3362 - Nekropsi Anjing [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

PATOLOGI UMUM VETERINER (KRP 341)



LAPORAN PRAKTIKUM (Prosedur Nekropsi Pada Anjing)



Disusun oleh : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.



Anggi May Istiana Radhitya Aryo Nugroho Nurul Taufiq Utami Idha Pangesti Hanifa Hanun Faza Adriani Nurfazri Nur Anis Sofea Lydia Pow Kar Men



B04150064 B04150065 B04150067 B04150068 B04150069 B04150153 B04158005 B04158006



DEPARTEMEN KLINIK, REPRODUKSI DAN PATOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2017



PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nekropsi adalah teknik lanjutan dari diagnosa klinik untuk mengukuhkan atau meyakinkan hasil diagnosa klinik. Nekropsi dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab kematian hewan. Pada prinsipnya, nekropsi adalah mengeluarkan organorgan yang dihinggapi virus tertentu (Tilley 2004). Nekropsi hendaknya dilakukan secepat mungkin setelah hewan mati. Untuk daerah tropis seperti Indonesia, sebaiknya nekropsi dilakukan tidak lebih dari 6 jam setelah hewan mati. Hewan yang gemuk atau tertutup bulu lebih yang lebat harus dilakukan tindakan nekropsi lebih cepat. Bila pelaksanaan nekropsi akan ditunda, bangkai dapat disimpan pada refrigerator agar dapat mencegah pembusukan. Ada beberapa hal yang menjadi perhatian supaya hasil pemeriksaan menjadi akurat, antara lain jenis penyakit, kondisi pasien, umur bangkai, jumlah sampel, dan tempat pelaksanaan. Selain itu, penilaian bedah bangkai berdasarkan perubahan-perubahan pada organ atau jaringan yang diperiksa, yaitu ukuran organ pada anjing penderita, warna pada organ yang diperiksa, tepi organ, bidang sayatan, dan konsistensi. Prosedur yang harus dilaksanakan bila akan melakukan bedah bangkai ada 3 yaitu : 1. Melakukan anamnesisi selengkapnya, unuk memperoleh gambaran perjalanan penyakit 2. Melakukan pemeriksaan klinis, untuk mendapatkan gambaran penyakit yang lebih objektif 3. Mempersiapakan sampel-sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut, jika hasil pemeriksaan belum meyakinkan. (Resaang, 2004).



B. Tujuan Praktikum dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui prosedur nekropsi anjing dan perubahan-perubahan patologis anatomi pada organ-organ yang terserang penyakit.



C. Metode 1. Pemeriksaan keadaan kulit dan bulu bangkai anjing serta pemeriksaan mukosa lubang kumlah seperti mata, telinga, vagina dan anus. 2. Bangkai anjing dibaringkan dengan bagian dorsal menempel di meja nekropsi.  Disayat bagian lipatan ketiak hingga scapula terlepas.  Lipatan paha disayat hingga os femur pada persendian coxo-femoral terlepas dari acetabulumnya. Diamati cairan synovial 3. Kulit disayat pada bagian dagu hingga ke sternum diteruskan ke bagian intermandibular ke bagian servikal. Kulit juga disayat dari bagian toraks ke abdomen dan diiris ke bagian sisi hingga terbuka.



4. Melepaskan lidah dan trakea  Kedua bagian mandibular dipotong hingga menemukan lidah, potong trakea dan esofagus daripada otot servikal tetapi tidak dibuka bagian rongga dada ketika proses ini. Diamati lidah, bibir, gigi, rongga mulut, faring, laring, glandula tiroid dan paratiroid. 5. Pemeriksaan bagian subkutis  Jaringan ikat longgar subkutis dikuakkan ke arah kanan dan kiri tubuh dan diamati bagian subkutis apakah lembab atau kering. Apakah ada perlemakan dan ulcer.  Limfoglandular perifer juga diamati apakah ada pembesaran. 6. Membuka rongga perut dan rongga dada  Otot perut digunting pada linea alba, kemudian pada batas costae ke arah kanan dan kiri. Otot disayat sepanjang garis median perut terus diiris menyamping mengikuti tulang rusuk terakhir sampai ditepi muka panggul.  Sebelum membuka rongga dada, diperiksa tekanan negative pada rongga dada dengan cara evaluasi diafragma digunting di dekat perlekatannya dengan costae.  Costae dipotong pada perbatasan tulang rawan dan tulang keras, dipotong juga jaringan yang masih melekat.  Organ visera dan organ-organ lain harus diperhati letaknya didalam rongga perut. 7. Saluran pencernaan diikat pada bagian esofagus kranial diafragma dan pada bagian usus paling terakhir. Dipotong bagian esofagus dan sus terakhir. Diteruskan dengan mengeluarkan limpa. 8. Alat respirasi lanjutan dari lidah, trakea dan esofagus dikeluarkan sepaket dengan jantung dan paru-paru. 9. Saluran pencernaan dikeluarkan. Perut dan hati dikeluarkan terlebih dahulu. Diteruskan dengan pengeluaran usus besar dan usus kecil. 10. Saluran urogenital dikeluarkan dari hewan. Untuk anjing betina, dikeluarkan dari ovari, koruna uteri dan badan uteri. Untuk anjing jantan, dikeluarkan dari testis, skrotum, saluran spermatik dan penis. Ginjal juga dikeluarkan untuk pemeriksaan. 11. Pembukaan rongga otak  Tulang tengkorak dibersihkan dari otot dan kulit yang melekat.  Tulang tengkorak digergaji dengan pola garis melingkar tepat dibelakang mata, diatas telinga dan menuju lumen occipital.  Cungkil tulang yang telah digergaji dengan menggunakan pahat dan palu. Otak dikeluarkan.



E. Teknik Pemeriksaan Organ 1. Bagian subkutis Bagian subkutis diperiksa apakah lembab atau kering. Apakah ada perlemakan dan ulcer. Limfonodus juga diperiksa apakah ada pembesaran atau pembengkakan pada limfonodus 2. Rongga dada dan perut Diperiksa tekanan negative pada rongga dada dengan cara evaluasi diafragma. Otot intercostalis di lubangi dengan tusukan pisau, seterusnya diafragma datar/cembung ke arah rongga perut. 3. Esofagus Disayat dan dibuka saluran esofagus untuk melihat permukaan mukosanya. 4. Pemeriksaan limpa Sebelum disayat limpa dipalpasi dan diamati struktur limpa. Limpa disayat berdekatan dengan hilus dan diuji kelikatan darah didalam lihat ada darah yang menempel pada pisau atau tidak. 5. Jantung Jantung diamati terlebih dahulu dan dibelah bagian jantung untuk melihat bagian dalam jantung. 6. Hati Hati dipalpasi terlebih dahulu dan diamati warna yang berbeda. 7. Paru-paru Paru-paru dipalpasi terlebih dahulu dan diamati warna yang berbeda, boleh dilihat warna yang bercak jika bermasalah. Paru-paru juga diuji apung denga memotong bagian-bagian kecil dari nya. 8. Empedu Diamati juga empedu dan dipotong untuk melihat cairan didalam empedu. 9. Saluran pencernaan Saluran pencernaan dibuka dari esofagus sampai dengan usus yang terakhir untuk melihat permukaan mukosa didalam saluran dan melihat apakah ada cacing endoparasit didalam nya. 10. Ginjal Ginjal dibelah dua dan melihat bagian korteks dan medulla apakah ada darah yang berkumpul di bagian tersebut.



DAFTAR PUSTAKA Tilley & Smith. 2004. The Five Minute veterinary consult Canine & Feline Third Edition. Lippincot William & Wilkins. Philadelphia. Ressang AA. 2004. Patologi Khusus Veteriner. Bogor (ID): NV Percetakan Bali