6 Indikator Keseuan Kompensasi [PDF]

  • 0 0 0
  • Suka dengan makalah ini dan mengunduhnya? Anda bisa menerbitkan file PDF Anda sendiri secara online secara gratis dalam beberapa menit saja! Sign Up
File loading please wait...
Citation preview

Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal Dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Survey Pada Perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru) Tiara Delfi, Rita Anugerah, Al Azhar A, Desmiyawati (Universitas Riau) Abstract:The purpose of this research is to find out the effectiveness of internal control and compensation compatibility on accounting fraud tendency. Data for this study was obtained from samples of all staff off accounting and finance department whose working at BUMN company branch Pekanbaru. This research is using survey methods which using questioner instrument which is delivered directly to BUMN branch Pekanbaru. Total respondents which is used in this research are 120 respondents (80%). The analyzing method is Double Regression methods using SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 17. Result of the study indicates that the effectiveness of internal control and compensation compability negative influence to accounting fraud tendency. The coefficient of determination in this research are 52.8%, both variable jointly influence dependent variable as much as 52.8%, while 47.2% is influenced by other unclear variable. Keywords: Accounting Fraud Tendency. Effectiveness of Internal Control, Compensation Compatibility.



I. Pendahuluan Kecurangan telah mendapatkan banyak perhatian media sebagai dinamika yang sering terjadi. Indikasi adanya kecurangan dapat dilihat dari bentuk kebijakan yang disengaja dan tindakan yang bertujuan untuk melakukan penipuan atau manipulasi yang merugikan pihak lain (Thoyibatun, 2009). Fenomena yang terjadi pada BUMN, dimana pada tahun 2007 bahwa beberapa BUMN tidak mau diperiksa oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan hanya mau diperiksa oleh kantor akuntan publik dalam mengaudit laporan keuangan. Tentunya hal ini mengundang pertanyaan, apakah antara BUMN dan kantor akuntan publik terlibat dalam suatu bisnis yang cukup besar, dan tentunya akan menimbulkan anggapan dikalangan BPK bahwa terjadi suatu indikasi kecurangan antara BUMN dengan kantor akuntan publik. (Ariyani, 2007 dalam Rahayu, 2014). Kecurangan dapat didefinisikan sebagai suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk 1 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



1



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuannakotta, 2007:96). Faktor penyebab terjadinya kecurangan tidak terlepas dari konsep segitiga kecurangan, yaitu tekanan, kesempatan (peluang), dan rasionalisasi (Tuannakotta, 2007:107). Ada tiga bentuk kecurangan,



antaralain (Tuannakotta, 2007:96):



Pertama,



penyalahgunaan atas asset adalah kecurangan yang melibatkan pencurian aktiva entitas. Kedua, pernyataan palsu atas laporan keuangan salah saji atau pengabaian jumlah atau pengungkapan yang disengaja dengan maksud menipu para pemakai laporan keuangan itu. Ketiga, korupsi penyalahgunaan jabatan di sektor pemerintahan untuk keuntungan pribadi. Pernyataan palsu atas laporan keuangan dan penyalahgunaan asset dapat digolongkan sebagai kecurangan akuntansi. Hal ini karena berkaitan dengan salah saji yang timbul dari kecurangan dalam laporan keuangan yang dan kecurangan yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (SPAP 2011, SA seksi 316 paragraf 03). Kecurangan akuntansi diartikan sebagai sebagai salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SPAP 2011, SA seksi 316 paragraf 03). Kecenderungan didefinisikan sebagai “kecondongan, kesudian, keinginan, kesukaan hati akan…..” (Ali, 2007:61). Kecenderungan kecurangan akuntansi adalah tindakan yang terjadi karena adanya peluang untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (Meliany, 2013). Adapun faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi diantaranya adalah ketidakefektifan pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi (Meliany, 2013). Hal ini juga ditegaskan oleh Monica (2012) dan Thoyibatun (2009)



2 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



2



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



mengatakan bahwa untuk mendapatkan hasil monitoring yang baik diperlukan pengendalian internal yang efektif. Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu, pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan.. Oleh sebab itu, jika pengendalian internal yang telah dirancang dan dilaksanakan dengan efektif maka pengendalian internal dapat diandalkan untuk melindungi dari kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi (Davia dkk, 2000:119). Selain efektifitas pengendalian internal, ukuran kesesuaian kompensasi merupakan faktor yang mempengaruhi terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi (Meliany, 2013). Hal tersebut juga ditegaskan Thoyibatun (2009) yang menyatakan bahwa kecenderungan kecurangan akutansi tidak hanya dilihat dari pengendalian internal tetapi juga dari kesesuaian kompensasi. Kompensasi yang diterima karyawan harus sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan kepada organisasi. Pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan dapat memberikan kepuasan dan motivasi kepada karyawan dalam bekerja, sehingga mendorong mereka untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempat mereka bekerja (Gibson, dkk. 1997:150). Hal ini juga dapat meminimalkan tindakan karyawan untuk melakukan kecurangan akuntansi melalui pencurian asset atau penipuan lainnya karena kesejahteraan karyawan diperhatikan dengan baik oleh perusahaan melalui pemberian kompensasi yang sesuai dan adil. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya seperti Monica (2012), Thoyibatun (2009),



Wilopo (2006), dan Meliany (2013) mengenai



kecenderungan kecurangan akuntansi yang sering dikaitkan dengan efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi dan hal ini yang melatarbelakangi beberapa peneliti diatas mengungkapkan bahwa faktor yang mempengaruhi kecenderungan kecurangan



3 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



3



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



akuntansi adalah efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi. Dalam hal ini, efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi adalah salah satu ukuran yang digunakan untuk menghindari terjadinya kecurangan akuntansi. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin mengetahui (1) pengaruh efektifitas pengendalian internal terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi; (2) pengaruh kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan gambaran dan pemahaman mengenai pengaruh efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi pada perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru.



II. Kerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Kecurangan adalah suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orangorang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain (Tuannakotta, 2007:96). Salah satu bagian dari kecurangan adalah kecurangan akuntansi, dimana kecurangan akuntansi adalah salah saji dalam laporan keuangan yang dilakukan dengan sengaja jumlah atau pengungkapan dalam laporan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset berkaitan dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SPAP 2011, SA seksi 316). Kecenderungan didefinisikan sebagai “kecondongan, kesudian, keinginan, kesukaan hati akan…..” (Ali, 2007:61) yang menyimpulkan bahwa adanya keinginan untuk melakukan kecurangan



karena



adanya



peluang



(kesempatan)



untuk



melakukan



kecurangan.



Kecenderungan kecurangan akuntansi adalah tindakan yang terjadi karena adanya peluang



4 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



4



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (Meliany, 2013). Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dipengaruhi oleh ketidakefektifan sistem pengendalian internal. Ketidakefektifannya pengendalian internal disebabkan oleh lemahnya pengawasan atau kontrol, tidak adanya kejujuran, peraturan dan kinerja kerja yang lemah sehingga membuat para pelaku bisa leluasa melakukan kecurangan akuntansi. Jika pengendalian internal telah dirancang dengan baik dan efektif, maka pengendalian internal dapat melindungi dari adanya kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi (Davia dkk, 2000:119). Selain dipengaruhi oleh ketidakefektifan pengendalian internal, kecenderungan kecurangan akuntansi juga dipengaruhi oleh kesesuaian kompensasi. Jika para karyawan tidak puas atas kompensasi yang diterimanya maka akan berdampak terhadap organisasi. Artinya jika ketidakpuasan tersebut tidak diselesaikan dengan baik, maka setiap karyawan menyatakan keinginan untuk memperoleh kompensasi yang sesuai. Kompensasi yang sesuai merupakan rangkaian dengan berbagai segi kehidupan, seperti prestasi kerja, keluhan, terjadinya



kecelakaan dalam



melaksanakan tugas, dan adanya keinginan untuk pindah kerja (Sofyandi, 2008:159). ). Oleh sebab itu, pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan akan meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai bentuk kepuasan dan merasa kebutuhannya telah tercukupi (Gibson, dkk. 1997:150). Pengaruh Efektifitas Pengendalian Internal terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat. Selain itu, pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan. Penjagaan aktiva dan informasi yang akurat sering berjalan seiring, karena



5 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



5



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



karyawan yang ingin menggelapkan aktiva atau berniat melakukan kecurangan juga perlu menutupi kecurangan tersebut dengan menyesuaikan catatan akuntansi (Karyono, 2013:96). Jika pengendalian internal telah dirancang dengan baik dan efektif, maka pengendalian internal dapat melindungi dari adanya kecurangan termasuk apabila ada karyawan yang berniat melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi (Davia dkk, 2000:119). Penelitian Wilopo (2006) dan Monica (2012) menunjukkan bahwa semakin efektifnya pengendalian internal, maka kecenderungan kecurangan akuntansi dapat terhindarkan. Kecenderungan karyawan untuk bertindak secara tidak fungsional akan menyebabkan kecenderungan kecurangan akuntansi menjadi tinggi, dan jika kualitas prosedur pengendalian internal juga jelek maka kesempatan karyawan untuk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi akan meningkat. Penelitian Thoyibatun (2009) menunjukkan bahwa dengan efektifnya pengendalian internal maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun. Kepatuhan pengendalian internal memberikan ketentuan mengenai prosedur untuk mendapatkan dan menggunakan kemajuan kerja, pembelian peralatan dan persediaan permintaan resmi, penggunaan fasilitas yang dimiliki dan akuntabilitas. Upaya ini berguna dalam menekan kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1:



Efektifitas pengendalian internal berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan



akuntansi. Pengaruh Kesesuaian Kompensasi terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Jika para karyawan tidak puas atas kompensasi yang diterimanya maka akan berdampak terhadap organisasi. Artinya jika ketidakpuasan tersebut tidak diselesaikan dengan baik, maka setiap karyawan menyatakan keinginan untuk memperoleh kompensasi yang sesuai. Pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan dapat memberikan kepuasan dan motivasi kepada karyawan dalam bekerja, sehingga mendorong mereka untuk



6 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



6



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempat mereka bekerja (Gibson, dkk. 1997:150). Hal ini dapat meminimalkan tindakan karyawan untuk melakukan kecurangan akuntansi melalui pencurian asset atau penipuan lainnya karena kesejahteraan karyawan diperhatikan dengan baik oleh perusahaan melalui pemberian kompensasi yang sesuai dan adil. Penelitian yang dilakukan oleh Meliany (2013) mengenai kecenderungan kecurangan akuntansi menunjukkan bahwa dengan adanya kesesuaian kompensasi maka pegawai atau karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian Thoyibatun (2009) yang mengatakan bahwa perbaikan perencanaan struktur insentif akan mempengaruhi cara manajer berperilaku dalam mencapai kinerja. Pada kondisi tertentu memiliki arah positif dimana pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan akan mengurangi kecenderungan kecurangan akuntansi yang terjadi di perusahaan. Dengan demikian pemberian kompensasi yang sesuai dan layak akan meminimalisir terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Kesesuaian kompensasi berpengaruh terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dapat dibuat model penelitian seperti pada Gambar 1 (lihat lampiran).



III. Metode Riset Populasi penelitian ini adalah seluruh staff akuntansi dan staff keuangan yang bekerja pada Perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru dengan jumlah 150 orang. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh staff akuntansi dan staff keuangan yang bekerja pada Perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode survey. Dalam penelitian ini pengumpulan data primer menggunakan pertanyaan tertulis (kuisioner). Data primer dikumpulkan oleh peneliti dimaksudkan untuk



7 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



7



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



menjawab pertanyaan penelitian. Teknik ini memberikan tanggung jawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. Jumlah kuesioner yang dikirim sebanyak 150, kuesioner yang kembali sebanyak 120, kuesioner yang tidak mendapat respon sebanyak 30 dan jumlah kuesioner yang di olah sebanyak 120 kuesioner (80%). Adapun rincian jumlah sampel dan tingkat pengembaliannya disajikan pada Tabel 1. Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah kecenderungan kecurangan akuntansi sebagai variabel dependen, efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi sebagai variabel independen. Adapun definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan sebagai berikut: a.



Kecenderungan kecurangan akuntansi Kecenderungan kecurangan akuntansi, yang didefinisikan sebagai tindakan yang



terjadi karena adanya peluang untuk melakukan salah saji dalam laporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadap asset (Meliany, 2013). Pengukuran variabel kecenderungan kecurangan akuntansi dilakukan melalui lima indikator. Lima indikator tersebut diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Skala Likert 5 digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin dengan interval yang sama. Seluruh variabel (indikator) diberikan 5 alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator pengukuran variabel ini di adopsi dari Wilopo (2006) yang juga digunakan dalam penelitian Meliany (2013). b. Efektifitas pengendalian internal Efektifitas pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan direksi, entitas, manajemen, dan personel lainnya yang dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan pencapaian sasaran kategori, seperti efektifitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan keuangan, ketaatan terhadap hukum, dan peraturan yang berlaku (Rama & Jones, 2008:132). Pengukuran variabel efektifitas



8 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



8



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



pengendalian internal dilakukan melalui lima indikator. Lima indikator tersebut diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Skala Likert 5 digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin dengan interval yang sama. Seluruh variabel (indikator) diberikan 5 alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator pengukuran variabel ini di adopsi dari Wilopo (2006) yang juga digunakan dalam penelitian Meliany (2013). c. Kesesuaian kompensasi Kesesuaian kompensasi didefinisikan sebagai keseluruhan balas jasa yang diterima oleh pegawai sebagai akibat dari pelaksanaan di organisasi dalam bentuk uang atau lainnya, yang dapat berupa gaji, upah, bonus, insentif, dan tunjangan lainnya (Hariandja, 2002:244). Pengukuran variabel kesesuaian kompensasi dilakukan melalui enam indikator. Enam indikator tersebut diukur dengan skala likert 1 sampai 5. Skala Likert 5 digunakan untuk mengukur respon subyek ke dalam 5 poin dengan interval yang sama. Seluruh variabel (indikator) diberikan 5 alternatif jawaban, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Indikator pengukuran variabel ini di adopsi dari Wilopo (2006) yang juga digunakan dalam penelitian Meliany (2013). Sebelum dilakukan analisis atas data yang dikumpulkan, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas atas instrumen yang digunakan. Uji validitas menggunakan Pearson Correlation mengkorelasikan skor tiap butir pertanyaan dengan skor total yang merupakan jumlah korelasi. Variabel dikatakan valid apabila memiliki korelasi pearson dengan nilai mendekati +1 (Indriantoro, 2002), sedangkan variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60 (Suliyanto, 2006).Uji kualitas data perlu dilakukan karena ketepatan pengujian suatu hipotesis sangat tergantung dari kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut. Uji kualitas data meliputi pengujian validitas dan pengujian reliabilitas.



9 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



9



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Teknik analisis data menggunakan Regresi Linier Berganda yang sebelumnya telah dilakukan pengujian normalitas, multikolinearitas, dan heteroskedastisitas. Uji normalitas dilakukan menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas digunakan nilai tolerance ≤ 0,01 dan Variance Inflation Factor (VIF) ≥ 10. Pengujian heteroskedastisitas menggunakan grafik Scatterplot. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin Watson (D-W). Jika nilai DW berada diantara -2 dan +2 berarti tidak terdapat autokorelasi. Pengujian hipotesis dalam penelitan ini menggunakan model regresi linier berganda (multiple regression) berguna untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap dependen dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solution) versi 17. Regresi linier berganda (Multiple regression) adalah faktor yang dipengaruhi oleh lebih dari satu variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Suliyanto,2006 : 130). Berikut persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: Y= a+ b1x1 + b2x2 + e Keterangan: Y



= kecenderungan kecurangan akuntansi



a



= konstanta



b1,b2



= koefisien regresi



x1



= efektifitas pengendalian internal



x2



= kesesuaian kompensasi



e



= errors



IV. HASIL PENELITIAN



10 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



10



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Data responden yang terkumpul sejumlah 120 responden. Ditinjau dari usia, responden dibagi menjadi 3 kelompok usia yaitu responden kelompok pertama: usia 25-35 tahun sebesar 34%; kelompok kedua: usia 36-46 sebesar 55%; kelompok ketiga: usia 46 tahun ke atas sebesar 11%. Ditinjau dari jenis kelamin, responden didominasi oleh responden yang berjenis kelamin pria sebesar 60% sedangkan 40% untuk responden berjenis kelamin wanita. Ditinjau dari tingkat pendidikan, reponden yang telah menempuh jenjang pendidikan S2 sebesar 3%, S1 sebesar 78%, D3 sebesar 13% dan pendidikan SMA sebesar 6%. Ditinjau dari jabatan, responden didominasi staff akuntansi sebesar 55% sedangkan staff keuangan sebesar 45%. Ditinjau dari lama bekerja, responden dibagi menjadi 4 kelompok yaitu responden kelompok pertama: lama bekerja 1 tahun-10 tahun sebesar 33%; kelompok kedua: lama bekerja 11 tahun-20 tahun sebesar 37%; kelompok ketiga: lama bekerja 21 tahun-30 tahun sebesar 22%; kelompok keempat: lama bekerja 30 tahun ke atas sebesar 8%. Hasil analisis deskriptif atas kecenderungan kecurangan akuntansi, efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi pada Tabel 2 (lampiran) menunjukkan nilai tertinggi adalah kesesuaian kompensasi dan nilai terendah adalah efektifitas pengendalian internal. Hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai korelasi pearson mendekati angka +1. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach alpha untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini lebih besar dari 0,60. Hasil pengujian validitas dan reabilitas dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4 (lampiran). Hasil pengujian normalitas data pada Gambar 2 (lampiran) menunjukkan bahwa data tersebar di sekitar garis lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus). Maka dapat disimpulkan bahwa persyaratan normalitas data adalah terpenuhi. Hasil pengujian multikolonearitas pada tabel 5 (lampiran) menunjukkan bahwa kedua variabel independen



11 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



11



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



tersebut memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa model regresi yang digunakan bebas dari pengaruh multikolinearitas. Hasil pengujian heterokedastisitas pada Gambar 3 (lampiran) menunjukkan bahwa diagram pencar yang ada tidak membentuk pola atau acak. Hal ini terlihat dari titik-titik yang menyebar secara acak yang terdapat diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Maka regresi pada penelitian ini tidak mengalami gangguan heterokedastisitas. Hasil pengujian autokorelasi menunjukkan nilai statistik Durbin-Watson sebesar 1.827. Hal ini membuktikan bahwa model analisis memenuhi syarat bebas autokorelasi (tidak ada autokorelasi) yakni berkisar antara -2 sampai dengan +2. Hasil pengujian koefisien determinasi menunjukkan bahwa Adjusted R Square (R2) sebesar 0.528 atau 52.8%. Koefisien determinasi atau Adjusted R Square (R2) sebesar 0.528 memberi pengertian bahwa 52.8% kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dijelaskan oleh variabel efektifitas pengendalian internal dan kesesuaian kompensasi, sedangkan 47.2% dijelaskan oleh variabel lainnya. Hasil pengujian uji statistik t pada Tabel 6 (lampiran) menunjukkan bahwa pengendalian internal berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar -0.537 yang berarti hasil penelitian ini menerima hipotesis pertama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan wewenang dan tanggung jawab, pencatatan transaksi, pengendalian fisik, sistem akuntansi, serta pemantauan dan evaluasi akan mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Dalam hal ini, efektifitas pengendalian internal adalah salah satu ukuran yang digunakan untuk menghindari terjadinya kecurangan akuntansi. Pengendalian internal dilakukan melalui pemeriksaan fisik atas kekayaan perusahaan, penerapan wewenang dan tanggung jawab, pencatatan transaksi, serta dilakukannya pemantauan dan evaluasi secara terus menerus. Pengendalian internal yang efektif dapat melindungi dari pencurian, penggelapan, penyalahgunaan aktiva pada lokasi yang tidak tepat.



12 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



12



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Selain itu, pengendalian internal juga memberikan jaminan yang wajar terhadap informasi bisnis yang akurat demi keberhasilan perusahaan. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009) yang menyatakan bahwa kepatuhan pada pengendalian internal memberikan ketentuan mengenai prosedur untuk mendapatkan dan menggunakan kemajuan kerja, pembelian peralatan, persediaan permintaan resmi, dan penggunaaan fasilitas yang dimiliki serta akuntanbilitas. Ketidaktepatan ini berlaku untuk pihak-pihak terkait dan dipantau oleh pejabat yang berwenang. Ketidaktepatan ketentuan ini mengarah pada proses permintaan pembayaran berikutnya pada bulan depan, dan secara berkala itu juga mengevaluasi oleh BPK. Upaya ini berguna dalam menekan tingkat kecenderungan kecurangan akuntansi. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Monica (2012), Wilopo (2006) dan Meliany (2013). Hasil pengujian uji statistik t menunjukkan bahwa kesesuaian kompensasi berpengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi sebesar -0.358 yang berarti hasil penelitian ini menerima hipotesis kedua. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi keuangan, pengakuan perusahaan atas keberhasilan dalam melaksakan pekerjaan, promosi, penyelesaian tugas, pencapaian sasaran, dan pengembangan pribadi akan mempengaruhi kecenderungan kecurangan akuntansi. Dengan pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan dapat memberikan kepuasan dan motivasi kepada karyawan dalam bekerja, sehingga mendorong mereka untuk memberikan yang terbaik bagi perusahaan tempat mereka bekerja. Sehingga dengan pemberian kompensasi yang sesuai kepada karyawan akan meminimalkan tindakan karyawan untuk melakukan kecurangan akuntansi melalui pencurian asset atau penipuan lainnya karena kesejahteraan karyawan diperhatikan dengan baik oleh perusahaan melalui pemberian kompensasi yang sesuai dan adil. Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Meliany (2013) yang menyatakan bahwa dengan adanya sistem kompensasi yang sesuai maka pegawai atau



13 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



13



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



karyawan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dan hal ini akan mengurangi adanya tindakan karyawan untuk melakukan kecenderungan kecurangan akuntansi di perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Penelitian ini juga mendukung oleh penelitian Thoyibatun (2009) yang menyatakan bahwa semakin sesuai kompensasi yang diberikan maka akan menurunkan kecenderungan kecurangan akuntansi.



Simpulan, Implikasi, dan Keterbatasan Hasil riset menemukan efektifitas pengendalian internal memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya apabila efektifitas pengendalian internal meningkat maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun.



Hasil



penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009), Monica (2012), Wilopo (2006) dan Meliany (2013). Hasil riset juga menemukan kesesuaian kompensasi memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Artinya, apabila kompensasi yang diberikan perusahaan sesuai kepada karyawan maka kecenderungan kecurangan akuntansi akan menurun. Hasil penelitian ini juga mendukung penelitian yang dilakukan oleh Thoyibatun (2009) dan Meliany (2013). Pengendalian internal di dalam perusahaan penting di setiap perusahaan. Implikasi bagi perusahaan adalah efektifitas pengendalian internal akan tercapai bila perusahaan menjalankan wewenang dan tanggung jawab dengan semestinya. Kecurangan akuntansi dapat dikurangi dengan otorisasi biaya-biaya yang akan dikeluarkan sesuai dengan otorisasi oleh pimpinan. Pengendalian internal juga dilihat dari sistem akuntansi yang merupakan hal penting di perusahaan. Bila perusahaan memiliki sistem akuntansi yang baik seharusnya bisa mencatat seluruh informasi kegiatan operasional perusahaan. Sehingga dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan transaksi kegiatan operasional yang benar-benar terjadi tanpa



14 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



14



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



harus memperkecil cadangan piutang macet sebagai bentuk dari kecurangan akuntansi yang berkurang. Kompensasi yang diberikan oleh perusahaan adalah hal yang penting bagi setiap karyawan. Implikasi bagi perusahaan kesesuaian kompensasi akan tercapai bila perusahaan dalam memberikan kompensasi keuangan kepada karyawan sesuai dengan prestasi karyawan. Kecenderungan kecurangan akuntansi dapat dikurangi dengan tidak adanya lagi karyawan yang menerima pembayaran fiktif yang ada diperusahaan. Kesesuaian kompensasi juga dilihat dari promosi kepada karyawan yang juga merupakan hal penting di perusahaan. Jika perusahaan dalam memberikan promosi sesuai dengan prestasi karyawan maka pembelian rumah perusahaan dengan harga murah sebagai bentuk dari kecurangan akuntansi yang berkurang, tetapi hal ini juga harus mempertimbangkan kemampuan keuangan dari perusahaan itu sendiri. Hasil penelitian ini hanya dapat menggeneralisir terjadinya kecenderungan kecurangan akuntansi para staff akuntansi dan staff keuangan di Perusahaan BUMN Cabang Pekanbaru sehingga belum dapat mengeneralisasi keadaan daerah lainnya di Indonesia. Peneliti selanjutnya dapat memperluas area survey penelitian, tidak hanya wilayah Pekanbaru tetapi seluruh wilayah Sumatera. Hal ini akan dapat lebih mewakili seluruh populasi staff akuntansi dan staff keuangan serta agar tercapai tujuan generalisasi. Variabel yang diambil dalam penelitian ini sangat sedikit yaitu hanya 2 variabel, oleh sebab itu pada penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel ketaatan aturan akuntansi, asimetri informasi dan moralitas manajemen dalam mengukur kecenderungan kecurangan akuntansi.



DAFTAR PUSTAKA Ali, M. 2007. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern. Pustaka Amani. Jakarta.



15 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



15



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Davia R. Howard, Patrick C. Coggins, John C. Wideman and Joseph T. Kastantin . 2000. Accountant’s Guide to Fraud Detection and Control. Edisi 2. John Wiley and Sons, Inc. Canada. Gibson, J.L, Ivan Cevich and Donelly. 1997. Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses. Edisi 4. Erlangga. Jakarta. Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia: Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Cetakan Ketiga. Grasindo. Jakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supeno. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Edisi I. BPFE. Yogyakarta. Karyono, Drs. 2013. Forensic Fraud. Andi. Yogyakarta. Meliany, Lia & Herna Ernawati. 2013. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Journal & Proceeding Universitas Jenderal Soedirman, Vol III, No.1. Hal.1-10. Monica, Agnes. 2012. Pengaruh Keefektifan Pengendalian Internal dan Kesesuaian Kompensasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Sumatera Utara. Medan. Rahayu, Tiara. 2014. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Pengungkapan Kecurangan. Skripsi. Fakultas Ekonomi. Universitas Widyatama. Bandung. Rama, Dasaratha V & Jones, Frederick I. 2008. Sistem Informasi Akuntansi. Salemba Empat. Jakarta. Sofyandi, Herman. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 1. Cetakan 1. Graha Ilmu. Yogyakarta. Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), per 31 Maret 2011. Salemba Empat. Jakarta. Suliyanto.2006. Metode Riset Bisnis. Edisi 1. Andi. Yogyakarta. Thoyibatun, Siti. 2009. Analysing The Influence of Internal Control Compliance and Compensation System Against Unethical Behavior and Accounting Fraud Tendency. Universitas Negeri Malang. Hal 1-19. Tuannakotta, Theodorus. 2007. Akuntansi Forensik and Audit Investigatif. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. Wilopo. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kecenderungan Akuntansi. Simposium Nasional Akuntansi XI. Padang. Hal 21-68.



16 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



16



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Lampiran Gambar 1 Kerangka Berpikir Variabel Independen



Variabel Dependen



Efektifitas Pengendalian Internal Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Kesesuaian Kompensasi



Sumber: Hasil Pemikiran Peneliti (2014)



Tabel 1 Rincian Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian KETERANGAN



TOTAL



Kuesioner yang dikirim Kuesioner yang tidak mendapat respon Kuesioner yang kembali Kuesioner yang tidak dapat diolah



150 30 120 17



SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



17



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Kuesioner yang dapat diolah Persentase kuesioner yang dapat diolah (120/150 x 100%) Sumber: Data Primer (diolah)



120 80%



Tabel 2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian



N Efektifitas Pengendalian Internal Kesesuaian Kompensasi Kecenderungan Kecurangan Akuntansi Valid N (listwise)



Minimum Maximum



Mean



Std. Deviation



120



5.00



24.00



12.0917



4.02303



120 120



18.00 5.00



30.00 24.00



23.7083 16.0083



2.76350 3.28351



120



Sumber: Data olahan SPSS, 2014



Item Pertanyaan



Tabel 3 Hasil Pengujian Validitas Korelasi Pearson



Kecenderungan KecuranganAkuntansi Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Efektifitas Pengendalian Internal a1 a2 a3 a4 a5 Kesesuaian Kompensasi b1



Keterangan



.720



Valid



.767 .760 .506 .504



Valid Valid Valid Valid



.763 .744 .754 .691 .799



Valid Valid Valid Valid Valid



.676



Valid 18



SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



18



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



b2 b3 b4 b5 b6



Valid Valid Valid Valid Valid



.812 .731 .699 .550 .616



Sumber: Data olahan SPSS, 2014



Tabel 4 Hasil Pengujian Realibilitas Koefisien Variabel Cronbach Alpha Kecenderungan Kecurangan Akuntansi .648 Efektifitas Pengendalian Internal .805 Kesesuaian Kompensasi .772



Jumlah Item Pertanyaan 5 5 6



Sumber: Data olahan SPSS, 2014



Gambar 2 Hasil Pengujian Normalitas Data



Sumber: Data olahan SPSS, 2014



Gambar 3 Hasil Pengujian Heterokedastisitas Data



19 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



19



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



Tabel 5 Hasil Pengujian Multikolinearitas Variabel



Collinearity Statistics Tolerance VIF



Keterangan



Efektifitas .999 Pengendalian Internal



1.001



Bebas Multikolinieritas



Kesesuaian Kompensasi



1.001



Bebas Multikolinieritas



.999



Sumber: Hasil olahan SPSS, 2014



Tabel 6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Coefficientsa Standardize d Coefficients



Unstandardized Coefficients Model 1



B (Constant)



Beta



T



Sig.



31.002



1.874



16.544



.000



Efektifitas Pengendalian Internal



.-.537



.051



-.658 -10.454



.000



Kesesuaian Kompensasi



-.358



.075



-.302



.000



Model 1



Std. Error



R



R Square



.732a



.536



Adjusted R Square .528



Std. Error of the Estimate 2.25504



-4.788



Durbin-Watson 1.827



Sumber: Data olahan SPSS, 2014



20 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



20



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id



21 SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014



21



File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id