39 R - OCD (Syahrisal) [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA



April 2019



FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN



REFARAT : GANGGUAN OBSESIF-KOMPULSIF



DISUSUN OLEH: SYAHRISAL (C111 12 152) RESIDEN PEMBIMBING: dr. Sri Purwatiningsih SUPERVISOR PEMBIMBING: dr. Agus japari, M.Kes, Sp.KJ



DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2019



1



BAB I PENDAHULUAN Gangguan Obsesif-kompulsif (Obsessive Compulsive Disorder OCD) adalah gangguan kecemasan yang ditandai oleh pikiran-pikiran obsesif yang persisten dan disertai tindakan kompulsif. Kondisi dimana individu tidak mampu mengontrol dari pikiranpikirannya yang menjadi obsesi yang sebenarnya tidak diharapkannya dan mengulang beberapa kali perbuatan tertentu untuk dapat mengontrol pikirannya tersebut untuk menurunkan tingkat kecemasannya. Penderita mengetahui bahwa perbuatan dan pikirannya itu tidak masuk akal, tidak pada tempatnya atau tidak sesuai dengan keadaan, tetapi ia tidak apat menghilangkannya dan juga ia juga tidak mengerti mengapa ia mempunyai dorongan yang begitu kuat untuk berbuat dan berpikir demikian. Bila tidak menurutinya, maka akan timbul kecemasan yang hebat.2 Gangguan Obsesif-kompulsif membutuhkan adanya obsesi atau kompulsi yang merupakan sumber gangguan atau kerusakan yang signifikan dan bukan karena gangguan mental lainnya. Gannguan Obsesif-kompulsif diklasifikasikan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition, (DSM-V) sebagai gangguan kecemasan. Obsesi



adalah hal yang mengganggu, berulang, ide-ide yang tidak diinginkan,



pikiran, atau impuls yang sulit untuk diberhentikan meskipun mengganggu alam sadar mereka. Kompulsi merupakan perilaku yang dilakukan berulang, baik yang dapat diamati ataupun secara mental, yang dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang ditimbulkan oleh obsesi. Beberapa penelitian besar menemukan bahwa obsesi yang tersering adalah pikirang tentang kontaminasi, dan kompulsi tersering adalah tindakan “memeriksa” sesuatu. Namun, sebagian besar individu dengan gangguan ini memiliki multipel obsesi dan kompulsi dari waktu ke waktu.3



BAB II



2



PEMBAHASAN



A. EPIDEMIOLOGI Setelah diyakini langka, gangguan Obsesif-kompulsif memiliki prevalensi seumur hidup sebesar 2,5% dalam studi ECA (Epidemiological Catchment Area). Perkiraan terbaru tentang prevalensi seumur hidup umumnya berada pada kisaran 1,74%. Penelitian ECA menemukan bahwa gangguan Obsesif-kompulsif adalah gangguan kejiwaan yang tersering keempat (setelah fobia, gangguan penggunaan narkoba dan gangguan depresif mayor).3 Diperkirakan bahwa sekitar 1 dari 100 orang dewasa atau antara 2 hingga 3 juta orang dewasa di Amerika Serikat saat ini menderita gangguan Obsesif Kompulsif. Ini kira-kira adalah jumlah yang sama orang yang tinggal di kota Houston, Texas.Ada juga setidaknya 1 dari 200.000 atau 500.000 - anak-anak dan remaja yang menderita gangguan Obsesif-kompulsif. Ini adalah jumlah yang sama anak-anak yang menderita diabetes. Itu berarti ada empat atau lima anak dengan gangguan Obsesif-kompulsif kemungkinan terdaftar di setiap sekolah dasar. Mulai dari sekolah menengah sedang sampai besar, mungkin ada 20 siswa yang sedang berjuang dengan tantangan yang disebabkan oleh gangguan Obsesif-kompulsif. gangguan Obsesifkompulsif menyerang laki-laki, perempuan dan anak-anak dari semua ras dan latar belakang yang sama.6umur rata-rata onset dari gangguan Obsesif-kompulsif berkisar 22 sampai 36 tahun, dengan hanya sekitar 15% dari pasien yang menderita berumur lebih dari 35 tahun.8Dalam studi ECA, tingkat prevalensi gangguan obsesif-kompulsif menunjukkan angka kejadian lebih tinggi pada wanita dibandingkan dengan pria.6 Pada beberapa pasien, gangguan ini dimulai pada masa pubertas atau sebelumnya, timbulnya gangguan obsesif-kompulsif saat remaja umumnya terjadi pada laki-laki.Pasien lain dapat memiliki onset dikemudian hari, misalnya, setelah kehamilan, keguguran, atau selama proses melahirkan. Biasanya pasien dengan gangguan Obsesif-kompulsif mengunjungi 3 samapai 4 dokter dan menghabiskan waktu lebih dari 9 tahun untuk mencari pengobatan sebelum akhirnya didiagnosis dengan benar. Pasien juga mungkin merasa malu untuk mengunjungi seorang dokter, atau mungkin tidak menyadari bahwa bantuan tersedia, dalam satu survei, sehingga



3



jeda waktu dari onset gejala menuju ke diagnosis yang benar adalah 17 tahun.



B. ETIOLOGI Secara garis besar terdapat 3 aspek, yaitu :3 1. Aspek Biologis 



Neurotransmitter :



Sistem serotoninergik Banyak percobaan yang dilakukan untuk mendukung hipotesis tentang terlibatnya disregulasi serotonin terhadap munculnya gejala obsesif dan kompulsif pada penyakit ini. Banyak data yang menunjukkan bahwa obat serotonergik lebih efektif dibandingkan dengan obat lain yang juga mempengaruhi sistem neurotransmitter, tetapi apakah serotonin terlibat sebagai penyebab terjadinya gangguan Obsesif-kompulsif masih belum jelas. Fungsi serotonin di otak ditentukan oleh lokasi system proyeksinya. Proyeksi pada konteks frontal diperlukan untuk pengaturan mood, proyeksi pada ganglia basalis bertanggung jawab pada gangguan obsesi kompulsi. Sistem Noradrenergik Bukti saat ini masih kurang tentang adanya disfungsi sistem noradrenergik dalam terjadinya gangguan obsesif kompulsif. Namun, ada laporan dari peningkatan dalam OCD gejala dengan clonidine oral. Sistem Neuroimunologi Beberapa pakar berpendapat bahwa ada hubungan positif antara infeksi streptokokus dan gangguan obsesif kompulsif. Infeksi Streptokokus β-Hemolitikus grup Adapat menyebabkan demam rematik, dan sekitar 10-30% pasien juga mengalami Syndenham’s chorea dan Gangguan Obsesif Kompulsif. Genetik juga diduga berpengaruh untuk terjadinya gangguan Obsesif-kompulsif dimana ditemukan perbedaan yang bermakna antara kembar monozigot dan dizigot.



2. Psikologis Gangguan Obsesif-kompulsif menyetarakan pikiran dengan tindakan atau aktifitas tertentu yang dipresentasikan oleh pikiran tersebut. Ini disebut “thought-action fusion” (fusi pikiran dan tindakan). Fusi antara pikiran dan tindakan ini dapat disebabkan oleh sikap-sikap tanggung jawab yang berlebih-lebihan yang menyebabkan timbulnya rasa bersalah seperti



4



yang berkembang selama masa kanak-kanak, dimana pikiran jahat diasosiasikan dengan niat jahat.



3. Faktor Psikososial Gangguan obsesif-kompulsif bisa disebabkan karena regresi dari fase anal dalam perkembangannya. Mekanisme pertahanan psikologis mungkin memegang peranan pada beberapa manifestasi pada gangguan obsesif-kompulsif. Represi perasaan marah terhadap seseorang mungkin menjadi alasan timbulnya pikiran berulang untuk menyakiti orang tersebut. Mekanisme pertahanan psikologis mungkin memegang peranan pada beberapa manifestasi gangguan obsesif- kompulsi. Represi perasaan marah terhadap seseorang mungkin menjadi alasan timbulnya pikiran berulang untuk menyakiti orang tersebut.



C. DIAGNOSIS Diagnosis gangguan Obsesif-kompulsif didasarkan pada gambaran klinisnya. Tidak seperti pasien psikotik, pasien dengan gangguan Obsesif-kompulsif biasanya menunjukkan wawasan dan menyadari bahwa perilaku mereka tidak normal atau tidak logis. Menurut PPDGJ-III untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita. Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut:1 a. Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri b. Setidaknya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita c. Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut diatas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud diatas. d. Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan. Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikuran obsesif dengan depresi.Penderita gangguan Obsesif-kompulsif sering kali juga menunjukan gejala depresi dan sebaliknya penderita gangguan depresi berulang dapat menunjukkan



5



pikiran-pikiran obsesif selama episode depresinya.Dalam berbagai situasi dari kedua hal tersebut, meningkat atau menurunnya gejala depresi umumnya diikuti secara paralel dengan perubahan gejala obsesif. Diagnosis gangguan Obsesif-kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresi pada saat gejala Obsesif-kompulsif tersebut timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang. Sedangkan menurut DSM-V untuk menegakkan diagnosis, harus memenuhi kriteria berikut :2 a. Adanya suatu obsesi (Pikiran, dorongan, atau gambar yang berulang dan terus-menerus yang dialami pada beberapa orang selama waktu tertentu sehingga menyebabkan gangguan dan kecemasan), dan kompulsi (Perilaku berulang, seperti; Mencuci tangan, berdoa, menghitung, mengulangi kata-kata dalam hati) sebagai bentuk dalam menanggapi obsesi dan dilakukan secara kaku). b. Obsesi dan kompulsi yang sampai sampai menyita banyak waktu (lebih dari 1 jam perhari) atau sampai menyebabkan masalah dibidang sosial, pekerjaan dan bidang penting lainnya. c. Gejala obsesi – kompulsi yang tidak disebabkan oleh pemakaian zat tertentu (obat-obatan) atau kondisi medis lainnya. d. Gangguan yang bukan disebabkan oleh gejala-gejala gangguan mental lainnya, (misalnya kekhawatiran berlebihan pada gangguan cemas, penampilan



yang



mencolok



pada



gangguan



dysmorphic



tubuh,



trikotilomania - kelainan menarik rambut, stereotip – kelainan gerakan, perilaku ritual makan, kecanduan obat-obatan, fantasi seksual, dan lainlain.



D. FAKTOR RESIKO Individu yang beresiko mengalami gangguan obsesif-kompulsif adalah:2 



Emosional. Gejala internalisasi yang lebih besar, emosi negatif yang lebih tinggi, dan penghambatan perilaku di masa kanak-kanak yang mungkin



6



adalah faktor risiko temperamental. Lingkungan. Pelecehan fisik dan seksual pada masa kanak-kanak dan peristiwa stres atau traumatis lainnya telah dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk mengembangkan OCD. 



Genetik dan fisiologis. Tingkat OCD di antara kerabat tingkat pertama orang dewasa dengan OCD adalah sekitar dua kali lipat di antara kerabat tingkat pertama dari mereka yang tidak mengalami gangguan, Namun, di antara kerabat tingkat pertama dari individu dengan onset OCD di masa kanak-kanak atau remaja, angka ini meningkat 10 kali lipat. Penularan keluarga sebagian disebabkan oleh faktor genetik (mis, Tingkat kesesuaian 0,57 untuk monozigot vs 0,22 untuk twin dizigotik). Disfungsi pada korteks orbitofrontal, korteks cingulata anterior, dan striatum paling banyak terlibat



Tabel 1. Klasifikasi Obsesi dan Kompulsi



OBSESI



KOMPULSI



Perhatian terhadap kebersihan



Ritual mandi, mencuci dan



(kotoran, kuman, kontaminasi) Perhatian terhadap ketepatan



membersihkan sesuatu yang berlebihan Ritual mengatur posisi yang berulang-



Perhatian terhadap peralatan rumah



ulag Memeriksa berulang-ulang dan



tangga (piring, sendok) membuat inventaris peralatan Perhatian terhdap sekresi tubuh (ludah, Ritual menghindari kontak dengan feces, urin) Obsesi religious



secret tubuh, menghindari sentuhan Ritual keagamaan yang berlebihan



Obsesi seksual (nafsu terlarang atau



(berdoa sepanjang hari) Ritual berhubungan seksual yang kaku



tindakan seksual yang agresif) Obsesi ketakutan (menyakiti diri



Pemeriksaan pintu, kompor, gembok



sendiri atau orang lain) Obsesi terhadap kesehatan (sesuatu



dan rem darurat berulang-ulang Ritual berulang (pemeriksaan tanda



yang buruk akan terjadi dan



vital berulang, diet yang terbatas,



menimbulkan kematian)



mencari informasi tentang kesehatan



7



Pemikiran mengganggu tentang suara,



dan kematian Menghitung, berbicara, menulis,



kata-kata atau music



memainkan alat musik dengan sesuatu yang beragam



E. DIAGNOSIS BANDING Persyaratan diagnostic DSM-V tentang ketegangan personal dan gangguan personal membedakan gangguan obsesif-kompulsif dari pikiran dan kebiasaan berlebihan yang umumnya atau ringan. 2,3 Gangguan Cemas (Anxiety disorders) . Pikiran yang berulang, perilaku menghindar, dan permintaan berulang sebagai jaminan juga dapat terjadi pada gangguan kecemasan. Namun, pikiran yang berulang itu hadir dalam gangguan kecemasan umum (kekhawatiran) biasanya tentang masalah dikehidupan nyata, sedangkan obsesi OCD biasanya tidak melibatkan masalah kehidupan nyata dan dapat mencakup konten yang ganjil, tidak rasional, atau nampaknya magis, apalagi, kompulsi sering hadir dan biasanya terkait dengan obsesi. Seperti individu dengan OCD, individu dengan fobia spesifik dapat menimbulkan reaksi ketakutan terhadap objek atau situasi tertentu, namun dalam fobia hanya objek tertentu yang ditakuti dan biasanya jauh lebih terbatas. Dalam gangguan kecemasan sosial (fobia sosial), objek atau situasi yang ditakuti terbatas pada interaksi sosial, dan menghindari mencari hiburan ini difokuskan untuk mengurangi ketakutan . Gangguan depresi berat (Major depressive disorder). OCD dapat dibedakan dari ruminasi gangguan depresi berat, di mana pikiran biasanya kongruen-mood dan belum tentu mengganggu atau menyusahkan. Selain itu, depresi tidak terkait dengan dorongan, seperti khas dalam OCD. Gangguan obsesif-kompulsif lainnya. Pada gangguan dysmorphic body, obsesi dan kompulsi terbatas pada kekhawatiran tentang penampilan fisik, dan pada trichotillomania (gangguan menarik rambut), perilaku kompulsif terbatas pada menarik rambut dengan tidak adanya obsesi. Gangguan makan. OCD dapat dibedakan dari anoreksia nervosa dalam OCD obsesi dan kompulsi tidak terbatas pada masalah berat badan dan makanan. Tics (gangguan tic) dan gerakan stereotip. Tic adalah gerakan motorik mendadak, cepat, berulang, tidak berirama (Mata berkedip, membuat suara yang 8



berulang). Gerakan stereotip adalah perilaku motorik berulang yang tampaknya didorong (membenturkan kepala, goyang tubuh, menggigit diri sendiri). Tics dan gerakan stereotip biasanya kurang kompleks daripada kompulsi dan tidak bertujuan menetralkan obsesi. Namun, membedakan antara tics dan kompulsi bisa sulit. Sedangkan kompulsi biasanya didahului oleh obsesi, tics sering didahului oleh dorongan indrawi. Beberapa individu memiliki gejala OCD dan gangguan tic, dalam hal ini kedua diagnosis dapat dibenarkan. Gangguan psikotik. Beberapa individu dengan OCD memiliki wawasan yang buruk atau bahkan keyakinan OCD delusi. Namun, mereka memiliki obsesi dan kompulsi (membedakan kondisi mereka dari gangguan delusi) dan tidak memiliki ciri-ciri lain skizofrenia atau gangguan skizoafektif (Halusinasi atau gangguan pikiran formal). Gangguan



kepribadian



obsesif-kompulsif.



Meskipun



gangguan



kepribadian obsesif-kompulsif dan OCD memiliki nama yang mirip, manifestasi klinis dari gangguan ini sangat berbeda. Gangguan kepribadian obsesif-kompulsif tidak ditandai oleh pikiran, gambar, atau dorongan yang berulang-ulang atau oleh perilaku berulang yang dilakukan sebagai respons terhadap gangguan ini. Sebaliknya, ini melibatkan pola maladaptif yang bertahan lama dan perfeksionisme yang berlebihan dan kontrol yang kaku. Jika seseorang menunjukkan gejala OCD dan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif, kedua diagnosis dapat diberikan. F. PENANGANAN A. Psikoterapi Penanganan psikoterapi untuk gangguan Obsesif-kompulsif umumnya diberikan hampir sama dengan gangguan kecemasan lainnya. Psikoterapi suportif jelas memiliki bagiannya, khususnya untuk pasien gangguan bosesif kompulsif yang, walaupun gejalanya memiliki berbagai derajat keparahan, adalah mampu untuk bekerja dan membuat penyesuaian sosial.3 Tujuan Psikoterapi Suportif adalah:



1. Menguatkan daya tahan mental yang ada 4.



Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih baik



untuk mempertahankan kontrol diri 5.



Mengembalikan keseimbangan adaptif



9



Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut: 1. Ventilasi atau (psiko) kataris 6.



Persuasi atau bujukan



7.



Sugesti



8.



Penjaminan kembali (reassurance)



9.



Bimbingan dan penyuluhan



10.



Terapi kerja



11.



Hipno-terapi dan narkoterapi



12.



Psikoterapi kelompok



13.



Terapi perilaku



Ada beberapa faktor gangguan Obsesif-kompulsif sangat sulit untuk disembuhkan, penderita gangguan Obsesif-kompulsif kesulitan mengidentifikasi kesalahan (penyimpangan perilaku) dalam mempersepsi tindakannya sebagai bentuk penyimpangan perilaku yang tidak normal. Individu beranggapan bahwa ia normalnormal saja walaupun perilakunya itu diketahui pasti sangat menganggunya. Baginya, perilaku kompulsif tidak salah dengan perilakunya tapi bertujuan untuk memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik-baik saja. Faktor lain adalah kesalahan dalam penyampaian informasi mengenai kondisi yang dialami oleh individu oleh praktisi secara tidak tepat dapat membuat individu merasa enggan untuk mengikuti terapi. B. PsikoFarmakologi Obat-obat Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) bekerja terutama pada terminal akson presinaptik dengan menghambat ambilan kembali serotonin. Penghambatan ambilan kembali serotonin diakibatkan oleh ikatan obat (misalnya: fluoxetine) pada transporter ambilan kembali yang spesifik, sehinggga tidak ada lagi neurotransmitter serotonin yang dapat berkaitan dengan transporter. Hal tersebut akan menyebabkan serotonin bertahan lebih lama di celah sinaps. Pengguanaan Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) terutama ditujukan untuk memperbaiki perilaku stereotipik , perilaku melukai diri sendiri, resisten terhadap perubahan hal-hal rutin, dan ritual obsesif dengan ansietas yang tinggi. Salah satu alas an utama pemilihan obat-obat penghambat reuptake serotonin yang selektif adalah kemampuan terapi. Efek samping yang dapat terjadi akibat pemberian fluexetine adalah nausea, disfunfsi



10



seksual, nyeri kepala, dan mulut kering. Toleransi SSRI yang relative baik disebabkan oleh karena sifat selektivitasnya. Obat SSRI tidak banyak berinteraksi dengan reseptor neurotransmitter lainnya. Penelitian awal dengan metode pengamatan kasus serial terhadap 8 subjek. Tindakan terapi ditujukan untuk mengatasi gejala-gejala disruptif, dan dimulai dengan fluexetine dosis 10 mg/hari dengan pengamatan. Perbaikan paling nyata dijumpai pada gangguan obsesif dan gejal cemas.5,6 Obat jenis trisiklik (Tricyclics) berupa clomipramine (Anafranil). Trisiklik merupakan obat-obatan lama dibandingkan SSRIs dan bekerja sama baiknya dengan SSRIs. Pemberian obat ini dimulai dengan dosis rendah.Beberapa efek pemberian jenis obat ini adalah peningkatan berat badan, mulut kering, pusing dan perasaan mengantuk.5,6 Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs). Jenis obat ini adalah phenelzine (Nardil), tranylcypromine (Parnate) dan isocarboxazid (Marplan).Pemberian MAOIs harus diikuti pantangan makanan yang berkeju atau anggur merah, penggunaan pil KB, obat penghilang rasa sakit (seperti Advil, Motrin, Tylenol), obat alergi dan jenis suplemen.Kontradiksi dengan MOAIs dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi.5,6



G. PROGNOSIS Suatu prognosis yang buruk dinyatakan oleh mengolah (bukannya menahan) pada kompulsi, onset pada masa anak-anak, kompulsi yang aneh perlu perawatan di rumah sakit, gangguan depresi berat yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang terlalu dipegang (overvalued) yaitu penerimaan obsesi dan kompulsi dan adanya gangguan keperibadian. Prognosis yang baik ditandai oleh penyesuian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan suatu sifat gejala yang episodik.2



11



BAB III KESIMPULAN Gangguan obsesif-kompulsif adalah gangguan cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari. Prevalensi penderita gangguan ini adalah sekitar 2-3% dari populasi, dengan jumlah penderita perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Penyebab gangguan Obsesif-kompulsif antara lain dipengaruhi oleh aspek biologis, psikologis, dan aspek sosial.1 Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.Diagnosis gangguan Obsesif-kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresi pada saat gejala Obsesif-kompulsif tersebut timbul.Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka lebih baik menganggap depresi sebagai



12



diagnosis yang primer. Pada gangguan menahun, maka prioritas diberikan pada gejala yang paling bertahan saat gejala yang lain menghilang.3 Gejala dari Obsesif-kompulsif ditandai dengan pengulangan pikiran dan tindakan sedikitnya 4 kali untuk satu kompulsi dalam sehari dan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu selanjutnya. Penanganan pasien dengan gangguan Obsesifkompulsif dapat berupa psikoterapi dan psikofarmakologi. Prognosis pasien gangguan Obsesif-kompulsif dapat baik dan buruk. Prognosis buruk bila terjadi pada usia anakanak, terdapat depresi berat serta adanya kepercayaan waham. Sedangkan baik bila penyesuian sosial dan pekerjaan yang baik, adanya peristiwa pencetus, dan suatu sifat gejala yang episodik.2



DAFTAR PUSTAKA 1. Dilip V. Jeste, Jeffrey A. Lieberman, David Fassler, Roger Peele. Diagnostic and statistical manual of mental disorder, 5th. London : American Psychiatric publishing, 2013. 2. William M Greenberg.Obsessive Compulsive Disorder. [ updated 2011 December



29;



cited



2012



July



29].



Available



from



:



http://emedicine.medscape.com/article/1934139-overview 3. Cornelius katona, Claudia Cooper, Mary Robertson. Psychiatry At A Glance, 6th Edition. UK : Wiley Blackwell, 2016 4. Maslim Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: PT Nuh Jaya;2013.p.76-77. 5. Alan Tasman, Jerald Kay, Jeffrey A, Michael B, Michelle B. Psychiatry 4 th Edition. Vol:1. Uk : Wiley Blackwell, 2015



13