1b MAKALAH PRINSIP DAN KONSEP PENCEGAHAN INFEKSI PDF [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PRINSIP DAN KONSEP PENCEGAHAN INFEKSI Makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan Dasar II



Dosen Pembimbing Inggrid Dirgahayu, S.Kp., M.KM



Disusun oleh : Farah Nabila Nofitriani



191FK03023



Mutia Kansha



191FK03021



Sari Damayanti



191FK03029



Sinta Anggraeni



191FK03022



Tyan Lassanova Fazrin Nugraha



191FK03017



Kelompok 1b Kelas 1A



FAKULTAS KEPERAWATAN PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA 2020



KATA PENGANTAR



Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini memuat mengenai Prinsip dan Konsep Pencegahan Infeksi. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritik nya. Terimakasih.



Bandung, 01 April 2020



Penulis



i



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................1 1.1



Latar Belakang .................................................................................1



1.2



Rumusan Masalah ............................................................................1



1.3



Tujuan ..............................................................................................1



1.4



Manfaat.............................................................................................2



BAB II TINJAUAN TEORI ...........................................................................3 2.1



Konsep Dasar Infeksi ........................................................................3



2.2



Proses Klinis Infeksi ..........................................................................6



2.3



Faktor yang Meningkatkan Kerentanan terhadap Infeksi ................7



2.4



Tahapan Proses Infeksi .....................................................................8



2.5



Upaya Pengendalian Infeksi ..............................................................9



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................11 3.1



Kesimpulan .....................................................................................11



3.2



Saran...............................................................................................11



DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................12



ii



BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan yang baik tergantung pada lingkungan yang aman. Praktisi atau teknisi yang memantau untuk mencegah penularan infeksi membantu melindungi klien dan pekerja keperawatan kesehatan dari penyakit . Klien dalam lingkungan keperawatan beresiko terkena infeksi karena daya tahan yang menurun terhadap mikroorganisme infeksius , meningkatnya pajanan terhadap jumlah dan jenis penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme dan prosedur invasif dalam fasilitas perawatan akut atau ambulatory , klien dapat terpajan pada mikroorganisme baru atau berbeda , yang beberapa dari mikroorganisme tersebut dapat saja resisten terhadap banyak antibiotic. Dengan cara mempraktikan teknik pencegahan dan penembalian infeksi perawat dapat menghindarkan penyebaran mikroorganisme terhadap klien.



1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dasar infeksi? 2. Bagaimana proses klinis infeksi? 3. Apa faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi? 4. Bagaimana tahapan proses infeksi? 5. Bagaimana upaya pengendalian infeksi?



1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui konsep dasar infeksi. 2. Untuk mengetahui proses klinis infeksi. 3. Untuk mengetahui faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. 4. Untuk mengetahui tahapan proses infeksi. 5. Untuk mengetahui upaya pengendalian infeksi.



1



1.4 Manfaat 1. Dapat memahami konsep dasar infeksi. 2. Dapat memahami proses klinis infeksi. 3. Dapat memahami faktor yang meningkatkan kerentanan terhadap infeksi. 4. Dapat memahami tahapan proses infeksi. 5. Dapat memahami upaya pengendalian infeksi.



2



BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Infeksi a.



Pengertian Infeksi



adalah



proses



infasif



oleh



mikroorganisme



dan



berproliferasidi dalam tubuh yang menyebabkan sakit (pembuat tembikar & perry 2005). Menurut smeltzer & Brenda 2002, Infeksi adalah beberapa penyakit yang karena oleh pertumbuhan habitat patogenik dalam tubuh. Infeksi adalah suatu kondisi penyakit akibat masuknya kuman pathogen (Agen Infeksi) atau mikroorganisme lain kedalam tubuh, sehingga menimbulkan gejala tertentu. Penyakit muncul jika pathogen berkembang biak dan menimbulkan perubahan pada jaringan normal.



b.



Penyebab Infeksi Type mikroorganisme penyebab infeksi terbagi menjadi 4 kategori yaitu : 1. Bakteri Bakteri merupakan penyebab terbanyak dari infeksi. Ratusan spesies bakteri bias menyebabkan penyakit pada manusia dan dapat hidup didalam. Bakteri bias masuk antara lain melalui udara, tanah, makanan, cairan, dan jaringan tubuh dan benda mati lainnya. 2. Virus Virus terutama terisi asam nukleat (nukleat acid) lebih masuk dalam sel hidup untuk diproduksi. 3. Parasit Parasit hidup dalam habitat hidup berbaring, termasuk kelompok parasite adalah protozoa, cacing dan arthpoda. 4. Jamur Jamur terdiri dari ragi dan jamur.



3



c.



Rantai Infeksi Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai faktor yang saling mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host atau penjamu yang rentan.



Agen infeksi



Host/pejamu



Reservoir



Portal de exit



Portal de entry



Cara penularan (Perry & Potter 2005)



1. Agen Infeksi Mikroorganisme yang termasuk dalam agen infeksi antara lain bakteri, virus, jamur dan protozoa. Mikroorganisme dikulit bisa merupakan flora transient maupun resident. Mikroorganisme transient normalnya ada dan jumlahnya stabil, organisme ini bisa hidup dan berbiak dikulit. Organisme transient melekat pada kulit saat seseorang kontak dengan objek atau orang lain dalam aktivitas normal. Organisme ini siap ditularkan kecuali dengan cuci tangan. Organisme residen tidak dengan mudah bisa dihilangkan melalui cuci tangan dengan sabun dan detergen biasa kecuali bila gosokan dilakukan dengan seksama. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi tergantung pada: jumlah mikroorganisme, virulensi (kemampuan menyebabkan penyakit),



4



kemampuan untuk masuk dan bertahan hidup dalam host serta kerentanan dalam host/pejamu. 2. Reservoir (sumber mikroorganisme) Adalah tempat dimana mikroorganisme pathogen dapat hidup baik berkembang biak atau tidak. Yang bisa berkembang sebagai reservoir adalah manusia, binatang, makanan, air, serangga dan benda lain. Kebanyakan reservoir adalah tubuh manusia, terutama dikulit, mukosa, cairan atau drainase. Adanya mikroorganisme pathogen dalam tubuh tidak selalu menyebabkan penyakit pada hostnya. Sehingga reservoir yang didalamnya terdapat mikroorganisme pathogen bisa menyebabkan orang lain bisa menjadi sakit (carier). Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam reservoir jika karakteristik reservoirnya cocok dengan kuman. Karakteristik tersebut adalah air, suhu, ph, udara dan pencahayaan. 3. Portal of exit Mikroorganisme yang hidup didalam reservoir harus menemukan jalan keluar untuk masuk ke dalam host dan menyebabkan infeksi. Sebelum menimbulkan infeksi, mikroorganisme harus keluar terlebih dahulu dari reservoirnya. Jika reservoirnya manusia, kuman dapat keluar melalui saluran pencernaan, pernafasan, perkemihan, genetalia, kulit, membrane mukosa yang rusak serta darah. 4. Cara penularan Kuman dapat berpindah atau menular ke orang lain dengan berbagai cara seperti kontak langsung dengan penderita melalui oral, fekal, kulit atau darahnya. Kontak tidak langsung melalui jarum atau balutan bekas luka penderita, peralatan yang terkontaminasi, makanan yang diolah tidak tepat, melalui vector nyamuk atau lalat. 5. Portal masuk Sebelum seseorang terinfeksi, mikroorganisme harus masuk dalam tubuh. Kulit merupakan barier pelindung tubuh terhadap masuknya kuman infeksius. Rusaknya kulit atau ketidakutuhan kulit dapat menjadi portal masuk. Mikroba dapat masuk kedalam tubuh melalui



5



rute yang sama dengan portal keluar. Faktor-faktor yang menurunkan daya tahan tubuh memperbesar kesempatan pathogen masuk kedalam tubuh. 6. Daya tahan hospes (manusia) Seseorang terkena infeksi bergantung pada kerentanan terhadap agen infeksius. Kerentanan bergantung pada derajat ketahanan tubuh individu terhadap pathogen. Meskipun seseorang secara konstan kontak dengan mikroorganisme dalam jumlah yang besar, infeksi tidak akan terjadi sampai individu rentan terhadap kekuatan dan jumlah mikroorganisme tersebut. Beberapa faktor yang mempengaruhi kerentanan tubuh terhadap kuman yaitu usia, keturunan, stress (fisik dan emosional), status nutrisi, terafi medis, pemberian obat dan penyakit penyerta.



2.2 Proses Klinis Infeksi Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan ketentuan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran



dan



meminimalkan



penyakit.



Perkembangan



infeksi



mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan. Berbagai komponen dari system imun memberikan jaringan kompleks mekanisme yang sangat baik, yang jika utuh, berfungsi mempertahankan tubuh terhadap mikroorganisme asing dan sel-sel ganas. Pada beberapa keadaan, komponen-komponen baik respon spesifik maupun nonspesifik bias gagal dan hal tersebut mengakibatkan kerusakan pertahanan hospes. Orang-orang yang mendapat infeksi yang disebabkan oleh defisiensi dalam pertahanan dari segi hospesnya disebut hospes yang melemah. Sedangkan orang-orang dengan kerusakan mayor yang berhubungan dengan respon imun spesifik disebut hospes yang terimunosupres. Efek dan gejala nyata yang berhubungan dengan kelainan pertahanan hospes bervariasi berdasarkan pada sistem imun yang rusak. Ciri-ciri umum



6



yang berkaitan dengan hospes yang melemah adalah: infeksi berulang, infeksi kronik, ruam kulit, diare, kerusakan pertumbuhan dan meningkatnya kerentanan terhadap kanker tertentu. Secara umum proses infeksi adalah sebagai berikut: a.



Periode/ Masa Inkubasi Interval antara masuknya patogen ke dalam tubuh dan munculnya gejala pertama . Contoh: flu 1-3 hari, campak 2-3 minggu, mumps/gondongan 18 hari



b.



Tahap Prodromal Interval dari awitan tanda dan gejala nonspesifik (malaise, demam ringan, keletihan) sampai gejala yang spesifik. Selama masa ini, mikroorganisme tumbuh dan berkembang biak dan klien lebih mampu menyebarkan penyakit ke orang lain.



c.



Tahap Sakit Klien memanifestasikan tanda dan gejala yang spesifik terhadap jenis infeksi. Contoh: demam dimanifestasikan dengan sakit tenggorokan, mumps dimanifestasikan dengan sakit telinga, demam tinggi, pembengkakan kelenjar parotid dan saliva.



d.



Pemulihan Interval saat munculnya gejala akut infeksi.



2.3 Faktor yang Meningkatkan Kerentanan terhadap Infeksi 1.



Sumber Penyakit Sumber penyakit dapat mempengaruhi apakah infeksi berjalan dengan cepat atau lambat.



2.



Kuman Penyebab Kuman penyebab dapat menentukan jumah mikroorganisme, kemampuan mikroorganisme masuk kedalam tubuh dan virulensinya.



7



3.



Cara Membebaskan Sumber Dari Kuman Cara membebaskan kuman dapat menentukan apakah proses infeksi cepat teratasi atau diperlambat, seperti tingkat keasaman (pH), suhu, penyinaran (cahaya) dan lain-lain.



4.



Cara Penularan Cara penularan seperti kontak langsung melalui makanan atau udara dapat menyebabkan penyebaran kuman kedalam tubuh.



5.



Cara Masuknya Kuman Proses penyebaran kuman berbeda tergantung dari sifatnya. Kuman dapat masuk melalui saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit dan lain-lain.



6.



Daya Tahan Tubuh Daya tahan tubh yang baik dapat memperlambat proses infeksi atau mempercepat proses penyembuhan. Demikian pula sebaliknya, daya tahan tubuh yang buruk dapat memperburuk proses infeksi. Selain faktor- faktor diatas, terdapat faktor lain seperti status gizi atau



nutrisi, tingkat stress pada tubuh, faktor usia, dan kebiasaan yang tidak sehat.



2.4 Tahapan Proses Infeksi a.



Tahap Inkubasi Periode sejak masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh hingga munculnya gejala Waktu yang dibutuhkan pada tahap ini berbedabeda.



b.



Tahap prodomal Periode ini mulai munculnya gejala umum hingga munculnya gejala spesifik.Pada tahap ini individu sangat infeksius,yaitu mudah menularkan atau menyabarkan mikroorganisme pathogen kepada orang lain.



c. Tahap sakit Periode yang ditandai dengn perkembangan gejala spesifik yang dapat menimbulkan manifestasi pada organ yang terinfeksi dan seluruh bagian tubuh. d. Tahap konvalensi



8



Periode mulai dari penurunan gejala hingga indivifu sehat kembali.Waktu yang dibutuhkan berbeda-beda pada setiap individu.



2.5 Upaya Pengendalian Infeksi Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Upaya tersebut ditujukan bagi pasien, klien dan tenaga kesehatan, dengan kata lain upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, tanpa memperhatikan ukuran fasilitas maupun lokasi pelayanan. Bila pengendalian infeksi tidak terlaksana dengan baik kemungkinan makin besar kejadian infeksi dan risiko penyebaran melalui fasilitas kesehatan juga meningkat. Maka semua alat yang terkontaminasi seperti jarum, alat suntik dan perlengkapan lain dari pasien harus senantiasa ditangani sebagai benda terinfeksi. Pengendalian infeksi dapat mengandalkan daerah barier antara penjamu dan mikroorganisme yang tujuannya memutus rantai penyebaran pada beberapa tempat, misalnya melalui proses fisik, mekanik atau kimia dalam mencegah penyebaran infeksi dari penderita satu ke penderita yang lain. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi antara lain : a.



Petugas : Bekerja hanya di waktu sehat, dilakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur (tiap 6 bulan), tidak bekerja bila menderita penyakit infeksi/menular, bekerja sesuai prinsip aseptic dan antiseptic, bekerja sesuai prosedur yang benar, mencuci tangan dengan teknik yang benar, memperhatikan hygiene perorangan yang baik, menjaga kebersihan lingkungan, melakukan asuhan keperawatan yang benar, isolasi dalam keadaan tertentu, bekerja sesuai peraturan tata tertib yang berlaku.



b.



Alat-alat : Selalu disimpan dalam keadaan kering, bersih steril dan disimpan dalam tempat khusus, tidak memakai alat yang rusak, tidak memakai alat yang diragukan sterilitasnya, linen harus bersih, kering dan licin, satu set alat untuk satu tindakan, tidak memakai alat yang kadaluwarsa, alat yang ada diruang perawatan seharusnya terbuat dari



9



bahan yang mudah dibersihkan, tidak terkontaminasi oleh penyakit tertentu. c.



Pasien : Melakukan isolasi pada penyakit yang menderita penyakit menular, merawat personal hygiene pasien, memberikan perhatian khusus pada pasien dengan penyakit yang diyakini bisa menularkan penyakit.



d.



Lingkungan : Penerangan / sinar matahari harus cukup, sirkulasi udara harus cukup, menjaga kebersihan, menghindarkan serangga, mencegah air menggenang, tempat sampah selalu dalam keadaan tertutup, permukaan lantai rata dan tidak berlubang, dinding ruang perawatan licin, mudah dibersihkan dan tidak bersudut, ruangan dibersihkan secara rutin.



Upaya pengendalian infeksi bersifat multidisiplin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian infeksi : a.



Disiplin : Perilaku petugas kesehatan harus didasari disiplin yang tinggi untuk mematuhi prosedur aseptic, teknik invansif, upaya profilaksi, dan sebagainya.



b.



Defence mechanism : Melindungi pasien dengan mekanisme pertahanan diri supaya tidak terpapar oleh sumber infeksi.



c.



Drug : Pemakaian obat-obatan antiseptic, antibiotic dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kejadian infeksi.



d.



Design : Rancang bangun ruang perawatan akan berpengaruh terhadap risiko penularan infeksi, khususnya melalui udara (airbone), atau kontak fisik yang dimungkinkan bila luas ruangan tidak cukup memadai.



e.



Device : peralatan protektif diperlukan sebagai penghalang penularan, misalnya pakaian pelindung, masker, kaca mata pelindung, sarung tangan dan sebagainya.



10



BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 3.1 Kesimpulan Infeksi adalah proses infasif oleh mikroorganisme dan berproliferasidi dalam tubuh yang menyebabkan sakit (pembuat tembikar & perry 2005). Menurut smeltzer & Brenda 2002. Infeksi adalah beberapa penyakit yang karena oleh pertumbuhan habitat patogenik dalam tubuh.Penyebab Infeksi Type mikroorganisme penyebab infeksi terbagi menjadi 4 kategori yaitu Bakteri,virus,parasit,jamur. Proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling terkait antar berbagai faktor yang saling mempengaruhi, yaitu agen infeksi, reservoir, portal of exit, cara penularan, portal of entry dan host atau penjamu yang rentan. Infeksi terjadi secara progresif dan beratnya infeksi pada klien tergantung dari tingkat infeksi, patogenesitas mikroorganisme dan ketentuan penjamu. Dengan proses perawatan yang tepat, maka akan meminimalisir penyebaran dan meminimalkan penyakit. Perkembangan infeksi mempengaruhi tingkat asuhan keperawatan yang diberikan. Tahapan proses infeksi : 1.



Tahap Inkubasi



2.



Tahap Prodomal



3.



Tahap Sakit



4.



Tahap Konvalensi Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang dilakukan untuk



mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Upaya tersebut ditujukan bagi pasien, klien dan tenaga kesehatan, dengan kata lain upaya ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi semua dalam melaksanakan pelayanan kesehatan, tanpa memperhatikan ukuran fasilitas maupun lokasi pelayanan. 3.2 Saran Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan harus memahami mengenai prinsip dan konsep pencegahan infeksi.



11



DAFTAR PUSTAKA Dr.Saputra,Lyondon(2013), Pengantar Kebutuahn Dasar Manusia. Pamulang-Tanggerang selatan : Binarupa Aksara Publisher



Dr.Budiarto,Eko & Dr.Anggraeni,Dewi (2013),Pengantar Epidemiologi,Edisi:2 . Jakarta : Buku Kedokeran EGC



Aziz,alimul H (2016) .Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia . Jakarta:Salemba Medika



12