231-Pekerjaan Pelat Dan Sistem Pemipaan Kapal [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

2019 SMK/MAK



jilid 1



Pekerjaan Pelat dan Sistem Pemipaan Kapal



bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa program keahlian Teknik perkapalan



Teknik Pemesinan Kapal Timoteus H. Sitindjak Muhammad Resma Ridha Agus Prihanto



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REDAKSIONAL



Pengarah: Direktur Pembinaan SMK Kepala Sub Direktorat Kurikulum Kepala Seksi Penilaian Kepala Seksi Pembelajaran Penulis: Timoteus H. Sitindjak Muhammad Resma Ridha Agus Prihanto Pengendali Mutu: Winih Wicaksono Penyunting: Rais Setiawan Erna Fauziah Editor: Dwi Andriyani Desain Sampul Sonny Rasdianto Layout/Editing: Intan Sulistyani Widiarti



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



iii



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



KATA PENGANTAR



KATA PENGANTAR



Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar kejuruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum Keahlian SMK/ MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdasmen Nomor 07/D. DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum SMK/MAK. Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang menggunakannya. Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu, diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia. Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK. SMK Bisa! SMK Hebat!



iv



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PRAKATA



PRAKATA



Tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki luas wilayah yang sangat besar dan terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar maupun kecil dan dihubungkan oleh lautan, sungai, dan lainnya. Memiliki luas perairan yang sangat luas dibandingkan dengan daratannya hal yang paling memungkinkan untuk memudahkan jalur transportasi adalah dengan menggunakan kapal laut. Di beberapa daerah terutama kota-kota besar di Indonesia sudah memiliki industri pembuatan kapal yang memiliki potensi cukup besar. Hal itu mengingat potensi yang ada di Indonesia serta tuntutan zaman yang semakin cepat dan modern membutuhkan pergerakan bukan hanya manusia akan tetapi barang serta logistik yang cepat. Dalam membuat kapal tentu membutuhkan proses pekerjaan yang salah satunya adalah pekerjaan plat dan sistem pemipaan. Pekerjaan plat dan sistem pemipaan adalah salah satu ilmu dasar dalam proses pembuatan atau pun perbaikan pada kapal. Hal ini sudah menjadikan proses pekerjaan ini menjadi proses utama karena kebanyakan kapal yang digunakan sekarang terbuat dari bahan baja serta menggunakan sistem pemipaan dalam menyalurkan bahan bakar, minyak pelumas, dan air bersih selama kapal melakukan pelayaran. Tentu dalam proses pekerjaannya terdapat berbagai macam jenis bahan. Teknik pekerjaan yang disesuaikan dengan kebutuhan kapal tersebut sehingga dapat mengahsilkan kapal yang efisien dalam operasionalnya. Dalam rangka memberi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan pada peserta didik SMK, maka perlu kiranya disusun sebuah referensi buku teks tentang pekerjaan plat dan sistem pemipaan kapal. Buku ini berisikan tentang jenis-jenis material plat dan pipa, jenis-jenis teknik pekerjaan plat dan pipa, teknik penggunaan peralatan kerja plat dan pipa, simbol-simbol pipa pada kapal, cara membaca layout gambar sistem pemipaan dan intalasi permesinan kapal dan lain-lain. Semoga buku ini memberikan manfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan, pemahaman dan keterampilan bagi peserta didik SMK.



Balikpapan, Desember 2019



Timoteus H. Sitindjak Muhammad Resma Ridha Agus Prihanto



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



v



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR................................................................................................. iv PRAKATA............................................................................................................... v DAFTAR ISI............................................................................................................ vi DAFTAR GAMBAR................................................................................................ viii DAFTAR TABEL..................................................................................................... xv PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.......................................................................... xvi PETA KONSEP BUKU........................................................................................... xvii APERSEPSI........................................................................................................ xviii BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA................................................................... 1 A. Pengertian................................................................................................................. 3 B. Jenis-Jenis Material Pipa....................................................................................... 4 C. Macam-macam Bahan Pipa Logam dan Nonlogam ........................................ 8 D. Karakteristik Material Pipa................................................................................. 10 E. Uji Material pipa................................................................................................... 11 BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA............................................................................ 20 A. Pengertian.............................................................................................................. 22 B. Pembengkokan (bending) ................................................................................. 22 C. Pemotongan (Cutting)......................................................................................... 29 D. Penyambungan (Joint)........................................................................................ 34 E. Karakteristik Teknik Pekerjaan Pipa................................................................. 39 BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA......................................... 45 A. Pengertian.............................................................................................................. 47 B. Macam-macam Teknik Penggunaan Peralatan Pekerjaan Pipa.................. 47 C. Macam-macam Peralatan Pekerjaan Pipa....................................................... 49 BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT.............................................................. 75 A. Pengertian.............................................................................................................. 77 B. Macam-Macam Material Plat Tipis................................................................... 77 C. Karakteristik Material Plat Tipis........................................................................ 85 D. Kelebihan dan Kekurangan Material Plat Tipis............................................. 86 E. Uji Material Plat Tipis.......................................................................................... 87 BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT.............................................................................. 96 A. Pengertian ............................................................................................................. 98 B. Macam-macam Pekerjaan Plat Tipis.............................................................. 100 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL..................................................................116



vi



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR ISI BAB VI PERALATAN KERJA PELAT TIPIS...............................................................121 A. PENDAHULUAN................................................................................................... 123 B. PENGERTIAN........................................................................................................ 124 C. MACAM-MACAM PERALATAN KERJA PLAT TIPIS........................................... 125 D. CARA PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT TIPIS................................ 148 BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL......................................................164 A. PENDAHULUAN................................................................................................... 166 B. PENGERTIAN........................................................................................................ 167 C. MACAM-MACAM WARNA PIPA DI KAPAL........................................................ 169 D. MACAM-MACAM SIMBOL PIPA DI KAPAL...................................................... 174 E. FUNGSI WARNA DAN SYMBOL PIPA DI KAPAL.............................................. 186 BAB VIII MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI KAPAL....................................196 A. PENDAHULUAN................................................................................................... 199 B. PENGERTIAN........................................................................................................ 200 C. SISTEM INSTALASI PIPA KAPAL........................................................................ 201 D. ATURAN SISTEM INSTALASI PIPA DI KAPAL.................................................... 231 BAB IX KAMAR MESIN KAPAL.............................................................................243 A. PENDAHULUAN................................................................................................... 244 B. PENGERTIAN........................................................................................................ 245 C. KAMAR MESIN KAPAL......................................................................................... 246 D. GAMBAR LAY OUT KAMAR MESIN KAPAL....................................................... 256 E. ATURAN KAMAR MESIN KAPAL......................................................................... 267 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................273 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................281 GLOSARIUM.......................................................................................................284 BIODATA PENULIS..............................................................................................285



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



vii



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Sistem Pemipaan ............................................................................................... 2 Gambar 1.2 Baja Karbon.......................................................................................................... 4 Gambar 1.3 Molybdenum...........................................................................................................5 Gambar 1.4 GalvaniseeSumber ............................................................................................ 5 Gambar 1.5 Ferro Nikel............................................................................................................ 5 Gambar 1.6 Stainless Steel..................................................................................................... 6 Gambar 1.7 Pipa Hidrolik........................................................................................................ 6 Gambar 1.8 Pipa Carbon Steel............................................................................................... 7 Gambar 1.9 Pipa PVC............................................................................................................... 8 Gambar 1.10 Pipa Composite................................................................................................. 8 Gambar 1.11 Uji Tarik........................................................................................................... 11 Gambar 1.12 Uji Tekan......................................................................................................... 12 Gambar 1.13 Uji Bengkok/Lengkung................................................................................ 13 Gambar 1.14 Uji Puntir......................................................................................................... 14 Gambar 1.15 Uji Pukul.......................................................................................................... 14 Gambar 1.16 Pipa Kapal....................................................................................................... 16 Gambar 1.17 Pipa Kapal....................................................................................................... 16 Gambar 1.18 Edward Drummond Libbey ........................................................................ 17 Gambar 1.19 Pipa Kapal....................................................................................................... 19 Gambar 2.1 Pengelasan Pipa.............................................................................................. 21 Gambar 2.2 Bending Ram........................................................................................................ 22 Gambar 2.3 Bending Rotary Draw......................................................................................... 23 Gambar 2.4 Bending Mandrel................................................................................................ 23 Gambar 2.5 Bending Induksi Panas................................................................................... 24 Gambar 2.6 Bending Roll......................................................................................................... 24 Gambar 2.7 Bending Panas.................................................................................................. 25 Gambar 2.8 Alat Potong Gas Torch....................................................................................... 29 Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gergaji.......................................................................................... 31 Gambar 2.10 Pipa Cutter Jenis Gunting............................................................................ 32 Gambar 2.11 Pipa Cutter Jenis Putar................................................................................. 32 Gambar 2.12 Mesin Gerinda Tangan................................................................................. 33 Gambar 2.13 Mesin Gerinda Duduk.................................................................................. 34 Gambar 2.14 Penyambungan Pipa Sistem Las................................................................ 34 Gambar 2.15 Penyambungan Pipa Sistem Socket Fusion.............................................. 35 Gambar 2.16 Penyambungan Pipa Sistem Butt Fusion................................................... 36 Gambar 2.17 Penyambungan Pipa Sistem Electro Fusion.............................................. 36 Gambar 2.18 Penyambungan Pipa Sistem Lem.............................................................. 37 Gambar 2.19 Penyambungan Pipa Sistem Ulir............................................................... 37 Gambar 2.20 Penyambungan Pipa Sistem Flange........................................................... 38 Gambar 2.21 Penyambungan Pipa Sistem Spigot............................................................ 38 Gambar 2.22 Penyambungan Pipa Sistem Buttress......................................................... 39 Gambar 3.1 Peralatan Pipa.................................................................................................. 46 Gambar 3.2 Teknik Penggunaan Peralatan Potong Pipa............................................... 48 Gambar 3.3 Teknik Penggunaan Peralatan Pembengkok Pipa.................................... 48 Gambar 3.4 Teknik Penggunaan Peralatan Penyambung Pipa.................................... 49 viii



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 3.5 Gerinda Potong................................................................................................ 49 Gambar 3.6 Mesin Gerinda Permukaan............................................................................ 50 Gambar 3.7 Mesin Gerinda Tangan.................................................................................... 51 Gambar 3.8 Mesin Gerinda Duduk..................................................................................... 52 Gambar 3.9 Mesin Gerinda Lurus....................................................................................... 52 Gambar 3.10 Mesin Gerinda Silinder................................................................................ 53 Gambar 3.11 Plasma Cutting Weld....................................................................................... 54 Gambar 3.12a Bagian-bagian Plasma Cutting Weld........................................................ 55 Gambar 3.12b Gergaji.......................................................................................................... 56 Gambar 3.13 Gergaji Triplek............................................................................................... 57 Gambar 3.14 Gergaji Besi.................................................................................................... 57 Gambar 3.15 Backsaw.......................................................................................................... 58 Gambar 3.16 Gergaji Jepang............................................................................................... 58 Gambar 3.17 Keyhole Saw...................................................................................................... 59 Gambar 3.18 Gergaji Rantai................................................................................................ 59 Gambar 3.19 Scroll Saw.......................................................................................................... 60 Gambar 3.20 Mittersaw........................................................................................................... 60 Gambar 3.21 Jigsaw.............................................................................................................. 61 Gambar 3.22 Flooring Saw..................................................................................................... 61 Gambar 3.23 Pipe Cutter......................................................................................................... 63 Gambar 3.24 Mesin Bending Pipa...................................................................................... 64 Gambar 3.25 Mesin Bending Begel.................................................................................... 64 Gambar 3.26 Mesin las pipa................................................................................................ 67 Gambar 3.27 Flanges............................................................................................................... 68 Gambar 3.28 Flange Socket.................................................................................................... 69 Gambar 3.29 Flanges Slip On................................................................................................. 69 Gambar 3.30 Flanges Lap Joint............................................................................................. 69 Gambar 3.31 Flanges Weldneck............................................................................................ 70 Gambar 3.32 Flanges Threaded............................................................................................. 70 Gambar 3.33 Flanges Blind..................................................................................................... 71 Gambar 4.1 Plat Tipis............................................................................................................ 76 Gambar 4.2 Macam-macam material................................................................................ 77 Gambar 4.3 Logam................................................................................................................ 78 Gambar 4.4 Polimer.............................................................................................................. 79 Gambar 4.5 Keramik.............................................................................................................. 80 Gambar 4.6 Material Komposit........................................................................................... 81 Gambar 4.7 Semikonduktor................................................................................................ 81 Gambar 4.8 Biomaterial....................................................................................................... 82 Gambar 4.9 Stainless Steel..................................................................................................... 83 Gambar 4.10 High Carboon Steel.......................................................................................... 83 Gambar 4.11 Baja Karbon Rendah..................................................................................... 84 Gambar 4.12 High Speed Steel............................................................................................... 84 Gambar 4.13 Aluminium Steel............................................................................................... 85 Gambar 4.14 Uji Tarik Material........................................................................................... 88 Gambar 4.15 Uji Tekan Material......................................................................................... 88 TEKNIK PEMESINAN KAPAL



ix



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 4.16 Uji Bengkok Material.................................................................................... 89 Gambar 4.17 Uji Puntir Material........................................................................................ 90 Gambar 4.18 Uji Impact Material....................................................................................... 91 Gambar 4.19 Kapal Titanic Patah ...................................................................................... 93 Gambar 5.1 Pekerjaan Plat Tipis........................................................................................ 97 Gambar 5.2 Mistar Ukur Gulung......................................................................................... 98 Gambar 5.3 Gunting Plat ..................................................................................................... 98 Gambar 5.4 Palu Plat Besi.................................................................................................... 99 Gambar 5.5 Landas Pelipatan Permukaan Rata.............................................................. 99 Gambar 5.6 Mesin lipat Plat Manual............................................................................... 100 Gambar 5.7 Proses Pengukuran ...................................................................................... 101 Gambar 5.8 Proses Pengukuran....................................................................................... 101 Gambar 5.9 Teknik Melukis dan Menandai.................................................................... 102 Gambar 5.10 Proses Pekerjaan Menandai dengan Penggores.................................. 102 Gambar 5.11 Proses Pekerjaan Menandai dengan Mistar.......................................... 103 Gambar 5.12 Membuat Tanda........................................................................................... 103 Gambar 5.13 Membuat Garis Sejajar.............................................................................. 103 Gambar 5.14 Teknik Menarik Garis yang Benar............................................................ 104 Gambar 5.15 Teknik Menarik Garis yang Salah............................................................. 104 Gambar 5.16 Memberi Titik Pada Garis Pusat............................................................... 105 Gambar 5.17 Aplikasi Penandaan.................................................................................... 105 Gambar 5.18 Menggunting Lurus dan Melengkung.................................................... 106 Gambar 5.19 Pahat Rata..................................................................................................... 106 Gambar 5.20 Mesin Potong Elektris................................................................................ 107 Gambar 5.21 Bentuk Tekukan Plat................................................................................... 108 Gambar 5.22 Penekukan Dua Sisi Searah...................................................................... 109 Gambar 5.23 Penekukan Empat Sisi ............................................................................... 109 Gambar 5.24 Penekukan Dua Kali Searah ..................................................................... 110 Gambar 5.25 Pengeling Pop.............................................................................................. 111 Gambar 5.26 Sambungan Tunggal................................................................................... 111 Gambar 5.27 Mesin Las Titik Portabel............................................................................ 112 Gambar 5.28 Penggaris Lipat............................................................................................ 113 Gambar 6.1 Daun Kemudi Kapal...................................................................................... 122 Gambar 6.2 Melipat Pelat ................................................................................................ 122 Gambar 6.3 Membentuk Pelat.......................................................................................... 123 Gambar 6.5 Kesalahan Membentuk Pelat Tipis............................................................ 123 Gambar 6.4 Pelat Tipis........................................................................................................ 123 Gambar 6.6 Contoh Lambung kapal................................................................................ 124 Gambar 6.7 Contoh Pekerjaan Pelat pada Lambung Kapal........................................ 125 Gambar 6.8 Mistar Roll..........................................................................................................125 Gambar 6.9 Roll Meter dengan Satuan Inch................................................................... 126 Gambar 6.10 Mistar Baja.................................................................................................... 126 Gambar 6.11 Protactor....................................................................................................... 127 Gambar 6.11 Bagian-bagian Vernier Bevel Protactor....................................................127 Gambar 6.13 Digital Angle Level Protractor.....................................................................129 x



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 6.14 Electronic Protractor.....................................................................................129 Gambar 6.15 Jangka Sorong............................................................................................. 130 Gambar 6.16 Mengukur Diameter Piston...................................................................... 130 Gambar 6.17 Jangka Sorong Manual............................................................................... 131 Gambar 6.18 Vernier Caliper Portable...............................................................................132 Gambar 6.19 Jangka Sorong Manual............................................................................... 132 Gambar 6.20 Jangka Sorong Analog............................................................................... 133 Gambar 6.21 Jangka Sorong Digital................................................................................ 133 Gambar 6.22 Jangka Sorong Sakram............................................................................... 134 Gambar 6.23 Jangka Sorong Roda Gigi........................................................................... 134 Gambar 6.24 Jangkar Sorong Pipa................................................................................... 135 Gambar 6.25 Jangka Sorong Jarak Pusat Digital.......................................................... 136 Gambar 6.26 Jangka Sorong Alur Dalam digital........................................................... 136 Gambar 6.27 Jangka Sorong Ketinggian........................................................................ 137 Gambar 6.28 Mistar Siku Besi........................................................................................... 138 Gambar 6.29 Mistar Siku kayu.......................................................................................... 138 Gambar 6. 30 Mistar Siku Baja.......................................................................................... 138 Gambar 6.31 Mistar Siku Segitiga ................................................................................... 139 Gambar 6.32 Mistar Siku Kombinasi............................................................................... 139 Gambar 6.33 Micrometer Digital...................................................................................... 140 Gambar 6.34 Micrometer Luar.......................................................................................... 140 Gambar 6.35 Micrometer Dalam...................................................................................... 140 Gambar 6.36 Alat Pengukur Ketebalan Ultrasonic...................................................... 141 Gambar 6.37 Macam-macam Penggores........................................................................ 142 Gambar 6.39 Gunting Pelat............................................................................................... 143 Gambar 6.40 Kikir Segitiga 8 Inchi.................................................................................. 144 Gambar 6.41 Kikir Setengah Lingkaran.......................................................................... 144 Gambar 6.42 Contoh Jangka Tusuk................................................................................. 144 Gambar 6.43 Contoh Jangka Bengkok............................................................................ 145 Gambar 6.44 Contoh Jangka Kaki.................................................................................... 145 Gambar 6.45 Contoh Mal Gambar Perkapalan.............................................................. 146 Gambar 6.46 Mal Kayu....................................................................................................... 146 Gambar 6.46 Paint Marker....................................................................................................147 Gambar 6.47 Cutting Tools...................................................................................................147 Gambar 6.48. Gergaji Besi Tangan................................................................................... 148 Gambar 6.49 Roll Meter........................................................................................................148 Gambar 6.50 Ujung Roll Meter............................................................................................149 Gambar 6.51 Mistar Baja.................................................................................................... 149 Gambar 6.52 Membaca Protractor....................................................................................150 Gambar 6.53 Membaca Menit pada Protractor...............................................................150 Gambar 6.54 Membaca Jangka Sorong........................................................................... 151 Gambar 6.55 Membaca Micrometer Outside....................................................................151 Gambar 6.56 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge...............................................152 Gambar 6.57 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge...............................................153 Gambar 6.58 Cara Menggunakan Pengores................................................................... 153 TEKNIK PEMESINAN KAPAL



xi



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 6.59 Mengunakan Penitik.................................................................................. 154 Gambar 6.60 Mengunakan Gunting Pelat...................................................................... 154 Gambar 6.61 Posisi dalam Mengunakan Kikir............................................................... 155 Gambar 6.62 Membuat Lingkaran dengan Jangka....................................................... 155 Gambar 6.63 Mengunakan Mal Gambar......................................................................... 156 Gambar 6.64 Mengunakan Gunting Plat Duduk........................................................... 157 Gambar 6.65 Mengunakan Gergaji Besi......................................................................... 157 Gambar 6.66 Model Tongkang Batubara........................................................................ 158 Gambar 6.67 Bagian dalam Symphony of Seas...............................................................160 Gambar 6.68 Tampak Samping Symphony of Seas........................................................161 Gambar 6.69 Jangka Sorong Manual .............................................................................. 161 Gambar 7.1 Macam Warna Pipa di Kapal........................................................................ 165 Gambar 7.2 Warna Sistem Perpipaan............................................................................. 166 Gambar 7.3 Sistem Perpipaan di Tongkang................................................................... 166 Gambar 7.4 Contoh Cat Pipa............................................................................................. 167 Gambar 7.5 Bentuk Pipa Dipakai di Kapal..................................................................... 168 Gambar 7.6 Contoh Marine Diesel Oil...............................................................................168 Gambar 7.7 Pipa dalam Kamar Mesin ............................................................................ 169 Gambar 7.8 Contoh Warna Sabuk Pipa di Kapal........................................................... 170 Gambar 7.9 Contoh Simbol Pipa Pemadam Kebakaran.............................................. 174 Gambar 7.10 Contoh Dimensi Flange Pipa.................................................................... 176 Gambar 7.11 Contoh Dimensi Elbow Pipa..................................................................... 179 Gambar 7.12 Pewarnaan 1 Warna.................................................................................... 186 Gambar 7.13 Contoh Warna Kombinasi......................................................................... 187 Gambar 7.14 Posisi yang Mudah Terlihat....................................................................... 187 Gambar 7.15 Standar Ukuran Label................................................................................ 187 Gambar 7.16 Posisi Pemasangan Label.......................................................................... 188 Gambar 7.17 Posisi Pemasangan Label.......................................................................... 188 Gambar 7.18 Posisi Pemasangan Label Pipa yang Menembus Dinding................. 188 Gambar 7.19 Posisi Pemasangan Label pada Elbow Pipa.......................................... 189 Gambar 7.20 Posisi Pemasangan Label Persimpangan Pipa..................................... 189 Gambar 7.21 Fungsi Kombinasi Warna........................................................................... 190 Gambar 7.22 Contoh Gambar Sea Water System............................................................191 Gambar 7. 23 Reinhard dan Max Mannesmann........................................................... 192 Gambar 7. 24 Pilger Rolling Process...................................................................................192 Gambar 7. 25 Salah satu Produk Mannesman, Precision Tubes Crane Kapal.......... 193 Gambar 8.1 Rangkaian Pipa di Kapal.............................................................................. 197 Gambar 8.2 Rangkaian Pipa di Atas Kapal..................................................................... 197 Gambar 8.3 Contoh VLCC................................................................................................... 198 Gambar 8.4 Contoh ULCC................................................................................................... 198 Gambar 8.5 Sistem Pipa Ballast..........................................................................................199 Gambar 8.6 Contoh Pipa Sounding....................................................................................199 Gambar 8.7 Gambar Lines Plan...........................................................................................200 Gambar 8.8 Kontruksi Lambung Kapal........................................................................... 201 Gambar 8.9 Kotak Strainer................................................................................................. 201 Gambar 8.10a Motor Diesel.............................................................................................. 202 xii



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 8.10b Contoh Filter.................................................................................................202 Gambar 8.11 Contoh Butterfly Valve.................................................................................203 Gambar 8.12 Steel Gate Valve..............................................................................................203 Gambar 8.13 Lap – joint Flange...........................................................................................204 Gambar 8.14 Gasket Spiral................................................................................................ 204 Gambar 8.15 Cargo Oil Pumps.............................................................................................205 Gambar 8.16 Sistem Bahan Bakar Feed System..............................................................206 Gambar 8.17 Sistem bahan bakar Transfer Sistem...................................................... 207 Gambar 8.18 Sistem Bahan Bakar Suply...........................................................................208 Gambar 8.19 Sistem Bahan Bakar Circulating.................................................................209 Gambar 8.20 Sistem Pelumasan KM. Mutiara Sentosa II............................................ 211 Gambar 8.21 Aliran Minyak Pelumas.............................................................................. 212 Gambar 8.22 Pengunaan Minyak Pelumas di Kapal.................................................... 213 Gambar 8.23 Sistem Minyak Pelumas Flow Motor Diesel Caterpillar.......................214 Gambar 8.24 Valve Pressure Relief .................................................................................. 215 Gambar 8.25 Air Laut Masuk ke Mesin Induk................................................................ 216 Gambar 8.26 Heat Exchanger Element Mesin Induk..................................................... 216 Gambar 8.27 Sea Chest..........................................................................................................217 Gambar 8.28 Sistem Pendingin Mesin Tertutup........................................................... 218 Gambar 8.29 Manifold dengan Pompa Air Tawar Pararel........................................... 219 Gambar 8.30 Expansion Tank ........................................................................................... 219 Gambar 8.31 Lokasi Siste Bilga........................................................................................ 221 Gambar 8.32 Sistem Pemipaan Bilga.............................................................................. 221 Gambar 8.33 Sistem Pemipaan Bilga.............................................................................. 222 Gambar 8.34 Ball Type Non Return Valve..........................................................................223 Gambar 8.35 Sistem Ballast.................................................................................................224 Gambar 8.36 Sistem Air Tawar.......................................................................................... 225 Gambar 8.37 Sistem Air Laut Diubah Menjadi Air Tawar ........................................... 226 Gambar 8.38 Pipa Fire Srinkler............................................................................................227 Gambar 8.39 Sistem Pemadam Kebakaran.................................................................... 228 Gambar 8.40 Sistem Pemadam Kebakaran CO2........................................................... 228 Gambar 8.41 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2...................................... 229 Gambar 8.42 Sistem Pemadam Kebakaran.................................................................... 231 Gambar 8.43 Tangki Cofferdam...........................................................................................232 Gambar 8.44 Swing Check Valve.........................................................................................233 Gambar 8.45 Katup Sea Chest..............................................................................................234 Gambar 8.46 Lap Joint Flanges...........................................................................................234 Gambar 8.47 Sistem Ballast.................................................................................................235 Gambar 8.48 Katup Pengontrol Solenoid...................................................................... 236 Gambar 8.49 Fire Monitor.....................................................................................................236 Gambar 8.50 International Share Connection.................................................................237 Gambar 8.51 Contoh Gambar Sea Water System............................................................238 Gambar 8.52 Contoh Perangkat Lunak Komputer untuk Gambar Sistem Pemipaan.240 Gambar 9.1 Kamar Mesin Kapl.......................................................................................... 244 Gambar 9.2 Fabrikasi Kamar Mesin Kapal...................................................................... 245 Gambar 9.3 Ruang Kontrol Mesin Kapal......................................................................... 245 TEKNIK PEMESINAN KAPAL



xiii



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR GAMBAR Gambar 9.4 Mesin Diesel dengan Merek Wartsila...................................................... 246 Gambar 9.5 Dimensi Mesin Diesel................................................................................... 247 Gambar 9.6 Marine Generator Sets.....................................................................................248 Gambar 9.7 Main Swicth Board...........................................................................................248 Gambar 9.8 Motor Control Center.......................................................................................249 Gambar 9.9 Karpet Isolator Listrik................................................................................... 249 Gambar 9.10 Pompa Air Tawar......................................................................................... 250 Gambar 9.10 Contoh Tangki Harian Kapal Tunda......................................................... 250 Gambar 9.11 Ruang Kontrol.............................................................................................. 251 Gambar 9.12 Pompa Pemadam Kebakaran.................................................................... 251 Gambar 9.13 Oil Water Separator.......................................................................................252 Gambar 9.14 Pompa Bilga Sentrifugal............................................................................ 252 Gambar 9.15 Contoh Purifier............................................................................................ 253 Gambar 9.16 Contoh Oil Purifier.........................................................................................254 Gambar 9.17 Bagian Dalam Oil Purifier............................................................................254 Gambar 9.18 Fresh Water Generator..................................................................................255 Gambar 9.20 Proses Fresh Water Generator....................................................................256 Gambar 9.21 Contoh Lay Out Kamar Mesin Kapal Pribadi......................................... 257 Gambar 9.22 Posisi Mesin dalam Kamar Mesin............................................................ 257 Gambar 9.23 Gambar Rencana Garis Kapal................................................................... 258 Gambar 9.24 Gambar Rencana Umum Kapal................................................................ 258 Gambar 9.25 Lay Out Kamar Mesin KM. Canbera......................................................... 259 Gambar 9.26 Tampak Samping KM Canbera.................................................................. 260 Gambar 9.27 Instalasi Alat Gerak Kapal......................................................................... 261 Gambar 9.28 Lay Out Kamar Mesin Lantai 1.................................................................. 262 Gambar 9.29 Lay Out Kamar Mesin Lantai 2.................................................................. 262 Gambar 9.30 Lay Out Kamar Mesin Lantai 3.................................................................. 263 Gambar 9.31 Lay Out Kamar Mesin Kapal 3 Dimensi.................................................. 263 Gambar 9.32 Kamar Mesin yang Menggunakan 2 Mesin Induk................................ 264 Gambar 9.33 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 2 Mesin Utama Kapal............... 265 Gambar 9.34 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 3 Mesin Utama Kapal............... 265 Gambar 9.35 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 4 Mesin Utama Kapal............... 266 Gambar 9.36 Penempatan Generator Set...................................................................... 267 Gambar 9.37 Contoh Gambar Lay Out Engine Room.....................................................268 Gambar 9.38 Kapal Tenaga Listrik................................................................................... 269



xiv



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR TABEL



DAFTAR TABEL



Tabel 6.1 Kriteria Mata Pisau Gergaji Besi..................................................................... 148 Tabel 7.1 Warna Utama...................................................................................................... 171 Tabel 7.2 Media Warna Utama.......................................................................................... 172 Tabel 7.3 Warna Tambahan............................................................................................... 173 Tabel 7. 4 Sambungan Elbow Pipa................................................................................... 175 Tabel 7.5 contoh Simbol Flange Pipa.............................................................................. 175 Tabel 7.6 Contoh Simbol Gate Pipa................................................................................. 177 Tabel 7.7 Contoh Simbol Percabangan Pipa.................................................................. 178 Tabel 7.8 Contoh Simbol Valve Pipa................................................................................ 179 Tabel 7.9 Contoh Simbol Butt Welded Piping..................................................................180 Tabel 7.10 Contoh Simbol Socket Welded Piping...........................................................182 Tabel 7.11 Contoh Simbol Socket Welded Piping...........................................................183 Tabel 7.12 Contoh Simbol Threaded Welded Piping......................................................184 Tabel 7.13 Contoh Simbol Threaded Welded Piping......................................................185 Tabel 8.1 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2.............................................. 230 Tabel 9.1 Kapasitas OWS.................................................................................................... 253



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



xv



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU



PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU



Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini. Buku dengan judul Pekerjaan Pelat dan Sistem Pemipaan Kapal ini diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini, disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan materi. 2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa ditanyakan kepada guru. 3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk memperluas wawasanmu. 4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini. Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan teman atau guru anda. Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebut adalah: Lembar Praktikum Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan peserta didik sesuai kompetensi keahlianya. Contoh Soal Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan ditanyakan dan cara menyelesaikannya. Cakrawala Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu yang sedang dipelajari. Jelajah Internet Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link dan QR code sumber belajar. Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab. Tugas Mandiri Kegiatan yang bertujuan untuk melatih peserta didik dalam memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu maupun kelompok (diskusi). Penilaian Akhir Bab Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab. Refleksi Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi dan memberikan umpan balik kegiatan belajar mengajar. Penilaian Akhir Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik Semester setelah mempelajari materi dalam satu semester. xvi



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PETA KONSEP BUKU



PETA KONSEP BUKU



BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT BAB VI TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA BAB VIII GAMBAR SISTEM INSTALASI PIPA KAPAL BAB IX GAMBAR LAYOUT KAMAR MESIN KAPAL



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



xvii



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



APERSEPSI



APERSEPSI



Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik serta hidayatNya lah yang telah menciptakan berbagai buah pemikiran manusia yang terus menerus berusaha untuk selalu membuat terobosan-terobosan melalui ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk selalu memudahkan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan manusia untuk kesejahteraan kehidupan manusia dimuka bumi ini. Perkapalan merupakan sebuah bidang pekerjaan serta juga bidang pembelajaran yang begitu luas dan dapat berhubungan dengan macam-macam bidang ilmu pengetahuan dan pekerjaan dan salah satu bidang yang juga terdapat di dalam bidang perkapalan yang memiliki peran penting yaitu Pekerjaan Plat dan Sistem Pemipaan Kapal. Pekerjaan Plat dan Sistem Pemipaan kapal merupakan sebuah sistem yang memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan atau menggerakan sebuah kapal, memiliki berbagai jenis serta fungsinya masing-masing Dalam penggunaannya yang sangat beragam sistem pemipaan pada kapal umumnya terdiri dari sistem pipa bahan bakar, sistem pipa minyak pelumas mesin, sistem pemipaan air bersih dan sistem pemipaan air bilge kapal. Dalam sistem pemipaan kapal bukan hanya fungsi dari masing-masing sitem pemipaan tersebut akan tetapi juga dilihat dari bahan pipa atau jenis pipa yang digunakan serta terdapat banyak aksesoris dalam sistem pemipaan yang tentu mendukung efisiensi dari pengoperasian sistem pemipaan tersebut. Pekerjaan Plat memiliki fungsi yang sangat penting karena pada zaman sekarang kapal yang umum digunakan ialah kapal berbahan dasar plat baja. Pekerjaan plat dan Sistem pemipaan kapal merupakan salah satu mata pelajaran kejuruan pada kompetensi keahlian bidang Teknik Pemesinan Kapal. Mata pelajaran tersebut dipelajari di kelas XI. Buku ini memuat materi kelas XI atau Jilid I yang terbagi menjadi dua semester dan sembilan bab. Pada semester gasal peserta didik akan mempelajari materi tentang, macammacam material pipa, penerapan teknik pekerjaan dasar pipa, penerapan teknik penggunaan alat pipa, macam-macam material plat, memahami jenis-jenis pekerjaan plat. Dan pada semester genap peserta didik akan mempelajari, penerpaan teknik pekerjaan dasar plat, memahami simbol pipa di kapal, memahami gambar instalasi sistem pemipaan, memahami gambar layout mesin kapal. Buku ini diharapkan dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk belajar mengenai kompetensi keahliannya sehingga dapat bermanfaat untuk diterapkan di dunia industri maupun dunia usaha.



xviii



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MACAM-MACAM MATERIAL PIPA



BAB I



BAB I MACAM-MACAM MATERIAL PIPA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah siswa-siswi mempelajari materi ini diharapkan siswa-siswi dapat memahami dan menyajikan data hasil pengamatan tentang jenis material pipa, macam-macam pipa, karakteristik material pipa, dan uji material pipa. Siswa dapat memahami macam-macam material pipa. Siswa dapat menunjukkan jenis-jenis pipa. Siswa dapat menerapkan teknik penggunaan peralatan pipa. Siswa dapat membentuk pipa dengan peralatan kerja pipa. Siswa dapat memahami macammacam material plat tipis. Siswa dapat menerapkan teknik penggunaan peralatan plat tipis. Siswa dapat membuat benda dari plat tipis dengan menggunakan peralatan kerja plat.



PETA KONSEP



PENDAHULUAN



PENGERTIAN



Jenis-jenis Material



Macam-macam Material Pipa



Karakteristik Material Pipa



Uji Material Pipa



KATA KUNCI Material, Pipa, Sistem, Uji Material, Logam, dan Nonlogam.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



1



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 1.1 Sistem Pemipaan (Sumber: https://www.lemondeinformatique.fr/actualites/lire-comment-evernote-a-migre-3-po-de-donnees-vers-google-cloud-67348.html)



Sistem pemipaan di industri merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang menjadi salah satu bagian yang sering dijumpai yang terdiri dari berbagai macam jenis dan ukuran digunakan untuk cairan atau fluida dan gas. Sistem pemipaan meliputi berbagai jenis material pipa, jenis-jenis pekerjaan pipa, dan peralatan yang digunakan saat melakukan pekerjaan sistem pemipaan. Sistem pemipaan yang akan dibahas pada pelajaran kelas XI semester 1 ini mulai dari jenis material pipa, jenis-jenis pekerjaan pipa, dan peralatan yang digunakan pada saat pekerjaan sistem pemipaan. Perpindahan barang dan penduduk antar wilayah sangat dibutuhkan pada saat ini. Wilayah yang berjauhan letaknya membutuhkan sarana transportasi untuk perpindahan barang yang menyangkut kebutuhan penduduk dalam wilayah tersebut. Sarana transportasi bisa melalui darat, udara, dan laut untuk menunjang kebutuhan manusia yang semakin banyak, dengan teknologi internet yang telah meluas hampir menjangkau di banyak wilayah membuat kebutuhan perpindahan barang dan penduduk semakin lebih kompleks. Kapal sebagai salah satu transportasi laut dapat mengangkut dalam jumlah yang lebih besar daripada sarana transportasi darat dan udara. Kapal dirancang untuk menjamin keamanan cargo yang diangkut atau penumpang yang dibawa dengan selamat. Salah hal yang harus kita perhatikan dalam merancang kapal agar sesuai dengan tujuan sebagai salah satu sarana transportasi laut adalah peralatan perpipaan dalam kapal. Anak buah kapal membutuhkan air untuk kebutuhan mandi, minum. Penumpang dalam kapal pesiar membutuhkan hiburan berupa kolam renang. Hasil tangkapan ikan dari kapal ikan membutuhkan pendingin untuk kesegaran ikan menuju



2



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN tempat pelelangan ikan. Daun kemudi membutuhkan minyak hidrolik dari pompa hidrolik untuk menggerakkan daun kemudi. Air, bahan pendingin, minyak pelumas merupakan bagian dari fluida, di mana dapat mengalir dari tempat satu ke tempat yang lain. Mengambil bentuk di mana fluida tersebut berada merupakan salah ciri fluida. Dengan memanfaatkan ciri fluida ini kita membutuhkan media untuk perpindahan fluida sesuai dengan tujuan. Media perpindahan fluida dapat berupa pipa, selang, gelas, gayung. Perpindahan fluida untuk kebutuhan di kapal dibutuhkan jumlah yang banyak, dapat digunakan sewaktu-waktu, tetap mengalir dengan tersedia. Pengaturan perpindahan volume fluida di kapal membutuhkan sistem untuk menempatkan posisi yang tepat dapat dijangkau, diawasi, dan memudahkan penggunaan fluida. Sistem itu disebut sistem perpipaan yang dirancang dengan melihat bentuk kapal. Memperhatikan kran (valve), memperhatikan pompa, posisi tangki tempat penyimpanan fluida diatur dalam sistem pemipaan. Di industri akan sering kita jumpai berbagai macam benda atau bahan yang digunakan untuk memindahkan berbagai macam benda dari lokasi satu ke lokasi lainnya. Proses pemindahan benda tersebut menggunakan pipa yang dirancang sedemikian rupa. Sistem pemipaan tersebut dibuat dengan menggunakan berbagai jenis pipa yang terbuat dari berbagai jenis material pipa seperti material pipa baja atau PVC dan aluminium. Jika diperlukan sistem pemipaan dapat dikombinasikan susunannya antara jenis material satu dengan lainnya sehingga mendapatkan sistem yang sesuai dengan keinginan. Masing-masing material memiliki kegunaan yang dibutuhkan oleh industri sehingga perlu halnya diketahui kelebihan dan kekurangan masing-masing material pipa. Dalam sistem pemipaan juga didapatkan berbagai macam ukuran-ukuran pipa yang berbeda dan dipakai sesuai dengan kubutuhan industri sehingga dalam merancang sistem pemipaan selain memperhatikan jenis material juga harus memahami ukuran pipa dan jenis-jenis pipa yang digunakan. Dalam bab ini yang akan dibahas ialah macam-macam material pipa, jenis-jenis pipa, dan ukuran pipa.



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Pengertian sistem pemipaan dijelaskan menurut pengertian bahasa, ilmu pengetahuan, dan otomasi industri. Bahan pembuat pipa dapat berupa, plastic, alumunium, stainless stell, dan baja. Beberapa sistem di kapal membutuhkan pemipaan untuk operasional kapal, seperti sistem bahan bakar motor penggerak kapal, sistem pelumasan motot penggerak kapal, dan motor bantuk kapal. Bentuk pipa memiliki lubang tengah yang simetris dengan ukuran diameter satu lingkaran penuh dengan memiliki panjang tertentu dari pabrik. Jenis fluida yang mengalir dalam pipa akan memengaruhi dasar pemilihan bahan pipa yang kita gunakan. Jenis pipa yang mengalir untuk sistem bahan bakar kapal untuk motor penggerak kapal bisa berbeda dengan jenis bahan pipa dan ketebalan yang digunakan untuk bahan bakar gas untuk kebutuhan konsumsi di TEKNIK PEMESINAN KAPAL



3



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN dapur kapal. Pipa juga harus memiliki bahan yang dapat menahan tekanan yang diuji kekuatannya terlebih dahulu. Serta memiliki kelenturan untuk dapat dipakai digunakan di dalam kapal yang memiliki ruang terbatas dengan mesin bantu kapal yang berdimensi tertentu. Ketika kapal sedang beroperasi, motor penggerak kapal akan membutuhkan suplai bahan bakar dan pendinginan dari sistem pendinginan kapal. Dalam hal ini terjadi perubahan temperatur pada sistem perpipaan yang dilalui, sehingga kita harus melihat bahan pipa yang digunakan mampu dalam temperature yang berbeda-beda sewaktu waktu. Sistem pemipaan merupakan suatu sistem yang digunakan untuk transportasi fluida antara peralatan (equipment) dari suatu tempat ke tempat yang lain sehingga proses produksi dapar berlangsung. Dalam membuat suatu sistem pemipaan salah satu hal yang menjadi suatu pertimbangan sebelum memulai merancang yaitu pemilihan bahan material pipa yang akan digunakan. Berbagai macam jenis material pipa tentu memiliki karakteristik untuk jenis-jenis material yang digunakan. Dalam membuat suatu sistem juga dibutuhkan ketahanan atau kekuatan khusus untuk suatu sistem dalam operasionalnya sehari-hari dalam mengalirkan fluida. Hal ini tentunya membutuhkan suatu pengujian material pipa yang digunakan agar dapat diketahui apakah material tersebut sudah memenuhi keriteria yang diiginkan. B. Jenis-Jenis Material Pipa Bahan pipa secara umum ialah struktur bahan baku pipa tersebut yang dapat dibagi secara umum sebagai berikut: 1. Carbon steel



Gambar 1.2 Baja Karbon (Sumber: https://logamceper.com/klasifikasi-baja-karbon-carbon-steel/)



44



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



2. Carbon Moly



Gambar 1.3 Molybdenum (Sumber: https://www.lkabminerals.com/en/products/molybdenum/)



3. Galvanees



Gambar 1.4 GalvaniseeSumber (Sumber: http://www.galvanizers.co.in/blog/difference-between-galvanized-vs-hot-dip-galvanized-metal/)



4. Ferro Nikel



Gambar 1.5 Ferro Nikel (Sumber: http://www.stelcometals.com/ferro-alloys.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



55



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 5. Stainless steel



Gambar 1.6 Stainless Steel (Sumber: https://pearlitesteel.com/difference-between-stainless-steel-and-mild-steel/)



6. PVC (paralon) 7. Chrome moly Pengelompokan jenis pipa berdasarkan material dibagi menjadi dua bagian, yaitu: 1. Pipa Logam 2. Pipa Nonlogam



Gambar 1.7 Pipa Hidrolik Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Logam adalah sebuah unsur material yang biasanya keras tidak dapat ditembus cahaya, berkilau, dan beberapa memiliki konduktivitas termal yang baik. Logam umumnya dapat dibentuk melalui proses penempaan atau ditekan 66



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN secara permanen hingga berubah bentuk tanpa patah atau retak dan juga fusibel bisa dilelehkan. Material logam untuk penggunaan pipa dibedakan menjadi dua jenis yaitu material logam ferro dan nonferro.



Gambar 1.8 Pipa Carbon Steel Sumber: berkahfikripratama.web.indotrading.com



Material pipa logam ferro atau biasa disebut besi atau baja karbon, jenis material pipa ini biasanya terdiri dari unsur besi (Fe) dan karbon (C), tetapi juga mengandung unsur lain seperti, silisium, mangan, fosfor, belerang, dan sebagainya yang kadarnya relatif rendah. Unsur-unsur dalam campuran itulah yang mempengaruhi sifat material pipa besi atau baja pada umumnya akan tetapi pengaruh unsur zat karbon (C) yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kekerasan material pipa. Material pipa logam ferro yang umumnya digunakan adalah pipa cast steel, pipa steel, dan pipa cast iron. Material pipa logam nonferro (Non – Ferrous Metal) ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro (Fe). Oleh karena itu, jenis logam ini sering disebut sebagai logam bukan besi (nonferro). Berikut adalah macam-macam jenis material pipa logam nonferro, yaitu: a. Pipa Aluminium (Al) b. Pipa Tembaga (Cu) c. Wrought iron d. Red brass e. Nickel copper = monel (timah tembaga) f. Nickel chrom iron = inconel (besi timah chrom) g. Non Metal Material pipa nonmetal adalah kelempok material yang bersifat elektronegatif, yaitu lebih mudah menarik elektron valensi dari atom lain daripada melepaskannya. Yang termasuk dalam material pipa nonlogam adalah halogen, gas mulia, dan 7 material berikut: hidrogen (H), karbon (C), nitrogen (N), oksigen (O), fosfor (P), belerang (S), dan selenium (Se). Tidak seperti material pipa logam yang merupakan konduktor listrik, nonlogam biasanya bersifat insulator atau semi konduktor. Nonlogam dapat membentuk



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



77



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN ikatan ion dengan menarik elektron logam atau ikatan kovalen dengan nonlogam lainnya. C. Macam-macam Bahan Pipa Logam dan Nonlogam 1. PVC (Polivinil Clorida) PVC adalah salah satu material pipa yang terbuat dari polimer termoplastik salah satu bahan yang menempati urutan ketiga jumlah pemakaiannya terbanyak di dunia, setelah politilena dan polipropilena. Di seluruh dunia, lebih dari 50% PVC yang diproduksi dipakai dalam konstruksi. Sebagai salah satu bahan bangunan Pipa PVC relatif lebih murah, tahan lama, dan mudah dirangkai. PVC bisa dibuat menjadi lebih elastis dan fleksibel dengan menambahkan plasticizer, PVC yang fleksibel umumnya dipakai sebagai bahan pakaian, perpipaan, atap, dan insulasi kabel listrik.



Gambar 1.9 Pipa PVC (Sumber: https://pvc4pipes.com/pvc-pipes/why-pvc-pipes/)



2.



Composite



(Gambar 1.10 Pipa Composite) (Sumber: https://airborneoilandgas.com/tcp-concept-and-materials)



88



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Jenis material komposite yang pada saat ini paling banyak digunakan dalam sistem perpipaan adalah Glass Reinforcement Plastic (GRP). Hal ini disebabkan karena dalam penggunaannya pipa komposit GRP memiliki beberapa kelebihan bila dibandingkan dengan pipa baja antara lain: a. Tidak mengalami korosi b. Metode penyambungan (Jointing) yang lebih mudah c. Relatif lebih ringan d. Memiliki elastisitas yang cukup tinggi 3. Fiberglass Jenis material yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Pada aplikasinya fiberglass lebih sering kita jumpai berbentuk seperti lembaran kain tipis dan biasanya digunakan dengan resin atau semacam lem perekat khusus bahan fiberglass. Akan tetapi, penggunaan bahan fiberglass mulai dikurangi karena menimbulkan bahaya kesehatan bagi manusia karena berdasarkan penelitian bahan fiberglass berbahaya bagi sistem pernafasan manusia. Kelebihan dari pipa berbahan fiberglass yaitu: a. Tahan sampai dengan suhu 150’ F b. Mampu menahan tekanan sampai dengan 5 Ksi c. Ketahanan terhadap reaksi kimia 4. Pipa Cast Steel Salah satu bahan yang sering digunakan dalam sistem pemipaan ialah salah satunya besi tuang atau cast steel. Material besi tuang ini memiliki keunggulan yang tidak lagi memerlukan proses tambahan dan pekerjaan lainnya. Berbagai material yang dapat dijadikan besi tuang secara umum yang sering digunakan adalah baja dan besi. Material cast steel umumnya ialah carbon steel dan alloy steel yaitu besi tuang yang memiliki kandungan karbon kurang dari 2%. Material cast steel memiliki ketahanan terhadap korosi yang kurang baik, sehingga dalam pengaplikasiannya harus ditambahkan zat atau cat anti korosi sehingga dapat memperlambat proses korosi. Biaya produksi juga cukup mahal. Kelebihan dari pipa cast steel ialah memiliki fleksibilitas dalam membuat desain sesuai kebutuhan dan memiliki kekuatan yang baik. 5. Pipa Cast Iron Salah satu bahan material pipa yang sering digunakan dalam sistem pemipaan. Material besi cast iron memiliki keunggulan yang tidak lagi memerlukan pekerjaan tambahan lainnya. Biasanya cast iron berbentuk gray iron, deductile iron, dan mallaeble iron. Biasanya mengandung karbon lebih dari 2%. Memiliki kemampuan terhadap korosi yang baik sehingga tidak mudah terjadi reaksi korosi. Akan tetapi, tetap harus diberikan tambahan perlindungan agar tetap tidak mudah terjadi korosi. Memiliki biaya produksi yang lebih rendah dari pada cast steel dari segi material, energi, dan tenaga kerja yang dibutuhkan. Dalam proses besi tuang juga cast iron lebih mudah karena tidak membutuhkan banyak campuran dan menjadikan cast iron menjadi material yang lebih ideal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



99



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN D. Karakteristik Material Pipa 1. Cast Steel Baja cor atau cast steel adalah salah satu material pipa yang sering digunakan dalam berbagai sistem pemipaan dan memiliki karakteristik tersendiri sehingga dapat dibedakan dari material lainnya. Berikut adalah karakteristik dari material cast steel. a. Memiliki kandungan karbon kurang dari 2% b. Dalam pengujian kimia baja cor diuji dari benda langsung c. Pada saat peleburan baja cor menggunakan bahan lining yang sifatnya basa d. Bahan lining baja cor memiliki kandungan basisitas kurang dari 1% e. Baja cor pada saat uji pukul menghasilkan suara yang nyaring f. Memiliki percikapan api pada saat digerinda yang lebih sedikit g. Memiliki sifat tangguh, kekuatan, daya tarik dan daya tekan yang besar h. Tahan korosi yang baik (baja paduan krom) i. Kurang mampu meredam getaran j. Memiliki harga yang lebih tinggi k. Baja cor pengaplikasiannya terbatas 2. Cast Iron Besi cor atau cast iron adalah salah satu material pipa yang sering digunakan dalam berbagai sistem pemipaan dan memiliki karakteristik tersendiri sehingga dapat dibedakan dari material lainnya. Berikut adalah karakteristik dari material cast iron. a. Memiliki kandungan karbon lebih dari 2% b. Pengujian komposisi kimia menggunakan chill test c. Besi cor menggunakan linning asam saat peleburan d. Bahan linning besi cor memiliki kandungan basisitasnya lebih dari 1% e. Pada saat uji pukul besi cor memiliki suara yang lebih kecil f. Pada saat menggerinda besi cor memiliki percikan api yang lebih banyak dan panjang g. Memiliki kemampuan las rendah, kemampuan tempa yang baik, korosif h. Ketahanaan aus rendah, mempunyai elongasi tinggi, dan mampu meredam getaran i. Besi cor memiliki harga yang lebih murah j. Dapat diaplikasikan lebih luas 3. Pipa PVC Material pipa yang terbuat dari thermoplastik atau bisa juga disebut Polivinil Klorida atau umum disebut PVC adalah material pipa yang sering ditemukan di kehidupan sehari-hari kita. Pipa PVC memiliki krakteristik tertentu sehingga sering digunakan untuk kehidupan sehari-hari. a. Proses instalasi yang relatif mudah b. Harga relatif lebih murah c. Kuat dan kokoh d. Memiliki bobot yang ringan e. Aksesoris yang bermacam-macam f. Instalasi tidak memerlukan perlatan khusus 10 10



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4. Pipa Aluminium Material pipa aluminium adalah salah satu jenis logam yang umum digunakan sehari-hari. Material aluminium juga memiliki karakteristik yang membuat aluminium menjadi salah satu material yang digunakan untuk sistem pemipaan. a. Memiliki ketahanan yang baik terhadap korosi b. Memiliki kekuatan yang baik c. Material ringan d. Mudah diaplikasikan karena peraktis e. Memiliki throughput yang tinggi E. Uji Material pipa Dalam pemilihan material pipa dalam membuat sebuah sistem pemipaan, dibutuhkan beberapa persyaratan khusus untuk material pada sistem tersebut. Oleh karena itu, dilakukan uji material pipa sebelum kita memilih material pipa yang akan digunakan. Pada umumnya untuk mengetahui kemampuan mekanik dari material pipa ada beberapa jenis pengujian yang dapat dilakukan, yaitu: 1. Uji Tarik (Tensile Test)



Gambar 1.11 Uji Tarik (Sumber: https://testingindonesia.com/universal-testing-machine-sebagai-mesin-uji-tarik-62)



Merupakan salah satu pengujian untuk mengetahui sifat-sifat suatu material. Dengan menarik suatu material kita akan dapat mengetahui bagaimana material tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan mengetahui sejauh mana material itu bertambah panjang. Dalam proses uji tarik ini kita dapat



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



11 11



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN mengetahui sifat-sifat mekanik dari material yang diuji. Kita dapat mengetahui batas elsatis material yaitu batas di mana apabila beban yang diberikan kepada material dihilangkan maka material tersebut akan kembali ke bentuk semula sebelum ditarik. Batas proporsional yaitu titik di mana hukum Hooke masih ditolerir batas proporsional sama dengan batas elastis. Deformasi plastis adalah perubahan bentuk material yang tidak kembali ke bentuk semula sebelum ditarik, bisa disimpulkan bahwa material sudah ditarik melewati dari batas elasti dari material tersebut. Tegangan luluh atas yaitu batas peralihan antara daerah deformasi plastis dan elastis. Tegangan luluh bawah yaitu batas rata-rata daerah sebelum material benar-benar memasuk fase deformasi plastis daerah ini bisa juga disebut tegangan mekanis. Regangan luluh adalah fase dimana material akan memasuki deformasi plastis. Regangan elastis adalah perubahan elastis dari suatu material, apabila material diberikan beban tarik dan bila dilepas maka material akan kembali ke bentuk atau posisi awal. Regangan plastis adalah regangan yang berakibat perubahan plastis material, apabila material diberikan pembebanan dan kemudian beban tersebut dilepaskan maka benda tidak akan kembali ke bentuk/posisi semula. Regangan total adalah merupakan gabungan antara regangan elastis dan regangan plastis dan akan menghasilkan regangan plastis. Tegangan tarik maksimum adalah tegangan maksimum yang didapatakan dalam hasil uji tarik material. Kekuatan patah adalah besar tegangan yang mampu dicapai material sampai material tersebut putus/patah. 2. Uji Tekan (Compressed Test)



Gambar 1.12 Uji Tekan (Sumber: http://www.testindo.com/article/280/uji-tekan-menggunakan-universal-testing-machine)



Material memiliki kekuatan yang tak bisa diterka atau diperkirakan, terkadang ada material yang memiliki kekuatan yang kuat dan juga ringan. Namun berhati-hatilah terhadap material kuat atau berat yang bisa melukai 12 12



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN diri kita dan sampai membuat kita meninggal. Setelah berkembangnya dunia pada saat sekarang ini kekuatan benda tersebut dapat diukur atau diketahui dengan alat uji tekan. Uji tekan adalah suatu alat uji mekanik yang berguna untuk mengukur dan mengetahui kekuatan material terhadap gaya tekan. Uji tekan ini memiliki kinerja yang bagus dan berkualitas untuk mengetahui kekuatan material. Pada umumnya uji tekan ini digunakan pada logam yang bersifat getas, karena alat uji tekan ini memiliki titik hancur yang terlihat jelas di saat melakukan pengujian benda tersebut. 3. Uji Bengkok/Lengkung (Bending Test)



Gambar 1.13 Uji Bengkok/Lengkung (Sumber: https://slideplayer.info/slide/13880818/)



Uji bending adalah suatu proses pengujian material dengan cara ditekan untuk mendapatkan hasil berupa data tentang kekuatan lengkung (bending) suatu material yang diuji. Proses pengujian bending memiliki 2 macam pengujian, yaitu 3 poin bending dan 4 poin bending. Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending) pada suatu bahan atau material. Pada umumnya alat uji bending memiliki beberapa bagian utama, seperti rangka, alat tekan, poin bending, dan alat ukur. Rangka berfungsi sebagai penahan gaya balik yang terjadi pada saat melakukan uji bending. Rangka harus memiliki kekuatan lebih besar dari kekuatan alat tekan, agar tidak terjadi kerusakan pada rangka pada saat melakukan pengujian. Alat tekan berfungsi sebagai alat yang memberikan gaya tekan pada benda uji pada saat melakukan pengujian. Alat penekan harus memiliki kekuatan lebih besar dari benda yang di uji (ditekan). Point bending berfungsi sebagai tumpuan benda uji dan juga sebagai penerus gaya tekan yang dikeluarkan oleh alat tekan. Panjang pendek tumpuan point bending berpengaruh terhadap hasil pengujian. Alat ukur adalah suatu alat yang yang menunjukan besarnya kekuatan tekan yang terjadi pada benda uji.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



13 13



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4. Uji Puntir (Torsion Test)



Gambar 1.14 Uji Puntir (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/digital-torsion-testing-machines-14104567130.html)



5.



Uji puntir dilakukan untuk mengetahui sifat geseran pada material. Uji puntir biasanya diperlukan untuk komponen yang beban utamanya adalah beban puntir. Bentuk spesimen uji puntir ini tidak jauh berbeda dengan bentuk spesimen uji tarik. Sifat-sifat mekanik yang biasa dapat diperoleh oleh uji puntir adalah modulus kekuatan geser, ratio poisson, dan kekuatan geset ultimum. Uji Pukul (Impact Test)



Gambar 1.15 Uji Pukul (Sumber: https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/570/charpy-impact-testing-sebagai-alat-uji-bahan-570)



14 14



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Beberapa komponen pada otomotif dan transmisi serta bagian-bagian pada kereta api dan lainnya akan mengalami suatu beban kejutan atau beban secara mendadak dalam pengoperasianya. Maka dari itu ketahanan suatu material terhadap beban mendadak, serta faktor-faktor yang mempengaruhi sifat material tersebut perlu diketahui dan diperhatikan. Pengujian ini berguna untuk melihat dampak yang ditimbulkan oleh adanya takikan, bentuk takikan, temperatur, dan faktor-faktor lainnya.  Impact test  bisa diartikan sebagai suatu tes yang mengukur kemampuan suatu bahan dalam menerima beban tumbuk yang diukur dengan besarnya energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen dengan ayunan. Bandul dengan ketinggian tertentu berayun dan memukul spesimen. Berkurangnya energi potensial dari bandul sebelum dan sesudah memukul benda uji merupakan energi yang diserap oleh spesimen. Pada suatu konstruksi, keberadaan takik atau  nocth  memegang peranan yang amat berpengaruh terhadap kekuatan  impact. Adanya takikan pada kerja yang salah seperti diskotinuitas pada pengelasan, atau korosi lokal bisa bersifat sebagai pemusat tegangan (stress concentration). Adanya pusat tegangan ini dapat menyebabkan material  brittle  (getas), sehingga patah pada beban di bawah  yield strength. Fracture  atau kepatahan pada suatu material dapat digolongkan sebagai  brittle  (getas) atau    ductile  (ulet). Suatu material yang mengalami kepatahan tanpa mengalami deformasi plastis dikatakan patah secara brittle. Sedangkan apabila kepatahan didahului dengan suatu deformasi plastis dikatakan mengalami  ductile fracture.  Material yang mengalami  brittle fracture  hanya mampu menahan energi yang kecil saja sebelum mengalami kepatahan.



LEMBAR PRAKTIKUM Tujuan: 1. Siswa mampu mengetahui ukuran macam material pipa yang digunakan di dalam kapal. 2. Siswa mampu mengetahui macam-macam material pipa yang digunakan di dalam kapal. Alat: 1. Jangka Sorong 2. Kain Majun 3. Pulpen 4. Buku Catatan Bahan: 1. Pipa yang terdapat dalam sebuah kapal Petunjuk: 1. Bentuklah kelompok dengan terdiri dari 3 siswa dalam satu kelompok! 2. Buat surat permohonan izin resmi untuk mengunjungi ke kapal yang dimiliki sebuah perusahaan pelayaran yang terdekat!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



15 15



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM 3. Setelah mendapatkan surat balasan dari perusahaan pelayaran, lakukan survei secara kelompok! 4. Di bawah ini ada beberapa gambar pipa, cari di dalam kapal tersebut yang sesuai dengan fungsi pipa pada gambar berikut!



Gambar 1.16 Pipa Kapal Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Gambar 1.17 Pipa Kapal Sumber: Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



16



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM 5. Lakukan pengukuran diameter luar pipa yang digunakan! 6. Lakukan pengecekan fisik material pipa yang digunakan tersebut! 7. Bisa komunikasikan dengan anak buah kapal yang melakukan dinas jaga pada saat survei! 8. Buatkan catatan hasil survei!



CAKRAWALA Hai guess, tahukah kamu siapa penemu pipa yang berbahan fiberglass?



Gambar 1.18 Edward Drummond Libbey (Sumber : http://ojaihistory.com/sharp-savvy-edward-drummond-libbey/)



Jawab: Pertama kali di tahun 1893 oleh Edward Drummond Libbey, itu merupakan pakaian di World Collumbioan Exposition yang menggunakan bahan glass fiber dengan tekstur fiber sutra. Pada tahun 1938 Russel Games Slayter dari Owens ILLINOIS Glass menemukan fiberglass.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



17



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih dalam tentang material yang digunakan pada sistem pemipaan dan karakteristik serta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing material tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam mengenai hal tersebut melalui link di bawah ini. Bisa juga menggunakan QR code yang tersedia dibawah ini. Link: https://logamceper.com/8-perbedaan-baja-cordan-besi-cor/



RANGKUMAN Material pipa terdiri dari berbagai macam dan jenis secara umum dapat dibedakan menjadi dua jenis utama yaitu pipa logam dan nonlogam. Pipa logam terbagi menjadi beberapa macam material yaitu, material cast steel, cast iron, aluminium, bronze, dan lain-lain. Pipa nonlogam terbagi menjadi beberapa macam material yaitu, PVC, Composite, dan Fiberglass. Masing-masing material tersebut memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda sehingga penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing material pipa. Masing-masing material pipa juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan seperti pipa PVC yang murah dan mudah dalam instalasinya tetapi tidak cocok untuk mengalirkan air panas lalu dalam penggunaan pipa besi yang memiliki kekuatan terhadap korosi. Lalu dalam hal spesifikasi yang dibutuhkan sebelum memilih material pipa untuk suatu sistem pemipaan maka kadang dibutuhkan suatu metode uji untuk mengetahui kekuatan, kelenturan, ketangguhan dan keuletan material pipa dengan berbagai metode uji yang ada.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi Material pipa maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik, kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan survei di sekitar sekolah jenis material pipa apa saja yang Anda temukan! 2. Dokumentasikan pipa berdasarkan material yang Anda temukan! 3. Buat presentasi dalam bentuk power point! 4. Kerjakan tugas Anda secara mandiri!



18



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Siswa melakukan kunjungan ke beberapa toko untuk melakukan survei mengenai bahan-bahan apa saja yang digunakan untuk pipa yang dijual. 2. Lakukan pengambilan gambar pada pipa dengan menunjukkan bahan pembuatnya! 3. Buatlah bagan kegunaan dari pipa yang mengunakan bahan tersebut! 4. Apakah pipa yang siswa ambil gambar ada yang dapat digunakan di kapal? 5. Menurut Anda apakah bahan pembuat pipa dalam gambar di bawah ini?



Gambar 1.19 Pipa Kapal Sumber; Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab satu ini tentu peserta didik akan lebih paham tentang material yang sering digunakan untuk sistem pemipaan. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Bagaimana kesan Anda tentang macam material pipa? 2. Dari material pipa yang ada mana yang sering Anda temukan? 3. Apa yang akan Anda lakukan setelah mempelajari bab ini? 4. Pada bab ini apakah masih ada hal yang masih Anda belum pahami? Silakan Anda diskusikan dengan teman atau guru!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



19



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB II



TEKNIK PEKERJAAN PIPA BAB II TEKNIK PEKERJAAN PIPA



TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah siswa mempelajari materi-materi pada bab ini mengenai dasar-dasar teknik pekerjaan pipa maka diharapkan siswa-siswi dapat mengetahui macammacam teknik pekerjaan pipa didalam membuat sebuah sistem pemipaan dalam kehidupan sehari-hari di rumah, di dalam industri seperti misalnya dalam sebuah workshop atau pabrik serta khususnya di dalam kapal. Diharapkan siswa-siswi dapat menjelaskan secara benar tentang berbagai macam teknik pekerjaan pipa dimulai dari proses persiapan sebelum dilakukan pekerjaan, pada saat pekerjaan pipa tersebut dimulai, serta pada saat pekerjaan pipa tersebut selesai dilaksanakan sehingga siswa-siswi dapat memahami dan mengetahui tahapantahapan teknik pekerjaan yang mereka lakukan dengan tahapan-tahapan yang berurutan dan teratur sehingga prosedur pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.



PETA KONSEP



PENGERTIAN MACAM-MACAM TEKNIK PENGERJAAN PIPA



Jenis-jenis Material



Macam-macam Material Pipa



Karakteristik Material Pipa



KATA KUNCI Pipa, Sistem, Teknik, Karakteristik, Sistem Pemipaan, Teknik Pekerjaan Pipa



20



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 2.1 Pengelasan Pipa (Sumber: https://www.istockphoto.com/photo/arc-welder-with-welding-sparks-gm479705126-68185805)



Sebelumnya sudah kita sama-sama pelajari macam-macam material, karakteristik, serta kelebihan dan kekurangan dari material yang sering digunakan pada pipa yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari maupun di dunia industri. Tentunya ketika sudah paham dan mengerti macam-macam material tersebut dalam pembuatan sebuah sistem pemipaan yang baik dan benar dibutuhkan berbagai macam tahapan dan proses agar tercipta sebuah sistem pemipaan yang dapat berfungsi dengan baik dan benar sesuai peruntukannya. Dalam hal ini dibutuhkan teknik pekerjaan pipa yang baik dan benar sesuai dalam menciptakan sebuah sistem pemipaan sesuai dengan rancangan awal. Dalam menciptakan sebuah sistem pemipaan dibutuhkan berbagai macam proses pekerjaan. Agar sistem tersebut dapat bekerja dengan baik maka dibutuhkan proses pekerjaan yang sesuai dengan standar yang telah ada. Pekerjaan akan lebih terarah dan teratur karena sudah terencana dengan baik dan pekerjaan telah dipelajari dengan baik serta terlaksana dengan sedemikian rupa. Hal ini akan menciptakan sebuah sistem pemipaan yang sesuai standar dan dapat bekerja berdasarkan fungsi yang telah ditentukan. Pada kehidupan sehari-hari di rumah tangga tentu sudah banyak mengenal dasar-dasar teknik pekerjaan pipa yang dapat dilakukan dengan alat yang lebih ringkas dan mudah dalam penggunaanya. Akan tetapi, juga perlu pemahaman khusus dalam pekerjaan pipa agar tidak terjadi kesalahan pada sistem pemipaan tersebut. Di dalam dunia industri juga sering dijumpai sistem pemipaan yang susuanan serta jenis pipa serta jenis material pipa yang beragam. Dengan demikian, dibutuhkan alat-alat khusus dan teknik pekerjaan pipa yang lebih mendalam sehingga pekerjaan pipa tersebut membutuhkan tenaga ahli yang berkompeten dan menguasai teknik pekerjaan tersebut. Tenaga ahli yang berkompeten dapat menciptakan sebuah sistem pemipaan yang baik dan benar.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



21



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Dalam membentuk sebuah sistem pemipaan, dilakukan beberapa pekerjaan pada pipa agar dapat terbentuk menjadi satu kesatuan sistem pemipaan yang dapat berjalan dengan baik. Berbagai macam teknik pekerjaan pipa yang telah ada dan dapat digunakan untuk membentuk sistem pemipaan pada umumnya terdiri dari teknik pekerjaan pipa pembengkokan (bending), teknik pekerjaan pipa pemotongan (cutting), dan teknik pekerjaan pipa penyambungan (joint). Teknik pekerjaan pipa tersebut secara garis besar sering digunakan untuk berbagai macam proses pekerjaan pipa seperti pembengkokan pipa tentunya membutuhkan alat-alat yang sesuai dengan teknik pekerjaan pipa tersebut. Sehingga pada saat pekerjaan pemipaan sudah dapat ditentukan teknik pekerjaan apa yang dipakai dan sesuai untuk sistem pemipaan. B. Pembengkokan (bending) Dalam membentuk sebuah sistem pemipaan yang baik perlu dilakukan pekerjaan pembengkokan untuk menyambung dan menghubungkan pipa-pipa. Bending merupakan salah satu metode pekerjaan teknik pemipaan dengan cara memberi tekanan pada bagian tertentu sehingga terjadi deformasi plastis pada bagian yang diberikan tekanan. Sementara proses bending merupakan proses penekukan atau pembengkokan menggunakan alat-alat bending manual maupun menggunakan mesin bending khusus. Proses bending terdiri dari beberapa jenis/ macam dari proses pembendingan yaitu: 1. Bending Ram Biasanya digunakan untuk membuat lengkungan besar untuk logam yang mudah bengkok. Dalam metode ini, plat atau pipa ditekan pada 2 poin eksternal dan ram mendorong pada besi pada poros tengah untuk menekuknya. Cara ini cenderung membentuk menjadi bentuk oval baik di bagian dalam dan luar lengkungan.



Gambar 2.2 Bending Ram (Sumber: https://www.thefabricator.com/thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-toachieve-the-perfect-bend)



22 22



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 2. Bending Rotary Draw Digunakan untuk membengkokan besi sebagai pegangan tangan, yang lebih keras. Bending rotary draw imbang menggunakan 2 cetakan yaitu cetakan bending stasioner dan cetakan bending dengan diameter tetap untuk membentuk lengkungan. Cara ini digunakan apabila plat atau pipa yang akan di-bending perlu memiliki hasil akhir yang baik dengan diameter konstan di seluruh panjang.



Gambar: 2.3 Bending Rotary Draw (Sumber: https://www.thefabricator.com/thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-toachieve-the-perfect-bend)



3. Bending Mandrel Selain cetakan yang digunakan dalam rotary bending, yakni dengan cara menggunakan support fleksibel yang ikut bengkok dengan logam untuk memastikan interior logam tidak cacat.



Gambar 2.4 Bending Mandrel (Sumber: https://www.trick-tools.com/what-is-mandrel-bending)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



23 23



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4. Bending Induksi Panas Proses ini mengunakan panas dari kumparan listrik untuk memanaskan area yang akan dibengkokan, kemudian logam dibengkokan dengan cetakan mirip dengan yang digunakan rotary draw. Logam segera didinginkan dengan air setelah pembengkokan. Cara ini menghasilkan lengkungan yang lebih kuat daripada rotary draw.



Gambar 2.5 Bending Induksi Panas (Sumber: https://oilandgasengineering.asia/services/heat-induction-bending/)



5. Bending Roll Digunakan ketika diperlukan lengkungan yang besar pada logam. Banyak digunakan untuk pekerjaan konstruksi. Bending roll menggunakan 3 roller yang disusun membentuk segi tiga pada satu poros untuk mendorong dan membengkokan logam.



Gambar 2.6 Bending Roll (Sumber: http://ngi.net.in/bending-roll.html)



24 24



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 6. Bending Panas Sistem ini banyak digunakan dalam proses perbaikan, yaitu dengan cara logam dipanaskan didaerah penekukan sehingga menjadi lebih lunak.



Gambar 2.7 Bending Panas (Sumber: https://www.colourbox.com/image/gas-heating-cutting-metal-bending-square-bar-image-5083425)



7. Angel Bending Angel bending merupakan pembentukan plat atau besi dengan menekuk bagian tertentu plat untuk mendapatkan hasil tekukan yang diinginkan. Selain menekuk, dengan pengerjaan ini juga dapat memotong plat yang disisipkan dan juga dapat membuat lengkungan dengan sudut sampai kurang lebih    pada lembaran logam. Contoh hasil pengerjaan seperti potongan plat, plat bentuk L,V, dan U. 8. Press Brake Bending Press brake bending merupakan suatu pekerjaan bending yang menggunakan penekan dan sebuah cetakan. Proses ini membentuk plat yang diletakan diata cetakan lalu ditekan oleh penekan dari atas sehingga mendapatkan hasil tekukan yang serupa degan cetakan. Umumnya cetakan berbentuk U,W, dan ada juga yang mempunya bentuk tertentu. 9. Draw Bending Draw bending yaitu pekerjaan mencetak plat dengan menggunakan roll penekan dan cetakan. Roll yang berputar menekan plat dan terdorong ke arah cetakan. Pembentukan dengan draw bending ini sangat cepat dan menghasilkan hasil banyak, tetapi kelemahannya  adalah pada benda yang terjadi springback yang terlalu besar sehingga hasil menjadi kurang maksimal. 10.  Roll Bending Roll bending yaitu bending yang biasanya digunakan untuk membentuk silinder, atau bentuk-bentuk lengkung lingkaran dari plat logam yang disisipkan pada



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



25 25



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



11.



12.



13.



14.



15.



26 26



suatu roll yang berputar.roll tersebut mendorong dan membentuk plat yang berputar secara terus menerus hingga terbentuklah silinder.  Roll Forming Dalam roll pembentukan, bahan memiliki panjang dan masing-masing dibengkokan secara individual oleh roll. Untuk menekuk bahan yang panjang, menggunakan sepasang roll berjalan. Dalam proses ini juga dikenal sebagai forming dengan membentuk kontur-kontur melalui pekerjaan dingin dalam membentuk logam. Logam dibengkokan secara bertahap dengan melewatkan melalui serangkaian roll. Bahan roll umumnya terbuat dari besi baja kabon atau abu-abu dan dilapisi krom untuk ketahanan aus. Proses ini digunakan untuk membuat bentuk-bentuk kompleks dengan bahan dasar lembaran logam. Tebal bahan sebelum atau sesudah proses pembentukan tidak mengalami perubahan. Produk yang dihasilkan yang dihasilkan dari pekerjaan ini adalah pipa, besi pipa, dan lain-lain.  Seaming Seaming merupakan operasi bending yang digunakan untuk menyambung ujung lembaran logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan dibentuk menggunakan roll-roll kecil yang disusun secara berurutan. Contoh hasil pengerjaan seaming adalah kaleng, drum, ember, dan lain-lain. Straightening Straightening merupakan proses yang berlawanan dengan bending yang digunakan untuk meluruskan logam. Pada umumnya straightening dilaksanakan sebelum benda kerja di-bending. Proses ini  menggunakan roll yang dipasang sejajar dengan ketinggian sumbu roll yang berbeda.  Flanging Poses flanging sama dengan proses seaming hanya seja ditunjukan untuk melipat dan membentuk suatu permukaan yang lebih besar. Contoh hasil pekerjaan flanging yaitu cover cpu pada komputer, seng berpengait, dan lainlain. Tahapan Prosedur Pembengkokan (Bending) Sebelum melakukan penekukan atau proses pem-bendingan sebaiknya harus diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pem-bendingan, yaitu sebagai berikut: a. Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan. b. Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan. c. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok. d. Penjepit begel harus kuat. e. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki. f. Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan. g. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan. Hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi yang mudah. h. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama. i. Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan. j. Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan. k. Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok. l. Penjepit begel harus kuat. m. Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki. n. Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan. o. Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mngerjakan posisi yang mudah. p. Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama. Di dalam proses pembendingan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain sebagai berikut. a. Diameter begel Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat/logam akan berpengaruh pada radius bending yang dibentuk dan kemampuan material untuk dapat mengalami peregangan tanpa terjadi distorsi. b. Metode Bending Prosedur atau metode yang tepat dalam proses pem-bendingan yang dilakukan sangat berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan. c. Ukuran Material Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang kecil akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran kecil dan radius bending yang besar. d. Peralatan Pendukung Peralatan yang digunakan meliputi cetakan, clamp, dan mandrel. e. Pelumasan Pelumasan diperlukan untuk mengurangi efek gesekan dan meningkatkan efisiensi proses pembentukan. 16. Komponen Mesin Bending Poros-poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat di mana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket, dan elemen pemindah lainnya. Poros berfungsi untuk mentransmisikan daya dan putaran dari poros penggerak ke poros yang digerakkan. Macam-macam poros berdasarkan pembebanannya:



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



27 27



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN a. Poros Transmisi (Transmission Shafts) Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt pulley, sprocket rantai, dan lain-lain. b. Gandar Poros Gandar merupakan poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan hanya mendapat beban lentur. c. Poros Spindle Poros spindle merupakan poros transmisi yang relatif pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas di mana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektif apabila deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil. 17. Hal-hal yang Diperhatikan dalam Perencanaan Poros a. Kekuatan Poros Poros transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur. Dalam perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya kelelahan, tumbukan, dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada poros. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan bebanbeban tersebut. b. Kekakuan Poros Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara (noise). Oleh karena itu, di samping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut. c. Putaran Kritis Bila putaran mesin dinaikan maka akan menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin, motor bakar, motor listrik, dan lain-lain. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi dapat mengakibatkan kerusakan. d. Korosi Bahan-bahan tahan korosi harus dipilih untuk poros propeler dan pompa bila terjadi kontak dengan fluida korosif. Demikian pula untuk porosporos yang terancam kavitasi dan poros-poros mesin yang sering berhenti lama sampai batas-batas tertentu dan dapat pula dilakukan perlindungan terhadap korosi (kromium). 28 28



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN C. Pemotongan (Cutting)



Gambar 2.8 Alat Potong Gas Torch (Sumber: http://karyaabadinews.blogspot.com/2013/07/teknik-pengelasan.html)



Pemotongan adalah proses pemisahan benda padat menjadi dua atau lebih, melalui aplikasi gaya yang terarah melalui luas bidang permukaan yang kecil. Benda yang umum digunakan untuk memotong adalah pisau, gergaji, dan gunting. Pada umumnya, setiap benda yang tajam mampu memotong benda yang memiliki tingkat kekerasan lebih rendah dan diaplikasikan dengan gaya yang signifikan. Pengerjaan pemotongan sendiri sebenarnya tidaklah sulit, namun bukan berarti bisa dilakukan sembarangan. Pipa besi berbentuk silinder memiliki permukaan yang licin. Pada saat memotongnya, mungkin saja pipa akan bergeser atau berputar dan tentunya hal ini akan sangat berbahaya. Apalagi jika pemotongan pipa menggunakan gerinda dan menggunakan meja sebagai dudukan untuk memotong pipa. Sebab batu gerinda yang bulat dan bentuk pipa juga bulat berisiko membuat gerinda maupun pipa tergelincir dan akan sangat berbahaya. Pipa besi merupakan salah satu komponen penting dalam mendukung aktifitas sehari–hari bagi masyarakat dan industri. Banyaknya kasus kerusakan pipa seperti kebocoran, penyok, bengkak atau menggelembung, terkorosi, dan jenis kerusakan lainnya. Hal ini sangat mengganggu dan berdampak secara ekonomi (Sambodo A W, 2017). Salah satu penyebab dari banyaknya kasus tersebut adalah hasil pemotongan pipa baja yang kurang baik. Solusi untuk mengatasi masalah tersebut dapat diatasi menggunakan mesin pipe plasma cutting. Mesin pemotong pipa ialah sebuah mesin khusus yang di proyeksikan dapat membantu proses pemotongan dengan lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan menggunakan mesin konvensional untuk proses pemotongan (Ahmad B J, 2017). Plasma Arc Machining yang merupakan salah satu proses permesinan nonkonvesional yang memanfaatkan gas yang terionisasi menjadi penghantar listrik dan dialirkan menuju busur wolfram dengan suhu yang sangat tinggi yang digunakan untuk memotong material yang umumnya terbuat dari logam (Al Antoni TEKNIK PEMESINAN KAPAL



29 29



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Akhmad, 2009). Pemotongan pipa besi yang dilakukan dengan plasma cutter menghasilkan hasil potongan yang jauh lebih halus. Mesin plasma cutting bekerja dengan menggunakan panas yang didapat dari sinar laser berkonsentrasi tinggi dimana tingkat kedalamannya diatur sesuai dengan tebalnya pipa yang akan dipotong. Permasalahan dari plasma cutting yang umum digunakan di pasaran saat ini yaitu masih handy portable, serta tidak dilengkapi peralatan penggerak. Hal ini mengakibatkan kinerja mesin plasma cutting saat pemotongan belum maksimal dan untuk gerakan dari hand torch relatif tidak konstan karena mesin masih dioperasikan secara manual (Endi Cahyono, 2017). Karena mesin ini masih sebagian besar menggunakan tenaga manusia, ada beberapa aspek yang terabaikan yaitu keseragaman ketinggian pemotongan, perbedaan kecepatan pemotongan dan kelurusan pemotongan yang nantinya akan berpengaruh pada kualitas hasil potongan berupa tingkat kehalusan (Ahmad Ridho Kistanto, 2018). Penggunaan mikroprosesor untuk otomatisasi proses produksi banyak diterapkan. Salah satu proses tersebut adalah proses pemotongan pipa secara otomatis. Dalam tugas akhir ini, didesain alat pemotong pipa secara otomatis (Siswo Wardoyo, 2000). Pada mesin pipe plasma cutting nantinya penggerak poros yang dipasangi hand torch akan digerakan oleh motor DC. Motor DC merupakan peralatan yang banyak diaplikasikan di industri, membutuhkan variabel kecepatan serta beban untuk memudahkan dalam pengendalian (M. Khairudin, 2016). Pipe plasma cutting bekerja agar menghasilkan potongan pipa yang baik. Dalam pembuatan sebuah mesin pipe plasma cutting ini dibutuhkan pemilihan bahan yang tepat, sehingga alat ini mampu bekerja secara optimal. Serta pengoperasiannya sangat sederhana, agar semua orang dapat menggunakan alat tersebut. Pipe plasma cutting dapat digunakan pada industri-industri kecil, praktik di perkuliahan, maupun di sekolah menengah kejuruan. Pemotongan pipa adalah hal yang pasti dilakukan dalam pekerjaan plambing dan alat yang digunakan untuk memotong pipa haruslah yang seusai dengan jenis pipanya. Alat potong yang paling lumrah digunakan adalah gergaji namun, tidak semua jenis gergaji bisa digunakan untuk memotong pipa plastik karena akan mempengaruhi hasil potongan. Jika hasil potongan pipa tidak baik maka akan berpengaruh pada kualitas dari sambungan pipa tersebut. Dalam teknik pekerjaan pipa terdapat beberapa alat pemotong pipa yang sering digunakan dikehidupan sehari-hari atau di industri pada umumnya yaitu: 1. Gergaji Gergaji kayu dengan mata gergaji yang besar tidak dapat digunakan untuk memotong pipa plastik karena akan mengakibatkan hasil potongan yang kasar dan pekerjaan pemotongan pun akan sulit dilakukan. Gergaji yang sesuai untuk memotong pipa plastik adalah gergaji dengan mata gergaji yang kecil, rapat, dan tajam. Penggunaan jenis gergaji yang tepat akan menghasilkan potongan pipa yang halus dan rapi.



30 30



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.9 Jenis-Jenis Gergaji (Sumber: https://www.asdar.id/pengertian-jenis-dan-fungsi-gergaji-tangan/)



2. Pipe cutter Jenis alat potong khusus pipa ini ada beberapa tipe dengan mekanisme yang berbeda yaitu model gunting dan yang diputar dengan pisau berbentuk cakram. Menggunakan alat potong khusus pipa akan menghasilkan potongan pipa yang sangat presisi dan tanpa serbuk-serbuk sisa potongan.



Gambar 2.10 Pipa Cutter Jenis Gunting (Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/pvc-pipe-cutter-60443870006.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



31 31



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.11 Pipa Cutter Jenis Putar (Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p102054703.html)



3. Mesin Potong Gerinda



Gambar 2.12 Mesin Gerinda Tangan (Sumber: https://inkuiri.com/site/bukalapak.com/rumah-tangga/home-stuff/im-store-keyang-dg-100fb-free-mata-potong-keramik-ndp-mesin-gerinda-tangan-4.8e6efb80333c6f360878e93704e22f9c5b4f1b4a.id)



32 32



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Pemotongan dengan gerinda potong ini menggunakan batu gerinda sebagai alat potong. Proses kerja pemotongan dilakukan dengan menjepit material pada ragum mesin gerinda. Selanjutnya batu gerinda dengan putaran tinggi digesekan ke material. Kapasitas pemotongan yang dapat dilakukan pada mesin gerinda ini hanya terbatas pada pemotongan profil-profil. Profilprofil ini di antaranya pipa, pelat strip, besi siku, pipa stalbush, dan sebagainya. Mesin gerinda merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. ada umumnya mesin gerinda digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar karena penggunaan mesin gerinda untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar.



Gambar 2.13 Mesin Gerinda Duduk (Sumber: http://www.klikglodok.com/perkakas/gerinda-tangan/12842-harga-jual-makita-maktec-mt240-mesin-gerinda-potong-besi-aluminium-355mm-.html)



D. Penyambungan (Joint) Dalam dunia pipa, dikenal beberapa macam metode penyambungan pipa. Pemilihan metode ini sangat tergantung dengan kepentingan aplikasinya dan jenis bahan baku pipa. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya. Penyambungan pipa dapat dilakukan secara langsung tanpa dibutuhkan sambungan pipa (fitting/connector), tetapi cara ini mungkin tidak cocok untuk aplikasi yang lain.  Di satu pihak ada penyambungan pipa yang dibuat secara



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



33 33



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN permanen dan disisi lain penyambungan pipa justru secara sengaja dibuat tidak permanen untuk keperluan tertentu misalnya pemeliharaan dan lain-lain. Secara umum metode penyambungan pipa tersebut dapat dibagi dalam 3 kelompok yaitu: 1. Sistem Las (Welded System)



Gambar 2.14 Penyambungan Pipa Sistem Las (Sumber: http://kawatlasedzona.com/las-pipa/)



Dalam sistem ini, pipa disambung dengan cara dilas agar menyatu sehingga lebih kuat dan bersifat permanen. Penyambungan pipa logam (pipa besi, stainless, tembaga, dan lain-lain) biasanya membutuhkan bahan tambahan misalnya kawat las. Jenis  pengelasan  bergantung jenis pipa misalnya pengelasan untuk bahan stainless steel menggunakan las busur wolfram. Untuk pipa baja karbon digunakan las metal. Pada pipa plastik menggunakan alat bantu yang digunakan untuk memanaskan bahan plastik pipa pada temparatur tertentu sehingga  memungkinkan pipa disambung dan bahan bakunya menyatu secara homogen. 2. Sistem Pemanasan (Socket/Butt/Elekto Fusion)



Gambar 2.15 Penyambungan Pipa Sistem Socket Fusion (Sumber: http://goldenprima.id/blog/metode-penyambungan-pipa)



34 34



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dalam dunia pipa plastik, sistem las menggunakan 3 macam mesin pemanas yaitu sistem socket fusion, butt fusion dan electro fusion. Perbedaannya pada sistem Butt Fusion, penyambungan pipa tidak memerlukan fitting, sehingga sisi ujung pipa langsung  disambungkan dengan sisi ujung pipa lainnya setelah dilumerkan pada suhu tertentu. Dalam sistem socket fusion, satu sisi pipa dipanaskan dan satu sisi dalam fitting (soket, Tee, Elbow) juga dipanaskan sehingga setelah mencapai kondisi tertentu baru keduanya disatukan. Pada sistem electro fusion, metode kerjanya hampir sama dengan socket fusion, hanya saja pengelasan dilakukan menggunakan listrik yang dipasang pada fitting yang mana fitting tersebut adalah fitting khusus yang telah diberi kawat listrik untuk memanaskan baik pipa maupun fitting-nya.



Gambar 2.16 Penyambungan Pipa Sistem Butt Fusion (Sumber: https://omahpipa.com/mesin-hdpe/)



 



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



35 35



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 2.17 Penyambungan Pipa Sistem Electro Fusion (Sumber: http://pipawavin.com/blogs/kelebihan-dan-kekurangan-mesin-hdpe-electrofusion/)



3. Sistem Lem/Kimia (Cemented System) Sistem ini lebih banyak digunakankan pada pipa jenis plastik daripada jenis logam. Sistem lem menggunakan bahan perekat tertentu sebagai media untuk menyatukan pipa dan fitting.  Jenis lem yang digunakan harus disesuaikan dengan  jenis bahan pipa dan fitting untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Beberapa jenis plastik sangat cocok menggunakan sistem lem seperti jenis PVC, UPVC, CPVC, ABS sedangkan jenis plastik yang lain kurang cocok seperti PP, PE, dan lain-lain. Permukaan pipa dan fitting harus dibersihkan dan kering serta bebas dari lemak. Lem atau perekat dioleskan secara merata pada bagian yang akan disambung.



Gambar 2.18 Penyambungan Pipa Sistem Lem (Sumber: http://goldenprima.id/blog/metode-penyambungan-pipa)



  36 36



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4.



Sistem Penyambungan Mekanikal (Mechanical Jointing System) Dalam sistem mekanikal, terdapat beberapa metode yang digunakan dan sistem ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, yiatu:



Gambar: 2.19 Penyambungan Pipa Sistem Ulir (Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)



Sambungan jenis ulir ini, seperti halnya pada pipa air minum PDAM yang mengunakan ulir untuk merekatkan dua pipa. Metode ini mudah diterapkan di lapangan dan digunakan sebagai alternatif manakala pengelasan tidak diizinkan misalnya menghindari adanya percikan api.  Kelemahnnya adalah  sambungan ini rawan bocor kalau seal (karet perapat) yang digunakan tidak baik, kekuatan pipa menurun karena sudah memakan ketebalan pipa serta tidak dapat diterapkan pada pipa-pipa yang korosif.



Gambar 2.20 Penyambungan Pipa Sistem Flange (Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



37 37



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Sambungan dengan mengunakan flange juga banyak digunakan dalam sistem pemipaan. Metode ini mengunakan flange sebagai koneksi yang menghubungan antara pipa satu dengan pipa yang lain.   Flange adalah mekanisme pengencangan yang tidak permanen, ia bisa dibongkar dan dipasang dengan memanfaatkan baut sebagai media pengencang. Pipa yang mengunakan metode ini biasanya disebabkan karena sering harus dibongkar kembali manakala perbaikan. Flange yang digunakan untuk menyambungkan pun akan berbeda beda jenisnya.



Gambar: 2.21 Penyambungan Pipa Sistem Spigot (Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)



Sambungan tipe spigot ini adalah dengan memasukan pipa satu ke pipa lainya, mirip dengan soket. Seperti apa jenis sambungan ini? Kalau kita melihat di samping kanan atau kiri jalan ada galian, biasanya pipa yang dipasang, atau bahkan beton, menggunakan sambungan tipe ini. Karena desain dan pengerjaan yang bagus, sambungan ini sangat baik untuk kedapan air dan mudah untuk di pasang di lapangan. Keuntungan lainya, tipe sambungan ini dapat mengakomodir miss-alignment (pemasangan pipa yang tidak lurus) sampai dengan 10 derajat. Sisi lain, kelemahan sambungan tipe ini adalah ia hanya mampu untuk menahan pressure yang rendah.



Gambar 2.22 Penyambungan Pipa Sistem Buttress (Sumber: http://www.idpipe.com/2014/08/jenis-sambungan-antar-pipa.html)



38 38



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Buttress biasanya digunakan untuk pipa nonmetal, jenis sambungan ini memanfaatkan flange namun tidak di las, jadi semacam slip-on jenis flangenya. Pertanyaannya, kenapa menggunakan pipa nonmetal? Bisa jadi karena fluida yang digunakan sangat korosif, sehingga kalau digunakan metal akan banyak mengikis. E.



Karakteristik Teknik Pekerjaan Pipa Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah sistem pemipaan yang baik dan benar dengan mengaplikasikan teknik pekerjaan pipa yang telah ada. Dalam melakukan teknik pekerjaan pipa tentu ada prosedur atau standar guide bagi seorang pekerja untuk dilakukan dan dipatuhi sehingga pekerjaan pipa sesuai. Dalam teknik pekerjaan pipa bukan hanya sistem pipa tersebut dapat bekerja dengan baik dan benar, akan tetapi juga harus memenuhi beberapa persayaratan tambahan seperti keamanan dalam pekerjaan, akses pengoperasian dan lain-lain. 1. Faktor keamanan Safety atau keamanan menjadi pertimbangan pertama dalam mendesain pipa. Karena betapapun hebatnya sebuah plant, tetap nilai manusia tetap lebih tinggi. Plant tersebut dapat berdiri karena manusia, plant tersebut dapat beroperasi juga karena manusia. Jadi faktor manusia di sinilah yang paling utama. Lagi pula, betapapun besar gaji yang di tawarkan, tapi kalau sistem pemipaan yang ada di-plant tersebut tidak memiliki keamanan. Safety di sini adalah sistem pemipaan harus mampu menjamin personil untuk dapat keluar dari segala bahaya yang mengacam tanpa terluka. Bahaya atau hazard dapat disebabkan oleh api, ledakan, gas ataupun kebocoran dari cairan beracun. Ia harus mampu berlindung atau menghindar sampai semua bahaya tersebut hilang atau dapat diminimal. Planning dalam safety mencakup akses untuk menjangkau fire fighter (pemadam), menempatkan pendeteksi api dan juga hidrannya, memberikan cukup tangga untuk akses yang telah sesuai dengan OSHA, menempatkan ruang pembakaran yang cukup jauh dari kemungkinan terjadinya kebocoran, dan memberikan cukup ruang sirkulasi udara. Singkatnya safety harus mampun mempertimbangakan beberapa keperluan yaitu seperti penempatan equipment termasuk pula ketingiannya, akses jalan, akses untuk tangga, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada keselamatan kerja. 2. Mudah Pengoperasian Maksud dari operability di sini adalah nantinya sistem pemipaan tersebut harus bisa dioperasikan dengan mudah. Valve, instrument, dan beberapa equipment dan peralatan tertentu pelu dipertimbangan dengan matang bagaimana cara mengaksesnya. Kita harus dapat membayangkan dan mendesain, bagaimana nanti operator di lapangan mengoprasikannya? Mudah tidak untuk dioperasikan? Semua itu harus bisa diakses tanpa menyulitkan atau membahayakan bagi personilnya. 3. Mudah Maintenance



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



39 39



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Setiap equipment perlu untuk pengecekan dan perbaikan rutin agar dapat bekerja dengan baik. Oleh karenanya perlu untuk merancang penempatan equipment yang tidak terhalang apapun pada saat equipment tersebut akan diganti, dipindah, atau dibongkar. Pada dasarnya kemampuan untuk mengetahui apakah eauipment tersebut perlu untuk di-maintenance, bagian apa saja yang akan di-maintenance, dan dari sisi mana proses maintenancenya bukanlah perkara mudah bagi seorang desainer baru. Oleh karena itu, jam terbang akan memengaruhi seorang desainer mengetahui desain mana yang sesuai untuk equipment tersebut. 4. Pekerjaan Murah Pada prinsipinya, nilai yang ekonomis dalam desain menjadi perhatian yang utama. Walaupun kadang menjadi hal yang bersebrangan antara engineering dengan management. Pihak management biasanya meminta desain seminimal mungkin, sementara desainer dituntut untuk tetap memberikan desain sesuai dengan beberapa kriteria yang disebutkan. Desainer tetap harus memikirkan nilai ekonomis dalam mengatur desain. Baik dengan penempatan equipment, rooting pipa, penentuan material, dan lain sebaginya. Kita dapat mengambil contoh tentang penempatan equipment, akan berperan sangat besar dalam menentukan ekonomis tidaknya suatu desain. Equipment yang prosesnya sama tapi letaknya berjauhan, kita akan banyak mengeluarkan biaya untuk pipa, dibutuhkan pipa yang lebih panjang untuk menghubungkannya. Begitu pula masalah safety, tentu akan menjadi lebih rumit penyusunan pipanya.



40 40



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM PRAKTIKUM MENGGUNAKAN PLASMA ARC WELD Tujuan: 1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi, bagian-bagian, serta prosedur penggunaan alat pemotong teknik pekerjaan pipa plasma arc welding secara benar. 2. Peserta didik dapat menggunakan atau mengoperasikan plasma arc welding. 3. Peserta didik dapat mengetahui teknik pekerjaan pipa berdasarkan alat yang digunakan. Alat: 1. Plasma arc welding 2. Sarung tangan 3. Kaca mata 4. Jangak sorong 5. Buku catatan Bahan: 1. Pipa Ø10 mm Petunjuk pekerjaan: 1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum melaksanakan kegiatan. 2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari alat potong plasma arc welding. 3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan alat potong plasma arc welding secara berurutan dan benar. 4. Peserta didik melakukan pengukuran diameter pipa dengan menggunakan jangka sorong. 5. Peserta didik membuat tanda batas potong pada pipa dengan panjang 100 mm. 6. Setelah dilakukan pemotongan pastikan lagi ukuran pipa dan buatlah laporan dari hasil pekerjaan.



CAKRAWALA TAHUKAH KAMU Indonesia Salah Satu Penghasil Nikel Terbesar Dunia Indonesia merupakan penghasil material yang digunakan dalam campuran pembuatan pipa yaitu nikel. Indonesia merupakan negara yang memiliki pengaruh kuat terhadap harga nikel di dunia. Total produksi Indonesia pada tahun 2018 mencapai 83.000 ton, dengan cadangan mencapai 800.000 ton



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



41



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA sehingga membuat Indonesia menempati urutan kedua dari jumlah cadangan nikel kalah dengan China yang memiliki 1.100.000 ton (U.S Geological Survey, Februari 2019) Sejarah pertambangan nikel di Indonesia dimulai pada tahun 1901, ketika Kruyt, seorang berkebangsaan Belanda, meneliti bijih besi di pegunungan Verbeek, Sulawesi. Kemudian pada 1909, EC Abendanon, juga ahli geologi berkebangsaan Belanda, menemukan bijih nikel di Kecamatan Pomalaa, Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penemuan ini dilanjutkan dengan kegiatan eksplorasi pada tahun 1934 oleh Oost Borneo Maatschappij (OBM) dan Bone Tole Maatschappij. Di Soroako, pada tahun 1937 seorang ahli geologi bernama Flat Elves melakukan studi mengenai keberadaan nikel laterit. Pada tahun 1938 dilakukan pengiriman 150.000 ton bijih nikel menggunakan kapal laut oleh OBM ke Jepang. Setelah 30 tahun kemudian, yaitu pada tahun 1968 diterbitkan Kontrak Karya (KK) untuk penambangan nikel laterit kepada PT International Nickel Indonesia (INCO) dengan area di beberapa bagian dari tiga provinsi di Sulawesi, yaitu Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara, termasuk Soroako dan Pomalaa. Setelah melalui serangkaian kegiatan eksplorasi, studi kelayakan dan konstruksi, pada tahun 1978 PT INCO memulai produksi komersial. Saat ini seluruh saham PT INCO sudah diambil alih oleh perusahan pertambangan nikel dari Brasil dan berubah nama menjadi PT Vale Indonesia



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknik pekerjaan pipa yang digunakan pada sistem pemipaan dan prosedur serta peralatan yang digunakan dalam teknik pekerjaan pipa tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam melalui link di bawah ini atau bisa juga menggunakan QR code yang tersedia di bawah ini. https://bsd.pendidikan.id/data/2013/kelas_10smk/ Kelas_10_SMK_Pengetahuan_Bahan_Plambing_2.pdf



42



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



RANGKUMAN Dalam sistem pemipaan dibutuhkan sebuah proses pekerjaan untuk merangkai atau menciptakan sebuah sistem yang dapat berfungsi secara benar tentu hal ini membutuhkan suatu pekerjaan khusus yang sesuai kebutuhan. Secara umum terdapat beberapa teknik pekerjaan pipa yang kita kenal. Secara garis besar dibedakan menjadi beberapa jenis seperti teknik pekerjaan pipa pembengkokan (bending), teknik pekerjaan pipa pemotongan (cutting), dan teknik pekerjaan pipa penyambungan (joint). Dari teknik pekerjaan pipa tersebut terdiri dari berbagai macam jenis teknik pekerjaan yang lebih spesifik lagi sehingga kita dapat menentukan pekerjaan apa yang sesuai dengan sistem pemipaan yang akan dirancang. Dalam hal ini juga kita dapat mengetahui karakteristik pekerjaan pipa sehingga prosedur pekerjaan yang diterapkan bisa lebih safety dan efisien.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang teknik pekerjaan pipa maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik, kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan survei di sekitar sekolah tentang sistem pemipaan apa yang Anda temukan lalu simpulkan pada sistem pemipaan tersebut memakai teknik pekerjaan pipa apa saja! 2. Dokumentasikan sistem pemipaan tersebut dan tentukan teknik pekerjaan pipa apa saja yang anda temukan! 3. Buat presentasi dalam bentuk power point! 4. Kerjakan tugas Anda secara mandiri!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan macam-macam teknik pekerjaan pipa secara garis besar! 2. Jelaskan karakteristik apa saja yang harus dimiliki oleh suatu teknik pekerjaan pipa! 3. Jelaskan apa saja yang harus diperhatikan sebelum merancang sebuah sistem pemipaan! 4. Jelaskan masing-masing kelebihan dan kekurangan dari teknik pekerjaan pipa yang ada! 5. Sebutkan apa saja sistem pemipaan yang ada di kapal!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



43



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab dua ini tentu peserta didik akan lebih paham tentang teknik pekerjaan pipa yang sering digunakan untuk sistem pemipaan sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah anda sering menemukan jenis pekerjaan pipa di sekitar Anda? 2. Apakah Anda mengalami kesulitan terhadap bab ini? Apa saja kesulitannya? 3. Diskusikan masing-masing teknik pekerjaan pipa kelebihan dan kekurangan dari teknik pekerjaan pipa tersebut bersama guru atau teman-teman Anda!



44



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA



BAB III



BAB III TEKNIK PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PIPA TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi-materi pada bab ini mengenai dasar-dasar teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa maka diharapkan siswa-siswi dapat mengetahui macam-macam teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa di dalam membuat sebuah sistem pemipaan dalam kehidupan sehari-hari di sekitar mereka ataupun di dalam industri seperti misalnya dalam sebuah workshop atau pabrik serta khususnya di dalam kapal. Diharapkan siswa-siswi dapat menjelaskan dengan benar tentang berbagai macam teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa dimulai dari proses persiapan sebelum dilakukan pekerjaan, pada saat pekerjaan pipa tersebut dimulai, serta pada saat pekerjaan pipa tersebut selesai dilaksanakan sehingga siswa-siswi dapat memahami dan mengetahui tahapan-tahapan teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang mereka lakukan dengan tahapan-tahapan yang berurutan dan teratur sehingga prosedur pekerjaan tersebut dilakukan dengan benar.



PETA KONSEP PENGERTIAN Macam-macam teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa



Macam-macam peralatan pekerjaan pipa



Peralatan potong



Peralatan Pembengkok



Peralatan Penyambung



KATA KUNCI Pipa, Peralatan, Pekerjaan Pipa, Peralatan Pipa, Peralatan Potong, Peralatan Pembengkok, Peralatan Penyambung, Teknik Kerja Pipa. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



45



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 3.1 Peralatan Pipa (Sumber: https://www.beres.id/blog/mengapa-anda-harus-menyerahkan-masalah-pipa-kepada-ahlinya/)



Pada bab sebelumnya kita sudah mempelajari berbagai macam teknik pekerjaan pipa yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kita telah mengetahui apa saja yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu sistem pemipaan yang baik dan benar. Sebelumnya kita juga telah mempelajari berbagai material pipa dan karakteristiknya. Hal ini memiliki hubungan dengan bab yang akan dipelajari saat ini serta teknik pekerjaan pipa yang saat ini akan kita pelajari juga memiliki saling keterkaitan. Oleh karena itu, perlu halnya kita untuk benar-benar menguasai apa saja hal yang dibutuhkan untuk membuat suatu sistem pemipaan yang benar-benar dapat berfungsi serta dapat digunakan dengan baik dan benar. Dalam merancang dan menciptakan sebuah sistem pemipaan yang sesuai standar serta dapat berfungsi dengan baik dan benar terlebih dahulu kita harus mengetahui apa saja yang harus dibutuhkan untuk membuat sistem pemipaan tersebut termasuk peralatan apa saja yang digunakan. Hal ini bertujuan agar dalam merancang sistem pemipaan kita sudah tidak bingung dan pusing lagi mengenai proses apa saja yang dibutuhkan pada saat merangkai atau merakit sistem pemipaan tersebut. Pengenalan peralatan pekerjaan pipa sangatlah penting sehingga kita dapat mengetahui cara penggunaan peralatan tersebut dengan baik dan benar. Dengan demikian, pekerjaan dapat dilaksanakan dengan maksimal, efektif, dan efisien. Pengenalan peralatan perpipaan tersebut juga sangat penting agar kita dapat mengetahui prosedur penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang baik dan benar. Kita tentu tidak ingin mengalami kecelakan kerja yang diakibatkan oleh ketidaktahuan kita terhadap pengoperasian peralatan pekerjaan pipa tersebut. Dalam teknik pekerjaan pipa kita sudah mengetahui beberapa pekerjaan yang umum ditemukan dalam pekerjaan sistem pemipaan. Hal tersebut berkaitan dengan peralatan yang digunakan misal untuk pekerjaan pemotongan maka dibutuhkan alat pemotong pipa yang dapat disesuaikan dengan material dan spesifikasi pipa yang akan



46



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN dipotong misalnya saat hendak memotong pipa baja tipis maka cukup menggunakan gergaji besi ataupun gerinda tangan. Akan tetapi, kita tetap harus bekerja dengan mengutamakan keselamatan. Oleh karena itu, perlunya kita mengetahui prosedur penggunaan peralatan perpipaan yang baik dan benar sehingga dapat menciptakan sistem pemipaan yang berfungsi dengan baik. Dalam bab ini akan dibahas mengenai peralatan apa saja yang sering digunakan dalam pekerjaan perpipaan, cara penggunaan peralatan pekerjaan perpipaan yang sesuai dengan prosedur yang benar, serta teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang secara garis besar meliputi proses pembengkokan, proses pemotongan dan proses penyambungan pipa. Pengelompokan peralatan pekerjaan pipa tersebut berdasarkan garis besar teknik pekerjaan pipa. Dalam bab ini juga akan dijelaskan mengenai karakteristik dari masing-masing peralatan pipa serta kelebihan dan kekurangan dari perlatan pipa tersebut sehingga peserta didik dapat mengetahui peralatan apa saja yang digunakan, cara penggunaannya sehingga peserta didik dapat menggunakan peralatan pekerjaan pipa tersebut dengan baik dan benar, dan menciptakan sistem pemipaan yang dapat berfungsi dengan baik dan benar dengan tetap menjaga keselamatan dalam pekerjaan.



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Dalam merencanakan sebuah sistem pemipaan tentu terlebih dahulu kita harus mengetahui proses pekerjaan apa saja yang dibutuhkan serta peralatan apa saja yang dibutuhkan untuk dapat menciptakan sebuah sistem pemipaan yang benar dan berfungsi dengan baik. Dalam bab ini kita akan mengenali berbagai macam peralatan yang sering digunakan dalam membuat sebuah sistem pemipaan dan peralatan tersebut dapat dibedakan berdasarkan jenis pekerjaan yang akan dilakukan seperti pada saat pekerjaan pemotongan pipa maka dibutuhkan alat untuk memotong sedangkan pada saat akan membengkokan pipa maka dibutuhkan alat pembengkok dan saat menyambungkan pipa tentu kita memerlukan alat untuk dapat mempermudah dalam melakukan pekerjaan tersebut. Untuk mempermudah peserta didik dalam membedakan peralatan pekerjaan pipa yang ada, maka dibuatlah pekerjaan pipa secara garis besar yaitu peralatan khusus untuk pekerjaan memotong pipa (cutting), peralatan pekerjaan membengkokan pipa (bending), dan peralatan pekerjaan menyambung pipa (joint). B. Macam-macam Teknik Penggunaan Peralatan Pekerjaan Pipa Dalam hal ini teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa dapat dibagi berdasarkan garis besar teknik pekerjaan pipa yaitu sebagai berikut. 1. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat pemotong (cutting).



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



47



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3.2 Teknik Penggunaan Peralatan Potong Pipa (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=gwLLaXolYZU)



2. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat pembengkok (bending)



Gambar 3.3 Teknik Penggunaan Peralatan Pembengkok Pipa (Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=zyGkxVD7yFE)



48 48



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 3. Teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa sebagai alat penyambung (joint)



Gambar 3.4 Teknik Penggunaan Peralatan Penyambung Pipa (Sumber: https://www.prosesindustri.com/2015/03/berbagai-macam-jenis-sambungan-pada-pipa.html)



C. Macam-macam Peralatan Pekerjaan Pipa Dalam hal ini peralatan dapat dibedakan menjadi 3 jenis pekerjaan perpipaan yang umum yaitu proses pekerjaan pemotongan pipa, pekerjaan pembengkokan pipa, dan pekerjaan penyambungan pipa. 1. Pragam dan banyak seperti contohnya gerinda, gergaji, plasma cutting, dan pipe cutter. Sebelum kita memilih peralatan apa yang digunakan untuk pekerjaan pipa tersebut terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik peralatan tersebut. a. Gerinda



Gambar: 3.5 Gerinda Potong (Sumber: https://www.perkakasku.com/mesin-gerinda-tangan-4-prohex-dudukan-mesin-gerinda-bosch-gws060-ps700b54.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



49 49



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



b.



Gerinda/ gurinda/ mesin gerinda adalah salah satu dari sekian banyak jenis mesin perkakas yang dapat digunakan sebagai alat pemotong, pengasah, ataupun pengikis benda kerja atau material dan dapat digunakan untuk kebutuhan tertentu sesuai tujuan penggunaan yang diinginkan. Pada prinsipnya kerja sebuah mesin gerinda adalah batu atau mata pisau gerinda berputar dan bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman, pengasahan, dan atau pemotongan. Dalam hal ini kita akan lebih membahas pada fungsi gerinda sebagai alat potong pada sistem pemipaan yang sering juga digunakan dalam memotong pipa. Mesin Gerinda Permukaan



Gambar: 3.6 Mesin Gerinda Permukaan Sumber: http://www.trendmesin.com/2015/07/macam-jenis-mesin-gerinda.html



Mesin gerinda permukaan (surface grinding) adalah mesin gerinda yang diperuntukan untuk membuat bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah batu gerinda yang berputar. Pada umumnya, mesin gerinda ini digunakan untuk penggerindaan permukaan yang meja mesinnya bergerak horizontal bolak-balik. Benda kerja dicekam pada meja kerja kemudian digerakkan maju mundur di bawah batu gerinda. Meja pada mesin gerinda datar dapat dioperasikan secara manual atau otomatis yang dapat diatur pada bagian tuasnya. Hasil pengerjaan mesin gerinda permukaan diperuntukan untuk parallel block, jangka sorong, bed mesin, dan lain-lain. Prinsip kerja utama dari mesin surface grinding adalah gerakan bolak-balik benda kerja dan gerak rotasi dari  tool. Berdasarkan sumbu geraknya mesin gerinda permukaan dapat dibedakan menjadi 4 jenis yaitu: 1) Mesin gerinda permukaan horizontal dengan pergerakan meja bolakbalik. Jenis mesin ini digunakan untuk menggerinda benda-benda kerja dengan prmukaan yang cenderung rata dan menyudut. 2) Mesin gerinda permukaan horizontal dengan gerak meja berputar. Mesin gerinda ini lebih sering digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada poros. 50 50



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 3) Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja bolakbalik. Jenis ini digunakan untuk menggerinda benda kerja dengan permukaan yang rata, lebar serta menyudut. 4) Mesin gerinda permukaan vertikal dengan gerakan meja berputar. Mesin ini sering digunakan untuk menggerinda permukaan rata pada poros. c.



Mesin Gerinda Tangan



Gambar 3.7 Mesin Gerinda Tangan (Sumber: https://moedah.com/gerinda-tangan-ats-mesin-poles-murah/)



Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain. Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 – 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu gerinda, yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk memotong.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



51 51



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN d.



Mesin Gerinda Duduk



Gambar 3.8 Mesin Gerinda Duduk (Sumber: https://www.monotaro.id/corp_id/p101578439.html)



Mesin gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya.  Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat suku cadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya. e. Mesin Gerinda Lurus



Gambar 3.9 Mesin Gerinda Lurus (Sumber: https://www.klikteknik.com/produk/bosch-ggs-28-lce-mesin-gerinda-lurusstright-grinder)



Mesin gerinda lurus adalah untuk membuat profil atau ukiran pada suatu permukaan benda. Biasanya gerinda lurus memiliki batu gerinda yang kecil sehingga sangat fleksibel pada saat melakukan pengukiran pada permukaan suatu komponen.



52 52



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN f. Mesin Gerinda Silinder (Cylinder Grinding)



Gambar 3.10 Mesin Gerinda Silinder (Sumber: https://dokumen.tips/documents/gerinda-silinder.html)



Mesin gerinda silinder adalah jenis mesin gerinda yang benda kerja yang mampu dikerjakan adalah berbentuk silinder. Hasil pengerjaan mesin gerinda ini adalah di antaranya spindel mesin, poros/as, bearing, shaft, dan lain-lain. Mesin gerinda silinder dibagi menjadi 4 jenis yaitu: 1) Mesin gerinda silindris dalam. Mesin gerinda jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter dalamnya yang berbentuk silindris dan tirus. 2) Mesin gerinda silindris luar. Mesin gerinda jenis ini berfungsi untuk menggerinda diameter luar pada benda kerja yang berbentuk silndiri dan tirus. 3) Mesin gerinda silindris luar tanpa senter. Mesin jenis ini berfungsi untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak/ massal baik panjang maupun pendek. 4) Mesin gerinda silindris universal. Mesin ini berfungsi untuk menggerinda benda kerja dengan diameter luar dan dalam, baik yang berbentuk silindri maupun bentuk tirus.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



53 53



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Secara umum mesin gerinda memiliki fungsi yang tentunya harus disesuaikan dengan pekerjaan yang ada. Berikut adalah fungsi mesin gerinda, yaitu: 1) Memotong benda kerja yang memiliki ketebalan yang relatif tidak terlalu tebal 2) Menghaluskan dan meratakan permukaan benda kerja 3) Sebagai proses akhir (finishing) pada benda kerja 4) Mengasah alat potong agar tajam 5) Menghilangkan sisi tajam pada benda kerja 6) Membentuk sebuah profil pada benda kerja (elips, siku, dan lain-lain) Secara umum juga mesin gerinda tentu memiliki kelebihan dan kekurangan dibandingkan dengan peralatan lainnya. Berikut adalah kelebihan dan kekurangan dari mesin gerinda. 1) Dapat melakukan pekerjaan pada benda kerja yang sudah dikeraskan 2) Dapat menghasilkan permukaan yang sangat halus hingga N6 3) Dapat melakukan pekerjaan pada benda kerja yang mengharuskan kepresisisan ukuran yang sangat detail 4) Skala pemakanan sangat kecil 5) Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan cukup lama 6) Biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan cukup mahal g. Plasma Cutting Weld



Gambar 3.11 Plasma Cutting Weld (Sumber: https://www.eastwood.com/eastwood-mig-welder-135-and-versa-cut-plasma-cutter-40.html)



54 54



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Plasma cutting merupakan sebuah mesin yang digunakan untuk memotong berbagai jenis logam atau plat atau bahan lainnya dengan tingkat akurasi yang baik. Pemotongan plat yang dilakukan dengan plasma cutter menghasilkan hasil potongan yang jauh lebih halus. Mesin plasma cutting bekerja dengan menggunakan panas yang didapat dari sinar laser berkonsentrasi tinggi dimana tingkat kedalamannya diatur sesuai dengan tebalnya plat yang akan dipotong. Dalam pengoperasian mesin plasma cutting, biasanya menggunakan CNC atau teknologi robot yang bekerja dengan pemrograman komputer secara otomatis. Dalam proses penggunaan mesin plasma cutting juga terdapat kelebihan-kelebihan di antaranya  tingkat kecepatan potong yang cepat. Hal ini tentu mempengaruhi ketelitian dalam memotong jika dibandingkan dengan pemotongan metoda lain. Kemudian kelebihan yang lainnya adalah  tidak memerlukan cetakan, tidak terjadi kontak antara benda kerja dan mesin, dan dapat memotong plat hingga ketebalan 10mm atau tertentu berdasarkan spesifikasi mesin. Penggunaan mesin plasma cutting juga membuat  biaya produksi lebih hemat dan efektif. Dalam pembuatan moulding misalnya, penggunaan lembaran plat akan lebih efektif, karena dipotong rapi dan ukurannya akurat. Dalam proses plasma cutting, suatu gas invert ditiup dengan kecepatan yang tinggi dari nozel, dan pada saat yang sama busur listrik terbentuk melalui gas dari nozel ke permukaan yang hendak dipotong, kemudian sebagian gas itu berubah menjadi plasma panas untuk mencairkan logam dan bergerak sehingga logam terpotong. Nozel merupakan suatu bagian dari torch plasma yang memiliki fungsi untuk memicu arus listrik dan menyemburkan gas. Nozel plasma ini terletak di paling ujung torch plasma. Jika frekuensi penggunaan tinggi, maka nozel pun harus semakin sering diganti. Jika nozel yang sudah seharusnya diganti namun tidak diganti dan dipaksakan untuk digunakan, maka hasil pemotongannya pun tidak sempurna (tingkat keakurasiannya berkurang). Plasma cutting berbeda dengan las tungsten di mana busur nyala listrik muncul di antara ujung elektroda dan gas inti yang mengalir di sekitarnya.



Gambar 3.12 Bagian-bagian Plasma Cutting Weld (Sumber: https://www.kaskus.co.id/thread/555f51bbdc06bd49178b456e/mengenal-plasma-cutting/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



55 55



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN h. Gergaji



Gambar 3.12 Gergaji (Sumber: https://www.ralali.com/v/prokonstruksi/product/gergaji-multifungsi-set-3-way-blade-magic-saw-gergaji-kayubesi-pipa-100000009034001)



Gergaji  menjadi sebuah alat yang sering ditemukan dalam dunia pertukangan misalnya saja dalam membangun sebuah rumah maupun sejenisnya. Biasanya material seperti kayu merupakan sasaran dari gergaji. Secara tampilan gergaji memang mempunyai ragam ukuran. Gergaji  juga mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan alat pertukangan lainnya. Gergaji merupakan sebuah alat perkakas yang material dasarnya besi tipis dengan ujungnya berbentuk seperti gigi tajam yang fungsinya untuk memotong maupun membelah kayu, logam, serta benda dengan material lainnya. Bendabenda seperti kayu, besi, pipa, dan triplek merupakan bahan yang sering dipotong menggunakan gergaji yang biasanya. Bahkan gergaji menjadi salah satu alat wajib dalam pertukangan. Secara umum, bentuk gergaji mempunyai gigi kecil dengan sisi yang tajam. Alat pertukangan suatu ide masuk ke dalam jenis alat tradisional maupun manual serta modern yang penggunaannya efisien. Secara umum, fungsi gergaji ini untuk memotong tetapi juga bisa digunakan untuk membelah kayu. Bahkan di sisi lain, gergaji juga bisa digunakan untuk memotong bentuk-bentuk yang tidak beraturan. Fungsi dari gergaji jenis sering dimanfaatkan kehidupan sehari-hari ketika akan melakukan suatu tindakan terhadap bahan material seperti triplek kayu pipa dan yang lainnya. Fungsi dari gergaji ini sangat membantu terutama dalam dunia perdagangan maupun reparasi karena akan mempercepat pekerjaan sehingga terasa lebih efektif efisien dan hemat waktu.



56 56



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Macam-macam jenis gergaji yaitu: 1) Gergaji triplek atau coping saw



Gambar 3.13 Gergaji Triplek (Sumber: http://www.klikglodok.com/perkakas/gergaji-kayu-listrik/12239-harga-jual-stanley-15-106r-gergaji-triplekmanual.html)



Jenis gergaji yang pertama ini merupakan gergaji yang digunakan untuk memotong triplek maupun papan kayu dicirikan dengan yang kecil tajam dan juga bisa dilepas maupun diganti apabila sudah tumpul. Bentuk gergaji triplek ini berbentuk U sehingga memudahkan pemotongan lengkung. 2) Gergaji besi



Gambar 3.14 Gergaji Besi (Sumber: https://www.ruparupa.com/krisbow-gergaji-besi-30-cm.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



57 57



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Gergaji yang biasanya digunakan untuk memotong benda dengan bahan dasar logam seperti besi. Selain itu, mesin gergaji ini juga bisa digunakan untuk memotong kayu maupun pvc. Mata gergaji ini tergolong rapat dan halus serta bobotnya juga lumayan ringan. 3) Backsaw



Gambar 3.15 Backsaw (Sumber: https://www.screwfix.com/p/stanley-fatmax-back-saw-jetcut-hp-11tpi-14-350mm/37955)



Jenis gergaji ini adalah gergaji yang digunakan untuk memotong kayu. Hasil dari pemotongan benda kerja dengan gergaji ini serta konsisten terhadap pemotongan tipe lurus dibandingkan dengan gergaji jenis lainnya. 4) Gergaji Jepang



Gambar 3.16 Gergaji Jepang (Sumber: https://fjb.kaskus.co.id/product/558b539d507410265e8b4570/gergaji-jepang-razorsaw-dozuki-super-tipis-untuk-sambungan-presisi)



58 58



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Digunakan untuk memotong kayu dengan berbagai macam tekstur yang ada. Mulai dari yang keras hingga lunak bisa dipotong dengan gergaji Jepang ini. 5) Keyhole saw



Gambar 3.17 Keyhole Saw (Sumber: https://www.homedepot.com/p/Buck-Bros-10-in-Keyhole-Saw-with-Plastic-Handle-120P310/100118760)



Di mana gergaji jenis ini sering digunakan untuk menjangkau sudutsudut berukuran kecil. Hal ini dilakukan pada bagian yang rumit dari sebuah benda kerja. Gergaji ini mempunyai ujung yang lebih kecil dari pada bagian pangkalnya. 6) Gergaji rantai



Gambar 3.18 Gergaji Rantai (Sumber: https://www.pngdownload.id/png-fgxhzx/)



Merupakan gergaji yang digunaan untuk menebang pohon baik itu yang berukuran kecil maupun besar. Di Indonesia sendiri, gergaji rantai sering disebut dengan gergaji mesin. Gergaji jenis ini mempunyai dengan tenaga mesin yang akan berputar menyerupai putaran rantai pada kendaraan roda dua. Gergaji jenis ini mempunyai suara yang khas ketika bergesekan dengan objek benda maupun kayu pohon.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



59 59



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 7) Scroll Saw



Gambar 3.19 Scroll Saw (Sumber: https://www.rockler.com/rikon-10-600vs-variable-speed-scroll-saw-with-work-light)



Gergaji yang berupa meja datar serta terdapat motor dengan kecepatan tinggi akan ditemukan pada bagian bawahnya. Adanya bilah kecil yang muncul pada bagian bawah meja, biasanya berguna untuk mengatur kedalaman saat pemotongan. Gergaji jenis ini biasanya digunakan pekerjaan yang lumayan rumit. 8) Mitersaw



Gambar 3.20 Mittersaw (Sumber: https://www.homedepot.com/p/DEWALT-15-Amp-Corded-12-in-Double-Bevel-Sliding-Compound-Miter-SawDWS779/206541015)



60 60



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Gergaji yang membantu pekerjaan bahan yang akan dipotong secara sudut supaya memiliki presisi yang pas. Gergaji jenis ini akan diberikan hingga mencapai sudut 45 derajat. 9) Jigsaw



Gambar 3.21 Jigsaw (Sumber: https://www.lowes.com/pd/CRAFTSMAN-V20-20-Volt-Max-Variable-Speed-Keyless-Cordless-Jigsaw/1000593761)



Gergaji yang mempunyai ciri-ciri gigi halus serta bila yang pendek. Kecepatan dari bilah ini dapat disesuaikan. Motor gergajinya bisa dibolak-balik dan bergerak naik turun. Bentuknya lumayan kecil dan dapat digunakan maupun dipegang menggunakan tangan. Gergaji ini akan bergerak ke berbagai arah seperti ke kiri, ke kanan, melingkar, dan juga zig-zag. Buah yang dijadikan alasan mengapa gergaji jenis ini dapat digunakan untuk memotong berbagai macam sudut seperti melengkung kurva maupun lurus. 10) Flooring saw



Gambar 3.22 Flooring Saw (Sumber: https://www.homedepot.com/p/Skil-7-0-Amp-4-3-8-in-Corded-Flooring-Saw-3601-02/205329478)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



61 61



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Jenis gergaji yang diletakkan di atas lantai. Gergaji jenis ini biasanya digunakan untuk memotong berbagai jenis bahan bangunan seperti keramik. Para penggunanya tidak perlu lagi kerepotan Untuk memindahkan gergaji ini karena sudah langsung terletak di lantai. Cara penggunaan gergaji secara umum adalah sebagai berikut: a) Membuat alur di mana dalam proses ini tinggi mulut harus disamakan seperti pada waktu mengikir. Bagian yang akan digergaji haruslah mungkin dengan mulut ragum. Pada awal menggergaji tahanlah Sisi gergaji menggunakan ibu jari. Tetapi untuk pemotongan yang dianggap lebih presisi, sebelum digergaji benda tersebut harus ditandai terlebih dahulu menggunakan kikir segitiga sebagai patokan dalam penggergajian. b) Selanjutnya posisikan gergaji membentuk sudut 30 derajat. Gergaji lah terlebih dahulu bagian sisi yang semakin lama sudutnya akan semakin mengecil. c) Selanjutnya adalah pemotongan benda kerja yang menjadi langkah akhir dari penggunaan gergaji. Saat memotong, pekerja harus menerapkan prinsip kehati-hatian agar terhindar dari kecelakaan kerja. Meskipun tidak terlalu membahayakan, namun prosedur yang salah bisa saja membuat suatu insedan terjadi. Cara kerja gergaji secara umum adalah sebagai berikut: Cara kerja gergaji ini dikaitkan dengan prinsip kerjanya yang salah satunya berbentuk bidang miring sehingga secara prinsip yang dengan cara kerjanya ialah daun gergaji menggunakan mata gigi maupun profil menghadap ke bagian depan kemudian ikat benda kerja di bagian kuat dan kokoh. Berikutnya lukislah garis di mana tempat gerigi gergaji akan melakukan pemotongan. Saat melakukan awalan menggergaji tempat kalah daun gergaji pada sisi kanan. Setelah itu, dengan gergaji dibentuk sudut 45 derajat terhadap permukaan benda kerja. Tariklah daun gergaji ke bagian belakang hingga menggores kira-kira dalam 3 mm terhadap sisi muka benda kerja. Pada saat mendorong gergaji gigi gergaji akan menjadi benda kerja langkah ini. Potonglah benda kerja dengan cara mendorong kemudian menarik daun gergaji secara berulang-ulang. Hal yang perlu diperhatikan dan diperiksa selalu tegak lurus dan permukaan benda kerja. Pada akhir pemotongan peganglah ujung yang terpotong agar benda kerja tidak pecah pecah atau robek.



62 62



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



11. Pipe cutter



Gambar 3.23 Pipe Cutter (Sumber: https://www.toolstation.com/pvc-pipe-cutter/p69222)



Alat pemotong pipa pada pekerjaan refrijerasi ada 2 macam, yaitu tubing cutter dan gergaji (hacksaw). Tubing cutter dipakai untuk memotong pipa tembaga pada sistem refrijerasi mulai dari 1/8 sampai 1 1/8 inci. Pipa kapiler dipotong dengan tang kapiler, sedangkan pipa tembaga yang besar dan keras dipotong dengan gergaji besi. Pemotong pipa mempunyai sebuah pisau  (cutting wheel)  yang bulat dan tajam. Pisau tersebut dapat berputar pada porosnya. Pada sisi yang lain dilengkapi dengan dua buah roda  (roller)  untuk menahan/memegang pipa yang akan dipotong. Roda tersebut dapat ikut berputar, sehingga memudahkan pekerjaan memotong pipa. Bagian tightening knob berguna untuk menyesuaikan dengan diameter pipa yang dipotong. Yang perlu diperhatikan pada saat memotong pipa adalah jangan sampai kotoran-kotoran masuk dalam sistem sewaktu memotong pipa. Memakai pemotong pipa harus sangat hati-hati. Tube cutter/ pemotong pipa diputar melingkari pipa sambil pisaunya ditekan sedikit demi sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa akan terjadi lekukan ke dalam, sehingga diameter dalam pipa mengecil. Makin lunak sebuah pipa tembaga, makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh pisau pemotong pipa. Lekukan tersebut harus dibersihkan sebelum pipa dikerjakan lebih lanjut. Pada bagian luar pipa juga terjadi lekukan ke dalam. Lekukan ke dalam pada bagian luar pipa tidak perlu dilurusnya, hal tersebut dapat memudahkan pipa dimasukkan ke dalam ujung pipa yang telah dibesarkan (swage).



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



63 63



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 2. Peralatan Pembengkok Pipa Dalam membuat sebuah sistem pemipaan tentu di dalam prosesnya selain terdapat proses pemotongan tentu juga dibutuhkan proses pekerjaan lainnya yang dibutuhkan salah satunya adalah proses pembengkokan pipa. Hal ini tentu dapat dilakukan jika kita dapat mengetahui peralatan apa saja yang ada dan dapat digunakan untuk proses pembengkokan. Dalam hal ini kita akan mengenal lebih dalam tentang alat yang sering digunakan untuk membengkokan pipa. a. Mesin bending



Gambar 3.24 Mesin Bending Pipa Sumber: (http://alisec.alibaba.com/wait.html?id=q&app=globalseo&wait_time=30&http_referer=https://indonesian. alibaba.com/product-detail/manual-pipe-hydraulic-roll-steel-pipe-bending-machine-60600066804.html?)



Sebagai alat bantu dalam proses pembendingan diperlukan sebuah sistem yang bekerja sehingga dapat diterapkan dengan baik. Adapun jenis jenis mesin bending yakni dibagi menjadi 3 bagian yaitu:



Gambar 3.25 Mesin Bending Begel (Sumber: https://www.Mesin.com/bhatarawalet/mesin-tekuk-cincinmesin-cincinmesin-rangka-betonmesin-potong-begel)



64 64



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 1) Mesin Bending Begel Manual Mesin ini menggunakan tenaga manusia yang dibantu dengan bandul pemberat sehingga tidak menggunakan daya listrik sedikitpun, murni menggunakan tenaga manusia. Kelebihan mesin ini adalah murah dan hemat biaya opersionalnya sedangkan kelemahannya hanya cocok untuk logam dengan diameter kecil. 2) Mesin Bending Begel Hidrolik Mesin ini menggunakan sistem hidrolik sebagai sumber tenaga penekuknya. Mesin ini membutuhkan tenaga listrik yang lebih efisien untuk menggerakan pompa hidroliknya. Fluida yang digunakan berupa oli hidrolik yang secara berkala harus diganti. Kelebihan mesin ini adalah mampu menekuk logam yang berdiameter lebih besar dan akurasinya terkontrol. Sementara kekuranganya adalah kerjanya relatif lamban walaupun konsumsi listrik lebih efisien dibandingkan tipe mekanikal. 3) Mesin Bending Begel Mekanikal Mesin ini menggunakan tenaga motor listrik yang dibantu dengan gear box yang berfungsi sebagai pengumpul tenaga. Kelebihan dari mesin ini adalah berkecepatan tinggi dan tenaganya besar. Kekurangannya yaitu listrik ysng digunakan lebih besar dan suaranya berisik serta tingkat kepresisianya rendah. Sebelum melakukan penekukan atau proses pembendingan sebaiknya harus diperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembendingan, yaitu sebagai berikut: 1) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan. 2) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan. 3) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok. 4) Penjepit begel harus kuat. 5) Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki. 6) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan. 7) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi yang mudah. 8) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama. 9) Periksalah terlebih dahulu dies atau sepatu pembentuk, sudut pembengkokan yang diinginkan. 10) Tandailah sisi bagian tepi begel yang akan dibengkokan. 11) Posisi tanda pembengkokan ini harus sejajar dengan dies pembengkok. 12) Penjepit begel harus kuat.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



65 65



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 13) Atur sudut pembengkokan sesuai dengan sudut pembengkokan yang dikehendaki. 14) Sesuaikan dies landasan dengan pembengkok yang diinginkan. 15) Mulailah proses pembengkokan dengan memperhatikan sisi-sisi yang akan dibengkokan, hal ini untuk menjaga agar lebih dahulu mengerjakan posisi yang mudah. 16) Jika ingin melakukan pembengkokan dengan jumlah yang banyak buatlah jig atau alat bantu untuk memudahkan proses pembengkokan. Jig ini bertujuan untuk memudahkan pekerjan sehingga menghasilkan bentuk pembengkok yang sama. Di dalam proses pem-bending-an terdapat faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain sebagai berikut. 1) Diameter Begel Proses bending akan mengakibatkan penarikan pada sisi luar dan pengkerutan pada sisi dalam diameter kelengkungan. Ketebalan plat/ logam akan berpengaruh pada radius bending yang dibentuk dan kemampuan material untuk dapat mengalami peregangan tanpa terjadi distorsi. 2) Metode Bending Prosedur atau metode yang tepat dalam proses pem-bending-an yang dilakukan sangat berpengaruh pada kualitas produk yang dihasilkan. 3) Ukuran Material Material dengan ukuran besar apabila dilengkungkan dengan radius yang kecil akan mudah mengalami distorsi dibandingkan material dengan ukuran kecil dan radius bending yang besar. 4) Peralatan Pendukung Peralatan yang digunakan meliputi cetakan, clamp, dan mandrel. 5) Pelumasan Pelumasan diperlukan untuk mengurangi efek gesekan dan meningkatkan efisiensi proses pembentukan. 3.



66 66



Peralatan Penyambungan Pipa Dalam merancang sistem pemipaan dibutuhkan beberapa teknik dasar pekerjaan pipa yang meliputi pemotongan, pembengkokan, dan penyambungan yang saling ketergantungan satu sama lainnya. Oleh karena itu, perlu halnya kita mengetahui peralatan yang digunakan dalam proses penyambungan pipa pada sistem pemipaan yang ada. Berikut adalah alat-alat yang sering digunakan dalam proses penyambungan pipa pada suatu sistem pemipaan kapal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN a. Mesin las



Gambar 3.26 Mesin las pipa (Sumber: https://id.aliexpress.com/item/32660352898.html)



Mesin las pipa merupakan alat yang digunakan untuk menyambungkan pipa dengan menggabungkan material sehingga melebur menjadi satu bagian dengan menambahkan material perekat atau meleburkan kedua bagian pipa yang ada. Mesin las HDPE adalah salah satu mesin las pipa yang sering digunakan untuk menyambungkan pipa dengan menggunakan metode sambungan butt fusion. Metode ini memungkinkan bagian sambungan antara pipa dapat merekat satu dengan yang lain tanpa sekat. Pada umumnya, mesin las HDPE terdiri dari berbagai macam jenis seperti mesin las HDPE manual ataupun otomatis tergantung kebutuhan dan jenis material pipa dalam sistem pemipaan tersebut. Pada umumnya, mesin las HDPE mampu melakukan penyambungan pipa lebih dari 4 ukuran diameter pipa. Mesin las HDPE juga terdiri dari bagian-bagian penting seperti ragam pipa yang memiliki fungsi sebagai pengikat pipa agar tidak bergerak dan tidak bergeser lalu menggerakan pipa maju mundur dalam proses pemasangan atau penyambungan. Bagian selanjutnya adalah pemanas alat ini biasanya terpish dari ragum pipa dan rel mesin las pipa HDPE. Fungsi



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



67 67



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN alat ini adalah memanaskan kedua ujung pipa atau butt joint yang hendak disambungkan dengan bagian lainnya. Bukan hanya pemanas tapi mesin ini juga dilengkapi dengan teflon dua sisi. Sehingga selain tidak membuat lengket ujung pipa, alat ini juga dapat memanaskan kedua ujung fitting pipa yang akan disambungkan. Agar hasi sambungan rapi maka mesin las HDPE ini juga dilengkapai dengan alat penyerut yang digunakan untuk menyerut bagian sambungan ketika dalam proses dipanaskan. b. Flange



Gambar 3.27 Flanges (Sumber: http://kineta-valve.blogspot.com/2014/12/jenis-dan-fungsi-flange.html)



Flanges  adalah suatu komponen yang digunakan untuk menggabungkan antara dua elemen pipa dengan valve atau pipa dengan equipment lainnya menjadi satu kesatuan yang utuh dengan menggunakan baut sebagai perekatnya. Flange untuk pipa memiliki jenis dan ukuran yang bervariasi tergantung spesifikasi dan desain pemipaan yang digunakan. Fungsi flanges  adalah sebagai komponen sambungan perpipaan untuk memudahkan pekerjaan, perawatan, perbaikan, atau pun untuk penggantian equipment lain tanpa merusak komponen yang bersangkutan. Berdaraskan  ANSI (American National Standards Institute), flange dibedakan jenisnya menjadi: 1) Socket Flanges (Flange tipe soket) Flange yang pada sisi terluar terdapat tahanan yang menyebabkan pipa yang dimasukkan ke dalamnya tidak tembus keluar.



68 68



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 3. 28 Flange Socket (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/socket-weld-flange-4904677348.html)



2) Slip on flanges Dalam slip on, flange hanya masuk sebagian, sisi luar dan dalamnya akan dilas. Oleh karena itu, diametar inside flange slip on harus lebih besar dari pada diameter out side pipa.



Gambar 3.29 Flanges Slip On (Sumber: https://www.nero.co.uk/Catalogue/Flanges/Flanges-316L/ASA150/150LB-Slip-on-Flange\)



3) Lap Joint Flanges Flange yang bisa diputar posisi lubang bautnya. Jenis flange ini tidak disarankan untuk pressure yang tinggi.



Gambar 3.30 Flanges Lap Joint (Sumber: https://www.bmssi.ca/lap-joint-flange-fabrication/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



69 69



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4) Weldneck Flanges Flange jenis ini biasa dan paling banyak digunakan dalam sebuah plant, karena sifatnya mudah untuk disambungkan dengan pipa. Selain dapat digunakan untuk pressure dan temperatur yang rendah, baik juga untuk pressure dan temperatur yang tinggi.



Gambar 3.31 Flanges Weldneck (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/weld-neck-flange-7385459533.html)



5) Thereaded Flanges Flange ini memiliki tipe penyambungan mengunakan ulir. Biasanya digunakan untuk sistem yang sangat rawan kebakaran kalau mengunakan las.



Gambar 3.32 Flanges Threaded (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/ms-threaded-flange-16370900591.html)



70 70



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 6) Blind Flanges Flange yang berfungsi untuk menutup aliran, seperti halnya cap dalam fitting. Jenis flange ini rata, tidak berlubang karena memang berfungsi untuk menutup.



Gambar 3.33 Flanges Blind (Sumber: https://www.grainger.com/product/GRAINGER-APPROVED-Blind-Flange-4TXE6)



LEMBAR PRAKTIKUM PRAKTIKUM MEMBUAT RANGKAIAN PIPA SEDERHANA Tujuan: 1. Peserta didik mampu menjelaskan fungsi, bagian-bagian, serta prosedur penggunaan peralatan pekerjaan teknik pemipaan. 2. Peserta didik dapat menggunakan/ mengoperasikan peralatan potong, pembengkok, dan penyambung. 3. Peserta didik dapat mengetahui teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa dengan baik dan benar. Alat: 1. Gerinda 2. Mesin las 3. Mesin Bending 4. Sarung tangan 5. Kaca mata 6. Jangak sorong 7. Buku catatan



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



71 71



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM Bahan: 1. Pipa Ø10 mm Petunjuk pekerjaan: 1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum melaksanakan kegiatan. 2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari peralatan potong, pembengkok dan penyambung pipa. 3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan pemakaian peralatan yang digunakan. 4. Peserta didik melakukan pengukuran diameter pipa dengan menggunakan jangka sorong. 5. Setelah dilakukan pemotongan pastikan lagi ukuran pipa dan buatlah laporan dari hasil pekerjaan. 6. Bila diperlukan lakukan pekerjaan pembengkokan dan penyambungan pada sistem pemipaan yang di rencanakan.



CAKRAWALA TAHUKAH KAMU? Teknik Pengelasan Sudah Ditemukan di Mesir Pada Perang Dunia II, proses pengelasan untuk pertama kalinya dilakukan dalam skala besar. Dengan las listrik, dalam waktu singkat, Amerika Serikat dapat membuat sejumlah kapal sekelas dengan kapal SS Liberty, yang merupakan kapal pertama yang diluncurkan dengan dilas. Di mana sebelumnya kapal yang dikeluarkan, proses pengerjaan menggunakan paku keling (“rivets”). Pada masa itu, muncul pula cara pertama untuk mengetes hasil pengelasan, seperti uji “kerfslag” (lekukan yang tertutup lapisan). Para ahli sejarah memperkirakan bahwa orang Mesir kuno mulai menggunakan pengelasan dengan tekanan pada tahun 5500 SM (untuk membuat pipa tembaga dengan memalu lembaran yang tepinya saling menutup). Winterton menyebutkan bahwa benda seni orang Mesir yang dibuat pada tahun 3000 SM terdiri dari bahan dasar tembaga dan emas hasil peleburan dan pemukulan. Jenis pengelasan ini, yang disebut pengelasan tempa (forge welding), merupakan usaha manusia yang pertama dalam menyambung dua potong logam. Contoh pengelasan tempa kuno yang terkenal adalah pedang Damascus yang dibuat dengan menempa lapisan-lapisan besi yang berbeda sifatnya.



72



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih dalam tentang teknik penggunaan peralatan pipa yang digunakan pada sistem pemipaan dan prosedur serta peralatan yang digunakan dalam teknik pekerjaan pipa tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam melalui link di bawah ini atau bisa juga menggunakan QR code yang tersedia di bawah ini. https://www.cnzahid.com/2015/09/mengenal-alat-alatkerja-pipe-fitter.html



RANGKUMAN Dalam hal ini peralatan tersebut digolongkan berdasarkan garis besar pekerjaan pemipaan yaitu pemotongan, pembengkokan, dan penyambungan. Terdapat berbagai macam peralatan dalam sistem pemipaan yaitu gerinda, gergaji, mesin bending, mesin las, dan lain-lain.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan observasi di sekitar sekolahmu tentang sistem pemipaan! 2. Tentukan peralatan apa saja yang digunakan dalam membuat sistem pemipaan tersebut! 3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan pipa yang telah kamu tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar! 4. Buatlah presentasi terkait penjelasan kalian dan jangan lupa lampirkan foto peralatan tersebut! 5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



73



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan jenis-jenis peralatan pekerjaan pipa berdasarkan garis besarnya! 2. Jelaskan prosedur penggunaan mesin gerinda yang benar! 3. Sebutkan 4 peralatan pemotongan pipa! 4. Jelaskan perbedaan teknik penyambungan dengan metode las biasa dengan metode las HDPE! 5. Sebutkan jenis-jenis flanges beserta fungsinya!



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab ini tentu peserta didik akan lebih paham tentang teknik penggunaan peralatan pekerjaan pipa yang sering digunakan untuk sistem pemipaan. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah Anda sering menmukan macam-macam peralatan sistem pemipaan? 2. Apakah Anda sudah mengetahui prosedur penggunaan alat-alat tersebut? 3. Diskusikan dengan teman Anda perbedaan dari masing-masing jenis alat potong!



74



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB IV



MACAM-MACAM MATERIAL PLAT BAB IV MACAM-MACAM MATERIAL PLAT



TUJUAN PEMBELAJARAN Dalam dunia industri tentu sering kita jumpai berbagai macam benda kerja yang menjadi bahan utama dalam proses industri tersebut dan salah satunya ialah plat. Tentu para peserta didik harus mengetahui apa saja benda kerja yang sering dan akan mereka temui di industri seperti pada pembahasan bab sebelumnya yang membahas tentang material pipa, teknik pekerjaan pipa, serta teknik penggunaan peralatan pipa. Dalam bab ini para peserta didik akan dikenalkan kepada material-material apa saja yang sering digunakan untuk material benda kerja plat khususnya plat tipis



PETA KONSEP



PENGERTIAN



Macam-macam material plat tipis



Karakteristik material plat tipis



kekurangan dan kelebihan material plat tipis



uji material plat tipis



KATA KUNCI Material, Plat, Plat Tipis, Uji Material, Pekerjaan, Ferro, Nonferro



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



75



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 4.1 Plat Tipis (Sumber: https://ironsteelcenter.com/besi-baja-plat-pelat-plate-eser-kapal-hitam-putih-coil-sphc-spcc-ss400-a36-stainless-stenliss-stainlis-stainles-stenlis-sus304-ss201-aisi310-316-alumunium-almunium-tembaga/harga-plat-besi-agendistributor-supplier-pabrik-jual-plat-hitam)







Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari berbagai macam jenis material yang sering digunakan untuk pembuatan pipa. Kita juga sudah mempelajari berbagai teknik pekerjaan pipa untuk membuat suatu sistem pemipaan, selanjutnya kita juga telah mempelajari tentang teknik penggunaan peralatan pipa membedakan peralatan pipa berdasarkan kegunaannya serta masing-masing karakteristiknya. Pada bab ini akan dijelaskan tentang material-material yang sering digunakan untuk pembuatan plat tipis yang sering digunakan dalam dunia industri. Pasti akan sering kita temui berbagai jenis material yang digunakan untuk proses pekerjaan di industri dan tentunya akan sering menemui benda kerja berupa plat yang terdiri dari berbagai macam jenisnya. Dalam dunia industri pasti akan sering dijumpai plat-plat yang terdiri dari berbagai ukuran, jenis, dan bahan bergantung kepada fungsi dan pemakaiannya. Plat tipis adalah salah satu material yang akan sering dijumpai pada dunia industri dan juga pada bahan baku pembuatan kapal. Penggunaan plat tipis tentu harus mempertimbangkan jenis material apa yang terkandung dalam plat tersebut karena tentu akan berbeda teknik pekerjaannya dan teknik penggunaan peralatan yang harus menyesuaikan dengan karakteritik dan kandungan material tersebut. Pekerjaan pengolahan plat tipis tentu harus berdasarkan pengetahuan kita terhadap karakteristik material plat tersebut. Material tersebut juga memiliki karakteristik berupa kelebihan dan kekurangan tergantung kondisi apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan yang direncanakan. Material tersebut perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui lebih detail karakteristik dan kelebihan dan kekurangan dari material-material tersebut agar kita dapat mengetahui lebih detail mengenai material-material yang sering digunakan untuk membuat sebuah benda kerja plat tipis yang sering digunakan dalam industri ataupun di dalam pembuatan atau pembangunan sebuah kapal.



76



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Sebelum melakukan pekerjaan pada benda kerja tentu kita terlebih dahulu harus mengetahui jenis-jenis material yang akan kita gunakan, hal ini tentu akan sangat berpengaruh terhadap proses pekerjaan selanjutnya. Dalam pembuatan plat tipis tentu digunakan berbagai macam material-material campuran yang sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan material tersebut harus kita ketahui sifat dan asal usul material tersebut serta perbedaannya dengan material lainnya. Setelah mengetahui berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan atau pencampuran pada plat tipis diharapkan juga dapat mengetahui tentang karakteristik dari material-material sebagai bahan campuran dan pembuatan plat tipis tersebut sehingga dapat dengan mudah menentukan jenis atau teknik pekerjaan apa saja yang sesuai dengan karakteristik dari material tersebut. Setelah mengetahui masing-masing karakteristik dari material tersebut maka diharapkan para peserta didik dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan dari material-material tersebut dan cara mengatasi masing-masing kekurangan dari material tersebut sehingga dapat tetap digunakan dan tidak mempengaruhi fungsi dan kegunaan dari material tersebut. Dari kelebihan dan kekurangan dari material tersebut juga dapat ditentukan teknik pekerjaan apa saja dan ditempatkan dimana saja material-material pembuatan plat tersebut. Setelah peserta didik mengetahui masing-masing karakteristik, kelebihan, dan kekurangan dari material-material tersebut maka perlu untuk dilakukan pengujian terhadap plat tipis berdasarkan dari karakteristik material-material penyusunnya. Metode pengujian yang dipakai tentu beragam tergantung kebutuhan atas pekerjaan yang dilakukan. Pengujian material-material tersebut akan menggunakan metode uji mekanikal seperti uji bending, uji pukul, uji tekuk, dan lain-lain. B. Macam-Macam Material Plat Tipis



Gambar 4.2 Macam-macam material (Sumber: https://www.etsworlds.id/2017/10/klasifikasi-dan-jenis-material-teknik.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



77 77



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Material merupakan suatu zat atau bahan penyusun dari suatu benda yang memiliki sifat dan karakteristik tertentu. Material selalu menjadi tolak ukur dari kemajuan sejarah dan peradaban manusia, di mana kita mengenal adanya zaman batu, zaman perunggu, dan zaman besi. Saat ini, material menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai bidang misalnya dalam perkembanagn ilmu pengetahuan dan teknologi. Pada umumnya, kemampuan sebuah mesin atau suatu struktur akan dipengaruhi oleh sifat asal material penyusunnya. Material teknik adalah material atau zat dasar penyusun suatu benda yang digunakan dalam bidang teknik, seperti industri manufaktur, perancangan, simulasi, dan rekayasa. Dengan mengetahui hubungan antara struktur, sifat, pemrosesan, dan kinerja material kemudian mengeksploitasi hubungan tersebut sehingga diperoleh suatu produk yang memiliki sifat dan karakteristik yang sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, perlunya mengetahui dan memilih material yang tepat dan mampu diaplikasikan pada suatu produk. Struktur dari sebuah material umumnya berhubungan dengan susunan dari komponen-komponen dalam suatu material. Struktur material dalam skala atom terdiri atas atom, elektron, dan molekul yang disebut dengan struktur nano (nano structure). Dalam skala yang lebih besar, struktur material terdiri atas gabungan kelompok-kelompok atom yang disebut dengan struktur mikroskpik (microscopic structure). Gabungan dari struktur mikroskopik dalam skala yang lebih besar dan dapat diamati tanpa alat bantu, struktur ini disebut sebagai struktur makroskopik (macroscopic structures). Secara konvensional, material dapat dibedakan menjadi tiga jenis material yaitu, logam, polimer, dan keramik. Pengelompokan dan pengklasifikasian ini didasarkan pada susunan atom dan sifat kimiawi. Selain ketiga jenis material tersebut, terdapat juga jenis material seperti komposit, semikonduktor, dan biomaterial. 1. Logam



Gambar 4.3 Logam (Sumber: https://www.passionjewelry.co.id/news-detail/mengenal-berbagai-jenis-logam-untuk-campuran-emas)



78 78



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Material logam tersusun dari atom-atom logam yang merupakan unsur terbanyak dalam tabel periodik. Atom-atom logam saling berikatan dalam bentuk ikatan logam, di mana elektron valensinya bebas bergerak sehingga material ini memiliki konduktivitas listrik dan konduktivitas termal yang cukup baik, serta tidak tembus cahaya. Logam memiliki kekuatan yang cukup tinggi, namun cukup ulet (dapat dideformasi/ diubah bentuk). Contoh material logam adalah: besi, baja, aluminium, tembaga, emas, perak, dan lain lain. 2. Polimer



Gambar 4.4 Polimer (Sumber: https://www.pakarkimia.com/polimer/)



Material yang termasuk kedalam klasifikasi polimer yaitu karet dan plastik. Umumnya, polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Unsur-unsur tersebut tersusun dalam bentuk rantai sehingga memiliki ukuran molekul yang besar. Atom-atom dalam suatu rantai polimer saling berikatan secara kovalen, sementara ikatan antar rantai adalah ikatan van der waals. polimer umumnya ringan (memiliki massa jenis yang rendah) dan sangat fleksibel dan mudah dibentuk. Sementara itu, polimer adalah senyawa kimia dengan molekul yang saling berikatan dalam rantai berulang yang panjang. Kata polimer berasal dari “poli” yang berarti banyak dan “mer” yang berarti bagian, sehingga dapat diartikan sebagai suatu bagian kecil yang banyak atau berulang. Karena strukturnya yang demikian, polimer memiliki berbagai sifat unik yang dapat dimodifikasi dan disesuaikan untuk berbagai penggunaan. Polimer alam seperti contohnya karet telah banyak digunakan oleh manusia selama ribuan tahun. Karet sebagai polimer alam memiliki sifat yang TEKNIK PEMESINAN KAPAL



79 79



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN elastisitasnya sangat tinggi yang dihasilkan dari rantai polimer yang terbentuk oleh alam. Sifat kelenturan atau elastisitas ini didapatkan dari struktur kimia karet itu sendiri yang memungkinkan material ini untuk bersifat elastis. Saat ini polimer telah memiliki aplikasi yang sangat luas dalam bidang kehidupan. Mulai dari sebagai plastik kemasan produk, sebagai bahan pelapis rompi anti peluru, bahkan hingga sebagai material pelapis yang tahan suhu tinggi. Hal itu didapatkan melalui modifikasi struktur polimer secara kimia sehingga diperoleh material polimer yang memiliki sifat yang lebih baik dan sesuai kebutuhan. Telah banyak penelitian yang mengembangkan polimer dan sifatnya. 3. Keramik



Gambar 4.5 Keramik (Sumber: https://shop.outletz.id/tb-parahyangan/quickbuy/a4b34i9w3)



Keramik merupakan senyawa antar unsur logam dan nonlogam yang memiliki ikatan kovalen atau ionik. Umumnya, senyawa material keramik berada dalam bentuk senyawa oksida, nitrida, dan karbida. Beberapa material yang termasuk kedalam klasifikasi keramik yaitu gelas/kaca, semen, dan keramik yang terbuat dari lempung. Material keramik umumnya isolator panas dan listrik, tahan terhadap suhu tinggi, keras namun getas.



80 80



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 4. Komposit



Gambar 4.6 Material Komposit (Sumber: https://id.quora.com/Apa-itu-material-komposit)



Material komposit merupakan gabungan lebih dari satu macam material. Contoh yang paling umum adalah fiberglass, yang terdiri dari serat gelas (keramik) sebagai penguat yang dipadukan dnegan material polimer. Komposit didesain untuk memproleh efek sinergis dari sifat-sifat material penyusunnya. Pada fiberglass, misalnya material didesain agar memiliki kekuatan yang cukup tinggi (kontribusi dari material gelas), tetapi dimiliki fleksibilitas yang cukup baik (kontribusi dari material polimer). 5. Semikonduktor



Gambar 4.7 Semikonduktor (Sumber: https://rangkaianelektronika.info/mengenal-semikonduktor/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



81 81



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Semikonduktor memiliki sifat penghantar listrik di antara konduktor dan isolator. Selain itu, sifat penghantar listriknya sangat sensitif terhadap kehadiran atom pengotor, walau hadir dalam jumlah kecil sekalipun. Kehadiran atom pengotor ini harus dikontrol dalam daerah yang sangat kecil. Material semikonduktor memberikan terobosan yang besar pada rangkaian terintegrasi (integrated circuit/IC), yang menghadirkan perubahan revolusioner pada berbagai perangkat elektronik dan komputer. Sebagai contoh, saat ini ukuran dan dimensi telepon seluler semakin ramping dengan kapabilitas yang semakin canggih. 6. Biomaterial



Gambar 4.8 Biomaterial (Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Biomaterial)



Biomaterial mencakup material yang dicangkokan atau ditanamkan (implant) ke dalam tubuh manusia atau hewan yang berfungsi sebagai pengganti anggota yang rusak atau tidak berfungsi. Material ini tidak boleh mengandung zat berbahaya dan beracun ketika bereaksi dengan tubuh manusia dan harus kopatibel dengan jaringan sel. Dengan kata lain, reaksi biologis yang buruk tidak boleh terjadi pada penggunaan biomaterial. Baja tahan karat yang dilapisi dengan titanium merupkan salah satu contoh biomaterial yag dimanfaatkan sebagai bahan pengganti tulang buatan. Baja modern industrial diperkenalkan oleh Henry Bessemer pada 1856, dan menjadikan baja murah sebagai bahan konstruksi atau lainnya. Pada saat ini ada beragam jenis baja, namun ada lima jenis baja yang perlu Anda ketahui, lengkap dengan kegunaannya. Perlu diketahui bahwa plat tipis biasanya sering kita jumpai terbuat dari baja dan berbagai bahan campuran lainnya.



82 82



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN a) Stainless steel



Gambar 4.9 Stainless Steel (Sumber: https://www.amazon.co.uk/Chefs-Star-Professional-Impact-bonded-Technology/dp/B015HOEQOY)



Mungkin jenis baja yang paling Anda kenal. Contoh paling sederhana adalah sendok logam kemilau yang Anda gunakan setiap hari. Untuk menjadi baja stainless (tahan karat), krom ditambahkan pada leburan besi baja. Sifat baja stainless selain tahan karat (walau tidak tahan noda) adalah tahan gores, tahan asam atau berbagai unsur lainnya. S   tainless steel antara lain digunakan untuk  home appliances, peralatan bedah, dan peralatan masak. b) Baja karbon tinggi (High-carbon steel)



Gambar 4.10 High Carboon Steel (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/high-carbon-steel-18860836433.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



83 83



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Jenis ini juga umum digunakan dalam industri. Disebut baja karbon tinggi karena kandungan karbonnya antara   0,56% -1,7% dari total baja jadi. Baja jenis ini sangat kuat, maka baja ini sering digunakan sebagai material berbagai perkakas kerja. Baja ini juga digunakan untuk kabel atau kawat baja, sebagai pahat, gunting, kapak, mata gergaji, hingga pegas. c) Baja karbon rendah



Gambar 4.11 Baja Karbon Rendah (Sumber: https://logamceper.com/klasifikasi-baja-karbon-carbon-steel/)



Seperti namanya, baja karbon rendah (low-carbon steel) memiliki kandungan karbon rendah. Kandungannya hanya 0,025% – 0,25%. Baja ini juga seringkali disebut mild steel. Sifatnya gampang dibentuk, mudah dilas, dan juga sangat kuat. Baja ini umumnya dibuat pelat baja, bodi kendaraan, struktur bangunan, rel, hingga sekrup. d) High speed steel



Gambar 4.12 High Speed Steel (Sumber: https://www.indiamart.com/proddetail/m35-high-speed-steel-bar-10021536533.html)



84 84



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN High-speed Steel  (populer sebagai HSS) adalah varian baja yang paling kuat. Disebut  high-speed  karena pada mulanya baja ini digunakan untuk perkakas atau alat manufaktur kecepatan tinggi. Bahannya berupa campuran baja dengan tungsten, kobalt, molibdenum, atau juga krom. Tingkat kekakuan dan kekerasan baja tergantung pada logam apa yang digunakan sebagai campuran dan seberapa besar persentasenya. Baja ini begitu keras, sehingga bisa memotong logam lain dan umum dipakai sebagai gergaji, bor, atau berbagai tools kecepatan tinggi lainnya. e) Aluminium steel



Gambar 4.13 Aluminium Steel (Sumber: https://www.azom.com/article.aspx?ArticleID=1446)



Aluminum steel  merupakan logam paduan antara baja dan aluminium. Keduanya tidak dilebur, namun lembaran baja dicelup kedua sisinya dengan  alloy  aluminium-silikon. Hasilnya adalah logam yang mulus teksturnya, sangat awet, dan bisa menjadi penghantar panas yang bagus. Baja ini umum digunakan pada pemanas air, oven, perapian, dan pemanggang makanan. C. Karakteristik Material Plat Tipis Apakah karakteristik baja sebagai bahan struktur? Baja sering kali dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan suatu struktur  bangunan.  Baja dikenal sebagai material yang kuat, memiliki keuletan, dan kekerasan yang baik. Selain itu, baja juga mempunyai mutu yang seragam serta proses instalasinya lebih mudah. Sebagai bahan struktur, baja memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan material-material lainnya. Karakteristik tersebut bisa dilihat dari segi fisik maupun mekanis. Berdasarkan fisiknya, baja mempunyai beberapa karakteristik yang meliputi berat, berat jenis, daya hantar panas, dan konduktivitas listrik. Sedangkan karakteristik baja menurut dari segi mekanis antara lain sebagai berikut.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



85 85



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 1. Kekuatan (power) Karakteristik utama yang dimiliki oleh baja adalah kekuatannya. Baja mempunyai kuat tarik yang sangat baik. Hal ini membuat baja yang diberikan beban akan cenderung mengalami perubahan bentuk (deformasi). Perubahan tersebut menyebabkan timbulnya regangan (strain) dengan besar sesuai deformasi per satuan panjang. Sedangkan regangan menimbulkan terjadinya tegangan (stress) di dalam baja. Baja juga mempunyai karakteristik berupa regangan elastis yang terjadi apabila beban yang menyebabkan regangan dilepaskan ketika baja belum mengalami perubahan bentuk, baja akan kembali ke bentuknya semula. Perbandingan antara tegangan dan regangan dalam keadaan elastis disebut modulus elastisitas (modulus young). Ada tiga macam tegangan pada baja yaitu tegangan elastis, tegangan leleh, dan tegangan plastis. 2. Keuletan (ductility) Keuletan adalah kemampuan baja untuk melakukan deformasi sebelum terputus. Faktor yang mempengaruhinya yaitu regangan (strain) yang bersifat permanen sebelum baja terputus. Adapun besar keuletan ini berhubungan dengan sifat yang bisa pekerjaan yang bisa dilakukan terhadap baja. Untuk mengetahui besar keuletan baja, Anda bisa melakukan serangkaian uji coba, terutama uji tarik. 3. Kekerasan (hardness) Kekerasan adalah ketahanan suatu material terhadap besarnya gaya yang bisa menembus permukaannya. Kekerasan ini memegang pengaruh yang sangat besar terhadap kekuatan yang dimiliki oleh baja. Uji coba terhadap kekuatan bisa dilaksanakan menggunakan metode rockwell, brinell, ultrasonic, dan lainlain. 4. Ketangguhan (toughness) Ketangguhan adalah hubungan antara jumlah energi yang mampu diterima oleh baja hingga terputus. Semakin kecil ketangguhan yang dimiliki oleh suatu baja, maka karakteristik baja tersebut akan semakin rapuh. Baja yang tangguh akan mendukung keselamatan penggunanya. Ketangguhan baja bisa diketahui melalui uji coba dengan memberikan pukulan (impact) secara tiba-tiba. D. Kelebihan dan Kekurangan Material Plat Tipis 1. Lebih Ringan Karena ukurannya yang tipis maka material plat tipis cenderung ringan dan mudah dalam mobilisasinya. 2. Kuat dan Tahan Lama Materialnya tidak akan berkarat dan tahan menghadapi cuaca ekstrem, sehingga bisa melindungi rumahmu dengan maksimal. Kualitas bahannya sudah disempurnakan hingga tahan lebih lama dibandingkan dengan atap kayu yang mudah keropos dan atap baja konvensional yang mudah mengarat. Walaupun terlihat ringan dan lebih tipis dari baja biasa, materialnya tidak mudah memuai dan menyusut. 86 86



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 3. Mudah dibentuk dan disambung Material plat tipis cenderung mudah dibentuk dan mudah dalam proses penyambungan tidak memerlukan usaha yang besar untuk menyambung dan membentuk plat tipis tersebut. 4. Tegangan tarik yang tinggi Material plat tipis cenderung memiliki tegangan tarik yang tinggi dibanding plat konvensional, tegangan tariknya bisa mencapai 550 Mpa. 5. Dapat didaur ulang Material plat tipis memiliki kemampuan untuk didaur ulang, karena material sisa plat tipis dalam prosesnya tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses peleburan sehingga dapat diolah menjadi benda lainnya yang memiliki nilai guna. 6. Harga cenderung tidak murah Harga material plat tipis cenderung tidak murah berbeda dengan material plat konvesional pada umumnya. Karena permintaan plat tipis biasanya merupakan pesanan khusus dan tidak diproduksi secara masal. 7. Mudah terbawa angin/tertiup angin Material plat tipis memiliki kekurangan dari segi berat yang ringan sehingga dapat dengan mudah tertiup oleh angin apabila pemasangan dilakukan tidak benar. 8. Tampilan pada sambungan sering acak-acakan Tampilan yang kurang baik dilihat secara estetika karena apabila proses sambungan tidak dilakukan dengan benar maka akan terlihat jelek dan kurang cantik dipandang. 9. Rentan rusak Apabila material plat tipis tidak dilakukan dengan baik dan teliti maka material tersebut rentan rusak, karena strukturnya yang tipis maka setiap proses pekerjaan harus dilakukan dengan benar dan baik sesuai prosedur yang ada. E. Uji Material Plat Tipis 1. Pengujian Tarik (Tensile Test) Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus. Pada tensile test suatu material akan mengalami kerusakan, karena tensile test adalah pengujian kekuatan material dengan menarik suatu material sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya akan rusak. Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian tarik dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji tarik, benda uji diberi beban gaya tarik yang bertambah secara kontinyu. Bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami benda uji. Uji tarik mungkin dapat dikatakan pengujian yang paling mendasar. Pengujian ini sangat sederhana, tidak mahal dan telah mengalami standarisasi di seluruh dunia, baik dari metode pengujian, bentuk spesimen yang diuji, dan metode perhitungan dari hasil pengujian tersebut. Dengan menarik suatu TEKNIK PEMESINAN KAPAL



87 87



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN material secara perlahan-lahan, kita akan mengetahui reaksi dari material tersebut terhadap pembebanan yang diberikan dan seberapa panjang material tersebut bertahan sampai akhirnya putus.



Gambar 4.14 Uji Tarik Material (Sumber: https://testingindonesia.com/universal-testing-machine-sebagai-mesin-uji-tarik-62)



2. Pengujian Tekan (Comprtessed Test) Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik. Suatu material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak. Prosesnya material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas. Barubaru ini telah ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai landasan dari silica yang memberi pengaruh baik.



Gambar 4.15 Uji Tekan Material (Sumber: https://asiacon.co.id/blog/cara-uji-kuat-tekan-paving-block)



88 88



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 3. Pengujian Bengkok (Bending Test) Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak lama bagi bahan yang cocok, karena dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa. Pengujian ini menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan. Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi atau komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu titik tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan. Uji bengkok ( bending test ) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu, uji bending digunakan untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil sambungan las di weld metal. Dalam pemberian beban ada beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu kekuatan tarik (tensile test) komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan mn dan c, tegangan luluh (yield).



Gambar 4.16 Uji Bengkok Material (Sumber: https://alatuji.com/article/detail/869/pengujian-sifat-lentur-bahan-pada-pelat-baja-869)



4. Pengujian Puntir (Torsion Test) Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material tersebut akan mengalami patahan. Umumnya, ini terjadi pada material yang getas, sedangkan pada material yang ulet patahan terjadi pada sudut tegak lurus terhadap sumbu puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan deformasi yang besar.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



89 89



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 4.17 Uji Puntir Material (Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/njs-100-manual-torsion-testing-machine-torsion-tester-628768263.html)



5. Uji Impact (Uji Pukul) Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material. Sebagai sebuah metode, uji impact digunakan dalam dunia industri khususnya uji impact charpy dan uji impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energi potensial  dari beban yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji sehingga terjadi deformasi. Sistem Pengujian Pukul Takik Uji Charphy Benda uji diletakkan secara mendatar dan ditahan pada sisi kiri & kanan. Kemudian benda dipukul pada bagian belakang takikan, letaknya persis di tengah.Takikan membelakangi pululan. Uji Izod Benda uji dijepit pada satu ujungnya pada posisi tegak. Lalu benda uji ini dipukul dari sisi depan pada sisi ujung yang lain.



90 90



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Macam-Macam Patahan: Patahan getas Patahan yang tejadi pada bahan yang getas. Contoh: besi tuang. Patahan liat Patahan yang terjadi pada bahan yang lunak. Contoh: baja lunak, tembaga dan sebagainya. Patahan campuran Patahan yang terjadi pada bahan yang cukup kuat, namun ulet.



Gambar 4.18 Uji Impact Material (Sumber: https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/591/tujuan-pengujian-impact-test-uji-dampak)



6. Pengujian Kekerasa Secara umum semua sifat mekanik dapat terwakili oleh sifat kekerasan bahan. Orang berasumsi bahwa yang keras itu pasti kuat, sehingga “jika dibutuhkan bahan yang kuat, maka pilih bahan yang keras”. Ini merupakan pernyataan yang keliru. Ada suatu bahan yang memiliki kesebandingan antara kekerasan dengan kekuatan itu benar tetapi ada juga sifat yang justru perbandingannya terbalik bahwa bahan yang keras akan rapuh. Oleh karena itu, diperlukan definisi yang spesifik antara kekerasan dengan kekuatan kendati masing-masing memilki korelasi. Pengujian kekerasan ini bertujuan untuk memperoleh harga kekerasan suatu logam, untuk mengetahui perubahan suatu sifat dan perubahan suatu kekerasan dari logam  setelah di heat treatment, mengetahui kekerasan baja terhadap kecepatan pendinginan, dan mengetahui perbedaan kekerasan yang disebabkan oleh media pendingin. Berdasarkan pada persyaratan tersebut maka ketiga metode tersebut pengujian kekerasan yang dibakukan pemakaiannya adalah: a. Pengujian kekerasan dengan penekanan (indentation test) Pengujian ini dilakukan merupakan pengujian kekerasan terhadap bahan logam di mana dalam menentukan kekerasaannya dilakukan dengan cara



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



91 91



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN menganalisis indentasi atau bekas penekanan pada benda uji sebagai reaksi dari pembebanan tekan. b. Pengujian kekerasan dengan goresan (sratch test) Merupakan pengujian kekerasan terhadap benda (logam) dimana dalam menentukan kekerasannya dilakukan dengan mencari perban-dingan dari bahan yang menjadi standar. c. Pengujian kekerasan dengan cara dinamik (dynamic test) Merupakan pengujian kekerasan dengan mengukur tinggi pantu-lan dari bola baja atau intan (hammer) yang dijatuhkan dari ketinggian tertentu. Pengujian yang paling banyak dipakai adalah penekanan-penekanan tertentu pada benda kerja dengan bahan tertentu dengan mengukur ukuran penekanan yang berbentuk di atasnya: a. Metode Rockwell b. Metode Brinel c. Metode Vickers a. Uji Kekerasan Rockwell Pengujian  Rockwell  merupakan suatu uji untuk mengetahui tingkat kekerasan. Tingkat kekerasan yang di uji adalah tingkat kekerasan logam baik logam  ferrous  maupun logam  non ferrous  dengan menggunakan alat Rockwell Hardness Tester. Indentor = Intan / Bola Baja b. Metode Pengujian Brinel Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan memberikan penekanan kepermukaan suatu speciment uji. Penekanan ini dilakukan dengan menggunakan suatu penekan (indentor) berbentuk bola. Indentor = Bola Baja c. Metode Pengujian Vickers Kekerasan ini diukur dengan mempergunakan alat penguji vickers. Dalam pengujian ini dipakai piramid dimana dengan sudut bidang duanya 136o  sebagai penekan. Hasil pengujian tidak bergantung pada besarnya beban / gaya tekan. Alat ini dapat mengukur kekerasan bahan mulai dari sangat lunak (5 VHN) sampai yang sangat keras (1500 VHN), tanpa perlu mengganti daya tekan dapat dipilih antara 1 – 120 kg tergantung kekerasan atau ketebalan bahan yang diuji. Indentor = Intan Kekerasan vickers pada prinsipnya sama dengan kekerasan brinell, yaitu beban dibagi luas tapak penekanan.



92 92



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA TAHU KAH KAMU ??? SEJARAH MULAINYA DILAKUKAN PENGUJIAN MEKANIK PADA BENDA KERJA



Gambar 4.19 Kapal Titanic Patah (Sumber: https://www.merdeka.com/dunia/temuan-bukti-baru-titanic-bukan-tenggelam-karena-tabrak-gununges.html)



Sejarah pengujian impak terjadi pada masa Perang Dunia ke 2, karena ketika itu banyak terjadi fenomena patah getas yang terjadi pada daerah lasan kapalkapal perang dan tanker-tanker. Di antara fenomena patahan tersebut ada yang patah sebagian dan ada yang benar-benar patah terbelah menjadi 2 bagian. Fenomena patahan ini terjadi terutama pada saat musim dingin ketika di laut bebas ataupun ketika kapal sedang berabuh. Dan contoh yang sangat terkenal tentang fenomena patahan getas adalah tragedi Kapal TITANIC yang melintasi samudera Atlantik. Dasar pengujian impak ini adalah penyerapan energi potensial dari pendulum beban yang berayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk benda uji sehingga benda uji mengalami deformasi.



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih dalam tentang material plat tipis yang sering digunakan pada dunia industri serta karakteristik untuk melakukan penyambungan dari material tersebut kalian dapat mencari tahu lebih dalam melalui link di bawah ini atau bisa juga menggunakan QR code yang tersedia di bawah ini. h t t p s : / / w w w . k o m p a s i a n a . c o m / ahmadsapuan/55dd939c2f9373d30e1f83c5/caramengelas-plat-tipis-usaha-bengkel-las



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



93



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



RANGKUMAN Material plat tipis terdiri dari berbagai macam dan jenis secara umum. Plat tipis biasanya terbuat dari material baja murni, baja karbon, aluminium, tembaga, krom, dan lain lain. Masing-masing material tersebut memiliki karakteristik yang unik dan berbeda-beda sehingga penggunaannya pun dapat disesuaikan dengan karakteristik masing-masing material plat tipis. Masingmasing material plat tipis juga memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Lalu dalam hal spesifikasi yang dibutuhkan sebelum memilih material plat tipis untuk suatu pekerjaan industri maka kadang dibutuhkan suatu metode uji untuk mengetahui kekuatan, kelenturan, ketangguhan, dan keuletan material plat tipis dengan berbagai metode uji yang ada.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi material plat tipis maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan survei di sekitar sekolah jenis material plat tipis apa saja yang Anda temukan! 2. Dokumentasikan plat tipis berdasarkan material yang Anda temukan! 3. Buat presentasi dalam bentuk power point! 4. Kerjakan tugas anda secara mandiri!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan berbagai macam material plat tipis! 2. Jelaskan karakteristik dari material plat tipis! 3. Masing-masing material plat tipis memiliki kelebihan dan kekurangan. Jelaskan masing-masing dari material plat tipis tersebut! 4. Jelaskan jenis-jenis pengujian pada plat tipis! 5. Jelaskan kelebihan dan kekurangan masing-masing metode pengujian plat tipis!



94



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab empat ini tentu peserta didik akan lebih paham tentang material plat tipis yang sering digunakan. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah kalian sering menjumpai material plat tipis tersebut? 2. Di dalam bab ini apakah Anda tau perbedaan dari bab material pipa? 3. Masing-masing material plat tipis memiliki kelebihan dan kekurangan. Diskusikan masing-masing dari material plat tipis tersebut bersama temanteman Anda!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



95



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB V



JENIS PEKERJAAN PLAT BAB V JENIS PEKERJAAN PLAT



TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik telah mengetahui berbagai macam jenis material-material plat tipis dan berbagai karakteristik dari material-material yang menjadi dasar dari proses pembuatan plat tipis yang sering dijumpai dan digunakan untuk industri ataupun dalam pembangunan kapal. Tentu setelah itu perlu halnya peserta didik mengetahui berbagai cara pekerjaan yang tepat dalam memproses plat tipis tersebut sehingga menghasilkan produk atau benda kerja yang dapat digunakan dan berfungsi dengan semestinya. Dalam proses pekerjaan tersebut peserta didik diharapkan dapat memahami dan mengerti jenis-jenis pekerjaan apa saja yang ada atau umum digunakan di dalam dunia industri atau dalam proses pembangunan kapal.



PETA KONSEP



PENGERTIAN MACAM-MACAM PEKERJAAN PLAT TIPIS



Karakteristik Pekerjaan Plat Tipis



kelebihan dan kekurangan



Aplikasi Pekerjaan di Industri



KATA KUNCI Plat, Plat Tipis, Pekerjaan, Pekerjaan Plat Tipis, Karakteristik, Industri, Kapal



96



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 5.1 Pekerjaan Plat Tipis (Sumber: http://tehniq.com/blog/cara-mengelas-plat-tipis/)



Dalam bab sebelumnya peserta didik telah mempelajari berbagai jenis material yang biasa digunakan dalam pembuatan plat tipis serta berbagai macam karakteristik dari material-material tersebut dan berbagai kekurangan dan kelebihan dari masing-masing material pembuatan plat tipis tersebut. Peserta



didik telah benar-benar memahami tentang hal-hal yang berhubungan dengan plat tipis sehingga para peserta didik tidak mengalami kesulitan atau kebingungan pada saat di industri dan proses pekerjaan lainnya yang memiliki hubungan dengan penggunaan plat tipis. Ketika peserta didik telah mengetahui dan memahami dari sisi plat tipis tersebut maka proses selanjutnya ialah peserta didik dituntut mampu memahami dan mengerti jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan material plat tipis. Memahami serta mengerti jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan material plat tipis menjadi sebuah kewajiban bagi peserta didik agar mereka para peserta didik dapat menentukan jenis pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dalam proses pekerjaan di industri manufaktur dan proses pembuatan kapal tentu tidak asing lagi dengan bahan dasar plat baja ataupun plat tipis yang akan sering ditemukan oleh para peserta didik ketika PKL ataupun ketika telah bekerja nanti. Selain mengenal material pembuat plat tipis tersebut, peserta didik juga dituntut harus mampu menentukan jenis pekerjaan apa saja yang sesuai dengan proses pekerjaan yang dibutuhkan. Dengan demikian, hasil dan proses pekerjaan akan menjadi lebih efisien dan efektif. Hal ini akan sangat berpengaruh dalam proses produksi itu sendiri dan akan menghemat biaya produksi, serta tenaga yang dibutuhkan akan semakin sedikit. Selain itu, peserta didik juga dituntut untuk mengetahui karakteritik dari masing-masing pekerjaan yang sering digunakan dalam mengerjakan plat tipis. Hal ini karena masing-masing jenis pekerjaan tersebut tentu memiliki prosedur yang berbeda-beda, perlakuan yang berbeda-beda, jenis peralatan yang berbeda, serta proses dan jenis material yang menyesuaikan dengan pekerjaan plat tipis yang dipilih. Peserta didik juga dituntut untuk lebih dalam mengetahui tentang masingmasing kelebihan serta kekurangan dari jenis-jenis pekerjaan plat tipis tersebut agar dapat menentukan pekerjaan yang paling baik untuk dimasukan ke dalam proses produksi di industri ataupun dalam proses pembuatan kapal. Para peserta didik juga harus mengetahui pengaplikasian masing-masing dari jenis pekerjaan plat tipis tersebut yang sesuai sehingga akan memudahkan dalam merancang atau merencanakan apabila mereka melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan plat tipis. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



97



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN A. Pengertian Yang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya. Yang meliputi macammacam pengerjaan, di antaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain. Peralatan yang digunakan untuk mewujudkan bentuk-bentuk tertentu dalam kerja pelat dapat dikelompokkan sebagai berikut.



Gambar 5.2 Mistar Ukur Gulung (Sumber:https://www.builder.id/jenis-jenis-alat-ukur-untuk-pekerjaan-kayu/mistar-gulung/)



Alat untuk melukis atau menggambar bukaan terdiri dari: 1. Mistar ukur, panjang 30 -50 sampai 100 cm 2. Mistar ukur gulung 3. Bermacam-macam siku seperti siku biasa, siku lipat, dan siku papak 4. Penggores, penggores tepi, balok gores dan penitik pusat 5. Bermacam-macam jangka seperti jangka tusuk, jangka tongkat, dan jangka tepi



Gambar 5.3 Gunting Plat (Sumber: https://id.aliexpress.com/item/1000002363062.html)



98 98



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Alat-alat untuk memotong 1. Bermacam-macam gunting tangan dengan macam-macam bentuk bibir potongnya (bibir lurus, bibir lengkung, bibir universal) dan gunting tongkat 2. Gunting tuas atau gunting bangku, untuk menggunting pelat yang agak tebal (bila tidak kuat dengan gunting tangan) 3. Mesin gunting giletin (guillotine) dengan tenaga orang, dengan tenaga motor, secara hidrolik atau mekanis. 4. Gergaji: gergaji tangan dan gergaji mesin 5. Pahat, pelat, ragum, dan palu Yang dimaksud dengan membentuk adalah membuat bentuk-bentuk seperti silinder, kerucut, dan sebagainya yang disertai pekerjaan menekuk dan melipat. Pembentukan benda kerja dapat dilakukan baik dengan tangan maupun dengan mesin.Bila dilakukan dengan tangan, kita dapat menggunakan macammacam palu dan landas (steak).



Gambar 5.4 Palu Plat Besi (Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/plastic-handle-1800g-all-steel-masonry-hammer-60675368430.html)



Macam-macam palu yang sering kita jumpai adalah palu pena kepala bulat, palu pena kepala lurus atau silang, palu keling, palu lunak dari bahan kayu, karet, tembaga, atau timah hitam, juga palu plastik, palu pegang, palu rata, palu bola.



Gambar 5.5 Landas Pelipatan Permukaan Rata (Sumber: http://membuatperhiasan.blogspot.com/2014/09/peralatan-pelipatan-logam.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



99 99



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Macam-macam landas (steak) yang ada antara lain landas muka rata, landas pinggir lurus dan lengkung, landas pipa, landas tirus, landas bola dan setengah bola, landas alur, dan sebagainya.



Gambar 5.6 Mesin lipat Plat Manual (Sumber:https://indonesian.alibaba.com/product-detail/manual-folding-machine-pbb2020-1-2-pbb2500-1-0plate-bending-60426977248.html)



Macam-macam alat penekuk dan pelipat selain menggunakan palu dan landasan untuk menekuk dan melipat digunakan pula mesin lipat universal dan mesin lipat peti (box and panfolder). Alat-alat untuk penguatan tepi atau badan. Penguat tepi dapat dilakukan dengan cara memakai lipatan tepi, kawat penguat atau memakai alur penguat. Alur penguat tidak hanya untuk penguatan tepi tetapi dapat juga untuk penguatan badan. B. Macam-macam Pekerjaan Plat Tipis Kualitas atau ketelitian suatu hasil pekerjaan di antaranya ditentukan oleh bagaimana cara melakukan pengukuran, menandai, serta melukis pada saat pembuatan benda kerja. Untuk mengurangi kesalahan dalam melakukan prosesproses tersebut, maka perlu dipahami teknik-tekniknya. 1. Mengukur Ada dua cara yang biasa dilakukan dalam mengukur pada pelat, yaitu dengan berpatokan pada ujung mistar atau berpatokan pada garis ukur mistar. Kedua cara ini dapat dilakukan sesuai kondisi pengerjaan berda kerja tersebut



100 100



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Berikut ini adalah contoh mengukur pada pelat menggunakan mistar baja : a. Patokan ujung



Gambar 5.7 Proses Pengukuran (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



b. Patokan garis ukur



Gambar 5.8 Proses Pengukuran (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



2. Menandai dan Melukis Penandaan dalam pengerjaan pelat adalah proses sangat penting, karena proses ini merupakan awal dari suatu pembentukan benda kerja. Proses menandai biasanya dilakukan bersamaan dengan proses mengukur dan melukis benda kerja. Tanda pada pelat dapat berupa garis tanda atau titik.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



101 101



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Garis tanda dibuat menggunakan penggores, yakni untuk memberi tanda batas ukuran, tanda tekukan, coakan, ataupun tanda pengerjaan lainnya. Sementara titik pada benda kerja dapat dibuat menggunakan penitik garis dan penitik pusat. Bentuk garis tanda dalam teknologi pengerjaan pelat cukup bervariasi, yakni tergantung pada alat yang dipergunakan dan karakteristik pekerjaannya. Beberapa contoh berikut ini dapat dipakai, terutama dalam menerapkan dasar-dasar melukis dan menandai pada pelat yang selanjutnya dapat dilukis garis lurus horizontal dan/ atau garis vertikal, miring/ menyudut, tanda untuk membuat lingkaran, dan lain-lain. Teknik 1:



Gambar 5.9 Teknik Melukis dan Menandai (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Langkah Kerja 1:



Gambar 5.10 Proses Pekerjaan Menandai dengan Penggores (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



102 102



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Teknik 2:



Gambar 5.11 Proses Pekerjaan Menandai dengan Mistar (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Langkah Kerja 1: Membuat Tanda



Gambar 5.12 Membuat Tanda (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Langkah Kerja 2: Membuat Garis Sejajar



Gambar 5.13 Membuat Garis Sejajar (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



103 103



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menarik garis atau melukis pada pelat adalah mata atau pandangan harus tegak lurus terhadap garis ukur agar tidak terjadi kesalahan akibat sudut pandang. Ujung penggores berada tepat pada garis ukuran. Kemiringan penggores harus sama sepanjang atau selama penarikan garis.



Gambar 5.14 Teknik Menarik Garis yang Benar (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Gambar 5.15 Teknik Menarik Garis yang Salah (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Jika suatu pekerjaan memerlukan tanda dengan penitik, misalnya titik pusat untuk kaki jangka tusuk atau titik pusat untuk pengeboran ataupun titiktitik untuk memperjelas garis, maka dapat dilakukan setelah dilakukan proses melukis. Untuk membuat titik pusat lingkaran atau untuk bor digunakan penitik pusat (sudut 90°) dan untuk garis digunakan penitik garis (sudut 60°). Contohnya seperti gambar berikut. 104 104



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.16 Memberi Titik Pada Garis Pusat (Sumber:http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Gambar 5.17 Aplikasi Penandaan (Sumber:http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



3.



Pemotongan Plat Pemotongan pelat dapat dilakukan dengan menggunakan gunting pelat, pahat, mesin potong, atau dengan menggunakan gergaji untuk pemotongan pelat yang relatif tebal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



105 105



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN a. Pemotongan dengan gunting Hasil pemotongan dengan menggunakan gunting sangat ditentukan oleh pemahaman tentang jenis, fungsi, dan penguasaan teknik-teknik menggunakan gunting. Dengan demikian, gunting yang sesuai dan teknik yang benar akan menghasil potongan yang lebih baik serta waktu yang lebih singkat. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunting pelat adalah sisi potong gunting harus selalu rapat. Jika renggang, rapatkan dengan alat yang sesuai, garis potong dapat terlihat jelas. Mata atau pandangan tegak lurus terhadap garis potongan. Benda kerja (pelat) diusahakan tidak terseger selama proses menggunting.



Gambar 5.18 Menggunting Lurus dan Melengkung (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



b. Pemotongan dengan pahat Secara umum pahat digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kurang presisi/ kasar atau pekerjaan yang tidak bisa dikerjakan dengan alat-alat kerja pelat yang lain. Dengan demikian, kadangkala memerlukan pengerjaan lanjutan, seperti pengikiran atau grinda. Jenis pahat yang biasa digunakan adalah pahat rata (flat cold chissel), yakni digunakan untuk memotong pelat yang relatif tipis, mencoak, dan membuat lubang pada pelat.



Gambar 5.19 Pahat Rata (Sumber: https://belajarmesinbubutcnc.blogspot.com/2016/04/macam-macam-alat-pemotong-dan-fungsinya.html)



106 106



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN c. Pemotong dengan mesin pemotong Mesin potong atau gilotin (shearing machine/ guillotine) merupakan salah satu mesin potong pelat yang utama dalam pengerjaan pelat. Mesin ini terutama digunakan untuk memotong lurus dan siku suatu pelat. Kemampuan potong gilotin cukup bervariasi, yakni sangat tergantung pada tipe, teknologi ataupun kapasitas dari mesin tersebut. Secara umum ada dua jenis gilotin yang biasa dipakai pada bengkel-bengkel pengerjaan pelat, 1) Gilotin pedal/injak Gilotin jenis ini mampu memotong sepanjang 1050 mm dengan ketebalan pelat ± 1,5 mm. Cara memotongnya dapat dilaksanakan dengan memberi tanda (garis) pada pelat atau dengan menggunakan mistar pembatasan yang ada di depan maupun dibelakang pisau potongnya. 2) Gilotin Elektris Mesin potong ini digunakan secara luas untuk pelat-pelat yang relafif tebal (antara 2 - 13 mm) yang tidak mampu dilakukan oleh tenaga manusia. Tenaga untuk memotong digerakkan oleh motor listrik yang kemudian dilanjutkan oleh kopling mekanik atau hidrolik, sehingga dalam pengoperasiannya tidak membutuhkan tenaga yang besar.



Gambar 5. 20 Mesin Potong Elektris (Sumber: https://jv.bambeocnc.com/8mm-hydraulic-plate-guillotine-shearing-machine.html)



4.



Penekukan Plat Penekukan pelat dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan palu dan landasan atau dengan menggunakan mesin tekuk atau mesin pres. Berbagai bentuk tekukan dapat dilakukan dengan palu dan landasan, demikian juga dengan menggunakan mesin tekuk. Secara umum,



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



107 107



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



bentuk-bentuk tekukan dalam kerja pelat meliputi tekukan searah atau berlawanan arah, tekukan satu atau dua sisi, dan tekukan lebih dari dua sisi. Adapun dasar bentuk-bentuk tekukan pada pengerjaan pelat adalah sebagai berikut



Gambar 5.21 Bentuk Tekukan Plat (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Untuk aplikasi pada pekerjaan armatur/ kabinet (cabinet making), bentuk-bentuk tekukan seperti di atas dapat berlaku pada tekukan satu sisi, dua atau lebih; dan hal ini sangat tergantung pada desain pekerjaan. Prinsip gambar bentangan adalah mengembalikan suatu hasil tekukan kepada bentuk awalnya (pelat/ rata) melalui teknik-teknik proyeksi garis dan bidang. Berdasarkan dasar bentuk-bentuk tekukan, maka dapat dikembangan gambargambar bentangan sebagai berikut:



108 108



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



a. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada dua sisi



Gambar 5.22 Penekukan Dua Sisi Searah (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



Cara penggambaran: perhatikan gambar dasar tekukan, kemudian dengan menarik garis proyeksi dari titik a dengan pusat o akan didapat titik a’. Maka jarak a ke a’ adalah bentangan tekukan (satu tekukan). Dengan cara yang sama, maka selanjutnya akan dapat dibuat bentangan-bentangan yang lain, baik yang searah maupun yang berlawanan arah atau tekukan satu sisi, dua sisi maupun lebih. b. Bentangan untuk satu kali tekukan searah pada empat sisi



Gambar 5.23 Penekukan Empat Sisi (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



109 109



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



c. Bentangan untuk dua kali tekukan searah pada dua sisi



Gambar 5.24 Penekukan Dua Kali Searah Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf



Penggunaan mesin lipat / tekuk pelat adalah untuk mempercepat suatu proses penekukan dan untuk mencapai tingkat ketelitian tertentu. Sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi; mesin tekuk telah berkembang sedemikian rupa, mulai dari yang dioperasikan secara manual sampai dengan yang dioperasikan secara otomatis atau dengan komputer (CNC). 5.



110 110



Penyambungan Plat Penyambungan pelat, khususnya penyambungan pada pelat tipis dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain dengan sambungan keling, sambungan lipat, atau dengan sambungan las titik. Aplikasi penggunaan macam-macam sambungan pelat tersebut sangat tergantung pada keperluan atau tujuan pembuatan, kekuatan konstruksi sambungan, tingkat kerapatan (kedap), atau fungsi benda kerja yang dibuat. a. Sambungan Kelling (Rivet) Menyambung pelat dengan menggunakan paku keling (sambungan keling) masih banyak digunakan pada konstruksi pelat tipis, karena dapat dilakukan dengan mudah dan relatif kuat, walaupun tidak begitu kedap. Jenis paku keling cukup beragam, sehingga dilakukan dengan cara atau alat yang beragam pula, namun yang banyak dipakai pada konstruksi pelat tipis adalah sebagai berikut: 1) Rivet Set 2) Pengeling Pop



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 5.25 Pengeling Pop (Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/berrylion-tools-best-sell-aluminum-alloy-pop-rivettool-629720984.html)



b. Sambungan Lipat 1) Sambungan lipa tunggal Sambungan lipat tunggal dapat dibuat dengan menggunakan alat-alat tangan atau mesin lipat atau kombinasi keduanya dan untuk merapatkan sambungan lipat tunggal yang lurus dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan menggunakan perapat (hand groover) atau dengan bar groover.



Gambar 5.26 Sambungan Tunggal (Sumber: http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAH-KERJA-PLAT-docx.pdf)



2) Sambungan tegak, bilah dan sudut Untuk membuat sambungan lipat tegak, bilah atau sudut yang lurus dapat dilakukan secara manual dengan menggunakan alat-alat tangan (palu dan landasan) atau dengan mesin lipat atau kombinasi keduanya tanpa menggunakan perapat.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



111 111



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN c. Sambungan las titik 1) Mesin las titik portabel



Gambar 5.27 Mesin Las Titik Portabel (Sumber: https://www.amiklan.com/3409/mesin-las-titik-portablespot-welder-portable)



2) Mesin las titik standar Mesin las titik standar (pedestal spot welding) mempunyai ukuran dan kapasitas lebih besar dari mesin las titik portabel, sehingga perlu diperhatikan beberapa hal bila menggunakan mesin las titik standar. Hal tersebut antara lain diameter penampang elektroda = 4 x tebal pengelasan, permukaan elektroda harus bersih, dan tidak ada lapisan yang memungkinkan tidak mengalirnya arus listrik. Lama pengelasan harus disesuaikan dengan tebal bahan yang disambung. Sirkulasi air pendingin harus berjalan selama proses pengelasan.



LEMBAR PRAKTIKUM PRAKTIKUM MEMBUAT BENDA KERJA PLAT TIPIS DENGAN METODE PENEKUKAN Tujuan: 1. Peserta didik mampu menjelaskan prosedur pekerjaan yang benar pada metode penekukan plat tipis. 2. Peserta didik dapat menggunakan/mengoperasikan peralatan pembengkok dan penekukan plat tipis. 3. Peserta didik dapat mengetahui teknik penggunaan peralatan pekerjaan 112 112



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM penekukan plat tipis dengan baik dan benar. Alat: 1. Mistar 2. Tang Besi 3. Pensil atau pulpen 4. Sarung tangan 5. Kaca mata 6. Buku catatan Bahan: 1. Plat baja, 2 mm Petunjuk pekerjaan: 1. Masing-masing peserta didik melakukan persiapan sebelum melaksanakan kegiatan 2. Peserta didik menjelaskan bagian-bagian dari peralatan pembengkok dan penekuk plat tipis. 3. Peserta didik menjelaskan prosedur penggunaan pemakaian peralatan yang digunakan. 4. Peserta didik melakukan pengukuran plat tipis dengan menggunakan mistar dan memberikan tanda bagian yang akan di tekuk. 5. Setelah dilakukan penandaan pastikan lagi ukuran bagian yang akan ditekuk dan buatlah laporan dari hasil pekerjaan.



CAKRAWALA TAHUKAH KAMU ??? SIAPA PENEMU PENGGARIS Penggaris atau mistar adalah sebuah alat pengukur dan alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam penggaris, dari mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku sama kaki dan segitiga siku-siku 30°–60°). Penggaris dapat terbuat dari plastik, logam, berbentuk pita dan sebagainya. Terdapat juga penggaris yang dapat dilipat. Penggaris pertama kali Gambar 5.28 Penggaris Lipat digunakan oleh masyarakat (Sumber: https://blogpenemu.blogspot.com/2016/05/ siapakah-penemu-penggaris-pertama-kali.html) peradaban lembah Hindus pada tahun 1500 SM. Alat pengukur ini terbuat dari gading yang ditemukan selama penggalian. Penggaris pertama telah memperlihatkan akurasi yang menakjubkan karena terdapat ukuran desimal di dalamnya. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



113



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Para ahli mengatakan bahwa penggaris kuno ditemukan oleh orang-orang dari Peradaban Lembah Indus sekitar 1500 SM, tetapi beberapa yang lain mengatakan sudah lebih dahulu ditemukan bukti-buktinya di kawasan Lothal (dari masa 2400 SM). Ada juga literatur lain yang mengatakan bahwa, penggaris diitemukan oleh seorang berkebangsaan Inggris bernama Napier berupa penggaris geser, dibuat pertama kali di Inggris tahun 1632.



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui lebih dalam tentang jenisjenis pekerjaan plat tipis yang sering digunakan pada dunia industri serta karakteristik untuk melakukan penyambungan dari material tersebut kalian dapat membuka link di bawah ini atau bisa juga menggunakan QR code yang tersedia di bawah ini. http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/master/pluginfile. php/73847/mod_resource/content/9/Materi%20 M5%20KB4%20Pengecoran%20dan%20Fabrikasi%20 Logam.pdf



RANGKUMAN Secara garis besar pekerjaan plat adalah pekerjaan yang berhubungan dengan plat tipis yang terdiri dari berbagai jenis pekerjaan plat tipis seperti pekerjaan pemotongan plat, penandaan atau pelukisan plat, penekukan serta penyambungan plat. Di dalam masing-masing pekerjaan tersebut terdapat karakteristik dan bisa dibedakan berdasarkan penggunaan peralatan yang digunakan seperti halnya pada pekerjaan pemotongan yang bisa menggunakan gunting khusus plat tipis dan lain-lain.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi jenis-jenis pekerjaan plat tipis maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan observasi disekitar sekolahmu tentang jenis plat tipis! 114



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



TUGAS MANDIRI 2. Tentukan pekerjaan apa saja yang dapat digunakan untuk mengerjakan plat tipis tersebut! 3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan plat tipis yang telah kamu tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar! 4. Buatlah presentasi terkait penjelasan kalian dan jangan lupa lampirkan foto peralatan tersebut! 5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan berbagai macam-macam pekerjaan plat tipis! 2. Jelaskan peralatan apa saja yang umum digunakan dalam pekerjaan plat tipis! 3. Jelaskan perbedaan dari masing-masing jenis pekerjaan tersebut secara spesifik! 4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat tersebut! 5. Jelaskan apakah peralatan plat tipis dapat digunakan untuk pekerjaan pemipaan!



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab ini tentu peserta didik akan lebih paham tentang jenis-jenis pekerjaan plat tipis yang sering digunakan. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah peralatan plat tipis sering kalian gunakan atau jumpai di rumah? 2. Apakah ada dari pralatan tersebut yang tidak pernah kalian lihat? 3. Disusikan dengan teman kalian perbedaan dari masing-masing jenis pekerjaan tersebut secara spesifik!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



115



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL



A. Pilihan Ganda Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi silang pada huruf A, B, C, D, atau E 1. Di bawah ini adalah material dasar dalam pembuatan pelat tipis, kecuali . . a. Baja b. Karbon c. Stainless Steel d. Kayu 2. Berdasarkan jenis materialnya bahan dasar pembuatan pipa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu . . . a. pipa logam dan stainless steel b. pipa aluminium dan pipa logam c. pipa galvanise dan pipa nonlogam d. pipa logam dan pipa nonlogam 3. Salah satu jenis logam yang sering digunakan untuk material pembuatan pipa adalah logam nonferro. Di bawah ini adalah jenis logam nonferro, yaitu . . . a. Baja b. Carbon c. Tembaga d. Emas 4. Salah satu material pipa yang terbuat dari polimer termoplastik salah satu bahan yang menempati urutan ketiga jumlah pemakaiannya terbanyak di dunia adalah ... a. Pipa Cast Steel b. Composite c. Iron d. PVC 5. Salah satu kelebihan dari penggunaan pipa berbahan dasar composite adalah.... a. Hemat Biaya b. Tahan Api c. Mudah Perawatan d. Tidak Mengalami Korosi 6. Fiberglass merupakan bahan material pembuat pipa yang memiliki kelebihan yaitu . . . a. Tidak Korosi b. Hemat Biaya c. Tahan Suhu 150 F d. Mudah Perawatan 7. Material pipa logam salah satunya adalah yang terbuat dari cast steel memiliki beberapa karakteristik yaitu . . . a. Hemat Biaya b. Tahan Getaran c. Fleksibel dalam Pengaplikasiannya d. Memiliki Kandungan Karbon Kurang dari 2 %



116



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 8. Material ringan, memiliki ketahanan korosi, memiliki kekuatan yang baik dan memiliki troughtput yang tinggi merupakan ciri-ciri dari salah satu material pipa, yaitu . . . a. PVC b. Aluminium c. Cast Steel d. Composite 9. Dalam proses instalasi sistem pemipaan dibutuhkan teknik-teknik pekerjaan yang sesuai dengan instalasi pipa tersebut. Berikut adalah salah satu teknik pekerjaan pemipaan adalah . . . a. Pemisahan b. Pemotongan c. Pencampuran d. Pemilahan 10. Dalam metode ini, plat atau pipa ditekan pada 2 poin eksternal dan ram mendorong pada besi pada poros tengah untuk menekuknya. Berdasarkan penjelasan tersebut metode yang dimaksud adalah . . . a. Bending Induksi Panas b. Bending Draw c. Bending Ram d. Bending Rotary Draw 11. Digunakan ketika diperlukan lengkungan yang besar pada logam. Metode pembengkokan yang dimaksud adalah . . . a. Bending Roll b. Bending Dram c. Bending Ram d. Bending Rotary Draw 12. Merupakan operasi bending yang digunakan untuk menyambung ujung lembaran logam sehingga membentuk benda kerja, sambungan dibentuk menggunakan roll-roll kecil yang disusun secara berurutan. Biasa menghasilkan kaleng, drum, dan ember. Metode bending yang dimaksud adalah . . . a. Roll b. Seaming c. Flanging d. Roll Forming 13. Jenis alat potong khusus pipa ini ada beberapa tipe dengan mekanisme yang berbeda yaitu model gunting dan yang diputar dengan pisau berbentuk cakram. Alat potong yang dimaksud adalah . . . a. Gergaji Pipa b. Las Pipa c. Pipa Cutter d. Gerinda Pipa



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



117



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 14. Dalam sistem penyambungan pipa dengan metode pemanasan di antaranya adalah . . . a. Socket Fusion b. Multi Fusion c. Weld Fusion d. Joint Fusion 15. PVC, UPVC, CPVC, ABS adalah salah satu material pipa yang cara penyambungannya lebih cocok menggunakan metode . . . a. Weld System b. Butt Fusion c. Cemented System d. Mekanikal Joint System 16. Dalam pengaplikasian metode pekerjaan pipa ada beberapa hal yang harus diperhatikan, kecuali . . . a. Faktor Keamanan b. Kemudahan Maintenance c. Hemat Biaya d. Waktu Pekerjaan Singkat 17. Mesin gerinda yang diperuntukan untuk membuat bentuk datar dan permukaan yang rata pada sebuah benda kerja yang diletakan di bawah batu gerinda yang berputar adalah . . . a. Gerinda Potong b. Gerinda Duduk c. Gerinda Permukaan d. Gerinda Tangan 18. Salah satu jenis mesin gerinda silinder yang umum digunakan, kecuali . . . a. mesin gerinda silindris luar b. mesin gerinda silindris dalam c. mesin gerinda silindris luar tanpa senter d. mesin gerinda silindris luar dengan senter 19. Berikut adalah fungsi mesin gerinda, kecuali . . . a. Sebagai Proses Pemotongan Benda Ketebalan Tebal b. Sebagai Proses Finishing c. Mengasah Alat Potong d. Menghilangkan Sisi Tajam Benda 20. Gergaji yang digunakan untuk memotong papan kayu dicirikan dengan yang kecil tajam dan juga bisa dilepas maupun diganti apabila sudah tumpul. Alat yang dimaksud adalah . . . a. Gergaji besi b. Back Saw c. Coping Saw d. Gergaji Jepang



118



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 21. Mesin las HDPE adalah salah satu alat penyambung pipa yang menggunakan metode penyambungan . . . a. Butt Fusion b. Electro Fusion c. Chemical Fusion d. Cementend Fusion 22. Salah satu jenis penyambungan menggunakan ulir dan biasa digunakan untuk sistem yang sangar rawan kebakaran adalah . . . a. Weldneck Flange b. Thereaded Flange c. Lap Joint Flange d. Slip on Flange 23. Material polimer merupakan senyawa organik dengan unsur dasar berupa karbon, oksigen, dan hidrogen. Yang merupakan material polimer adalah . . . a. Besi b. Karet c. Kayu d. Tembaga 24. Kemampuan baja untuk melakukan deformasi sebelum terputus adalah salah satu karakteritik material, yaitu . . . a. Kekerasan b. Keuletan c. Kekuatan d. Elastisitas 25. Pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan sampai putus adalah salah satu metode pengujian dengan metode . . . a. Compressed Test b. Tensile Test c. Bending Test d. Torsion Test 26. Salah satu peralatan yang digunakan dalam proses pemotongan pipa adalah ... a. Weld Torch b. Pahat c. Chain Hammer d Guillotine 27. Kualitas dan ketelitian dari suatu pekerjaan pemipaan ditentukan oleh beberapa faktor berikut, yaitu . . . a. mengukur, menandai, membuat sketsa b. mengukur, menghitung, menandai c. membuat sketsa, menganalisa, menghitung d. menghitung, mengambar, mengukur



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



119



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL 28. Gilotin elektris adalah salah satu peralatan yang dipakai dalam proses pemipaan khususnya pada proses . . . a. Pengukuran b. Pembubutan c. Pemotongan d. Penyambungan 29. Salah satu metode penyambungan pada proses pekerjaan pemipaan yang menggunakan paku keling umumnya dikenal juga sebagai penyambungan . . . a. River b. Rivers c. Rivet d. Riverst 30. Metode penyambungan pada proses pekerjaan pemipaan dibagi beberapa jenis yaitu . . . a. Sambungan las titik, sambungan kelling, sambungan lipat b. Sambungan las, sambungan joint, sambungan t c. Sambungan rivet, sambungan u, sambungan lipat d. Sambungan las titik, sambungan t joint, sambungan sementara B. Essay Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar ! 1. Sebutkan serta jelaskan kelebihan dan kekurangan dari material-material pelat tipis! 2. Jelaskan perbedaan dari metode uji pukul takik, uji charpy, dan uji izod! 3. Jelaskan perbedaan dari metode uji kekerasan, vickers, brinel, dan rockwell! 4. Sebutkan dan Jelaskan macam-macam pekerjaan pelat tipis! 5. Jelaskan proses pekerjaan penekukan pelat tipis!



120



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PERALATAN KERJA PELAT TIPIS



BAB VI



BAB VI PERALATAN KERJA PELAT TIPIS TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui materi ini siswa dapat menyebutkan peralatan yang digunakan dalam pekerjaan pelat dengan ukuran ketebalan yang berbeda, mulai dari ketebalan yang tipis. Siswa mampu menjelaskan proses pekerjaan membentuk pelat tipis. Siswa dapat mendemontrasikan pembuatan benda kerja dari pelat tipis dengan menggunakan peralatan kerja pelat. Siswa dapat menggunakan teknik dalam pekerjaan pelat tipis yang bisa digunakan dalam perakitan pembuatan kapal. Siswa dapat mengetahui kerusakan, cacat bila mengalami kesalahan dalam pengerjaan pelat tipis.



PETA KONSEP



PENDAHULUAN PENGERTIAN



MACAM-MACAM PERALATAN KERJA PLAT TIPIS



CARA PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT TIPIS



KATA KUNCI plat tipis, membentuk



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



121



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Dalam dunia perkapalan pembuatan untuk lambung sebuah kapal menggunakan pelat dengan ukuran ketebalan yang berbeda-beda berdasarkan posisi lambung dari lunas kapal, karena tekanan air mempengaruhi, dan ukuran utama kapal yang akan dibangun.



Gambar 6.1 Daun Kemudi Kapal (Sumber : http://borneoperkasatehnik.blogspot.com/2012/11/pekerjaan-memperbaiki-kapal.html)



Pelat yang digunakan pada daun kemudi dengan pelat yang digunakan pada pelat bagian kapal memiliki perbedaan ketebalan. Penggunaan pelat tipis sangat diperhatikan. Pelat yang telah dibentuk berdasarkan gambar teknik, apabila mengalami kesalahan dalam ukuran yang akan dicapai dan tidak memenuhi toleransi yang diizinkan, untuk memperbaiki ke bentuk semula akan mengalami kendala yang bentuknya akan terdapat cacat atau tidak bisa kembali seperti semula.



Gambar 6.2 Melipat Pelat (Sumber : https://bengkel-las.co.id/bending/plat/)



122



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Untuk menghindari kerusakan dan cacat pelat maka kita memerlukan peralatan dalam membentuk pelat baik yang tipis maupun yang tebal dan teknik dalam pengerjaanya yang harus dipelajari dan dilatih terus menerus. Dalam bab ini kita akan mempelajari peralatan yang kita gunakan dalam membentuk pelat, di mana kita khusus untuk mempelajari pelat tipis yang mudah dibentuk dan bila terjadi kekurangan dalam pekerjaan lebih mudah dalam memperbaiki dibandingkan dalam pekerjaan dengan menggunakan pelat yang tebal. Pengunaan pelat tipis memiliki ketebalan dari 1 – 6 mm, dalam dunia perkapalan pelat yang digunakan perakitan pembuatan kapal biasanya memiliki ketebalan dari 4 – 200 mm.



Gambar 6.3 Membentuk Pelat (Sumber : https://bengkel-las.co.id/bending/plat/)



Gambar 6.4 Pelat Tipis Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



MATERI PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN



Gambar 6.5 Kesalahan Membentuk Pelat Tipis Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



Sering kali kita menganggap remeh bila melihat suatu benda yang tipis. Dengan ukuran yang nampaknya kecil kita bisa buat sesukanya dengan bentuk tertentu, tetapi dengan ukuran pelat yang tipis juga memliki kelenturan yang berbeda dengan pelat yang tebal sehingga membuat pelat terkadang bisa berbeda dari yang kita bentuk atau toleransi ukuran melebihi dari yang kita tentukan dari ukuran atau rencana gambar yang telah disepakati. 123



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dalam bab ini kita akan mempelajari teknik dalam menggunakan peralatan untuk pekerjaan pelat tipis. Untuk menghindari kesalahan dalam membentuk pelat tipis seperti gambar 6.5 yang di atas. Pelat yang biasa digunakan yang terdapat di pasaran Indonesia seperti hot rolled steel plate dengan berbagai ukuran yang khas, ketebalan dari 6 – 200 mm, lebar 1250 – 2500 mm, panjang dari 3000 – 12000 mm, dengan spesifikasi JIS G3101 – 2004, ASTM A36 – 05, EN 10025 – 2004, dengan memiliki nilai baja SS400, SS490, Q 345, S355JR. B. PENGERTIAN Melipat dan mengerol plat tipis yang kita pelajari pada bab sebelumnya memerlukan peralatan kerja. Dalam bab ini, kita akan mempelajari peralatan kerja yang akan kita gunakan dalam membentuk pelat tipis menjadi sesuai dengan rencana gambar yang telah disepakati seperti mistar siku.



Gambar 6.6 Contoh Lambung kapal (Sumber : jobspelaut.com)



Plat berupa lembaran dapat dibentuk mengikuti kerangka atau gading kapal untuk membentuk lambung kapal menjadi badan kapal keseluruhan panjang kapal.



124 124



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.7 Contoh Pekerjaan Pelat pada Lambung Kapal (Sumber : https://makassar.tribunnews.com/2017/07/26)



C. MACAM-MACAM PERALATAN KERJA PLAT TIPIS Peralatan kerja dalam pekerjaan pelat memiliki berbagai macam ukuran dan jenis. Peralatan ini kita perlukan untuk mendukung pekerjaan membentuk pelat seperti mengukur, maka kita memerlukan alat ukur yang memiliki satuan yang jelas. Alat yang kita gunakan dalam mengukur di antaranya adalah sebagai berikut.



Gambar 6.8 Mistar Roll Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Melihat gambar di atas, terdapat alat yang biasanya terdapat di lokasi rumah baru yang sedang dibangun. Alat ini digunakan tukang untuk mengukur pintu rumah. Alat bisa disebut mistar gulung atau dapat dikatakan Roll Meter. Dalam lokasi galangan kapal tempat pembuatan kapal baru dan perbaikan kapal yang mengalami kerusakan di lambung. Tukang pelat atau yang sering fitter, dapat juga disebut fitter welder. Salah satu jenis pekerja dalam kontruksi kapal yang memiliki keahlian dalam merakit kontruksi baja kapal, menyetel bagian kontruksi sesuai dengan gambar yang kemudian akan dilakukan pekerjaan pengelasan. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



125 125



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 1. Mistar Gulung



Gambar 6.9 Roll Meter dengan Satuan Inch Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Alat ukur roll meter memiliki bahan terbuat dari lempengan besi tipis yang memiliki panjang bermacam-macam antara lain 3 meter, 5 meter, 7 meter, dan ada yang 10 meter dengan lebar 2 centimeter, ada juga 3 centimeter. Alat ukur ini sangat praktis karena lempengan pelat tipis dapat digulung membentuk lingkaran dengan bentukan roll dalam rumah yang terbuat dari plastik. Alat ukur ini memiliki ujung berupa plat besi untuk tempat mengantungkan atau meyangkutkan posisi awal sebagai acuan untuk mengukur. Pada ujungnya dapat diberi magnet untuk memudahkan dalam mengukur pelat atau logam yang lainnya. 2. Mistar baja



Gambar 6.10 Mistar Baja (Sumber : https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-mekanik-dan-cara-perawatannya/)



Peralatan alat ukur banyak terdapat di toko yang menjual alat tulis dan toko bangunan. Alat yang memiliki fungsi untuk mengukur panjang dengan bentuk yang tetap atau statis tidak dapat digulung. Dalam mengukur benda 126 126



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN kerja yang kita akan gunakan hasil ukuran dapat kita baca dari satuan yang tertulis di permukaan atas mistar baja. Dengan satuan tertera mulai dari millimeter sampai dengan meter. Ukuran mistar baja yang digunakan ada yang memiliki panjang sampai 30 centimeter, 50 centimter, bahkan sampai 1 meter. Satuan mistar baja dapat mencatumkan bagian atas satuan inchi dan bagian bawah satuan centimeter. Sesuai dengan namanya alat ukur ini memiliki bahan dari baja yang tahan karat, dengan ketebalan 3 – 4 mm. bagian ujung mistar baja memiliki lubang untuk menempatkan dengan posisi digantung atau vertical. 3. Protractor Alat ukur yang terdapat dalam gambar 6.11 di bawah ini disebut protractor.



Gambar 6.11 Protactor Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Alat ukur protractor digunakan untuk mengukur sudut yang dibentuk dari benda kerja, di mana kapal yang memiliki lambung yang ada yang berbentuk cembung, setengah silinder. Dalam perkembangan untuk memudahkan dalam pengukuran ada penambahan dalam alat ukur protactor sehingga mendapatkan ketelitian ukuran sudut kurang dari satu derajat, yang disebut bevel protractor atau ada juga yang menyebut vernier bevel protractor. Alat ukur protractor memiliki bentuk yang menyerupai busur dengan satuan ukuran tertera di permukaan busur dan bilah yang menempel dengan berpusat pada titik tengah busur. Alat ini dapat mengukur sudut dari 0 derajat sampai dengan 180 derajat.



Gambar 6.11 Bagian-bagian Vernier Bevel Protactor (Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



127 127



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Alat ukur ini terbuat dari stainless steel, baik protactor maupun Vernier Bevel Protactor (busur bilah).



Gambar 6.12 Bagian-bagian Protractor (Sumber : https://www.monotaro.id/corp_id/p102012888.html) Dari gambar 6.11 dengan gambar 6.12 terdapat perbedaan pada bagian alat ukur. Bagian-bagian dari alat ukur di atas adalah sebagai berikut. a. Pelat dasar Bagian pelat dasar terbuat dari stainless steel di mana bagian ini menyatu dengan piringan busur yang berfungsi sebagai tempat menaruh, menyandarkan, menahan pada permukaan benda kerja yang akan dilakukan pengukuran sudut kemiringannya. b. Skala nonius Skala tambahan pada skala utama yang terdapat di bawah dalam piringan busur untuk mengukur lebih teliti dari skala utama. Tingkat ketelitiannya adalah 5 menit. c. Skala utama Bagian yang berupa busur setengah lingkaran yang dapat diputar berdasarkan kemiringan permukaan benda kerja. Tampak depan dari busur dicatumkan skala dari 0 derajat sampai 180 derajat, bisa juga 0 – 90 derajat ( pada bagian sebelah kiri dan kanan ). d. Kaca pembesar Bagian kaca pembesar biasanya terdapat pada vernier bevel protactor yang berfungsi untuk memperbesar tampak skala utama dan skala nonius sehingga nampak jelas. e. Bilah Pada alat ukur vernier bevel protactor merupakan bagian yang berupa pelat yang memanjang di mana kedua ujungnya membentuk sudut yang dapat dibandingkan dengan pelat dasar dengan cara digeser sesuai dengan permukaan benda kerja. Sementara pada protractor bilah terdapat satuan ukuran panjang. f. Pengunci bilah Bagian yang digunakan untuk membuat posisi bilah tidak bergerak ataupun bergeser sehingga dapat melakukan pembacaan pengukuran sudut. 128 128



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



g. Pengunci skala Agar tidak bergerak atau berubah posisi kita dapat mengunakan pengunci skala, sehingga dapat membaca skala yang tertera dan mengetahui sudut kemiringan benda kerja. Bagian yang terbaru adalah layar digital yang dilekatkan pada batang bilah atau pada busur protractor dengan menunjukkan besaran sudut benda kerja yang diukur dengan menampilkan angka digital.



Gambar 6.13 Digital Angle Level Protractor (Sumber : https://moedah.com/)



Perkembangan sekarang alat ukur protractor dapat mengunakan digital dalam bentuk layar, di mana tidak perlu lagi membaca skala utama. Ini nampak jelas dalam gambar 6.13.



Gambar 6.14 Electronic Protractor (Sumber : http://www.fowlerprecision.com/Products/Electronic-Protractors/544407500.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



129 129



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Gambar 6.14 merupakan contoh electronic protractor. Alat ukur ini memiliki bahan terbuat dari stainless steel, memiliki ketelitian pengukuran sampai 5 minutes, dapat mengukur sudut dari 0 derajat sampai 360 derajat. Dapat menyesuaikan dengan halus pada permukaan benda kerja. Alat ukur ini memiliki layar yang menampilkan besar sudut dalam derajat dan kurva dalam menit dari benda kerja yang diukur. Besar sudut yang diukur dapat mengunakan komposisi: 1 x 360 derajat, 2 x 180 derajat dan 4 x 90 derajat. 4. Jangka Sorong Alat ukur ini dapat kita sebut juga dengan istilah Vernier Caliper atau mistar ingsut.



Gambar 6.15 Jangka Sorong Sumber : Timoteus, 2019 ( Dokumen Pribadi )



Berbagai bidang pekerjaan banyak mengunakan jangkar sorong. Contohnya seorang mekanik sepeda motor mengukur diameter piston dari mesin motor dapat mengunakan jangka sorong.



Gambar 6.16 Mengukur Diameter Piston (Sumber : http://fastnlow.net/beginilah-cara-melakukan-pengukuran-silinder-pada-mesin/)



Jangka sorong memiliki bentuk huruf T dengan 2 rahang yang berbeda bentuk yang menjepit dan pengait atau menahan dari dalam. Adapun bagian-bagian dari alat ukur ini adalah sebagai berikut.



130 130



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Keterangan Gambar 6.17: 1. Rahang Atas 2. Rahang Bawah 3. Rahang Atas yang dapat digerakkan 4. Skala Nonius 5. Baut Pengunci 6. Penyetel 7. Skala Utama 8. Tangkai Ukur Kedalaman



1



2



3



5



4 6



7



8 Sumber :



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



Gambar 6. 17 Jangka Sorong Manual (http://berkahabadieng.co.id/measurement/)



131 131



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Berbagai jenis jangka sorong atau Vernier caliper antara lain sebagai berikut. a. Jangka Sorong Manual Mini Jangka sorong ini hanya memiliki rahang bawah untuk mengukur, dan baut pengunci terletak di bilah skala.



Gambar 6.18 Vernier Caliper Portable (Sumber : https://www.dhgate.com/product/yikoda-0-100mm-vernier-caliper-portable-mini)



b. Jangka Sorong Manual (Vernier Caliper) Jangka sorong yang dalam membaca ukuran secara manual, ada 2 skala yaitu skala utama dan skala nonius.



Gambar 6.19 Jangka Sorong Manual (https://www.agarscientific.com/vernier-calipers)



c. Jangka Sorong Analog (Dial Caliper) Jangka sorong ini memiliki alat berupa lingkaran seperti jam tangan manual yang berisi skala nonius untuk pembacaan hasil pengukuran biasanya untuk ketelitan sampai 0,01 mm.



132 132



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.20 Jangka Sorong Analog (Sumber : https://enjiner.com/jangka-sorong/)



d. Jangka Sorong Digital Jangka sorong ini dalam pembacaan hasil pengukuran dengan melihat layar berbentuk kotak yang berisi input digital dengan ketelitian sampai 0,01 mm terletak pada bilah jangka.



Gambar 6.21 Jangka Sorong Digital (Sumber : https://www.parktool.com/product/digital-caliper-dc-1)



Dalam pengunaan jangka sorong juga memiliki berbagai macam bentuk yang menyesuaikan untuk fungsi pengukuran terhadap benda kerja antara lain : e. Jangka Sorong Cakram (Disk Brake Vernier Calipers) Rem pada sepeda motor ada yang berbentuk cakram, dalam pembuatan pelat untuk menjadi cakram kita dapat mengunakan jangka sorong cakram (Disk Brake Vernier Calipers) yang bertujuan mengetahui ketebalan, sehingga kita dapat melihat hasil yang presisi.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



133 133



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.22 Jangka Sorong Sakram (Sumber : https://www.colliermiller.com.au/product/k11040-digital-disc-brake-measuring-vernier-caliper-kincrome)



Jangka ini memiliki rahang bawah yang panjang berbentuk persegi panjang dengan pengunci di bagian sisi dalam. Pembacaan hasil ukuran dapat berupa digital. f. Jangka Sorong Roda Gigi ( Gear Tooth Vernier Calipers) Kapal memiliki gear box yang berisi kumpula gear atau roda gigi, dalam pembuatan roda gigi tersebut memerlukan ketelitian pada hasil gigi yang satu dengan yang lainnya. Di mana harus presisi untuk mengukur dapat mengunakan jangka sorong gigi gear (Gear Toot Vernier Calipers).



Gambar 6.23 Jangka Sorong Roda Gigi (Sumber : http://topmetrology.ro/en/measuring-and-control/632-subler-cu-vernier-0-300-mm-helios-preisser-model-0184.html)



134 134



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN g. Jangka Sorong Pipa (Tube Thikness Caliper) Dalam pembuatan sistem perpipaan kapal kita akan banyak mengunakan alat ukur yang lebih spesifik dalam mengukur ketebalan pipa.



Gambar 6.24 Jangkar Sorong Pipa (Sumber : http://en.timm.cn/instruments-tool-v35-digital-tube-thickness-caliper.html)



Dengan alat ini kita dapat mengukur ketelitian sampai 0,01 mm, memiliki batas kesalahan + 0,03 mm h. Jangka Sorong Jarak Pusat (Centerline Caliper) Jangka sorong jenis ini digunakan untuk mengukur lubang atau titik pusat ke lubang di sekitarnya dengan tingkat presisi pengukuran sampai 0.01 mm. Pengukuran ini banyak digunakan pada pengukuran gear mesin kapal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



135 135



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.25 Jangka Sorong Jarak Pusat Digital (Sumber : https://id.misumi-ec.com/vona2/detail/223005160032/)



i.



Jangka Sorong Alur Dalam (Inside Grove Caliper) Jangka sorong ini digunakan dalam pengukuran sebuah silinder mesin kapal, kita dapat mengetahui bentuk alur atau tekuk sebuah silinder.



Gambar 6.26 Jangka Sorong Alur Dalam digital (Sumber : https://ogmcunsulting.com)



136 136



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN j.



Jangka Sorong Ketinggian (Height Vernier Caliper) Jangka sorong ini khusus untuk mengukur ketinggian benda secara presisi setelah dibuat misalnya mur atau baut dengan mesin bubut. Tingkat ketelitian sampai 0.01 mm. Benda kerja atau plat yang telah dibentuk diukur pada bidang rata biasanya meja kerja terbuat dari marmer, kaca, atau keramik.



Gambar 6.27 Jangka Sorong Ketinggian (Sumber : https://bmdlaboratory.com/mengenal-alat-ukur-height-gauge.html)



Jangka sorong ini dapat digunakan juga sebagai penanda pada permukaan benda kerja, alat ini juga dapat mengukur kehalusan permukaan benda kerja setelah dari mesin bubut atau mesin fris dengan cara menambah dial indicator pada skala ukurnya. Alat ini memiliki hasil pengukuran sampai 0,01 mm. 5.



Mistar Siku Untuk mengetahui pelat yang kita gunakan apakah empat sudutnya memiliki sudut 90 derajat. Kita dapat mengunakan alat ukur yang disebut dengan mistar siku, dimana mistar siku dapat terbuat dari baja, kayu, fiber glass, plastik, karet. Mistar siku ada yang memiliki bentuk huruf L, ada juga yang memiliki bentuk segitiga siku atau segitiga sama kaki bahkan ada yang mistar siku kombinasi.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



137 137



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.28 Mistar Siku Besi (Sumber : https://cumi.id/item/1948)



Mistar siku ada yang memiliki panjang 10 cm, 20 cm, 30 cm, 50 cm, di mana satuannya dapat mengunakan centimeter dan kombinasi dengan inchi. Mistar siku dapat juga mengetahui kerataan pelat benda kerja yang kita gunakan. Kita membuat garist tegak lurus pada pelat benda kerja dapat menggunakan mistar siku. Ada berbagai macam bentuk mistar siku antara lain: a. Mistar Siku Kayu Mistar ini memiliki bahan dari kayu.



Gambar 6.29 Mistar Siku kayu (Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=GoBoman09p4)



b. Mistar Siku Baja Mistar ini memiliki bahan dari baja.



Gambar 6. 30 Mistar Siku Baja Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



138 138



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN c. Mistar Siku Segitiga Mistar ini memiliki bentuk segitga. Jenis ini dapat disebut juga mistar segitiga.



Gambar 6.31 Mistar Siku Segitiga (Sumber : https://www.elevenia.co.id/prd-penggaris-segitiga-siku-siku-bahan-kayu-24231591)



d. Mistar Siku Kombinasi Mistar siku ini memiliki tambahan alat berupa waterpass, berisi cairan untuk mengetahui kerataan permukaan benda.



Gambar 6.32 Mistar Siku Kombinasi (Sumber : https://www.grainger.com/product/WESTWARD-Combination-Square-4MRY1)



Saat membeli mistar siku hal yang paling penting adalah sudut siku yaitu 90 derajat yang dimiliki oleh mistar siku tersebut. Bila bahan pembuatan mistar siku terdiri dari dua macam bahan maka kita perlu memeriksa keakuratan sudut siku. 6. Micrometer Alat ukur ini kita gunakan untuk mendapat hasil ukuran yang lebih presisi daripada jangka sorong dengan menjepit benda kerja mengunakan rahangnya. Pengunaan micrometer dalam melakukan perhitungan ukuran komponenkomponen mesin utama maupun bantu kapal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



139 139



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.33 Micrometer Digital (Sumber : https://www.grainger.com/content/supplylink-how-to-read-a-micrometer)



Berdasarkan fungsi untuk pengukuran ada beberapa jenis micrometer, yaitu sebagai berikut. a. Micrometer Luar (Outside Micrometer) Fungsi dari micrometer luar adalah melakukan pengukuran presisi pada bagian luar dari benda kerja. Alat ini bekerja dalam mengunci dan bergerak seperti C – Clamp, dengan membuka dan menutup pada mur di bilahnya.



Gambar 6.34 Micrometer Luar Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



b. Micrometer dalam (Inside Mirometer)



Gambar 6.35 Micrometer Dalam (Sumber : https://www.grainger.com/content/supplylink-how-to-read-a-micrometer)



140 140



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Fungsi dari micrometer dalam adalah untuk mengukur lubang dalam suatu benda kerja, mengukur diameter benda kerja, mengukur suatu celah atau alur dengan permukaan sejajar. 7. Alat pengukur ketebalan ultrasonik Dengan memanfaatkan teknologi yang semakin maju, ketebalan plat yang terbuat dari besi, maupun alumunium, dapat mengunakan alat ukur ultrasonik atau sonar. Alat ukur ini memiliki sistem kerja dengan menghitung waktu yang diperlukan ultrasonik dalam melakukan rambatan ketebalan plat yang akan diukur yang dihasilkan transduser, kemudian dikembalikan ke transduser, waktu yang diperlukan dibagi dua kemudian dikalikan kecepatan suara melewati benda kerja tersebut.



Gambar 6.36 Alat Pengukur Ketebalan Ultrasonic (Sumber : https://testerpengukur.com/alat-ukur-ketebalan-fiberglass-besi-plat-mt-200.html)



Alat ukur ini sangat baik digunakan pada benda kerja logam maupun nonlogam dengan catatan dapat melakukan rambatan ultrasonik. Dalam pengukuran ketebalan kita dapat melakukan perhitungan sampai 0.01 mm. Selain alat dalam mengukur, kita juga mengunakan alat dalam melukis dan menandai benda kerja yaitu pelat. 8. Penggores Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Fungsi penggores adalah untuk membuat garis, khususnya penandaan garis pada permukaan logam benda kerja. Batang penggores (alat gores) adalah suatu alat untuk menarik garis-garis gambar pada permukaan benda kerja yang akan



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



141 141



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN di kerjakan selanjutnya. Alat penggores ini terbuat dari bahan baja perkakas, di mana bagian badannya dibuat kartel (gerigi) agar tidak lincin pada waktu di pegang. Salah satu atau kedua ujungnya dibuat runcing membentuk sudut ±30°. Keterangan : 1. Penggores sederhana 2. Penggores dengan ujung yang dibengkokkan 3. Penggores dengan ujung yang dapat diganti-ganti



Gambar 6.37 Macam-macam Penggores (Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2018/11/fungsi-penitik-dan-penggores.html)



9. Penitik Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300. Penitik adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat tanda berupa titik pusat atau titik-titik garis. Pembuatan titik pusat ini pada umumnya digunakan untuk mempermudah pekerjaan pengeboran. Dengan melakukan penitikan pada benda kerja yang akan dibor maka mata bor tidak akan meleset atau menggeser dari sasaran. Penitik ini terbuat dari bahan baja yang memiliki ujung yang runcing dengan membentuk sudut sekitar 600 sampai 900.



142 142



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.38 Contoh Penitik Besi (Sumber : https://teknisimobil.com/smk-otomotif/19-jenis-peralatan-kerja-bangku-yang-wajib-ada-di-bengkel-mobil-6823/)



Tujuan dari penitikan adalah: Menentukan pusat-pusat lingkaran atau lubang pada perpotongan garis untuk memusatkan awal dari pengeboran. Untuk memperjelas garis pada benda yang  akan dikerjakan. Selain itu, juga untuk memperjelas garis-garis goresan. 10. Gunting pelat Berfungsi sebagai alat pemotong pelat yang berukuran pendek atau yang sulit dijangkau oleh mesin potong serta untuk memotong pelat yang berbentuk radius atau lingkaran.



Gambar 6.39 Gunting Pelat (Sumber : http://sentral.indoteknik.com/shop/product/tomeco-gunting-plat-gunting-seng-tinmans-snips-plier-12300mm-29679)



11. Kikir Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karbon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: kiki rata, kikir segi empat, kikir setengah lingkaran, kikir bujur sangkar, dan kikir segitiga.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



143 143



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.40 Kikir Segitiga 8 Inchi (Sumber : https://grahamultisarana.com/product/s-h-kikir-segitiga-8-halus/)



Gambar 6.41 Kikir Setengah Lingkaran (Sumber : https://teknikece.com/jenis-kikir/)



12. Jangka Jangka adalah untuk melukis kurva atau sebuah lingkaran, dalam pekerjaan kapal perlu sekali untuk membuat lengkung gading kapal selain itu dapat menjadi alat ukur/alat gambar yang dapat digunakan untuk mengukur dan membuat suatu lingkaran. Kelemahan alat ini adalah tidak dapat memberikan ukuran secara langsung, sehingga memerlukan bantuan alat ukur lain seperti: mistar dan meteran.



Gambar 6. 42 Contoh Jangka Tusuk (Sumber : https://www.dictio.id/)



144 144



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Jangka tusuk Jangka tusuk mempunyai sepasang kaki berujung lancip. Bila dalam keadaan tertutup ke dua ujung kaki tadi berimpit dan sama panjang. Jangka tusuk digunakan untuk menggambar lingkaran pada benda kerja dan untuk memindahkan jarak dari alat ukur (atau benda satu) ke benda lain.



Gambar 6.43 Contoh Jangka Bengkok (Sumber : https://www.popeye.id/2019/10/alat-ukur-di-kamar-mesin.html)



Jangka bengkok (outside calipers) Sepasang kaki jangka bengkok berbentuk melengkung dengan radius yang sama. Jangka bengkok digunakan untuk mengukur diameter luar atau ukuran luar suatu benda. Alat ini terdiri dari sepasang kaki bengkok, per penekan dan sebuah mur baut sebagai pengatur. Jangka bengkok sering digunakan karena mudah dalam penggunaannya (cara mengaturnya). Hasil ukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran, atau siku-siku.



Gambar 6.44 Contoh Jangka Kaki (Sumber : https://teknikece.com/jangka-kaki/)



Jangka kaki (inside calipers) Fungsi jangka kaki adalah untuk mengukur diameter dalam (diameter lubang) atau lebar suatu celah. Kakinya berbentuk lurus dengan ujung menonjol ke luar. Hasil pengukuran harus dikonversikan dengan alat ukur mistar, meteran atau siku-siku. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



145 145



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 13. Mal Gambar Alat bantu dalam membuat gambar pada pelat yang sangat memudahkan dan efisien waktu. Terutama dalam mementuk gambar lingkaran, ellips, lengkung, dan kurva. Biasanya bahan terbuat dari kayu dan plastik. Ada banyak macam mal gambar, antara lain mal huruf, mal lingkaran, mal kurva, mal ellips, mal khusus perkapalan tetapi bukan mal tempat belanja.



Gambar 6.45 Contoh Mal Gambar Perkapalan (Sumber : https://docplayer.info/51861459-Gambar-teknik-pengukuran.html)



Dalam proses mould loft pada pembuatan kapal peralatan kerja mal gambar sangat dibutuhkan, karena proses mould loft adalah proses mengembangkan gambar yang dibuat oleh naval archicture menjadi gambar proses produksi dengan skala 1 : 1. Biasanya bentuk yang rumit, lengkung di beberapa bagian kapal dapat dikerjakan dalam proses mould loft dalam galangan kapal.



Gambar 6.46 Mal Kayu (Sumber : ejournal.undip.ac.id)



146 146



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 14. Paint Marker Alat ini digunakan untuk mengambar pada pelat selain penggores. Dapat mengunakan berbagai macam warna untuk mempermudah pengenalan perlakuan terhadap benda kerja



Gambar 6.46 Paint Marker (Sumber : https://inkuiri.com)



15. Gunting Plat Duduk (Cutting tools) Alat ini memiliki dudukan dan digunakan untuk memotong pelat dengan menekan tungkai ke permukaan plat yang telah diletakkan pada posisi dudukan.



Gambar 6.47 Cutting Tools (Sumber : http://www.handtools-tomeco.com/Alat-Potong-Plat-Tomeco)



16. Gergaji Besi Tangan Alat ini memiliki mata pisau yang bergerigi yang diikatkan dengan mur pada pegangan tangan. Alat ini berfungsi untuk memotong pelat dengan secara manual. Mata pisau bergerigi memiki susunan jumlah gigi dalam 1 inchi yang disebut TPI.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



147 147



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 6.1 Kriteria Mata Pisau Gergaji Besi No.



Tipe Material



TPI



Ketebalan



1.



Logam Tebal, kayu



14



1/8 – ½ inchi



2.



Logam Berat, Plastik



18



1/8 – ½ inchi



3.



Logam sedang Plastik



24



3/32 – 5/16 inchi



4.



Logam Tipis



32



< 1/8 inchi



(Sumber : https://fixcomart.com/)



Gambar 6.48. Gergaji Besi Tangan (Sumber : http://www.bjhomejogja.com/)



D.



CARA PENGGUNAAN PERALATAN KERJA PLAT TIPIS 1. Mistar Gulung Alat ukur yang terbuat dari seng tipis yang dapat bisa digulung dengan melepas ujungnya, untuk cara menggunakannya antara lain sebagai berikut. a. Tarik ujung roll meter yang berbentul huruf L biasanya ada terdapat magnet kecil.



Gambar 6.49 Roll Meter (Sumber : http://osselpowermachine.com/en/roll-meter-ossel/43-roll-meter-5m.html)



b. Letakkan ujung roll meter atau sangkutkan ujung roll meter pada titik awal pelat yang akan diukur. 148 148



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN c. Posisikan rollnya di titik akhir yang pelat yang akan diukur. d. Baca angka yang terdapat pada roll meter pada posisi titik akhir pelat yang diukur.



Gambar 6.50 Ujung Roll Meter (Sumber : https://www.brilio.net/foto/view/news/2016/03/16/49026/204367-cara-memakai-meteran.jpg)



2. Mistar Baja Mistar baja kita gunakan dengan cara sebagai berikut. a. Letakan mistar baja pada pelat yang akan kita ukur! b. Beri tanda titik pada pelat yang akan kita ukur! c. Lihat titik nol mistar baca, posisikan pada tanda titik yang akan kita ukur! Baca hasil dimensi sampai pada pelat yang akan kita ukur!



Gambar 6.51 Mistar Baja (Sumber : http://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/)



3. Protractor Vernier bevel protractor penggunaannya dengan cara sebagai berikut.



Gambar 6.52 Membaca Protractor (Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



149 149



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN a. Tempatkan protactor pada pelat yang akan kita ukur dengan posisi tegak lurus atau menempel! b. Gerakan bilah pada garis yang membentuk sudut! c. Lakukan penguncian bilah pada piringan protactor! d. Baca hasil dimensi pada skala nonius! e. Pada gambar 6.52 dapat kita mengetahui titik nol berada sebelah kanan angka 10 depan 2 garis tegak, maka kita membaca hasil pengukuran 12 derajat.



Gambar 6.53 Membaca Menit pada Protractor (Sumber : https://www.etsworlds.id/2017/05/alat-ukur-sudut-bevel-protractor-busur.html)



f. Pada gambar 6.53 dapat kita mengetahui titik nol berada pada tengah antara garis tegak 12 dengan 13, kemudian anak panah menunjukan garis 3 yang sejajar dengan garis tegak diatas, dimana tiap garis skala nonius bernilai 5 menit, sehingga kita membaca hasil pengukuran 12 derajat + ( 3 x 5 menit ) = 12o 15’ atau 12 derajat 15 menit. 4. Jangka Sorong Pada umumnya, cara penggunaan jangka sorong atau vernier caliper adalah sebagai berikut. a. Ambil jangka sorong, putar baut pengunci! b. Geser rahang bawah, jepit benda kerja! c. Putar baut pengunci! d. Baca hasil dimensi panjang benda kerja!



Gambar 6.54 Membaca Jangka Sorong (Sumber : https://moondoggiesmusic.com/jangka-sorong/)



150 150



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN e.



Pada Gambar 6.54 kita dapat mengetahui contoh hasil dimensi panjang benda kerja dimana tiik nol berada di sebelah kanan 1 cm dan 1 garis tegak dalam skala utama yang berarti 11 mm, untuk skala verniernya kita melihat garis tegak yang searah dengan skala utama 6,5 maka hasil adalah 11,65 mm. 5. Mistar Siku Cara menggunakan mistar siku adalah sebagai berikut. a. Untuk membuat dua buah garis tegak lurus pada pelat kita gunakan mistar siku. b. Beri titik acuan pada pelat untuk penempatan mistar siku! c. Letakkan tepi garis siku pada titik acuan! d. Tarik garis pada kedua sisi mistar siku dimulai dari titik acuan, maka akan membentuk garis tegak lurus! 6. Micrometer Cara menggunakan micrometer adalah sebagai berikut. a. Ambil micrometer, putar baut pengunci (racthet)! b. Jepit benda kerja! Kunci benda kerja!



Gambar 6.55 Membaca Micrometer Outside (Sumber : https://metalextra.com/micrometer-cara-pakainya-bagaimana/)



c. Baca hasil dimensi dengan melihat garis tegak 0 dari Thimble, menunjukkan di sebelah angka 15 yaitu 18 mm. Setelah kita melihat skala bidal pada thimble pada garis panah merah menunjukkan 1 garis tegak di atas 15 yang artinya 16 x 0,01 mm = 0,16 mm. maka hasil pembacaan adalah 18 + 0,16 = 18,16 mm. 7. Alat pengukur ketebalan ultrasonik Cara mengunakan alat Ultrasonic Thickness Gauge adalah sebagai berikut. a. Bersihkan permukaan pelat yang kita akan ukur! b. Oleskan grease pada permukaan pelat yang telah dibersihkan! c. Nyalakan Tombol On Ultrasonic!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



151 151



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.56 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge (Sumber : http://www.alatuji.com/m/article/detail/792/prinsip-kerja-ultrasonic-thickness-gauge)



d. Bersihkan permukaan alat test probe! e. Lakukan test verifikasi terlebih daluhu sebelum mengukur permukaan pelat dengan menempelkan test probe pada permukaan untuk test verifikasi! f. Setelah itu tempelkan pada permukaan pelat yang akan diukur! g. Hasil pegukuran akan ditampilkan pada layar digital. h. Sesuaikan nilai Velocity benda yang diukur dengan menekan tombol vel.



Gambar 6.57 Mengunakan Ultrasonic Thickness Gauge (Sumber : http://www.alatuji.com/m/article/detail/792/prinsip-kerja-ultrasonic-thickness-gauge)



152 152



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



8. Penggores Cara mengunakan alat penggores yaitu sebagai berikut. a. Ambil pengores dan penggaris. b. Posisikan ujung pengores pada permukaan pelat dan tepi penggaris dengan miring! c. Lakukan penekanan pengores pada permukaan pelat berdasarkan garis yang akan kita buat!



Gambar 6.58 Cara Menggunakan Pengores (Sumber : https://www.teknik-otomotif.com/2018/11/fungsi-penitik-dan-penggores.html)



9. Penitik Cara menggunakan penitik adalah sebagai berikut. a. Ambil penitik dan palu! b. Tenpatkan penitik pada pelat yang akan kita buat pola!



Gambar 6.59 Mengunakan Penitik (Sumber : http://hima-tl.ppns.ac.id/wp-content/uploads/2015/04/63.png)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



153 153



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 10. Gunting Pelat Cara mengunakan gunting pelat adalah sebagai berikut. a. Buat pola atau desain pada pelat! b. Buka kedua mata gunting dengan dua buah jari tangan! c. Tekan kedua mata pada tepi pelat lakukan searah dengan desain yang kita buat!



Gambar 6.60 Mengunakan Gunting Pelat (Sumber : https://www.pakeotac.com/rusty-youtube-play-button/)



11. Kikir Cara mengunakan kikir adalah sebagai berikut. a. Letakan pelat pada ragum di meja kerja! b. Ambil posisi kaki dan tangan menghadap pelat dengan memegang kikir pada pelat!



Gambar 6.61 Posisi dalam Mengunakan Kikir (Sumber : http://kursuscnc.com/2019/02/01/yang-harus-diperhatikan-saat-mengikir/)



154 154



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN c. Beri tanda pada pelat bagian mana yang akan kita buang! d. Gerakkan kikir dengan menempel pada pelat dengan arah maju mundur dengan konstan! 12. Jangka Cara menggunakan jangka adalah sebagai berikut. a. Tentukan titik pusat pada pelat yang akan kita gambar! b. Ambil jangka dan tempatkan kaki jangka yang terdapat jarum pada titik pusat yang kita tandai! c. Tarik kaki jangka yang satunya bisa terdapat pensil, bisa juga terdapat besi penggores pada permukaan pelat sesuaikan dengan ukuran jari-jari lingkaran. d. Putarkan jangka dengan berpusat pada titik tengah lingkaran pada kaki jangka satu dengan gerakan konstan pada permukaan pelat.



Gambar 6.62 Membuat Lingkaran dengan Jangka (Sumber : http://eprints.uny.ac.id/46763/40/14_97Teknik-Pembentukan-Pelat-Jilid-2_2.pdf)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



155 155



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 13. Mal Gambar Cara menggunakan mal gambar adalah sebagai berikut. a. Pilih bentuk kurva mal gambar yang sesuai dengan gambar!



Gambar 6.63 Mengunakan Mal Gambar Sumber : http://eprints.uny.ac.id/46763/40/14_97Teknik-Pembentukan-Pelat



b. Letakkan mal pada pelat yang akan kita gambar! c. Buat garis kurva dengan bentuk kurva mal gambar dengan menggunakan marker, atau penggores. 14. Paint Marker Cara mengunakan paint marker adalah seperti cara mengunakan pensil atau pulpen, yang kita tempat pada tepi penggaris, atau mal gambar lalu kita goreskan membentuk gambar pada pelat seperti gambar 6.63. 15. Gunting plat duduk (Cutting tools) Cara menggunakan alat ini adalah sebagai berikut. a. Angkat tuas gunting plat duduk! b. Letakkan pelat yang akan kita potong pada posisi dudukan! c. Kunci posisi plat dengan mur pengunci!



156 156



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 6.64 Mengunakan Gunting Plat Duduk (Sumber : https://docplayer.info/73308039-Pembahasan-gambar-1-1-guilitene-hidrolis.html)



d. Tekan tuas pada arah pelat sehingga mata pisau memotong plat! e. Buka mur pengunci, angkat tuas kembali dan ambil pelat! 16. Gergaji Besi Tangan Cara mengunakan gergaji besi tangan adalah sebagai berikut. a. Letakkan pelat atau benda kerja pada ragum yang terdapat pada meja kerja! b. Beri tanda bagian pelat yang akan kita potong! c. Lakukan pemotongan pelat atau benda kerja dengan menaruh mata gergaji besi dengan arah maju mundur dengan gerakan konstan!



Gambar 6.65 Mengunakan Gergaji Besi (Sumber : https://dokumen.tips/documents/makalah-gergaji.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



157 157



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM Nama Siswa Jurusan :



Judul Praktikum: Pembuatan Model Tongkang Batubara



SMK : Hari / Tanggal



A. Tujuan 1. Siswa dapat mempraktekkan penggunaan peralatan kerja tipis. 2. Siswa dapat memahami bentuk tongkang batubara. B. Alat dan Bahan 1. Penggores 2. Penitik 3. Mistar Siku 4. Mistar Baja 5. Gergaji Besi 6. Gunting Plat 7. Protractor 8. Mesin las 9. Palu 10. Kawat Las 11. Pelat 4 mm, 6 mm 12. Paint Marker 13. Kuas 14. Cat warna 15. Kikir 16. Kertas Hvs A4 17. Gerinda tangan C. Gambar Kerja



Gambar 6.66 Model Tongkang Batubara (Sumber : http://miniatur.planetkapal.com/2017/08/miniatur-kapal-senapati-12-tug-boat-dan-tongkang-batubara.html)



158



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM D. Langkah Kerja 1. Buatlah Lines Plan sederhana model tongkang batubara di kertas HVS dengan ukuran yang sesuai. 2. Buatlah gambar model tongkang batubara dari gambar lines plan ke pelat tipis 6 mm menjadi skala 1 : 1. dengan menggunakan paint marker, mistar baja, penggores, mistar siku, dan penitik. 3. Kita proyeksikan model 1 : 1 pada pelat, untuk tiap bagian, bagian hull starboard, hull portside, main deck, bottom, skeg kanan kiri. Sideboard untuk di atas main deck. 4. Gambar proyeksi tadi kita potong dengan gergaji besi, gerinda tanggan, dan gunting plat. 5. Kita haluskan dengan kikir hasil potong pelat tiap bagian-bagian. 6. Kemudian bentuk menjadi model tongkang dengan memberi pekerjaan pengelasan. 7. Dalam pengelasan perhatikan deformasi pelat. 8. Pergunakan protractor dalam menentukan kemiringan tongkang agar simetris. 9. Beri warna pada model tongkang dengan cat warna dan kuas. 10. Jemur Model Tongkang dengan sinar matahari. E. Kesimpulan



Mengetahui Guru Pembimbing



Siswa Praktikan



CONTOH SOAL Pilihlah jawaban yang tepat dari soal di bawah ini! 1. Menurut Anda apakah fungsi dari pengores? a. Membuat bentuk lingkaran pada permukaan pelat. b. Mengukur panjang dari pelat c. Membantu dalam melukis kurva lambung kapal pada pelat. d. Membuat penandaan garis pada permukaan logam benda kerja e. Membentuk lubang pada benda kerja. Kunci jawaban : d



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



159



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Membangun sebuah kapal dengan ukuran besar merupakan kebanggan perusahan galangan kapal atau Shipyard. Apalagi membangun sebuah kapal mewah dan besar, memiliki tantangan tersendiri, di bawah ini salah satu kapal pesiar yang mewah dan besar yang pernah dibangun. Symphony of Seas Kapal ini memiliki ini memiliki 18 geladak dengan ukuran panjang LOA 361 meter dilengkapi fasilitas 4 kolam renang yang memiliki seluncuran air tertinggi, taman anak-anak, lapangan basket, 22 restoran, 2.759 kabin, berat kapal mencapai 228.061 GT, dengan kapasitas penuh dapat memuat 6680 penumpaan dan 2200 ABK. Kapal ini dimiliki oleh perusahaan Royal Caribbean International. Kapal ini dibangun di Perancis, di galangan kapal Chantiers de l’Atlantique, Saint Nazire.



Gambar 6. 67 Bagian dalam Symphony of Seas (Sumber : https://hot.liputan6.com/read/4061051/5-fakta-menarik-symphony-of-the-seas-kapal-pesiar-terbesardi-dunia)



160



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA



Gambar 6.68 Tampak Samping Symphony of Seas (Sumber : https://www.indozone.id/travel/qEs6LR/foto-symphony-of-the-seas-kapal-pesiar-terbesar-di-dunia)



JELAJAH INTERNET Bentuk jangka sorong pertama kali, disini kalian akan menemukan awal jangka sorong.



Gambar 6.69 Jangka Sorong Manual (Sumber : https://www.britannica.com/technology/vernier-caliper)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



161



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



RANGKUMAN Peralatan kerja untuk pengerjaan pelat tipis dalam dunia perkapalan banyak sekali, dan memiliki beraneka ragam bahan pembuatannya, di antaranya adalah sebagai berikut. 1. Mistar Gulung 2. Mistar Baja 3. Mistar Siku 4. Protractor 5. Jangka sorong 6. Micrometer 7. Jangka 8. Ultrasonic Thickness Gauge 9. Gunting Pelat 10. Gergaji Tangan 11. Gerinda Tangan 12. Palu 13. Penggores 14. Penitik 15. Paint Marker 16. Mal Gambar



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik memahami peralatan kerja, lakukan tugas mandiri di bawah ini! 1. Catatlah peralatan kerja yang ada di bengkel sekolah peserta didik! 2. Periksalah tiap-tiap peralatan kerja apakah ada kerusakan pada bagiannya! 3. Buat laporan tertulis persorangan untuk tiap peserta didik peralatan kerja yang rusak dan yang dapat digunakan!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Sebutkan fungsi dari mal gambar! 2. Sebutkan fungsi dari Ultrasonic Thickness Gauge! 3. Apakah perbedaan antara gergaji tangan dengan gerinda tangan! 4. Apakah perbedaan antara jangka sorong dengan mircrometer! 5. Sebutkan fungsi dari protractor!



162



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REFLEKSI Dengan mempelajari peralatan kerja untuk pekerjaan pelat, diharapkan peserta didik mampu mengenal dan mengetahui cara menggunakan peralatan kerja untuk pekerjaan pelat tipis. Sebagai bahan refleksi maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah peserta didik pernah menggunakan peralatan kerja untuk pekerjaan pelat dalam bab ini? 2. Apakah peserta didik pernah mengalami kesulitan dalam menggunakan peralatan kerja tersebut? 3. Diskusikan dengan teman sekelas kelebihian dan kekurangan peralatan kerja yang pernah digunakan!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



163



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB VII



WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL BAB VII WARNA DAN SIMBOL PIPA DI KAPAL



TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa dapat mengetahui warna dan simbol yang terdapat pada pipa yang digunakan dalam kapal. Siswa dapat menjelaskan arti dan fungsi dari warna dan simbol yang diberikan pada pipa yang terdapat dalam kapal. Siswa dapat mendemostrasikan atau menunjukkan warna dan simbol yang digunakan pada pipa yang terdapat dalam kapal.



PETA KONSEP



PENDAHULUAN



PENGERTIAN



Macam-macam warna pipa di kapal



Macam-macam simbol pipa di kapal



fungsi dan simbol pipa di kapal



KATA KUNCI Warna, Simbol, Gambar, Diagram, dan Fungsi.



164



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Waktu saya duduk di kelas tiga sekolah dasar di kota Balikpapan, senang kali rasanya ketika ibu guru mengatakan ini waktunya jam menggambar, dengan temanya pemandangan. Maka dengan cepat keluar buku gambar dan peralatan gambar. Dalam benak untuk menunjukkan gambar pemandangan maka saya buat gambar segitiga dengan dua buah berderet. Ini pasti anggapan orang simbol untuk menggambarkan dua buah pegunungan, lalu di kanan atasnya terdapat lingkaran kecil dengan diberi warna kuning untuk menunjukkan matahari yang bersinar di waktu pagi menjelang siang hari. Demikian juga ketika berada dalam sebuah kapal, akan ada gambar berupa simbol atau warna yang menunjukkan arti, fungsi, dan penggunaannya yang dapat mudah dimengerti oleh orang awan sekalipun.



Gambar 7.1 Macam Warna Pipa di Kapal (Sumber : https://dimensipelaut.blogspot.com/2018/10/pemberian-warna-pada-sistem-pipa-diatas.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



165



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN



Gambar 7.2 Warna Sistem Perpipaan (Sumber : https://belajark3l.wordpress.com/2015/03/14/standar-pewarnaan-pipa/)



Terdapat banyak ruang di dalam kapal, masing-masing ruang memiliki fungsi yang berbeda-beda dalam kapal. Ruang di dalam kapal saling menunjang dan sangat dibutuhkan dalam kapal. Di dalam ruang kapal terdapat berbagai aktivitas dalam pengoperasian kapal, aktivitas bongkar – muat barang. Setiap ruang di kapal memiliki nama untuk membedakan fungsi ruang tersebut. Demikian juga pipa dalam sistem perpipaan dengan bentuknya yang memiliki diameter lingkaran dengan panjangnya tertentu, sangat rumit untuk dibedakan, yang akan membuat sulit untuk mengoperasikan. Demikian juga dalam perawatan pipa-pipa yang banyak jumlah serta memiliki panjang yang berbedabeda serta fungsinya.



Gambar 7.3 Sistem Perpipaan di Tongkang Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



166 166



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dari gambar 7.2 di atas kita mengetahui ada pemberian warna untuk memudahkan fungsi dari pipa tersebut. Tongkang pada gambar 7.2 memiliki muatan cairan yang berupa solar industri. Pipa yang mengalirkan solar industri diberi warna abu-abu. Pengaturan pemilihan warna pipa beragam macam sehingga tidak terjadi kemiripan warna yang dapat membuat kesalahan pemahaman dalam penglihatan. B. PENGERTIAN Dalam bahasa Indonesia warna memiliki pengertian kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan oleh benda-benda yang dikenainya; corak rupa; seperti biru; dan hijau. Teknik perwarnaan adalah perwarnaan bahan atau benda dengan larutan yang memiliki warna tertentu, dengan teknik perwarnaan kita dapat memberikan aneka warna dengan larutan yang berwarna dalam hal ini kita kenal istilah cat. Cat adalah larutan yang terbuat dari bahan kimia atau organik yang memiliki warna tertentu untuk melindungi lapisan luar suatu benda. Ada beberapa macam lapisan cat yang digunakan industri kapal. Cat dasar atau primer, cat sekunder atau build coat, cat antara, serta cat lapisan akhir atau top coat.



Gambar 7.4 Contoh Cat Pipa (Sumber : https://teknocal.com/1545/cat-jotun-penguard/)



Pemberian warna cat biasanya dilakukan pada pengecatan untuk cat lapisan akhir atau top coat dari sistem perpipaan kapal. Pipa adalah salah satu sarana yang memiliki dinding berbentuk silinder memanjang dengan lubang yang memiliki diameter untuk memindahkan air, udara yang dapat disebut dengan fluida, bisa juga sarana untuk mengalirkan energi.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



167 167



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.5 Bentuk Pipa Dipakai di Kapal (Sumber : https://inameq.com/piping-system/bentuk-dan-spesifikasi-pipa-baja-karbon-kapal/)



Dalam industri galangan kapal biasanya menggunakan pipa baja karbon seperti pipa seamless pipe, pipa yang dibentuk tanpa ada sambungan sepanjang bentangan pipa. Ada juga pipa straight welded pipe, pipa yang dalam membentuk tabung pada pertemuan pelat pembentuknya dilakukan pekerjaan pengelasan sambungan. Fluida adalah zat yang mengalir dalam sistem perpipaan dalam kapal yang memiliki fungsi untuk operasional kapal dalam berlayar, terdiri dalam bentuk cairan dan udara. Fluida yang mengalir dapat berupa cairan bahan bakar marine diesel oil, air minum untuk anak buah kapal, air bersih untuk keperluan mandi.



Gambar 7.6 Contoh Marine Diesel Oil (Sumber : http://skgreenenergy.org/marine-diesel-oil)



168 168



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



C. MACAM-MACAM WARNA PIPA DI KAPAL



Gambar 7.7 Pipa dalam Kamar Mesin (Sumber : http://skgreenenergy.org/our-operations)



Warna-warna yang mewakili fungsi dari pipa yang diwarnai menurut standar nasional yang diatur oleh pemerintah SNI 19 – 3778 – 1995 yang dikeluarkan tanggal 10 januari 1995 dengan judul identitas warna pipa berkaitan dengan keselamatan dan lingkungan hidup. Menurut SNI 19 – 3778 – 1995 pemberian warna dapat diberikan dengan dua cara. Pertama metode pengecatan seluruh panjang pipa dengan mengunakan warna identitas. Medote yang kedua dapat dengan hanya membuat sabuk (band) selebar kira-kira 150 mm tergantung diameter pipa yang dialiri fluida yang dicat pada tiap-tiap segmen pipa yang nampak oleh mata, atau tempat-tempat pecabangan, pada sambungan peralatan, pada kedua sisi katup, atau flange pipa, atau tempat-tempat yang dianggap perlu. Pembuatan standar indentifikasi pipa melalui sistem warna ditetapkan melalui departemen perindustrian yaitu SNI 19 – 3778 – 1995 yang mengacu pada standar British Standard specification for Identification of Pipelines and Services 1710-1984. Dalam dunia perkapalan kita yang memiliki risiko tinggi dapat mengikuti standar yang dibuat oleh ISO 14726 – Ships and Marine Technolgy – Identificaton Colour for the Content of Piping Systems. Di mana relugasai berisi pengaturan pembuatan sabuk (band) pada sistem pemipaan kapal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



169 169



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.8 Contoh Warna Sabuk Pipa di Kapal (Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/qa/pipe-marking/pipe-labeling-for-sea-vessels-and-marine)



Peraturan ISO 14726 – Ships and Marine Technolgy – Identificaton Colour for the Content of Piping Systems terakhir mengalami review kembali pada tahun 2017 setelah dikeluarkan pada tahun 2008. Peraturan ini dapat digunakan juga untuk dunia minyak dan gas bumi serta struktur banguanan di atas laut dan dunia pelayaran.



ISO 14726 - 2 : 2002 Ship and Marine Technology – Identification colours for the content of piping systems – part 2 : additional colours for different media and / or functions ISO 14726 - 2 : 2002 Ship and Marine Technology – Identification colours for the content of piping systems – part 2 : additional colours for different media and / or functions



ISO 14726 - 1 : 1999 Ship and Marine Technology – Identification colours for the content of piping systems – part 1 : main colours and media.



ISO / R 508 : 1966 Identification colour for pipes conveying fluids in liquid or gaseous condition in land installations and on board ships Diagram Sejarah Peraturan Identifikasi Warna pada Sistem Pemipaan Kapal yang Dikeluarkan oleh ISO dan Diakui oleh IMO (Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)



170 170



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Peraturan yang dikeluarkan oleh ISO (The International Organization for Standardization) memiliki ruang lingkup pada standar international dalam mengindetifikasi isi dan fungsi dari sistem pipa pada kapal dan struktur bangunan di laut. Macam-macam standar warna tersebut dapat dicantumkan pada gambar sistem pipa dan diagram. Memiliki dua macam standar warna, pertama ada warna utama untuk menunjukkan media dalam satu kelompok yang memiliki karakteristik sama. Warna yang kedua adalah standar warna tambahan untuk kombinasi warna utama untuk menunjukkan media atau fluida yang lebih spesifik dalam satu kelompok yang sama. Warna utama tersebut berdasarkan ukuran kepenuhan / intensitas dalam satu warna (chromaticity) pada tabel di bawah ini. Tabel 7.1 Warna Utama Warna Utama



Luminance Factor (β)



Titik koordinat area chromaticity (b)



Kode 1



Huruf x



(a)



2 y



x



3 y



x



4 y



x



y



Hitam (Black)



BK



0,385 0,355 0,300 0,270 0,260 0,310 0,345 0,395 ≤ 0,03



Biru (Blue)



BU



0,078 0,171 0,196 0,250 0,225 0,184 0,137 0,038 ≥ 0,05



Coklat (Brown)



BN



0,510 0,370 0,427 0,353 0,407 0,373 0,475 0,405 ≥ 0,04



Hijau (Green)



GN



0,313 0,682 0,313 0,453 0,209 0,383 0,013 0,486 ≥ 0,10



Abu-abu (Grey)



GY



0,350 0,360 0,300 0,310 0,290 0,320 0,340 0,370 0,15≤ β≤0,5



Merah tua (Maroon)



MN



0,302 0,064 0,307 0,203 0,374 0,247 0,457 0,136 ≥ 0,10



Warna Utama Orange Merah (Red) Ungu (Violet) Putih (White) Kuning (Yellow) Perak (Silver)



OG RD



Titik koordinat area chromaticity 2 3 4 x y x y x y x y 0,610 0,390 0,535 0,375 0,506 0,404 0,570 0,429 0,690 0,310 0,595 0,315 0,569 0,341 0,655 0,345



VT



0,250 0,160 0,286 0,146 0,293 0,273 0,304 0,275



WH



0,350 0,360 0,300 0,310 0,290 0,320 0,340 0,370



0 , 1 0 ≤ β≤0,36 ≥ 0,75



YE



0,522 0,477 0,470 0,440 0,427 0,483 0,465 0,534



≥ 0,45



Kode Huruf



1



SR



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



Warna



Luminance Factor (β)



Warna



≤ 0,03 ≥ 0,07



Luminance Factor ( β ) > 0,50



171 171



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN (a) Berdasarkan peraturan IEC 60757 (b) Berdasarkan peraturan CIE 1931 chromaticity co-ordinates for standart Illuminant D 65 (Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)



Warna utama tadi akan menunjukkan pada sistem pemipaan isi dan penggunaannya dari pipa tersebut. Sesuai dengan tabel di bawah ini. Tabel 7.2 Media Warna Utama No



Warna Utama



Penggunaan



1.



Hitam (Black)



Pipa saluran kotoran, Bilga (Waste)



2.



Biru (Blue)



Pipa saluran air bersih (Fresh Water)



3.



Coklat (Brown)



Pipa Saluran Bahan Bakar (Fuel)



4.



Hijau (Green)



Pipa saluran air laut, air sungai



5.



Abu-Abu (Grey)



Pipa saluran gas yang tidak mudah terbakar (Non – Flammable Gas)



6.



Merah Tua (Maroon)



Pipa saluran udara dan sounding (Air and Sounding Pipe)



7.



Orange



Pipa saluran minyak selain bahan bakar seperti minyak pelumas.



8.



Perak (Silver)



Pipa Saluran uap Air (steam)



9.



Kuning (Yellow)



Pipa Saluran gas mudah terbakar (Flamable Gas)



10.



Putih (white)



Pipa saluran ventilasi ventilation systems)



11.



Ungu (Violet)



Pipa saluran cairan asam dan basa (acids and alkalis)



12.



Merah (Red)



Pipa saluran air pemadam kebakaran (Fire Fighting)



udara



(air



in



(Sumber : https://www.iso.org/standard/44744.html)



Dari tabel 7.2 ada 12 macam warna utama yang dipakai untuk mengidentifikasi atau menunjukkan penggunaan atau isi dari saluran pipa dalam sistem pemipaan dalam kapal. Selain itu, ada juga warna tambahan dengan kombinasi beberapa warna utama yang menunjukkan variasi media fluida yang melalui sistem pemipaan kapal. 172 172



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 7.3 Warna Tambahan



(Sumber : https://www.wayout.com.au/product/pipe-markers-iso-14726/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



173 173



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN D. MACAM-MACAM SIMBOL PIPA DI KAPAL Dalam mengoperasikan kapal membutuh energi yang dihasilkan dari motor penggerak kapal yang dibantu dengan mesin bantu kapal dalam ruang lingkup beberapa sistem menjadi satu kesatuan. Energi kimia yaitu bahan bakar berubah menjadi energi mekanik sehingga kapal dapat memiliki tenaga untuk mendorong gerakan maju kapal. Energi kimia berbentuk fluida dalam sistem pemipaan kapal mengalir sesuai dengan fungsi fluida tersebut. Supaya tidak terjadi kesalahan dalam mengoperasikan fluida yang diperlukan kapal, maka perlu disediakan petunjuk berupa gambar sistem pemipaan kapal, bisa juga bentuk diagram pipa yang menampilkan simbol-simbol untuk memudahkan anak buah kapal maupun ornag awan mengerti fungsi penggunaan sistem pemipaan. Beberapa macam sismbol pipa dalam sistem pemipaan kapal adalah sebagai berikut.



Gambar 7.9 Contoh Simbol Pipa Pemadam Kebakaran (Sumber : https://www.standard-club.com/media/24158/AMastersGuidetoShipsPiping2ndedition.pdf)



174 174



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Simbol untuk Gambar Isometri Pipa Tabel 7. 4 Sambungan Elbow Pipa



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



Tabel 7.5 contoh Simbol Flange Pipa



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



175 175



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.10 Contoh Dimensi Flange Pipa (Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



176 176



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 7.6 Contoh Simbol Gate Pipa



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



177 177



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 7.7 Contoh Simbol Percabangan Pipa



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



178 178



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.11 Contoh Dimensi Elbow Pipa (Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



Tabel 7.8 Contoh Simbol Valve Pipa



(Sumber : http://www.idpipe.com/2017/02/contoh-simbol-piping-instrument-diagram-pid.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



179 179



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Simbol untuk Pengaturan Pengelasan Pipa Tabel 7.9 Contoh Simbol Butt Welded Piping NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Butt weld



Elbow LR 90° Elbow SR 90°



Elbow 45°



Elbow 180° return



Tee



Cross



Reducer concentric Reducer eccentric Cap



Top View



 



  180 180



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Weld Neck flange Slip On flange Lap-Joint flange and Stub End Blind flange



Weldolet®



Nipolet®



Sockolet® same as Weldolet® Thredolet® same as Weldolet® Coupling full or half



Pipe (Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



181 181



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 7.10 Contoh Simbol Socket Welded Piping



NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Pipe



Elbow 90°



Elbow 45°



Tee straight or reducing



Cross



Cap



Hose



 



 



 



  (Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



182 182



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 7.11 Contoh Simbol Socket Welded Piping



NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Socket Weld flange



Blind flange



Sockolet®



Reducer



Union  



 



Swage concentric



Swage eccentric



Top view



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



183 183



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Tabel 7.12 Contoh Simbol Threaded Welded Piping



NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Pipe



Elbow 90°



Elbow 45°



Tee straight or reducing



Cross



Cap



Hose



 



 



 



 



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



184 184



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Tabel 7.13 Contoh Simbol Threaded Welded Piping



NAME



END VIEW



SITE VIEW



END VIEW



Socket Weld flange



Blind flange



Thredolet®



Reducer



Union  



 



Swage concentric



Swage eccentric



Top view



(Sumber : http://www.wermac.org/documents/symbols_iso.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



185 185



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN E. FUNGSI WARNA DAN SYMBOL PIPA DI KAPAL Pemasangan warna dan simbol pada sistem pemipaan di kapal memiliki fungsi sebagai berikut. 1. Memudahkan proses pengenalan atau identifikasi fluida yang mengalir dalam sistem pemipaan. 2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja. 3. Meningkatkan perawatan dengan menambah cat pada dinding luar sistem pemipaan. 4. Bagi orang awam dapat mengerti ketika memasuki area sistem pemipaan dalam kapal. 5. Memudahkan pekerja dalam membaca gambar dan anak buah kapal dalam mengoperasikan sistem pemipaan. Pemasangan warna pada sistem pemipaan di kapal dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama dengan melakukan pengecatan warna keseluruhan sepanjang sistem pemipaan dalam kapal. Umumnya, ini dilakukan untuk warna dasar, hanya 1 warna saja. Contoh pada gambar 7.12 warna hijau untuk sistem pemipaan yang mengalirkan fluida air laut.



Gambar 7.12 Pewarnaan 1 Warna (Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)



Cara kedua dengan memberi label pada beberapa bagian dalam sistem pemipaan. Biasanya ini untuk pengunaan warna kombinasi. Dapat berupa cat atau bisa juga dengan label sticker.



186 186



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.13 Contoh Warna Kombinasi (Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)



Penempatan posisi dapat dilihat pada gambar di bawah.



Gambar 7.14 Posisi yang Mudah Terlihat (Sumber : https://cc-marine.com/wp-content/uploads/2017/07/Marine_Tapes.pdf)



Ukuran label standar ISO:



Gambar 7.15 Standar Ukuran Label (Sumber : https://cc-marine.com/wp-content/uploads/2017/07/Marine_Tapes.pdf)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



187 187



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Penempatan posisi label di kumpulan sistem pemipaan.



Gambar 7.16 Posisi Pemasangan Label (Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-offshore-catalog.pdf)



Bila pipanya panjang yang kelihatan maka setiap 25’ – 50’ dapat dipasang label warna seperti conoh gambar 7.17.



Gambar 7.17 Posisi Pemasangan Label (Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-offshore-catalog.pdf)



Gambar 7.18 Posisi Pemasangan Label Pipa yang Menembus Dinding (Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-offshore-catalog.pdf)



188 188



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.19 Posisi Pemasangan Label pada Elbow Pipa (Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-offshore-catalog.pdf)



Gambar 7.20 Posisi Pemasangan Label Persimpangan Pipa (Sumber : https://www.markserv.com/globalassets/resource-page-downloadables/marking-services-marine-and-offshore-catalog.pdf)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



189 189



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 7.21 Fungsi Kombinasi Warna (Sumber : https://www.creativesafetysupply.com/articles/guide-to-pipe-marking-standards/)



190 190



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM Nama Siswa Jurusan :



Judul Praktikum : Pembuatan Sticker Kombinasi Warna Pipa



SMK : Hari / Tanggal



A. Tujuan 1. Siswa dapat memahami warna dan simbol pipa kapal. 2. Siswa dapat melakukan pembuatan sticker warna kombinasi pipa kapal. B. Alat dan Bahan 1. Kertas sticker A4 2. Printer warna 3. Mistar 4. Komputer / Laptop 5. Pipa 6. Kain majun C. Gambar Kerja



Gambar 7.22 Contoh Gambar Sea Water System (Sumber : https://www.wayout.com.au/product-category/imo-signs/pipe-markers-iso14726/)



D. Langkah Kerja 1. Pilih Pipa yang diberi sticker warna! 2. Buat label warna dengan mengunakan program komputer! 3. Beri kombonasi warna yang telah dipilih! 4. Buat sketsa pengaturan aliran fluida dalam sistem pemipaan! 5. Buat sticker berdasarkan ukuran warna pada gambar kerja! 6. Cetak pada kertas sticker A4! 7. Bersihkan pipa yang telah kita pilih dengan kain majun! 8. Lakukan penempelan sticker pada pipa pada posisi yang mudah! 9. Lakukan dengan teliti dan hati-hati! E.



Kesimpulan Buat kesimpulan dari peserta didik!



Mengetahui Guru Pembimbing



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



Siswa Praktikan



191



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Salah satu perusahaan pipa terbesar di dunia adalah Mannesmann AG yang berkedudukan di Jerman. Perusahaan yang dimulai dari dua orang bersaudara, Reinhard dan Max Mannesmann. Mereka berdua berkerja sama dalam menemukan pembuatan proses roll pipa jenis thick – walled seamless steel tubes dalam industri perpipaan atau yang dapat disebut cross – rolling processi, pada tahun 1885. Pada tahun 1887 sampai 1889 Gambar 7. 23 Reinhard dan Max Mannesmann mereka menemukan mesin pengiling (Sumber : https://www.mannesmann.com/en/ material atau tube mills dengan bekerja mannesmann/history/) sama dengan rekan mereka dari beberapa industri. Kota tempat mereka memulai di kota Remscheid, Jerman. Pada tahun 1890 sebuah terobosan teknologi mereka peroleh dengan menemukan “pilger rolling process” suatu proses pengilingan tabung besi.



Gambar 7. 24 Pilger Rolling Process (Sumber : https://www.totalmateria.com/ page.aspx?ID= CheckArticle&site=kts&NM=396)



192



.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Produk mereka yang terkenal adalah precision tubes, stainless tubes, line pipe, drill pipe, heat exchanger tube, dringking water pipes, dan hidrolik/pnumetik tubes. Sekarang grup perusahaan mereka sudah berkembang merambah perusahaan telekomunisasi.



Gambar 7. 25 Salah satu Produk Mannesman, Precision Tubes Crane Kapal (Sumber : https://www.mannesmann-precision-tubes.com/deutsch/Industrie/)



CONTOH SOAL 1. Kombinasi warna



untuk menunjukkan fluida yang



mengalir pada pipa adalah … a. Gas Beracun b. Oksigen c. Nitrogen d. Karbondioksida e. Inert Gas Kunci Jawaban : B



JELAJAH INTERNET



Pengaturan warna sebagai tanda dalam berbagai industry memiliki standar yang dapat diatur oleh ISO atau Organisasi International dalam hal pembuatan standar yang memiliki kantor di jenewa, swiss.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



193



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



RANGKUMAN Dalam dunia perkapalan pipa memegang peranan penting. Pipa adalah salah satu sarana yang memiliki dinding berbentuk silinder memanjang dengan lubang yang memiliki diameter untuk memindahkan fluida. Untuk memudahkan kita mengetahui fluida yang mengalir maka diberi tanda atau warna dalam cat pipa pada dinding luar. Tanda tersebut bisa diberikan melalui pengecatan secara keseluruhan sepanjang pipa atau hanya pada bagian – bagian tertentu yang mudah kelihatan dan mudah pengecatan. Sebagai contoh warna hitam untuk pipa yang mengatur aliran kotoran dalam kapal atau bilge. Pengaturan warna ini memiliki standar yang diakui secara internasional oleh organisasi IMO yang dibuat oleh organisasi ISO. Selain warna, sistem pemipaan perlu juga simbol atau lambang untuk posisi tertentu agar mengetahui cara kerja komponen sistem pemipaan dan fungsi komponen sistem pemipaan tersebut.



TUGAS MANDIRI Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik tentang materi bab VII, kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan observasi sistem pemipaan yang ada di sekolah! 2. Cek semua komponen dalam sistem pemipaan apa bekerja dengan baik! 3. Cek apakah ada warna dan simbol pipa dalam sistem pemipaan yang ada di sekolah 4. Jika tidak ada, buatlah warna dan simbol pipa dalam sistem pemipaan seusai dengan ketentuan 5. Bagi 1 simbol dan warna untuk 1 peserta didik dalam sistem pemipaan



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Apakah fungsi dari pemberian warna pada sistem pemipaan dalam kapal? 2. Apakah fungsi dari pemberian simbol pada sistem pemipaan dalam kapal? 3. Ketentuan apa saja yang harus kita perhatikan dalam membuat warna pada sistem pemipaan dalam kapal? 4. Sebutkan warna dasar dan fungsi dalam sistem pemipaan sesuai dengan standar IMO? 5. Sebutkan 10 simbol pipa dan fungsi dalam sistem pemipaan kapal!



194



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab VII ini tentu peserta didik akan lebih paham warna dan simbol sistem pemipaan kapal. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Adakah simbol dan warna dalam sistem pemipaan air bersih dalam rumah Anda? 2. Adakah gambar sistem pemipaan air bersih dalam rumah Anda? 3. Menurut Anda adakah perbedaan simbol pemipaan air bersih dalam rumah anda dengan sistem pemipaan kapal? 4. Diskusikan dengan teman sekelas Anda!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



195



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BAB VIII



MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI KAPAL BAB VIII MEMAHAMI GAMBAR SISTEM INSTALASI KAPAL



TUJUAN PEMBELAJARAN Melalui pembelajaran dalam bab VIII siswa diharapkan mampu memahami gambar sistem instalasi pipa di dalam kapal dengan dapat menjelaskan gambar sistem instalasi pipa di dalam kapal, mengindentifikasikan gambar sistem instalasi pipa di dalam kapal, serta dapat membuat gambar sistem instalasi pipa di dalam kapal.



PETA KONSEP



PENDAHULUAN



PENGERTIAN



Sistem instalasi Pipa di Kapal



Jenis-jenis Instalasi Pipa di Kapal



Aturan Sistem Pipa di Kapal



KATA KUNCI Sistem, Gambar, Instalasi.



196



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Pipa dalam sebuah kapal memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pipa terdapat di hampir setiap ruang kapal ada yang sebagai penyalur air bersih, ada untuk saluran pembuangan kotoran. Begitu banyaknya pipa perlu yang akan dipasang sebelum membangun kapal maka seorang arsitek kapal atau disebut naval architect akan merancang gambar yang berisi proyeksi pipa-pipa yang akan dipasang di dalam kapal.



Gambar 8.1 Rangkaian Pipa di Kapal (Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/sistem-perpipaan-di-kamar-mesin/)



Gambar 8.2 Rangkaian Pipa di Atas Kapal (Sumber : http://kawatlas.jayamanunggal.com/sistem-perpipaan-di-kamar-mesin/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



197



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Dari gambar di atas, terdapat rangkaian pipa yang sambung menyambung dengan sambungan baut, ada yang disambung dengan sambungan las. Pipa memiliki diameter yang berbeda-beda yang akan mempengaruhi kecepatan aliran dari fluida di dalam pipa untuk dialirkan sesuai fungsi dari pipa tersebut. Berbagai macam sistem intalasi pipa yang terdapat dalam kapal membutuhkan ketelitian untuk mengenalinya. Apabila kapal berukuran kecil masih mudah, tetapi bila kapal memiliki ukuran besar seperti very large crude carrier (VLCC) kapal tangker membawa minyak mentah yang memiliki ukuran besar sampai 300.000 Deadweigth Tonnage (DWT).



Gambar 8.3 Contoh VLCC (Sumber : https://www.offshore-energy.biz/dsme-clinches-10-vlcc-orders-in-2018/)



Selain kapal VLCC ada juga Ultra Large Crue Carrier (ULCC) kapal tangker yang memiliki ukuran besar sampai 550 Dead Weigth Tonnage (DWT).



Gambar 8.4 Contoh ULCC (Sumber : https://www.pinterest.com/)



198



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN



Gambar 8.5 Sistem Pipa Ballast (Sumber : http://www.splashmaritime.com.au/Marops/data/text/Med3tex)



MATERI PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN Memiliki satu benda atau barang sangat mudah untuk mengatur atau mengoperasikannya. Nah, bagaimana bila memiliki banyak barang atau benda. Dengan peralatan yang begitu banyak dalam kapal perlu ada pengaturan yang dirancang agar dapat terjadi keteraturan dan berkesinambungan dalam pengoperasian peralatan. Perlu adanya pengambaran dalam mengatur barang atau peralatan yang terdapat dalam kapal. Dalam bab ini diharapkan siswa dapat membuat gambar sederhana dari sistem intalasi pipa di dalam kapal dengan mengambil contoh dari kapal yang ada di sekitarnya. Sebelumnya, kita akan mempelajari pengertian dan sistem instalasi yang terdapat dalam kapal.



Gambar 8. 6 Contoh Pipa Sounding Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



199



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN B. PENGERTIAN Untuk menghubungkan beberapa peralatan dalam kapal perlu dibuat suatu sistem yang saling berkaitan yang dapat menghindari terjadinya tumpeng tindih dalam pengoperasian bermacam peralatan dan mesin dalam kapal. Dengan demikian, sistem merupakan kumpulan dari berbagai benda, komponen yang memiliki suatu hubungan, yang mengikat saling mendukung, saling menunjang dalam pengoperasian sehinggan menjadi satu kesatuan untuk menjalankan fungsinya. Dengan menghilangkan salah satu komponen dalam satu kesatuan sistem akan membuat tidak berjalan pengoperasian atau tersendatnya operasional untuk mencapai fungsi yang diharapkan. Dalam sistem memiliki komponen yang saling berkaitan, dengan memiliki batasan sistem dengan sistem yang lain dalam pengoperasian sistem dalam kapal.



Gambar 8.7 Gambar Lines Plan (Sumber : https://ppns.ac.id/jurusan-dan-program-studi-ppns)



Instalasi menurut kamus Bahasa Indonesia adalah perangkat peralatan teknik beserta perlengkapannya yang dipasang pada posisinya yang disiapkan dapat dipergunakan. Gambar teknik adalah gambar yang telah sesuai dengan standar teknik yang berisi lambang, huruf, garis, dan tulisan tegak, yang memiliki arti sebagai sarana komunikasi antara perancang dengan pihak yang menggunakan gambar teknik. Gambar teknik memudahkan pekerja seperti tukang las, tukang fitter, dan storeman di galangan kapal dalam mengerjakan bagian-bagian kapal baik dalam membangun kapal baru ataupun untuk memperbaiki kapal yang sedang perbaikan di galangan kapal.



200 200



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.8 Kontruksi Lambung Kapal (Sumber : http://teknik.unej.ac.id/telah-dibuka-prodi-s1-tenik-konstruksi-perkapalan/)



C. SISTEM INSTALASI PIPA KAPAL Sistem instalasi pipa dalam kapal adalah suatu sistem yang mengatur pemasangan pipa pada posisinya dengan peralatan dan mesin yang saling menunjang, saling mengikat sehingga dapat menyalurkan fluida melalui pipa sesuai dengan fungsi dalam kapal. Sebelum kapal dibangun sistem instalasi pipa kapal dirancang terlebih dahulu dalam bentuk gambar sistem instalasi pipa kapal. Dari gambar sistem instalasi posisi instalasi pipa dengan peralatan yang menjadi satu kesatuan dapat diketahui.



Gambar 8.9 Kotak Strainer (Sumber : https://firehydrant.id/cara-kerja-strainer/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



201 201



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Pemasangan atau instalasi pipa yang terdapat dalam gambar sistem instalasi pipa harus memenuhi persyaratan klasifikasi dan peralatan seperti generator, pompa, yang memiliki spesifikasi teknik berupa diameter pipa. Dalam perencanaan instalasi pipa kapal harus memperhatikan faktor keamanan dengan tidak membahayakan. Selain itu, juga harus memperhatikan faktor dalam perawatan serta pengoperasian. 1. Komponen Instalasi Pipa Komponen instalasi pipa kapal terdiri dari: a. Peralatan utama seperti motor diesel dan motor bensin



Gambar 8.10 Motor Diesel (Sumber : https://www.deutz.com/en/products/engines/)



a. Pipa yang memiliki bentuk kosong di tengah berselubung dengan diameter yang disesuai dengan kapasitas untuk menyalurkan atau mengeluarkan fluida dari peralatan utama. b. Sambungan pipa dapat berupa sambungan baut, sambungan las, sambungan keling, dan sambungan lainnya. c. Saringan atau filter yang berfungsi mencegah benda padat selain fluida yang diinginkan untuk masuk ke peralatan atau sistem intalasi pipa yang dapat menggangu operasional.



Gambar 8.10 Contoh Filter (Sumber : https://parts.cat.com/in/catcorp/filters/oil-filters/257-9344%3A+rakitan+filter-pelumas-257-9344-product--26)



202 202



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



d. Katup atau valve yang berfungsi mengatur jumlah fluida yang akan masuk atau keluar dalam sistem melalui jaringan pipa, dapat mengatur arah aliran fluida dalam sistem instalasi pipa dalam kapal.



Gambar 8. 11 Contoh Butterfly Valve (Sumber : https://alvindocs.com/products/read/butterfly-valve)



Gambar 8.12 Steel Gate Valve (Sumber : https://alvindocs.com/products/read/gate-valve)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



203 203



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN e. Flange adalah komponen untuk tempat sambungan pipa dalam bentuk baut, las.



Gambar 8.13 Lap – joint Flange (Sumber : https://alvindocs.com/products/read/lap-joint-flange)



f. Gasket berfungsi mencegah kebocoran dari sambungan pipa atau pertemuan dari 2 komponen mekanis baik yang bergerak atau yang tidak bergerak terdiri dari berbagai macam bahan.



Gambar 8.14 Gasket Spiral (Sumber : https://alvindocs.com/products/read/spiral-wound)



g. Pompa berfungsi memindahkan fluida berupa cairan dan gas dalam kapal, dari tangki menuju mesin, tangki menuju ruang dalam kapal.



204 204



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.15 Cargo Oil Pumps (Sumber : https://www.ksb.com/centrifugal-pump-lexicon/cargo-oil-pump/191958/)



2. Jenis-Jenis Sistem Instalasi Pipa dalam Kapal Beberapa sistem instalasi pipa yang terdapat dalam kapal meliputi: a. Sistem bahan bakar Adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan bahan bakar dari dalam tangki. Bahan bakar yang ada dalam kapal mengalir menuju mesin penggerak utama kapal untuk perubahan energi kimia menjadi energi mekanik. Mesin bantu kapal seperti mesin generator yang bertugas mengatur sisa bahan bakar yang tidak terpakai menuju tangki penyimpanan. Selain itu, juga mengatur aliran bahan bakar pada waktu pengisian bahan bakar ketika kapal berlabuh di pelabuhan atau menggunakan kapal tangker penyuplai bahan bakar ketika di sedang operasional perairan. Bahan bakar yang digunakan dalam kapal ada beberapa jenis antara lain sebagai berikut. 1) Marine Diesel Oil Untuk mesin diesel dengan putaran sedang 1500 rpm. Bahan bakar ini merupakan hasil penyulingan minyak pada suhu rendah berbentuk cair dengan warna hitam, disebut dengan Industry Diesel Oil. 2) Heavy Fuel Oil Untuk mesin diesel dengan putaran rendah di bawah 1000 rpm, di mana minyak hasil dari residu yang memiliki kekentalan tinggi, harus melalui proses menurunkan kekentalan sebelum digunakan pada motor induk kapal. Bahan bakar ini disebut juga dengan Marine Fuel Oil. 3) High Speed Diesel Untuk mesin diesel dengan putaran tinggi. Banyak digunakan kapal kecepatan tinggi, di atas 1500 rpm. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



205 205



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.16 Sistem Bahan Bakar Feed System (Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)



Gambar 8.16 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar dari tangka penimbun (settling tank) bahan bakar menuju tangka harian (service tank), gambar yang berwarna merah, aliran bahan bakar.



206 206



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.17 Sistem bahan bakar Transfer Sistem (Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)



Gambar 8.17 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar dari tangki besar bahan bakar (storage). Biasanya terletak di double bottom menuju ke tangka penimbun bahan bakar (settling tank). TEKNIK PEMESINAN KAPAL



207 207



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.18a Sistem Bahan Bakar Suply (Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)



Gambar 8.18b adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar dari tangka harian (service tank) menuju motor induk.



208 208



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.19 Sistem Bahan Bakar Circulating (Sumber : https://www.academia.edu/9332240/sistem_bahan_bakar_kapal)



Pada gambar 8.19 adalah sistem bahan bakar yang memindahkan bahan bakar dari vetting box setelah memisahkan minyak dari uap pada tekanan rendah. Ini untuk minyak jenis heavy fuel oil. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



209 209



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



1.



2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.



Komponen yang terdapat pada sistem bahan bakar yaitu sebagai berikut. Storage tank adalah tangki yang berisi bahan bakar untuk penampungan keseluruhan kebutuhan dalam kapal ketika memuat dari pelabuhan, letaknya di bagian bawah kapal (double bottom) dengan penyekatnya berupa cofferdam tank. Heater adalah alat bantu untuk pemanas bahan bakar berupa HFO agar pompa dapat mengalirkan ke settling tank menggunakan energi panas steam heater pada boiler kapal. F.O. Transfer pump adalah pompa bahan bakar yang memindahkan bahan bakar dari tangka induk (storage tank) menuju settling tank. Jenis pompa ini menggunakan high temperature resistance screw. Vetting box adalah tempat memisahkan bahan bakar dari uap dengan menurunkan tekanan bahan bakar, di mana uap dari bahan bakar akan mengalir menuju pipa udara sedangkan bahan bakar akan mengalir ke service tank. F.O. Circulation pump adalah pompa yang mengalirkan bahan bakar dari vetting box menuju motor induk dan motor bantu kapal. Jenis pompa mengunakan gear. Filter F.O. adalah alat untuk menyaring bahan bakar dari kotoran yang terdapat dalam bahan bakar sebelum masuk menuju motor induk dan motor bantu kapal, jenis filter-nya adalah duplex. Separator adalah alat yang memisahkan bahan bakar dari kotoran seperti filter dan memurnikan bahan bakar diletakkan pada settling tank. Purifier F.O adalah mesin bantu seperti separator yang memisahkan bahan bakar dari kotoran, air, kerak-kerak karat. F.O. feed pump adalah pompa untuk memindahkan bahan bakar dari tangki penimbun (settling tank) menuju tangki harian (service tank). F.O. service pump adalah pompa untuk memindahkan bahan bakar dari tangka harian (service tank) menuju motor induk dan motor bantu yaitu generator. Pressure control valve adalah katup atau kran yang memiliki fungsi untuk mengontrol tekanan bahan bakar yang diperlukan serta untuk menstabilkan dari supply pump. Tangki drain adalah alat yang digunakan apabila terjadinya campuran gas dan udara dalam aliran bahan bakar, yang dilengkapi dengan alarm berhubungan dengan sebuah katup apung. Bila pengunaan HFO menjadi MDO. Katup threeway cock adalah katup yang berfungsi untuk pergantian aliran bahan bakar dalam kapal dari HFO menjadi MDO secara manual begitu juga sebaliknya.



3. Sistem Pelumasan Pada komponen motor pembakaran dalam, baik motor diesel maupun motor bensin, memiliki 2 macam komponen dilihat dari pergerakannya ada komponen statis dan ada komponen dinamis, komponen statis seperti blok mesin, tabung silinder dan komponen dinamis seperti piston dan poros engkol. Pergerakan komponen-komponen dalam motor beroperasi dapat mengakibatkan terjadinya gesekan. Komponen motor atau mesin pembakaran 210 210



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN dalam terbuat dari bahan campuran besi, bila terjadi gesekan terus menerus mengakibatkan cacat atau kerusakan. Oleh karena itu, membutuhkan pelumasan cairan, dapat berupa minyak pelumas dengan viskositas yang telah ditentukan. Sistem pelumasan adalah sistem yang mengatur cairan pelumasan dapat berupa minyak pelumas mengalir dari tangki minyak pelumas masuk ke dalam motor induk dan motor bantu kapal untuk memperkecil gesekan permukaan komponen motor diesel, menghindari terjadi keausan dan juga memberikan pendinginan dalam motor diesel ketika sedang beroperasi. Sistem pelumasan dapat juga berfungsi membersihkan kotoran dalam tabung silinder dan mengurangi getaran dari komponen motor diesel.



Gambar 8.20 Sistem Pelumasan KM. Mutiara Sentosa II (Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



211 211



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Pada gambar 8.20 KM. Mutiara Sentosa II menggunakan sistem pelumasan karter kering yang memiliki dua tangki minyak pelumas yaitu tangki edar (sump tank) dan karter pada motor induk. Sistem pemipaan minyak pelumas ini mengatur aliran minyak pelumas dari tangki edar menuju filter melewati cooler baru masuk auto filter yang dipompa menuju motor induk mengunakan circulating pump. Minyak pelumas yang masuk kedalam motor induk melalui tekanan yang dihasilkan circulating pump akan melumasi piston, crankshaft, cam shaft, cylinder liner. Minyak pelumas akan turun menuju karter motor induk yang kemudian sistem akan mengatur kembali masuk ke tangka edar. Sistem pelumasan ini akan bekerja selama motor induk beroperasi. Komponen sistem pelumasan meliputi: a. Tangki edar (sump tank) adalah tangki untuk menampung minyak pelumas sebelum mengalir menuju motor induk.



Gambar 8.21 Aliran Minyak Pelumas (Sumber : https://www.machinerylubrication.com/Read/532/around-around-where-oil-goes-in-your-engine)



b. Karter adalah bak penampung minyak pelumas yang menjadi satu kesatuan pada motor induk terletak pada posisi bawah. c. Circulating pump adalah pompa untuk menyalurkan minyak pelumas masuk menuju motor induk dengan tekanan jenis pompa ini roda gigi.



212 212



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.22 Pengunaan Minyak Pelumas di Kapal (Sumber : http://www.oceanma.com/V1/bbs/page.php?co_id=bs04)



d. Bypass valve adalah katup yang berfungsi untuk merubah jalur aliran minyak pelumas ketika terjadi perawatan sistem. e. L.O. cooler adalah alat untuk mendingkan aliran minyak pelumas dalam sistem. f. L.O. main filter adalah alat penyaring minyak pelumas dari kotoran ketika keluar dari sump tank. Jenis filter ini adalah elemen dengan memiliki lubang banyak berukuran kecil. g. L.O. pump adalah pompa yang memindahkan minyak pelumas dari sump tank menuju cooler. Jenis pompa ini roda gigi. h. L.O auto filter adalah saringan yang berkerja otomatis dengan pnuematik dimana jika tekanan tinggi, maka otomatis akan memompa sampai tekanan rendah. i. L.O drain adalah tempat penampungan minyak pelumas setelah melewati auto filter yang akan dibawa kembali ke sump tank. j. L.O storage tank adalah tangki tempat menimbun minyak pelumas pada saat pengisian (bunker) ketika di pelabuhan.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



213 213



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.23 Sistem Minyak Pelumas Flow Motor Diesel Caterpillar (Sumber : https://docplayer.info/45289802-Lubricating-system-fungsi-pelumas-pada-engine-1-sebagai-pelumas-lubricant.html)



Gambar 8.23 menunjukkan sistem minyak pelumas dengan flow. Menurut Sukoco (2008,p.145) sistem pelumasan pada motor diesel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sistem tekan dan sistem splash. Sistem tekan dapat dibedakan lagi menjadi empat yaitu sistem shunt, sistem full flow, sistem by pass filtering, dan sistem sump filtering. Gambar 8.23 menunjukkan aliran sistem minyak pelumas dari oil pan di mana oil pump memindahkan pelumas menuju strainer yang ada pada oil pan, kemudian dipompakan melewati relief valve. Minyak pelumas saat motor diesel start yang masih dingin masuk melalui bypass valve tanpa melalui oil cooler. Tetapi minyak pelumas yang panas akan kembali ke oil pan melaui oil cooler untuk didinginkan.



214 214



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.24 Valve Pressure Relief (Sumber : http://www.wermac.org/valves/valves_pressure_relief.html)



Minyak pelumas yang mengalami peningkatan suhu akan masuk piston cooling jet dengan melalui piston cooling valve. Minyak pelumas tersebut menuju jalur utama sepanjang block cylinder mengalir ke camshaft bearing, main bearing, dan crankshaft. Minyak pelumas melalui pipa eksternal masuk menuju turbocharger, fuel injection pump. Minyak pelumas jatuh pada lantai yang terkumpul masuk ke strainer menuju bilge pump. 4. Sistem Pendingin Sistem pendingin pada kapal selain mengunakan minyak pelumas dapat mengunakan air tawar maupun air laut. Sistem pendingin yang kita pelajari gambarnya adalah sistem pemipaan pendingin untuk mesin induk dan mesin bantu kapal. Sistem pendingin mesin pada kapal adalah sistem pemipaan yang mengatur fluida yang digunakan berupa air laut dan air tawar. Air laut dan air tawar digunakan sebagai media pendingin untuk menyerap kalor atau energi panas yang dihasilkan mesin dalam operasional sehingga menjaga temperatur tetap sesuai dengan batas ketetentuan penggunaan dengan sirkulasi yang berjalan ketika mesin beroperasi. Melihat media pendingin yang banyak digunakan di kapal ada dua macam. Pertama, sistem pendingin terbuka (direct cooling system). Sistem pendingin ini mengunakan air yang berasal dari perairan di mana kapal beroperasi. Bila kapal berlayar di perairan sungai maupun danau maka mengunakan air tawar dalam perairan tersebut. Apabila berlayar di perairan lepas pantai maka menggunakan air laut dalam perairan tersebut. Sistem pompa ini menghisap air dari luar kapal dalam beroperasi yang menyalurkan melalui pipa masuk ke dalam mesin mendinginkan komponen mesin setelah itu air tersebut dibuang ke luar kapal. Sirkulasi ini berjalan selama mesin beroperasi. Banyak digunakan oleh kapal berukuran kecil.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



215 215



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.25 Air Laut Masuk ke Mesin Induk (Sumber : http://www.boatcoachbob.com/articles-boat-maintenance/engines-inboard/direct-cooling-indirect-cooling/)



Gambar 8.26 Heat Exchanger Element Mesin Induk (Sumber : http://www.boatcoachbob.com/articles-boat-maintenance/engines-inboard/direct-cooling-indirect-cooling/)



Gambar 8.25 dan 8.26 menjelaskan alur masuk air laut ke dalam mesin induk kapal menyerap panas membawa keluar.



216 216



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.27 Sea Chest (Sumber : https://www.researchgate.net/figure/Schematic-of-a-typical-engine-cooling-water-intake-system-on-a-modern-merchant-vessel_fig1_307718301)



Gambar 8.27 menjelaskan bahwa pada sistem pendingin terbuka maupun sistem pendingin tertutup air laut atau air sungai yang berasal dari luar kapal masuk melalui sea chest. Sistem pendingin mesin kapal yang kedua adalah sistem pendingin mesin kapal tertutup (indirect cooling system). Sistem pendingin tertutup tetap mengunakan media air pendingin dengan dua macam sekaligus. Media pendinginnya adalah air yang berasal dari luar kapal yaitu air laut atau air sungai, kemudian mengunakan air tawar dari tangki penyimpanan. Pada sistem pendingin mesin kapal terbuka media pendingin air dari luar kapal berupa air laut atau air sungai yang masuk melalui sea chest langsung mendinginkan mesin induk. Sementara pada sistem pendingin mesin kapal tertutup air laut maupun air sungai mendinginkan air tawar yang masuk ke dalam mesin induk, sehingga air tawar ini yang mengalami peningkatan suhu.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



217 217



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.28 Sistem Pendingin Mesin Tertutup Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/



Sistem pendingin tertutup mengunakan peralatan heat exchanger / cooler yang mengubah panas. Dalam alat ini air tawar yang berasal dari mesin memiliki suhu tinggi didinginkan oleh air laut. Pengembangan dari sistem tertutup adalah sistem pendingin mesin kapal terpusat (central cooling system) di mana sistem ini mengatur aliran air laut yang mendinginkan mesin induk dan mesin bantu kapal. Semua komponen yang dialiri oleh air tawar dihubungkan secara pararel menuju satu heat exchanger / cooler dengan pompa sirkulasi air tawar yang terpisah.



218 218



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar : 8.29 Manifold dengan Pompa Air Tawar Pararel (Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/)



Dalam sistem ini air laut mendinginkan air tawar yang terpusat pada satu central cooler / heat exchanger yang kemudian air tawar ini menjadi penurunan suhu kembali.



Gambar 8.30 Expansion Tank (Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/general-overview-of-central-cooling-system-on-ships/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



219 219



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Komponen sistem pendingin adalah sebagai berikut. a. Heat exchanger adalah alat penukar panas untuk menurunkan suhu fluida yang masuk ke dalam tabung alat ini, seperti minyak pelumas, air tawar. b. Fresh water tank adalah tangki penyimpanan air tawar yang diisi ketika kapal berlabuh, tangki terpisah dengan tangki air tawar untuk air minum dan air mandi. c. High temperature circuit adalah berfungsi mendinginkan jacket water cooler, di mana fresh water atau air tawar dipompa oleh jacket water pump. d. Low temperature circuit adalah berfungsi menyerap panas pada lube oil cooler bagian dari fresh water circuit. e. Sea water pump adalah pompa yang menyalurkan air laut dari sea chest masuk ke heat exchanger atau central cooler. f. Expansion tank adalah tangki tempat menyimpan air bila terjadi kelebihan dan mendapatkan air bila terjadi kekurangan akibat kebocoran. g. Lube oil cooler adalah alat yang berfungsi mendinginkan minyak pelumas dimana udara sebagai media pendinginnya. h. Jacket water cooler adalah alat yang berbentuk tabung, atau kanal-kanal kecil sebagai jalur media air pendingin untuk mendinginkan mesin. i. Deaerating tank adalah alat yang berfungsi mengolah sisa- sisa uap akibat kenaikan suhu air media pendingin. j. Filter air laut adalah alat untuk menyaring kotoran yang terbawa air laut / air sungai melalui sea chest, bersifat duplex. k. Central cooler adalah alat yang berfungsi menukar kalor dengan terpusat dari komponen mesin yang dilewati air tawar. l. Thermostatic valve adalah alat yang dilengkapi three way valve untuk mengontrol suhu udara air yang melalui proses pendinginan dalam central cooler. 5. Sistem Bilga Dalam pengoperasian kapal berlayar di perairan menghasilkan kotoran limbah berupa tumpahan minyak bahan bakar, kebocoran pipa pada minyak pelumas, air laut yang berlebihan masuk kedalam kapal, dan air buangan dalam ruang muat kapal. Limbah campuran cairan tersebut akan berkumpul di bagian bawah kapal dalam kamar mesin, dalam ruang muat. Untuk menjaga lingkungan perairan, limbah cairan dari kapal kita kelola terlebih dahulu supaya aman bagi lingkungan perairan tempat kapal berlayar. Di sinilah peranan sistem pemipaan bilga kapal. Pembuangan cairan harus memenuhi regulasi di negara dan dunia. Di Indonesia, hal tersebut diatur oleh UU. No. 32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Selain itu, juga Peraturan MARPOL 73/78 annex IV yang berlaku mulai 1 Juli 1992 tentang pencegahan polusi dari air kotor/limbah (sewage) dari kapal.



220 220



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.31 Lokasi Siste Bilga (Sumber : http://eng-khanah.blogspot.com/2018/04/bilge-system.html)



Sistem bilga adalah sistem pemipaan yang mengatur pembuangan fluida cairan kotor yang bercampur dengan minyak dalam kapal, agar dapat dibuang sesuai dengan ketentuan. Berkaitan dengan sistem ballast kapal.



Gambar 8.32 Sistem Pemipaan Bilga (Sumber : http://eng-khanah.blogspot.com/2018/04/bilge-system.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



221 221



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Gambar 8.32 menjelaskan bahwa sistem bilga akan menghisap cairan kotoran melalui bilge suction dengan pompa, dan ditampung ke dalam tangki bilge well. Masuk ke dalam bilge separator dan oily water separation untuk memisahkan air dan minyak sesuai ketentuan. Setelah air akan disimpan dan bisa juga langsung dibuang melalui keran overboard, minyak ditampung dalam tangki penyimpanan atau sludge tank. Tempat penyimpan kotoran disebut juga mud box. Minyak yang dipisahkan akan dibuang ketika akan berlabuh atau bisa dipakai untuk kapal.



Gambar 8.33 Sistem Pemipaan Bilga (Sumber : http://wind.repeat7.klictravel.nl/piping-diagram-ship.html)



Komponen sistem pemipaan bilga adalah sebagai berikut. a. Pompa bilga adalah pompa yang memindahkan fluida kotoran ke dalam bilge well atau sludge tank. b. Bilge well adalah tempat menampung fluida cairan kotoran dalam kapal. c. Oil collect tank adalah tangka penampungan minyak hasil pemisahan dari separator atau ows. d. OWS (Oily Water Separation) adalah mesin bantu yang berfungsi memisahkan air dengan minyak sampai 15 ppm. e. Incinerator adalah alat pembakaran limbah minyak dari sludge tank.



222 222



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 6. Sistem Ballast Kapal harus memiliki stabilitas yang baik, salah satu cara memperoleh stabilitas yang baik dengan menggunakan sistem ballast. Sistem pemipaan ballast yang kita pelajari adalah sistem ballast yang dinamis menggunakan fluida cairan seperti air laut dan air sungai. Ada juga sistem ballast yang fix seperti menggunakan kotak yang berisi semen cor. Sistem ballast adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan fluida cairan dalam tangki-tangki kapal ketika keadaan trim kelebihan dan kekurangan muatan agar kapal dalam keadaan stabilitas baik. Komponen sistem ballast adalah sebagai berikut. a. Pompa ballast adalah pompa yang dapat memindahkan fluida dari tangki menuju double bottom. Jenisnya pompa sentrifugal. b. Sea Chest adalah kotak tempat masuknya air dari luar kapal dimana posisi pada bagian bottom kapal. c. Manifold adalah pertemuan pipa-pipa dengan sambungan katup-katup dari berbagai tangka. d. Double bottom adalah lapisan pelat kapal bagian bawah yang memiliki dua lapisan yang dapat mencegah kapal tengelam bila terjadi kebocoran pada pelat bagian bottom. e. Non return valve adalah katup satu arah tidak memiliki dua arah aliran, mencegah arah sebaliknya.



Gambar 8.34 Ball Type Non Return Valve (Sumber : https://www.vonroll-hydro.es/en/non-return-valves.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



223 223



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.35 Sistem Ballast (Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)



224 224



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN 7. Sistem Air Tawar Sistem pemipaan air tawar beda dengan sistem pendingin. Sistem air tawar atau fresh water system adalah sistem pemipaan yang mengatur perpindahan air tawar dari tangka air tawar menuju kamar-kamar, wc, dapur, dan tempat yang membutuhkan air tawar untuk kebutuhan hari-hari di kapal. Kebutuhan itu seperti mencuci, mandi, dan minum. Pengunaan pipa sistem air tawar tidak boleh digabungkan dengan sistem pemipaan yang lain.



Gambar 8.36 Sistem Air Tawar (Sumber : http://ejurnal.plm.ac.id)



Dalam gambar 8.36, sistem air tawar menyimpan air tawar dalam tangki air tawar (1), d imana pada waktu berlabuh melakukan pengisian air tawar melalui pengisian (2) yang dilengkapi dengan pipa sounding untuk pengukuran volume air tawar (4) dan pipa ventilasi udara (3). Air tawar dapat dikatakan juga air bersih akan disalurkan melalui pipa (8) dengan pompa tangan (5) atau dengan pompa fresh water dengan jenis sentrifugal (6) menuju tangki dinas (7) di mana tangki tersebut dilengkapi dengan pipa vent udara ( 12) dan pipa heating oil (11). Melalui tangki dinas ari tawar disalurkan menuju dapur, kamar mandi, kamar abk (10) melalui pipa utama (16). Tangki dinas atau disebut juga tangka harian bisa mengalami kelebihan kapasitas air akan disalurkan melalui pipa overflow (13) dengan sebuah katup /valve (14) menuju tangki air tawar terletak di bagian bottom (1). Untuk pengisian tangki dapat mengunakan selang (15) yang menuju tangki air tawar (1).



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



225 225



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Komponen sistem air tawar adalah sebagai berikut. a. Tangki air tawar adalah tangki penyimpanan air tawar untuk kebutuhan keseluruhan di kapal. b. Pompa air bersih adalah pompa yang berfungsi memindahkan air bersih dari tangka air tawar menuju tangki dinas, dan dari tangki dinas menuju ruang kamar mandi, dapur, ruang rapat, kamar ABK.



Gambar 8.37 Sistem Air Laut Diubah Menjadi Air Tawar (Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/converting-seawater-to-freshwater-on-a-ship-fresh-water-generator-explained/)



Gambar 8.37 adalah sistem fresh water generator yang berfungsi untuk mengatur perpindahan air laut menuju fresh water generator untuk diubah menjadi air tawar untuk keperluan sehari-hari. Sistem ini dipakai bila sistem air tawar sudah kekurangan volume untuk dipakai. Fresh water generator dilengkapi dengan dua tangki, satu tangki untuk kondensor air dan satu tangki untuk evaporator air. Dilengkapi dengan pompa air bersih untuk menyalurkan ke dalam ruangan. Pompa air laut untuk mengambil air laut melaui sea chest atau bisa juga dengan by pass melalui sistem pendingin kapal. 8. Sistem Pemadam Kebakaran Sistem pemipaan pemadam kebakaran adalah sistem yang mengatur jalan fluida dan peralatan pemadam kebakaran untuk mengatasi bila terjadi kebakaran di kapal.



226 226



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.38 Pipa Fire Srinkler (Sumber : https://www.bromindo.com/menghitung-diameter-pipa-pada-jaringan-fire-sprinkler/)



Penyebab kebakaran dalam kapal ada 3 unsur yaitu suhu yang tinggi, bahan yang mudah terbakar, dan adanya oksigen. Peralatan keselamatan pemadam kebakaran adalah peralatan yang digunakan untuk menyelamatkan bila terjadi kebakaran di kapal seperti fire detector dan pompa pemadam kebakaran.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



227 227



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.39 Sistem Pemadam Kebakaran (Sumber : https://www.marineinsight.com/tech/guide-to-fire-pumps-on-ship/)



Dalam gambar 8.39 sistem pemadam kebakaran mengunakan media air laut sea water fire system. Selain menggunakan air laut dapat juga menggunakan busa dan gas. Sistem ini memindahkan air laut melalui high sea suction pada sea chest menggunakan pompa pemadam kebakaran dan menyalurkan air laut menuju fire hydrant, fire sprinkler, dan fire monitor yang terdapat pada geladak kapal. Pada kamar mesin dapat mengunakan gas CO2, seperti gambar 8.40.



Gambar 8.40 Sistem Pemadam Kebakaran CO2 (Sumber: https://marineengineeringonline.com/co2-flooding-system-on-ships/)



228 228



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.41 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2 (Sumber : http://www.co2system.in/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



229 229



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Tabel 8.1 Komponen Sistem Pemadam Kebakaran CO2 No.



Komponen



1



CO2 Cylinder



2



Master Valve



3



Slave Valve



4



Flexible Discharge Hose



5



Flexible Inter Connecting Hose



6



Non Return Valve



7



Inline Check Valve



8



Lock Out Valve



9



Directional Valve



10



Bleeder Valve



11



Safety Release Valve



12



Pressure Switch



13



Pressure Gauge



14



Solenoid Valve



15



Digital Weight Loss Indicator



16



Cylinder Mounting Frame



17



Manifold



18



Pressure Operate Siren



19



CO2 Discharge Nozzle



20



Weight Loss Indicator



(Sumber : http://www.co2system.in/)



Dalam sistem pemadam kebakaran, bila terjadi kebakaran di kamar mesin alarm akan menyala, maka CO2 akan disemprotkan dari tabung menuju Discharge Nozzle mengurangi kadar oksigen dalam ruang mesin sehingga tidak terjadi lagi kebakaran. Blower udara ditutup dan biasanya ini bekerja pada ruangan yang tertutup.



230 230



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.42 Sistem Pemadam Kebakaran (Sumber : http://www.marineengineering.org.uk/page66.html)



Komponen sistem pemadam kebakaran adalah sebagai berikut. a. Hydrant adalah saluran keluar air bertekanan untuk memudahkan pemadaman kebakaran. Ada dua macam hydrant box dan hydrant pillar yang dilengkapi dengan selang dan nozzle. b. Sprinkler adalah alat penyemprot air ketika mendekteksi suhu yang telah ditentukan posisinya tetap di bagian atas ruangan. c. Fire pump adalah pompa untuk memindahkah air dari tangki air tawar atau air laut menuju dengan tekanan menuju salurna keluar seperti hydrant, sprinkler, dan fire monitor. Jenis pompa adalah horizontal split case pump, bisa disediakan dua unit, satu untuk keadaan darurat. d. Fire monitor adalah alat penyemprotan mirip senjata dengan berputar 360 derajat dengan tekanan tinggi untuk memadamkan kebakaran. D. ATURAN SISTEM INSTALASI PIPA DI KAPAL 1. Sistem Bahan Bakar Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2016 section 11.G menyatakan: a. Penempatan posisi dari Bungker atau tangki bahan bakar berada di bagian paling bawah dan terisolasi. b. Tangki bahan bakar diisoali dengan cofferdam terhadap tangki lain. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



231 231



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8. 43 Tangki Cofferdam (Sumber : https://www.marineinsight.com/naval-architecture/what-is-cofferdam-on-ships/)



c. Pipa berisi bahan bakar tidak boleh melewati tangka yang berisi air tawar, minyak pelumas. d. Plastik dan gelas tidak dipakai sebagai bahan operasi bahan bakar. e. Transfer, feed dan booster harus direncanakan untuk kebutuhan temperature operasi pada kondisi minimum. f. Untuk saluran masuk menggunakan filter simplex. g. Purifier harus mendapatakan persetujuan klasifikasi setempat. h. Untuk operasional dengan heavy fuel disediakan alat pemanas. i. Daily tank atau tangki harian harus mampu menyediakan bahan bakar untuk satu mesin selama 8 jam. j. Untuk penggunaan filter pada saat bersamaan antara sistem bahan bakar dan sistem minyak pelumas pada supply system harus ada pemisah antara bahan bakar dan minyak pelumas agar tidak bercampur. k. Settling tank dan daily tank harus disediakan alat untuk mengeringkan.



232 232



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.44 Swing Check Valve (Sumber : eprints.undip.ac.id)



2. Sistem Minyak Pelumas Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2016 section 11.H2 menyatakan: a. Sistem minyak pelumas memiliki kontruksi yang menjamin ketahanan pelumas dalam semua kecepatan mesin, penurunan kinerja mesin, dan pemindahan panas. b. Menyediakan pompa-pompa utama untuk menyuplai minyak pelumas ke dalam mesin. c. Pelumasan darurat harus disediakan seperti tangki gravitasi untuk menyuplasi minyak pelumas secara otomatis ketika mengalami ganguan terhadap pompa. d. Peralatan yang dibutuhkan untuk treatment yang sesuai dengan minyak pelumas yang digunakan seperti purifier, saringan, back-flusing otomatis harus disediakan. 3. Sistem Pendingin Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2016 section 11.H2 menyatakan: a. Kapal harus memiliki minimal 2 sea chest, dengan posisi bagian bawah kapal. b. Setiap sea chest harus memiliki suatu ventilasi yang efektif. c. Setiap sea chest harus memiliki saluran udara bertekanan yang dilengkapi dengan katup shut off. d. Pompa pendingin harus disediakan ada pompa darurat, dan memenuhi kapasitas air pendingin buat mesin. e. Sisi hisap bagian pompa air laut untuk pendingin dipasang strainer. f. Katup sea chest dipasang sedemikian agar pengoperasian mudah pada lantai kamar mesin. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



233 233



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.45 Katup Sea Chest (Sumber : https://www.quora.com/On-a-ship-or-boat-what-is-a-sea-chest)



4. Sistem Bilga Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2016 section 11. 2 menyatakan: a. Pengaturan posisi pipa-pipa bilga agar dapat melakukan penghisapan walau kapal posisi miring. b. Ruangan yang terletak di depan sekat tubrukan dan belakang poros propeller harus dapat dikeringkan bila tidak dilewati pipa bilga. c. Pemasangan posisi pipa bilga tidak boleh melewati tangki minyak bahan bakar, minyak pelumas, air tawar. Bila melewati harus dilengkapi dengan katup non return pada posisi pipa bilga masuk melewati tangka tersebut. d. Pompa bilga yang jenis sentrifugal harus memiliki penghubung ke alat pemisah udar. e. Katup dan peralatan sistem bilga ditempatkan pada posisi yang mudah pengaturannya.



Gambar 8.46 Lap Joint Flanges (Sumber : eprints.undip.ac.id)



234 234



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



5. Sistem Ballast Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2013 section 11.P menyatakan: a. Pipa ballast harus pengaturan posisinya dapat melakukan hisap air dalam keadaan miring atau trim. b. Pipa ballast tidak boleh melewati tangka air tawar, bahan bakar, dan minyak pelumas. c. Jumlah pompa ballast harus memenuhi kebutuhan kapal dan disediakan untuk pompa cadangan.



Gambar 8.47 Sistem Ballast (Sumber : https://www.bollfilter.com/en/applications/water-filtration/maritime-filtration-ballast-water.html)



6. Sistem Air Tawar Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2013 section 11.K menyatakan: a. Sistem air tawar pengaturan pipanya tidak boleh melewati tangki bahan bakar, minyak pelumas, dan tangka yang lainnya. b. Dilengkapi dengan pipa udara dan pada ujungnya dilengkapi saringan untuk melindungi masuknya serangga. c. Memiliki pompa utama dan pompa cadangan yang dilengkapi dengan katup shut off.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



235 235



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 8.48. Katup Pengontrol Solenoid https://www.pngwing.com/id/free-png-yshbf



7. Sistem Pemadam Kebakaran Berdasarkan peraturan klas di Indonesia yaitu Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) volume III tahun 2013 section 12, menyatakan: a. Semua ruang kapal yang terdapat motor bakar, tangka harian, harus diletakkan pada posisi terjangkau dan memiliki ventilasi udara. b. Unit pemadam lokal harus layak untuk pemadaman kebakaran secara efektif dalam ruang kapal. c. Sistem minyak dengan tekanan 15 bar tidak termasuk mesin induk dan bantu diletakkan terpisah seperti hidrolik stering gear.



Gambar 8.49 Fire Monitor (Sumber : https://www.deltafire.co.uk/products/fire-monitors/dpom-1900-oscillating-monitor/)



236 236



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN d. Semua pipa pada daerah bulkhead harus tahan terhadap suhu yang telah ditentukan solas. Harus diberi isolasi tahan panas. e. Pompa bahan bakar, purifier, minyak pelumas harus dilengkapi dengan peralatan pemutus darurat. f. Pompa dan fire hose harus memiliki pancaran kuat dengan jangkuan minimal 12 meter tergantung jenis dan berat kapal. g. Fasilitas alarm harus disediakan di setiap ruang hingga dapat didengar oleh semua orang dalam kapal. h. Tekanan minimum 10 bar pada tekanan pompa pemadam kebakaran. i. Kran kebakaran (hydrant) harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau orang. j. Kapal dengan GRT > 500 ton harus dilengkapi minimal 1 shore conection international.



Gambar 8.50 International Share Connection (Sumber : https://www.marineinsight.com/marine-safety/what-is-international-shore-connection/)



Demikianlah pengaturan pipa pada masing-masing sistem pemipaan harus berdasarkan peraturan pemerintah dan peraturan klas pada waktu kapal tersebut dibangun. Setiap jenis kapal ada memiliki perbedaan dalam sistem pemipaan, misalnya kapal tangker berbeda dengan sistem pemipaan kapal general cargo. Pemahaman gambar sistem pemipaan kapal perlu perhatian khusus dalam melihat alur aliran fluida sehingga dalam mengoperasikan dalam berlangsung dengan benar dan terjamin keamanan.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



237 237



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM Nama Siswa Jurusan :



Judul Praktikum: Pembuatan Gambar Sistem pemipaan kapal



SMK : Hari / Tanggal



A. Tujuan 1. Siswa dapat memahami bentuk gambar sistem pemipaan kapal. 2. Siswa dapat melakukan pembuatan gambar sistem pemipaan kapal. B. Alat dan Bahan 1. Mistar Rol 2. Mistar Siku 3. Mistar Baja 4. Kertas A3 5. Pensil 6. Pulpen 7. Penghapus C. Gambar Kerja



Gambar 8.51 Contoh Gambar Sea Water System (Sumber : http://militaryhonors.sid-hill.us/history/gwmjh_archive/Systems/Ballast_Water.html)



D. Langkah Kerja 1. Gambar sistem pemipaan dalam kapal! 2. Pilih salah satu sistem pemipaan yang ada dalam kapal yang akan dibuat gambar! 3. Susunlah komponen yang ada dalam sistem pemipaan kapal yang akan dibuat gambar!



238



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM 4. Buat sketsa pengaturan aliran fluida dalam sistem pemipaan! 5. Buat gambar sistem pemipaan dengan lengkap symbol dari komponen yang ada! 6. Pindahkan ke dalam kertas A3 dengan ketentuan gambar teknik! 7. Periksa alur fluida dengan baik! 8. Kerjakan dengan teliti! E. Kesimpulan Buat kesimpulan dari peserta didik! Mengetahui Guru Pembimbing



Siswa Praktikan



CONTOH SOAL 1. Dalam sistem pemipaan bahan bakar memiliki komponen yang banyak, yang tidak termasuk komponen sistem pemipaan bahan bakar adalah a. Pompa bahan bakar b. Motor pengerak utama kapal c. Tangki harian d. Derek e. Valve Kunci Jawaban : D



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



239



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Gambar teknik dalam pembuatan sistem pemipaan apabila proses pembuatan secara manual membutuhkan waktu yang lama.



Gambar 8.52 Contoh Perangkat Lunak Komputer untuk Gambar Sistem Pemipaan (Sumber : https://www.edrawsoft.com/piping-design-software.html)



Gambar sistem pemipaan kapal dapat dikerjakan dengan perangkat lunak komputer atau software. Dengan mengunakan software atau program komputer untuk mengerjakan gambar sistem pemipaan akan lebih mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Ada banyak program komputer yang dapat dipelajari untuk menggambar sistem pemipaan kapal salah satunya seperti gambar 8.52. Gambar tersebut akan memudahkan peserta didik dalam mempelajari sistem pemipaan dengan menampilkan simbol-simbol yang mudah dimengerti. Ada juga program komputer yang dapat menghitung kekuatan pipa pada sistem pemipaan kapal. Dengan tampilan yang menarik dalam setiap program komputer dan disertai petunjuk penggunaan atau tutorial akan memudahkan peserta didik untuk menggunakan program komputer untuk sistem pemipaan.



240



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



JELAJAH INTERNET Sistem pemipaan kapal merupakan ilmu yang sangat diperlukan zaman sekarang. Sistem pemipaan dibutuhkan di berbagai industri, tidak hanya di dunia perkapalan atau maritim, tetapi juga di dunia industri kimia, industri minyak, dan gas bumi.



RANGKUMAN Setelah mempelajari bab VIII, peserta didik diharapakan dapat memahami gambar sistem pemipaan yang ada di dalam kapal. Sistem pemipaan dalam kapal berfungsi mengatur fluida yang dibutuhkan untuk operasional kapal dapat berlayar salah satunya menggerakkan fluida bahan bakar untuk kebutuhan motor penggerak utama kapal. Ada beberapa sistem pemipaan dalam kapal di antaranya adalah sistem pemipaan bahan bakar, sistem pemipaan minyak pelumas, sistem pemipaan air ballat, sistem pemipaan air pendingin, sistem pemipaan air tawar, sistem pemipaan bilge, dan sistem pemipaan pemadam kebakaran. Begitu banyak sistem pemipaan dalam kapal yang membutuhkan gambar untuk memudahkan dalam membuat pada waktu kapal dibangun. Selain itu, juga untuk mengoperasikan serta merawat pada waktu kapal sedang operasional. Perlunya pemahaman gambar sistem pemipaan bagi peserta didik agar mengetahui simbol, peraturan, dan aliran fluida yang mengalir dalam sistem pemipaan kapal.



TUGAS MANDIRI Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik kerjakan tugas berikut! 1. Lakukan observasi disekitar sekolah tentang sistem pemipaan air bersih untuk tiap-tiap kamar mandi di sekolah! 2. Tentukan peralatan apa saja yang digunakan dalam membuat sistem pemipaan air bersih tersebut!



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



241



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



TUGAS MANDIRI 3. Jelaskan masing-masing dari peralatan pekerjaan pipa yang telah kamu tentukan prosedur penggunaan yang baik dan benar! 4. Buatlah gambar sistem pemipaan air bersih yang ada di sekolah! 5. Laporkan dalam bentuk presentasi di depan kelas! 6. Kerjakan tugas ini secara mandiri!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Komponen apa saja yang terdapat dalam sistem pemipaan air tawar dalam kapal? 2. Jelaskan fungsi dari sistem pemipaan air ballast dalam kapal! 3. Apakah fungsi dari tangka harian dalam sistem bahan bakar dalam kapal ? 4. Jelaskan jeni minyak bahan bakar yang dibutuhkan dalam kapal! 5. Sebutkan beberapa ketentuan sistem pemadam kebakaran dalam kapal!



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab VII ini tentu peserta didik akan lebih memahami gambar sistem pemipaan kapal. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah peserta didik pernah melihat sistem pemipaan disekitar Anda? 2. Jika pernah, sebutkan sistem pemipaan apa saja? 3. Adakah perbedaan sistem pemipaan yang peserta didik lihat dengan sistem pemipaan dalam kapal? 4. Diskusikan dengan teman sekelas!



242



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



KAMAR MESIN KAPAL



BAB IX



BAB IX KAMAR MESIN KAPAL TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu memahami lay out dari kamar mesin kapal, dengan pengetahuan tersebut maka siswa diharapkan dapat mampu membuat lay out dari kamar mesin sebuah kapal. Siswa dapat menentukan letak posisi dari peralatan dan mesin yang terdapat dalam kamar mesin yang efisien, memudahkan dalam penggunaan dalam satu kesatuan sistem.



PETA KONSEP



PENDAHULUAN PENGERTIAN



Kamar Mesin di Kapal



Gambar Lay Out Kamar Mandi Kapal



Aturan Kamar Mesin Kapal



KATA KUNCI Lay out, Kamar Mesin



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



243



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENDAHULUAN Untuk memudahkan pengunaan mesin yang digunakan dalam kapal, dibutuhkan suatu ruang dalam kapal yang terletak sedemikian rupa untuk menghasilkan tenaga dari mesin yang berdaya besar sesuai dengan tingkat kebutuhan kapal. Dalam kamar mesin terdapat mesin penggerak utama dan berbagai macam mesin bantu kapal.



Gambar 9.1 Kamar Mesin Kapl (Sumber : https://rencanamu.id/post/jurusan-dan-perkuliahan/serba-serbi-jurusan-teknik-sistem-perkapalan)



MATERI PEMBELAJARAN A. PENDAHULUAN Untuk bisa bergerak di permukaan air, kapal membutuhkan tenaga dan alat untuk menggerakkan kapal menuju tujuan. Saat ini, kapal niaga mendapatkan tenaga dari motor penggerak kapal yaitu motor bakar diesel yang menghasilkan tenaga menggerakkan roda gila kemudian diteruskan melalui poros propeller untuk memutar alat penggerak berupa baling-baling atau propeller. Dari hasil putaran propeller ada gaya dorong untuk mendorong kapal tersebut. Motor penggerak kapal yang berupa motor bakar diesel diletakkan di dalam suatu ruangan khusus yang disebut dengan kamar mesin (engine room).



244



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.2 Fabrikasi Kamar Mesin Kapal (Sumber : https://rencanamu.id/post/jurusan-dan-perkuliahan/serba-serbi-jurusan-teknik-sistem-perkapalan)



B. PENGERTIAN Kamar menurut kamus bahasa indonesia adalah ruang yang bersekat (tertutup) dinding yang menjadi rumah atau bangunan (biasanya dibatasi dinding empat sisi dengan bagian atasnya tertutup; berupa bilik-bilik. Kamar dalam kapal adalah ruangan yang bersekat di tiap-tiap geladak kapal yang memiliki fungsi tertentu dibatasi dinding empat sisinya yang memiliki kekedapan air agar tidak mengalami kebocoran.



Gambar 9.3 Ruang Kontrol Mesin Kapal (Sumber : https://ppns.ac.id/jurusan-dan-program-studi-ppns/d3-teknik-permesinan-kapal-tpk/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



245 245



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN C. KAMAR MESIN KAPAL Ruang mesin kapal berisi motor penggerak utama kapal yang dapat berupa motor bakar diesel dan motor bahan bakar bensin. Untuk menunjang motor penggerak utama kapal dan kapal seutuhnya dapat beroperasi digunakan berbagai macam motor bantu kapal berupa generator, mesin generator, macam-macam pompa, mesin pembakar, dan peralatan lainnya. Motor penggerak utama kapal atau bisa disebut juga dengan mesin induk kapal adalah suatu mesin yang mengubah bahan bakar menjadi tenaga mekanis yang menggerakkan baling-baling kapal untuk menghasilkan gaya dorong untuk kapal bergerak. Motor penggerak dapat berupa motor bakar dalam maupun luar. Untuk saat ini banyak digunakan motor bakar dalam berupa motor diesel dengan 2 langkah atau 4 langkah. Berbagai macam merek untuk motor penggerak utama kapal di antaranya yanmar, caterpillar, watsila, dan sebagainya.



Gambar 9.4 Mesin Diesel dengan Merek Wartsila (Sumber : https://www.wartsila.com/marine/build/engines-and-generating-sets/diesel-engines/wartsila-26)



Setiap mesin yang dikeluarkan oleh pabrik memiliki teknikal data yang memenuhi peraturan IMO regulasi emisi gas buang sesuai ANNEX VI of the MARPOL 73 / 78. 246 246



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.5 Dimensi Mesin Diesel (Sumber : https://www.wartsila.com/marine/build/engines-and-generating-sets/diesel-engines/wartsila-26)



Dalam pemilihan motor utama penggerak kapal faktor utama adalah besarnya tenaga yang dihasilkan disesuaikan dengan pemilihan dimensi ukuran berdasarkan luas yang akan direncanakan untuk kamar mesin. Dengan mengunakan pandangan atas dari motor utama penggerak kapal atau disebut juga mesin induk kapal, kita dapat mengetahui luas area yang dibutuhkan untuk penempatan motor penggerak utama kapal yang biasa menggunakan mesin diesel yang memakai bahan bakar marine diesel oil. Demikian juga dengan mesin bantu kapal yang mendukung motor penggerak utama kapal. Generator salah satu mesin bantu kapal yang digunakan untuk pembangkit listrik. Generator adalah mesin yang mengubah energi kimia menjadi energi mekanik yang kemudian menghasilkan energi listrik melalui induksi elektromagnetik. Sehingga dalam kapal peralatan generator meliputi rangkaian motor pembakaran dalam dengan dinamo listrik disebut generator set. Biasanya disebut genset.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



247 247



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.6 Marine Generator Sets (Sumber : https://www.cat.com/id_ID/products/new/power-systems/marine-power-systems/marine-generator-sets/18414775.html)



Peralatan pendukung untuk generator adalah Main Swicth Board (MSB), yang kita harus mengetahui besaran dimensi Main Swicth Board. Control panel yang istilahnya Main Swicth Board adalah lemari yang berbentuk balok, kotak, atau bentuk yang mengikuti bentuk ruangan, yang berisi rangkaian peralatan kontrol listrik yang dilekatkan pada suatu papan pengendali yang memudahkan dalam pengoperasian otomatis dan manual oleh operator.



Gambar 9.7 Main Swicth Board (Sumber : https://www.asamarine.com/products/)



248 248



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dalam kamar mesin main switch board dapat diletakkan dalam ruang terpisah yang disebut dengan ruang kontrol. Hal ini dapat diterapkan pada kapal yang memiliki dimensi besar sehingga ada ruang yang dapat digunakan untuk kontrol kamar mesin kapal.



Gambar 9.8 Motor Control Center (Sumber : https://www.asamarine.com/products/)



Ukuran dimensi setiap kontrol panel yang kita gunakan harus kita ketahui ketika akan menempatkan dalam kamar mesin yang dicatumkan dalam lay out kamar mesin sebuah kapal.



Gambar 9.9 Karpet Isolator Listrik (Sumber : http://www.basisrubber.com/id/karpet-karet-isolator-listrik.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



249 249



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Peralatan mesin bantu kapal selain generator ada berupa pompa-pompa, seperti pompa bahan bakar, pompa air, dan pompa hidrolik.



Gambar 9.10a Pompa Air Tawar (Sumber : https://inameq.com/piping-system/pipa-air-tawar-kapal/)



Tangka harian bahan bakar pada kapal ada yang terdapat dalam ruang mesin. Hal ini terdapat pada kapal ukuran kecil yang penempatannya juga harus diperhitungkan dalam lay out kamar mesin.



Gambar 9.10b Contoh Tangki Harian Kapal Tunda Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



250 250



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.11 Ruang Kontrol (Sumber : https://www.emaritim.com/2017/02/)



Dalam kamar mesin juga ada terdapat pompa pemadam kebakaran, biasanya untuk kapal khusus yang beroperasi di wilayah operasional industri minyak dan gas bumi. Minimal memiliki satu pompa. Hal ini juga kita dapat mengetahui dimensi spesifikasi, dicantumkan dalam lay out kamar mesin.



Gambar 9.12 Pompa Pemadam Kebakaran (Sumber : https://www.deltakarya.com/pekerjaan-pompa-pemadam-kebakaran-pompa-plumbing/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



251 251



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Peralatan mesin bantu kapal yang terdapat di kamar mesin adalah Oil Water Separator (OWS. Mesin bantu ini masuk dalam sistem pemipaan bilge. Dalam sistem yang mengatur cairan sisa, cairan kotoran yang terdapat dalam kamar mesin untuk disimpan atau dibuang, di mana fungsi OWS adalah menyaring atau memisahkan air dengan berbagai jenis minyak dengan perbedaan berat jenis fluida tersebut. Selanjutnya disimpan dalam tangki penyimpanan kotoran atau sludge tanki. Bisa juga disimpan di waste oil tank.



Gambar 9.13 Oil Water Separator (Sumber : https://www.deyuanmarine.com/Marine-Oily-Water-Separators-pd666054.html)



Pemisahan minyak dengan air supaya jangan terjadi pencemaran mengunakan alat pendeteksi kandungan minyak atau (Oil Content Meter). Mesin bantu kapal ini memisahkan air dan berbagai jenis minyak dengan konsentrasi sampai 15 parts per million (ppm).



Gambar 9.14 Pompa Bilga Sentrifugal (Sumber : https://www.desmi.com/desmi-products/bilge-pumps.aspx)



252 252



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Sesuai dengan ketentuan relugasi 16 (5) of Annex I of MARPOL 73/78. Bila kurang maka alarm akan berbunyi. IMO Marine Environment Protection Committee – MEPC. 107(49). Tabel 9.1 Kapasitas OWS No.



Ukuran Kapal



Kapasitas (m3/h)



Panjang Mesin (m)



1.



< 1000 dwt



0,25



1,32



2.



1000 – 5000 dwt



0,5



1,46



3.



5000 – 10.000 dwt



1



1,5



4.



10.000 – 30.000 dwt



1,5



1,66



(Sumber : https://www.deyuanmarine.com/Marine-Oily-Water-Separators-pd666054.html)



Gambar 9.15 Contoh Purifier (Sumber : https://www.marineinsight.com/guidelines/high-speed-centrifuge-on-ship-construction-and-working/)



Mesin bantu kapal pada gambar 9.15 hampir mirip dengan Oil Water Separator (OWS) adalah purifier. Mesin bantu ini berfungsi untuk menyaring atau memisahkan air dan kotoran seperti lumpur yang terdapat ketika menghisap bahan bakar dan minyak pelumas dari dalam tangki. Prinsip mesin bantu kapal purifier adalah memiliki kecepatan tinggi dengan sistem pompa sentrifugal, yang memisahkan berat jenis fluida.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



253 253



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.16 Contoh Oil Purifier (Sumber : https://china-oil-purifier.en.made-in-china.com/product/cXeJnZwxZukh/China-Transformer-Oil-Purifier-Zhongneng-High-Precision-Transformer-Oil-Purifier.html)



Pada gambar 9.17 kita akan melihat gambar bagian dalam dari oil purifier ada satu jalur masuk minyak dan kemudian ada dua jalur yang yang terpisah setelah mengalami putaran tinggi dengan gaya sentripugal.



Gambar 9.17 Bagian Dalam Oil Purifier (Sumber : https://marineandoffshoreinsight.com/purifier-five-main-common-faults/)



254 254



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Untuk memenuhi kebutuhan air bersih seperti mencuci, mandi, memasak, dan minum dalam kapal, dalam kamar mesin juga dilengkapi dengan mesin bantu fresh water generator. Mesin bantu ini memiliki dimensi ukuran yang memerlukan tempat dalam kamar mesin. Tangki air bersih dalam kapal memiliki volume yang terbatas untuk pemakaian yang telah dihitung berdasarkan jumlah komsumi pemakaian harian dalam beberapa hari dengan radius pelayaran kapal ketika dibangun.



Gambar 9.18 Fresh Water Generator (Sumber : https://www.wartsila.com/encyclopedia/term/freshwater-generator-freshwater-distiller)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



255 255



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.20 Proses Fresh Water Generator (Sumber : https://www.alfalaval.com/products/process-solutions)



D. GAMBAR LAY OUT KAMAR MESIN KAPAL Bagi orang umum, ketika memasuki suatu ruangan yang belum pernah dimasuki apalagi sebuah kapal, tentu membutuhkan petunjuk yang berupa gambar. Gambar tersebut untuk memberitahukan bagaimana bentuk dan isi dalam ruangan tersebut, posisi ruangan, dan jalan menuju serta keluar dari ruangan tersebut. Gambar layout merupakan salah satu gambar teknik yang berfungsi memberikan petunjuk atau informasi barang-barang yang ada dalam ruangan, memetakan peralatan yang ada dalam ruangan, dan memberi informasi kegunaaan dari peralatan yang terdapat dalam ruangan. Ruangan yang akan digambar dalam suatu ruangan kapal yang memiliki fungsi yang berbeda dengan ruangan dalam bangunan yang berada di daratan.



256 256



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.21 Contoh Lay Out Kamar Mesin Kapal Pribadi (Sumber : https://burryachtsales.com/fleming-models/fleming-58/)



Lay out yang dibuat menjadi gambar berusaha membuat peralatan menjadi tertata dengan rapi, saling berhubungan, memudahkan penggunaan peralatan yang ada dalam kamar mesin, memberi perlindungan bagi operator yaitu anak buah kapal bagiam mesin yang mengoperasikan mesin utama dan mesin bantu di kamar mesin kapal. Dalam membuat posisi peralatan kapal yang di dalam kamar mesin harus memperhatikan standar dan regulasi yang berlaku seperti kapal dibangun berdasarkan peraturan Biro Klasifikasi Indonesia.



Gambar 9.22 Posisi Mesin dalam Kamar Mesin (Sumber : https://officerofthewatch.com/2013/09/23/breakdown-and-subsequent-drift-of-bulk-carrier-investigation-report/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



257 257



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Memulai dalam membuat gambar lay out harus memiliki informasi dimensi peralatan yang terdapat dalam kamar mesin kapal yakni mesin utama kapal dan mesin bantu kapal. Gambar lay out dapat dikerjakan dengan manual menggunakan perlatan gambar teknik dan dapat juga dikerjakan dengan bantuan perangkat lunak dari komputer seperti Autocad. Dalam membuat gambar lay out kamar mesin sebuah kapal, siswa dapat melihat ke dalam gambar rencana garis dari sebuah kapal untuk melihat bentuk garis lengkung breadth plan kapal pada posisi kamar mesin kapal.



Gambar 9.23 Gambar Rencana Garis Kapal (Sumber : http://dosenkapal.com/2016/02/macam-kapal-menurut-rencana-garis/)



Untuk mengetahui posisi kamar mesin kapal kita melihat dalam gambar rencana umum sebuah kapal, sehingga kita dapat mengetahui kamar mesin kapal berada di garis air tertentu. Kita juga bisa mengetahui ketinggian ruangan. Lubang untuk saluran pembuangan udara setelah pembakaran dari mesin utama kapal disebut Funnel.



Gambar 9.24 Gambar Rencana Umum Kapal (Sumber : https://dokumen.tips/documents/modul-1-rencana-umum-kapal.html)



258 258



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Acuan utama membuat gambar lay out yaitu memperhatikan susunan instalasi motor penggerak kapal di mana terdapat mesin utama penggerak kapal, gearbox, poros baling-baling, baling-baling kapal, dan daun kemudi kapal. Kita memberi tanda untuk posisi haluan (fore) dan posisi buritan kapal (aft) dalam susunan instalasi motor penggerak kapal.



Gambar 9.25 Lay Out Kamar Mesin KM. Canbera (Sumber : http://ssmaritime.com/Canberra-1.htm)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



259 259



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



Gambar 9.26 Tampak Samping KM Canbera (Sumber : http://ssmaritime.com/Canberra-1.htm)



MATERI PEMBELAJARAN



260 260



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar : 9.27 Instalasi Alat Gerak Kapal (Sumber : http://generalcargoship.com/propeller-shaft-bearings.html)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



261 261



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dari gambar di atas kita dapat mengetahui susunan instalasi alat gerak kapal untuk mengatur posisi lay out. Dalam menempatkannya dapat berupa lambang dari peralatan mesin tersebut atau model, atau persegi untuk menggambarkan peralatan yang terdapat dalam gambar lay out kamar mesin kapal dengan mencantumkan nama dari mesin tersebut. Di bawah ini, gambar 9.28 adalah contoh gambar lay out kamar mesin sebuah kapal yang memiliki satu mesin induk kapal (main engine) karena dimensi kapal besar yang harus didukung motor induk kapal memiliki tenaga besar yang memiliki dimensi besar, makanya ruangan yang dipakai untuk kamar mesin kapal terdiri dari beberapa geladak kapal. Untuk geladak yang berbeda dibuatkan juga masing-masing gambar lay out kamar mesin yang mewakili tiap geladak kapal.



Gambar 9.28 Lay Out Kamar Mesin Lantai 1 (Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20 Lesmana.pdf)



Gambar 9.29 Lay Out Kamar Mesin Lantai 2 (Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20 Lesmana.pdf)



262 262



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Gambar 9.30 Lay Out Kamar Mesin Lantai 3 (Sumber : http://knkt.dephub.go.id/knkt/ntsc_maritime/Laut/2012/Laporan%20Final%20MT.%20Soechi%20 Lesmana.pdf)



Gambar di atas menunjukkan gambar teknik lay out kamar mesin kapal MT. Soechi Lesmana dengan 2 dimensi. Gambar lay out kamar mesin dapat dibentuk dengan 3 dimensi. Setiap geladak kita buatkan lay out dengan menampilkan setiap peralatan yang ada pada geladak tersebut maupun terlihat pada geladak tersebut. Pandangan yang digunakan dalam membuat gambar lay out pada 2 dimensi dibuat dari sudut pandang atas. Untuk menampilkan model gambar mesin utama dan mesin bantu kapal, dapat mengunakan gambar lay out 3 dimensi agar dapat menampilkan bentuk mesin dan peralatan kapal yang ada.



Gambar 9.31 Lay Out Kamar Mesin Kapal 3 Dimensi (Sumber : https://www.brighthubengineering.com/marine-engines-machinery/31422-a-tour-inside-the-engineroom-of-a-ship/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



263 263



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Dari gambar di atas terlihat bentuk mesin utama kapal, mesin bantu kapal, dan instalasi alat gerak kapal dengan posisi yang telah diatur. Kamar mesin tidak hanya terdapat dalam satu geladak atau satu lantai saja. Sekarang ini, kapal tidak hanya menggunakan satu mesin utama kapal dan daun kemudi, tetapi dapat juga menggunakan beberapa mesin utama kapal dan beberapa daun kemudi kapal. Hal ini diperlukan agar membantu pergerakan kapal atau disebut maneuvering kapal. Pengunaan beberapa mesin utama kapal terdapat pada kapal yang memiliki lambung 2 (catamaran), tiga ( trimaran), kapal crew, kapal ferry cepat.



Gambar 9.32 Kamar Mesin yang Menggunakan 2 Mesin Induk (Sumber : pengantar teknologi kelautan ITS)



Dari gambar 9.32 dan 9.33 kita melihat pada posisi mesin induk. Terdapat 2 buah mesin utama kapal yang diletakkan di starboard side dan portside kapal dengan garis tengah kapal sebagai garis khyal yang membagi kamar mesin simetris, dengan pondasi mesin yang akan dibuat untuk diletakkan mesin utama kapal atau mesin induk kapal (main engine ship). Setelah itu, dapat diatur posisi dari gearbox dan poros baling-baling kapal. Kapal tunda (tug boat), menggunakan mesin induk 2 buah untuk mengerakkan kapal.



264 264



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



MESIN INDUK 1



MESIN INDUK 2



Gambar 9.33 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 2 Mesin Utama Kapal Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Mesin Induk 1



Mesin Induk 2



Mesin Induk 3



Gambar 9.34 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 3 Mesin Utama Kapal Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Dari gambar 9.34 di atas kapal memiliki 3 mesin utama yang dapat diletakkan pada posisi seperti contoh di atas. Mesin utama 1 atau mesin induk 1 kapal posisinya diletakkan sejajar dengan mesin induk 3 pada starboard side dan portside kapal. Dengan garis tengah kapal membagi simetris kamar mesin kapal menjadi dua bagian sama. Sementara itu, mesin induk 2 diletakkan lebih dekat buritan kapal. Hal ini dapat dilakukkan untuk mengurangi pengunaan poros intermediate bila mesin induk 1 dan mesin induk 3 menggunakan poros intermediate kapal. Dapat juga untuk membutuhkan ruang yang cukup di antara mesin induk 1 dan 3 maka posisi mesin induk 2 lebih dekat buritan kapal. Mesin induk 2 dapat diletakkan sejajar dengan mesin induk 3 dan 1 dengan posisi berada tepat di garis tegah kapal (Center Line Ship) bila ruang kamar mesin luas sehingga ada cukup ruang untuk pengoperasi dan perawatan dari anak buah kapal bagian mesin dan surveyor. TEKNIK PEMESINAN KAPAL



265 265



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Kapal yang memiliki mesin induk 3 buah memiliki tiga buah daun kemudi kapal. Selain itu, juga memiliki tiga baling-baling kapal yang dihubungkan dengan poros baling-baling kapal. Kapal yang memiliki mesin induk 3 buah digunakan oleh kapal crew boat untuk perusahaan. Dengan mesin induk 3 buah, salah satu mesin induk dapat digunakan sebagai mesin induk cadangan, bila salah satu mesin induk memiliki kerusakan yang membuat tidak dapat beroperasi. Dalam beroperasi kapal dapat mengunakan mesin induk yang beroperasi 2 buah mesin induk yang 1 dan 3, atau hanya dapat menggunakan 1 buah mesin induk, yaitu mesin induk 2. Mesin bantu kapal yang lainnya dapat mengikuti posisi mesin induk yang telah ditentukan, mengisi area yang kosong, dengan memperhatikan dimensi mesin bantu dan sistem pemipaan kapal. Penempatan mesin bantu jangan terlalu dekat dengan mesin induk yang akan mengurangi area dalam pengoperasian dan perawatan mesin bantu kapal seperti generator, pompa pemadam kebakaran.



Mesin Induk 1



Mesin Induk 2



Mesin Induk 3



Mesin Induk 4



Gambar 9.35 Contoh Posisi Kamar Mesin dengan 4 Mesin Utama Kapal Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Dari gambar di atas kapal memiliki 4 mesin induk yang diletakkan posisi 2 buah di sebelah starboard dan 2 buah di sebelah portside dengan garis tengah kapal membagi simetris. Di mana mesin induk 1 sejajar mesin induk 4, sedangkan mesin induk 2 sejajar dengan mesin induk 3. Terdapat area untuk pengoperasi dan perawatan yang cukup leluasa. Untuk poros antara yang melewati ruang muat kapal dapat dibuat ruang atau terowongan sampai menuju buritan kapal (shaft tunnel).



266 266



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN



Genset 1 MESIN INDUK 1



MESIN INDUK 2 Genset 2



Gambar 9.36 Penempatan Generator Set Sumber : Timoteus, 2019 (Dokumen Pribadi)



Pada gambar 9.36 di atas kita dapat membuat gambaran penempatan generator set di depan kedua mesin induk kapal untuk kapal yang memiliki dua generator set dan dua mesin induk. Dalam membuat lay out kamar kita harus memperhatikan letak tangga, letak pintu masuk, dan letak pintu keluar untuk keadaan darurat. Kita tempatkan posisi semua peralatan baik pompa, purifier, oil water separator, fresh water generator, kompresor, ketel uap atau boiler, terlihat dalam lay out kamar mesin kapal. E. ATURAN KAMAR MESIN KAPAL Dalam perencanaan lay out kamar mesin sebuah kapal harus benar-benar memenuhi kontruksi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh regulator yaitu pihak klas seperti Biro Klasifikasi Indonesia Volume III untuk Machinery Construction 1 B. Setiap kamar mesin mau dirancang dan dibangun setiap gambar dari peralatan. Baik mesin utama maupun mesin bantu kapal harus ditampilkan gambar lay out kamar mesin dan melalui pengujian, beban, perhitungan dimensi ukuran, tegangan, pemasangan, perawatan, dan pengoperasian. Setiap gambar tangki pada lay out kamar mesin dari atas diberi garis silang dari kempat sudut tangki tersebut. Ketika dalam kamar mesin terdapat tangga harus ditunjukkan arah masuk (naik) dengan anak panah. Ketika ada peralatan yang mungkin posisinya berdekatan hampir tumpang tindih ketika melihat dari sudut pandang atas, maka kita pilih salah satu peralatan dalam kamar mesin yang penting. Titik center kapal dalam kamar mesin harus ditunjukkan dengan posisi mesin induk yang segaris dengan gearbox kapal dan poros propeller kapal.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



267 267



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



MATERI PEMBELAJARAN Data peralatan mesin induk dan mesin bantu dalam kapal terutama dimensi. Beserta gambar sistem pemipaan yang ada dalam kamar mesin untuk menentukan posisi masing-masing peralatan. Tentukan gambar yang disusun dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi, dengan menggunakan proyeksi pilihan. Pada gambar tangga harus dicantumkan arah naik atau arah turun tangga dengan anak panah. Ukuran panjang tangga juga disesuaikan.



LEMBAR PRAKTIKUM Nama Siswa Jurusan :



Judul Praktikum : Pembuatan Gambar Lay Out Engine Room



SMK : Hari / Tanggal



A. Tujuan 1. Siswa dapat memahami bentuk gambar lay out engine room. 2. Siswa dapat melakukan pembuatan gambar lay out engine room. B. Alat dan Bahan 1. Mistar Rol 2. Mistar Siku 3. Mistar Baja 4. Kertas A3 5. Pensil 6. Pulpen 7. Penghapus C. Gambar Kerja



Gambar 9.37 Contoh Gambar Lay Out Engine Room (Sumber : http://www.seafarermedia.com/picture.php?/4348)



268 268



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



LEMBAR PRAKTIKUM D. Langkah Kerja 1. Cari gambar lines plan dan general arrangement sebuah kapal sederhana! 2. Buat data motor induk dan motor bantu dari kapal tersebut! 3. Dari data tersebut kita buat lay out engine room dalam kertas biasa. 4. Pengaturan dalam engine room sesuai ketentuan. 5. Kita tampilkan peralatan yang ada dalam kamar mesin dengan memperhatika dimensi. 6. Pindahkan ke dalam kertas A3 dengan ketentuan gambar teknik! 7. Kerjakan dengan sebaik-baiknya! E. Kesimpulan Buat kesimpulan dari peserta didik. Mengetahui Guru Pembimbing



Siswa Praktikan



CONTOH SOAL 1. Gambar yang tidak termasuk dalam kebutuhan pembuatan lay out engine room adalah.... a. Gambar Lines Plan b. Gambar General Arrangement c. Gambar Dimensi Motor Induk d. Gambar Dimensi Generator Set e. Gambar Hidrostatic Curve



CAKRAWALA



Gambar 9. 38 Kapal Tenaga Listrik (Sumber : http://greenubuntu.com/electric-tesla-ships-set-sail-2018-green-energy/)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



269



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



CAKRAWALA Tingkat polusi udara yang semakin tinggi dalam bumi yang berasal dari aktivitas manusia semakin tinggi. Berbagai kota di belahan dunia begitu bergiat dalam roda ekonomi untuk menunjang pembangunan masing-masing negara dan sebagai mata pencaharian penduduk. Walaupun demikian, di satu sisi pergerakan perekonomia juga memicu pencemaran, salah satunya pencemaran udara. Penyebabnya bisa dari aktivitas pabrik, aktivitas rumah tangga, dan aktivitas kendaraan bermotor. Pencemaran udara dari aktivitas kendaraan salah satunya bisa dari pengunaan motor bakar lama pada kapal motor yang bergerak di perairan berbagai negara. Asap yang dihasilkan oleh motor bakar baik diesel maupun bensin bila tidak dikelola dengan baik menghasilkan polusi udara. Maka perlu dikembangkan motor penggerak kapal utama yang berbasiskan listrik dengan bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat terus diperbaharui. Bisa dari tenaga matahari atau tenaga baterai. Kapal dirancang untuk ramah lingkungan seperti gambar 9.38. suatu desain kapal masa depan. Ke depan, penggunaan motor bakar diesel dan bensin semakin dikurangi dan penggunaan motor listrik yang berbahan bakar dapat diperbaharui semakin ditingkatkan.



JELAJAH INTERNET Untuk mengetahui bagaimana lay out engine room sebuah merek mesin kapal, peserta didik dapat menjelajah pada barcode di bawah ini.



270



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



RANGKUMAN Kapal memiliki motor penggerak utama kapal yang dapat berupa motor bakar baik yang berbahan bakar diesel maupun gasoline, dengan penunjang motor bantu berupa generator set, pompa-pompa, ows, dan masih banyak lagi. Penempatan peralatan tersebut diletakkan dalam kapal pada ruang khusus yang disebut kamar mesin atau engine room. Banyaknya peralatan dalam kamar mesin perlu pengaturan posisi yang dapat memudahkan penggunaan yang disertai dengan keamanan. Dalam pengaturan perlu ditampilkan dalam bentuk tertulis berupa gambar yang disebut gambar lay out engine room. Gambar ini disusun untuk memudahkan pengaturan dan pengenalan peralatan bagi orang awam yang masuk ke kamar mesin. Gambar ini membutuhkan gambar lines plan, gambar general arrangement dan gambar masing-masing peralatan. Gambar diusahakan menampilkan peralatan yang ada dalam kamar mesin lengkap dengan tangga, pintu masuk, pintu keluar emergency dan hal-hal yang perlu ditampilkan. Gambar dapat berbentuk 2 dimensi maupun 3 dimensi.



TUGAS MANDIRI Setelah peserta didik membaca dan mempelajari materi tentang memahami gambar lay out kamar mesin kapal maka untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta didik, kerjakan tugas berikut: 1. Lakukan observasi di bengkel sekolah! 2. Tentukan peralatan apa saja yang ada dalam bengkel sekolah! 3. Buatlah gambar lay out sederhana dari bengkel sekolah! 4. Buatlah presentasi terkait gambar lay out bengkel sekolah! 5. Kerjakan tugas ini secara mandiri!



PENILAIAN AKHIR BAB Kerjakan soal-soal dibawah ini dengan baik dan benar! 1. Peralatan apa saja yang terdapat dalam kamar mesin kapal jenis general cargo? 2. Gambar apa saja yang dibutuhkan dalam menyusun lay out engine room? 3. Peralatan apa saja yang kita butuhkan dalam menyusun lay out engine room? 4. Ketentuan apa saja yang harus kita perhatikan dalam menyusun lay out engine room? 5. Apa perbedaan gambar general arrangement dengan lay out engine room?



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



271



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



REFLEKSI Setelah peserta didik mempelajari bab IX ini tentu peserta didik akan lebih paham gambar lay out kamar mesin. Sebagai bahan refleksi diri maka jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah peserta didik pernah mengatur dan menyusun peralatan kamar dalam rumah perserta didik ? 2. Bagaimana langkah peserta didik mengaturnya, apakah perlu sketsa, bayangan atau gambaran terlebih dahulu? 3. Adakah perbedaan dalam menyusun kamar sendiri di rumah dengan menyusun lay out engine room sebuah kapal?



272



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP



A. PILIHAN GANDA Pilihlah jawaban yang menurut Anda benar! 1. Nama dari gambar di bawah ini adalah….



a. Fire Hydrant b. Fire Monitor c. Fire Sprinkler d. Fire Valve e. Fire Hose 2. Peralatan yang tidak termasuk dalam tampilan pada gambar lay out kamar mesin adalah …. a. mesin induk b. pompa pemadam kebakaran c. tangga darurat d. generator set e. gergaji tangan 3. Gambar yang tidak mendukung dalam pembutan gambar lay out mesin adalah … a. Lines Plan b. General Arrangement c. Body Plan d. Hidrostatic curve e. Dimensi Motor Induk 4. Kegunaan dari gambar lay out mesin adalah… a. Membuat kapal dapat lebih cepat dalam berlayar b. Agar penumpang dapat mengoperasikan kapal dengan mudah c. Memudahkan dalam membangun dan pengaturan peralatan kamar mesin d. Stabilitas kapal terus tidak stabil e. Memudahkan perbaikan mesin jangkar kapal



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



273



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 5. Simbol di bawah ini menunjukkan valve jenis …



a. Check valve b. Ball valve c. Gate valve d. Angel valve e. Plug valve 6. Warna ungu (violet) pada pengaturan pipa untuk menunjukkan… a. Pipa pemadam kebakaran b. Saluran ventilasi udara c. Pipa saluran cairan asam dan basa d. Pipa minyak pelumas e. Pipa bahan bakar 7. Warna abu-abu (grey) pada pengaturan pipa untuk menunjukkan… a. Pipa air tawar b. Pipa air laut c. Pipa bahan bakar d. Pipa saluran gas yang mudah terbakar e. Pipa saluran gas yang tidak mudah terbakar 8. Warna di samping ini pada warna pipa menujukkan … a. Hidrolik fluid b. Sprinkler Water c. Thermal Fluid d. Ballast Water e. Lubricating Oil 9. Alat ukur yang memiliki fungsi untuk mengukur sudut dari pelat disebut … a. Micrometer b. Jangka sorong c. Protractor d. Mistar baja e. Roll meter



274



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 10. Gambar di bawah ini menunjukkan alat ukur…



a. Depth Micrometer b. Roll meter c. Protractor d. Micrometer e. Jangka Sorong 11. Apakah fungsi dari bagian yang diberi panah pada alat ukur di bawah ini…



a. Untuk mengetahui sudut yang dibentuk b. untuk mengetahui hasil ukuran dari jangka sorong c. untuk mengetahui warna pipa air tawar d. untuk mengetahui suhu temperature ruang kamar mesin e. untuk mengetahui waktu yang diperlukan fluida mengalir 12. Hasil pengukuran baut di bawah ini adalah...



a. b. c. d. e.



11,66 mm 11,65 mm 11,55 mm 11,60 mm 11,67 mm



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



275



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 13. Jangka sorong yang khusus mengukur roda gigi disebut … a. Tube thicknes caliper b. Centerline caliper c. Inside Grove Caliper d. Height Vernier Caliper e. Gear Tooth Vernier Calipers 14. Alat yang digunakan untuk memberi tanda titik pada pelat adalah... a. Penitik b. Penggores c. Mistar siku d. Mistar baja e. Roll meter 15. Gambar di bawah ini disebut ...



a. Kikir segi empat b. Kikir segi tiga c. Kikir persegi d. Kikir rata e. Kikir setengah lingkaran 16. Tekanan minimum pada pompa pemadam kebakaran adalah a. 9 bar b. 10 bar c. 11 bar d. 12 bar e. 13 bar 17. Sistem pemipaan pada kapal yang mengatur perpindahan air dalam tangka supaya stabilitas kapal baik disebut. a. Sistem bilga b. Sistem ballast c. Sistem bahan bakar d. Sistem pemadam kebakaran e. Sistem minyak pelumas 18. Sistem pemipaan pada kapal yang mengatur perpindahan campuran air dan minyak yang tumpah dalam kamar mesin disebut… a. Sistem minyak pelumas b. Sistem pendingin c. Sistem bilga d. Sistem bahan bakar e. Sistem udara start 276



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 19. Pada gambar di bawah ini menujukkan sistem pemipaan kapal ...



a. Sistem bahan bakar b. Sistem air laut c. Sistem minyak pelumas d. Sistem minyak hidrolik e. Sistem ballast 20. Pada gambar soal nomor 19 fungsi dari purifier adalah... a. Sebagai saringan minyak dari es b. Sebagai alat untuk mengukur tekanan hidrolik c. Sebagai alat untuk memisahkan air dan minyak d. Sebagai alat untuk menaikkan temperatur air e. Sebagai alat untuk menyaring dari kotoran mesin 21. Pada gambar soal nomor 19 fungsi dari heater adalah … a. Sebagai saringan minyak dari es b. Sebagai alat untuk mengukur tekanan hidrolik c. Sebagai alat untuk memisahkan air dan minyak d. Sebagai alat untuk menaikkan temperatur air e. Sebagai alat untuk memanasi minyak



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



277



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 22. Gambar di bawah ini disebut…



a. Gate valve b. Check valve c. Diaphragm valve d. Butterfly valve e. Plug valve 23. Pada gambar soal nomor 22 valve tidak cocok digunakan pada sistem .. a. Sistem air pendingin b. Sistem air tawar c. Sistem bilga d. Sistem bahan bakar e. Sistem air laut 24. Dearating tank memiliki fungsi... a. Menyaring kotoran yang terbawa oleh air laut / sungai b. Menukar kalor air pendingin setelah dari mesin c. Tempat menyimpan kotoran minyak d. Tempat mengolah sisa-sisa uap air akibat kenaikan suhu air pendingin e. Tempat mengatur tekanan minyak pelumas 25. Dalam sistem bahan bakar yang memiliki fungsi sebagai tempat menyimpan minyak untuk dipakai motor induk sehari hari disebut… a. Daily tank b. Settling tank c. Sludge tank d. Bunker tank e. Sea chest 26. Pada gambar layout engine room, untuk gambar tangki diberi tanda … a. Garis putus - putus pendek dengan silang keempat sudut tangki b. Garis putus - titik - putus dengan silang keempat sudut tangki c. Garis tebal 0,5 mm dengan silang keempat sudut tangki d. Garis tebal 0,3 mm dengan silang keempat sudut tangki e. Garis putus – putus panjang



278



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP 27. Dalam perencanaan lay out kamar mesin sebuah kapal harus benar memenuhi kontruksi sesuai dengan peraturan yang dikeluarkan oleh regulator yaitu pihak klas seperti Biro Klasifikasi Indonesia yaitu... a. Volume II b. Volume I c. Volume III untuk Machinery Contrution 1 B d. Volume III untuk Machinery Contrution 2 B e. Volume III untuk Machinery Contrution 3 A 28. Untuk pengaturan posisi mesin induk dalam kamar mesin pada sebuah kapal yang memiliki tiga buah mesin induk yang paling tepat adalah … a. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi belakang starboard, dan 1 mesin induk pada posisi portside depan. b. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard sejajar dengan 1 mesin induk pada posisi depan portside, 1 mesin induk pada posisi center line kamar mesin. c. 1 mesin induk pada posisi belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi portside depan. d. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi belakang starboard, 1 mesin induk pada posisi portside belakang. e. 1 Mesin induk pada posisi depan starboard, 1 mesin induk pada posisi tengah starboard, 1 mesin induk pada posisi portside depan. 29. Fungsi gambar lines plan dalam pembuatan gambar layout engine room yang paling tepat adalah …. a. Untuk mengetahui berat kamar mesin b. Untuk mengetahui tinggi kamar mesin c. Untuk mengetahui posisi, dan bentuk breadth plan bodi pada sarat letak kamar mesin berada d. Untuk mengetahui luas kamar mesin e. Untuk mengetahui berapa banyak peralatan yang dapat muat dalam kamar mesin 30. Dalam kamar mesin peralatan yang tidak termasuk dalam kebutuhan untuk menunjang mesin induk adalah... a. Sea Chest b. Settling tank c. Generator Set d. Ramp Door e. Water Pump B. Essay Jawablah pertanyaan di bawah ini! 1. Apakah fungsi dari mistar roll? 2. Apakah warna yang menunjukkan gas tidak mudah terbakar yang mengalir dalam sistem pemipaan? 3. Apakah fungsi dari elbow pada pipa? 4. Sebutkkan fungsi dari OWS dalam kapal? 5. Sebutkan fungsi dari incinerator dalam kapal? TEKNIK PEMESINAN KAPAL



279



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR PUSTAKA Agung, Muhamad. 2019. Material Komposit. https://id.quora.com/Apa-itu-materialkomposit, diakses tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.50. Air Bone. 2013. TCP and Materials. https://airborneoilandgas.com/tcp-concept-andmaterials, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.00. Anonim. 2007. Mesin Gerinda. https://www.perkakasku.com/mesin-gerinda-tangan4-prohex-dudukan-mesin-gerinda-bosch-gws060-ps700b54.html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 20.10. Anonim. 2012. PVC Pipes. https://pvc4pipes.com/pvc-pipes/why-pvc-pipes/, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.00. Anonim. 2014. Heat Induction Bending. https://oilandgasengineering.asia/services/ heat-induction-bending/, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.20. Anonim. 2014. Peralatan Pelipat Logam, http://membuatperhiasan.blogspot. com/2014/09/peralatan-pelipatan-logam.html, diakses tanggal 13 Januari 2020, pukul 19.00. Anonim. 2015. Macam Jenis Sambungan Pipa. https://www.prosesindustri. com/2015/03/berbagai-macam-jenis-sambungan-pada-pipa.html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 19.55. Anonim. 2016. Metode Penyambungan Pipa. http://goldenprima.id/blog/metodepenyambungan-pipa, diakses tanggal 26 desember 2019, pukul 18.00. Anonim. 2016. Macam-Macam Alat Pemotong dan Fungsinya, https:// belajarmesinbubutcnc.blogspot.com/2016/04/macam-macam-alat-pemotongdan-fungsinya.html, diakses tanggal 14 Januari 2020, pukul 20.00. Anonim. 2016. Siapakah Penemu Penggaris Pertama Kali, https://blogpenemu. blogspot.com/2016/05/siapakah-penemu-penggaris-pertama-kali.html, diakses tanggal 14 Januari 2020, pukul 20.20. Anonim. 2017. Las Pipa. http://kawatlasedzona.com/las-pipa/, diakses tanggal 25 Desember 2019, pukul 19.20. Anonim. 2017. Kelebihan dan Kekurangan Mesin HDPE Electrofusion. http:// pipawavin.com/blogs/kelebihan-dan-kekurangan-mesin-hdpe-electrofusion/, diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 18.45. Anonim. 2017. Mengenal Berbagai Jenis Logam. https://www.passionjewelry.co.id/ news-detail/mengenal-berbagai-jenis-logam-untuk-campuran-emas, diakses tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.00. Anonim. 2017. Uji Torsi. https://www.indiamart.com/proddetail/digital-torsiontesting-machines-14104567130.html, diakses tanggal 21 desember 2019, Pukul 20.40



280



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR PUSTAKA



DAFTAR PUSTAKA



Anonim. 2017. Uji Impact. https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/570/ charpy-impact-testing-sebagai-alat-uji-bahan-570, diakses tanggal 21 desember 2019, Pukul 20.50. Anonim. 2018. Mesin HDPE. https://omahpipa.com/mesin-hdpe/, diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 18.30. Bientang. 2016. Mengenal Plasma Cutting. https://www.kaskus.co.id/ thread/555f51bbdc06bd49178b456e/mengenal-plasma-cutting/, diakses tanggal 29 Desember 2019, pukul 18.00. Cindy. 2017. Pipa. https://www.beres.id/blog/mengapa-anda-harus-menyerahkanmasalah-pipa-kepada-ahlinya/, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 19.30. David, Manson. 2011. Edward Dommund Libely. http://ojaihistory.com/sharp-savvyedward-drummond-libbey/, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 21.00. Della, Cow. 2018. Molbedenum. https://www.lkabminerals.com/en/products/ molybdenum/, diakses tanggal 21 Desember pukul 19.05. DITPSMK. 2013. Pengetahuan Bahan Plambing 2. https://bsd.pendidikan.id/ data/2013/kelas_10smk/Kelas_10_SMK_Pengetahuan_Bahan_Plambing_2.pdf, diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 19.20. Drient. 2014. Jenis Sambungan Antara Pipa. http://www.idpipe.com/2014/08/jenissambungan-antar-pipa.html, diakses tanggal 26 Desember 2019, pukul 18.57. Etsworld. 2017. Klasifikasi dan Jenis Material Teknik. https://www.etsworlds. id/2017/10/klasifikasi-dan-jenis-material-teknik.html, diakses tanggal 5 Januari 2020, pukul 20.50. Galvanizer. 2017. Galvanis. http://www.galvanizers.co.in/blog/difference-betweengalvanized-vs-hot-dip-galvanized-metal/, diakses tanggal 21 Desember 2019 Pukul 19.10. Ilmu kimia. 2018. Jenis Polimer. https://www.pakarkimia.com/polimer/, diakses tanggal 9 Januari 2020, pukul 18.30. Karya Abadi. 2013. Teknik Pengelasan. http://karyaabadinews.blogspot.com/2013/07/ teknik-pengelasan.html, diakses tanggal 25 Desember 2019, pukul 18.50. Lemon De Informatique. 2016. Sistem Pemipaan. https://www.lemondeinformatique. fr/actualites/lire-comment-evernote-a-migre-3-po-de-donnees-vers-googlecloud-67348.html, diakses tanggal 20 Desember 2019 pukul 20.00. Logam Ceper. 2015. Perbedaan Besi Cor dan Baja Cor. https://logamceper.com/8perbedaan-baja-cor-dan-besi-cor/, diakses tanggal 21 Desember 2019, pukul 21.30.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



281



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR PUSTAKA Logam Ceper. 2018. Klasifikasi Baja Karbon. https://logamceper.com/klasifikasi-bajakarbon-carbon-steel/, diakses tanggal 21 Desember 2019 pukul 19.00. Mohinder L. Nayyar. 1973. Piping Handbook. New York: The Macgraw Hill Companies. Moldy, Ramadhan. 2017. Pengertian, Jenis, dan Fungsi Gergaji. https://www.asdar. id/pengertian-jenis-dan-fungsi-gergaji-tangan/, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 19.00. Mr. Taufik. 2009. Jenis-Jenis Material Pipa. https://opik7th.wordpress.com/2009/pipa diakses tanggal 20 Desember 2019 pukul 19.00. Nikta. 2015. Macam Jenis Mesin Gerinda. http://www.trendmesin.com/2015/07/ macam-jenis-mesin-gerinda.html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 20.30. Nursyahid MS. 2015. Mengenal Alat-Alat Kerja Pipa Fitter. https://www.cnzahid. com/2015/09/mengenal-alat-alat-kerja-pipe-fitter.html, diakses tanggal 5 Januari 2020, pukul 20.30. Nuwebwave. 2019. Bending Roll. http://ngi.net.in/bending-roll.html, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.30. Pearlite. 2016. Stainless Steel and Mild Steel. https://pearlitesteel.com/differencebetween-stainless-steel-and-mild-steel/, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 19.20. Promanu. 2016. Kerja Pelat. http://eprints.uny.ac.id/52508/85/141986783-MAKLAHKERJA-PLAT-docx.pdf, diakses tanggal 13 januari 2020, pukul 19.20. Raditya, Adityas. 2014. Jenis dan Fungsi Flanges, http://kineta-valve.blogspot. com/2014/12/jenis-dan-fungsi-flange.html, diakses tanggal 29 Desember 2019, pukul 18.20. Raswari. 2007. Perencanaan dan Penggambaran Sistem Perpipaan. Jakarta: Universitas Indonesia. Sea Fish Industry Authority. 2012. Pumping and Piping System. U.K: Fisheries Departements. Smith, Finbar. 2014. Trade Of Pipefitting. U.S: SOLAS. Stelco. 2017. Ferro Material. http://www.stelcometals.com/ferro-alloys.html, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 19.20. Surya, Widjaya. 2018. Uji Lengkung. https://slideplayer.info/slide/13880818/, diakses tanggal 21 Desember 2019, Pukul 20.30. Taufiq. 1993. Gerinda Silinder. https://dokumen.tips/documents/gerinda-silinder. html, diakses tanggal 28 Desember 2019, pukul 20.56.



282



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



DAFTAR PUSTAKA Testindo. 2018. Uji Tekan. http://www.testindo.com/article/280/uji-tekanmenggunakan-universal-testing-machine, diakses tanggal 21 desember 2019, pukul 20.20. Testing Indonesia. 2018. Uji Tarik. https://testingindonesia.com/universal-testingmachine-sebagai-mesin-uji-tarik-62, diakses tanggal 21 desember 2019, Pukul 20.10. Tube Fabricator. 2014. Tube and Pipe Basic. https://www.thefabricator.com/ thefabricator/article/tubepipefabrication/tube-and-pipe-basics-how-toachieve-the-perfect-bend, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.00. Vant, Sant. 2012. Mandrel Bending. https://www.trick-tools.com/what-is-mandrelbending, diakses tanggal 25 desember 2019, pukul 18.15. Yudha. 2019. Cara Mengelas Plat Tipis. http://tehniq.com/blog/cara-mengelas-plattipis/, diakses tanggal 13 Januari 2020, pukul 18.50.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



283



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



GLOSARIUM



GLOSARIUM



: Akrilonitril Butadiena Stirena adalah jenis kopolimer termoplastik : Suatu satuan dasar material, yang terdiri atas inti atom serta awan elektron Clamp : Alat pengikat atau penjepit biasa digunakan untuk pipa CNC : Computer Numeric Control adalah sistem otomatis mesin perkakas CPVC : Polivinil klorida terklorinasi salah satu material aman untuk saluran air Elbow : Siku Flywheel : Roda gila berfungsi sebagai peredam kecepatan putaran Gilotin : Alat penumbuk/pemancung HDPE : Polietilena berdensitas tinggi adalah termoplastik Implant : Pengganti struktur biologis Integrated circuit : Sirkuit terpadu komponen dasar resistor, transitor dan lain-lain Ionik : Senyawa kimia yang tersusun dari ion-ion yang disatukan oleh gaya elektrostatik Kovalen : ikatan kimia yang memiliki pasangan elektron yang saling berikatan Maintenance : Proses memperbaiki atau pemeliharaan benda Nozzel : Alat pengontrol arah aliran fluida OSHA : Occupational Safety and Health Administration adalah agen departemen tenaga kerja amerika serikat PE : Polietilena adalah termoplastik PP : Polipropilena adalah polimer termo-plastik biasa digunakan untuk pengemasan, alat tulis, dan lain-lain Pulley : Katrol penggerak roda yang dirancang untuk mendukung pergerakan PVC : Polimer termoplastik biasa digunakan sebagai bahan bangunan Rivet : Paku Keling jenis paku terbuat dari logam RPM : Revolusi per menit unti untuk frekuensi Socket : Titik sambungan Sprocket : Roda bergigi yang berpasangan dengan rantai Tungsten : Unsur kimia termasuk logam keras VHN : Metode pengujian vickers ABS Atom



284



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS 1 Nama Lengkap Telepon /HP/WA Email Akun Facebook Alamat Kantor Kompetensi Keahlian



: Timoteus H. Sitindjak, S.T. : 0895356205117 : [email protected] : [email protected] : SMKN 5 Balikpapan Jl. Mulawarman No. 65 Lamaru Balikpapan : Teknik Permesinan Kapal



Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir) 1. Guru SMKN 5 Balikpapan (Tahun 2013 s.d sekarang) Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar 1. S1 Teknik Perkapalan, ITS Surabaya (Lulus Tahun 2006 Informasi Lain dari Penulis Tinggal di Balikpapan, Lahir di Tarakan, 8 September 1983. Sekolah Dasar di lalui di SD 001 Balikpapan dan SMP Negeri 1 dan SMA N 1 di daerah Balikpapan. Tahun 2001 kuliah di ITS Surabaya, lulus tahun 2006. Menjadi guru di SMKN 5 Balikpapan, dari tahun 2013 - sekarang.



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



285



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS 2 Nama Lengkap



:



Tempat/Tanggal Lahir Alamat Rumah E-mail Alamat Kantor



: : : :



HP, WA



Muhammad Resma Ridha, S.T.



Samarinda, 22 September 1994 JL. Pemuda 1 No 17 Samarinda [email protected] SMK N 5 Jl. Mulawarman No. 65 Lamaru Balikpapan : 085246165944



Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 003 Penajam Paser Utara (Lulus 2006) - SMP Negeri 1 Penajam Paser Utara (Lulus 2009) - SMA Negeri 1 Penajam Paser Utara (Lulus 2012) - Teknik Perkapalan ITS Surabaya (2012-2015) - Teknik Perkapalan ITK Balikpapan (Lulus 2017) Riwayat Pekerjaan : - PT. Asuransi Astra Buana, Samarinda (2017) - PT. Davidi International, Kariangau Balikpapan (2018) - SMK Negeri 5 Lamaru, Balikpapan (2019 sd Sekarang)



286



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



PEKERJAAN PELAT DAN SISTEM PEMIPAAN KAPAL



BIODATA PENULIS



BIODATA PENULIS 3 Nama Lengkap



:



Tempat/Tanggal Lahir Alamat Rumah



: Balikpapan, 19 Agustus 1960 : JL. RE Martadinata RT. 21 No. 09 Mekarsari Balikpapan : [email protected] : SMK N 5 Jl. Mulawarman No. 65 Lamaru Balikpapan : 08115403120/08115919880



E-mail Alamat Kantor HP, WA



Agus Prihanto, M.Pd.



Riwayat Pendidikan : - SD Negeri 038 Balikpapan (Lulus 1992) - SMP Negeri 1 Balikpapan (Lulus 1995) - SMK Negeri 1 Balikpapan (Lulus 1998) - Teknik Mesin Univ. Negeri Yogyakarta (Lulus 2002) - Manajemen Pendidikan Univ. Mulawarman (Lulus 2010) - Penelitian Evaluasi Pendidikan Univ. Negeri Jakarta (Lulus 2016) Riwayat Pekerjaan : - Workshop (2006) - SMKN 5 Balikpapan, Kepala Bengkel Otomotif (2010) - SMKN 5 Balikpapan, Kepala Program Otomotif (2011) - SMKN 5 Balikpapan, Wakil Kepala Sekolah (HubKer) (2017 sd Sekarang)



TEKNIK PEMESINAN KAPAL



287