3 Makalah Pemeriksaan Penunjang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

KATA PENGANTAR



Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan makalah Ilmu Keperawatan Dasar 2 tentang Pemeriksaan Penunjang sebagai salah satu tugas wajib dan bukti bahwa kami selaku penulis telah melaksanakan dan menyelesaikan makalah ini. Adapun maksud dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu cara guna memperdalam materi Ilmu Keperawatan Dasar II yang merupakan salah satu mata kuliah yang diajarkan di Stikes Mataram.. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas bimbingan, dorongan, serta bantuan yang tak terhingga nilainya dari berbagai pihak. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Harapan penulis semoga makalah yang sederhana ini mampu memberikan informasi kepada pembaca tentang pemeriksaan penunjang terlebih bagi kita sebagai perawat. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, dan atas perhatian pembaca saya ucapkan terimakasih.



DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ii DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………….. iii BAB I.......................................................................................................................1 PENDAHULUAN...................................................................................................1 1.1 Latar Belakang...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................1 1.3 Tujuan ...............................................................................................................1 1.4 Manfaat..............................................................................................................2 1.5 Sistematika Penulisan........................................................................................2 BAB II.....................................................................................................................3 TINJAUAN TEORI...............................................................................................3 2.1 Definisi Pemeriksaan Penunjang dan Faktor Penyebab Kesalahan...................3 2.1.1 Pra Instrumentasi.....................................................................................3 2.1.2 Interpretasi Data.......................................................................................6 2.1.3 Validasi Data...........................................................................................6 2.2 Fungsi dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang......................................................7 2.2.1 Fungsi dalam Pemeriksaan Penunjang....................................................7 2.2.2 Tujuan  dalam Pemeriksaan Penunjang...................................................7 2.3 Persiapan Untuk Pemeriksaan Penunjang..........................................................7 2.3.1 Persiapan Alat..........................................................................................8 2.3.2 Pengambilan Darah..................................................................................8 2.3.3 Penampungan Urin..................................................................................8 2.3.4 Penampung Khusus.................................................................................8 2.4 Macam-macam Pemeriksaan Penunjang...........................................................8 2.4.1 Pemeriksaan Invasif.................................................................................8



2.4.2 Pemeriksaan Non-Invasif.........................................................................8 2.5 Macam-macam Persiapan Prosedur Pemeriksaan Penunjang..........................11 2.5.1 Gula Darah Puasa..................................................................................12 2.5.2 Kolesterol...............................................................................................12 2.5.3 BNO IVP...............................................................................................13 2.5.4 Endoscopy..............................................................................................13 2.5.5 Colonoskopy..........................................................................................14 2.5.6 Bronchoscopy........................................................................................15 2.5.7 Scan Tomografi Computer ( CT )..........................................................16 2.5.8 MRI........................................................................................................17 2.5.9 EEG........................................................................................................17 2.5.10 Rontgen................................................................................................18 2.5.11 Cairan Cerebrospinal (CFS)................................................................19 BAB III..................................................................................................................20 PENUTUP.............................................................................................................20 3.1 Simpulan.........................................................................................................20 3.2 Saran .............................................................................................................20 DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................21



BAB I PENDAHULUAN



1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang, memiliki tenaga kesehatan yang cukup banyak, terutama tenaga perawat. Namun, para perawat ini belum memasuki daerah – daerah terpencil dan walaupun ada, para tenaga ini juga sangat kesulitan dalam memaksimalkan asuhan keperawatan, karena keterbatasan alat, terutama alat untuk pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang dianggap sangat penting, karena ada beberapa pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan tanpa menggunakan alat-alat dalam pemeriksaan penunjang, dan pemeriksaan penunjang sangat berguna dalam menentukan jenis penyakit maupun mengontrol perkembangan proses penyembuhan. Berdasarkan alasan-alasan di atas, kami mahasiswa ilmu keperawatan Alama Ata melakukan diskusi kasus tentang Pemerikasaan Penunjang, dengan tujuan agar memiliki kemampuan diagnosis yang lebih akurat.



1.2 Rumusan Masalah - Apakah definisi dari pemeriksaan penujang dan apa saja faktor penyebab kesalahan? - Apa fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang? - Bagaimana persiapan untuk pemeriksaan penunjang? - Apa sajakah macam-macam pemeriksaan penunjang? - Bagaimana prosedur pemeriksaan penunjang tersebut? 1.3 Tujuan - Untuk mengetahui definisi pemeriksaan penujang dan faktor penyebab kesalahan. - Untuk mengetahui fungsi dan tujuan pemeriksaan penunjang. - Untuk mengetahui persiapan untuk pemeriksaan penunjang. -



Untuk mengetahui macam-macam pemeriksaan penunjang.



-



Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan penunjang.



1.4 Manfaat -



Menambah wawasan bagi mahasiswa tentang pemeriksaan penunjang.



-



Untuk Membuat mahasiswa lebih kritis dalam berfikir melalui suatu kasus.



1.5 Sistematika Penulisan Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut: BAB I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II Pembahasan, menjelaskan tentang teori pemeriksaan penunjang. BAB III Penutup, menjelaskan simpulan dan saran.



BAB II TINJAUAN TEORI



2.1 Definisi Pemeriksaan Penunjang dan Faktor Penyebab Kesalahan             Pemeriksaan penunjang merupakan penelitian perubahan yang timbul pada penyakit, perubahan ini bisa berupa penyebab atau akibat pemeriksaan penunjang juga sebagai ilmu terapan yang berguna membantu petugas kesehatan dalam mediagnosis dan mengobati pasien. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium.Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu: 2.1.1



Pra Instrumentasi Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan



dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu atau mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi: a. Pemahaman instruksi dan pengisian formulir Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan. Hal ini penting untuk menghindari tertukarnya hasil ataupun dapat membantu intepretasi hasil terutama pada pasien yang mendapat pengobatan khusus dan jangka panjang. b. Persiapan penderita 



Puasa Dua jam setelah makan sebanyak kira-kira 800 kalori akan



mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga



volume



plasma



akan



berkurang.



Perubahan



volume



plasma



akan



mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah. 



Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi



misalnya asam folat, Fe, vitamin B12 dll. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. Antikoagulan oral atau heparin mempengaruhi hasil pemeriksaan hemostasis. 



Waktu pengambilan Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari



tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. Beberapa parameter hematologi seperti jumlah eosinofil dan kadar besi serum menunjukkan variasi diurnal, hasil yang dapat dipengaruhi oleh waktu pengambilan. Kadar besi serum lebih tinggi pada pagi hari dan lebih rendah pada sore hari dengan selisih 40-100 ug/dl. Jumlah eosinofil akan lebih tinggi antara jam 10 pagi sampai malam hari dan lebih rendah dari tengah malam sampai pagi. 



Posisi pengambilan Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10%



demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek. c. Cara pengambilan sampel



Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki. d. Penanganan awal sampel dan transportasi Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan : -



Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas).



-



Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan.



-



Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah.



-



Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan.



-



Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. Perubahan akibat tertundanya pengiriman sampel sangat mempengaruhi



hasil laboratorium. Sebagai contoh penundaan pengiriman darah akan mengakibatkan penurunan kadar glukosa, peningkatan kadar kalium. Hal ini



dapat mengakibatkan salah pengobatan pasien. Pada urin yang ditunda akan terjadi pembusukan akibat bakteri yang berkembang biak serta penguapan bahan terlarut misalnya keton. Selain itu nilai pemeriksaan hematologi juga berubah sesuai dengan waktu.



2.1.2



Interpretasi Data a. Menentukan aspek positif klien Jika klien memerlukan standar kriteria kesehatan, perawat kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki aspek positif tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau membantu memecahkan masalah klien yang dihadapi. b. Menentukan masalah klien Jika klien tidak memenuhi standar kriteria maka klien tersebut mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan pertolongan. c. Menentukan masalah klien yang pernah dialami Perawat dapat menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak mampu untuk melawan infeksi tersebut. d. Menentukan keputusan Penentuan keputusan didasarkan pada jenis masalah yang ditemukan. Tidak ditemukan masalah kesehatan tetapi perlu peningkatan status dan fungsi kesehatan. e. Masalah yang akan muncul Mengumpulkan data yang lengkap untuk lebih mengidentifikasi masalahmasalah yang akan muncul. f. Masalah kalaboratif Berkonsultasi dengan tenaga kesehatan lain professional yang kompeten dan berkalaborasi untuk penyelesaian masalah tersebut.



2.1.3



Validasi Data Tenaga kesehatan memvalidasi data yang telah diperoleh agar akurat dan dilakukan bersama klien, keluarga dan masyarakat. Validasi dilakukan



dengan mengerjakan pertanyaan dan pernyataan yang reflektif kepada klien atau keluarga tentang kejelasan interpretasi data . 2.2 Fungsi dan Tujuan Pemeriksaan Penunjang 2.2.1



Fungsi dalam Pemeriksaan Penunjang -



Skrining atau uji saring adanya penyakit subklinis, dengan tujuan menentukan resiko terhadap suatu penyakit dan mendeteksi dini penyakit terutama bagi individu beresiko tinggi (walaupun tidak ada gejala atau keluhan).



-



Konfirmasi pasti diagnosis, yaitu untuk memastikan penyakit yang diderita seseorang, berkaitan dengan penanganan yang akan diberikan dokter serta berkaitan erat dengan komplikasi yang mungkin saja dapat terjadi.



-



Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.



-



Membantu pemantauan pengobatan.



-



Menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, yaitu untuk memprediksi perjalanan penyakit dan berkaitan dengan terapi dan pengelolaan pasien selanjutnya.



-



Memantau perkembangan penyakit, yaitu untuk memantau perkembangan penyakit dan memantau efektivitas terapi yang dilakukan agar dapat meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi. Pemantauan ini sebaiknya dilakukan secara berkala.



-



Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak dijumpai dan potensial membahayakan.



-



Memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapati penyakit.



2.2.2



Tujuan  dalam Pemeriksaan Penunjang -



Untuk menambah data penunjang selain data pemeriksaan fisik



-



Untuk memberi kejelasan dan kepastian tentang kesungguhan penyakit yang diderita oleh pasien.



-



Untuk memudahkan dokter dalam melakukan diagnosis



2.3 Persiapan Untuk Pemeriksaan Penunjang



2.3.1



Persiapan alat Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja.



2.3.2



Pengambilan darah Yang harus dipersiapkan antara lain: - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan.



2.3.3



Penampungan urin Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin.



2.3.4



Penampung khusus Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar.



2.4 Macam-macam Pemeriksaan Penunjang 2.4.1



Pemeriksaan Invasif Pemeriksaan Invasif adalah pemeriksaan yang sering terkait dengan pemeriksaan terkait cairan tubuh (biasanya melalui injeksi). Contohnya pemeriksaan kadar gula darah puasa dan kolestrol.



2.4.2



Pemeriksaan Non-Invasif Contoh dari pemeriksaan ini adalah USG, rontgen, MRI, Ct scan dan lain sebagainya.



Berdasarkan media yang di gunakan: -Pemeriksaan Lab



Suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya -Pemeriksaan Rontgen Rontgen atau dikenal dengan sinar x merupakan pemeriksaan yang memanfaatkan peran sinar x untuk melakukan skrining dan mendeteksi kelainan pada berbagai organ diantaranya jantung, abdomen, ginjal, ureter, kandung kemih, tenggorokan dan rangka. -Pemeriksaan USG USG merupakan suatu prosedur diagnosis yang dilakukan di atas permukaan kulit atau di rongga tubuh menghasilkan suatu ultrasound di dalam jaringan. Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat struktur jaringan tubuh, untuk mendeteksi berbagai kelainan pada abdomen, otak, jantung dan ginjal. -MRI (Magnetic Resonance Imaging) Digunakan untuk mendiagnosa bagian struktur tubuh manusia dengan gelombang electromagnetic, yang tidak memberi efek radiasi seperti sinar X. Alat ini sangat berguna untuk pemeriksaan saraf, jaringan otot, jantung dan pembuluh darah dan tumor. Semakin besar teslanya atau kekuatan magnetiknya semakin baik kualitas gambarnya -Lightspeed MSCT (Multi Slice Computer Tomography) Scanner adalah alat diagnosa yang menggunakan sinar X untuk memberikan gambar 3 dimensi organ dalam tubuh. Kelebihan alat ini memiliki sistem yang membantu mengurangi dosis sinar X pada pasien sampai dengan 30% -Angiograph Alat Angiografi ini digunakan sebagai alat diagnosa dan pengobatan. Alat ini menggunakan sinar X untuk melihat bagian dalam pembuluh darah yang tersumbat dan dengan bantuan alat lainnya untuk tindakan balonisasi atau pemasangan penyangga pembuluh darah/stent. -Mobile Fluorostar C-Arm Mobile Fluorostasr C-Arm adalah alat penting yang diggunakan dokter dalam kamar operasi atau tindakan medis. -Mammografi Mammografi adalah suatu pemeriksaan radiografi pada bagian mammae (payudara) dengan menggunakan sinar-x dan bantuan media kontras positif atau tidak untuk



menegakkan diagnosis. Indikasi: Screening Test, Karsinoma (Ca), Fibroma, Benjolan pada payudara, Sumbatan.



-Ultra Sono Graphy (USG) Rumah sakit menyediakan USG 2-D, 3-D and 4-D. USG digunakan untuk memeriksa organ bagian dalam dengan gelombang suara. Pemeriksaan kehamilan, medical check up, keadaan organ bagian dalam, dsb. -Electro Kardio Grafi (EKG) dan Treadmill Pemeriksaan untuk mengetahui fungsi jantung dan mengecek kesehatan jantungnya. -EEG (Electro Encephalo Grafi) Pemeriksaan untuk melihat hantaran listrik pada otak (melihat kelainan pada gelombang otak) dengan memasangkan elektroda pada bagian kepala klien. Indikasi: epilepsy, trauma capitis, dll. -EMG (Electro Myo Grafi) Pemeriksaan Aktivitas listrik pada otot disaat istirahat dan bergerak. -Audiometri Alat deteksi fungsi pendengaran dengan beberapa level intensitas gelombang suara. -Pap Smear (Papanicolaou Smear) Pap smear merupakan pemeriksaan sitologi yang digunakan untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau sel prakanker, mengkaji efek pemberian hormon seks serta mengkaji respons terhadap kemoterapi dan radiasi. -Endoskopi Pemeriksaan yang dilakukan pada saluran cerna untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran cerna. Contoh : varises, esophagus, neoplasma, peptic ulcer. -Colonoskopi Pemeriksaan dilakukan pada saluran colon dan sigmoid untuk mendeteksi adanya kelainan pada saluran colon. Contoh : varises, hemoroid, neoplasma dll. -CT Scan



Computerized tomography scan atau CT scan yang lebih sering disebut adalah teknik xray khusus yang menghasilkan gambar dari organ-organ dalam yang lebih rinci daripada dengan konvensional x-ray. Konvensional x-ray menghasilkan gambar dua dimensi dari bagian tubuh. CT scan di sisi lain menggunakan perangkat yang berputar di sekitar tubuh menyebarkan sinar-x dan tabung x-ray berputar. Gambar-gambar ini kemudian diproses oleh komputer, sehingga menghasilkan gambar crossectional bagian dalam tubuh. Contoh: organ dalam tengkorak dan organ dalam abdomen.



-Elektrokardiografi (EKG) Pemeriksaan dilakukan untuk melihat sistem hantaran/konduksi dari jantung. Indikasi: Miocard Infark (MCI), Angna fektoris, gagal jantung. -Rontgen Panoramik -Rontgen Konvensional Berdasarkan organ atau bagian tubuh yang di periksa: -Pemeriksaan penunjang di bagian kebidanan dan kandungan -Pemeriksaan penunjang di bagian penyakit dalam -Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan anak -Pemeriksaan penunjang di bagian saraf atau neurologi -Pemeriksaan penunjang di bagian THT-KL -Pemeriksaan penunjang di bagian kulit kelamin -Pemeriksaan penunjang di bagian kesehatan jiwa -Pemeriksaan penunjang di bagian mata 2.5 Macam-macam Persiapan Prosedur Pemeriksaan Penunjang



2.5.1



Gula darah Puasa Sekali kadar gula darah puasa meningkat, tidak dipertimbangkan untuk



diagnosa, tetapi harus diulang. Bila kedua kali kadar gula darah puasa meningkat (> 126 mg/dL), ini menunjang diagnosa diabetes mellitus. Tujuan pemeriksaan gula darah puasa: -



Untuk evaluasi duiagnosa dan manajemen klien dengan dibetes mellitus.



-



Untuk menjadi data penunjang berbagai diagnosa medik.



-



Untuk mengevaluasi kedekuatan terapi.



Prosedur Persiapan Alat: -



Formulir pemeriksaan gula darah dan urine (tandai pada pemeriksaan gula darah dan urine puasa dan gula darah dan urine 2 jam PP).



-



Bila menggunakan darah vena: Tabung kimia, spuit 2 cc, kapas alkohol, plester, tourniquet, nierbeken atau bengkok, handscoen bersih, dan perlak/pengalas.



-



Bila menggunakan darah perifer: Glukometer, jarum (blood lancet), kapas alkohol, handscoen bersih, nierbeken, dan plester.



-



Bokal atau pot urine untuk pemeriksaan.



Persiapan Klien: -



Menjelaskan kepada klien sehari sebelumnya (± pukul 20.00) akan dilakukan pemeriksaan kadar gula dalam darah dan urine untuk memastikan apakah klien menderita diabetes mellitus.



-



Menganjurkan klien untuk puasa 6 – 7 jam (mulai ± pukul 24.00) sampai dengan pengambilan sampekl urine dan darah di pagi hari. Klien diperbolehkan hanya minum air putih saja (air yang tidak mengandung glukosa).



2.5.2



Kolesterol Persiapan bergantung pada jenis tes yang dikuti ( trigliserida, LDL, dan HDL).



Anda mungkin perlu atau tidak untuk berpuasa terlebih dahulu. Prosedur



-



Bila dokter memberitahu Anda untuk berpuasa sebelum tes, jangan makan dan minum apapun kecuali air mineral selama 9 hingga 12 jam sebelum darah diambil. Biasanya, Anda diizinkan untuk meminum obat Anda dengan air pada pagi hari sebelum pemeriksaan. Puasa tidak selalu dibutuhkan, tetapi bisa dianjurkan.



-



Jangan makan makanan lemak tinggi di malam hari sebelum tes.



-



Jangan minum-minuman alkohol atau olahraga berlebih sebelum tes.



2.5.3



BNO IVP BNO IVP adalah pemeriksaan radiorafi pada sistem urinaria (dari ginjal,



ureter, hingga kandung kemih) dengan menyuntikan zat kontras melalui pembuluh darah vena. Prosedur Persiapan Pasien: -



Sehari sebelum pemeriksaan atau mulai pukul 14.00 pasien hanya makan makanan lunak tidak berserat (bubur kecap ataupun bubur kaldu).



-



Pkl. 20.00 pasien minum dulcola tablet 2 butir.



-



Pkl 22.00 sebelum tidur pasien kembali minum dulcolax 2 butir.



-



Pkl. 05.00 pagi masukkan 1 butir dulcolax suposutoria melalui dubur.



-



Selama persiapan dilakukan pasien tidak diperbolehkan makan (puasa), tidak banyak berbicara, dan tidak merokok sampai dengan pasien dating ke instalasi radiologi sesuai waktu yang dijanjikan dan pemeriksaan selesai dilaksanakan.



-



Selama persiapan pasien hanya boleh minum selama 3 agar terhindar dari dehidrasi.



2.5.4



Endoscopy Endoskopi esophagus, gaster, dan duodenum merupakan pemasangan skop



fiberoptik kedalam esophagus, gaster, dan duodenum untuk menentukan kondisi patologis dan?atau mendapatkan specimen jaringan untuk pemeriksaandiagnostik dan juga untuk pengambilan benda asing (Yasmin Asih dkk, 1998). Prosedur: Persiapan pasien pra-endoskopi -



Beri waktu untuk mengungkapkan rasa takut, cemas, dan masalah yang dirasakan.



-



Mantapkan klien pada penjelasan dokter tentang prosedur.



-



Puasakan klien sebelum tindakan.



-



Lepaskan gigi palsu dan plat parsial bila klien memakai alat bantu tersebut.



-



Jaga kebersihan mulut (hygiene oral).



-



Persiapkan premedikasi.



2.5.5



Colonoskopy Merupakan prosedur endoskopi yang di gunakan untuk inspeksi terhadap usus



besar (kolon) dengan menggunakan fiberskop (kolonoskop) panjang dan fleksibel. Pemeriksaan ini berguna untuk mengevaluasi lesi yang di duga di usus besar  (contohnya polip, tumor, jaringan yang meradang). Dapat di lakukan biopsi jaringan dan polip dapat di lakukan. Polip dapat di ambil dengan menggunakan jerat elektrokauterisasi. Kolonoskopi tidak boleh di lakukan pada wanita hamil yang hamper melahirkan, infark miokard, baru menjalani operasi abdomen, diverticulitis akut,atau pada klien yang gelisah atau tidak kooperatif. Terkadang perforasi kolon di sebabkan oleh fiberskop  namun hal ini jarang terjadi. Perdarahan dapat merupakan efek samping dari biopsy atau polipektomi. Prosedur -



Dapatkan tanda tangan surat persetujuan



-



Pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium tertentu (Hb, Ht, PT, PTT, dan trombosit) harus dilakukan dalam 2 hari sebelum pemeriksaan.



-



Obat-obat yang mengandung zat besi harus di hentikan pemakaianya 4 hari sebelum prosedur



-



Obat sedative atau tranquilizer dapat di berikan sebelum pemeriksaan untuk member efek relaksasi. Analgesic narkotik dapat di titrasi  secara IV selama prosedur.



-



Glukagon atau antikolinergik IV dapat di berikan untuk mengurangi kram usus.



-



Barium sulfat dari pemeriksaan diagnostic lain dapat mengurangi visualisasi karena itu pemeriksaan tidak boleh dilakukan bila dalam 10hari- 2 minggu sebelumnya telah di lakukan pemeriksaan dengan barium.



-



Hindari penggunaan enema degan sabun, ini dapat mengiritasi usus halus.



-



Sertakan seseorang untuk menemani klien pulang.



-



Lama prosedur ½ - 1 ½ jam.



2.5.6



Bronchoscopy Prosedur -



Persiapan Alat



-



Set bronkoskopi lentur atau kaku



-



Lampu untuk bronkoskopi (light source)



-



Set penghisap sekresi



-



Sarung tangan



-



Kain kasa steril dalam tempatnya



-



Tempat untuk menampung sputum yang diberi cairan desinfektan



-



Semprit 2,5 cc untuk anastesi



-



Semprit 5 cc untuk bilas



-



Set terapi oksigen lengkap



-



Cairan NaCl 0,9 % hangat untuk membersihkan sekresi



-



Cairan alkohol 96 % dalam tempatnya untuk pemeriksaan etiologi



-



Cairan formalin 4 % dalam tempatnya (untuk pemeriksaan patologi)



-



Kapas lidi



-



Objek gelas



-



Kaca laring sesuai ukuran



-



Lampu kepala



-



Lampu spiritus



-



Xylocain jelly



-



Cairan desinfektan untuk membilas alat bronkoskopi



-



Mouth pice Obat



-



Lidocain



-



Xylocain



-



Adrenalin yang sudah dicampur NaCl 0,9 % dalam mangkok kecil dengan perbandingan 1 amp adrenali dengan 20 cc NaCl 0-,9 %



-



Luminal / valium



-



Sulfas atropin injeksi Pasien



Persiapan Pasien -



Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tuijuan dan tindakan yang akan dilakukan



-



Pasien / keluarga menandatangani surat izin tindakan



-



Pasien dipuasakan selama 4 jam sebelum tindakan untuk tindakan “cito” cairan dari lambung dapat diaspirasi dahulu melalui nasogastric tube)



-



Diberikan premedikasi sesuai dengan program dokter



-



Observasi tanda-tanda vaital



-



Pasien dianjurkan kumur-kumur dengan cairan lidocain selama 10 menit (bila pasien sadar tanpa ETT)



2.5.7



Mengatur posisi pasien terlentang datar.



Scan Tomografi Computer ( CT ) Scan tomografi computer (CT), scan CAT di kembangkan di inggris  th.1972



dan di sebut scan EMI. Scaner CT menghasilkan  sinar X pendek yang memeriksa bagian-bagian tubuh dari beberapa sudut yang berbeda. Hal ini menghasilkan satu seri gambaran bagian menyilang sehingga membentuk struktur dengan gambar 3 dimensi.  Skan CT dapat di lakukan dengan atau tanpa media kontras Iodin. Pemeriksaan ini bukan pemeriksaan yang invasive kecuali bila di gunakan kontras. Kotras menyebabkan absorpsi jaringan lebih besar dan terjadi penyebaran kontras. Peyebaran ini memungkinkan tumor kecil dapat terlihat. Skan CT dapat di gunakan untuk skan kepala, abdomen (lambung,usus besar, usus kecil, hati, limfa, pangkreas, empedu, ginjal,dan adrenal), pelvis (kandung kemih, organ reproduksi, usus besar/halus di dalam pelvis),dan dada (paru-paru, jantung, struktur mediastinal). Prosedur Persiapan umum untuk semua scan: -



Dapatkan tanda tangan surat persetujuan



-



Untuk pemeriksaan pagi; puasa 8 jam sebelum pemeriksaan.



Untuk pemeriksaan siang atau sore: pembatasan makan dan  cairan setelah makan cair pada pagi hari. Sedikit air putih boleh di berikan 2 jam sebelum pemeriksaan. Tidak perlu pembatasan makan dan cairan jika tidak di gunakan kontras. -



Obat-obat dapat diberikan sampai 2 jam sebelum pemeriksaan



-



Jika di gunakan kontras dan klien alergi terhadap produk iodine steroid atau antihistamin dapat di berikan  beberapa hari sebelumnya atau di berikan sebelum skan atau di berikan IV selama skan CT.



-



Infuse IV atau heparin lock dipasangkan sebelum pemeriksaan



-



Scan CT biasanya memerlukan waktu 30 menit sampai 1 ½ jam.



2.5.8



MRI Magnetic Resonance Imaging (MRI) menggunakan medan magnetic untuk



mendapat gambaran daerah yang berbeda pada tubuh. Prosedur -



Pemeriksaan ini merupakan kontraindikasi pada klien yang sebelumnya menjalani tindakan pembedahan yaitu tertanam klip hemostatic atau ancurisme. Medan magnet yang sangat kuat menyebabkan klip seperti ini berubah posisisnya, sehingga membuat klien berisiko mengalami hemoragi.



-



Beritahukan kepada klien pahwa prosedur tersebut sangat bising.



-



Lakukan tindakan kewaspadaan bila klien mengalami klaustrofobi.



-



Kontraindikasi lainnya pada klien dengan pemakaian benda logam dalam tubuh seperti alat pacu jantung, katup jantung buatan, fragmen bullet, pin ortopedik, alat intrauterine.



-



Klien (dan setiap pemberi asuhan keperawatan di ruang tersebut) harus menyingkirkan semua benda-benda dengan karakteristik magnetic(misalnya gunting dan stetoscop).



-



Sebelum klien dimasukan kedalam ruang MRI, semua benda-benda logam (anting, cincin, jam tangan jepitan rambut dll.



-



Benda-benda ini harus dibuka. Benda tersebut bila dibiarkan terpasang dapat menyebabkan gangguan fungsi, dapat keluar atau menjadi panas karena mengabsorpsi energy.



2.5.9



EEG Elektroensefalografi (EEG) adalah suatu prosedur pemeriksaan menggunakan



alat elektromedik yang digunakan untuk merekam aktivitas listrik otak, melalui tengkorak yang utuh. Prosedur -



Pasien tidak dalam keadaan batuk, pilek atau demam.



-



Berhenti meminum obat tertentu (obat penenang).



-



Hindari makanan yang mengandung Kafein (seperti



kopi, teh, cola, coklat)



sedikitnya 8 jam sebelum tes. -



Hindari Puasa malam sebelum prosedur, Makanlah dalam porsi kecil sebelum test, sebab gula darah rendah dapat mempengaruhi hasil EEG.



-



Rambut harus bersih, bebas dari minyak rambut. hair spray, gel, conditioner atau cairan yang mengandung obat kulit (atau sebaiknya keramas terlebih dahulu).



-



Satu hari sebelum rekaman, pasien diberitahu untuk mengurangi tidur, sehingga pada saat rekaman diharapkan pasien dapat tidur.



2.5.10



Tidak perlu persiapan puasa. Rontgen Utamanya, rontgen digunakan untuk mendiagnosa masalah kesehatan dan



yang lainnya untuk pemantauan kondisi kesehatan yang ada. Terdapat berbagai jenis rontgen, masing-masing dengan kegunaan yang spesifik. Prosedur Persiapan administrasi -



Formulir permohonan pemeriksaan radiologi diisi dan ditanda tangani oleh dokter pengirim dengan disertai keterangan klinis dari pasien tersebut, selanjutnya diterima dibagian radiologi.



-



Surat persetujuan tindakan radiologi diisi dan ditanda tangani oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter yang menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis radiologi.



-



Surat Perjanjian dan Persiapan Pemeriksaan radiologi diisi dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga terdekat dan diparaf oleh dokter yang menerangkan dan atau ditandatangai oleh dokter spesialis radiologi.



Persiapan Pasien -



Penjelasan umum tentang prosedur pemeriksaan.



-



Dilarang memakai perhiasan atau benda logam yang dapat mengganggu proses pemeriksaan.



-



Pasien wanita tidak sedang hamil (karena dapat menggugurkan kandungan).



Persiapan Pemeriksaan



-



Check status pasien di komputer oleh radiografer meliputi : identitas pasien, permintaan, indikasi pemeriksaan.



-



Siapkan stiker amplop dan ID printer.



-



Persiapan alat (marker,screen,film).



-



Pesawat sinar-x.



-



Cassette film ukuran (secara umum) 18 x 24, 24 x 30, 30 x 30, 30 x 35.



-



Label film.



2.5.11



Cairan Cerebrospinal (CFS) Diperoleh dari lumbal fungsi (tulang spinal) pada ruang antar lumbal L3-4 /



L4-5. Tekanan CFS pertama diukur, kemudian cairan diaspirasi dan dimasukkan ke dalam tabung pemeriksaan steril. Data analisa cairan spinal sangat penting dalam mendiagnosa penyakit medulla spinalis dan otak. Prosedur -



Siapkan nampan fungsi lumbal steril, cairan antiseptic, anestesi local, sarung tangan steril,dan plester



-



Baringkan klien dalam posisi fetus, dengan punggung di bungkukkan, kepala di tekuk ke dada, dan lutut di tarik ke abdomen.



-



Berikan label pada ke-3 tabung 1, 2, 3.



-



Dokter memeriksa cairan spinal dengan menggunakan sebuah manometer yang terpasang pada jarum,dan mengambil cairan spinal 10ml-12ml: 3ml pada tabung No.1 yang mungkin terkontaminasi (dengan darah yang berasal dari spinal), 3ml pada tabung No.2  untuk jumlah sel, glukosa, dan menentukan protein  dan 3 ml pada tabung No.3 untuk mempelajari mikrobiologik.



-



Gunakan teknik aseptic dalam pengumpulan dan membawa specimen.



-



Berikan label pada tabung dengan nama klien, tanggal, dan nomor kamar. Segera antar tabung tersebut ke laboratorium.



-



Tidak perlu pembatasan makan dan cairan.



BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Pemeriksaan Penunjang adalah suatu pemeriksaa medis yang dilakukan atas indikasi medis tertentu guna memperoleh keterangan-keterangan yang lebih lengkap.Tujuan pemeriksaan ini bertujuan untuk terapeutik yaitu hasil penanganan medis yang sesuai dengan apa yang diinginkan,sekatar dengan tujuan pemberian penanganan,baik yand telah diperkirakan meupun yang tidak diperkirakan.Dan diagnostik yaitu sebuah proses yang dilakukan dalam rangka mengamati, menganalisis, mengidentifikasi, mengelola data, dan menyimpulkan untuk membantu menegakkan diagnostik tertentu.Yang menggunaan alat bantu untuk pelaksanaannya yaitu USG,MRI,CT Scan, dan sebagainya. Dengan menggunakan specimen yang diambil dari pasien atau pasien itu sendir. Hasil pemeriksaan digunakan untuk melengkapi pemeriksaan vital karena, jika hanya mengandalkan pemeriksaan vital maka hasilnya sangat tidak akurat. 3.2 Saran Dalam penyusunan makalah ini sangat jauh dari penyempurnaan,maka saran, kritik, ideal, dari mahasiswa atau mahasiswi yang bersifat menambah dan membangun maka penulis sangat mengharapkan demi penyempurnakan makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA



Agus Priyanto dan Sri Lestari, dkk. 2009. Endoskopi Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika. Arif Muttaqin. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika. Abil Ninu. (2016, 15 November).SOP Pemeriksaan Gula Darah. Diproleh 20 Februari 2018, dari https://www.scribd.com/document/331120226/Sop-Pemeriksaan-Gula-Darah Ardi. (2017, 17 Juni). SOP Pemeriksaan BNO IVP. Diproleh 20 Februari 2018, dari https://www.scribd.com/document/351234312/SOP-Prosedur-Pemeriksaan-BNO-IVP dr Martua Rizal S, Sp.S.M.Kes. (2015, 11 November). EEG. Diproleh 20 Februari 2018, dari http://hosana-medica.com/e-e-g/ Ersan. (2017, 1 Maret). SOP Pemeriksaan Kolestrol Dalam Darah. Diproleh 20 Februari 2018, dari Coretan Design Made. (2013, 2 Desember). Pengkajian atau Pemeriksaan Penunjang (Stikes Alma Ata). Diproleh 19 Februari 2018, dari https://www.scribd.com/document/340591218/Sop-Pemeriksaan-Kolesterol-Dalam-Darah Lika Aprilia Samiadi. (2017, 6 September). Tes Kolesterol Dan Trigliserida (Pemeriksaan Profil Lipid). Diproleh 20 Februari 2018 dari https://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/tes-kolesterol-dan-trigliserida-pemeriksaanprofil-lipid/ Manuel Fatima. (2016, 1 Juli). Standar Operasional Prosedur Bronkoskopi. Diproleh 20 Februari 2018 dari https://www.scribd.com/doc/232468776/Standar-Operasional-ProsedurBronkoskopi Robert Montgomery. (2017, 2 Februari). Pemeriksaan Penunjang 1. Diproleh 19 Februari 2018,darihttps://kupdf.com/download/makalah-pemeriksaan-penunjang1_59f19ddee2b6f5df0706b428_pdf