortisasi sewa dan aset tak berwujud dan pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk berdasarkan tarif yang ditentukan di muka.



16 | P a g e



 Bukti Kas Keluar. Dokumen ini digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang dibayar lewat kas.



D. Catatan Akuntansi yang Digunakan Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya adalah sebagai berikut : 



Jurnal Pemakaian Bahan Baku. Jurnal ini merupakan jurnal khusus yang digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang digunakan dalam produksi.



17 | P a g e



 Register Bukti Kas Keluar. Dalam sistem akuntansi biaya, register bukti kas keluar digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berupa pengeluaran kas.



 Jurnal Umum. Dalam sistem akuntansi biaya, jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran gaji dan upah, penyusutan aset tetap, amortisasi aset tak berwujud, dan terpakainya uang muka biaya. Kartu Harga Pokok Produk, Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik) yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu. Katu harga



18 | P a g e



pokok produk merupakan rincian akun kontrol Barang dalam Proses dalam buku besar.



 Kartu Biaya. Catatan ini merupakan buku pembantu yang merinci beban overhead pabrik, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran.



19 | P a g e



E. Fungsi yang Terkait Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi biaya adalah : 1. Fungsi penjualan. 2. Fungsi Produksi 3. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi 4. Fungsi gudang 5. Fungsi akuntansi biaya Penjelasan fungsi terkait butir 1 sampai dengan 4 sama dengan fungsi yang terkait dengan sistem pengawasan produksi yang telah disajikan di atas. Perbedaannya hanya terletak pada butir ke 5 saja yaitu fungsi akuntansi biaya. Fungsi Akuntansi Biaya. Dalam sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya, fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan mutasi setiap jenis persediaan dan atas pencatatan biaya produksi langsung. Biaya produksi tidak langsung, dan biaya/nonproduksi ke dalam kartu biaya. Di samping itu, fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab atas pencatat transaksi terjadinya beban bahan baku, beban tenaga kerja, beban overhead pabrik, dan beban nonproduksi ke dalam jurnal pemakaian bahan.



20 | P a g e



F. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Jaringan prosedur yang mebentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur adalah : 1. Prosedur order produksi 2. Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang 3. Prosedur pengembalian barang gudang 4. Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung 5. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik. 6. Prosedur



pencatatan



biaya



overhead



pabrik



sesungguhnya,



beban



administrasi dan umum, dan beban pemasaran. Penjelasan terkait prosedur butir 1 dan 2 sama dengan prosedur pada sistem pengawasan produksi yang telah disajikan di atas. Sedangkan penjelasan butir 3 samapi 6 adalah sebagai berikut  Prosedur Pengembalian Barang Gudang. Prosedur ini digunakan untuk mengembalikan barang ke gudang. Ada kalanya bahan baku yang telah diambil dari gudang untuk kepentingan produksi pesanan tertentu tidak seluruhnya habis digunakan. Pengembalian bahan baku tersebut ke gudang, dilakukan oleh fungsi produksi melalui prosedur pengembalian barang gudang. Dengan prosedur ini dihasilkan dokumen sumber berupa bukti pengembalian barang gudang yang digunkan untuk mengurangi beban bahan baku yang dicatat dalam kartu harga poko pesanan yang bersangkutan dan menambah persediaan bahan baku yang dicatat dalam kartu persediaan.  Prosedur Pencatatan Beban Tenaga Kerja Langsung. Prosedur ini digunakan untuk mencatat beban tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk mengerjakan order produksi tertentu atau yang dikeluarkan dalam periode waktu tertentu.  Prosedur Produk Selesai dan Pembebanan Biaya Overhead Pabrik. Prosedur ini digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada



21 | P a g e



pesanan tertentu berdasarkan tarif yang ditentukan di muka dan total harga pokok produk selesai yang ditransfer dari fungsi produksi ke fungsi gudang.  Prosedur



Pencatatan



Biaya



Overhead



Pabrik



Sesungguhnya,



Beban



Administrasi dan Umum, dan Beban Pemasaran. Prosedur ini digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya, beban administrasi dan umum, serta beban pemasaran. G. Unsur Pengendalian Internal Unsur pengendalian internal yang seharusnya ada dalam sistem akuntansi biaya dirancang dengan merinci tiga unsur pokok sistem pengendalian internal : organisasi, sistem otoritasi dan prosedur pencatatan, dan praktik yang sehat. Rincian unsur pengendalian internal dalam sistem akuntansi biaya dicantumkan pada gambar berikut



Penjelasan Unsur Pengendalian Internal Organisasi Fungsi Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi Produksi.



22 | P a g e



Kegiatan fungsi produksi pada dasarnya terdiri dari pemakaian berbagai sumber ekonomi (bahan baku, bahan penolong, tenaga kerja, gedung, mesin, dan peralatan) untuk menghasilkan produk yang merupakan sumber ekonomi lain. Konsumsi berbagai sumber ekonomi tersebut perlu diawasi dengan penyelenggaraan catatan akuntansi. Pencatatan konsumsi sumber ekonomi yang dilakukan oleh fungsi produksi harus dilaksanakan oleh fungsi akuntansi agar data yang dicatat dapat dijamin ketelitiannya dan keandalannya. Jika konsumsi sumber ekonomi dilakukan dan sekaligus dicatat oleh fungsi produksi, risiko yang terjadi adalah kemungkinan terjadinya manipulasi catatan akuntansi oleh fungsi produksi untuk menutupi pemborosan yang terjadi dalam mengonsumsi sumber ekonomi tersebut. Fungsi Pencatat Biaya Harus Terpisah dari Fungsi yang Menganggarkan Biaya. Anggaran biaya merupakan tolak ukur yang digunakan untuk mengendalikan biaya.



Agar



mengendalikan



data



realisasi



pelaksanaan



anggaran



biya



dapat



digunakan



anggaran,



perlu



diselenggarakan



untuk catatan



akuntansi untuk mencatat realisasi anggaran biaya. Fungsi yang melaksanakan pencatatan realisasi anggaran biaya harus terpisah dari fungsi yang menganggarkan biaya agar informasi yang dihasilkan dari kegiatan pencatatan tersebut dapat diandalkan sebagai alat pengendali pelaksanaan anggaran biaya. Fungsi Gudang Harus Terpisah dari Fumgsi Produksi. Dalam perusahaan manufaktur, fungsi produksi betanggung jawab untuk memproses bahan baku menjadi produk jadi dengan menggunakan mesin dan peralatan yang ada. Untuk itu fungsi produksi memerlukan bahan baku dan bahan penolong sebagai masukannya serta memerlukan suku cadang untuk menjaga agar mesin dan peralatan tetap berfungsi. Kebutuhan bahan baku, bahan penolong, dan suku cadang tersebut bersifat rutin dan biasanya dalam jumlah



yang



besar



sehingga



membuat



perusahaan



manufaktur



menyelenggarakan persediaan bahan baku, bahan penolong, dan suku cadang



23 | P a g e



bagi pemenuhan kebutuhan proses produksinya untuk jangka waktu tertentu. Penyelenggaraan



persediaan



tersebut



dimaksudkan



untuk



menjamin



kelancaran proses produksi. Fungsi penyimpanan persediaan tersebut biasanya berada di tangan fungsi gudang, yang bertanggung jawab atas keamanan persediaan yang disimpan di gudang dan atas pencatatan pemakaian dan saldo fisik persediaan. Pemisahan fungsi gudang dari fungsi produksi tersebut akan menjamin kelancaran proses produksi, keamanan persediaan, ketelitian dan keandalan data akuntansi yang dihasilkan. Fungsi Gudang Harus Terpisah dari Fungsi Akuntansi. Dalam pencatatan persediaaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan, fungsi gudang yang bertanggung jawab atas penyimpanan fisik persediaan berkewajiban untuk menyelenggarakan catatan fisik persediaan yang disimpan di gudang, sedangkan fungsi akuntansi bertanggung jawab atas penyelenggaraan catatan fisik dan rupiah persediaaan. Fungsi gudang menyelenggarakan kartu gudang untuk mencatat mutasi dan saldo fisik persediaan di gudang, dan fungsi akuntansi menyelenggarakan kartu persediaan untuk mencatat mutasi baik fisik maupun rupiah persediaan yang disimpan di gudang. Kartu persediaan di gudang digunakan untuk mengawali mutasi dan saldo persediaan yang disimpan di gudang. Oleh karena itu, untuk menjamin keandalan catatan akuntansi persediaan dan keamanan persediaan yang disimpan di gudang, fungsi gudang harus terpisah dari fungsi akuntansi persediaan. Setiap akuntansi yang menggabungkan fungsi akuntansi dengan kedua fungsi pokok yang lain: fungsi operasi dan fungsi penyimpanan, akan membuka kesempatan bagi karyawan fungsi operasi dan penyimpanan melakukan penyelewengan dan menutupinya dengan cara memanipulasikan catatan akuntansi.



24 | P a g e



Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi. Kegiatan produksi diawali dengan diterbitkannya surat order produksi oleh kepala fungsi produksi. Berdasarkan dokumen tersebut berbagai fungsi dibawah fungsi produksi yang terkait dalam proses pembuatan produk melaksanakan kegiatan produksi. Karena kepala fungsi produksi adalah pemegang wewenang untuk memerintahkan unit unit organisasi yang ada dibawahnya



dalam pelaksanaan kegiatan produksi , maka surat order



produksi harus diotorisasi yang ada dibawahnya dalam pelaksanaan kegiatan produksi, maka surat order produksi harus diotorisasi oleh kepala fungsi tersebut, sehingga semua dokumen (seperti bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, kartu jam kerja, dan laporan produk selesai) yang dibuat untuk pelaksanaan produksi memiliki dasar yang sahih. Bukti Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Diotorisasi oleh Kepala Fungsi Produksi yang Bersangkutan. Berdasarkan surat order produksi yang diterbitkan oleh fungsi produksi, diperlukan pengambilan bahan baku dan bahan penolong dari fungsi gudang. Untuk keperluan tersebut, fungsi produksi harus mengisi bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang. Dokumen ini merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan pengurangan persediaan yang dicatat dalam kartu gudang ( yang diselenggarakan oleh fungsi gudang) dan kartu persediaan (yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi). Agar bukti permintaan dan dan pengeluaran barang gudang tersebut menjadi dokumen sumber yang sahih harus diotorisasi oleh kepala fungsi produksi, sebagai bukti bahwa pemakaian barang gudang yang tercantum dalam dokumen tersebut memang diperlukan untuk kegiatan produksi sesuai dengan surat order produksi . Bukti Kas Keluar Diotorisasi Oleh Fungsi Akuntansi Keuangan. Dalam proses produksi, kegiatan produksi yang memerlukan pengeluaran kas dilaksanakan dengan pembuatan bukti kas keluar yang diotorisasi oleh fungsi pencatat utang. Setelah dokumen pendukung (seperti misalnya daftar upah)



25 | P a g e



dikumpulkan dan diverifikasi oleh fungsi pencatat utang, kemudian fungsi ini membuat bukti kas keluar dan mengirimkan tembusannya ke fungsi pencatat biaya untuk keperluan pencatatan terjadinya biaya. Bukti kas keluar ini merupakan dokumen sumber bagi pencatatan biaya produksi yang dikeluarkanl ewat kas. Oleh karena itu, agar bukti kas keluar tersebut merupakan dokumen sumber yang sahih, dokumen tersebut harus diotorisasi oleh kepala fungsi pencatat utang, sebagai bukti telah dilakukannya verifikasi terhadap kesahihan dokumen yang mendukung bukti kas keluar tersebut. Daftar Kebutuhan Bahan dan Daftar Kegiatan Produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi. Fungsi perencanaan dan pengawasan produksi merupakan fungsi staf yang membantu kepala fungsi produksi



dalam merencanakan dan mengawasi



pelaksanaan produksi. Berdasarkan surat order produksi yang diterbitkan, fungsi perencanaan dan pengawasan produksi membuat rencana pemakaian bahan baku dan penolong yang dituangkan dalam dokumen daftar kebutuhan bahan (bill of materials) dan rencana kegiatan produksi yang dituangkan dalam daftar kegiatan produksi (operation list). Berdasarkan kedua dokumen tersebut, berbagai unit organisasi yang terkait yang terkait dalam kegiatan produksi melaksanakan pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dengan demikian, kedua dokumen tersebut berisi tolak ukur



untuk mengawasi



kegiatan produksi. Kedua dokumen tersebut dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dan diotorisasi oleh kepala fungsi produksi Kartu Jam Kerja Diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. Dalam perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, kartu jam kerja merupakan dokumen sumber sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung ke dalam kartu harga pokok



produk tiap tiap pesanan, untuk



memungkinkan dilakukannya perhitungan biaya tenaga kerja langsung yang dikonsumsi oleh setiap pesanan. Pencatatan ke dalam kartu jam kerja diselenggarakan oleh fungsi produksi, diotorisasi oleh kepala fungsi produksi,



26 | P a g e



dan setelah direkonsiliasi dengan kartu jam hadir fungsi pembuat daftar gaji dan upah, kartu jam kerja tersebut dipakai sebagai dokumen sumber untuk distribusi biya tenaga kerja langsung ke setiap pesanan. Praktik yang sehat Surat Order Produksi, Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, dan bukti memorial, bernomor urut tercetak dan penggunaannya Dipertanggungjawabkan. Dalam sistem akuntansi biaya, surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, dan bukti memorial merupakan dokumen sumber sebagai dasar pencatatan biaya ke dalam jurnal dan kartu biaya. Pengawasan terhadap pemakaian berbagai dokumen sumber tersebut dapat dilakukan dengan membuat formulir dokumen tersebut dalam bentuk bernomor urut tercetak Penggunaan nomor urut tercetak setiap dokumen sumber tersebut harus dipertanggung jawabkan oleh fungsi yang berwenang untuk menggunakannya. Secara Periodik Dilakukan Rekonsiliasi Kartu Biaya dengan Akun Kontrol Biaya Dalam Buku besar. Rekonsiliasi digunakan untuk mengecek ketelitian data yang dicatat dalam kartu biaya dan akun kontrol biaya yang bersangkutan dalam buku besar. Karena dokumen sumber yang dipakai untuk mencatat biaya ke dalam kartu biaya adalah sama dengan dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal dan akun kontrol yang bersangkutan di buku besar, maka data yang dicatat dalam buku pembantu seharusnya sama dengan data yang dicatat dalam akun kontrol yang bersangkutan dibuku besar pada tabel berikut disajikan nama buku pembantu biaya yang secara periodik direkonsiliasi dengan akun kontrol yang bersangkutan dalam buku besar, serta dokumen sumber yang bersangkutan.



27 | P a g e



Buku Pembantu Akun Kontrol 1. Kartu Harga Pokok Barang dalam proses - bahan Produk baku 2. Kartu Biaya Barang dalam proses - bahan penolong 3. Kartu Harga Pokok Barang dalam proses - Biaya Produk Tenaga kerja Langsung 4. Kartu Harga Pokok Barang dalam proses bahan Produk Biaya overhead pabrik 5. Kartu Biaya Biaya overhead pabrik sesungguhnya 6. Kartu Biaya



Biaya pemasaran



7. Kartu Biaya



Biaya administrasi dan umum



Dokumen Sumber Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Rekap daftar upah Bukti memorial Bukti memorial Bukti kas keluar Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Bukti memorial Bukti kas keluar Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang Bukti memorial Bukti kas keluar Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang



Secara Periodik Dilakukan Perhitungan Persediaan yang ada di gudang untuk di cocokkan dengan kartu persediaan. Seperti telah dijelaskan diatas, dalam pencatatan persediaan dengan menggunakan metode mutasi persediaan (perpetual inventory method), fungsi gudang yang bertanggung jawab atas penyimpanan fisik persediaan berkewajiban untuk menyelenggarakan catatan fisik persediaan yang disimpan digudang,



sedangkan



fungsi



akuntansi



bertanggung



jawab



atas



penyelenggaraan catatan fisik dan rupiah persediaan. Secara periodik harus dilakukan pencocokan kuantitas fisik persediaan yang ada digudang dengan kuantitas yang dicatat dalam kartu persediaan di fungsi akuntansi. Pencocokan ini dilaksanakan dalam suatu kegiatan yang disebut perhitungan fisik persediaan (inventory taking). Kegiatan ini bertujuan unuk menguji keamanan persediaan yang disimpan digudang dan untuk mengecek ketelitian dan keandalan data dalam kartu persediaan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi. 28 | P a g e



H. Bagan Alir Sistem Pengawasan Produksi Dan Sistem Akuntansi Biaya Pada gambar gambar berikut disajikan bagan alir dokumen berbagai prosedur yang membentuk sistem pengawasan produksi dan sistem akuntansi biaya. Prosedur prosedur yang digambarkan bagan alirnya meliputi: 1. Bagan Alir Dokumen Prosedur Order Produksi Seperti telah disebutkan diatas, prosedur order produksi ditunjukkan untuk mengoordinasikan kegiatan



produksi produk guna memenuhi pesanan



pembeli atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu. Contoh prosedur order produksi ini diterapkan dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Bagan alir prosedur order produksi dapat dilihat pada gambar berikut



29 | P a g e



2. Bagan Alir Dokumen Prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. Karena umumnya perusahaan manufaktur menyelenggarakan persediaan untuk bahan bakunya maka pengambilan bahan baku dari gudang, digunakan prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. Prosedur ini digunakan untuk meminta dan mengeluarkan barang barang yang



30 | P a g e



digudangkan seperti: Bahan baku, bahan penolong, suku cadang, dan lain sebagainya. Contoh prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang ini diterapkan dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan. Bagan alir prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang dapat dilihat pada gambar berikut



Pada gambar tersebut, bagian jurnal mencatat pemakaian bahan baku di dalam jurnal pemakaian bahan baku berdasarkan bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang yang telah diisi dengan harga pokok oleh bagian kartu persediaan. Jurnal yang dibuat oleh bagian jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku adalah sebagai berikut: Barang dalam proses



xx



Persediaan Bahan baku



xx



Posting ke dalam akun barang dalam proses dirinci oleh bagian kartu biaya ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang bersangkutan. Posting ke



31 | P a g e



dalam akun persediaan Bahan baku dirinci oleh bagian kartu persediaan kedalam kartu persediaan. 3. Bagan Alir Dokumen Prosedur pengembalian barang gudang Bahan baku yang sudah diminta oleh fungsi produksi ada kalanya tidak semuanya habis dikonsumsi untuk memproduksi pesanan tertentu. Jika terjadi kelebihan bahan baku yang diminta oleh fungsi produksi, bahan baku tersebut harus dikembalikan ke fungsi gudang. Pengembalian barang gudang dan pengurangan biaya sebagai akibat pengembalian barang tersebut dilakukan dengan prosedur pengembalian barang gudang. Bagan alir yang tercantum pada gambar berikut melukiskan prosedur pengembalian bahan baku ke gudang.



Pada gambar tersebut, bagian jurnal mencatat pengembalian bahan baku dari bagian produksi ke bagian gudang ke dalam jurnal umum berdasarkan bukti pengembalian barang gudang. Jurnal yang dibuat oleh bagian jurnal untuk mencatat pengembalian bahan baku adalah sebagai berikut: Persediaan bahan baku



32 | P a g e



xx



Barang dalam proses



xx



Pendebitan akun persediaan bahan baku dirnci oleh bagian kartu persediaan ke dalam kartu persediaan berdasarkan bukti pengembalian barang gudang. Pengkreditan akun Barang dalam Proses dirinci oleh bagian kartu biaya ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang bersangkutan berdasarkan bukti pengembalian barang gudang. 4. Bagan Alir Dokumen Prosedur pencatatan jam kerja dan biaya tenaga kerja langsung Setelah fungsi produksi menerima surat order produksi dari departemen produksi (yang disiapkan oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi) dan telah meminta bahan baku melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang, pengerjaan order produksi selanjutnya memerlukan tenaga kerja yang waktu kerja serta upahnya perlu dicatat melalui prosedur pencatatan waktu kerja dan biaya tenaga kerja langsung. Prosedur ini sebenarnya telah diuraikan dalam sistem pengupahan, namun didalam bab ini akan diuraikan lagi untuk menjelaskan kaitannya dengan proses pengawasan produksi dan pengumpulan biaya tenaga kerja langsung dalam hubungannya dengan pesanan tertentu. Contoh prosedur ini diterapkan dalam perusahaan manufaktur yang produksinya berdasarkan pesanan. Bagan alir prosedur pencatatan waktu kerja dan biaya tenaga kerja langsung dapat dilihat pada gambar berikut.



33 | P a g e



Pada ambar tersebut, distribusi biaya tenaga kerja langsung didasarkan data jam kerja karyawan langsung yang direkam dalam kartu jam kerja. Data jam kerja langung dalam kartu jam kerja ini dipakai sebagai dasar untuk membuat rekap daftar upah yang berisi rincian upah yang dibebankan pada tiap tiap pesanan. Berdasarkan rekap daftar upah ini, Bagian jurnal membuat bukti memorial sebagai dasar pencatatan distribusi upah didalam jurnl umum sebagai berikut : Barang dalam proses



xx



Biaya overhead pabrik sesungguhnya



xx



Beban Administrasi & Umum



xx



Beban Pemasaran



xx



Gaji dan Upah



xx



Pendebitan kedalam akun Barang dalam proses tersebut dirinci oleh bagian kartu biaya di dalam kartu harga pokok produk.



34 | P a g e



5. Bagan Alir Dokumen Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik Setelah suatu pesanan selesai dikerjakan, fungsi produksi memberitahukan informasi selesainya pesanan tersebut melalui prosedur produk selesai. Dalam perusahaan yang berproduksi berdasarkan pesanan produk dibebani dengan biaya overhead pabrik berdasarkan tarif yang ditentukan di muka/ Pembebanan biaya overhead pabrik kepada pesanan tertentu biasanya dilakukan setelah produk selesai dikerjakan. Dasar yang dapat dipakai untuk membebakan biaya overhead pabrik kepada produk adalah : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, atau jam tenaga kerja langsung. Informasi mengenai pembebanan biaya overhead pabrik tersebut tersedia dalam kartu harga pokok produk. Oleh karena itu, setelah menerima pemberitahuan selesainya suatu pesan dan fungsi produksi, fungsi pencatat persediaan dan biaya kemudian menjumlah biaya biaya produksi yang dicatat dalam kartu harga pokok produk, kemudian menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan yang bersangkutan, dan mencatatnya dalam kartu tersebut. Prosedur produk selesai dan pencatatan pembebanan biaya overhead pabrik dapat dilihat dalam bagan alir dokumen pada gambar berikut



35 | P a g e



Pada gambar tersebut, setelah menerima laporan produk selesai dari bagian produksi, bagian kartu biaya menghitung biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut berdasarkan tarif dikalikan dengan dasar pembebanan (misalnya sekian rupiah perjam tenaga kerja langsung). Hasil perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada pesanan tertentu ini kemudian dicatat oleh bagian kartu biaya ke dalam kartu harga pokok produk pesanan yang bersangkutan. Bagian kartu biaya kemudian menghitung total harga pokok produk pesanan dengan menjumlah biaya bahan baku, biaya tenaga keja langsung, dan biaya overhead pabrik yang dihitung berdasar tarif yang dicatat dalam kartu harga pokok produk. Berdasarkan perhitungan biaya perhitungan biaya overhead pabrik yang dibebankan berdasarkan tarif, bagian kartu biaya membuat bukti memorial sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal umum sebagai berikut :



36 | P a g e



Barang dalam proses



xx



Biaya overhead pabrik yang dibebankan



xx



Pendebitan akun barang dalam proses tersebut dirinci oleh bagian kartu biaya ke dalam kartu harga pokok produk. Berdasarkan kartu harga pokok produk yang telah dihitung total harga pokoknya, Bagian kartu biaya membuat bukti memorial untuk mencatat harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi. Bukti memorial ini digunakan oleh bagian kartu persedian untuk mencatat harga pokok pesanan ke dalam kartu persediaan. Bukti memorial digunakan oleh Bagian jurnal untuk mencatat harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi ke dalam jurnal umum dengan jurnal: Persediaan produk jadi



xx



Barang dalam proses



xx



 Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya, Beban Administrasi dan Umum, dan Beban Pemasaran Biaya Overhead pabrik yang sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran terjadi melalui berbagai transaksi berikut ini: transaksi pengeluaran kas, transaksi pemakaian barang gudang, transaksi penyusutan dan deplesi aset tetap berwujud, amortisasi aset tak berwujud, dan transaksi terpakainya uang muka biaya, berikut ini diuraikan prosedur pencatatan berbagai biaya tersebut yang dibagi menjadi 4 golongan berikut ini : 1. Prosedur



pencatatan



biaya



overhead



pabrik



sesungguhnya,



beban



administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pemakaian barang gudang. 2. Prosedur



pencatatan



biaya



overhead



pabrik



sesungguhnya,



beban



administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register kas keluar dan jurnal umum.



37 | P a g e



3. Prosedur



pencatatan



beban



overhead



pabrik



sesungguhnya,



beban



administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register bukti kas keluar. 4. Prosedur



pencatatan



biaya



overhead



pabrik



sesungguhnya,



beban



administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal penyusutan, amortisasi, deplesi, dan terpakainya uang muka biaya.  Bagan Alir Dokumen Prosedur Pencatatan Beban Overhead Pabrik Sesungguhnya, Beban Administrasi dan Umum, dan Beban Pemasaran yang Berasal dari pemakaian Barang Gudang Jika fungsi perbaikan dan pemeliharaan memakai suku cadang dan minyak pelumas untuk pemeliharaan mesin pabrik, maka biaya ini dikelompokkan dalam biaya overhead pabrik dan dicatat dalam jenis jurnal umum dengan jurnal Biaya overhead pabrik sesungguhnya



xx



Persediaan suku cadang



xx



Persediaan Minyak pelumas



xx



Jika fungsi personalia memakai bahan bangunan untuk memperbaiki ruang kantor yang rusak, biaya ini diklasifikasikan dalam beban administrasi dan umum dan dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Beban Administrasi dan umum



xx



Persediaan bahan bangunan



xx



Jika fungsi pengiriman barang (dibawah Departemen penjualan) memakai suku cadang untuk memperbaiki keadaan truk, biaya ini diklasifikasikan dalam beban pemasaran, dan dicatat dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut: Beban pemasaran Persediaan suku cadang



38 | P a g e



xx xx



Bagan



alir



dokumen



prosedur



pencatatan



biaya



overhead



pabrik



sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pemakaian barang gudang dapat dilihat pada gambar berikut



6. Bagan Alir Dokumen Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register bukti kas keluar dan jurnal umum. Dalam pembayaran gaji dan upah tenaga kerja tidak langsung, digunakan akun antara (clearing account) Gaji dan upah untuk menjembatani catatan dalam register bukti kas keluar dengan jurnal umum. Distribusi gaji dan upah dilakukan dengan menggunakan jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut: Biaya overhead pabrik sesungguhnya



xx



Beban Administrasi & Umum



xx



Beban Pemasaran



xx



Gaji dan Upah 39 | P a g e



xx



Pencatatan utang yang timbul dari gaji dan upah dicatat dalam register bukti kas keluar dengan jurnal sebagai berikut : Gaji dan Upah Bukti kas keluar yang akan dibayar



xx xx



Bagan alir prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register kas keluar dan jurnal umum dapat dilihat pada gambar berikut



7. Bagan Alir Dokumen Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register bukti kas keluar. Biaya yang bukan merupakan gaji dan upah didistribusikan melalui register bukti kas keluar dengan dasar waktu (accrual basis). Bagian alir prosedur



40 | P a g e



pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari pengeluaran kas dan yang menggunakan register bukti kas keluar dapat dilihat dalam gambar berikut



Pada gambar tersebut, biaya yang dibayarkan untuk keperluan fungsi produksi, fungsi administrasi dan umum, dan fungsi pemasaran (misalnya beban telpon) dicatat oleh bagian Utang ke dalam register bukti kas keluar berdasarkan bukti kas keluar. Jurnal yang dibuat oleh bagian Utang dalam register kas keluar adalah sebagai berikut : Biaya Overhead Pabrik Sesungguhya



xx



Beban administrasi dan Umum



xx



Beban Pemasaran



xx



Bukti kas keluar yang akan dibayar



41 | P a g e



xx



Pendebitan ke dalam akun akun biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban Administrasi dan umum, dan beban pemasaran dirinci oleh bagian kartu biaya di dalam kartu biaya. 8. Bagan Alir Dokumen Prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari penyusutan, amortisasi, deplesi, dan terpakainya uang muka biaya. Biaya yang timbul dari penyusutan, deplesi, amortisasi, dan terpakainya uang muka biaya dicatat berdasarkan bukti memorial (journal voucher) yang dibuat oleh Bagian kartu biaya. Bagan alir prosedur pencatatan biaya overhead pabrik sesungguhnya, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari penyusutan, amortisasi, deplesi, dan terpakainya uang muka biaya dapat dilihat pada gambar berikut



42 | P a g e



Biaya Overhead pabrik, beban administrasi dan umum, dan beban pemasaran yang berasal dari penyusutan, amortisasi, deplesi dan terpakainya uang muka biaya, dicatat oleh bagian jurnal di dalam jurnal umum dengan jurnal sebagai berikut : Biaya overhead pabrik sesungguhnya



xx



Beban Administrasi dan Umum



xx



Beban Pemasaran



xx



Akumulasi Penyusutan Aset Tetap



xx



Aset tak berwujud



xx



Asuransi diayar dimuka



xx



Pendebetan akun BOP sesungguhnya, Beban Administrasi dan Umum, Beban Pemasaran dirinci oleh Bagian Kartu Biaya di dalam Kartu Biaya. 2.3. Penerapan Sistem Akuntansi Biaya Produksi di Perusahaan



PT. Titian Nusantara Boga (Delicio) pertama kali didirikan pada tahun 2011, beberapa bulan setelah Daily Bread Café diakuisisi untuk memenuhi kebutuhan dalam memasok produk kepada perusahaan principal kami. Lokasi pertama di daerah Kemayoran, Jakarta Utara seluas 200 m2 dalam waktu singkat Delicio



43 | P a g e



mulai tumbuh dan mulai produksi dan distirbusi adonan beku tidak hanya untuk memenuhi Daily Bread Café tetapi juga untuk Café dan restoran lainnya.  Flowchart Pengajuan Bahan PPIC Planning Product Inventory Control



Purchasing



1



Mulai



Membuat PR di program Accurate



Warehouse



2



Membuat PO di program Accurate



PO



2 T



2



1 PR : Purchase Requistion PO : Purchase Order RI : Receipt item



PO



Ke supplier



1



2



Mencocokan bahan yang datang



Input persediaan baru ke dalam program accurate



2



RI



T



1



Finance



Selesai



44 | P a g e



Penjelasan 



PPIC PPIC membuat purchase Requistion (PR) saat mengetahui stok bahan bahan digudang sudah mendekati batas minimum.







Purchasing Purchasing akan memproses PR tersebut dengan cara membuat purchas order (PO) untuk pemesanan bahan bahan tersebut ke supplier.







Warehouse (Gudang) Gudang menerima bahan bahan yang sudah dipesan dari supplier setelah itu mencocokan copy PO yang diterima dari Purchasing dengan bahan bahan yang dikirimkan dari supplier.



45 | P a g e



 Flowchart Produksi SO Sales order



Produksi



Mulai



1



Menerima list WOP kebutuhan dari Outlet melalui email



QC Quality Control 2



SPK



1



SPK



Input WOP di program Accurate Mengecek hasil produksi dengan SPK



Input hasil produksi di program Accurate



SPK SPK



3 2



1



LHP LHP



2 1



2 1



T



3 T



46 | P a g e



2



LHP



2



Distribusi ke Outlet



Selesai



Membuat SPK harian



SPK



3



Mencocokkan hasil produksi dengan SPK dan mengecek kualitas produksi



Produksi



Distribusi



Penjelasan 



Sebelum proses produksi dimulai, masing masing outlet mengajukan list dalam bentuk WOP (week order product) setiap minggunya yang diinformasikan ke sales order melalui email berapa banyak produk yang harus dibuat.







Setelah itu sales order menginput WOP ke system accurate setelah diinput, bagian sales order akan membuat SPK (Surat Perintah Kerja) harian untuk diserahkan ke bagian PPIC, bagian PPIC akan menginformasikan SPK harian tersebut ke bagian produksi.







Bagian produksi akan memproduksi sesuai dengan SPK harian. Setiap hari bagian produksi akan memproduksi kurang lebih 3000 sampai dengan 4000 unit.







Setelah produk jadi, SPV produksi akan membuat laporan hasil produksi (LHP) sebagai laporan produk selesai.







Setelah itu, bagian QC (Quality control) akan mencocokan antara produk jadi dengan SPK harian tersebut, dan mengecek apakah kualitas produk tersebut sesuai dengan standar perusahaan.







Setelah produk sesuai dengan standar perusahaan, QC akan serah terima dengan bagian distribusi dengan menggunakan look book







Bagian distribusi akan mendistribusikan produk tersebut ke outlet outlet.



47 | P a g e



BAB III PENUTUP 3.1.



Kesimpulan Sistem akuntansi biaya merupakan salah satu Standart Operasional Prosedur dalam perusaaan manufaktur. Sistem ini ditetapkan oleh perusahaan agar seluruh kegiatan perusahaan utamanya kegiatan produksi berjalan efektif dan efisien sehingga produk yang dihasilkan sesuai standart baik mutu, kualitas, dan kuantitas dan eksitensi perusahaanpun tetap terjaga dengan baik di mata konsumen. Sistem akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur erat hubungannya dengan sistem pengawasan produksi, karena sebagaian besar kegiatan perusahaan manufaktur berada di dalam fungsi produksi. Dalam perusahaan manufaktur terdapat dua sistem yang terkait dengan kegiatan prouksi yaitu sistem pengawasan produksi yang terdri dari jaringan prosedur untuk mengawasi order produksi yang dikeluarkan agar terjadi koordinasi antara kegiatan penjualan, penyediaan bahan baku, fasilitas pabrik dan penyediaan tenaga kerja guna memenuhi order tersebut. Dan yang kedua sistem akuntansi biaya



yang



terdiri



dari



jaringan



prosedur



untuk



mengumpulkan,



mengklafikasikan data biaya produksi dan biaya nonproduksi untuk menyajikan informasi biaya bagi kebutuhan manajemen. 3.2.



Saran Kami menyarankan kepada mahasiswa yang nantinya akan bekerja di perusahaan supaya menerapkan dan mematuhi sistem yang ada diperusahaan yang nantinya akan menjadi tempat bekerja, karena dengan menerapkan sistem tersebut maka senantiasa pekerjaan akan berjalan sesuai SOP perusahaan sehingga nantinya pekerjaan akan menjadi efektif dan efisien dan memberikan hasil sesuai yang diharapkan perusahaan.



48 | P a g e



DAFTAR PUSTAKA Mulyadi. Sistem Akuntansi. Edisi 4. Jakarta Selatan : Salemba Empat. 2015



49 | P a g e