2 Anekdot [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MODUL AJAR No 1



2



KOMPONEN IDENTITAS MODUL Nama Penyusun Nama Institusi Tahun Penyusunan Perangkat Ajar Jenjang Sekolah Kelas Alokasi Waktu KOMPETENSI AWAL Fase Capaian Pembelajaran (CP) Elemen / Domain CP Konsep Utama dan Essensial Kompetensi Awal



DESKRIPSI/KETERANGAN INFORMASI UMUM Rosa Adaliya Marta, S.Pd. SMA Bayt Al-Hikmah 2022 SMA X 6 JP E Menulis 1. Karakteristik teks anekdot yang mengandung kritik sosial 2. Struktur teks anekdot



3



PROFIL PELAJAR PANCASILA Profil pelajar Pancasila 1. Kreatif Pelajar mampu menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternative solusi permasalahan.



4



SARANA DAN PRASARANA Media Laptop, printer, proyektor, kertas buffalo, internet Sumber belajar Materi dalam bentuk PPT, gambar dari internet, buku komik, LKPD, buku ajar Lingkungan Belajar Kelas dan luar kelas (perpustakaan, lapangan, halaman sekolah, gazebo, kantin sekolah, lingkungan di luar sekolah)



5



TARGET PESERTA DIDIK Target peserta didik Siswa regular Jumlah peserta didik Maksimal 33 siswa



6



MODEL PEMBELAJARAN



Model Pembelajaran Metode



Berbasis Project Based Learning - Diskusi - Tanya jawab KOMPONEN INTI



1



TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan pembelajaran 1. Peserta didik mampu mengolah sajian gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dalam comic strip secara logis, runtut, kritis, dan kreatif dengan memerhatikan unsur kebahasaan. 2. Peserta didik mampu mengkreasi ungkapan sesuai dengan norma kesopanan dalam berkomunikasi secara tulis.



2



PEMAHAMAN BERMAKNA Kemampuan memahami teks anekdot akan berkontribusi dalam mengembangkan kemampuan dalam menilai berbagai informasi baik lisan maupun tulisan. Melatih untuk kritis dan kreatif dalam mengkritik suatu permasalahan dalam kehidupan nyata dengan cara yang unik dan lebih baik. Selain itu, dapat pula dijadikan sebagai bahan hiburan, sebagai analogi atau contoh dalam menjelaskan sesuatu sebagai penarik perhatian.



3



PERTANYAAN PEMANTIK 1. Apa yang membuat teks anekdot menarik untuk dibaca? 2. Jika kamu diminta menyajikan anekdot dalam bentuk berbeda, apa yang akan kamu usulkan?



4



KEGIATAN PEMBELAJARAN



Syntax PjBL Pertanyaan mendasar



Mendesain perencanaan projek



Menyusun jadwal pembuatan



Kegiatan



Pembelajaran  Peserta didik merespon salam dan berdoa.  Peserta didik merespon apersepsi yang disampaikan pendidik dan mempersiapkan diri untuk belajar.  Peserta didik diberikan materi mengenai karakteristik teks anekdot yang mengandung kritik sosial dan truktur teks anekdot  Peserta didik diberikan pertanyaan pemantik menegenai kritik dan sindiran yang dikemas dalam cerita lucu  Peserta didik disajikan komik-komik kritik sosial terhadap fenomena sosial dan dipancing dengan berbagai pertanyaan yang mengarah pada pesan da nisi dari komik tersebut



Kegiatan Inti



 Peserta didik dibagi menjadi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5 anak.  Setiap kelompok diberikan satu gambar fenomena sosial beserta narasi kondisi fenomena tersebut, kertas buffalo, pensil, penghapus, dan spidol warna-warni.  Peserta didik dijelaskan project yang harus dilakukan kali ini, yaitu membuat Comics Strip atau komik potongan yang berisi kritik yang bersifat lucu dan tetap memenuhi karateristik serta struktur teks anekdot  Pertemuan pertama (45 menit)  pembuatan cerita  Pertamuan kedua (45 menit)  pembuatan panel komik



Pendahuluan



Memonitor keaktifan dan perkembangan projek Menguji hasil



Evaluasi belajar 5



pengalaman Penutup



ASESMEN Target penilaian Jenis penilaian



Bentuk penilaian Refleksi



dengan adegan yang inti  Pertemuan ketiga (45 menit)  pembuatan sketsa gambar dengan alat-alat yang sudah disediakan  Pertemuan keempat (45 menit)  pewarnaan sketsa komik menjadi komik utuh  Peserta didik dimonitor dan dipandu dalam setiap melakukan aktivitas belajar sampai comic strip siap  Mengadakan pameran antar kelas di jam istirahat.  Peserta didik dari kelas-kelas lain mengunjungi dan memberikan reaksi dengan mengisi kolom checklist di kolom yang dipasang tiap kelompok. Semakin banyak yang memberi “√” maka semakin menarik produk mereka.  Peserta didik diberikan feedback oleh fasilitator atas produk yang diberikan.



Individu dan kelompok Diagnostik Formatif Sumatif Tes tertulis Manajemen kelas: a. Apakah semua siswa aktif mengikuti kegiatan ? b. Apakah pembagian waktunya cukup? c. Apakah siswa yang memiliki hambatan ketika berkegiatan, dapat teratasi dengan baik (kembali berkegiatan dan mengikuti prosesnya) d. Apakah metode pembelajaran yang digunakan sudah tepat? e. Adakah metode pembelajaran lain yang lebih tepat untuk kegiatan pembelajaran ini? f. Apakah menemukan kendala lainnya? g. Adakah strategi lain untuk menjawab kendala yang timbul? Ketercapaian kompetensi: a. Apakah semua siswa mampu mencapai kompetensi yang diharapkan? b. Apakah semua siswa mampu mengikuti proses kegiatan belajar dengan baik? c. Adakah perubahan sikap dan keterampilan siswa selama proses kegiatan belajar?



6



REMIDIAL DAN PENGAYAAN Remidial Dilaksanakan pada peserta didik dengan nilai di bawah rata-rata mengikuti pembelajaran dengan diberikan pendampingan pada



Pengayaan



Mengetahui , Kepala Sekolah



Rosa Adaliya Marta, S.Pd.



kompetensi yang belum terpenuhi. Peserta didik dengan nilai rata-rata kelas dan nilai di atas rata-rata mengikuti pembelajaran dengan pengayaan yang berupa soal atau kegiatan tambahan.



Pasuruan, 29 Juli 2022 Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia



Anik Ariami, M,Pd



LAMPIRAN LAMPIRAN 1. MATERI TEKS ANEKDOT



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), teks anekdot dapat diartikan sebagai sebuah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan. Selain itu, teks anekdot biasanya juga membahas orang penting atau terkenal dan tentunya berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Hal ini yang membuat teks anekdot pada dasarnya merupakan sebuah cerita lucu yang ditulis dan dibuat berdasarkan apa yang terjadi di dunia nyata. Dalam bukunya yang berjudul Teks dalam Kajian Struktur dan Kebahasaan, Taufiqur Rahman mengatakan bahwa teks anekdot merupakan teks yang sering mengangkat topik terkait politik, lingkungan, sosial, layanan umum, dan kebiasaan banyak orang. Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa teks anekdot adalah teks yang memiliki bentuk dialog singkat dari dua tokoh. Meskipun terkesan sebagai teks lucu, teks anekdot banyak menyimpan pesan moral atau amanat dan kebenaran yang dipercayai banyak orang. Hal inilah yang membuat teks anekdot memiliki tujuan untuk menghibur seseorang sehingga bisa tertawa dan bahagia, walaupun membawa maksud kritikan.



Dalam teks anekdot, penulis sering tidak memberikan cerita yang detail dan rinci. Hal ini menjadikan cerita yang ditampilkan hanya memiliki dampak jangka pendek. Teks anekdot sendiri memiliki sifat yang lucu, menghibur, dan tentunya disesuaikan dengan apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, topik yang dibicarakan dalam teks anekdot merupakan topik yang spesifik atau khusus dan sering kali berangkat dari pengalaman pribadi.



Karakteristik Teks Anekdot 1. Mampu menghibur dan membuat tertawa, hal ini berarti teks anekdot memuat beragam kisah lucu atau humor. 2. Memiliki sifat menggelitik, hal ini berarti teks anekdot dapat membuat setiap orang yang membacanya akan merasa terhibur dengan kisah lucu yang terdapat di dalam teks. Setiap cerita lucu itu bisa membuat pembaca merasa terhibur. 3. Memiliki sifat menyindir, dalam beberapa kisah teks anekdot ditemukan banyak yang dipakai sebagai media untuk menyindir sesuatu, baik itu orang maupun kelompok. Oleh karena itu, teks anekdot bisa juga dibilang sebagai media untuk mengkritik suatu peristiwa yang sedang terjadi. 4. Bisa jadi mengenai orang penting, karena tidak aturan yang ketat untuk membuat teks anekdot, hal ini menjadikan teks ini biasa digunakan untuk membahas orang-orang penting. 5. Memiliki tujuan tertentu, tidak seperti teks yang lain, teks anekdot lebih fleksibel untuk dibentuk sesuai keinginan dari penulis. Dengan begitu, penulis memiliki sudut pandang yang lebih luas dan bisa menghasilkan teks anekdot dengan maksimal. 6. Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng, orang yang hendak menulis membuat sebuah cerita lain yang sebenarnya berhubungan dengan kehidupan saat ini. Struktur Teks Anekdot 1. Abstrak Bagian pertama dari teks anekdot adalah abstrak. Bagian ini terdapat di bagian awal paragraf, yang mana biasanya digunakan untuk memberikan gambaran awal kepada pembaca mengenai keseluruhan isi cerita. 2. Orientasi Bagian kedua dari teks anekdot adalah orientasi. Berbeda dengan abstrak yang memberikan gambaran awal, orientasi biasanya berisi awal kejadian sebuah cerita. Orientasi juga bisa disebut sebagai bagian untuk menjelaskan latar belakang dari sebuah peristiwa utama yang terjadi.



3. Krisis Bagian ketiga dari teks anekdot adalah krisis. Setelah pembaca mengetahui awal cerita dari teks anekdot, krisis akan menjadi bagian dari cerita yang bertugas untuk memberikan penjelasan mengenai masalah utama dari teks. 4. Reaksi Bagian keempat dari teks anekdot adalah reaksi. Reaksi sendiri merupakan bagian yang digunakan untuk melengkapi suatu cerita. Reaksi biasanya digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam sebuah cerita teks anekdot. 5. Koda Bagian terakhir dari teks anekdot yaitu koda. Setelah keseluruhan cerita sudah tersampaikan, koda dapat digunakan sebagai penutup sekaligus pemberian pesan dari penulis cerita teks anekdot. Kebahasaan Teks Anekdot Setelah mengetahui pengertian teks anekdot, tujuan, ciri-ciri, hingga struktur teks anekdot, selanjutnya Kamu akan dijelaskan tentang kaidah kebahasaan pada teks anekdot. Kaidah kebahasaan sendiri dapat dikatakan sebagai gaya bahasa yang dimiliki teks tertentu. Kaidah kebahasaan biasanya juga digunakan untuk membedakan antara teks satu dengan teks yang lain. Berikut ini adalah kaidah kebahasaan teks anekdot yang perlu diketahui, diantaranya yaitu: 1. Menggunakan kata keterangan waktu lampau. 2. Menggunakan kata penghubung. 3. Menggunakan kata kerja. 4. Menggambarkan urutan peristiwa berdasarkan waktu. 5. Menggunakan jenis pertanyaan retoris, yaitu kalimat pertanyaan yang tidak mengharuskan untuk dijawab. Adapun kebahasaan yang muncul pada teks anekdot adalah sebagai berikut. Pertanyaan Retoris Apakah kalian pernah mendapatkan pertanyaan yang sudah jelas jawabannya? Itulah yang dinamakan pertanyaan retoris. Pertanyaan retoris bisa dijawab oleh penanya itu sendiri. Pertanyaan ini diberikan untuk menyindir, memberi nasihat, dukungan, atau pesan terhadap orang lain secara halus. Contoh: Siapa yang tidak ingin bahagia? Menurutmu, kamu tak pernah berdosa? Apakah setiap orang berhak berbuat baik? 1.



Perhatikanlah beberapa pertanyaan berikut. Tentukan mana pertanyaan yang merupakan pertanyaan retoris! a. Apakah benda itu bisa terbang? b. Kamu mau tersesat? c. Siapa sih yang ingin jadi guru matematika? d. Memangnya kita bisa hidup tanpa makan dan minum selamanya? e. Mengapa kita harus berbuat baik? f. Apakah anak itu menyayangi ibunya?



g. Apa cukup membeli pakai daun? h. Siapa sih yang mau miskin selamanya? Majas Sindiran Majas sindiran merupakan kelompok majas yang mengungkapkan maksud atau gagasan dengan cara menyindir. Tujuannya adalah meningkatkan kesan dan makna kata terhadap pembaca. Majas sindiran terdiri tiga macam, yaitu ironi, sinisme, dan sarkasme. a. Ironi Ironi adalah gaya bahasa yang melukiskan suatu maksud dengan mengatakan kebalikan dari keadaan yang sebenarnya dengan maksud menyindir. Contoh: Harga kedelai murah sekali sampai pabrik tahu dan tempe tutup karenanya. b. Sinisme Sinisme adalah gaya bahasa berupa ejekan atau sindiran meng- gunakan kata-kata kasar yang disampaikan secara langsung dengan setulus hati. Contoh: Untuk apa punya banyak uang jika makan saja harus diatur timbangannya. Biar sewa, yang penting keren.



2.



c. Sarkasme Majas sarkasme merupakan gaya sindiran yang paling keras di antara tiga majas sindiran yang ada. Majas ini secara terang-terangan menyinggung, menyindir, atau menyerang seseorang atau sesuatu secara langsung, bahkan menggunakan kata-kata yang kasar. Contoh: Sudah tahu tidak punya uang, masih saja ingin pergi liburan. Jangan mimpi! Penilaian Pembelajaran Rubrik 1 Penilaian menciptakan teks anekdot dan Komik potongan (comic strip) Aspek Penilaian Struktur Teks



Kelucuan Kesesuaian dengan tema



Nilai 4



Sajian materi runtut dan sistematis



Sangat lucu Isi sesuai dengan tema yang diangkat



Nilai 3



Sajian materi cukup runtut dan sistematis



Kreteria Nilai Nilai 2



Cukup lucu



Isi cukup sesuai dengan tema yang diangkat



Sajian materi kurang runtut dan sistematis



Agak lucu



Isi kurang sesuai dengan tema yang diangkat



Nilai 1



Sajian materi tidak runtut dan sistematis



Tidak lucu



Isi tidak sesuai dengan tema yang diangkat



Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 12]) x100.



Rubrik 2 Penilaian penampilan lawakan tunggal No.



Aspek Penilaian



Nilai 4



1



Sistematik a presentasi



Materi presentasi disajikan secara runtut dan sistematis



2



Penggunaa



Bahasa yang



Nilai 3 Materi presentasi disajikan secara runtut, tetapi kurang sistematis Bahasa yang digunakan



Kreteria Nilai Nilai 2 Materi Presen tasi disajikan secara kurang runtut dan tidak sistematis. Bahasa yang



Nilai 1 Materi Presentasi disajikan secara tidak runtut dan tidak sistematis. Bahasa yang



n bahasa Ketepatan intonasi dan kejelasan artikulasi Kesantuna n dalam berbicara dan bersikap



digunakan mudah dipahami dan sistematis Intonasi tepat dan artikulasi jelas.



mudah dipahami, tetapi tidak sistematis.



digunakan agak sulit dipahami.



digunakan sangat sulit dipahami.



Intonasi kurang tepat, tetapi artikulasi jelas.



Intonasi kurang tepat dan artikulasi kurang jelas.



Intonasi tidak tepat dan artikulasi tidak jelas.



Menggunakan bahasa dan sikap yang santun.



Menggunakan bahasa yang santun, tetapi sikap kurang santun.



Menggunakan bahasa yang kurang santun, tetapi sikap santun.



Menggunakan bahasa yang kurang santun, tetapi sikap santun.



Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 16]) x100.



Rubrik 3 Penilaian Poster dan karikatur No.



Aspek Penilaian 1 2



3



Kesesuaian dengan tema Desain/ gamb ar dan warna Isi teks



Nilai 4



Nilai 3



Isi sesuai dengan tema yang diangkat



Isi cukup sesuai dengan tema yang diangkat



Gambar dan warna menarik dan bermakna serta proporsional Singkat, informatif, dan bertendens



Gambar dan warna cukup menarik dan bermakna serta proporsional Singkat, informatif, dan bertendens (sebagian/atau selusuh komponen bernilai cukup)



Kreteria Nilai Nilai 2 Isi kurang sesuai dengan tema yang diangkat Gambar dan warna kurang menarik dan bermakna serta proporsional Singkat, informatif, dan bertendens (sebagian/atau selusuh komponen bernilai kurang)



Nilai 1 Isi tidak sesuai dengan tema yang Diangkat Gambar dan warna tidak menarik dan bermakna serta proporsional Singkat, informatif, dan bertendens (sebagian/atau selusuh komponen tidak terpenuhi)



Nilai = ([Jumlah nilai yang didapat]/[Nilai maksimal: 12]) x100.



REFLEKSI



Di Bab 2 ini Saya mampu menyimak teks monolog agar dapat menjelaskan kembali gagasan dan pesan yang disampaikan Saya mampu menilai akurasi dan kualitas data dalam teks anekdot yang dibaca berdasarkan berbagai sumber informasi dalam bentuk berita di media cetak maupun elektronik. Saya mampu memahami kaidahkaidah bahasa yang digunakan untuk menyampaikan kritik Saya mampu menyusun teks eksposisi laporan yang dapat digunakan sebagai sumber yang akurat dalam menyampaikan kritik sosial Saya mampu menyajikan teks anekdot dalam media kreatif berupa komik potongan (comic strip).



Sudah dapat



Masih perlu belajar lagi



Rencana tindak lanjut