5 Metode Murojaah Hafalan Quran Terbaik Untuk Anak [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

5 Metode Murojaah Hafalan Quran Terbaik Untuk Anak Metode murojaah yang akan kami bagikan ini sama halnya dengan metode tahfidz (hafalan) alQuran yang sudah pernah ditulis sebelumnya, yaitu mudah diterapkan dan efektif untuk pembelajaran anak-anak di sekolah, atau di rumah masing-masing. Insyaallah, dengan menerapkan langkah-langkah di bawah, hafalan si anak tidak mudah hilang dan lupa.



Apa itu muroja'ah? Murojaah adalah bagian dari pembelajaran al-Quran, yang artinya mengulang kembali hafalanhafalan yang telah lalu. Misalnya si A sudah hafal surat an-Nas sampai al-Bayyinah, lalu sebelum si A menambah hafalan barunya, ia mengulang dahulu hafalan lamanya (an-Nas - azZalzalah), itu yang disebut muroja'ah. Mengetahui teknik murojaah yang benar dan efektif sangatlah penting, sebab banyak para guru tahfidz al-Quran atau orangtua yang merasa kesulitan untuk membantu murojaah hafalan anak, semakin bertambah hafalannya, semakin berat pula mengulangnya. Pada akhirnya para pendidik putus asa, dan mengabaikan murojaah al-Quran untuk anak. Sehingga anak tersebut memiliki kuantitas hafalan yang bagus namun kualitasnya sangat minim. Nah, yang seperti ini bukan cara para ulama terdahulu. Bagaimana metode murojaah hafalan yang cepat, efektif dan maksimal?



Metode Murojaah Al-Quran Untuk Anak Murojaah hafalan al-Quran untuk anak SD, SDIT bahkan SMP terbagi menjadi 2 (dua): murojaah manzil, dan sabqi. Dua bagian itulah yang selama ini kami terapkan di Kuttab al-Fatih.



Murojaah al-Quran Manzil Murojaah manzil adalah mengulang hafalan yang sudah lama atau sangat lama. Jika, anak sudah hafal dari surat an-Nas sampai an-Naba, maka manzilnya adalah an-Nas sampai at-Takwir. Apa saja yang kami terapkan saat mirojaah manzil? 



Murojaah Bersama dengan Guru dan Anak Anak



Saat murojaah manzil, kami lebih sering menggunakan metode ini, yaitu murojaah bersama (murojaah jama'i). Cara ini saya lakukan setelah saya selesai membuka halaqoh di kelas, untuk pembukaan, biasanya berupa salam, hamdalah, lalu bertanya kabar si anak atau berkisah. Nah, jadi sebelum memulai pelajaran berupa hafalan baru, tahsin atau menulis, kami selalu memulainya dengan murojaah bersama anak-anak secara bebarengan dengan durasi waktu 15 menit. Metode ini hampir kami terapkan setiap hari, misalnya, hari senin murojaah an-Nas-adh-Duha, maka besoknya hari selasa melanjutkan asy-Syam-al-Balad, setelah sampai an-Naba maka akan kami ulang lagi dari an-Nas, dan terus akan berputar-putar, sehingga anak tersebut benar-benar menjaga hafalannya yang sudah lama. Manfaat murojaah bersama sangatlah banyak, salah satunya guru bisa membenarkan makharijul huruf, mad, ghunnah dan kelancaran para santri. Sehingga kemampuan bacaan seluruh murid di satu kelas tersebut akan merata. Baik kualitas bacaan maupun kuantitas. 



Murojaah Mandiri Secara Berpasangan Dengan Temannya



Selain murojaah jama'i, kami juga kadang menerapkan metode murojaah berpasang-pasangan saat manzil. Sebab sejauh ini metode berpasangan sangat membantu dalam mengingat hafalan lama si anak. Aplikasinya sangat mudah dan sederhana, para guru cukup memberikan amanah kepada anakanak untuk mencari pasangan atau gurunya sendiri yang memilihkan pasangan mereka. Kemudian setelah itu, kita memberi tugas kepada setiap anak sesuai kemampuan masing-masing siswa. Misalnya si A harus menyetorkan surat an-Nas sampai al-Bayyinah di hadapan si B, sedangkan si B wajib menyimak bacaan si A dengan teliti. Setelah si A menyelesaikan tugasnya, maka bergantian, si B yang membacakan di hadapan si A. Mudah bukan? Tapi, cara ini tidak akan berjalan jika adab anak-anak di kelas masih jelek atau tidak tertib, serta anak-anak belum patuh kepada gurunya (belum sami'na wa atha'na). Jika memang demikian, sebaiknya pelajari dulu bagaimana supaya adab anak-anak baik ketika pelajaran.







Memberikan Kuis dan Soal Ayat-Ayat yang Sudah Lama Dihafal



Ini adalah cara ke-3 ketika menerapkan murojaah manzil. Yaitu tebak ayat, atau guru memberi soal kepada anak, kemudian anak tersebut melanjutkannya. Metode ini sangat digemari anakanak, apalagi jika dibuat perlombaan. Tapi saya sendiri sangat jarang sekali menggunakan cara ini, atau kadang 1 bulan sekali, sebab kurang berpengaruh terhadap penguatan hafalannya. Selain tiga di atas, sebenarnya masih ada lagi, yaitu murojaah bergantian yang dibagi menjadi dua kelompok. Aplikasinya hampir sama dengan berpasangan, hanya saja kalau ini berkelompok, misalnya kelompok kiri dan kanan.



Murojaah Al-Quran Sabqi



Murojaah sabqi adalah, mengulang hafalan yang belum lama dihafalkan si murid. Misalnya, si anak sudah hafal sampai surat an-Naba, maka murojaah sabqinya adalah an-Naziaat. Misal lain, si anak sudah hafal juz 30, 29 dan 28, maka sabqinya adalah akhir juz 29 sampai juz 28. Dalam menerapkan murojaah sabqi sebenarnya tidak begitu sulit, sebab hafalannya masih hangat dan belum terlalu lupa, tapi tidak juga diabaikan. Biasanya, saya memberi jadwal si anak untuk murojaah sabqi, kadang dalam satu pekan si anak murojaah sabqi sebanyak 3 kali. Berbeda dengan manzil yang wajib setiap hari. Untuk lebih jelasnya silahkan tonton video di bawah ini, demi ilmu tidak masalah jika paket internet terkuras sedikit, durasi hanya 2 menit. Note: Jika antum pake UC Browser maka video tidak terlihat, sebab UC mem block konten gambar dan video. Silahkan ganti dengan browser lain.



Nah, itulah metode murojaah hafalan yang terbaik dan sudah kami lakukan di kelas. Lalu bagaimana jika murojaah bersama orangtua, ayah dan bunda di rumah?



Murojaah Hafalan Al-Quran di Rumah Bersama Orangtua Bagi orangtua yang memiliki anak baik putra maupun putri, namun dia belum bisa membaca alQuran maka sebaiknya menggunakan cara di atas yaitu dengan murojaah bersama ayah bunda secara bebarengan sambil diluruskan makharijul huruf, mad, ghunnah serta kelancarannya.



Sebaliknya apabila si anak sudah bisa membaca al-Quran dengan baik dan benar, baik dari sisi hukum-hukum tajwid ataupun kelancaran maka boleh menggunakan cara di atas atau dengan metode murojaah mandiri.



Metode Murojaah Secara Mandiri Menurut pengalaman pribadi selama 7 tahun di pesantren dan 3 tahun di kuttab al-Fatih, metode ini memiliki banyak masalah yang dialami oleh penghafal al-Quran. Pertama, jika kita murojaah surat-surat yang panjang seperti an Naba' 40 ayat, biasanya ketika dimurojaah yang sangat kita hafal hanya di awal surat saja (ayat 1 sampai pertengahan surat). Hal ini disebabkan karena kita selalu murojaah dari awal surat, lalu ketika selesai murojaah maka ayat-ayat awal itulah yang sering diucapkan daripada ayat-ayat terakhir, sehingga otak kita lebih mengingat ayat yang pertama. Kedua, permasalahan berikutnya adalah saat murojaah, kita sering lupa pada ayat selanjutnya dalam arti lain "macet". Seolah-olah ayat berikutnya menjadi gelap bagi kita, hal ini disebabkan kita menghafalnya secara sekuensial atau berurutan, sehingga satu ayat tersebut selalu diingat setelah ayat sebelumnya, dan kalau ayat sebelumnya lupa maka ayat selanjutnya menjadi hilang juga, pada akhirnya jalan satu-satunya membuka al-Quran. Lalu bagaimana solusinya agar muroja'ah mandiri bisa efektif? Solusinya adalah ketika sedang menghafal sebuah surat, hafalkanlah surat tersebut dengan cara memotongnya menjadi 10 ayat- 10 ayat. Kemudian dalam 10 ayat tersebut dibagi lagi menjadi 5 ayat- 5 ayat, misalnya si anak murojaah surat an Naba' yang di dalamnya ada 40 ayat maka caranya sebagai berikut: Si anak membagi surat an Naba' menjadi 4 bagian, ayat 1-10, 11-20, 21-30, 31-40. Kemudian pada setiap 10 ayat dipotong menjadi 5 ayat-5 ayat, maka hafalkanlah ayat 1-5 secara berulangulang sampai benar-benar kuat, jika sudah kuat ikatlah dengan menggerakkan jari-jari tangan, setiap kita selesai membaca satu ayat maka mengeluarkan satu jari. Lalu ke tahap berikutnya ayat 6-10, caranya sama ketika menghafal ayat 1-5. Ketika ayat 1-5 dan 6-10 sudah benar-benar kuat maka ikatlah dan gabungkanlah menjadi satu, yaitu ayat 1-10 dengan cara dibaca tanpa melihat al-Quran dan juga tanpa kesalahan satupun. Itulah penjelasan panjang lebar terkait 5 metode murojaah hafalan quran yang terbaik untuk anak. Share sebanyak-banyaknya supaya bermanfaat juga bagi kaum muslimin lainnya. Ingat, jadikanlah hafalan anak-anak berkualitas bukan berkuantitas, karena begitulah Imam Syafii mencontohkan. Muroja'ah adalah poin utama dalam pembelajaran al-Quran. Wallahualam. [Ummu Zaid dan Abu Zaid]