30 - Evaluasi Pendidikan - Dikonversi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

SOAL



1. Bagaimana pendapat anda tentang pentingnya evaluasi dalam dunia pendidikan? Berikan contoh dalam dunia pendidikan tentang penerapan pengukuran, penilaian dan evaluasi! 2. Dalam sebuah penilaian akhir. terkadang masih saja ada seorang guru yang mendambakan atau memuji-muji siswa yang mendapat nilai tinggi dalam ranah kognitif Akan tetapi banyak siswa yang mempunyai nilai tinggi Juga dalam ranah psikomotor walaupun nilai kognitifnya cenderung rata rata. Jika anda sebagai seorang evaluator pendidikan, bagaimana sikap dan tanggapan saudara tentang kasus tersebut? 3. Penilaian yang dilakukan seorang guru harus terlebih dahulu berdasarkan sebuah patokan, apakah itu Penilalan Acuan Palokan (PAP) ataupun Penilain Acuan Norma (PAN). Menurut saudara, yang mana lebih efktif untuk dilakukan seorang guru, jlka yang dinilai adalah kreatifitas mahasiswa dalam membuat suatu lnovasi? .jelaskan pendapat saudara! 4. Tes yang baik merupakan tes yang terdiri dari kalimat efektif yang dapat dimengerti oleh siswa dan tidak menimbulkan keraguan dalam pikiran siswa. Buatlah contoh kalimat! efektif untuk soal pilihan ganda beserta opsinnya, soal uraian terbuka dan soal uraian terbatas! 5. Soal yang muncul dalam berbagai tes ujian merupakan hasil dari perhitungan yang matang berdasarkan kisi-kisi soal. Menurut saudara, apa manfaat dan hasil dari pembuatan kisi-kisi tersebut? Jika kisi-kisi yang berasal dari pusat/pemerintah ada yang tidak relevan dengan masing-masing sekolah, apa yang harus dilakukan oleh sekelompok guru mata pelajaran dalam intern sekolah untuk menghadapi hal tersebut?



Jawaban 1.



Evaluasi sangat penting bagi berjalannya suatu program, baik itu program pendidikan,



pembelajaran, atau pun pelatihan. Biasanya tujuan dari diadakannya evaluasi ialah untuk mengetahui apakah program yang sudah dijalankan seperti program-program tersebut di atas, tersampaikan kepada peserta dengan baik, atau sesuai dengan target/tujuan dari program



tersebut, ataukah belum sama sekali. Dan jika hal-hal tersebut terjadi dalam menjalankan program seperti di atas maka peserta atau penyampai program akan melakukan evaluasi terhadap pencapaian keberhasilannya. Sehingga di masa yang akan datang program tersebut sudah menjadi lebih baik dan hal-hal yang membuatnya tidak tercapai akan berkurang. Pada pembahasan kali ini kita akan mengulas tentang pentingnya evaluasi dalam pendidikan. Di dalam dunia pendidikan, kata Evaluasi sudah tidak asing lagi kita dengar. Terutama untuk tenaga pendidik, yang senantiasa bergelut secara langsung dengan kegiatan Evaluasi. Evaluasi di dalam dunia pendidikan sering kita dengar dengan Evalusi Pembelajaran, dimana tenaga pendidik di tuntut untuk melakukan Evaluasi terhadap pembelajaran yang mereka berikan kepada peserta didik. Meskipun Evaluasi pembelajaran biasanya dilakukan di akhir pembelajaran, namun Evaluasi di rancang sedemikian rupa dan disiapkan sebelum pembelajaran dilakukan. Pada hakikatnya evaluasi pembelajaran adalah proses pengukuran dan penilaian terhadap suatu pembelajaran dimana seorang pendidik mengukur atau menilai peserta didik dengan menggunakan alat tes. Pengukuran alat tes, lebih bersifat kuantitatif dengan menggunakan perhitungan angka dalam mengukur hasil belajar peserta didik. Tujuan evaluasi sendiri adalah untuk mencari solusi dari kekurangan yang peserta didik alami, menyimpulkan seberapa menguasainya peserta didik dalam kompetensi yang diterapkan dan mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan peserta didik. Jadi mengapa peranan Evaluasi pembelajaran sangatlah penting? Evaluasi pembelajaran sangat penting dilakukan untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu sistem pembelajaran yang diterapkan oleh tenaga pendidik. Karena bila seorang pendidik tidak melakukan Evaluasi, sama saja tenaga pendidik tersebut tidak ada perkembangan dalam merancang sistem pembelajaran. Sehingga peserta didik bisa saja merasa bosan dengan sistem belajar yang terus menerus sama.



Penilaian Dalam Pendidikan Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.



Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.



Pengukuran dalam pendidikan Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau kepercayaan konsumen. Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran yang dimaksud dengan pengukuran (Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu.



2. Menurut saya Dalam system penilaian ada tiga ranah yang menjadi kategori dalam menilai hasil belajar siswa , yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor dan ranah afektif. Ketiga ranah tersebut tidak bisa dipisahkan satu sama lain.Namun, penekanan ketiga ranah tersebut selalu berbeda.Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor, sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.



Ranah kognitif yaitu penilaian yang terfokus pada tingkat kemampuan siswa dalam mengingat , menguasai dan memahami materi pelajaran. Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Sedangkan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral peserta didik. Kemampuan afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Dalam sudut pandang lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan ranah kognitif, melalui bentuk tes obyektif dan saya rasa bentuk tes obyektif ini kurang efektif untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa, sebabbentuk tes obyektif seperti itu bisa saja dimanipulasi oleh siswa, misalnya dengan mencontek milik temannya dan sebagainya. Dan jika penilaian hasil belajar cenderung pada ranah kognitif saja Sementara, penilaian dalam ranah afektif dan psikomotorik diabaikan . menurut saya tujuan dari pendidikan itu sendiri tidak akan tercapai. Sedangkan system penilaian saat ini , konsep penilaian pendidikan menunjukkan ke arah yang lebih luas. Konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut : 1. Penilaian tidak hanya diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi juga terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang mungkin timbul. 2. Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik masukan proses maupun keluaran. 3. Penilaian tidak hanya dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, tetapi juga untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga alat penilaian bukan tes. Menurut saya system penilaian yang diterapkan saat ini lebih baik dibandingkan dengan system penilaian sebelumnya. Yang mana system penilaian sebelumnya cenderung pada penilaian ranah kognitif saja dan terbatas pada tes objektif, sedangkan system penilaian saat ini tidak hanya cenderung pada ranah kognitif dan terbatas pada tes objektif.



3. Menurut saya penilaian yang digunakan guru dalam menilai kreativitas siswa dalam membuat suatu inovasi yaitu: Penilaian acuan patokan meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan spesifik. Pendekatan penilaian acuan patokan ini dalam melakukan penilaiannya mengacu pada suatu kriteria pencapaian tujuan pembelajaran atau indikator pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya. Tujuan dari dari pendekatan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Manfaat dari penilaian acuan patokan ini adalah untuk meningkatkan kualiatas hasil belajar, sebab peserta didik diusahakan untuk mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. 4.Contoh soal pilihan ganda 1. Pembagian kebutuhan menurut sifatnya adalah kebutuhan … A. jasmani dan rohani B. individu dan sosial C. primer, sekunder dan tertier D. benda dan jasa 2. Kekuasaan yang tertinggi didalam badan usaha koperasi terletak pada .. A. pengurus B. ketua koperasi C. penyandang dana D. rapat anggota 3. Semua kegiatan ekonomi akan tercapai pada tingkat kemakmuran yang memadai dengan cara … A. mengindahkan hukum permintaan dan penawaran B. perhitungan biaya produksi



C. penggunaan prinsip ekonomi D. melakukan tindakan ekonomi 4. Alat pembayaran luar negeri dalam perdagangan antar negara adalah … . A. giro B. rupiah C. valuta asing D. deviden 5. Salah satu usaha pemerintah untuk melindungi konsumen dilakukan dengan cara menentukan … A. harga pokok B. harga pasar C. harga maksimum D. harga keseimbangan



Contoh soal uraian bebas 1. Apakah yang anda ketahui mengenai enzim? 2. Apakah yang ada ketahui mengenai sifat-sifat enzim? 3. 4. Menurut ada faktot-faktor apa saja yang dapat mempercepat kerja enzim?



Contoh soal uraian terbatas 1. Berikan 3 contoh toleransi di dalam kehidupan bermasyarakata antar sesama umat beragama!



2. Berikan 3 contoh sikap toleransi dengan teman yang berbeda agama dengan kita di sekolah! 3. Apakah faktor-faktor yang menyebabkan maraknya terjadi perusakan tempat ibadah sebutkan 3!



5. Manfaat Kisi-Kisi Manfaat kisi-kisi yaitu sebagai pedoman dalam penulisan soal atau dalam merakit soal menjadi suatu tes. Manfaat lain dari kisi-kisi ialah untuk menjamin sampel soal yang baik, dalam arti mencakup semua pokok bahasan secara proporsional. Agar item-item atau butir-butir tes mencakup keseluruhan materi (pokok bahasan atau sub pokok bahasan) secara proporsional, maka sebelum menulis butir-butir tes terlebih dahulu kita harus membuat kisi-kisi sebagai pedoman. Sebuah kisi-kisi memuat jumlah butir yang harus dibuat untuk setiap bentuk soal dan setiap pokok bahasab serta untuk setiap aspek kemampuan yang hendak diukur. Jika kisi-kisi yang berasal dari pusat/pemerintah ada yang tidak relevan yaitu guru bisa memperbaiki kisi kisi yang tidak relevan dengan cara : 1.Mengetahui Syarat Kisi-Kisi yang Baik dan benar Kisi-kisi yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a. Kisi-kisi harus dapat mewakili isi silabus/kurikulum atau materi yang telah diajarkan. b. Komponen-komponennya jelas dan mudah dipahami. c. Soal-soal yang akan dibuat sesuai dengan indikator. 2. Mengetahui Penulisan Kisi-Kisi Penulisan kisi-kisi dipergunakan untuk memudahkan guru dalam menyusun soal evaluasi. Kisikisi soal ini memberikan batasan guru dalam menyusun soal sehingga tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran. Adapun dalam penulisan kisi-kisi, guru harus memperhatikan hal-hal berikut: a.



Nama Satuan pendidikan



b.



Mata Pelajaran



c.



Kelas / Semester



d.



Tahun Pelajaran



e.



Kurikulum Acuan



f.



Alokasi Waktu



g.



Jumlah Soal



h.



Penulis / guru mata pelajaran



i.



Kompetensi Dasar



j.



Materi Pelajaran



k.



Indikator Soal



l.



Bentuk Soal



m.



Nomor Soal



3.Mebgetahui Langkah-Langkah Penyusunan Kisi-Kisi Kisi-kisi tes dapat disusun secara terpisah antara tes objektif dan tes uraian, namun dapat juga satu kisi-kisi tes memuat dua bentuk soal tes (tes objektif dan tes uraian). Eko Putro Widoyoko (2014:90-91) menyebutkan, ada empat langkah dalam mengembangkan kisi-kisi tes, yaitu: 1)



Menulis standar kompetensi dan kompetensi dasar



2)



Menentukan indikator



3)



Membuat daftar pokok dan subpokok bahasan yang akan diujikan



4)



Menentukan jumlah butir soal tiap pokok dan subpokok bahasan