2.teori-Teori Interaksi Sosial [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

TEORI-TEORI INTERAKSI SOSIAL 1. TEORI PERBANDINGAN SOSIAL Teori ini dirumuskan oleh Festinger (1950,1954). Festinger mengatakan bahwa proses saling mempengaruhi dan perilaku saling bersaing dalam interaksi sosial ditimbulkan oleh adanya kebudayaan untuk menilai diri sendiri dan kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan membandingkan diri dengan orang lain. Dua hal yang diperbandingkan dalam hubungan ini adalah pendapat (opinion) dan kemampuan (ability). Walaupun proses perbandingan untuk kedua hal tersebut sama, namun terdapat dua perbedaan. Pertama, dalam perbandingan kemampuan terdapat dorongan searah menuju keadaan yang lebih baik atau kemampuan yang lebih tinggi. Kedua, perubahan pendapat relatif lebih mudah terjadi daripada perubahan kemampuan. Teori perbandingan sosial adalah proses saling mempengaruhi dalam interaksi sosial yang ditimbulkan karena adanya kebutuhan untuk menilai diri sendiri dengan membandingkan diri dengan orang lain. Permasalahannya adalah orang seperti apa yang dijadikan standar atau pembanding? Menurut Brigham (1991), pada umumnya yang dijadikan perbandingan adalah orang yang dinilai mempunyai kasamaan atribut dengannya, misalnya sama dalam hal usia, jenis kelamin, sikap, emosi, pendapat, kemampuan atau pengalaman. Konsekuensi dari pembandingan adalah adanya penilaian sesuatu lebih baik atau lebih buruk dari yang lain. Melalui perbandingan sosial kita juga menyadari posisi kita di mata orang lain dan masyarakat. Kesadaran akan posisi ini tidak akan melahirkan prasangka bila kita menilai orang lain relatif memiliki posisi yang sama dengan kita. Prasangka terlahir ketika orang menilai adanya perbedaan yang mencolok (Myers, 1999). Dalam masyarakat yang perbedaan kekayaan anggotanya begitu tajam prasangka cenderung sangat kuat. Sebaliknya bila status sosial ekonomi relatif setara prasangka yang ada kurang kuat. Para sosiolog menyebutkan bahwa prasangka dan diskriminasi adalah hasil dari stratifikasi sosial yang didasarkan distribusi kekuasaan, status, dan kekayaan yang tidak seimbang diantara kelompok-kelompok yang bertentangan (Manger, 1991). Dalam masyarakat yang terstruktur dalam stratifikasi yang ketat, kelompok dominan dapat menggunakan kekuasaan mereka untuk memaksakan ideologi yang menjustifikasi praktek diskriminasi untuk mempertahankan posisi menguntungkan mereka dalam kelompok sosial. Hal ini membuat kelompok dominan berprasangka terhadap pihakpihak yang dinilai bisa menggoyahkan kepercayaan mereka. Sementara itu kelompok yang didominasi pun berprasangka terhadap kelompok dominan karena kecemasan akan dieksploitasi. 2. TEORI INFERENSI KORESPONDENSI Teori ini dikembangkan oleh Jones dan Davis (1965) dari teori Heider (teori lapangan) dan teori kognitif. Oleh karena itu, teori ini digolongkan dalam teori transorientasional. Teori ini menerangkan tentang pengamat mengadakan peramalan (inferences) terhadap niat (intention) orang lain dari perilaku orang lain tersebut. a. Konsep Korespondensi Istilah korespondensi digunakan oleh Jones dan Davis jika suatu perilaku dan intensi yang mendasari tingkah laku itu diperkirakan sama. Korespondensi dari hubungan



antara suatu perbuatan dan niat yang mendasari perbuatan itu akan meningkat jika si pengamat menilai bahwa ciri-ciri perilaku tersebut berbeda atau menyimpang dari ciriciri perilaku orang lain pada umumnya yang berada pada posisi yang sama. b. Tindakan dan Efek Tindakan (act) oleh Jones dan David diberi dfinisi yang luas, yaitu keseluruhan respons yang mencerminkan pilihan si pelaku dan yang mempunyai akibat terhadap lingkungannnya. Efek (effect) yaitu perubahan-perubahan nyata yang dihasilkan oleh tindakan. Efek bisa satu macam, bisa juga beberapa macam. Sedangkan pilihan bisa antara bertindak atau tidak bertindak dan bisa juga antara beberapa macam tindakan. c. Faktor-Faktor yang Menentukan Korespondensi 1. Apabila suatu tindakan mengakibatkan efek ganda, si pengamat pertama-tama memperkirakan bahwa ada beberapa efek tertentu yang lebih merupakan tujuan dari pelaku. Jika dari berbagai efek itu ternyata hanya satu yang dianggap merupakan tujuan pelaku oleh pengamat, maka dikatakan bahwa probabilitas (kemungkinan) yang dipersepsikan oleh pengamat adalah 1,00. Di lain pihak, kemungkinan dari masing-masing efek untuk dijadikan tujuan oleh pelaku dipengaruhi oleh faktor assumed desirability dan seringnya terjadi efek yang tidak biasa. 2. Signifikasi dari efek tindakan yang menjadi tujuan aktor bagi pengamat. Situasi yang paling memungkinkan korespodensi yang tinggi adalah situasi dimana assumed desirability maupun seringnya efek yang tidak biasa sama-sama rendah. d. Faktor-Faktor yang Menentukan Assumed Desirability Assumed Desirability adalah perkiraan pengamat tentang bisa diterimanya atau tidak bisa diterimanya suatu tindakan oleh orang-orang pada umumnya. Faktor-faktornya yaitu, penampilan pelaku, stereotip pengamat,dll. e. Korespondensi dan Keterlibatan Pribadi Faktor lain yang juga mempengaruhi inferensi yaitu keterlibatan pribadi si pengamat. Keterlibatan ini terbagi dua, yaitu relevansi bedonis dan personalisme. Suatu tindakan mempunyai relevansi hedonis bagi pengamat jika tindakan itu mendorong atau menghambat tercapainya tujuan-tujuan pengamat sendiri jika tindakan itu menyenangkan atau mengecewakan pengamat. Sedangkan suatu tindakan adalah personalistis jika pengamat merasa yakin bahwa dirinya sendirilah yang dijadikan sasaran dari tindakan tersebut. 3. TEORI ATRIBUSI EKSTERNAL Teori ini dikembangkan oleh Kelley (1967), teori ini didasarkan pada karya Heider. Kelley menitikberatkan pada unsur lingkungan. a. Proses Atribusi Atribusi yaitu suatu proses mempersepsi sifat-sifat dispositional (yang sudah ada) pada satuan-satuan (entities) di dalam suatu lingkungan (environment).



Empat kriteria yang menyebabkan individu lebih cenderung kepada atribusi eksternal daripada atribusi internal yaitu, distingsi (diferensiasi), konsistensi dalam waktu, konsistensi dalam cara dan konsensus. b. Ketergantungan Informasi Jika suatu atribusi memenuhi keempat kriteria tersebut maka orang akan merasa yakin pada diri, cepat membuat keputusan dan mampu bertindak dengan mantap. Akan tetapi, apabila salah satu atau beberapa kriteria tidak terpenuhi maka individu tersebut akan menjadi tidak yakin dan ragu-ragu dalam bertindak. Hal ini menyebabkan Kelley sampai pada teorinya tentang tingkat informasi. Tingkat informasi menyangkut pengetahuan tentang kenyataan-kenyataan yang terjadi di lingkungan di sekitarya. Jika tingkat informasi seseorang tinggi, maka orang akan mampu membuat atribusi yang distingtif (lain dari yang lain) tetapi mantap (tidak sering berubah-ubah). c. Atribusi dan Persuasi Hipotesis Kelley, semakin sering terjadi perubahan atribusi pada seseorang di waktu yang lampau, semakin mudah orang tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Atribusi akan tidak mantap (tidak stabil) jika orang yang bersangkutan kurang mendapat dukungan sosial, kurang mempunyai informasi di waktu lalu, pandanganpandangannya sering tidak dibenarkan dan/atau sering mendapatkan pengalaman yang menurunkan kepercayaan dirinya. Cara yang dapat dilakukan yaitu pendidikan dan pendekatan rasional serta persuasi. Menurut Weiner, factor paling penting yang mempengaruhi atribusi ada empat factor yakni antara lain : 1. Ability yakni kemampuan, adalah factor internal dan relative stabil dimana peserta didik tidak banyak latihan control langsung. 2. Task difficulty yakni kesulitan tugas dan stabil merupakan factor eksternal yang sebgaian besar di luar pembelajaran control. 3. Effort yakni upaya, adalah factor internal dan tidak stabil dimana peserta didik dapat latihan banyak control. 4. Luck yakni factor eksternal dan tidak stabil dimana peserta didik latihan control sangat kecil. 4. TEORI PENILAIAN SOSIAL Teori penilaian sosial dikemukan oleh Sherif dan Hovland (1961), mengemukan bahwa individu membuat situasi yang penting untuk dirinya. Teori penilaian sosial ini khususnya mempelajari proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Anggapan dasarnya adalah bahwa dalam menilai, manusia membuat diskrimnasi dan kategorisasi stimulus-stimulus. Dalam diskriminasi dan kategorisasi manusia melakukan perbandingan-perbandingan antara berbagai alternatif dan salah satu alternatif adalah referensi internal atau standar yang disusun oleh individu menilai stimulusstimulus yang datang dari luar. Pembentukan standar penilaian internal ini dipengaruhi oleh pengalaman individu yang bersangkutan dengan stimulus-stimulus di dunias sekitarnya, pengaruh dari patokan-patokan, tingkat keterlibatan ego,dll.



Teori penilaian sosial adalah suatu teori yang memusatkan bagaimana kita membuat penilaian tentang opini atau pendapat yang kita dengar dengan melibatkan ego dalam pendapat tersebut. Teori ini dikemukakan oleh Sherif dan Hovland (1961)mencoba menggabungkan sudut pandangan psikologi, sosiologi dan antropologi.mereka mengatakan bahwa dalil yan mendasar dari teorinya ini adalah yang membentuk situasi yang penting buat dirinya. Jadi ia tidak ditentukan oleh factor intern (sikap, situasi dan motif) maupun ekstern (obyek, orangorang dan lingkungan fisik). Interaksi dan faktor intern dan ekstern inilah yang menjadi kerangka acuan dari setiap perilaku. Pasokan-pasokan inilah yang dianalisis oleh Sherif dalam teorinya dan dicari sejah mana pengaruhnya terhadap penilaian sosial dilakukan oleh individu. Jadi teori penilaian social ini khususnya mempelajari proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Anggapan dasarnya adalah bahwa dalam menilai manusia membuat deskripsi dan kategorisasi khusus. Dalam kategorisasi manusia melakukan perbandingan-perbandingan diantara berbagai alternatifyang disusun oleh individu untuk menilai stimulus-stimulus yang dating dari luar. Oleh karena itu kita harus memahami penilaian social dari segi: A. Skala Penilaian  Dalam hal ini bagaimana terjadinya penilaian pada diri individu, Sherf mengemukakan bahwa dalam percobaannya dia memerikkan sejumlah benda dan setiap benda itu menyatakan mana yang lebih berat dan mana yang lebih ringan. Disitlah jelas sifat yang akan dinilai dan makin jelas patokan-patokan yang akan disusun agar penilaiana makin mantap. Misalnya orang diberikan barang/benda yang dapat ditimabang yang beratnya bervariasi antara 5100gram. Dan orang percobaan tersebut disuruh menetapkan 50gram.sebagai patokannya, maka menggolongkan benda yang brat dan yang ringan ini stabil. Sebaliknya kalau sifat yang ditimbang itu meragukan dan tidak ada patokan jelas, maka penilaian akan labil.



B. Efek asimilsi dan kontras Dalam kehidupan sehari-hari, kadang orang-orang haruse menggunakan patokan-patokan diluar batas-batas yang diberikan oleh stimulus yang ada. Efek dari patokan ini bergantung dari jauh dekatnya patokan dari stimulus. Jadi penilaian yang mendekati patokan disebut asimilasi. Yaitu patokan yang dimasukkan kedalam rangkaian stimulus dalam batas rangkaian stimulus diperbesar. Sehingga mencakupi paotkan. Dan penilaian yang menyalahi patokan disebut kontras. C. Garis lintang penerimaan, penolakan dan ketidakterlibatan Perbedaan akan variasi antara individu akan mendorong timbulnyakonsep-konsep tentang garis-garis lintang. Garis lintang penerimaan adalah rangakaian posisi sikap yang dapat diberikan , diterima dan ditolerir oleh indivudu. Garis lintang penolakan adalah rangkaian posisi sikap yang dapat tidak diberikan , tidak dapat diterima dan tidak bias ditolerir oleh indivudu. Garis lintang ketidak terlibatan adalah posisi-posisi yang termasuk dalam lintang yang pertama. Jari garis-garis lintang ini akan menentukan sikap indiviru terhadap pernyataan dalam situasi tertentu.



D. Pola penerimaan dan penolakan Jika seorang individu melibatkan sendiri dalam situasi yang dinilainya sendirimaka ia akan menjadi patokan. maka makin tinggi ia terliat makin tinggi pula dan sedikait hal-hal yang ditermanya. Sebalikanya ambang penolakan semakin rendah sehingga makin banyak hal-hal yang tidak bias diterimanya. E. Penilaian social dan penilaian sikap Komunikasi menurut Sherif dan holand bisamendekatkan sikap individu dengansikap orang lain.tetapi bias juga menjahui orang lain. Hal ini tergantung dari posisi awal tersebut terhadap individu lain. Jika posisi awal mereka saling berdekatan, komunikasi akan semakin memperjelas persamaan-persamaan diantara mereka dan sehingga terjadilah pendekatan. Tetapi sebaliknya, jika posisi awal saling berjauhan, maka komuniksi akan mempertegas perbedaan dan posisi mereka akan saling menjahui.



DAFTAR PUSTAKA Sarlito W.Sarwono. 2008. Teori-Teori Psikologi Sosial. Rajawali Pers. Jakarta.