Makalah Pemeriksaan Penunjang [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

MAKALAH PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN PROSEDUR PERSIAPAN PEMERIKSAAN



PENGAMPU MATA KULIAH: Ns. ILFA KHAIRINA, M. Kep DISUSUN OLEH: KELOMPOK 5 ANNISA LISTYANTI (1911312016) ATTIVA ZARIFATUL ZAHRA (1911313024) DEA ANGGUN SAFITRI (1911311016) DHEA IRMA PUTRI (1911311019) FADILA RAMANI (1911312040) ILNA ARMENIA PUTRI (1911312001) MIFTAHUL KHAIRAH (1911313015) SALSHABILLA (1911312037) SHINDY RAHMADESWITA (1911313030)



Program Studi Ilmu keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Andalas Padang, 2019 i



Kata Pengantar Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kelancaran kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar 1 yang diampu oleh Ibuk Ns. Ilfa Khairina, M. Kep. Makalah ini memuat tentang “Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang”. Makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkaitan dalam proses penyelesaian makalah ini. Dalam membuat makalah ini tentu ada kurang dan salahnya, sehingga penulis memiliki harapan besar kepada pembaca agar memberikan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.



Padang, 16 Oktober 2019



Penulis



ii



DAFTAR ISI Halaman judul....................................................................................................................... i Kata pengantar...................................................................................................................... ii Daftar isi................................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................... 1 I. Latar belakang.............................................................................................................. 1 II. Tujuan penulisan.......................................................................................................... 1 III. Manfaat........................................................................................................................ 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................... 3 I. Persiapan Pasien untuk Pemeriksaan Penunjang Diagnostik........................................ 3 II. Prosedur Persiapan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium...................................... 6 III. Prosedur Persiapan Pemeriksaan Penunjang Radiologi............................................. 8 BAB III PENUTUP.............................................................................................................. 11 I. Kesimpulan................................................................................................................... 11 II. Saran............................................................................................................................. 11 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 12



iii



BAB I PENDAHULUAN



I.



Latar Belakang Hasil suatu pemeriksaan sangat penting dalam membantu diagnosis, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Pemeriksaan diagnostik adalah penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, dan komunikan terhadap suatu masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual maupun potensial. Prosedur dan pemeriksaan khusus dalam keperawatan merupakan bagian dari tindakan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dilaksanakan secara tim, perawat melakukan fungsi kolaboratif dalam memberikan tindakan. Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena



itu



perlu



diketahui  faktor



yang



mempengaruhi



hasil



pemeriksaan



laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang  dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu :        1. Faktor Pra instrumentasi : sebelum dilakukan pemeriksaan.        2. Faktor Instrumentasi : saat pemeriksaan (analisa) sampel.        3. Faktor Pasca instrumentasi : saat penulisan hasil pemeriksaan.



II. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1.



Untuk memahami persiapan pemeriksaan pasien untuk pemeriksaan penunjang



2.



Untuk memperoleh informasi tentang klien, penyakit, dan kebutuhan klien



3.



Untuk mengetahui prosedur persiapan pemeriksaan penunjang (laboratoriumdan radiologi)



III. Manfaat Penulisan 1.



Dapat memahami persiapan pemeriksaan pasien untuk pemeriksaan penunjang 1



2.



Memperoleh informasi tentang klien, penyakit, dan kebutuhan klien



3.



Dapat mengetahui prosedur persiapan pemeriksaan penunjang (laboratoriumdan radiologi)



2



BAB II TINJAUAN PUSTAKA



I.



Persiapan Pemeriksaan Diagnostik Hasil suatu pemeriksaan laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan penyakit serta menentukan prognosa. Karena itu perlu diketahui faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Terdapat 3 faktor utama yang dapat mengakibatkan kesalahan hasil laboratorium yaitu : 1.



Pra instrumentasi Pada tahap ini sangat penting diperlukan kerjasama antara petugas, pasien dan dokter. Hal ini karena tanpa kerja sama yang baik akan mengganggu/mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium. Yang termasuk dalam tahapan pra instrumentasi meliputi : a.



Pemahaman instruksi dan pengisian formulir Pada tahap ini perlu diperhatikan benar apa yang diperintahkan oleh dokter dan dipindahkan ke dalam formulir. Hal ini penting untuk menghindari pengulangan pemeriksaan yang tidak penting, membantu persiapan pasien sehingga tidak merugikan pasien dan menyakiti pasien. Pengisian formulir dilakukan secara lengkap meliputi identitas pasien : nama, alamat/ruangan, umur, jenis kelamin, data klinis/diagnosa, dokter pengirim, tanggal dan kalau diperlukan pengobatan yang sedang diberikan.



b. Persiapan penderita 1) Puasa Dua jam setelah makan sebanyak kira kira 800 kalori akan mengakibatkan peningkatan volume plasma, sebaliknya setelah berolahraga volume plasma akan berkurang. Perubahan volume plasma akan mengakibatkan perubahan susunan kandungan bahan dalam plasma dan jumlah sel darah. 2) Obat Penggunaan obat dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan hematologi misalnya : asam folat, Fe, vitamin B12. Pada pemberian kortikosteroid akan menurunkan jumlah eosinofil, sedang adrenalin akan meningkatkan jumlah 3



leukosit dan trombosit. Pemberian transfusi darah akan mempengaruhi komposisi darah sehingga menyulitkan pembacaan morfologi sediaan apus darah tepi maupun penilaian hemostasis. 3) Waktu pengambilan Umumnya bahan pemeriksaan laboratorium diambil pada pagi hari tertutama pada pasien rawat inap. Kadar beberapa zat terlarut dalam urin akan menjadi lebih pekat pada pagi hari sehingga lebih mudah diperiksa bila kadarnya rendah. Kecuali ada instruksi dan indikasi khusus atas perintah dokter. Selain itu juga ada pemeriksaan yang tidak melihat waktu berhubung dengan tingkat kegawatan pasien dan memerlukan penanganan segera disebut pemeriksaan sito. 4) Posisi pengambilan Posisi berbaring kemudian berdiri mengurangi volume plasma 10% demikian pula sebaliknya. Hal lain yang penting pada persiapan penderita adalah menenangkan dan memberitahu apa yang akan dikerjakan sebagai sopan santun atau etika sehingga membuat penderita atau keluarganya tidak merasa asing atau menjadi obyek. 2.



Instrumentasi / Cara pengambilan sampel Pada tahap ini perhatikan ulang apa yang harus dikerjakan, lakukan pendekatan dengan pasien atau keluarganya sebagai etika dan sopan santun, beritahukan apa yang akan dikerjakan. Selalu tanyakan identitas pasien sebelum bekerja sehingga tidak tertukar pasien yang akan diambil bahan dengan pasien lain. Karena kepanikan pasien akan mempersulit pengambilan darah karena vena akan konstriksi. a) Persiapan alat Dalam mempersiapkan alat yang akan digunakan selalu diperhatikan instruksi dokter sehingga tidak salah persiapan dan berkesan profesional dalam bekerja. b) Pengambilan darah Yang harus dipersiapkan antara lain : - kapas alkohol 70 %, karet pembendung (torniket) semprit sekali pakai umumnya 2.5 ml atau 5 ml, penampung kering bertutup dan berlabel. Penampung dapat tanpa anti koagulan atau mengandung anti koagulan tergantung pemeriksaan yang diminta oleh dokter. Kadang-kadang diperlukan pula tabung kapiler polos atau mengandung antikoagulan. 4



Darah dapat diambil dari vena, arteri atau kapiler. Syarat mutlak lokasi pengambilan darah adalah tidak ada kelainan kulit di daerah tersebut, tidak pucat dan tidak sianosis. Lokasi pengambilan darah vena : umumnya di daerah fossa cubiti yaitu vena cubiti atau di daerah dekat pergelangan tangan. Selain itu salah satu yang harus diperhatikan adalah vena yang dipilih tidak di daerah infus yang terpasang/sepihak harus kontra lateral. Darah arteri dilakukan di daerah lipat paha (arteri femoralis) atau daerah pergelangan tangan (arteri radialis). Untuk kapiler umumnya diambil pada ujung jari tangan yaitu telunjuk, jari tengah atau jari manis dan anak daun telinga. Khusus pada bayi dapat diambil pada ibu jari kaki atau sisi lateral tumit kaki. c) Penampungan urin Digunakan botol penampung urin yang bermulut lebar, berlabel, kering, bersih, bertutup rapat dapat steril (untuk biakan) atau tidak steril. Untuk urin kumpulan dipakai botol besar kira-kira 2 liter dengan memakai pengawet urin. d) Penampung khusus Biasanya diperlukan pada pemeriksaan mikrobiologi atau pemeriksaan khusus yang lain. Yang penting diingat adalah label harus ditulis lengkap identitas penderita seperti pada formulir termasuk jenis pemeriksaan sehingga tidak tertukar. 3.



Pasca instrumentasi / Penanganan awal sampel dan transportasi Pada tahap ini sangat penting diperhatikan karena sering terjadi sumber kesalahan ada disini. Yang harus dilakukan : 1)



Catat dalam buku expedisi dan cocokan sampel dengan label dan formulir. Kalau sistemnya memungkinkan dapat dilihat apakah sudah terhitung biayanya (lunas)



2)



Jangan lupa melakukan homogenisasi pada bahan yang mengandung antikoagulan



3)



Segera tutup penampung yang ada sehingga tidak tumpah



4)



Segera dikirim ke laboratorium karena tidak baik melakukan penundaan



5)



Perhatikan persyaratan khusus untuk bahan tertentu seperti darah arteri untuk analisa gas darah, harus menggunakan suhu 4-8° C dalam air es bukan es batu sehingga tidak terjadi hemolisis. Harus segera sampai ke laboratorium dalam waktu sekitar 15-30 menit. 5



II. Prosedur Persiapan Pemeriksaan Penunjang Laboratorium Yang dimaksud dengan pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita (pasien), yang bisa berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainnya yang diperlukan. A. Tujuan Pemeriksaan Laboratorium Darah Ada beberapa tujuan dan manfaat dari pemeriksaan darah maupun pemeriksaan laboratorium lainnya yaitu diantaranya : 1.



Pemeriksaan Penunjang dalam menegakkan diagnosis penyakit.



2.



Menemukan kemungkinan diagnostik yang dapat menyamarkan gejala klinis.



3.



Membantu pemantauan pengobatan dan juga pemberian obat.



4.



Memantau perkembangan penyakit pasien.



5.



Skrining/uji saring adanya penyakit subklinis yang mungkin menyertai.



6.



Menyediakan informasi prognostik atau perjalanan sebuah penyakit.



B. Persiapan Pasien yang Akan Diperiksa Laboratorium Beberapa persiapan yang umumnya dilakukan seseorang ketikan akan dilaksanakan dan dilakukan pemeriksaan laboratorium antara lain adalah sebagai berikut : 1.



Puasa 10 sampai 12 jam, dianjurkan untuk puasa malam hari dan diambil darahnya di pagi harinya.



2.



Tidak diperkenankan untuk meminum obat-obatan kecuali obat yang digunakan untuk tujuan pemeriksaan. Hal ini berdasarkan petunjuk dan arahan dari dokter atau medis.



C. Jenis Pemeriksaan Laboratorium 1.



Kimia Klinik Pemeriksaan lab dalam bagian kimia klinik ini mempunyai tujuan mendeteksi awal adanya infeksi virus, memperkirakan status imun seseorang dan juga dapat digunakan dalam rangka pemantauan respon pasca vaksinasi.



6



2.



Hematologi Pemeriksaan darah hematologi ini adalah bagian dari penilaian komponen sel darah secara lebih lengkap, yang bertujuan dan bermanfaat dalam rangka mengetahui adanya kelainan darah seperti anemia ( kurang darah ), adanya infeksi atau kelainan sel darah putih yang lain, alergi dan gangguan pembekuan darah akibat kelainan jumlah trombosit. Pemeriksaan meliputi keseluruhan darah dan plasma. Mereka melakukan perhitungan darah dan selaput darah



3.



Imunologi Pemeriksaan imunologo darah ini bertujuan untuk mendeteksi awal adanya infeksi virus, mempekirakan status imun dan juga menguji antibodi pada diri seseorang yang akan diperiksa terkait dengan penyakit yang sedang dialami.



4.



Mikrobiologi Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikrobiologi adalah pemeriksaan lab terhadap sampel darah, urin , feses , serta sekret dan kerokan kulit yang dapat dilakukan melalui pemeriksaan mikroskopis, pengecatan maupun pembiakan.



5.



Patologi Merupakan jenis pemeriksaan bedah menguji organ, ekstremitas, tumor, janin, dan jaringan lain yang dibiopsi pada bedah seperti masektomi payudara.



6.



Sitologi Adalah jenis pemeriksaan untuk menguji usapan sel (seperti dari mulut rahim) untuk membuktikan kanker dan lain-lain.



7.



Serologi Menerima sampel serum untuk mencari bukti penyakit seperti Hepatitis atau HIV AIDS.



8.



PCR (Polimerase Chain Reaction) Merupakan pemeriksaan dengan menggunakan teknologi amplifikasi asam 7



nukleat virus, untuk mengetahui ada tidaknya virus / DNA virus, untuk memperkirakan jumlah virus dalam tubuh, untuk mengetahui jenis virus ( genotipe atau subgenotipe ) yang menginfeksi.



III. Prosedur Persiapan Pemeriksaan Penunjang Radiologi A. Pengertian pemeriksaan radiologi Pemeriksaan



radiologi



adalah



pemeriksaan dengan menggunakan



teknologi



pencitraan untuk mendiagnosis dan mengobati suatu penyakit. Pemeriksaan radiologi berguna untuk membantu dokter melihat kondisi bagian dalam tubuh. Ada sejumlah media yang digunakan dalam pemeriksaan radiologi, antara lain penyinaran, medan magnet, gelombang suara, dan zat radioaktif.



B. Persiapan pemeriksaan radiologi Tergantung jenis pemeriksaan, persiapan yang mungkin disarankan sebelum prosedur dilakukan, antara lain: 1. Puasa. Sebagai contoh, jika dokter berencana menggunakan cairan kontras, pasien akan diminta berpuasa 4-6 jam sebelum menjalani pemeriksaan. Pasien yang akan menjalani USG perut juga akan diminta puasa selama 8-12 jam. Makanan yang belum tercerna bisa membuat gambar yang dihasilkan kurang jelas. 2. Minum obat tertentu Pemeriksaan Rontgen pada kondisi patah tulang, bisa menimbulkan nyeri dan rasa tidak nyaman, terutama jika pasien diminta untuk menahan posisi saat pengambilan gambar. Dokter akan memberikan obat penahan rasa sakit sebelum pemeriksaan. 3. Minum banyak dan menahan untuk tidak buang air kecil Untuk pemeriksaan USG panggul, pasien akan diminta banyak minum hingga kandung kemih penuh. 8



4. Melepas aksesoris yang menempel di tubuh Pasien akan diminta melepas semua aksesoris logam yang dikenakan sebelum memasuki ruang pemeriksaan, seperti perhiasan, jam tangan, kacamata, dan gigi palsu. 5. Mengenakan pakaian khusus Setelah memasuki ruangan, pasien akan diminta mengenakan pakaian khusus yang telah disediakan



C. Prosedur pemeriksaan radiologi 1. Pemeriksaan foto Rontgen Pemeriksaan foto Rontgen dilakukan untuk menampilkan bagian tubuh pasien dalam gambar dua dimensi dengan menggunakan mesin yang mengeluarkan radiasi sinar-X. 2. Pemeriksaan fluoroskopi Fluoroskopi adalah pemeriksaan yang menggunakan sinar-X untuk menampilkan gambar bagian dalam tubuh. Berbeda dari pemeriksaan Rontgen biasa yang menampilkan gambar, fluoroskopi menampilkan bagian tubuh pasien dalam format seperti video. 3. Pemeriksaan ultrasound (USG) Pemeriksaan USG dilakukan menggunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi, yang diarahkan ke bagian tubuh yang akan diperiksa. Gelombang suara tersebut akan memantul saat mengenai objek padat, seperti organ dalam tubuh atau tulang. Kemudian, pantulan gelombang suara akan ditangkap oleh alat (probe) yang ditempelkan ke permukaan tubuh pasien, dan diolah oleh komputer menjadi gambar 2 dimensi atau 3 dimensi. Pemeriksaan ultrasound umumnya berlangsung selama 20-40 menit. 4. Pemeriksaan CT scan Pemeriksaan CT scan bertujuan menampilkan gambar bagian dalam tubuh pasien dengan lebih jelas dari berbagai sudut. CT scan dijalankan menggunakan mesin pemancar sinar-X yang dilengkapi sistem komputer khusus, sehingga bisa 9



menampilkan gambar organ tubuh secara detail. Gambar yang dihasilkan dapat digabungkan menjadi gambar 3 dimensi. 5. Pemeriksaan MRI Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan menggunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen. Berbeda dengan pemeriksaan lain, MRI dilakukan menggunakan mesin yang dilengkapi medan magnet kuat yang dapat menghasilkan gambar bagian dalam tubuh pasien. Pemeriksaan MRI bisa berlangsung hingga satu jam atau lebih. 6. Pemeriksaan kedokteran nuklir Pemeriksaan kedokteran nuklir menggunakan mesin pemindai yang dilengkapi dengan kamera gamma. Kamera gamma ini berfungsi menangkap sinar gamma yang dihasilkan cairan radioaktif (tracer), yang disuntikkan pada pasien sebelum pemeriksaan dilakukan. Sinar yang ditangkap kamera gamma akan diolah oleh komputer menjadi gambar 3 dimensi. Kemudian, dokter akan menganalisa gambar dan membuat diagnosis.



BAB III PENUTUP 10



I.



Kesimpulan Pemeriksaan penunjang merupakan faktor pendukung yang diperlukan untuk menegak kan diagnose keperawatan. Pemeriksaan penunjang dapat ditemui pada kondisi pasien dan ra wat inap, rawat jalan, maupun kondisi gawat darurat. Pemeriksaan penunjang terdiri dari pem eriksaan laboraturium, pemeriksaan radiologi (pemeriksaan x-ray dan pemeriksaan CT-Scan) pemeriksaan USG, dan MRI. Pemeriksaan laboraturium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus de ngan mengambil bahan atau sample dari penderita dimana dapat berupa urine, darah, sputum (dahak), dan lainnya. Yang mana, pemeriksaan laboraturium berfungsi untuk uji saring adany a penyakit subklinis, konfirmasi pasti diagnosis, menentukan kemungkinan diagnostik yang d apat menyamarkan gejala klinis, membantu pemantauan pengobatan, menyediakan informasi prognosis atau perjalanan penyakit, memantau perkembangan penyakit, mengetahui ada tinda knya kelainan serta memberi ketenangan baik pada pasien maupun klinisi karena tidak didapa ti penyakit.



II. Saran Bagi mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memenfaatkan makalah ini untuk men ambah pengetahuan tentang pemeriksaan laboraturium yang berguna bagi profesi dan orang d isekitar kita. Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya perawat dapat mene rapkan pengkajian diagnostik ini dalam asuhan keperawatan dan dapat mencari referensi lain untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai pengkajian diagnostik.



DAFTAR PUSTAKA



11



http://eprints.ung.ac.id/5008/ https://www.alodokter.com/pemeriksaan-radiologi-ini-yang-harus-anda-ketahui http://www.unhas.ac.id/tahir/BAHAN-KULIAH/BIO-MEDICAL/TUGAS/Biomedik-Jan2011/tugaslama/Biomedik-2009/MRI%20(%20MUHAMMAD%20YUNUS-D41102066%20)/Daftar %20Pustaka/mri.pdf



12