4 0 154 KB
TEORI AKUNTANSI LANJUTAN RINGKASAN MATA KULIAH ( RMK ) ( PENDEKATAN TERHADAP PERUMUSAN TEORI AKUNTANSI )
Oleh : Intan Saputri Ayuningtiyas ( 20105350563 )
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA) SURABAYA 2021
Pendekatan Perumusan Teori Akuntansi
Belkaoui merumuskan berbagaİ pendekatan dalam perumusan teori akuntansi sebagaİ berikut :
A. Pendekatan nonteorİtİs Pendekatan non teoritİs adalah suatu pendekatan pragmatis atau praktİs dan pendekatan kekuasaan. Pendekatan nonteorİtİs melİputİ : I. Pendekatan Pragmatis Pendekatan
pragmatik
terdİrİ
atas
penyusunan
şuatu
teori
yang
ditandaİ
Oleh kesamaannya dengan praktİk dunİa nyata yang berguna memberİkın solusi yang şifatnya praktİk. Pendekatan İni menekankan pada kepentingan praktİk yang berusaha merumuskan teori dan pengembangan prinsip akuntansi sesuai dengan kegunaannya untuk memecahkan masalah praktİk.
2. Pendekalan Otoritas Pendekatan ini biasanya digunakan oleh badan-badan yang memiliki otoritas dalam merumuskan teori-teori sesuai dengan bidang dan kewenangannya. Pendekatan otoritas memiliki keunggulan dan kelemahan. Keuanggulannya adalah apabila standar yang dihasilkan dapat diterima secara umum, maka standar tersebut telah teruji validitasnya.
Kelemahannya adalah pendekatan ini belum memenuhi kaidah-kajdab. ilmiah, Standar tersebut dianut karena sederhana, mudah diterapkan dan berguna serta cenderung tidak universal karena disusun berdasarkan kondisi tertentu dan kepentirıgan praktik semata.
B. Pendekatan Teoretis
1. Pendekalan Deduktif Pendekatan deduktif merupakan pendekatan yang menggunakan logİka bermula darİ hal-hal yang bersİfat umum dan şecara khusus dapat ditarİk kesimpulannya. Diterapkan dalam akuntansi, pendekatan deduktif dimulai dengan dalil akuntansi dasar atau premis dan dilanjutkan dengan menurunkan prinsip-prinsip akuntansi 'melalui cara-cara logis yang dipakai sebagai pedoman dan dasar bagi pengembangan teknikteknik akuntansi. Pendekatan ini bergerak dari umum (dalil awal tentang lingkungan akuntansi) ke khusus (penama prinsip akuntansi dan kedua, teknik akuntansi). Pendekatan deduktif dalam akuntansi dimulai dari :
Merumuskan dan menetapkan tujuan pelaporan keuangan.
MemiIih dan menetapkan postulat-postulat atau konsep-konsep teoritis akuntansi.
Menetapkan prinşip-prinşip logİS akuntanşİ.
Menurunkan dan mengembangkan teknik-teknik akutansi.
2. Pendekatan Induklif Pendekatan induktİf dalam penyusunan darİ suatu teori diawalİ dengan observasİ dan pengukuran sena berlanjut pada kesimpulan umum. Penerapannya dalam akuntansi,pendekatan induktif diawali dengan observasi mengenai informasi keuangan dari perusahaan bisnis dan dilanjutkan dengan menyusun generalisasi dan prinsipprinsip akuntansi dari observasi tersebut berdasarkan kepada hubungan yang berulang kembali.
Pendekatan induktİf untuk suatu teori mencakup empat tahap :
MeIakukan pengamatan dan pencatatan atas hasil amatan.
Menganalisis dan mengklasifikasi hasil amatan untuk mendeteksi hubungan peristiwa
yang telah terjadİ berulang-ulang.
Menarik kesimpulan yang menunjukkan adanya hubungan peristiwa yang berulang.
Melakukan pengujian atas kesimpulan yang dibuat tersebut untuk mencari kebenarannya.
C. Pendekatan Etis
Etis dişebut juga etika, berkaitan dengan moral dan perilaku baİk dan buruk . Pendekatan etis dalam perumusan teori akuntansi harus ditekankan pada konsep kewajaran, kejujuran, keadilan, dan kebenaran.
İndikator kewajaran dalam akuntansİ menekankan bahwa hendak nya İnformasİ akuntansİ yang disajikan harus benar (objektif dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum), adil dilihat dari Fndistribusian dan pengungkapannya.
D. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan
sosiologis
menekankan
pada
aspek
kesejahtcraan
masyarakat.
Perumusan teori akuntansi, penetapan prinsip dan standar-standar akuntansi yang dipilih harus dapat mengungkapkan dampak sosial dalam kehidupan masyarakat. Dalam perkembangan akuntansi saat ini, telah muncul akuntansi sosial sebagai wujud pertanggungjawaban sosial perusahaan terhadap lingkungannya.
E. Pendekatan Ekonomi
Pendekatan
İni
menekankan
bahwa
dalam
perumusan
teori
akuntansi,
indikator- İndikator makro ekonomi seperti seperti inflasi harus dipertimbangkan yang dapat memberikan kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan. Prinsip, standar, dan teknik akuntansi yang disusun dikaitkan dengan tujuan ekonomi. Sebagaİ contoh dalam akuntansi, kita mengenal akuntansi perubahan tingkat harga yang merupakan prosedür dan teknik yang diciptakan dalam rangka penyajian laporan keuangan yang menggunakan pendekatan mkm ekonomi, yaitu tingkat inflasi atau yang dikenal dengan akuntansi inilasİ.
F. Pendekatan Elektik
Elektik artinya memİIİh di antara berbagaİ macam kombinasi pendekatan yang cocok dan sesuai dengan standar yang bersangkutan, di mana pendekatan yang terbaik dan yang paling relavan dengan kegunaannya yang akan dipakaİ . Pendekatan İni menurut Rosyidİ pada hakikatnya adalah hasil darİ usaha-usaha yang dilakukan oleh kalangan profesi dan pemerintah sebagai bentuk panisipasinya terhadap perkembangan prinsip akuntansi.
G. Pendekatan Lainnya
I. Pendekatan Peristiwa Pendekatan
ini
menekankan
agar
akuntansi
dapat
menyediakan
informasi
tentang peristiwa-peristiwa ekonomi Yang berguna untuk berbagai kepentirgan. Akuntansi harus menyajikan data tentang peristiwa akuntansi secara terperinci untuk memenuhi berbagai kepentingan dałam membantu model proses pengambilan keputusan. Sebagai akibatnya, maka neraca dipandang sebagai peristiwa-peristiwa Yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan dari sejak didirikan. Laporan laba rugi menunjukkan peristiwa-peristiwa perusahaan selama periode tefientu Yang
menggambarkan kemampuan perusahaan dałam menghasilkan laba atau mengalami kerugian selama periode tertentu.
2. Pendekatan Perilaku Pendekatan ini menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku. Sasaran pendekatan ini sama dengan sasaran Yang ingin dicapai dałam ilmu perilaku. Sasaran ilmu perilaku adalah menjelaskan, memahami, dan meramalkan tentang perilaku manusia untuk dijadikan acuan umum bagi observasi selanjutnya. Standar akuntansi Yang disusun harus dievaluasi dahulu dengan menggunakan kriteria yang sesuai dengan tujuan dan perilaku para pengguna laporan keuangan.
3. Pendekatan Predihifdan Positif Pendekatan ini menekankan bahwa akuntansi harus memiliki kemampuan untuk meramalkan dan memproyeksikan fakta-fakta akuntansi terhadap peristiwa yang akan terjadi di masa Yang akan datang dengan metode Yang sesuai dan berguna bagi pemakai inforrnasi. Kriteria kemampuan meramalkan hendaknya dipakai sebagai alat pengukuran akuntansi agar menghasilkan keputusan Yang terbaik.
4.pendekatan Regulatori Regulasi adalah sejumlah perangkat peraturan prundang-undangan yang dirancang dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau kegiatan industry tertentu.
Pendekatan Tradisional untuk Perumusan Teori Akuntansi
A. Hakikat Akuntansi : Berbagai pandangan
Akuntansi sebgai seni maupun sebagai aktivitas jasa dan secra tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencangkup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfaat
untuk
suatu
bidang
tertentu.
The
Handbook
of
Accounting
mengidentifikasi berbagai bidang yang memanfaatkan akuntansi yaitu: laporan keuangan,penentuan dan perencanaan pajak, audit independent, system-sistem pemrosesan data dan informasi, akuntansi biaya dan manajemen, akuntansi pendapatan nasional, dan konsultasi manajemen. Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-pendekatan tradisional. Dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi keuangan, yaitu pandangan akuntansi sebagai peristiwa masa lalu,relitas ekonomi, system informasi, komoditas dan sebuah idiologi. Para akuntan memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi.
Beberapa pandangan tersebut antara lain:
1. Akuntansi sebagai ideology Idiologi merupakan pandangan umum yang terlepas dari wawasannya yang perihal dan mungkin penting, mencegah kita untuk memahami masyarakat di masa kita tinggal dan kemungkinan untuk mengubahnya. Akuntansi dipandang sebagai suatu fenomena adeologi sebagai suatu sarana untuk mempertahankan dan melegimitasi aturan-aturan social, ekonomi dan politik yang berlaku saat ini. Persepsi akuntansi sebagai instrument rasionalitas ekonomi digambarkan dengan sangat baik oleh Weber, yang mendefenisikan rasionalitas formal dari suatu tindakan ekonomi sebagi “tingkat sampai sejauh mana perhitungan kuantitatif atau akuntansi mungkin dilakukan secara teknis dab secara nyata dapat diterapkan”.
2. Akuntansi sebagai Bahasa Akuntansi adalah satu alat mengkomunikasikan informasi suatu bisnis. Persepsi akuntansi sebagai Bahasa ini juga diakui oleh profesi akuntansi, yang menerbitkan bulletin terminology akuntansi. Hal ini juga diakui dalam literature empiris, yang mencoba untuk mengukur komunikasi dari konsep akuntansi.
Hal ini dapat dibuktikan sebagai berikut: a. Symbol/Karakter leksikal dari suatua Bahasa adalah unit-unit atau kata-kata “yang memiliki arti” dan dapat diidentifikasi dalam Bahasa mana pun.
b. Aturan tata Bahasa dari suatu Bahasa mengacu pada pengaturan sintaks pada Bahasa apa pun.
3. Akuntansi sebagai cacatan historis Umumnya, akuntansi telah dipandang sebagai suatu sarana penyediaan sejarah/historis suatu organisasi dan transaksi-transaksinya dengan lingkungannya. Baik bagi pemilik maupun pemegang saham perusahaan, pencatatan akuntansi menyediakan suatu sejarah
kepengurusan
manajer
terhadap
sumber
daya
pemilik.
Binberg
membedakannya menjadi 4 periode: a. Periode pemeliharaan murni b. Periode pemeliharaan tradisional c. Periode utilisasi aktiva d. Periode terbuka
4. Akuntansi sebagai realitas masa kini Akuntansi juga telah dipandang sebagai suatu sarana untuk mencerminkan relaitas ekonomi masa kini. Tesis utama dari pandangan ini adalah bahwa baik neraca maupun laporan laba rugi harus didasarkan pada suatu basis penilaian yang telah mencerminkan kenyataan ekonomi dari pada biaya historis. Tujuan utama dari gambaran akuntansi ini adalah penetuan laba yang sebenarnya, suatu konsep yang mencerminkan perubahan kesejahteraan perusahaan pada suatu periode waktu.
5. Akuntansi sebagai system informasi
Akuntansi sebagai proses yang menghubungkan sumber informasi atau transmitter (biasanya akuntan), saluran komunikasi, dan sekumpulan penerima (pengguna eksternal). Pandangan ini memberikan manfaat yang penting baik secara konseptual maupun secara empiris, (1) pandangan ini mengasumsikam bahwa system akuntansi merupakan satu-satunya system pengukuran formal dalam organisasi. (2) pandangan ini memunculkan kemungkinan desain system akuntansi yang optimal yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.
6. Akuntansi sebagai komoditas Akuntansi juga dipandaang sebgai komoditas yang merupakan hasil dari suatu aktivitas ekonomi. Akuntansi ada karena terdapat permintaan akan informasi khusus dan akuntanmau dan mampu untuk menghasilkannya.
7. Akuntansi sebagai mitos Akuntansi menciptakan mitos yang merupakan cara mudah memahami dunia ekonomi dan menjelaskan fenomena kompleks. Melalui akuntansi, suatu fenomena ekonomi kompleks diterjemahkan bagi para pengguna dengan cara yang lebih mudah dan dapat dimengerti, sehingga mencoptakan lebih banyak mitos dari pada kenyataan.
8. Akuntansi sebagai alasan logis. Akuntansi mungkin digunakan untuk melekatka makna terhadap peristiwa dan karenanya menyediakan suatu justifikasi bagi kejadian mereka dimasa mendatang, dengan adanya ketidaktepatan dan ketidakpastian yang melingkupi kebanyakan angka
akuntansi,akuntansi
mungkin
digunakan
sebagai
cara
untuk
melegimitasi
pemunculannya. Oleh sebab itu,akuntansi menjadi suatu perisai jaminan atau sertifikasi otoritas terhadap angka tersebut dan menyediakan suatu alasan pemikiran atas tindakan yang yang berdasarkan tindakan yang berdasar pada angka tersebut.
9. Akuntansi sebagai perumpamaan Akuntansi memberikan kontribusi terhadap penciptaan suatu gambaran atau citra dari organisasi. Akuntansi bertindak sebagai suatu gambaran organisasi melalui peristiwa yang telah diseleksi dan transaksi yang terjadi di organisasi. Konsekuensinya adalah timbul perasaan akan pentingnya akuntansi dan konsepsi tertentu mengenai relitas organisasi.
10. Akuntasi sebagai percobaan Akuntansi cukup fleksibel untuk mengekomodasi berbagai situasi,mengadaptasi solusi-solusi baru untuk masalah baru,dan beradaptasi dari kasus-kasus yang paling kompleks. Perusahaan-perusahaan
dapat
melakukan
percobaan
melalui
pemakaian
data,teknik,laporan atau pengungkapan akuntansi yang berbeda agar sesuai dengan lingkungan teryentu yang merka miliki dan untuk beradaptasi terhadap kondisi yang berubah, dan bukannya terhambat atau terpaku kepada pendekatan konvensional yang sama. Akuntansi merupakan percobaan terutama ketika ia bersifat sukarela,inovatif dan tentative.
11. Akuntansi sebagai distorsi Karena akuntansi digunakan untuk mengendalikan atau memengaruhi tindakantindakan baik dari pengguna internal maupun eksternal, akuntansi menjadi sasaran ideal bagi pihal-pihak yang mencoba untuk memanipulasi arti dari pesan yang akan dilihat oleh pengguna. Terdapat empat kelompok yang mungkin memngaruhi atau dipengaruhi oleh pesan-pesan akuntansi : subjek yang perilaknya memberikan data bagi pesan-pesan akuntansi, akuntan yang menyiapkan data, akuntan yang memeriksa data dan menerima data. Tindakan disfungsional berupa manipulasi data ini disebut sebagai gangguan suara. Metode yang digunakan untuk mendistorsi system informasi dapat diklasifikasikan menjadi 6 kategori besar berikut ini: a. Perataan atau penghalusan : mencakup proses perubahan arus data alami atau terencana tanpa mengubah aktivitas actual dari organisasi b. Pembiasan : mencakup proses pemilihan tanda- tanda yang memiliki kemungkinan paling besar untuk diterima dan dipilih oleh pengirim. c. Pemfokusan : mecakup proses baik penguatan ataupun pelemahan aspek-aspek tertentu dari sekumpulan informasi. d. Permainan : mencakup proses menyelesaikan aktivitas-aktivitas oleh pengirim sehingga menyebabkan terkirimnya pesan.