15.imunologi Kehamilan [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH FETOMATERNAL IMUNOLOGI DALAM KEHAMILAN Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Feto Maternal



Disusun oleh :



1. 2. 3. 4. 5.



Kartiningsih Kartini Sri Hartati Sri wahyuni Niken Rahmawati



POLTEKES KEMENKES SEMARANG PRODI PROFESI KEBIDANAN KELAS BLORA TAHUN 2020



BAB 1 PENDAHULUAN



A. LATAR BELAKANG Bagian tubuh merupakan anugrah yang tak ternilai harganya. Berbagai macam sistem bekerja secara teratur dan sistematis. System tersebut antara lain system pencernaan, pernafasan, sekresi, dan system imun tubuh. Pada makalah ini kita akan mencoba membahas system imunologi tubuh kita . Bagian tubuh kita yang bekerja dalam sistem imun antara lain: sumsum tulang, timus, limpa, dan limfe nodus. Limfe nodus merupakan bagian dari sistem limfatik tubuh yang berfungsi sebagai penyaring antigen (benda asing) . limfe nodus berada dalam cairan limfe yang bersama” dalam system sirkulasi. Ketika sistem imun berfungsi baik, tubuh tidak mudah sakit. Akan tetapi, jika sistem imun tidak berfungsi dengan baik, tubuh akan mudah terkena penyakit.1 Sistem imun mengacu pada kemampuan tubuh menahan atau mengeliminasi benda asing atau sel abnormal yang potensial berbahaya. Tubuh melakukan beberapa aktifitas dalam mempertahankan imun, antara lain: mengenali , menghancurkan dan atau menetralisasi benda-benda di dalam tubuh yang dianggap asing oleh “tubuh normal”. Aktifitas tersebut dapat di jabarjan sebagai berikut : 1.      Pertahanan terhadap patogen penginvasi (mikroorganisme penghasil penyakit misalnya; virus dan bakteri). 2.      Pengeluaran sel-sel yang “aus” (misalnya sel darah merah yang tua) dan debris jaringan (misalnya jaringan yang rusak oleh trauma atau penyakit). Yang terakhir ini penting untuk penyembuhan luka dan perbaikan jaringan. 3.      Identifikasi dan destruksi sel abnormal atau mutan yang berasal dari tubuh sendiri. Fungsi ini, yang diberi nama surveilans imun, adalah mekanisme pertahanan internal utama terhadap kanker. 4.      Respon imun yang tidak sesuai yang menimbulkan alergi, yaitu tubuh bereaksi terhadap zat kimia dari lingkungan yang tidak berbahaya, atau penyakit autoimun, yaitu saat sistem pertahanan secara salah menghasilkan antibodi terhadap tubuh sendiri, sehingga terjadi kerusakan sel jenis tertentu dalam tubuh. 5.      Penolakan sel-sel jaringan asing, yang menjadi kendala utama dalam transplantasi organ.2 Peranan utama dari sistem imun adalah untuk melindungi tubuh dari invasi organisme asing dan produk toksin mereka. Hal ini membutuhkan kemampuan untuk mendiskriminasikan antara self antigen dan nonself antigen, sehingga sistem imun dapat merusak organisme yang menyerang dan bukan jaringan normal. Menjaga imunitas atau kekebalan tubuh merupakan hal penting untuk mencegah berbagai penyakit, termasuk Covid-19 yang hingga kini masih menjadi pandemi internasional yang belum terselesaikan dengan baik. Di tengah pandemic covid-19 yang belum usai, ibu hamil dikategorikan sebagai kelompok rentan yang mudah terinfeksi virus corona, SARS-Cov-2.



B. TUJUAN Tujuan dari pembahasan ini adalah : 1. Mengetahui cara kerja system imunologi dalam tubuh 2. Mengetahui imunologi dalam kehamilan 3. Mengetahui imunologi Ibu hamil di saat Pandemi Covid-19 4. Menambah wawasan Ibu hamil untuk meningkatkan imunitas selama kehamilan di masa pandemic Covid-19



BAB II PEMBAHASAN



A. PENGERTIAN 1. Imunologi Imunologi adalah sebuah studi yang berkaitan dengan sistem kekebalan dan merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran dan biologi yang sangat penting untuk kehidupan. Dalam kehidupan sehari-hari kita menyebutnya sebagai system kekebalan tubuh. Setiap manusia mempunyai sistem kekebalan yang berfungsi untuk membuat tubuh agar tidak mudah terserang penyakit. Tubuh membutuhkan imunitas sehingga dapat melindungi organ tubuh, atau biasa juga disebut sebagai antibodi. Antibodi dihasilkan dari sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara menghancurkan hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit. Apabila sistem kekebalan tidak berfungsi dengan normal, berbagai penyakit akan bermunculan, seperti alergi, autoimunitas, dan kanker. Oleh karena itu, sistem imun sangat penting sebagai pertahanan tubuh dari berbagai macam gangguan yang merugikan. Pada imunologi, terdapat tiga hal dasar yang dipelajari, yaitu: 1. Imunitas atau reaksi tubuh terhadap masuknya benda asing ke tubuh, 2. Respons imun atau respons terkoordinir terhadap benda asing, 3. Sistem imun atau reaksi sel dan molekul yang terjadi terhadap benda asing tersebut. Tubuh membutuhkan imunitas agar dapat melindungi organ tubuh, atau biasa juga disebut sebagai antibodi. Antibodi dihasilkan dari sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara menghancurkan hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit. 2. Kehamilan Kehamilan adalah : suatu peristiwa terbentuk dan berkembangnya individu baru dalam alat reproduksi wanita akibat adanya pertemuan dua senyawa yaitu sperma dan ovum. Di dalam uterus sperma dan ovum akan membelah diri dan berkembang. Kita biasa menyebutnya janin. Dalam kehamilan, janin yang merupakan antigen asing bertumbuh didalam ibunya selama 9 bulan, tidak terancam oleh sistem imun ibu. Disini,terjadi adaptasi imun dimana kehamilan yang sangat penting untuk kelangsungan hidup janin sambil mempertahankan kemampuan ibu untuk melawan infeksi.3 Pertanyaan bagaimana janin dapat bertahan hidup di dalam kandungan ibunya tanpa memicu suatu reaksi penolakan sama sekali dari tubuh ibunya, meskipun janin tersebut memiliki antigen yang berasal dari ayahnya. Hal ini di karenakan Janin memiliki genom yang berasal sebagian dari ayah dan sebagian dari ibu sehingga janin akan mempresentasikan antigen yang terdapat pada ayah dan ibu (semi-alogenik) telah diketahui sebelumnya. Ekspresi antigen paternal janin di dalam tubuh ibu tentu dapat memicu reaksi penolakan sistem imun maternal berdasarkan hukum transplantasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian selanjutnya, ternyata dapat disimpulkan bahwa sistem imun maternal menunjukkan toleransi terhadap antigen-antigen yang terdapat pada jaringan janin. Selanjutnya timbul pertanyaan, apakah jaringan janin yang bersifat semialogenik tersebut



langsung mengadakan kontak dengan sistem imun maternal karena pada kenyataannya sirkulasi keduanya tetap terpisah selama masa kehamilan. Pada kenyataannya bahwa hanya jaringan plasenta dan membran janin sajalah yang langsung mengadakan kontak dengan sirkulasi maternal. Hal ini menimbulkan dugaan bahwa terdapat karakteristik-karakteristik tertentu yang bersifat spesifik dari jaringan plasenta dan membran janin yang dapat memicu toleransi sistem imun maternal pada jaringan janin. Selain pada sisi janin, diduga pula bahwa terjadi perubahan pada sistem imun maternal selama kehamilan sehingga akan memicu reaksi toleransi terhadap jaringan janin.4 penularan Covid-19 bisa melalui Ibu ke janin di dalam kandungan, bisa menyebabkan abortus dan kematian janin akibat Ibu hamil positip Covid-19. 3. Respon imun terhadap kehamilan Biasanya, kehamilan dari sudut pandang imunologi, telah dilihat sebagai sebuah konflik antara janin semiallogenik dan ibu dimana kelangsungan hidup janin bergantung pada penekanan respon imun maternal. Akan tetapi, telah jelas bahwa sementara fungsi limfosit mengalami perubahan pada saat kehamilan, tidak terdapat penekanan respon imun maternal yang meluas. Konsep kontemporer dalam imunologi reproduktif sekarang menekankan pada sifat kooperatif dari interaksi antara sel individual dan molekul sistem imun dan janin dalam mengatur hasil luaran kehamilan. Saat ini perhatian berpusat pada keterkaitan antara sel natural killer dan kegagalan reproduktif. Sel natural killer merupakan limfosit yang menjadi bagian dari sistem imun bawaan. Sel NK dapat dibagi menjadi sel yang ditemukan pada darah perifer dan yang terdapat pada desidua uterus. Terdapat perbedaan fenotip dan fungsional yang penting pada kedua tempat ini. Tidak seperti sel NK darah perifer, sel NK uterus memiliki kemampuan membunuh yang kecil. Analisis micro-assay yang dikombinasikan dengan flow cytometric dan penelitian RT-PCR telah memperlihatkan bahwa fenotip sel NK uterus berbeda dari sel NK dalam darah perifer. Sehingga, wanita hamil, walaupun tidak mengalami penurunan sistem imun yang terlalu parah, lebih rentan mengalami penyakit yang normalnya berkaitan dengan respon imun yang dimediasi oleh sel. Infeksi virus tertentu, seperti hepatitis, herpes simplek, dan Epstein-barr, lebih sering terjadi pada kehamilan. Penyakit yang disebabkan oleh pathogen intraseluler (misal lepra, tuberculosis, malaria, toksoplasmosis, dan coccidioidomycosis) tampaknya dapat menjadi lebih parah pada kehamilan. Lebih lanjut lagi, sekitar 70% wanita dengan rheumatoid arthritis (yang disebabkan oleh sel T sitotoksik pada daerah persendian) mengalami penyembuhan sementara pada gejalanya pada saat gestasi, sedangkan SLE (yang disebabkan oleh autoantibody) cenderung menjadi buruk pada saat kehamilan.3, 12 Dapat disimpulkan bahwa sistem imun secara signifikan berubah pada saat kehamilan dan perubahan-perubahan ini penting untuk mendukung plasentasi yang normal dan agar kehamilan dapat berjalan normal dan sehat. Gangguan pada sistem imun maternal dapat mengganggu keseimbangan yang baru saja terbentuk antara toleransi dan imunitas pada saat kehamilan dan dapat mempengaruhi plasenta.



4. Mekanisme toleransi fetal



Kehamilan adalah sebuah fenomena imunologis yang unik, dimana penolakan imun normal terhadap jaringan asing tidak terjadi. Plasenta bukanlah pembatas antara sel maternal dan janin, namun sel-sel ini mengalami kontak langsung pada beberapa lokasi, yang mencerminkan hubungan maternal-fetal. Syncytiotrofoblast, lapisan paling luar dari vili chorionic, melakukan kontak langsung dengan darah ibu dalam ruang intervilli. Trofoblas ekstravilli dalam desidua melakukan kontak dengan berbagai macam sel maternal, yang mencakup makrofag, sel NK uterus, dan sel T. trofoblas endovascular menggantikan sel endothelial pada arteri spiral maternal dan berkontak langsung dengan darah maternal. Akhirnya, makrofag janin dan maternal berkontak dengan lapisan chorion pada membrane janin.5 Mekanisme toleransi imunologi janin harus bekerja pada penghubung janin-ibu untuk mencegah penolakan pada janin. Sekitar 30% wanita primipara atau multipara membentuk antibody terhadap HLA janin paternal yang diwariskan. Persistensi dari antibody-antibodi ini tidak tampak membahayakan janin. Sel fetal yang persisten dalam ibu dapat memainkan peranan dalam persistensi antibodi-antibodi ini, karena pada beberapa wanita antibodinya menetap, sedangkan pada ibu yang lain antibody ini tidak tampak. Pembentukan antibody IgG terhadap antigen HLA paternal yang diwariskan berkaitan dengan adanya limfosit T sitotoksik yang spesifik untuk antigen HLA ini. Limfosit T maternal yang spesifik untuk antigen janin juga muncul pada saat hamil, tetapi kurang responsive.5  Toleransi melalui antigen leukosit manusia (HLA) Trofoblas janin dan sel dalam membrane plasenta berkontak langsung dengan sel dan darah maternal, dan seharusnya beresiko mengalami penolakan imunologis. Pengeluaran molekul MHC oleh sel-sel fetal ini pada awalnya sepertinya tidak menguntungkan  yang dapat memicu respon imun yang menolak perlekatan janin pada uterus. Dari berbagai macam bentuk trofoblas plasenta, hanya sel trofoblas ekstravilli yang mengeluarkan molekul MHC kelas I (HLA-C, -E, dan -G). Berdasarkan ekspresi HLA-nya, populasi sel-sel trofoblas dapat dibagi menjadi 3 populasi, yaitu (a) sel-sel trofoblas yang melapisi ruang intravili. Sel-sel trofoblas di sini akan langsung mengadakan kontak dengan sel-sel imun maternal dari sirkulasi maternal, maka selsel trofoblasnya tidak akan mengekspresikan HLA kelas I sama sekali; (b) sel-sel trofoblas endovaskular, yaitu sel-sel trofoblas yang menginvasi pembuluh darah arteri spiralis. Sel-sel trofoblas di sini akan berkontak dengan sel-sel imun maternal pada sirkulasi maternal. Namun, bedanya sel-sel trofoblas tersebut mengekspresikan HLA kelas I, seperti HLA-G, HLA-E, dan HLA-C; (c) sel-sel trofoblas yang akan menginvasi lapisan desidua. Sel-sel ini juga berpotensi untuk berkontak dengan sel-sel imun maternal yang terdapat pada lapisan desidua. Maka, sel-sel trofoblas pada lapisan ini juga hanya akan mengekspresikan HLA-G, HLA-E, dan HLA-C.4,5 Karena distribusinya yang unik pada jaringan trofoblastik janin, HLA-G diperkirakan menjadi komponen yang penting dalam toleransi janin. Meskipun fungsi pasti dari HLA-G masih belum diketahui, bukti menunjukkan bahwa HLA-G melindungi sitotrofoblast invasif agar tidak dibunuh oleh sel NK-uterus. HLA-G, yang berinteraksi dengan sel NK-U, kemungkinan berperan pada pemeliharaan toleransi imun pada penghubung maternal-fetal dan kehamilan yang normal.3,5



 Toleransi melalui pengaturan sel T maternal Sel T maternal berada dalam keadaan toleransi transien untuk alloantigen paternal tertentu. Hal ini telah diperlihatkan pada tikus betina yang disensitisasi untuk mengenali antigen paternal sebelum hamil. Tikus betina menjadi toleran terhadap antigen paternal yang sama yang dikeluarkan oleh janin yang sebelumnya telah dikenali dan dihancurkan. Oleh karena itu harus terdapat beberapa mekanisme untuk menekan respon sel T maternal. Sebuah populasi special dari sel T, yang disebut sel T pengatur, menekan respon imun terhadap antigen tertentu dan meningkat dalam sirkulasi maternal pada wanita dan tikus betina pada saat hamil. Sel T pengatur (CD4+ CD25+) terutama berperan untuk mencegah respon autoimun yang terjadi jika sel T self-reactive keluar dari timus pada saat perkembangan sel yang normal. Mekanisme penekanan sel T pengatur pada respon sel T masih belum diketahui tetapi mungkin melibatkan kontak sel secara langsung atau menghasilkan sitokin anti-peradangan.5 Cara lain untuk menekan sel T maternal pada penghubung maternal-fetal melibatkan deplesi



triptofan



oleh



indoleamine



2,3



dioxygenase



(IDO),



sebuah



enzim



yang



mengkatabolisasikan triptofan. IDO dalam keadaan normal berfungsi sebagai mekanisme pertahanan antimikroba bawaan dengan cara memungkinkan sel untuk menghapus triptofan dari kelompok intraseluler atau lingkungan mikro lokal. IDO dipertimbangkan berperan untuk membuat sel T menjadi kurang responsive pada saat hamil, karena triptofan adalah sebuah asam amino essensial untuk fungsi sel T.5 



B. IMUNOLOGI IBU HAMIL SAAT PANDEMI COVID-19 Kondisi Ibu Hamil yang menyebabkan lebih rentan terinfeksi Virus termasuk Covid-19 adalah : a. Ibu hamil cenderung mengalami gangguan pada saluran pernafasan saat terinfeksi virus jenis apapun. b. Perubahan sistem imun dan cardiovascular pada ibu hamil cenderung berpotensi untuk menderita penyakit berat jika terinfeksi virus. c. Demam dengan penyebab apapun yang suhu tubuhnya lebih dari 38°C di usia kandungan TM I akan meningkatkan kelainan bawaan pada janin. d. Ibu hamil dengan penyakit penyerta seperti DM dan Hipertensi harus lebih waspada dan hati-hati. e. Meski Ibu hamil digolongkan rentan terhadap virus Covid-19, namun belum ada bukti klinis bahwa penularan Covid-19 bisa melalui Ibu ke janin di dalam kandungan, bisa menyebabkan abortus dan kematian janin akibat Ibu hamil positip Covid-19. Oleh karena itu ibu hamil diharuskan untuk senantiasa menjaga kesehatan di masa pandemi Covid-19, dengan meningkatkan daya tubuh. Adapun usaha yang bisa dilakukan : a. Makanan bergizi b. Makanan rendah karbohidrat c. Makanan tinggi protein d. Makanan kaya serat e. Makanan kaya vitamin C, D dan E f. Makanan kaya selenium dan zinc g. Menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan pakai sabun dengan cara yang benar, pake masker saat berada di luar rumah, menerapkan etika batuk, dsb. h. Menjalankan aktifitas fisik ringan atau olahraga ringan minimal 30 menit/hari Selain hal tersebut diatas mengelola stress saat kehamilan juga sangat penting. Karena stressor yang berlebihan akan menurunkan imunitas tubuh termasuk juga anxietas atau kecemasan yang terjadi saat kehamilan. Apalagi kecemasan atau stress terjadi saat pandemi Covid-19, yang mana pada saat hamil akan terjadi perubahan hormonal termasuk juga system imunnya. Saat hamil sistem pertahanan tubuh menurun, termasuk juga jumlah antibody nya ( Ig A, D, E dan M) , Imun seluler ( T dan B) juga menurun. Ditambah asupan gizi yang kurang , kelelahan, cuaca ekstrim serta stress akan menambah semakin menurunnya imunitas tubuh Ibu hamil. Sistem Imunitas Ibu Hamil : a.



Perubahan system imun (Immunocompromised).



b.



Bentuk penerimaan terhadap janin dalam tubuh (reaksi menerima/menolak imun ibu hamil dengan adanya kehamilan).



c.



Bereaksi berbeda terhadap lingkungan.



d.



Sistem organ tubuh, seperti ginjal, jantung, pencernaan bekerja lebih keras dibanding keadaan saat tidak hamil.



e.



Memproduksi antibody (ig G yang berlebihan) yang diteruskan ke bayi melalui plasenta sampai akhir kehamilan.



f.



Produksi Imunoglobulin progresif selama kehamilan.



g.



Ig G komponen utama pada janin dan neonatus.



Kaitan cemas/stress dan Imunitas Sistem Endokrin



Axis



Sistem Saraf



Axis



HPA (Hipothalam us)



Stres



Sistem Imun



Respon



Simpatis/ Parasimpatis



Mekanisme pertahanan diri/Inflamasi



Ibu hamil harus mampu mengelola stressor yang ada agar tidak terjadi berkepanjangan, karena akan berdampak pada turunnya imunitas tubuh apalagi di masa pandemic covid-19.



BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Bagian tubuh kita yang bekerja dalam sistem imun antara lain: sumsum tulang, timus, limpa, dan limfe nodus. 2. Sistem imun mengacu pada kemampuan tubuh menahan atau mengeliminasi benda asing atau sel abnormal yang potensial berbahaya 3. Imunologi adalah sebuah studi yang berkaitan dengan sistem kekebalan dan merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran dan biologi yang sangat penting untuk kehidupan 4. Antibodi dihasilkan dari sel-sel leukosit atau sel darah putih. Sel darah putih bekerja dengan cara menghancurkan hal-hal yang dapat menyebabkan penyakit. 5. Kehamilan adalah : suatu peristiwa terbentuk dan berkembangnya individu baru dalam alat reproduksi wanita akibat adanya pertemuan dua senyawa yaitu sperma dan ovum 6. Dalam kehamilan, janin yang merupakan antigen asing bertumbuh didalam ibunya selama 9 bulan, tidak terancam oleh sistem imun ibu. 7. Terjadi perubahan pada sistem imun maternal selama kehamilan sehingga akan memicu reaksi toleransi terhadap jaringan janin 8. Fenotip sel NK uterus berbeda dari sel NK dalam darah perifer. Sehingga, wanita hamil, walaupun tidak mengalami penurunan sistem imun yang terlalu parah, lebih rentan mengalami penyakit yang normalnya berkaitan dengan respon imun yang dimediasi oleh sel. 9. Plasenta bukanlah pembatas antara sel maternal dan janin, namun sel-sel ini mengalami kontak langsung pada beberapa lokasi, yang mencerminkan hubungan maternal-fetal 10. Sel-sel trofoblas yang akan menginvasi lapisan desidua. Sel-sel ini juga berpotensi untuk berkontak dengan sel-sel imun maternal yang terdapat pada lapisan desidua. Maka, sel-sel trofoblas pada lapisan ini juga hanya akan mengekspresikan HLA-G, HLA-E, dan HLA-C.4,5 11. Di masa Pandemi Covid-19 ibu hamil diharapakan bisa mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan, selalu menjaga kesehatan dan mampu mengelola stress dengan baik sehingga imunitas tubuh tetap stabil. B. SARAN 1. Masih kurangnya gambaran secara jelas tentang hubungan antara plasenta dan uterus dalam imunologi kehamilan. 2. Perlunya penelitian lebih lanjut untuk membuktikan secara klinis, apakah ada kaitan Covid-19 penularan Covid-19 bisa melalui Ibu ke janin di dalam kandungan, bisa menyebabkan abortus dan kematian janin akibat Ibu hamil positip Covid-19.



DAFTAR PUSTAKA



Anonymous. Immune Sistem Function During And After Pregnancy. Available from www.pregnancy-info.com. Accessed on march 5, 2012. 2.      Sherwood, L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem ed 2. EGC: Jakarta. 2001. 3.      Reece Albert E, et al. Clinical Obstetric the Fetus and Mother, 3rd edition. Massachusets, Blackwel publishing; 2007. 4.      Wiknjosastro H. Kontrasepsi. Ilmu Kandungan. Edisi kedua. 2010. Yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo; Jakarta. Hal. 534-535. 5.      Gabbe, S et al. Obstetrics Normal and Problem Pregnancies. Ed 5. Philadelphia: Churcill Livingstone. 2007. 6.      Guyton C Arthur. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. EGC: Jakarta. 2002. 7.      Martin L. Pernoll, M.D. Handbook of Obstetriks and Gynecology 10th edition. New York, McGraw-Hill Companies. 2001. 8.      Edmonds D. Keith. Dewhurst’s Textbook of Obstetrics & Gynaecology, 7th edition. London, Blackwell. 2007. 9.      Mor G. Pregnancy reconceived: what keeps a mother's immune sistem from treating her baby as foreign tissue? A new theory resolves the paradox. Available from www.findarticle.com. Accessed on march 5, 2012. 10.  Cardenas



I. The



Immune



Sistem



in



Pregnancy:



A



Unique



Complexity.



Available



from www.ncbi.nlm.nih.gov. Accessed on march 5, 2012. 11.  Pearson H. Maternal Immune Response to Pregnancy. Available from www.nature.com. Accessed on march 5, 2012. 12. Anonymous. Adjuvanted Vaccines in Pregnancy: What is Known About Their Safety?: Pregnancy & the Immune Sistem. Available from www.emedicine.com. Accessed on march 5, 2012. 13. m.Youtube .com>watch, Pengaruh Anxiety/ecemasan terhadap imunitas tubuh ibu hamil saat pandemic Covid-19, 04 Juli 2020. 14. www.kompas.com>Sains>Kita, Ibu hamil rentan terinfeksi virus corona dan upaya pencegahan, 10 Mei 2020